FLAP
Flap merupakan suatu unit jaringan yang dapat ditransfer/dipindahkan dari
sebuah situs donor ke situs resipien (penerima) dengan mempertahankan suplai
darahnya. Terdapat sejumlah jenis/tipe flap dan skema klasifikasinya. Flap dapat
dicirikan
berdasarkan
komponennya
(misal:
kutaneus,
muskulokutaneus,
mentransfer otot ke situs baru sebagai flap dengan tetap menjaga perfusi vaskuler.
Pilihan terkait otot mana yang paling baik digunakan untuk menutupi defek
tergantung berbagai faktor, termasuk diantaranya adalah ukuran dan lokasi defek,
kerusakan jaringan regional, dan adanya struktur vital yang terpapar/terekspos.
Potensi penggunaan otot untuk penutupan defek telah mengubah cara dokter
dalam mengelola luka dengan kompleksitas yang beragam.
Meningkatnya ketertarikan terkait dengan sirkulasi otot menimbulkan
pengakuan atas kontribusi sirkulasi flap otot pada kulit di atasnya, yang
menambah kemampuan kita untuk menutup defek yang kompleks, dengan
peningkatan fungsi, kosmetik, dan variabilitas pilihan donor. Setiap otot
superfisial memiliki koneksi vaskuler melalui pembuluh darah muskulokutaneus
yang perforasi ke kulit di atasnya. Identifikasi koneksi vaskuler tersebut ke kulit
memungkinkan untuk menyertakan bagian dari kulit dengan flap otot. Sebelum
identifikasi area kulit otot, yang memungkinkan desainnya sebagai flap
muskulokutaneus, flap otot disisipkan ke dalam luka dan bagian yang
terpapar/terekspos dilakukan skin graft untuk menutup lukanya. Dengan penyusun
otot dan kulit di atasnya, penutupan defek dapat dilakukan dengan otot, jaringan
subkutan, dan kulit. Seiring meningkatnya pemahaman akan suplai darah di kulit,
flap fasciocutaneous juga dipaparkan. Sampai akhirnya Ian Taylor mampu,
melalui analisis injeksi tinta, meletakkan berbagai konsep sirkulasi kulit bersamasama dalam bentuknya yang paling koheren, sehingga mampu menjelaskan
konsep angiosom (Bab 4). Studi ini membantu untuk menentukan area vaskuler
pada lebih dari 300 arteri perforator kulit yang ditemukan di dalam tubuh ratarata, sehingga memberikan panduan yang dapat diandalkan untuk menyusun
desain flap berdasarkan anatomi pembuluh darah kulit.
SUPLAI DARAH
Flap-flap Random/Acak
Semua flap memerlukan suplai darah yang intak pada saat transfer untuk
menjamin kelangsungan hidupnya (viabilitas) dan keberhasilan penyembuhan.
Flap-flap kulit random didasarkan pada kontribusi pleksus dermis dan subdermis
yang
random
dan
non-dominan.
Kontribusi
gabungan
dari
penelitian
eksperimental dan pengalaman klinis berujung pada adanya observasi bahwa rasio
panjang banding lebar flap sangat penting untuk ketahanan hidup flap.
Keterbatasan ini membatasi kemampuan flap untuk reliabel dalam mencakup
defek yang besar. Ketika digunakan secara tepat dan keterbatasannya dapat
diatasi, flap-flap acak dapat menjadi pilihan utama untuk cakupan defek kecil di
seluruh tubuh.
Flap-flap Aksial
Berbeda dengan flap pola random, flap pola aksial didasarkan pada
area
vaskuler
yanng
secara
anatomik
didefinisikan
berorientasi
pembuluh
darah
di
dalam
flap
ke
pola
yang
lebih
bijak
sebelum
transfer
yang
terakhir,
sehingga
memungkinkan
inferior merupakan pemasok darah primer ke TRAM, pembagian pedikel dan flap
yang didasarkan pada pedikel superior ini sering menyebabkan timbulnya area
kongesti atau iskemia di kulit diluar zona satu. Dengan meligasi pembuluh darah
epigastrika inferior profunda dengan atau tanpa menginsisi skin paddle 1 sampai 2
minggu sebelum operasi rekonstruksi payudara, akan memberikan skin paddle
yang jauh lebih besar dan lebih reliabel untuk ditransfer.
