Anda di halaman 1dari 54

Kata Pengantar

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


ANGGREK DENDROBIUM

Anggrek Dendrobium merupakan komoditas yang banyak digemari


masyarakat dan sangat berpotensi untuk dikembangkan karena mempuyai
nilai ekonomis yang tinggi sebagai komoditas ekspor maupun untuk
pasaran dalam negeri. Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
pengembangan tanaman anggrek dendobium perlu didukung dengan
teknologi maju dalam pembudidayaannya.
Buku StandarProsedur Operasional (SPO) Anggrek Dendrobium ini
merupakan penyempurnaan dari buku SPO yang diterbitkan pada tahun
2004, yang menyajikan cara budidaya anggrek Dendrobium, khususnya
fase pertumbuhan dari compot s/d tanaman berbunga. Diharapkan buku
SOP ini dapat menjadi salah satu pedoman dalam budidaya yang baik dan
benar bagi para produsen atau petani anggrek Dendrobium. Dengan
penerapan SPO diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas
serta keamanan lingkungan dan juga petani yang mengusahakannya.
Dengan selesainya buku ini kami menyampaikan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh anggota tim pembahas
Kami menyadari buku ini masih belum sempurna, oleh karena itu
kepada pembaca diharapkan saran-saran guna penyempurnaan penyusunan
buku Standar Operasional Prosedur Anggrek Dendrobium selanjutnya

DIREKTORAT BUDIDAYA TANAMAN HIAS


DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI HORTIKULTURA
DEPARTEMEN PERTANIAN
2008

Direktorat Budidaya Tanaman Hias

IV. PANEN DAN PASCA PANEN .............................

si
Daftar IIsi

V. PENCATATAN .....................................................
Halaman

KATA PENGANTAR ............................................

DAFTAR ISI ....................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .................................................... iv


I.

PENDAHULUAN ..................................................
1. Latar Belakang .................................................
2. Maksud .............................................................
3. Tujuan ..............................................................
4. Ruang Lingkup ................................................
5. Pengertian ........................................................
6.

1
1
2
3
3
3

II. PENYIAPAN SARANA PRASARANA PRODUKSI


1. Penyiapan Lokasi Budidaya .............................
2. Penyiapan Rumah Lindung ..............................
3. Penyiapan Media Tumbuh ...............................
4. Penyediaan Pot ...............................................
5. Pemasangan Penopang
6. Pemilihan Varietas/Benih ................................
7. Pengeluaran Planlet ..
III. PROSES PRODUKSI
1. Penanaman .......................................................
2. Pemupukan .......................................................
3. Pengairan .........................................................
4. Penyiangan ..
5. Perlindungan Tanaman ...................................

Bab 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Anggrek

merupakan

tanaman

hias

yang

banyak

digemari masyarakat. Bunga anggrek sangat populer karena


bentuk dan warna yang beragam.
Dalam upaya mendapatkan tanaman dan bunga
bermutu tinggi diperlukan tehnik pengelolaan tanaman
memadai. Penerapan tehnik penyilangan tanaman yang
benar menyebabkan produksi anggrek tidak optimal.
karena itu para petani perlu mengetahui cara budidaya
benar untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Bab 1

PENDAHULUAN

yang
yang
tidak
Oleh
yang

Dengan
meningkatnya
tuntutan
masyarakat
internasional terhadap produk yang ramah lingkungan,
penerapan konsep GAP dalam budidaya anggrek menjadi suatu
keharusan.
Di dalam buku ini dikemukakan tentang Standar
Operasional Prosedur (SOP) budidaya anggrek berbasis GAP.
Penerapan SOP dalam budidaya anggrek diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi, kualitas, produktivitas, keamanan
lingkungan dan petani yang melaksanakannya.
Anggrek Dendrobium merupakan salah satu genus yang
dapat tumbuh di dataran rendah medium dan mempunyai
sifat mudah berbunga dibandingkan dengan anggrek jenis
lainnya. Anggrek ini memiliki batang semu atau pseudo bulb
yang panjang. Bentuk batang semunya silinder dan
menggelembung. Daun tunggalnya bersilangan sepanjang
batang semu. Menurut sifat tumbuhnya anggrek ini termasuk

jenis simpodial, yaitu membentuk rumpun dan akar yang


cukup banyak di setiap batang semunya.
Bunga muncul pada tunas ujung, pada tanaman dewasa
bunga muncul di ketiak daun. Mulai berbunga pada umur 1,5
tahun terhitung dari awal semai. Dengan budidaya intensif ,
penanaman seedling Dendrobium dapat berbunga pada umur 8
bulan.

1.2. Maksud
Maksud penerbitan SOP budidaya, panen dan pasca panen
anggrek
Dendrobium
adalah
sebagai
acuan
dalam
melaksanakan budidaya , panen dan pasca panen yang baik
dan benar sehingga meningkatkan efisiensi, produktivitas,
kualitas maupun keamanan lingkungan dan petani itu sendiri.

1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan SOP anggrek
Dendrobium adalah :
a. Menghasilkan
ditetapkan.

produk

dan

mutu

sesuai

target

yang

b. Meningkatkan efisiensi produksi.


c. Mengatasi permasalahan yang menyebabkan target tidak
tercapai melalui proses pelacakan prosedur budidaya,
panen dan pasca panen.
d. Melakukan koreksi terhadap prosedur budidaya, panen
dan pasca panen secara cepat.

1.4. Ruang Lingkup


Ruang lingkup SOP tanaman hias meliputi :
a. Penyiapan sarana produksi
c. Panen dan Pasca panen

b. Proses produksi

d. Pencatatan

1.5. Pengertian
a. Benih tanaman adalah tanaman atau bagiannya yang
digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman.
b. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua
organisme yang dapat merusak, meng-ganggu kehidupan
atau menyebabkan kematian.
c. Pestisida adalah zat atau senyawa pengatur tumbuh atau
perangsang tumbuh, bahan lain serta organisme renik atau
virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan
tanaman.
d. SOP dibuat dengan pendekatan :
- Penentuan nama tindakan, menjabarkan tahapan apa di
proses produksi yang harus dilakukan dengan standar
tertentu agar target tercapai. Latar belakang dapat
berupa hasil penelitian atau hasil studi pustaka.
- Validasi, menjelaskan latar belakang yang mendasari
SOP tersebut.
- Langkah SOP, menjelaskan langkah detail dari SOP
tersebut.
- Verifikasi, isian yang menjelaskan SOP sudah dikerjakan
atau belum.
e. Varietas adalah bagian dari satu jenis tanaman yang
ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun,
bunga, biji dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam
jenis yang sama.

f.

Rumah lindung adalah rumah tempat tumbuhnya anggrek


yang atapnya terdiri dari paranet atau plastic UV.

Bagan Alur SOP Anggrek Dendrobium


Penyiapan lokasi

Penyiapan Rumah Lindung

Penyiapan Media Tumbuh


Penyedian Pot
Pemasangan Penopang

P
e
n
c
a
t
a
t
a
n

Pemilihan Varietas Benih


Pengeluaran Planlet dr Botol

Penanaman
Pemupukan
Pengairan
Penyiangan dll

Perlindungan Tanaman
Panen
Pasca Panen

Bab 2

Penyiapan Sarana
dan Prasarana Produksi

Bab 2

Penyiapan Sarana
dan
Prasarana Produksi

Standar
Operasional
Prosedur
Penyiapan Lokasi
Budidaya

2.1.

Tanggal Dibuat

Nomor:
SOP Dendrobium

...................
Revisi .....
Tanggal ......

Disahkan
.................

Penyiapan Lokasi Budidaya


Tujuan :

Penyiapan

lokasi budidaya bertujuan untuk menyediakan

ruang tumbuh tanaman anggrek sehingga dapat menjamin


pertumbuhan tanaman secara optimal.
Ruang Lingkup Kegiatan :
Menyiapkan rencana pemilihan lokasi, melakukan cek fisik
lokasi dan pencatatan.
Acuan/referensi :
Literatur, pengalaman petani anggrek Dendrobium
Standar Penyiapan Lokasi :
1) Ketinggian lahan dari dataran rendah sampai menengah
(0 500) m.dpl.

2) Curah hujan < 2.000 mm/th, bulan basah lebih dari 5


bulan dan curah hujan lebih dari 200 mm.

3) Sampaikan instruksi kerja


melakukan pemilihan lokasi.

3) Suhu udara rata-rata 25 C 27 C.


4) Suhu udara maksimum 31 C 34 C dan minimum 21 C
23 C.

4) Menghubungi stasiun meteorologi atau dinas pertanian


terdekat untuk mendapatkan data iklim 10 tahun terakhir
(curah hujan), ketinggian dari permukaan laut, kelembaban
dan temperatur udara

5) Kelembaban nisbi 60 85%.

5) Pengecekan langsung ke lokasi.

6) Sinar matahari 35 - 50%,

6) Lihat kondisi drainase, kelancaran pembuangan air,


kemungkinan tergenang air atau kebanjiran. Kalau drainase
kurang baik, dibuatkan drainase yang baik sehingga tidak
banjir. Bila tidak memungkinkan, lahan jangan dipakai untuk
budidaya.

7) Aliran udara bebas (sirkulasi udara baik)


8) Tidak banjir/drainase bagus.
9) Sumber air tersedia baik dan cukup terutama pada musim
kemarau, dengan pH 6 - 7.
10) Kemiringan lokasi lahan maksimum
kemungkinan longsor.

250

dan bebas dari

11) Peruntukan lahan sesuai dengan RUTR atau RTRD.


12) Tersedia akses jalan menuju lokasi, terutama kendaraan
roda empat sehingga memudahkan pengangkutan.
13) Lokasi aman terhadap gangguan lingkungan.
14) Tenaga kerja lokal tersedia dan terjangkau.
15) Catat setiap tahapan kerja dan data/informasi pendukung
lainnya.
Alat dan Bahan :
Data iklim (curah hujan) 10 tahun terakhir, pH meter, baro meter,
termo meter, hygrometer, RUTR dan RDTRD, blangko pencatatan.
Prosedur Kerja Penyiapan Lokasi:
1) Siapkan rencana pelaksanaan pemilihan lokasi.
2) Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan pemilihan
lokasi.

kepada

petugas

yang

akan

7) Pengecekan data curah hujan 10 tahun terakhir, Curah hujan


< 2.000 mm/th, bulan basah lebih dari 5 bulan dan curah
hujan lebih dari 200 mm.
8) Ukur rata rata temperatur siang dan malam hari. Apakah
temperatur rata-rata (25 C 27 C), Suhu udara maksimum
31 C 34 C dan minimum 21 C 23 C. Bila ya, lokasi
tersebut cukup baik untuk budidaya.
9) Ukur kelembaban udara
siang dan malam hari. Bila
kelembaban udara rata-rata mencapai 60 85 %, berarti
lokasi tersebut cocok untuk budidaya.
10) Cek intensitas sinar matahari yang masuk ke lahan. Bila
intensitas kurang, cek apakah banyak terhalang pohon. Bila
ya perlu dilakukan penebangan. Umumnya, semakin rendah
lokasi dari permukaan laut , intensitas matahari akan semakin
banyak yang masuk.
11) Cek aliran udara apakah bebas atau terhalang, bila terhalang
apa penyebabnya. Upayakan penghalang dikurangi sehingga
aliran bebas tidak terhalang.
12) Cek ketersediaan sumber air, terutama pada musim kemarau.
Cek sumber air disekitar lahan dan tanyakan ke masyarakat
sekitarnya, terutama muim kemarau.

13) Ukur pH air, pH air yang baik sekitar 6 -7. Bila terlalu rendah
perlu ditaburkan dolomit seperlunya. Bila PH terlalu tinggi bisa
ditambahkan asam nitrat. Bila secara ekonomis terlalu mahal,
dapat dialihkan untuk mencari lokasi yang lebih sesuai pHnya.
14) Cek kualitas air, apakah terjadi pencemaran air. Bila terjadi
pencemaran logam berat atau limbah beracun, sebaiknya
jangan digunakan untuk budidaya, karena cukup berbahaya
bagi kesehatan.
15) Cek/ukur posisi kemiringan lahan dengan busur derajat ,
standar yang dapat digunakan kurang dari 25 .
16) Cek kondisi dan posisi lahan,
dari bahaya longsor.

tentang kemungkinan bebas

17) Cek peruntukan lahan dengan rujukan RUTR dan RDTRD di


tata kota. Sebaiknya menggunakan lahan yang sesuai RUTR
dan RDTRD untuk menghindari penggusuran.
18) Cek ketersediaan sarana jalan penghubung ke lahan usaha
tani untuk memudahkan transportasi atau pengangkutan.
Bila sulit dijangkau dengan alat transportasi, sebaiknya
dipertimbangkan lagi.
19) Cek kondisi keamanan lingkungan, tanyakan kepada aparat
pemerintah desa/kelurahan/ polsek terdekat atau tanyakan
kepada masyarakat sekitarnya.
20) Kumpulkan informasi lain yang mendukung, ketersediaan
tenaga kerja lokal yang cukup dan murah.
21) Catat setiap tahapan yang dilakukan dan informasi lainnya.
Verifikasi :
Terpenuhinya persyaratan ketinggian dari permukaan laut,
kondisi lahan, curah hujan, suhu udara, kelembaban udara,
kebutuhan cahaya, sumber air, pH air, bebas dari
pencemaran, aman longsor, sesuai RUTR dan RTRD,

ketersediaan tenaga kerja dan keamanan lingkungan, tersedia


sarana jalan dan kemudahan transportasi

Standar
Operasional
Prosedur
Penyiapan Rumah
lindung dan
Saprodi

Rumah lindung terbuat dari bahan yang kuat dan tahan


Tanggal Dibuat

Nomor:
SOP Dendrobium

lama.

...................
Revisi .....
Tanggal ......

Disahkan
.................

roboh.

2.2.

Bentuk rumah lindung harus di atur sehingga aliran


udaranya lancar.

Penyiapan Rumah Lindung dan Sarana Lainnya

Tujuan :

Tinggi rumah lindung 3 4 meter.

Nett untuk kompot s/d seedling 70%, remaja s/d

1) Untuk mendapatkan kondisi mikroklimat yang optimal


2) Untuk melindungi dari serangan organisme pengganggu
tanaman, intensitas sinar matahari dan curah hujan yang
tinggi.

Rumah lindung harus kokoh, sehingga tidak mudah

dewasa 55 65%.
2.

Rak anggrek :

Tinggi rak 60 80 cm dan lebar 100 120cm, kokoh


dan tidak mudah roboh.