POLA SIRKULASI OTOT
Sistem suplai darah flap otot yang paling banyak diterima secara universal
dikembangkan oleh Mathes dan Nahai. Setiap otot, sebagian atau secara
keseluruhan, memiliki potensi untuk digunakan sebagai flap otot. Sirkulasi otot
didasarkan pada pedikel tertentu yang memasuki otot diantara asal dan insersinya
dan terdiri dari arteri dan venaa comitantes tunggal atau berpasangan. Posisi,
jumlah, dan ukuran pedikel vaskuler mempengaruhi kemungkinan kelangsungan
hidup dan desain dari flap. Kepentingan relative masing-masing pedikel vaskuler
terhadao sirkulasi otot telah diperiksa pada kadaver menggunakan injeksi laeks
dan barium berwarna, yang memungkinkan evaluasi setiap pedikel vakuler yang
berkaitan dengan panjang, diameter, lokasi, dan sumber regionalnya. Penggunaan
otot selanjutnya sebagai flap memastikan kepentingan relatif setiap pedikel
terhadap kelangsungan hidup otot dan potensinya untuk berbagai modifikasi flap.
Jika suatu pedikel sampai suatu otot penting untuk kelangsungan hidup otot
berdasarkan ukuran dan distribusinya terhadap susunan vaskuler internal dari otot,
maka digolongkan sebagai pedikel dominan (ada banyak pedikel) atau mayor (ada
lebih dari 1 pedikel yang dominan). Pedikel non-dominan ditandai sebagai pedikel
minor. Ketika serangkaian segmen pembuluh darah lebih kecil yang teridentifikasi
mungkin
dapat
menyokong
kelangsungan
hidup
oto
walau
pedikel
Gambar 5.1. Pola anatomi pembuluh darah: tipe I, 1 pedikel vaskuler; tipe II, 1
atau lebih pedikel dominan dan 1 atau lebih pedikel minor; tipe III, 2 pedikel
dominan; tipe IV, pedikel vaskuler segmental; tipe V, 1 pedikel domian dan
pedikel segmental sekunder.
Tipe I: Pedikel Vaskuler Tunggal
Pedikel vaskuler tunggal memasuki otot. Otot dapat dielevasi dengan
aman pada pedikel ini. Otot-otot yang teridentifikasi memiliki pola sirkulasi
seperti ini termasuk diantaranya m. abductor digiti minimi (tangan), m. abductor
pollicis brevis, m. anconeus, m. interosseus dorsalis-I, m. gastrocnemius, m.
genioglossus, m. hyoglossus, m. linguae longitudinalis, m. styloglossus, m. tensor
fascia lata (TFL), m. linguae verticalis et transversus, dan m. vastus lateralis.
Tipe II: Pedikel Vaskuler Dominan dan Pedikel Vaskuler Minor
Penggunaan flap tipe II biasanya membutuhkan pembagian sebagaian atau
keseluruhan pedikel minor dengan tetap mempertahankan pedikel dominan. Otot
akan bertahan hidup ketika dielevasi berdasarkan pedikel vaskuler dominan. Otototot dengan pola vaskuler tipe II diantaranya: m. abductor digiti minimi (kaki), m.
Gambar 5.2. Arkus/busur rotasi. A: arkus rotasi dengan elevasi flap ke titik
masuk pedikel vaskuler ke flap. B: perluasan arkus rotasi yang didasarkan pada
elevasi flap dengan diseksi pedikel dan pelepasan fascia proksimal dan/atau lokasi
awal atau insersi otot.