Ruang Lingkup Kegiatan :

Perencanaan, rumah lindung, rak anggrek, jalan kebun, instalasi

Alas atas rak dibuat dari konstruksi yang memudahkan


sirkulasi udara dari dan ke atas/bawah.

air , gudang, tempat parkir dan penerangan,.

Acuan/Referensi :

Jarak antar rak 70 100 cm, sehingga memudahan


untuk perawatan.

Literatur, pengalaman petani anggrek. dendrobium

Permukaan bawah rak, bebas dari tumbuhan atau

Penanggungjawab :

benda lain yang dapat menggangu sirkulasi udara atau

Bagian sarana dan prasarana

memudahkan terserangnya hama dan penyakit.

Standar Penyiapan Rumah Lindung dan Sarana Pendukung:


1. Rumah lindung :

3.

Permukaan bawah rak dijaga kelembabannya.

Jalan kebun:
Jalan sebaiknya agak lebar 70 100 cm dan tidak licin.

Rumah lindung memudahkan sinar matahari pagi sampai


sore dan aliran udara mudah masuk ke areal tanam.

4.

Instalasi air :

5.

Instalasi air tersedia dan berfungsi dengan baik,

Pagar kebun dibuat sedemikian rupa sehingga dapat

terutama pada musim kemarau.

meningkatkan keamanan.

Kapasitas tampungan air mencukupi kebutuhan.

Tempat pembuangan air limbah:


Dalam kebun disediakan tempat pembuangan air limbah
bekas pencucian peralatan yang digunakan.
Tempat pembuangan tertutup.

6.

10. Pagar kebun :

Ruang atau tempat kerja ;


Tersedia ruang cukup untuk kerja pegawai.
Tidak becek, terlindung dari sengatan matahari langsung

11. Ruang parkir :


Untuk memudahkan pengangkutan peralatan, media, pot,
tanaman anggrek dll,

sebaiknya disiapkan tempat parkir

dengan luas yang memadai dengan permukaan yang


diperkeras dan tidak licin.
12. Sarana penerangan :
Pasang lampu penerangan secukupnya, terutama bila
diperlukan

untuk

kerja

malam

atau

bila

melayani

konsumen pada malam hari.

dan terlindung dari hujan.


7.

8.

Gudang :

Bahan dan Peralatan :

Tersedia gudang secukupnya untuk menyimpan media,

Pipa besi/ kayu/ bambu, net, batu bata, semen, pasir,

pot, pupuk, pestisida dan lain-lain.

genteng/asbes, pompa air, bak penampungan air, pipa paralon,

Rumah pekerja:

selang, cangkul, meteran, gergaji ,snar/kabel.

Tersedia istirahat pekerja yang memadai sekaligus tempat

9.

pelayanan konsumen.

Prosedur Kerja Penyiapan Rumah Lindung :

Ruang sanitasi

1. Perencanaan :

Tersedia ruang sanitasi yang memadai

Diskusikan kembali rencana pembuatan kebun dengan


pakar atau pelaku usaha angrek yang berpengalaman.

Cek kembali anggrek dendrobium pada fase apa yang akan

ke dalam lubang sedalam 50 cm, beri pasangan bata dan

dibudidayakan. Apakah dendrobium dari compotan s/d

dipadatkan dengan adukan semen campur pasir. Lakukan

seedling, seedling s/d remaja atau remaja s/d berbunga.

untuk semua tiang rumah lindung.


Setelah kering, pasang tiang penahan dengan besi/kayu

Tiap fase pertumbuhan membutuhkan perlakuan yang

pada posisi dari dalam kebun. Lakukan untuk setiap tiang

berbeda.
Hitung

rencana

produksi

atau

rencana

panen

pada posisi pinggir.

yang

Pasang pipa besi/kayu diameter/ketebalan 1 1,5 inci, atau

disesuaikan kemampuan biaya dan serapan pasar.

kawat galvanis diameter 2 3 cm untuk menghubungkan


Buat sketsa gambar tata ruang kebun yang disesuaikan

antar tiang sekaligus penahan net.

kemampuan biaya dan luas lahan yang ada.


Hitung

rencana

kebutuhan

bahan,

Pasang net dengan posisi di atas pipa penghubung antar


biaya

tiang dan dijahit antar net satu dengan lainnya dengan

dan

senar atau benang nilon benang rajut. Net diikat sedemikian

pengadaannya.
2. Siapkan

petugas

atau

pekerja

yang

akan

rupa pada pipa atas, sehingga net tdak akan kabur bila kena

melakukan

tiupan angin. Nett untuk kompot s/d seedling 70%, remaja

pembuatan rumah lindung dan sarana produksi.

s/d dewasa 55 65%, ada beberapa varietas tanaman yang

3. Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan

menyukai tempat agak teduh, begitu sebaliknya ada varieas

melakukan pembuatan rumah lindung dan sarana produksi.

yang menghendaki tempat agak panas, sehingga persentase


net menyesuaikan.

4. Pembuatan rumah lindung :


Cek kembali bentuk dan posisi rumah lindung harus di atur

pada tiang rumah lindung untuk menghubungkan antar

sehingga aliran udaranya lancar.


Ukur luas rumah lindung, posisi tiang,

Siapkan kawat diameter 2 3 mm dan ikatkan kencang

tiang dibagian luar.

jarak antar tiang

sekitar 3 4 m disesuaikan kondisi lahan.


Buat lubang tiang masing-masing: panjang x lebar x dalam
sekitar 40 x 40 x 50 cm.
Pasang tegak lurus tiang besi/kayu dengan tinggi 3,5 4 m

Ikatkan net pada kawat yang menghubungkan antar tiang


sekeliling

kebun

sedemikian

rupa

sehingga

net

tidak

mengelembung dan kencang. Bagitu juga ikatkan net pada


tiang sekeliling kebun.

Pasang

pertumbuhan gulma.

naungan antara lain dari plastik UV, fiber atau

polycarbonat khusus untuk tempat anggrek dalam fase

6. Jalan kebun:

pertumbuhan compot s/d seedling, dalam fase ini sangat


rentan dengan curah hujan yang terlalu tinggi yang dapat

buatlah jalan yang menuju kebun disesuaikan kondisi

mengakibatkan pembusukan tanaman.

lahan.

5. Rak anggrek :

Ukur Lebar jalan sekitar 70 100 cm diantara rak,

paving blok sehingga tidak licin.

Ukur lebar rak sekitar 100 cm, tinggi rak 60 80 cm


dan lebar 100 120cm. Jarak tiang rak sekitar 70 x

Jalan diperkeras dengan semen atau menggunakan

7. Instalasi air :

1,5 m. Jarak antar rak 70 100 cm, sehingga

memudahan untuk operasional perawatan.

Buat tiang sekaligus penyangga rak

kedalaman cukup untuk menjamin ketersediaan air

dengan bentuk

terutama pada musim kemarau.

letter U dari bahan besi galvanis diameter 1,5 cm.


Tinggi tiang sekitar 90 cm, lebar 100 120 cm dan

atau insecisida. Ukuran bak disesuaikan dengan luas

Pasang pipa galvanis diameter 1 inci diatas tiang rak

kebun.

dan ikatkan sedemikian rupa dengan kawat sehinga


tidak mudah bergerak. Ukuran panjang rak

yang

Letakkan Alas atas rak

dibuat dari konstruksi yang

Pasang pompa air untuk mendorong air dari bak


penampungan ke pipa/selang penyiraman.

Taburkan batu split atau pecahan bata secukupnya di


bawah rak untuk menjaga kelembaban dan menekan

Pasang pompa air untuk menyedot air tanah ke bak


penampungan air.

memudahkan sirkulasi udara dari dan ke atas/bawah,


antara lain anyaman kawat atau anyaman kawat ayam.

Buat instalasi pipa air sampai ke titik yang strategis


untuk memasang selang air.

diseseuaikan disesuaikan kondisi lahan.

Buat bak penampung air untuk menyiram tanaman


atau tempat menampung larutan pupuk, fungisida,

semen. Jarak antar tiang sekitar 1,5 2 m.

Siapkan bak penampung / water towrn dengan daya


tampung disesuaikan luas kebun.

ditanam sekitar 20 cm pada lubang yang disediakan


dan diperkuat dengan pasangan bata dan adukan

Buatlah sumur jet pump atau sumur pompa dengan

Pasang nozzle yang dapat mengeluarkan air dalam

11. Rumah Pekerja:

bentuk kabut.

Buat rumah istirahat pekerja sekaligus tempat pelayanan

8. Tempat pembuangan air limbah:

konsumen dengan ukuran disesuaikan dan ketersediaan


Buat lubang pembuangan air limbah dengan ukuran

anggaran.

disesuaikan luas kebun dan kondisi lahan.


12. Pagar Kebun :
Jarak lubang pembuangan limbah paling tidak 20 30
Buatlah pagar keliling kebun yang

m dari sumur pompa.

dibuat dari kawat,

bambu atau tembok permanen dengan tinggi minimal 2 m.


Buat saluran air dari tempat bak penampungan air dan
dari kamar mandi menuju lubang pembuangan limbah.

Buat tempat sanitasi yang memadai .

Buat tutup pembuangan limbah.

14. Peralatan P3K

9. Ruang tempat kerja ;


Buatlah

ruang

13. Tempat sanitasi

kerja

pegawai

dengan

ukuran

Sediakan peralatan P3K

pertama sebelum dibawa ke dokter/rumah sakit

disesuaikan.
Tempat kerja diperkeras, tidak becek dan buat atap
pelindung dari sengatan matahari langsung dan air

15. Tempat Parkir :

Buat tempat parkir sedemikian rupa memudahkan


mobil

hujan.

gudang

parkir

dan

memudahkan

menaikkan

dan

menurunkan barang.

10. Gudang :
Buat

sebagai sarana pertolongan

dengan

ukuran

secukupnya

untuk

menyimpan media, pot, pupuk, pestisida dan lain-lain.


Tempatkan posisi gudang memudahkan pengambilan
dan pemasukan barang.

Tempat parkir diperkeras, sehingga tidak becek.

16. Sarana Penerangan :


Pasang instalasi lampu penerangan pada tiap sudut kebun,
gudang, tempat parkir, ruang kerja dan tempat istirahat
pegawai. Pasang lampu penerangan secukupnya.

Catatan :
Pada contoh ini, rumah lindung dibuat dengan besi galvanis.
Bila dana terbatas bahan disesuaikan dengan kemapuan dan
tetap diusahakan kuat, kokoh dan tahan lama.
Verifikasi :
1. Mencapai syarat kebutuhan intensitas cahaya matahari:
95% masuk standar
2. Mencapai syarat bahan penutup lantai : 90% masuk
standar
3. Mencapai 85% perlengkapan
terpenuhi, masuk standar

dalam

rumah

lindung

Bersih dari lumut atau tumbuhan lain.


Standar
Operasional
Prosedur
Penyiapan Media
Tumbuh

Media tidak menjadi sarang serangga.


Tanggal Dibuat

Nomor:
SOP Dendrobium

...................
Revisi .....
Tanggal ......

Disahkan
.................

2.3. Penyiapan Media Tumbuh


Tujuan :
Sebagai tempat tumbuhnya tanaman anggrek.
Ruang Lingkup Penyiapan Media Tumbuh :

Media akan lebih baik bila sekaligus sebagai


unsur hara.

penyedia

Media dapat digunakan sekitar 4 bulan. Semakin lama


media digunakan, semakin asam atau pH menurun dan
mengakibatkan akar tanaman sulit menyerap unsur hara
dan menyebabkan daun rontok, tanaman kurus dan sulit
berbunga.
Penggunaan media, disesuaikan dengan fase pertumbuhan
tanaman anggrek.
Setiap
media
mempunyai
karakter
membutuhkan perlakuan yang berbeda.

berbeda

dan

Pengecekan kebutuhan media tanam, mencari sumber media


tanam, pilih kualitas dan jumlah, pembersihan / pencucian,
perendaman dalam larutan fungisida dan pengeringan.

Setiap fase pertumbuhan memerlukan media tanam yang


berbeda.

Acuan/Referensi:

Prosedur Kerja Penyiapan Media Tumbuh

Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium.

1. Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan


penyediaan media tumbuh.

Alat dan Bahan

2. Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan


melakukan penyediaan media tumbuh.

Ayakan, air bersih, martil, karung, media (arang kayu, pakis,


sabut kelapa,
daun kaliandra, serutan kayu, steroform,
pecahan genteng.
Standar Penyediaan Media Tumbuh
Porus,
Mudah menyerap air.
Tidak mudah lapuk.

3. Cek kebutuhan media tanam, yang perlu diperhatikan al :

Setiap fase pertumbuhan menggunakan media tanam


yang berbeda.
 Fase Pertumbuhan Compot s/d seedling : umumnya
digunakan : Pakis, daun kaliandra, serutan kayu,
sabut kelapa.

Tidak cepat asam.


Tidak mudah ditumbuhi fungi dan bakteri.

 Fase pertumbuhan Seedling s/d Remaja: arang, pakis,


kaliandra.

 Remaja s/d Berbunga : streroform, arang, pakis, batu

air sangat baik, mudah lapuk, mudah menjadi sumber

bata, pecahan genteng.


Pertimbangkan

penggunaan

ketersediaan

itu

media

Sabut kelapa mudah menyerap air, daya penyimpanan

media,

sendiri

di

terkait
daerah

dengan
terdekat,

disamping dipengaruhi ketersediaan dana yang tersedia.

penyakit, mudah terserang jamur, mengandung tanin


yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
 Serutan Kayu

Pahami sifat atau karakter jenis media tanam. Masing-

Serutan kayu memiliki aerasi dan drainase yang baik,

masing media tanam memiliki karakter, kelebihan dan

daya menyimpan air kurang baik serta miskin unsur

kekurangan masing-masing, antara lain :

hara N, mudah menjadi sarang serangga.

 Arang kayu;

 Pecahan Batu Bata atau Genteng

Arang kayu tidak mudah melapuk, tidak mudah

Sedikit menyerap air, dan mudah melepas air/draenase

ditumbuhi fungi dan bakteri, tetapi sukar mengikat air

dan aerasi baik, mudah ditumbuhi lumut, miskin hara.

dan miskin unsur hara.


 Steroform
 Pakis
Mempunyai draenase yang baik, tidak mudah lapuk.
Pakis memiliki kemampuan menyerap air tinggi, aerasi
dan drainase cukup baik, melapuk secara perlahanlahan dan sedikit mengandung unsur hara yang
dibutuhkan anggrek.

4. Hubungi distributor, agen atau sumber media tanam terdekat


untuk mendapatkan media dengan harga relatif murah dan
berkualitas baik. Pembelian dalam partai besar cenderung
harganya relatif lebih murah.