Pengetahuan anatomi yang spesifik, termasuk letak insersi otot dan
asalnya serta dimana pedikel vaskuler memasuki otot, memungkinkan
perencanaan penutupan defek yang dekat agar lebih baik. Sebuah template dapat
dibuat dari defek dan kemudian arkus rotasi dari otot yang akan digunakan dapat
diplot. Berdasarkan perkiraan ini, dapat dipilih cakupan/penutupan yang tepat
untuk defek. Defek tertentu bisa membutuhkan dua atau lebih flap regional,
namun pengetahuan yang mendalam tentang anatomi muskuler memungkinkan
dokter bedah dapat melakukan rencana penutupan berdasarkan prinsip ini. Elevasi
flap otot berdasar pedikel dominan ditujukan sebagai flap standar. Sebuah flap
otot yang dielevasi pada pedikel sekundernya, yang membutuhkan pembagian
pada pedikel dominannya, diklasifikasikan sebagai reverse flap. Contohnya adalah
dengan menggunakan flap otot pektoralis, yang normalnya dielevasi pada pedikel
aksial dominannya pembuluh darah thoracoacromial tapi kini diangkat sebagai
turnover flap berdasarkan pembuluh darah sekundernya yang berasal dari
sirkulasi mamaria interna, untuk menutupi defek sternum di midline.
Pada rotasi advancement flap seperti flap gluteal untuk penutupan luka di
sakrum, arkus rotasinya lebih didasarkan pada titik poros (pivot) di insisi kulit dan
back-cut manapun yang terkait, bukan hanya pada pedikel vaskulernya saja. Yang
jelas, flap-flap ini terbatas oleh jarak, karena banyak komponen kulit yang tetap
melekat.
WILAYAH KULIT
Flap-flap muskulokutaneus adalah komposit flap-flap aksial yang terdiri
dari otot dan jaringan subkutan diatasnya serta kulit. Pada kebanyakan kasus, otot
di dasar flap disuplai oleh satu pembuluh darah yang dominan, yang memberi satu
atau lebih pembuluh perforasi (arteri perforator) untuk memberi suplai pada
jaringan subkutan diatasnya dan kulit. Dua contoh flap muskulokutaneus adalah
flap TRAM dan flap latissimus dorsi. Secara topografis, hampir semua otot di
lokasi subkutan menyediakan arteri perforator ke kulit baik secara langsung atau
lokasinya berdekatan dengan otot. Jaringan subkutan dan kulit diatasnya ini dapat
digolongkan ke dalam tipe rekonstruksi multilapis (multilayered reconstruction).
Wilayah kulit pada setiap otot yang superfisial dijelaskan secara anatomis sebagai
suatu segmen kulit yang meluas diantara lokasi asal dan insersi otot dan terletak
diantara ujungnya di sepanjang jalur otot, dan bahkan dapat diperluas di luar
wilayah ini. Flap muskulokutaneus berpedikel dapat dirancang dengan kulit yang
dibiarkan tetap intak (flap rotasi kulit) di dasar flap; alternatifnya, sebuah skin
island (skin island flap) dapat dirancang diatas flap. Umumnya, otot-otot yang
lebih sempit, seperti m. gracilis, memiliki keterbatasan yang lebih besar terkait
dengan wilayah kulit karena jumlah arteri perforator yang semakin sedikit ke
kulit diatasnya dan semakin pentingnya pembuluh darah septokutaneus ke
wilayah kulit yang dekat dengan otot.
Flap-flap muskulokutaneus ini dapat diangkat sebagai flap bebas (free
flap). Demikian pula, beberapa skin island ini dapat diangkat tanpa otot sebagai
flap perforator. Teknik-teknik ini akan dibahas kemudian dalam bab ini (lihat
subbagian Flap Perforator).