 Daun kaliandra :
5. Pilih kualitas media yang baik :
Mudah menyerap air, sulit melepas air, menyediakan
unsur hara N tinggi, cepat asam, mudah lapuk, mudah
ditumbuhi jamur, sebagai sarang serangga.
 Sabut Kelapa

Kriteria arang berkualitas baik antara lain :


Warna hitam gelap, terbuat dari kayu keras, berat, bersih
dari kotoran, serbuk, serangga/ hama, jamur, lumut,
ukuran merata 3 4 cm, kering.

Bersih dari kotoran, dipotong dengan ukuran 2-3 cm

Kriteria pakis berkualitas baik antara lain :


warna hitam gelap, bersih dari kotoran, serbuk, dan bebas
dari hama, serangga, jamur, sudah terurai, panjang 2 - 3
cm, kering.

coklat,

bersih

dari

kotoran

potongan

kayu,

Untuk

2 3 cm.
8. Sabut

Kriteria media pecahan bata merah/ genteng yang baik :


Warna merah, bebas dari kotoran dan lumut, terbuat dari

kelapa

direndam

dulu

sekitar

hari

untuk

mengeluarkan zat taninnya.


9. Bersihkan media dari kotoran atau benda lainnya yang dapat
menggangu pertumbuhan.

tanah liat.

7. Untuk arang, batu bata/genteng, bila ukuran masih terlalu

pakis atau sabut kelapa potong potong dulu menjadi ukuran

serangga/ hama, jamur, kering.

6. Sediakan media dalam jumlah cukup.

besar diperkecil menjadi berukuran sekitar 2-3 cm.

Kriteria Kaliandra :
Warna

Kriteria steroform yang baik:

Kriteria media sabut kelapa yang baik :

10. Cuci bersih dengan air .

Warna coklat, bersih dari serbuk, hama, jamur, kotoran

11. Rendam media dengan larutan fungisida sesuai dosis dalam

lain,

lumut,

bersih

dari

tanin/

getah

sabut

kelapa

(direndam dulu min 3 hari), gunakan sabut kelapa yang

label selama sekitar 1 jam.


12. Jemur atau kering anginkan media sebelum digunakan.

telah lama dan tua.

Kriteria serutan kayu yang baik al :


Dari kayu kering, bebas dari getah kayu atau telah
matang/netral, bersih dari hama, jamur dan kotoran
lainnya.

Verifikasi :
Mencapai persyaratan pemilihan media tanam yang berfungsi
sebagai media tumbuh (campuran arang dan pakis, campuran
pakis dan serutan kayu, campuran kaliandra dengan arang,
pecahan batu bata/genteng) 90% masuk standar.

Standar
Operasional
Prosedur
Penyediaan Pot

Nomor:
SOP Dendrobium

Tanggal Dibuat
...................
Revisi .....
Tanggal ......

Disahkan
.................

2.4. Penyediaan Pot


Tujuan :
Sebagai wadah tempat media dan ruang tumbuh perakaran
tanaman anggrek sesuai dengan fase pertumbuhannya.

menyerap panas panas, mudah kering drainase baik, tidak


disukai oleh serangga, tidak mudah ditumbuhi jamur dan
lumut, tidak mudah rusak/lapuk/ pecah, memudahkan
akar untuk melekat. Bahan pot, antara lain terbuat dari
tanah liat, plastik.
4. Pot mudah didapat dan cukup murah.
5. Di daerah panas dan kelembaban udara rendah sebaiknya
menggunakan pot tanah.
6. Di daerah dingin, curah hujan/kelembaban
tinggi,
sebaiknya menggunakan pot plastik, karena air yang
tertangkap lebih cepat menguap.

Menyiapkan pot yang sesuai dengan fase anggrek yang akan


dibudidayakan.

7. Bekas pot yang masih bagus setelah melalui proses atau


daur ulang dapat digunakan kembali. Untuk pot tanah
dapat dicuci bersih dengan air bersih, detergen dan
disterilisasi. Pot plastik dapat dicuci bersih dengan air
bersih dan detergen kemudian dikeringkan.

Acuan/Referensi:

Prosedur Kerja Penyediaan Pot:

Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium.

1. Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan


penyediaan pot.

Ruang Lingkup Kegiatan :

Standar Penyediaan Pot :


1. Diameter dan tinggi pot disesuaikan dengan kebutuhan
fase pertumbuhan. Semakin besar tanaman, perakaran
semakin meluas dan membutuhkan pot semakin besar
diameternya.
Fase pertumbuhan compot s/d seeling dapat menggunakan
keranjang plastik (bila menggunakan media sabut kelapa
yang diikat), tray/pot diameter sekitar 8 cm.
Seedling menggunakan pot diameter 12 cm, tanaman
remaja menggunakan pot berdiameter 15 cm, tanaman siap
berbunga pot diameter 18 24 cm.

2. Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan


melakukan penyediaan pot.
3. Cek fase pertumbuhan tanaman anggrek yang memerlukan
penggantian pot.
4. Cek kebutuhan pot, ukuran/diameter, jumlah dan bahan
pot.
5. Hubungi
distributor/agen
penjualan
pot,
untuk
memperoleh harga lebih murah beli dalam jumlah banyak.
Kalau mungkin, minta harga sampai terkirim di tempat.

2. Pot memiliki lubang cukup atau aerase yang baik.

6. Pilih, ukuran/diameter,
cukup.

kualitas dan jumlah pot yang

3. Bahan baku pembuatan pot tidak menghantarkan atau

7. Rendamlah pot tanah ke dalam air bersih selama 1 jam.

8. Cuci bersih pot dengan air bersih dan celupkan ke dalam


larutan fungisida sesuai dosis tertera pada label.
9. Tiriskan atau keringkan ditempat yang kering .

Verifikasi

1. Pemilihan jenis pot yang mempunyai sistem drainase yang


baik mencapai 90%, masuk standar
2. Pemilihan ukuran pot berdasarkan
tanaman mencapai 90%, masuk standar

stadia

tumbuh

Standar
Operasional
Prosedur
Pemasangan
Penopang

sebagian kawat menjulur tegak ke atas sekitar 20 30


cm disesuaikan umur dan pertumbuhan/ukuran batang
tanaman.
Tanggal Dibuat

Nomor:
SOP Dendrobium

...................
Revisi .....
Tanggal ......

Disahkan
.................

Pengikat bersifat lentur, tahan karat dan tidak mudah


lapuk serta mampu mengikat erat penopang dengan
batang/tangkai bunga.
2. Pemasangan penopang bulb/batang tanaman
3. Yang perlu ditopang antara lain :

2.5. Pemasangan Penopang

Batang/bulb cukup panjang/ tinggi, besar dan mudah


rebah.

Tujuan :
Untuk menjaga agar tanaman anggrek dan tangkai dapat
berdiri tegak, tahan goncangan, tidak mudah roboh dan tidak
mudah patah. Batang yang mudah bergerak/bergeser
menyebabkan akar mudah bergerak dan akan menghambat
pertumbuhan tanaman.
Ruang Lingkup Kegiatan :
Penyiapan penopang dan pemasangan
tanaman remaja dan dewasa

penopang

pada

Acuan/Referensi:
Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium.
Standar Pemasangan Penopang :
1. Penyiapan Penopang :
Bahan tahan lapuk/ karatan,
tidak mudah patah,
lentur, mampu menahan beban batang tanaman/tangkai
bunga, tahan lama. Misalnya kawat galvanis diameter
sekitar 2 -3 mm.

Batang/bulb tanaman yang baru ditanam.


Batang/bulb tanaman yang melengkung, kurang tegak,
untuk meluruskan/menegakkan kembali.
4. Pemasangan penopang harus erat, tidak mudah bergeser, tidak
mudah patah, tidak mudah roboh dan tidak menyebabkan
luka pada tanaman.
Alat dan Bahan :
Kawat galvanis tahan karat, kawat pengikat antara lain : sisa
kawat telepon/tali rafia, tang.
Prosedur Kerja Pemasangan penopang:
1. Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan
pemasangan penopang.
2. Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan
melakukan pemasangan penopang.

Diameter atau kuran tidak terlalu besar/kecil dan


disesuaikan beban yang akan ditopang.

3. Cek
tanaman anggrek yang memerlukan pemasangan
penopang dan tandai dengan ikatan rafia atau spidol
kemudian hitung untuk mentukan jumlah kawat
penopang.

Bentuk dan lekukkan batang kawat penopang sesuai


ukuran sedemikian rupa dapat menjepit bibir pot dan

4. Siapkan kawat galvanis diameter 2 3 mm, ukur panjang


secukupnya dan potong.

5. Bentuk kawat sedemikian rupa sehingga dapat menjepit


bibir pot dan sebagian terjulur ke atas sekitar 20 30 cm.
Buat jumlah penopang sesuai kebutuhan.
6. Siapkan kawat pengikat antara lain dari kabel telepon
secukupnya atau tali rafia.
7. Pasang kawat penopang di bibir pot, sedemikian rupa
mendekat ke batang/bulb yang akan di topang.
8. Ikat bulb atau batang tanaman yang akan ditopang
disatukan dengan kawat penopang 1 2 tempat sehingga
tanaman tidak bergerak atau tahan goncangan.
Verifikasi :
Mencapai 95% penyiapan penopang sesuai dengan ukuran
tananan, masuk standar

Standar
Operasional
Prosedur
Pemilihan
Varietas Benih

Tanggal Dibuat

Nomor:
SOP Dendrobium

...................
Revisi .....
Tanggal ......

Disahkan
.................

2.6. Pemilihan Varietas/Benih


Tujuan :
Pemilihan varietas benih bertujuan untuk menghasilkan
produksi yang bermutu tinggi dan diminati pasar.
Ruang Lingkup Kegiatan :

Acuan/Referensi:
Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium.

Warna daun hijau mengkilat

Tangkai bunga tidak mudah patah.

Sesuai preferensi pasar (warna, ukuran dan bentuk


bunga).

2. Kalau merupakan anggrek hibrida, jelas tetuanya atau


induknya.
3. Kalau hasil kultur jaringan, sudah teruji kualitasnya baik.
bukan merupakan kultur jaringan yang dikultur
jaringankan ulang, karena cenderung tanaman kurang
baik.
4. Ada nama yang jelas.

anggrek

6. Pemilihan benih yang berasal dari dalam botol, yang


harus diperhatikan:

- Tertulis nama yang jelas, tanggal penyemaian/umur


penyemaian yang tertera pada label/botol.

Standar Pemilihan Varietas/Benih :


tanaman

Kuntum bunga tidak mudah gugur

5. Dianjurkan varietas telah dilepas oleh Menteri Pertanian.

Mencari benih dengan varietas yang menghasilkan kualitas


terbaik.

1. Pilih varietas
berkualitas :

yang

unggul

dan

- Benih dalam botol (planlet) sehat dan tidak berjamur


baik pada tanamannya maupun pada media tumbuh.
- Pilih ukuran planlet yang seragam, berdaun warna

Bebas hama penyakit.

Mudah dirawat dan pertumbuhannya cepat

hijau

Diameter batang /bulb cukup besar.

(senescense).

Tinggi tanaman tidak terlalu pendek dan tidak terlalu


tinggi sekitar 30 50 cm.

Cepat dan sering berbunga.

Jumlah kuntum minimal 10 per tangkai.

Warna bunga menarik.

segar,

dan

tidak

ada

yang

menguning

- Planlet tumbuh normal tidak kerdil, komposisi daun


dan akar seimbang, artinya tidak akarnya saja yang
panjang sedang daunnya kecil atau sebaliknya.
- Pertumbuhan relatif seragam

- Tinggi planlet sekitar 3-5 cm (perakaran dan daunnya


sudah seimbang)
- Media agar dalam botol masih utuh dan tidak hancur.
7. Pemilihan bibit dari split:

10. Pemilihan bibit dari seedling:

Kondisi seedling dan segar.

Pertumbuhan baik, gemuk dan seragam.

Dari varietas berkualitas baik.

Perakaran sehat.

Bibit sehat, tidak terserang hama dan penyakit.

Sehat, bebas hama penyakit.

Pertumbuhan tanaman bagus.

Tinggi seedling sekitar 15 cm.

Perakaran sehat dan cukup.

Bulb minimal 2 batang.

Tidak terlalu tua atau terlalu muda.

Bulb atau batang yang tertinggal minimal 3.

8. Pemilihan Bibit dari Keiki (anakan yang tumbuh dari bulb/


batang):

Keiki kondisi sehat.

Pertumbuhan bagus.

Sehat, bebas hama penyakit.

Perakaran sehat, jumlah dan panjang akar cukup.

Tinggi keiki sekitar minimal 10 cm.

Bulb minimal 2

9. Pemilihan bibit dari compotan:

Kondisi sehat, bebas hama penyakit.

Pertumbuhan baik dan gemuk.

Pertumbuhan seragam.

Tinggi bibit sekitar 10 cm.

Jumlah bulb muda minimal 2 batang.

Pertumbuhan bulb berdiri tegak, tidak melengkung.

11. Pemilihan bibit dari tanaman remaja:

Kondisi fisik tanaman gemuk.

Pertumbuhan baik, relative seragam.

Perakaran sehat.

Tinggi tanaman sekitar

Bulb minimal 3 batang.

Bulb berdiri tegak, tidak melengkung.

Fisik tanaman mulus, tidak cacat.

Bebas hama penyakit.

30 cm.

Alat dan Bahan


Alat tulis, daftar varietas anggrek, gambar atau foto varietas
tanaman atau contoh tanaman.

Prosedur Kerja Pemilihan Varietas/Benih:


1. Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan
pemilihan varietas/benih.

sesuai dengan rencana varietas yang akan di


budidayakan, bila tidak cari produsen benih yang lain.
6)

Pilih botolan yang berisi planlet (tanaman kecil) sehat


dan tidak berjamur baik pada tanamannya maupun
pada media tumbuh.

7)

Pilih ukuran planlet yang seragam, berdaun warna hijau


segar, dan tidak ada yang menguning (sensecense).

8)

Cek apakah planlet tumbuh normal, tidak kerdil,


komposisi daun dan akar seimbang dan yang tidak
hanya akarnya saja yang panjang sedang daunnya kecil
atau sebaliknya.

9)

Cek apakah pertumbuhan relatif seragam.

2. Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan


melakukan pemilihan varietas/benih.
3. Hubungi petani atau produsen anggrek sukses lainnya
yang
telah
berpengalaman
untuk
belajar
atau
mendapatkan berbagai informasi varietas benih berkualitas
baik.
4. Hubungi produsen atau penjual benih berkualitas yang
telah berpengalaman.
5. Tanyakan varietas/benih yang berkualitas antara lain :
1) bebas hama penyakit, 2) mudah pemeliharaan, 3)
diameter batang cukup besar. 4) tinggi tanaman tidak
terlalu pendek dan tidak terlalu tinggi sekitar 30 100 cm,
5) cepat berbunga dan sering berbunga, jumlah kuntum
minimal 10 per tangkai, 6) warna bunga menarik, 7)
tangkai bunga tidak mudah patah, 8) diminati pasar, 9)
kalau merupakan anggrek hybrid, 10) jelas tetuanya atau
silsilah keturunannya dan merupakan hasil karya
penyilang yang cukup ternama, 11) kalau hasil kultur
jaringan, telah teruji berkualitas baik; 12) bukan hasil
kultur jaringan ulang; 14) ada nama yang jelas; 15)
sebaiknya varietas telah dilepas oleh Menteri Pertanian.

6. Pemilihan benih yang berasal dari botol:


3)

Rencanakan veriatas
dibudidayakan.

tanaman

anggrek

yang

akan

4)

Hubungi
produsen
berpengalaman.

benih

ternama

dan

5)

Cek nama varietas benih, tanggal penyemaian/umur


penyemaian yang tertera
pada label/botol. Apakah

10) Cek tinggi planlet sekitar 5 7 cm


11) Cek media agar dalam botol masih utuh dan tidak
hancur.
7. Pemilihan bibit dari split:
1)

Rencanakan veriatas
dibudidayakan.

tanaman

2)

Hubungi
produsen
berpengalaman.

benih

3)

anggrek
yang

yang

akan

ternama

dan

Cek nama varietas benih, tanggal penyemaian/umur


penyemaian yang tertera pada label/botol. Apakah sesuai
dengan rencana varietas yang akan di budidayakan, bila
tidak cari produsen benih yang lain.

4) Cek kondisi bibit kondisi kesehatan bibit, tidak terserang


hama dan penyakit.
5) Cek pertumbuhan tanaman bagus.

yang

6) Cek perakaran sehat dan cukup.


7) Cek kondisi bibit, tidak terlalu tua atau terlalu muda.
8) Hitung jumlah bulb atau batang minimal 2.

8. Pemilihan Bibit dari Keiki (anakan yang tumbuh dari bulb/


batang):

5)

Ukur tinggi seedling sekitar 20 30 cm.

6)

Cek dan yakinkan bahwa batang/bulb subur, lurus dan


tegak.
Hitung jumlah bulb, minimal 3 batang.

1)

Cek apakah varietas berkualitas baik.

2)

Cek kondisi kesehatan.

7)

3)

Cek apakah pertumbuhan bagus;

Verifikasi :

4)

Cek kesehatan perakaran dan jumlah dan panjang akar


cukup.

5)

Ukur tinggi keiki, sekitar 10 cm.

Mencapai keseragaman bibit (ukuran planlet, warna daun


dan hijau segar, komposisi akar dan daun seimbang), 90%
dipenuhi, masuk standar.

9. Pemilihan bibit dari compotan:


1)

Cek apakah merupakan varietas berkualitas baik.

2)

Cek kondisi kesehatan bibit compotan.

3)

Cek pertumbuhan compot dan keseragaman.

10. Pemilihan bibit dari seedling:


1)

Cek apakah termasuk dari varietas baik.

2)

Cek kondisi kesehat dan kesegaran.

3)

Cek pertumbuhan dan seragam.

4)

Cek kondisi kesehatan perakaran.

5)

Ukur tinggi seedling sekitar 10 15 cm

6)

Cek dan yakinkan bahwa batang/bulb subur, lurus dan


tegak.

7)

Hitung jumlah bulb minimal 2 batang.

11. Pemilihan bibit dari tanaman remaja:


1)

Cek apakah termasuk dari varietas baik.

2)

Cek kondisi kesehatan dan kesegaran tanaman remaja.

3)

Cek pertumbuhan baik dan seragam.

4)

Cek kesehatan perakaran.

6. Sebelum di tanam, planlet harus tiris/kering.


Standar
Operasional
Prosedur
Pengeluaran
Planlet dari Botol

Alat dan Bahan


Tanggal Dibuat

Nomor:
SOP Dendrobium

Bibit /plant let dalam botol

Kawat pengait

Gunting

Air bersih.

Fungisida

Tujuan :

Baskom/ tempat air besih.

Tujuan mengeluarkan planlet atau bibit dari botol adalah


untuk mendapatkan benih bermutu baik, secara fisik tidak
rusak dan siap tanam.

Kertas koran.

...................
Revisi .....
Tanggal ......

Disahkan
.................

2.7. Pengeluaran Planlet dari Botol

Ruang Lingkup Kegiatan :

1) Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan


pengeuaran planlet dari botol.

Mengeluarkan bibit tanaman anggrek dari botol.

2) Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan


melakukan pengeluaran planlet dari botol.

Acuan/Referensi:
Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium.
Standar Pengeluaran Planlet dari Botol:

dalam

botol

dalam

kondisi

baik

3) Siapkan media tanam berupa pakis cacah


secukupnya di dalam pot ukuran 15 18 cm.

steril

4) Seleksi planlet dalam botol sesuai kelompok varietas


dengan nomor seri yang sama.

1. Varietas bibit dalam botolan berkualitas baik.


2. Planlet

Prosedur Kerja Pengeluaran Planlet dari Botol :

dan

siap

dikeluarkan.
3. Pengeluaran planlet secara hati-hati untuk menghindari
cacat fisik.
4. Planlet yang telah keluar dari botol, bersih dari media agar.

5) Cek dan pastikan planlet dalam botol dalam kondisi sehat


dan siap dikeluarkan dari botol.
6) Kumpulkan planlet dalam botolan yang akan dibuka per
nomor/silangan yang sama.
7) Buka tutup botol.
8)

Keluarkan planlet satu persatu dengan kawat pengait pada


bagian akar dan usahakan akar menghadap ke mulut
botol.

9)

Letakkan planlet pada baskom berisi air bersih.

5. Planlet harus bebas dari jamur.

10) Cuci tanaman satu persatu di bawah kran yang mengalir


hingga tidak ada lagi agar-agar yang melekat.
11) Buang akar yang rusak menggunakan gunting tajam steril.
12) Rendam sekitar 5 menit, bibit yang sudah bersih dalam
larutan fungisida dengan dosis, sesuai dalam label.
13) Keringkan bibit dengan mengangin-anginkan di atas kertas
koran, lebih kurang 15 (lima belas) menit. Bibit siap tanam.
Verifikasi :
Mencapai keseragaman bibit (ukuran planlet, warna daun
dan hijau segar, komposisi akar dan daun seimbang), 90%
dipenuhi, masuk standar

Bab 3

Proses Produksi
Standar
Operasional
Prosedur
Penanaman

Bab

Tanggal Dibuat

Nomor:
SOP Dendrobium

...................
Revisi .....
Tanggal ......

Disahkan
.................

3.1. Penanaman
Tujuan :
Untuk menumbuhkan bibit pada media tanam.

Proses Produksi

Ruang Lingkup Kegiatan :


Menyeleksi tanaman sesuai besar tanaman, menanam ke
dalam pot/kompot.
Acuan/Referensi:
Studi pustaka,
Dendrobium.

hasil

penelitian

dan

pengalaman

petani

Standar Penanaman :
1. Standar Penanaman Community pot/Compot:
1) Bibit yang dikeluarkan dari botol, benar-benar sehat
dan siap tanam.
2) Pengelompokkan/seleksi menurut keseragaman ukuran

dari anjuran yang tertera pada label.

tinggi bibit, kesuburan dan varietas bibit yang akan


ditanam dalam satu pot.

11) Bila diperlukan, lakukan penyemprotan insektisida

3) Media tanam dipastikan baik,

sesuai dosis.

bersih/steril dan siap

untuk penanaman.

12) Bila terdapat bibit yang rusak, segera diambil dengan


pinset dan musnahkan dengan cara dibakar.

4) Bibit yang ditanam, hanya pada bagian akar saja dan


dipastikan tidak mudah bergerak/bergeser.

13) Pemeliharaan compot s/d siap panen, yaitu sekitar


umur 5-6 bulan.

5) Pelabelan varitas tanaman, tanggal tanam pada pot


menggunakan spidol tahan air.
6)

14)

penyinaran hari panjang dan terlindung dari air hujan


langsung.

15)

Lakukan pencatatan setiap tahapan penanaman.

2. Standar penanaman dalam pot tunggal /repotting:


1) Pemindahan tanaman/repotting, disesuaikan dengan

7) Penyiraman pagi dan sore hari dengan butiran air


lembut, tidak terlalu basah berlebihan.

ukuran tanaman, jumlah bulb/batang dan padatnya


akar.

8) Satu minggu setelah tanam diberikan vitamin B1


dengan dosis dari anjuran yang tertera pada label.
9)

sekitar 8 cm.

Penempatan compot pada rak khusus kompot dengan


naungan paranet 70 80 %, kelembaban lebih tinggi,

Bibit dalam compot dapat dipanen bila telah berukuran

2) Repotting atau penanaman kembali dapat dilakukan,


bila media tanam sudah lapuk atau hancur dan sudah

Pemupukan dilakukan satu bulan setelah tanam.

terlalu

Pemupukan dilakukan seminggu 2 kali, menggunakan

penyerapan unsur hara.

larutan pupuk NPK (N tinggi) lengkap dengan unsur

asam

(pH

rendah)

yang

menghambat

3) Penanaman:

mikro dosis yang dianjurkan dalam label atau sekitar


Bibit dari compot umur sekitar 5 bulan, tinggi sekitar

1 gram/1 liter air bersih.

8 cm dapat dipindah/ditanam ke pot individu ukuran


10) Menghindari

serangan

jamur,

pemberian

fungisida

8 12 cm.

diperlukan terutama bila musim hujan tiba atau


kelembaban terlalu tinggi. Fungisida diberikan dosis

Bibit (seedling) dari pot 8 12 cm, tinggi tanaman


sekitar 15 20 cm dapat dipindah ke pot ukuran 15

12)

cm.

menghindari pembusukan.

Bibit remaja dari pot ukuran 15 cm, tinggi tanaman


sekitar 35 cm dapat dipindah ke pot ukuran 18 cm.

13)

14)

sering

berubah

dalam

sehari

(sering

mengarah keruang yang lebih longgar.

terjadi

pergantian hujan ke panas begitu sebaliknya). Hal ini perlu

15)

Berikan

media

tanam

secukupnya,

tidak

terlalu

diperhatikan untuk menghindari resiko pembusukan atau

padat/penuh sedemikian rupa, sehingga akar dapat lebih

gagal pertumbuhan.

leluasa tumbuh.

7) Gunakan media tanam yang bersih/steril, cepat tiris,

16)

pertumbuhan.

Media tanam dalam pot tidak terlalu

Letakkan tanaman yang tertanam dalam pot pada rak


dengan jarak antar pot tidak terlalu rapat.

mengandung unsur hara dan sesuaikan dengan fase


17)

Naungan

nett,

disesuaikan

dengan

variatasnya.

Ada

padat/tidak terlalu penuh untuk memberi keleluasaan

varietas yang membutuhkan naungan lebih rapat sekitar

tumbuhnya akar .

70 %, tetapi ada juga yang memerlukan 55 65 %.

8) Pembongkaran tanaman dilakukan berhati-hati, sehingga


batang/bulb dan akar tidak mengalami kerusakan berarti.
9) Akar tua, mati atau busuk dibuang. Akar yang terlalu
panjang dikurangi.
10) Jumlah bulb yang akan ditanam tidak terlalu banyak.
Jumlah bulb tua dikurangi, sehingga menjadi minimal 3 -4
bulb/batang.
11)

Penanaman dilakukan dengan memposisikan tanaman


berdiri tegak, bulb muda tidak dekat bibir pot dan

6) Penanaman jangan dilakukan, saat musim hujan atau


cuaca

Sebelum penanaman, akar tanaman di rendam dalam


larutan perangsang akar.

Tanaman dari pot 18 cm dapat dipindahkan ke pot


24 cm.

Luka bekas potongan diolesi dengan fungisida untuk

Pemotongan akar dan bulb menggunakan gunting tajam


steril.

Karenanya kenali sifat tanaman itu sendiri.


18) Lakukan pencatatan setiap tahapan penanaman.
Prosedur Kerja Penanaman :
1. Standar

Prosedur

Kerja

Penanaman

Bibit

dalam

Community Pot/ Compot:


1) Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan
penanaman bibit dalam compot.
2) Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan
melakukan penanaman bibit dalam compot.

3) Cek bibit yang telah dikeluarkan dari botol, benar-benar


sehat, bersih /steril dan siap tanam.

Tempatkan bibit berbaris pada keranjang, hingga penuh


dalam satu keranjang.

4) Lakukan pengelompokkan/seleksi menurut keseragaman


ukuran tinggi bibit, kesuburan dan varietas bibit yang akan
ditanam dalam satu pot.

9) Tulis label varitas tanaman, tanggal tanam pada pot


menggunakan spidol tahan air.

5) Siapkan media tanam siap pakai antara lain stero form/


serutan kayu (lapisan dasar pot) s/d setengah pot, kemudian
diatasnya diberi cacahan pakis hingga setinggi bagian pot.
Buat gundukan pakis, memanjang setinggi sekitar 1,5 cm
dari pinggir pot.
Atau siapkan sabut kelapa siap pakai dengan jumlah
disesuaikan benih yang akan dikompotkan.
6) Siapkan pot 15 18 cm atau kranjang plastik (tinggi sekitar
5 cm, lebar sekitar 12 cm, panjang sekitar 30 cm) yang telah
dibersihkan dan siap pakai.
7) Penanaman dalam pot dengan media pakis. Bibit yang telah
disiapkan di tanam/dibariskan dengan posisi berdiri, satu
persatu di sepanjang gundukkan (setinggi 1,5 cm) dengan
jarak sekitar 1,5 cm memanjang mulai dari pinggir bibir pot,
kemudian akar ditimbun pakis yang dipilin. Lakukan
seterusnya hingga penuh satu pot dan pastikan akar tidak
mudah bergerak, bila kena siraman air.
8) Penanaman menggunakan keranjang dengan media sabut
kelapa.
Ambil bibit yang telah disiapkan, jepit akar dengan
sabut kelapa (ukuran sabut diametr sekitar 2 cm,
panjang sekitar 5 cm).
Ikat dengan karet, sehingga akar tidak berberak, namun
tidak terlalu kenceng ikatannya.