MODIFIKASI FLAP
Tujuan dari operasi rekonstruksi meliputi keselamatan serta pemulihan
bentuk dan fungsi. Situs donor juga harus dipertimbangkan ketika merencanakan
rekonstruksi. Perbaikan defek dalam satu area dengan menimbulkan defek
bermasalah pada situs donornya bukanlah hasil yang memuaskan. Pengetahuan
anatomi tentang wilayah vaskuler otot donor baik yang berdasarkan suplai
dominan maupun segmental dapat membantu menentukan bagian mana dari otot
yang dapat ditransfer atau bertahan dengan mobilisasi regional. Keterbatasan
pemanenan fascia dan diseksi otot memberikan manfaat fungsional terhadap regio
donor tertentu dan layak dipertimbangkan saat merencanakan suatu operasi
rekonstruksi. Contoh klasiknya adlaah pemanenan otot dan fascia pada flap
TRAM dan risiko yang ditimbulkan dari kelemahan dinding abdomen. Walau
rancangan flap otot yang standar sering mewakili semua metode yang sesuai
untuk mencapai tujuan tersebut, perubahan pada rancangan flap dapat
menghindari masalah di situs donor. Pendekatan muscle-sparing dan perforator
membantu menurunkan morbiditas dinding abdomen yang disebabkan karena
pemanenan flap jenis ini, dan meminimalisir kebutuhan akan rekonstruksi
alloplastik (mesh) pada situs donor.
Flap Segmental
Seperti yang disebutkan di atas, penggunaan sebagian otot berpotensi
memberikan manfaat yang menguntungkan, termasuk tetap terjaganya fungsi,
penurunan besar di situs resipien, dan potensi penggunaan otot yang tersisa
sebagai flap sekunder. Otot-otot tipe III, terutama m. gluteus maximus, idealnya
cocok untuk rancangan segmental karena otot-otot ini memiliki suplai darah
ganda.
Dengan
demikian,
maka
memungkinkan
untuk
membagi
otot,
selama elevasi flap berpedikel atau flap bebas. Jika dibagi, maka dapat dilakukan
neurorraphy pada nervus sensorik lainnya pada situs resipien. Contohnya ada pada
proses rekontruksi payudara. Nervus intercosta ke-XI, yang terlibat dalam sensasi
flap miokutaneus rectus, dan cabang kutaneus dari nervus thoracis ke-VII, yang
memberikan sensasi ke kulit pada flap latissimus dapat dianastomosis dengan
cabang kutaneus lateral dari nervus intercosta ke-IV, yang memberikan kontribusi
utama pada sensasi di payudara. Studi klinis dan penelitian telah menunjukkan
kembalinya sensorik yang lebih konsisten pada situs resipien jika dilakukan
neurorraphy sensorik.
Kesulitan
dengan
pendekatan
ini
adalah
bahwa
untuk
transplantasi
mikrovaskuler
dari
flap
otot
dan
flap
flap
otot
dialihkan/ditransposisi
sebagai
flap
regional
atau
Gambar 5.7. A: luka di trokanter yang kronis dan berukuran besar dengan
ostemiolitis yang membutuhkan debridement, reseksi pangkal femur proximal,
dan penutupan flap menggunakan penutupan dan elevasi flap rotasi TFL (tensor
fascia lata) dan vastus lateralis. B: penutupan dalam menggunakan m. vastus
lateralis untuk mengisi kavitas trokanter dan penutupan superfisial menggunakan
flap TFL myocutaneous. C: penutupan lengkap dengan flap dan skin graft pada
situs dono kutaneus.
Insufisiensi Vaskuler
Luka yang tidak menyembuh akibat insufisiensi vaskuler sering
memperlukan tindakan amputasi ekstremitas. Revaskularisasi kaki dapat
menyelamatkan ekstremitas, namun manajemen luka yang akan dilakukan tetap
memerluka
penutupan.
Walau
revaskularisasi
memberikan
aliran
darah
makroskopik ke ekstremitas, area dari luka yang spesifik mungkin tetap tidak
mendapatkan perfusi jaringan mikrovaskuler yang cukup atau mungkin lukanya
terlalu besar untuk dibiarkan sembuh dengan sendirinya. Penempatan flap otot
Gambar 5.8. Transplantasi otot untuk luka yang kompleks yang disebabkan
karena revakularisasi ekstremitas. A: pasien diabetes dengan transplantasi ginjal
yang mengalami PVD (peripheral vascular disease) berat. B: situs amputasi
transmetatarsal yang tidak sembuh. C: dari sisi lateral. Gambaran post-operasi 6
bulan setelah transfer mikrovaskuler m. serratus ke lokasi amputasi dengan
anastomosis end-to-side ke arteri tibia posterior. D: dari sisi anterior. Walau ada
insufisiensi vaskuler berat, situs amputasi telah menyembuh dan pasien tetap
dapat melakukan ambulasi.