10) Tempatkan penempatan compot pada rak khusus kompot


dengan naungan paranet 70 80 %, kelembaban lebih
tinggi, penyinaran hari panjang (penambahan sinar lampu
hingga pukul 22.00) dan terlindung dari air hujan
langsung.
11) Penyiraman pagi dan sore hari dengan butiran air lembut,
tidak terlalu basah berlebihan.
12) Selama satu bulan setelah tanam, tidak dilakukan
pemupukan.
13) Pemupukan seminggu 2 kali, menggunakan larutan pupuk
NPK (N tinggi) lengkap dengan unsur mikro. Pemupukan
1/2 dosis yang dianjurkan dalam label atau sekitar 1 gram
/ liter air bersih.
14) Lakukan penyemprotan larutan fungisida seminggu sekali.
Pemberian fungisida diperlukan terutama bila musim
hujan tiba atau kelembaban terlalu tinggi. Fungisida
diberikan dosis atau sekitar gram per litar.
15) Bila diperlukan, lakukan penyemprotan insektisida
dosis atau sekitar gram/ litar.
16) Lakukan pengontrolan intensif, minimal 1 kali per hari.
17)

Bila terdapat bibit yang rusak, segera diambil dengan


pinset dan musnahkan dengan cara dibakar.

18) Pemeliharaan compot s/d siap panen, yaitu sekitar umur


5-6 bulan. Bibit dalam compot dapat dipanen bila telah
berukuran sekitar 8 cm.
19) Lakukan pencatatan setiap tahapan penanaman dan
pemeliharaan.
2.

Standar Prosedur Kerja Penanaman Bibit dalam Pot


Tunggal:

12 cm.
Bibit (seedling) dari pot 8 12 cm, tinggi tanaman
sekitar 15 20 cm dapat ditanam ke pot ukuran 15 cm.
Bibit remaja dari pot ukuran 15 cm, tinggi tanaman
sekitar 35 cm dapat dipindah ke pot ukuran 18 cm.
Tanaman dari pot 18 cm dapat dipindahkan ke pot 24

1)

Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan


penanaman bibit dalam pot tunggal/ repotting.

2)

Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan


melakukan penanaman bibit dalam pot tunggal.

3)

Lakukan pengecekan tanaman (seedling, remaja,


tanaman dewasa), apakah sudah perlu dilakukan
penanaman kembali atau repotting.
Pengecekan meliputi akar, keasaman media tanam,

cm.
4) Beri tanda dengan spidol atau tali raffia untuk tanaman
yang perlu di lakukan penanaman kembali/repotting.
5) Lakukan pengelompokkan/sortir menurut keseragaman
ukuran tinggi bibit, kesuburan dan varietas bibit yang akan
ditanam untuk mengetahui ukuran dan jumlah pot, serta
jumlah dan jenis media yang akan digunakan.

jumlah bulb, pertumbuhan tanaman, keseimbangan


6) Siapkan media tanam siap pakai, antara lain : arang kayu,

ukuran antara tanaman dengan pot.

pakis, kaliandra siap pakai dengan jumlah disesuaikan


Ciri tanaman yang sudah perlu di repotting,

antara

lain: jumlah bulb lebih dari 4, volume akar dalam pot


terlalu penuh, banyak akar tua dan busuk,

tinggi/

kebutuhan. Daun daun kaliandra (untuk seedling s/d


remaja) dikombinasi dengan arang dan pakis. Tanaman
dewasa menggunakan arang kombinasi pakis.

ukuran tanaman tidak seimbang lagi dengan ukuran


pot, media tanam terlalu asam/pH kurang dari 5
(untuk media kaliandra telah hancur seperti tanah/
lebih dari 3 bulan, pakis lebih 5 bulan, arang lebih dari
6 bulan), media tanam banyak ditumbuhi jamur.
Bibit dari compot umur sekitar 5 bulan, tinggi sekitar 8
cm dapat dipindah / ditanam ke pot individu ukuran 8

7) Siapkan pot, ukuran dan jumlah disesuaikan dengan


tanaman yang akan ditanam/ repotting.
8) Cek cuaca dan pastikan tidak akan ada hari hujan dalam
beberapa hari saat tanam maupun sesudah tanam. Jangan
dilakukan penanaman bila cuaca sering berubah dalam
sehari (sering terjadi pergantian hujan ke panas begitu

19) Tanaman ditiriskan atau dikering anginkan.

sebaliknya).
9) Pembongkaran tanaman dilakukan berhati-hati, sehingga

20) Ambil tanaman dan posisikan tanaman berdiri tegak, akar

batang/bulb dan akar tidak mengalami kerusakan berarti.

menyentuh dasar pot, bulb muda tidak dekat bibir pot dan

Dorong media tanam dari lubang bawah pot, kurangi media

mengarah keruang pot yang lebih longgar.

tanam sedikit demi sedikit hingga bersih, pegang pada


pangkal bulb utama dan tarik

21)

perlahan. Pembongkaran

menggunakan kabel lentur/tali rafia, tanaman sehingga

tanaman dilakukan bertahap, disesuaikan kemampuan


petugas menyelesaikan pekerjaan repotting.
10) Akar

tua,

mati

atau

busuk

dipotong

menggunakan gunting tajam steril. Akar yang terlalu


panjang

dan

terlalu

padat

dikurangi

tidak mudah bergerak.


22)

dibuang

dengan

Bulb/batang tanaman utama diikat pada kawat penopang

Letakkan tanaman yang tertanam dalam pot pada rak


dengan jarak cukup antar pot, tidak terlalu rapat.

23)

Naungan

nett,

disesuaikan

dengan

variatasnya.

Ada

varietas yang membutuhkan naungan lebih rapat sekitar

cara

70 %, tetapi ada juga yang memerlukan 55 65 %.


memotong dengan gunting steril.
11) Jumlah bulb tua dikurangi, sehingga menjadi minimal 3 -

Karenanya kenali sifat tanaman itu sendiri.


24)

tumbuh sebelum diberi media tanam.

4 bulb/ batang dalam satu pot. Potong bulb yang tua,


25)
atau jumlah bulb dibagi dua masing-masing sekitar 3-4
bulb. Gunakan pemotong gunting tajam steril.

Biarkan tanaman sekitar 2 minggu, sehinga akar mulai

Berikan

media

tanam

secukupnya,

tidak

padat/penuh sedemikian rupa, sehingga akar dapat lebih


leluasa tumbuh.
26) Lakukan pencatatan setiap tahapan penanaman.

12) Luka bekas potongan diolesi dengan fungisida untuk


menghindari pembusukan.
13) Sebelum penanaman, akar tanaman di rendam sekitar
10 menit dalam larutan perangsang akar sesuai dosis
dalam label.

terlalu

Verifikasi :
1. Community pot :

90% memenuhi tanam pada media steril, masuk


standar

90% memenuhi agroklimat (kelembapan, intensitas


cahaya) masuk standar

mencapai jumlah bibit mati 5%, masuk standar

2. Tanam pada pot individu :


-

90% memenuhi umur/stadia tanam


tanaman ( 10 cm), masuk standar

dan

tinggi

90% media steril, masuk standar

3. Tanam pada pot besar (untuk tanaman remaja) :


-

90% tinggi tanaman mencapai 15 cm, masuk standar.

90% ukuran pot (18-20 cm) dan media tanam sesuai,


masuk standar.

Standar
Operasional
Prosedur
Pemupukan

Nomor:
SOP Dendrobium

Tanggal Dibuat
...................
Revisi .....
Tanggal ......

Disahkan
.................

3.2. Pemupukan
Tujuan :
Menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggrek untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
Ruang Lingkup Kegiatan :
Menyiapkan pupuk yang yang diperlukan, mencari informasi
mengenai dosis yang paling tepat.
Acuan/Referensi:
Studi pustaka, hasil penelitian dan pengalaman petani anggrek
Dendrobium.
Standar Pemupukan :
1) Pemupukan harus tepat jenis, dosis, waktu dan tepat cara.
2) Gunakan pupuk majemuk lengkap yang mengandung unsur
makro (NPK) yang diperkaya dengan unsur mikro B, Fe, Zn,
Ca, Co, Cu, Mg, Mn, Mo, S.
3) Gunakan pupuk yang dipastikan jelas kandungan nutrisinya,
dikeluarkan oleh perusahaan terdaftar dan kondisi pupuk
tidak rusak.
4) Gunakan peralatan yang bersih.
5) Pemupukan dilakukan sesuai fase pertumbuhan tanaman.
6) Tanaman anggrek fase bibit dalam compot s/d seedling,
menggunakan pupuk dengan kandungan N lebih tinggi

dibanding kndungan P dan K. Masing-masing produk pupuk


memiliki kandungan maupun perbandingan yang berbeda.
Antara lain NPK dengan perbandingan 25 : 5 : 20; atau 20 : 15
: 15; atau 30 : 10 : 10 dll.
Fase pertumbuhan bibit compot diberikan dosis anjuran.
7) Fase
pertumbuhan
tanaman
remaja
s/d
dewasa,
menggunakan pupuk dengan kandungan NPK rata. Seperti
perbandingan NPK = 20 : 20 : 20; atau 21: 21 : 21 dll.
8) Fase
pertumbuhan
tanaman
dewasa
s/d
berbunga,
menggunakan pupuk dengan kandungan P tinggi dibanding N
dan K. Antara lain dapat menggunakan perbandingan NPK
sebagai berikut 10 : 40 : 15.
9) Dosis pemupukan antara 1 s/d 2 gram per liter air bersih. Air
yang digunakan untuk pemupukan memiliki pH sekitar 6 - 7.
Pemupukan dilakukan seminggu dua kali.
10) Waktu pemupukan sebaiknya pagi hari ( pukul 6.00 s/d 8.00)
atau sore hari (pukul 16.00 s/d 18.00). Pemupukan untuk
fase bibit dalam compot yang baru ditanam, dilakukan
pemupukan satu minggu setelah penanaman.
11) Cara pemupukan dilakukan dengan menyemprotkan larutan
pupuk dalam bentuk butiran lembut atau kabut air ke seluruh
bagian tanaman dan media tanam hingga basah di seluruh
bagian.
12) Penyemprotan pupuk dilakukan dengan jarak nozle/titik
semprot dengan tanaman sekitar satu meter.
13) Bila hari hujan atau sedang banyak air, tidak dilakukan
pemupukan.
14) Bila terdapat sisa larutan pupuk yang digunakan, ditampung
dalam satu wadah dan dapat digunakan saat pemupukan
berikutnya.
15) Peralatan yang telah digunakan untuk pemupukan dicuci
bersih. Air bekas cucian dibuang dalam penampungan air
limbah.

16) Pemupukan tambahan dapat dilakukan dengan pemberian


pupuk slow realise dalam bentuk butiran yang diberikan ke
dalam media tanam. Dosis diberikan sekitar 1 2 gram per pot
atau sesuai yang tertulis dalam label kemasan. Pemupukan
slow release untuk kebutuhan sekitar 4 6 bulan, sesuai label.
Komposisi kandungan pupuk disesuaikan kebutuhan fase
pertumbuhan.
17) Setiap tahapan pemupukan dilakukan pencatatan.

Alat dan Bahan :


1) Alat pemupukan seperti : hands sprayer, alat atau instalasi
pengairan, bak air/ ember/ baskom, corong air, timbangan,
sendok pengaduk dan pH meter/ kertas lakmus, gelas ukur.
2) Pupuk NPK lengkap dengan unsur mikro dengan komposisi
kandungan dan jumlah
disesuaikan dengan pemupukan
untuk fase pertumuhan tanaman.
Prosedur Kerja Pemupukan :
1) Siapkan petugas
pemupukan.

atau

pekerja

yang

akan

melakukan

2) Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan


melakukan pemupukan.
Sampaikan prinsip pemupukan,
tepat jenis, dosis, waktu dan tepat cara.
3) Buatlah jadwal pemupukan sesuai fase pertumbuhan, jenis
pupuk, dosis, waktu dan petugas yang melaksanakan
pemupukan.
4) Cek jadwal pemupukan dan cek waktu pemupukan terakhir
untuk menghindari frekwensi pemupukan yang terlalu rapat.
5) Cek cuaca atau perkiraan cuaca. Bila kondisi hujan atau
menjelang hujan, tidak dianjurkan melakukan pemupukan.
6) Cek fase pertumbuhan tanaman yang akan dipupuk, berapa
jumlah compot/ tanaman yang akan dipupuk.

7) Cek kondisi dan kecukupan peralatan pemupukan yang akan


digunakan paling tidak 1 hari sebelum pemupukan. Bila
terjadi kerusakan, perlu segera diperbaiki. Bila tidak lengkap,
segera dilengkapi.

Fase pertumbuhan tanaman dewasa s/d berbunga,


menggunakan pupuk dengan kandungan P tinggi dibanding
N dan K. Antara lain dapat menggunakan perbandingan NPK
sebagai berikut 10 : 40 : 15 .

8) Siapkan peralatan pemupukan dan cuci bersih menggunakan


sabun deterjen. Peralatan pemupukan antara lain: hands
sprayer, alat atau instalasi pengairan, bak air/ember/baskom,
corong air, timbangan, sendok pengaduk, kecuali pH meter/
kertas lakmus tidak perlu dicuci .

13) Ambil pH meter atau kertas lakmus. Celupkan sebagian kertas


lakmus, kemudian dekatkan dengan standar warna pH. Bila
pH terlalu rendah atau kurang dari 6, sebaiknya tambahkan
larutan kapur secukupnya. Sebaliknya bila lebih dari 7,
diturunkan dengan menambah asam nitrat. Biasanya
pengukuran pH hanya dilakukan sekali saat awal survey.

9) Cek paling tidak 1 hari sebelum pemupukan di gudang


penyimpanan pupuk. Pengecekan meliputi, jenis pupuk,
jumlah dan kualitas pupuk yang akan digunakan. Bila kurang
jumlah atau kualitas kurang baik, segera belanja di kios
terdekat sesuai jumlah dan jenis yang dibutuhkan.
10) Baca kemasan untuk mengecek dan memastikan, pupuk
diproduksi dari perusahaan yang terdaftar, kemasan dan isi
pupuk tidak rusak/kadaluarsa.
11) Siapkan pupuk majemuk lengkap yang mengandung unsur
makro (NPK) yang diperkaya dengan unsur mikro B, Fe, Zn,
Ca, Co, Cu, Mg, Mn, Mo, S.
12) Timbang jenis pupuk yang akan digunakan sesuai kebutuhan/
dosis dalam label kemasan.
Tanaman anggrek fase bibit dalam compot s/d seedling,
menggunakan pupuk dengan kandungan N lebih tinggi
dibanding kndungan P dan K. Masing-masing produk pupuk
memiliki kandungan maupun perbandingan yang berbeda.
Antara lain NPK dengan perbandingan 25 : 5 : 20; atau 20 :
15 : 15; atau 30 : 10 : 10 dll.
Fase pertumbuhan bibit compot diberikan dosis anjuran.
Fase
pertumbuhan
tanaman
remaja
s/d
dewasa,
menggunakan pupuk dengan kandungan NPK rata. Seperti
perbanduingan NPK = 20 : 20 : 20; atau 21: 21 : 21 dll.

14) Larutkan pupuk dengan air bersih (pH sekitar 6-7), 2 gram
perliter air dalam bak air atau langsung ke dalam hand
sprayer. Untuk fase pertumbuhan bibit compot diberikan
dosis anjuran( 1 gram/litar)
15) Atur nozle atau titik semprot air, sehingga air keluar seperti
kabut atau lembut, dan tidak melawan arah angin.
16) Cek waktu pemupukan, pagi hari (pukul 6.00 s/d 8.00) atau
sore hari (pukul 16.00 s/d 18.00).
17) Yakinkan pemupukan untuk fase bibit dalam compot yang
baru ditanam, dilakukan pemupukan satu bulan setelah
penanaman.
18) Yakinkan waktu penyemprotan pupuk tidak akan jatuh hujan
atau sedang banyak air.
19) Atur jarak penyemprotan, nozle dengan tanaman berjarak
sekitar 1 m.
20) Semprotkan larutan pupuk dalam bentuk butiran lembut atau
kabut air ke seluruh bagian tanaman dan media tanam hingga
basah di seluruh bagian. Lakukan dengan berjalan kearah
depan tidak melawan arah angin.
21) Cek dan yakinkan, semua bagian tanaman telah dipupuk
merata.

22) Peralatan yang telah digunakan untuk pemupukan dicuci


bersih dengan sabun deterjen, tiriskan dan letakkan ke tempat
gudang peralatan seperti semula.
23) Lakukan pemupukan tambahan dengan pemberian pupuk
slow realise dalam bentuk butiran yang diberikan ke dalam
media tanam.

Standar
Operasional
Prosedur
Pengairan

Nomor:
SOP Dendrobium

Tanggal Dibuat
...................
Revisi .....
Tanggal ......

Disahkan
.................

Ambil pupuk butiran slow realise, baca aturan pakai.


Pastikan pemupukan slow release untuk kebutuhan sekitar
4 6 bulan, sesuai label.
Komposisi kandungan pupuk disesuaikan kebutuhan fase
pertumbuhan.
Buka kemasan pupuk, ambil pupuk butiran dengan sendok
teh atau dosis sekitar 1 2 gram per pot atau sesuai yang
tertulis dalam label kemasan.
24) Setiap tahapan pemupukan dilakukan pencatatan.
Verifikasi :

3.3. Pengairan
Tujuan :
1. Menyediakan kebutuhan air untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, agar proses transpirasi dan
membukanya stomata berlangsung optimal sehingga proses
fotosintesa bisa berjalan dengan baik.
2. Menyediakan air sebagai pengangkut senyawa-senyawa dalam
tubuh tanaman dan sebagai pengatur suhu agar tidak naik
terlalu tinggi pada saat hari panas.

1) 90% komposisi pupuk sesuai dengan fase pertumbuhan,


masuk standar

Ruang Lingkup Kegiatan :

2) 90% pemupukan tepat, masuk standar (dosis/ konsentrasi,


waktu pemberian, frekwensi dan jenis)

Menyiapkan jadwal pengairan, menyiapkan air bersih dan


mengukur PH air, melaksanakan penyiraman dan pembukuan.
Acuan/Referensi:
Studi pustaka dan hasil penelitian
Standar Pengairan :
1) Buatlah jadwal penyiraman yang disesuaikan kondisi cuaca,
verietas dan fase pertumbuhan tanaman.
2) Sumber air tersedia dengan pH sekitar 6,5 7.
3) Air tidak tercemar logam berat atau limbah beracun.

3) Sebaiknya penyiraman dilakukan pada pagi hari, pukul 7.00


8.00 atau sore hari pukul 16.00 18.00, tidak pada waktu
terik matahari.
4) Frekwensi penyiraman harus disesuaikan dengan jenis
anggrek, ukuran tanaman, jenis media tumbuh, jenis pot,
suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin.

Ada jenis/ varietas yang suka banyak air dan ada juga
yang kurang suka banyak air.

Media yang mudah menyerap air dan lambat melepas air,


frekwensi penyiraman disesuaikan kelembaban media
tanam. Bila media terlalu lembab/basah sebaiknya tidak
dilakukan penyiraman.

Media pot yang sifatnya menyerap dan menahan air,


sebaiknya frekwensi penyiraman dikurangi disesuaikan
kelembaban pot.

media tanam dibiarkan tetap kering atau tidak terlalu basah


untuk menghindari busuk.
10) Penyiraman dilakukan secara merata pada seluruh bagian
tanaman.
11) Hindari air tergenang disekitar tanaman.
12) Hindari percikan tanah atau kotoran naik dan menempel pada
tanaman.
13) Jika lingkungan sangat kering, pada pagi hari dianjurkan
dilakukan penyemprotan air secara halus hingga lembab.
14) Pada wilayah industri dan diduga air hujan mengandung
keasaman tinggi, dianjurkan bila tanaman terkena air hujan
tetap disiram untuk pencucian tanaman dan mengurangi
keasaman.
15) Lakukan pencatatan setiap pelaksanaan penyiraman dan
informasi lainnya.
Alat dan bahan;

Temperatur rendah atau kelembaban tinggi dan kecepatan


aliran angin rendah, sebaiknya frekwensi penyiraman
dikurangi dan disesuaikan konsisinya.
5) Frekuensi penyiraman dilakukan dua kali sehari dan minimal
satu hari sekali, tergantung kondisi dan situasi, terutama pada
musim kering.

6) Bila hujan atau cuaca mendung, sebaiknya tidak dilakukan


penyiraman.
7) Bila media tanam dalam kondisi basah, sebaiknya tidak
dilakukan penyiraman.
8) Kebutuhan air penyiraman tergantung pada ukuran atau fase
pertumbuhan. Semakin besar ukuran tanaman kebutuhan air
semakin banyak.
9) Penyiraman pada kompot, hanya untuk melembabkan
tanaman (tidak terlalu basah). Dianjurkan pada permukaan

1) Kertas kosong, alat tulis dan penggaris.


2) Alat pH meter atau kertas lakmus.
3) Pompa air, slang, nozle atau hand sprayer.
4) Air bersih.
Prosedur Kerja Pengairan :
1) Siapkan petugas
pengairan.

atau

2) Sampaikan instruksi
melakukan pengairan.

pekerja

kerja

yang

kepada

akan

petugas

melakukan
yang

akan

3) Sampaikan instruksi pengairan.


4) Membuat jadwal penyiraman yang disesuaikan kondisi cuaca,
verietas dan fase pertumbuhan tanaman.

Ambil kertas kosong, alat tulis dan penggaris.

Buat kolom nomor, tanggal, waktu, petugas penyiraman,


tanda tangan dan keterangan cuaca dll.

5) Penyiapan air bersih:


Ambil air bersih secukupnya dan tampung kedalam bak
penampung air.
Mengukur pH air.


Ambil kertas lakmus,

Celupkan kertas lakmus ke air yang akan digunakan


untuk penyiraman,

Dekatkan kertas lakmus basah tersebut ke table


standard pH.

Bila pH kurang dari


6,5 7, tingkatkan dengan
pemberian larutan kapur dan ukur kembali sehingga
pH mencapai 6,5 - 7.

Bila pH di atas 7, turunkan dengan pemberian larutan


asam nitrat dan ukur kembali sehingga mencapai pH
6,5 7.

Pengukuran pH air juga dapat dilakukan dengan pH


meter.

Cek dan pastikan air tidak tercemar logam berat atau


limbah beracun. Bila terjadi perubahan pada warna air,
dan bau, sebaiknya dilakukan pengecekan ke laboratorium
terdekat.
6)

Pelaksanaan penyiraman:
Cek jadwal penyiraman untuk melihat dan memastikan
penyiraman telah dilakukan dan kapan penyiraman
berikutnya dilakukan.
Cek cuaca, dan pastikan dalam waktu dekat tidak akan
terjadi hujan, atau telah terjadi hujan. Penyiraman dapat
dilakukan bila tidak akan hujan dan sebelumnya tidak
hujan.

Kecuali untuk daerah di kawasan industri yang diduga


banyak terjadi pencemaran udara dengan keasaman tinggi,
bila telah terjadi hujan sebaiknya disiran.
Cek temperatur, kelembaban dan kebasahan media tanam.
Bila temperatur rendah, kelembaban tinggi dan media
tanam kondisinya basah, tidak perlu dilakukan penyiraman.
Bila kondisi sebaliknya, perlu dilakukan penyiraman.
Cek dan pastikan, tidak dalam kondisi cuaca panas terik.
Atau pastikan penyiraman akan dilakukan pada pagi hari,
pukul 7.00 8.00 atau sore hari pukul 16.00 18.00.
Cek dan pastikan jenis/varietas yang suka banyak air dan
yang kurang suka banyak air, untuk memastikan frekwensi
perlakuan penyiraman.
Cek dan kelompokkan tanaman menurut fase pertumbuhan
atau ukuran tanaman, untuk memudahkan pengaturan
penyiraman. Semakin besar ukuran tanaman kebutuhan air
semakin banyak.
Bila terjadi hujan terus menerus dan media tanam kondisi
lembab atau basah, sebaiknya tidak dilakukan penyiraman
untuk menghindari busuk.
Ambil peralatan dan pastikan peralatan dalam kondisi siap
pakai dan bersih.
Atur titik keluarnya air/nozle sehingga air keluar lembut/
dalam bentuk kabut.
Atur jarak antara nozle dengan tanaman yang akan disiram
sekitar 60 100 cm.
Siramlah tanaman secara merata dengan air ke seluruh
bagian tanaman maupun media tanam. Hindari air
tergenang disekitar tanaman. Hindari percikan tanah atau
kotoran, naik dan menempel pada tanaman.
Kecuali bibit pada kompot, hanya untuk melembabkan
tanaman (tidak terlalu basah). Permukaan media tanam

dibiarkan tetap kering atau tidak terlalu basah untuk


menghindari busuk.
7) Lakukan pencatatan setiap pelaksanaan penyiraman dan
informasi lainnya.

Standar
Operasional
Prosedur
Penyiangan dll

Verifikasi :
1)

80% air irigasi baik (PH, kandungan mineral), masuk


standar

2)

90% perlakuan pengairan tepat (frekwensi pengairan,


waktu, teknis pengairan), masuk standar

Nomor:
SOP Anggrek
Dendrobium

Tanggal Dibuat
...................
Revisi .....
Tanggal ......

Disahkan
.................

3.4. Penyiangan, pemotongan daun tua, bagian tanaman


yang rusak / terserang hama penyakit serta
pengontrolan kondisi kebun.
Tujuan
Mengurangi persaingan penyerapan hara dan air, memperbaiku sirkulasi
udara serta mengurangi serangan hama penyakit dengan menghilangkan
tumbuhan liar sebagai inang/sumber penyakit atau infeksi.
Ruang Lingkup
Penyiangan
Acuan / Referensi :
Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium.
Penanggung Jawab : (nama penanggungjawab pelaksana kegiatan)
Stndar Operasional Prosedur Stndar Penyiangan, Pemotongan
daun tua, bagian tanaman yang rusak/ terserang penyakit:
1) Penyiangan :
Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma atau tumbuhan
liar yang tumbuh pada media tanam, di pot, rak atau di bawah rak.
Dalam pelaksanaan pembersihan diupayakan tidak mengganggu
tanaman utama yang dibudidayakan.
Gulma atau tumbuhan liar yang telah dicabut dikumpulkan dalam
satu lubang dan dibenam.

Penyiangan dilakukan secara rutin, minimal 2 minggu sekali.


2) Pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak/terserang hama
penyakit :

3) Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan


penyiangan dan pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak/
terserang hama penyakit.

Daun tua dan bagian tanaman yang rusak (daun, bulb) karena
terserang hama dan penyakit dibersihkan dengan pemotongan.

5) Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk melakukan penyiangan


dan pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak/ terserang
hama penyakit.

Dalam pelaksanaan pembersihan diupayakan tidak mengganggu


tanaman yang dibudidayakan.

6) Penyiangan :

Bagian tanaman yang dibersihkan dikumpulkan dalam satu lubang


dan dibenam atau dibakar.

Cek setiap pot tanaman, apakah ada tumbuhan /gulma, lumut yang
tumbuh.

Pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak/ terserang hama


penyakit dilakukan secara rutin, minimal 2 minggu sekali.

Cabut secara hati-hati tumbuhan/gulma, dan bersihkan lumut yang


melekat pada pot/rak.

3) Pengontrolan dan perbaikan kondisi kebun.

Cek tumbuhan liar/gulma yang tumbuh di bawah rak/ atau disekitar


kebun.

Pengontrolan kebun dilakukan pada seluruh bagian kebun antara lain:


sarana kebun meliputi kondisi tiang net, net, rak, saluran air, gudang,
instalasi air, tempat pembuangan limbah, saluran drainase dll. Bila
terjadi kerusakan segera diperbaiki. Lakukan minimal 2 minggu sekali.

Cabut, potong tumbuhan liar/gulma yang tumbuh di bawah rak atau


disekitar kebun dengan menggunakan parang/cangkul.
Gulma atau tumbuhan liar yang telah dicabut dikumpulkan dalam
satu lubang dan dibenam/ dibakar.

Pengontrolan dan perbaikan kecil atau pembenahan kebun secara


rutin untuk menghindari kerusakan yang semakin besar, sehingga
akan menekan biaya operasional.
4) Pencatatan setiap tahapan pelaksanaan penyiangan dan pemotongan
bagian tanaman yang rusak .
Alat dan bahan :
Sarung tangan, gunting,
keranjang/pengki/karung.

kored/

cangkul

kecil,

parang,

Penyiangan dilakukan secara rutin, minimal 2 minggu sekali.


7)

Pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak terserang hama


penyakit :

dan

Cek daun tua dan bagian tanaman yang rusak (daun, bulb) karena
terserang hama dan penyakit dibersihkan dengan pemotongan.

Prosedur Pelaksanaan Penyiangan dan Pemotongan daun tua,


bagian tanaman yang rusak/ terserang penyakit:

Ambil gunting steril, potong daun tua dan bagian tanaman yang
rusak (daun, bulb)/terserang hama dan penyakit.