Luka Radiasi Kronis
Luka yang disebabkan karena
perawatan luka lokal dan termasuk dalam luka yang paling sulit untuk diobati
(Bab 3). Jaringan yang telah mengalami terapi radiasi ionisasi dosis tinggi,
resistensinya terhadap cedera dan kemampuan untuk regenerasinya akan terbatas.
Efek radiasi bersifat jangka lama. Jaringan yang teradiasi bisa tetap intak selama
beberapa dekade, tapi segala bentuk stres jaringan atau cedera apapun akan
menimbulkan luka kronis dengan stuktur penting utama terpapar/terekspos. Terapi
pada kulit, jaringan lunak yang terkena radiasi, dan tulang yang terinfeksi atau
sklerotik, yang berakibat pada timbulnya luka yang kompleks biasanya berkaitan
dengan terpaparnya struktur-struktur yang vital. Jika unit otot yang berdekatan
memiliki pedikel vaskuler terletak jauh dari port radiasi, flap-flap otot regional
sering berguna dan diperlukan. Di area-area dengan ketersediaan otot lokal yang
sedikit, seperti di regio kepala dan leher, khususnya di tengkorak, transplantasi
mikrovaskuler dari flap otot biasanya diperlukan untuk penutupan (Gambar 5.9).
biasanya lebih reliabel dengan flap otot sartorius, tapi flap yang lebih besar juga
bisa diambil jika diperlukan. Perangkat ortopedik lebih sering terpapar di midline
dari operasi spinal atau sekitar sendi, seperti lutut. Perangkat spinal biasanya dapat
ditutup dengan baik menggunakan advancement flap miokutaneus, sedangkan
persendian biasanya membutuhkan flap rotasi, seperti m. gastrocnemius. Yang
terakhir, paparan akibat perangkat keras dapat terjadi dalam kombinasi dengan
trauma seperti cedera di tungkai bawah atau setelah cedera radiasi yang
menyebabkan terpaparnya tulang di bawahnya atau prostesis vaskulernya. Dalam
kasus-kasus ini, rekonstruksi dengan flap otot bebas atau lokal hampir selalu
diindikasikan.
KESIMPULAN
Flap-flap otot dan flap muskulokutaneus tersedia di seluruh regio tubuh
manusia. Dengan pemilihan otot yang memiliki pedikel yang sesuai, otot dapat
dengan aman dielevasi untuk menutup defek dan secara bersamaan dapat
mengembalikan bentuk dan fungi alat tubuh dengan defek tersebut. Pengetahuan
tentang anatomi otot, sirkulasi vaskuler, dan arkus rotasi dibutuhkan untuk
memilih unit otot yang sesuai untuk defek di seluruh tubuh. Saat flap otot regional
tidak tersedia atau tidak diinginkan, dokter dapat memilih untuk mentransfer flap
otot atau flap muskulokutaneus dari lokasi yang jauh dengan defek secara bedah
mikro. Flap otot dan flap muskulokutaneus juga dapat digunakan untuk
tatalaksana luka kompleks seperti osteomielitis dan nekrosis akibat radiasi
yang sebelumnya tidak berespon dengan perawatan luka yang standar.
Penggunaan flap otot dan flap muskulokutaneus memperbanyak pilihan
penutupan defek pada seluruh area di tubuh. Hampir smeua defek dapat ditutup
dengan analisis yang cermat dan pendekatan rekonstruksi yang terencana.
Rekonstruksi dengan flap terus dikembangkan dengan menggunakan flap
perforator dan prefabrikasi flap.