1) Siapkan rencana pelaksanaan penyiangan dan pemotongan daun tua


atau bagian tanaman yang rusak/ terserang hama penyakit.

Gunting yang telah digunakan untuk memotong bagian tanaman


yang terserang penyakit, segera disterilkan kembali dengan
mencuci kembali menggunakan detergen. Jangan digunakan untuk
memotong bagian tanaman sehat lainnya, sebelum disterilisasi
kembali.

2) Siapkan petugas atau pekerja yang akan menyiang dan pemotongan


daun tua, bagian tanaman yang rusak/terserang hama penyakit.

Lakukan pemotongan dengan tidak mengganggu tanaman yang


dibudidayakan.
Bagian tanaman yang dibersihkan/dipotong dikumpulkan dalam satu
lubang dan dibenam atau dibakar.
Pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak/ terserang
hama- penyakit dilakukan secara rutin, minimal 2 minggu sekali.

Standar
Operasional
Prosedur
Perlindungan
Tanaman

Nomor:
SOP Anggrek
Dendrobium

Tanggal Dibuat
...................
Revisi .....
Tanggal ......

3.5. Perlindungan Tanaman

5) Pengontrolan dan perbaikan kondisi kebun.

Tujuan

Lakukan pengontrolan kesekeliling kebun yang dilakukan pada


seluruh bagian kebun antara lain: sarana kebun meliputi kondisi
tiang net, net, rak, saluran air, gudang, instalasi air, tempat
pembuangan limbah, saluran drainase, termasuk kondisi tanaman
dll.

Pengendalian tanaman bertujuan untuk melindungi tanaman dari


serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan meningkatkan
kualitas dan kuantitas tanaman.

Bila terjadi kerusakan, buat daftar prioritas kemudian


diperbaiki sesuai urutan prioritas.

Perlindungan tanaman

segera

Ruang Lingkup

Acuan / Referensi :

6) Pencatatan setiap tahapan pelaksanaan penyiangan, pembersihan


bagian tanaman yang rusak dan pengontrolan serta perbaikan kebun.
Catat hal-hal yang perlu ditindak lanjuti.

Perlindungan tanaman mengacu pada ketentuan sbb.:

Verifikasi :

2) Peraturan Pemerintah
Perlindungan Tanaman;

Disahkan
.................

Sekitar tanaman anggrek bersih dengan tumbuhan liar, daun tua dan
bagaian tanaman yang rusak serta kebun dalam kondisi baik.

1) Undang-Undang (UU) nomor 12, tahun 1992 tentang Sistem Budidaya


Tanaman
(PP)

Nomor

6,

tahun

1995,

tentang

3) Keputusan Menteri Pertanian Nomor 887/Kpts/OP.210/9/1999,


tentang Pedoman Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan;
4) Literatur dan pengalaman petani anggrek dendrobium.nanggungjawab
pelaksana kegiatan)
Standar Operasional Prosedur Perlindungan Tanaman :
1) Upayakan perlindungan tanaman dilakukan berdasarkan prinsip
Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

Tindakan pengendalian preventif yang dikembangkan sebagai


upaya menghindari terjadinya serangan OPT dengan cara

budidaya
tanaman
sehat
pengendalian secara alami.

dan

mengoptimalkan

peran

Tindakan kuratif yang merupakan tindakan pengendalian jika


populasi OPT berada pada tingkat di atas ambang ekonomi.
Tindakan represif yang diambil harus mengutamakan cara-cara
yang ramah lingkungan, seperti cara mekanik, penggunaan agens
hayati dan penggunaan pestisida sedapat mungkin dihindarkan.

2) Tindakan preventif dikembangkan dan direncanakan sebelum tanam


dan dalam pelaksanaannya diintegrasikan dalam sistem budidaya
tanaman. Tindakan responsif diambil berdasarkan pengamatan di
lapang.
3) Pengembangan pengendalian harus didasarkan pada pengenalan
gejala serangan, penyebab sumber serangan, cara penyebaran/
penularan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
OPT.
4) Lakukan pencatatan tentang langkah-langkah pengendalian OPT
yang dilakukan dan informasi lainnya.
Alat dan Bahan:

Alat potong tanaman (pisau, gunting tanaman)

Jaring serangga.

Alat semprot (hand sprayer)

Blanko pengamatan mingguan.

Bahan pengendalian kuratif (agens hayati, pestisida (bio-pestisida,


pestisida kimiawi) dan musuh alami (parasitoid, patogen, predator)
untuk mengendalikan OPT.

Air sebagai bahan pencampur pestisida dan bahan pembersih.

Ember sebagai bahan untuk mencampur pestisida dengan air.

Pengaduk untuk mengaduk pestisida dengan air.

Takaran/gelas ukur untuk menakar pestisida dan air.

Alat pelindung untuk melindungi bagian tubuh dari cemaran bahan


kimia (pestisida).

Prosedur Kerja Perlindungan Tanaman :


1) Kepala Kebun merencanakan perlindungan tanaman.
2) Mengumpulkan petugas yang akan melaksanakan perlindungan
tanaman.
3) Kepala kebun memberikan instruksi kerja kepada petugas untuk
melaksanakan perlindungan tanaman.
4) Lakukan tindakan preventif :
4.1) Lakukan budidaya tanaman sehat, yaitu :
a

Gunakan bibit yang sehat. Ciri tanaman sehat antara lain


akarnya tumbuh lebat, daunnya berwarna hijau terang/cukup
tua, fisik tanaman normal.

Gunakan bibit yang benar-benar unggul, sehingga


pertumbuhannya baik dan lebih tahan serangan penyakit.

Buat saluran drainase yang baik dengan membuat kemiringan


selisih 2 cm per meter, sehingga air mengalir baik dan tidak
menggenang,

Sirkulasi udara berlangsung baik.

Hindari kerusakan fisik,

Jangan terlalu banyak menyiram tanaman.

Jarak tanam jangan terlalu rapat.

Jangan menanam atau meletakkan tanaman di tempat terlalu


teduh.

Upayakan pada tanaman tidak mengalami luka. Bila bagian


tanaman terluka /terpotong segera olesi dengan fungisida dan
bakterisida dan biarkan mengering untuk menghindari
serangan bakteri atau jamur.

Pisahkan tanaman terinfeksi dan musnahkan serta segera


lakukan pencegahan. Jika menyentuh bagian yang busuk,
tangan harus dicuci sebelum memegang tanaman lain.

Informasi pokok mengenai jenis OPT utama yang terdapat pada setiap

Sterilkan pisau atau gunting untuk memotong.

a) Belalang

Hindari tanaman kekurangan zat hara/kurang pupuk

m Hindari pemupukan berlebihan.

Hama ini suka memakan pucuk-pucuk daun dan dapat


berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain.

Pengendalian :

Menjaga tingkat keasaman tanah.

4.2) Lakukan pengendalian secara alami.


5) Pengendalian dengan tindakan represif.
a Lakukan pengamatan berkala seminggu sekali untuk melihat jenis
dan tingkat populasi OPT.
b

Identifikasi jenis serangan OPT. Kenali gejala serangan,


penyebab sumber serangan, cara penyebaran/penularan, serta
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan OPT.

Setelah diketahui
dilakukan.

fase/ stadia pertumbuhan tanaman anggrek Dendrobium, sebagai berikut:

penyebabnya,

lakukan

tindakan

kuratif

Tindakan mengutamakan cara-cara yang ramah lingkungan


antara lain:
Tindakan cara mekanik antara lain penangkapan hama dengan
jaring dan dimatikan, memotong bagian tanaman yang sakit dll.
Tindakan penggunaan agens hayati atau bio-pestisida sesuai
jenis OPT.
Penggunaan pestisida sedapat mungkin dihindarkan. Bila
terpaksa menggunakan pestisida sebagai alternatif terakhir.
Gunakan jenis pestisida yang terdaftar dan dizinkan Mentan,
tepat jenis, dosis, mutu, waktu, cara dan alat aplikasi
penggunaan pestisida.

6) Lakukan pencatatan perkembangan populasi OPT, tindakan preventif


dan responsif yang dilakukan serta pencatatan informasi lain yang
dianggap perlu.

Penyemprotan dengan insektisida secara rutin sebulan sekali.


Jika populasi besar, penyemprotan insektisida 7 10 hari
sekali.
b) Keong (Subulina octana, Keong Telanjang, Keong Belicong)
Menyerang bagian akar dan daun dengan cara melukai dan
menyerap sari makanan anggrek sehingga pertumbuhan
terhambat.
Pengendalian :
-

Menyemprotkan bahan aktif metal dehida ditambah dengan


air atau disebarkan dengan mencampurkan dedak.

Merendam pot dalam larutan insektisida seminggu sekali.

c) Kumbang Penggerek
Menyerang batang/bulb dengan membuat lubang di tengahtengah batang.
Larva Kumbang ini bisa merusak daun-daun muda.
Pengendalian : penyemprotan dengan insektisida secara rutin
sebulan sekali. Jika populasi besar, penyemprotan insektisida
7 10 hari sekali.
d) Kumbang Gajah (Orchidophilus arterrimus Wat)
Serangan larva menyebabkan daun berlubang-lubang
kuning
dan
layu.
Serangan
kumbang
dewasa

menyebabkan kematian pada tanaman yang dirusak.


Serangan pada titik tumbuh dapat mematikan tanaman.
Pengendalian :
e) Kutu Putih (Pseudococcus sp)
Kutu menyerang ujung akar, bagian sebelah bawah
batang. Bagian tanaman yang terserang akan berwarna
kuning dan akhirnya mati.
Pengendalian :
f) Tungau Merah (Tenuipalpus pacificus)
Gejala serangan terdapat garis putih keperakan pada
permukaan daun akhirnya daun berwarna coklat dan
berlekuk-lekuk, daun kemudian gugur. Pada Dendrobium
bulbnya menjadi gundul.
Pengendalian : menggunakan akarisida yang sistemik
atau berpenetrasi yang terdaftar dan diizinkan.
g) Tungau Jingga (Dolichotetranychus vandergoots)
Serangan pada ketiak daun dan diantara pelepah dengan
batang/bulb sehingga pelepah bagian teratas dan
pangkal helai daun berbercak hitam. Aliran air dan hara
ke daun terputus, seluruh daun akan menguning
kemudian gugur.
Pengendalian :
h) Siput Setengah Telanjang (Parmarion pupillaris)
Gejala serangan siput memakan daun dan membuat
lubang-lubang tidak beraturan. Akar dan tunas anakan
juga diserang.
i)

Siput Telanjang (Parmarion pupillaris)

Gejala serangan mirip parmation. siput menyerang pada


malam hari. Bagian tanaman yang diserang adalah daun dan
pucuknya.
Pengendalian
siput
dapat
menggunakan
Molukisida
dicampurkan dengan dedak basah dan ditaburkan disekitar
pertanaman.
Siput Telanjang akan mati bila Molukisida dicampur dengan
rajangan tembakau/tape atau air minuman keras.

Beberapa penyakit yang menyerang anggrek


1. Penyakit yang disebabkan cendawan
a) Penyakit Rebah Semai (Phytium) dan tanaman yang baru
dipindahkan, kecil maupun besar yang diserang akarnya
sehingga menjadi busuk, tanaman menjadi layu dan tidak
dapat tumbuh normal.
Pengendalian :
Menggunakan fungisida direkomendasikan 1 2 minggu
sekali.
b) Penyakit Panu Daun (Colletotrichun sp)
Daun Dendrobium yang terserang akan menguning,
kemudian gugur. Bulb menjadi gugur sehingga bunga yang
dihasilkan menurun kuantitas dan kualitasnya.
Pengendalian :
dengan fungisida yang direkomendasikan 1 2 minggu
sekali.
c) Penyakit Busuk Pucuk (Phytopthora sp)
Gejala serangan :
Pucuk di ujung bulb yang masih vegetatif terlihat menguning
dan pangkal pucuknya agak basah. Pucuk ini mudah dicabut

karena jaringannya telah rusak, sering terjadi titik tumbuh


terserang juga sehingga pertumbuhan bulb terhenti.
Pengendalian :
Dengan menggunakan fungisida yang direkomendasikan 2
minggu sekali.
2. Penyakit yang disebabkan Bakteri (Erwinia sp)

Bakteri ini menyerang pot kelompok, sehingga anak


semai mati dalam beberapa hari dan terlihat seperti
diseduh air panas atau seperti lalab yang direbus, pada
Dendrobium dapat menyerang daun yang susah tua.
Penyakit ini hebat jika temperatur dan kelembaban
tinggi.
3. Penyakit yang disebakan Virus
Dendrobium Mozaik Virus
Gejala serangan : daun mengalami bercak hitam cekung,
bunga tidak mengalami perubahan warna, pertumbuhan
tanaman terhambat.
Untuk mencegah penyebaran Virus :
-

Kendalikan Kutu Daun atau serangga lain yang


mungkin dapat berperan sebagai vector Virus.

Hindari meletakkan pot di atas pot tanaman lain


untuk mencegah penularan Virus melalui tetesan air
siraman.
Verifikasi :
-

90% melakukan pengamatan dini dan mengidentifikasi


adanya OPT, masuk standar.

90% melakukan pengendalian OPT, masuk standar (jenis


pestisida, dosis/konsentrasi, waktu, tehnik pengendalian).

Bab 4

Panen danP
Pasca Panen
Standar
Operasional
Prosedur
Panen

Bab

Panen
dan
Pasca Panen

Nomor:
SOP Anggrek
Dendrobium

Tanggal Dibuat
...................
Revisi .....
Tanggal ......

Disahkan
.................

4.1. Panen
Tujuan :
Untuk mendapatkan kualitas tanaman/bunga sesuai dengan
permintaan pasar.
Anggrek Dendrobium dapat dipanen dan dijual dalam berbagai fase
pertumbuhan antara lain: fase bibit dalam compot, bibit seedling,
remaja, tanaman berbunga atau dipanen bunganya.
Ruang Lingkup Kegiatan :
Pengecekan spesifikasi tanaman
pemanenan, sortasi, labelisasi.

yang

diminta

konsumen,

Acuan/Referensi:
Studi pustaka, hasil penelitian dan pengalaman petani anggrek
Dendrobium.
Penanggung Jawab : (nama penanggungjawab pelaksana kegiatan)

Standar Prosedur Panen :

1) Pastikan spesifikasi tanaman yang akan dipesan konsumen.


2) Cukup umur, kondisi prima sesuai fase pertumbuhan tanaman dan
sesuai spesifikasi tanaman yang diinginkan konsumen.
3) Upayakan dalam proses panen, tanaman tidak mengalami kerusakan.
4) Cuaca saat panen tidak dalam kondisi hujan.
5) Bunga potong dipanen pada pagi hari, sebelum terbit matahari.
6) Bunga potong yang akan dipetik 30% (5 6 kuntum) belum mekar.
7) Pencatatan pelaksanaan panen.
Prosedur Kerja Panen :
1) Hubungi konsumen, untuk menanyakan kepastian spesifikasi tanaman
Dendrobium yang inginkan (nama varietas, warna bunga, jumlah bulb,
kesuburan tanaman, daun, jumlah tangkai bunga, jumlah kuntum
bunga, jumlah yang mekar dan belum mekar, jumlah tanaman masingmasing varietas).
2) Tanyakan kembali kepada konsumen, apakah tanaman akan diambil
tidak dilepas dari pot atau dilepas dari pot. Bila dilepas dari pot, kapan
mau diambil atau harus dikirim. Atau yang diminta hanya bunganya
saja sebagai bunga potong.
2) Lakukan pengecekan fisik ke areal tanaman Dendrobium, apakah
spesifikasi tanaman dan jumlah tanaman yang diminta konsumen
sesuai dengan yang ada di areal tanam.
3) Buat rencana persiapan panen;
4) Hubungi petugas yang akan memanen, berikan Instruksi pemanenan
kepada para petugas yang akan memanen.
5) Cek cuaca dan pastikan saat panen tidak hujan.
6) Seleksi tanaman Dendrobium yang akan di panen sesuai spesifikasi
yang diminta konsumen.

syarat. Bila diputuskan memenuhi syarat, maka proses panen


dilanjutkan.
9) Penen pot plant dengan cara mengambil dan kumpulkan tanaman
atau bunga yang dipanen di tempat teduh.
10) Bila dipanen dalam bentuk pot plant, kelompokkan menurut nama
varietas. Kelompokkan menurut ukuran atau spesifikasi dan kualitas
tanaman.
11) Untuk bunga potong, pastikan akan dipetik pagi hari sebelum terbit
matahari.
12) Cek bunga potong yang akan dipetik 30% (5 6 kuntum) belum
mekar.
13) Potong pangkal tangkai bunga menggunakan gunting steril.
14) Cek kembali, apakah kualitas atau spesifikasi telah sesuai keinginan
atau selera konsumen.
15) Bila spesifikasi atau jumlah kurang sesuai, perlu segera dilengkapi.
16) Bila belum ada pelabelan (pot plant), beri nama atau label tiap
tanaman menggunakan spidol permanen atau kertas label.
17) Lakukan pencatatan pelaksanaan pemanenan dan informasi lain
yang dianggap perlu.
Standar panen :
a. Standar Panen Pot Plant:
1) Standar Bibit Kompot Siap Panen :
Varietas unggul /berkualitas baik dan jelas nama serta asal
induknya.
Umur sekitar 4 6 bulan.

7) Pastikan kembali jumlah yang dapat dipanen untuk memastikan


apakah jumlah maupun spesifikasi tersebut memenuhi permintaan.

Kondisi kesehatan bibit baik (perakaran, bulb dan daun)


bebas hama penyakit

8) Komunikasikan dengan pimpinan kebun dan konfirmasikan dengan


konsumen, terutama bila spesifikasi dan jumlah kurang memenuhi

Pertumbuhan subur (daun hijau segar) dan seragam.


Tinggi bibit lebi dari 6 cm

Tidak ada kerusakan fisik.

4). Standar Bibit dari Tanaman Dewasa Siap Panen:

Bulb atau batang tanaman kokoh, berdisi tegak

Varietas unggul/berkualitas baik dan jelas nama serta


asal induknya.

Kondisi kesehatan bibit baik (perakaran, bulb dan daun)


bebas hama penyakit.

Kondisi tanaman mulus.

Pertumbuhan subur/gemuk (daun hijau segar) dan


seragam.

Tinggi bibit lebih dari 30 cm s/d 100 cm.

Jumlah bulb minimal tiga batang.

Tidak ada kerusakan fisik.

Bulb atau batang tanaman kokoh, berdisi tegak .

Bulb tidak tumbuh/keluar keiki.

Jumlah tangkai bunga minimal 1 batang.

Keluar kuntum bunga knop besar.

2) Standar Bibit dari seedling Siap Panen:


Varietas unggul /berkualitas baik dan jelas nama serta asal
induknya.
Umur sekitar 5 6 bulan.
Kondisi kesehatan bibit baik (perakaran, bulb dan daun)
bebas hama penyakit
Pertumbuhan subur (hijau daun segar) dan seragam.
Tinggi bibit lebi dari 10 15 cm.
Jumlah bulb muda minimal dua batang.
Tidak ada kerusakan fisik.
Bulb atau batang tanaman kokoh, berdiri tegak
3). Standar Bibit dari Tanaman Remaja Siap Panen:

Varietas unggul /berkualitas baik dan jelas nama serta


asal induknya.

b. Standar Bunga Potong Siap Panen:

Umur sekitar 6 7 bulan.

1)

Bunga dipetik 30% (5 6 kuntum) belum mekar.

Kondisi kesehatan bibit baik (perakaran, bulb dan daun)


bebas hama penyakit

2)

Tangkai atau kuntum bunga tidak rusak atau cacat.

Pertumbuhan subur/gemuk (daun hijau segar) dan


seragam.

3)

Tangkai dan bunga bersih dari kotoran.

Tinggi bibit lebi dari 30 40 cm.

Jumlah bulb muda minimal tiga batang.

Tidak ada kerusakan fisik.

Bulb atau batang tanaman kokoh, berdisi tegak .

Bulb tidak tumbuh/keluar keiki.

4)
Tangkai dan bunga terbebas dari hama penyakit.
Verifikasi :
Spesifikasi tanaman memenuhi
minimal 95%, masuk standar.

selera

konsumen

terpenuhi

4) Tanaman yang sudah lepas dari pot, jangan ditumpuk terlalu


banyak, maksimal penumpukan 4 tanaman.
Standar
Operasional
Prosedur
Pasca Panen

Nomor:
SOP Anggrek
Dendrobium

Tanggal Dibuat
...................
Revisi .....
Tanggal ......

Disahkan
.................

4.2. Pasca Panen


Tujuan
Memberikan perlakuan kepada tanaman atau bagian tanaman yang baik,
sehingga tanaman atau bagian tanaman kondisinya tetap baik dan
bertahan lama.
Ruang Lingkup
Pasca panen
Acuan / Referensi :

Studi pustaka, hasil penelitian dan pengalaman petani anggrek


Dendrobium.
Standar Pasca Panen:
Pot plant untuk pengiriman melalui pesawat udara atau
pengiriman melalui bis/cargo:

5) Tanaman harus dalam kondisi kering dari air, sebelum di


bungkus/ packing.
6) Paking menggunakan kertas yang menyerap air, tidak mudah
robek, tidak terlalu tebal.
7) Pembungkusan tanaman tidak terlalu kencang, tetapi tidak
mudah lepas.
8) Susun silang dalam kardus dengan ukuran disesuaikan panjang
dan volume yang akan dipacking. Penyusunan dilakukan dengan
posisi daun ketemu daun hingga penuh dan tidak mudah
bergeser. .
9) Kardus diberi lubang angin secukupnya.
10) Kardus di tutup rapat dengan selotip, sehingga kuat.
11) Tulis nama pengirim dan alamat tujuan.
12) Sesampai ditempat tujuan, diupayakan segera dibongkar dan
diamankan dari sinar matahari langsung dan air hujan.
13) Bungkus segera dibuka dan dibiarkan 2 3 hari untuk
penyesuaian kondisi setempat dan disiram.
14) Jika ditanam kembali, diberikan vitamin B1 sebanyak 2 kali
seminggu selama 1 bulan.

1) Setelah panen dikumpulkan dalam satu lokasi, pada tempat yang


teduh, tidak terkena sinar matahari langsung.

15) Rendam akar tanaman beberapa menit kedalam perangsang akar


dan tiriskan.

2) Dicek ulang, baik kondisi tanaman, jumlah maupun varietas


tanamannya sesuai permintaan konsumen.

16) Lakukan penanaman/ repotting.

3) Bila tanaman akan dilepas dari pot, lakukan pelepasan dari pot
secara hati-hati.

Pot plant untuk pengiriman melalui angkutan darat (truk/ pick


up) dalam jumlah banyak:
1) Setelah panen dikumpulkan dalam satu lokasi, pada tempat yang
teduh, tidak terkena sinar matahari langsung.
2) Dicek ulang, baik kondisi tanaman, jumlah maupun varietas
tanamannya sesuai permintaan konsumen.
3) Bila tanaman akan diangkut tanpa lepas dari pot, lakukan
pelepasan dari pot secara hati-hati.
4) Tanaman harus dalam kondisi kering dari air, sebelum di
bungkus/ packing.
5) Paking menggunakan kertas yang menyerap air, tidak mudah
robek, tidak terlalu tebal.
6) Pembungkusan pada bagian bulb, daun dan tangkai/kuntum
bunga tidak terlalu kencang, tetapi tidak mudah lepas.
7) Susun bot posisi berdiri berjajar, diantara pot diletakkan lagi pot
tanaman lain seterusnya hingga penuh satu bak mobil.
8) Usahakan penyusunan rapat dan tidak mudah bergerak.
9) Dalam proses pengangkutan, usahakan diatasnya diberi naungan
paranet, bila dipastikan hari tidak hujan.
10) Bila hari diperkirakan hujan, diatasnya diberi naungan terpal.
Sebaiknya dalam proses pengangkutan tidak mengalami
kehujanan yang dikawatirkan tanaman akan busuk.
11) Sepanjang perjalanan, pengangkutan dilakukan lebih berhatihati.
12) Sesampai ditempat tujuan, diupayakan segera dibongkar dan
diamankan dari sinar matahari langsung dan air hujan.
13) Bungkus segera dibuka.

Standar Pasca Panen Bunga Potong (Perendaman Tangkai


Bunga):
1) Setelah panen dikumpulkan dalam satu lokasi, pada tempat yang
teduh, tidak terkena sinar matahari langsung.
2) Dicek ulang, baik kondisi tanaman, jumlah maupun kualitas
tanamannya sesuai permintaan konsumen.
3)

Seleksi menurut panjang tangkai, jumlah kuntum, jumlah


kuntum yang mekar, maupun kemulusan tangkai/bunga.
Pisahkan bunga yang rusak/cacat akibat serangan Organisme
Pengganggu Tanaman serta kerusakan mekanisme.

4)

Tempat/wadah untuk tempat merendam harus bersih.

5)

Gunakan air bersih,

6)

Gunakan larutan pengawet Chrysal 2 gr/liter, 20 gr Sukrosa dan


Asam Sitrat 150 ppm.

7)

Perendaman tangkai bunga Dendrobium segera setelah petik


dalam larutan di atas selama 90 menit.

8)

Sebelum di paking di kering anginkan/di tiriskan.

9)

Pangkal tangkai bunga dipotong 1 cm, kemudian dibungkus


kapas basah atau ke dalam tabung kecil yang berisi air bersih
atau dapat ditambah bahan pengawet agar ketahanan bunga lebih
lama.

10) Ikat
11)

pangkal tangkai dengan karet, tiap 10 tangkai bunga.

Bungkus/lindungi bunga dengan lembaran plastik yang diikat


dengan selotip pada pangkal tangkai bunga.

12) Gunakan container dos sesuai ukuran untuk packing dan diberi lubang
angin secukupnya. Pilih jenis karton yang kuat, seperti corogated
karton dan tahan berat. Ukuran kemasan bunga potong
Dendrobium adalah :

- Untuk kelas mutu XL, L = 81 x 42 x 42 cm


- Untuk kelas mutu M, S, BQ = 76 x 38 x 42cm
Kemasan/dus dilubangi pada sisi panjang dan lebar
dengan diameter lubang 2 cm.
13) Susun ikatan bunga dalam dos, bunga ketemu bunga hingga penuh.
Jumlah tumpukan maksimal 3 ikatan.
Standar Kualitas Bunga Potong :
Standar klas bunga potong anggrek berdasarkan panjang tangkai
bunga S, M, L, jumlah bunga yang mekar dan kuncup bunga.
No.

Spesifikasi

Kelas I

Kelas II

Kelas III

1. Panjang malai

min 60 cm

min 50 cm

min 40 cm

2. Jumlah bunga
keseluruhan

min 16

min 12

min 8

3. Jumlah bunga
mekar

min 6

min 8

min 6

4. Jumlah kuncup

maks 6

maks 4

maks 2

5. Bunga rusak

tidak ada

tidak ada

tidak ada

6. Susunan bunga
dalam malai

lengkap

lengkap

lengkap

7. Bekas pestisida

tidak ada

tidak ada

tidak ada

8. Binatang hidup

tidak ada

tidak ada

tidak ada

Verifikasi :
-

90% menggunakan bahan kimia pengawet yang tepat, masuk


standar

95% perlakuan pemberian bahan kimia pengawet tepat, masuk


standar (waktu pemberian, tehnik pemberian, frekwensi).
- Mencapai 90% pengepakan, masuk standar

V. PENCATATAN

Bab

Pencatatan

Standar
Operasional
Prosedur
Pencatatan

Nomor:
SOP Dendrobium

Tanggal Dibuat
...................
Revisi .....
Tanggal ......

Disahkan
.................

Tujuan :
Agar setiap tindakan dan perlakukan yang diberikan dapat ditelusuri
tingkat kebenarannya berdasarkan pedoman SOP dan GAP.
Langkah langkah
1) Siapkan buku pencatatan untuk semua aktivitas persiapan, produksi,
panen dan pasca panen. .
2) Pencatatan dilakukan mulai dari kondisi lingkungan, aktivitas
persiapan, proses produksi, panen dan pasca panen, setiap tahapan
kegiatan yang dilakukan tiap hari, serta kejadian maupun tahapan
antisipasi yang dilakukan, nama petugas/pelaksana dll. Catatan yang
benar harus disimpan minimum 2 tahun.
3) Catatan tersebut antara lain mencakup :

Nama usaha;
Alamat usaha;
Varietas, jumlah yang ditanam, jumlah panen, produksi ;
Penggunaan sarana produksi;
 Pupuk (jenis, metode/teknik pemupukan, dosis, pelaksanaan
pemupukan, stadia tanaman, tanggal penggunan, lokasi/tempat
pembelian).
 Pestisida (jenis, dosis/konsentrasi, OPT sasaran, waktu aplikasi,
frekuensi, lokasi/ tempat pembelian).

Serangan OPT dan pengendalian (jenis OPT, stadia pertumbuhan


tanaman, kerugiannya, waktu serangan OPT).

Penilaian Pelaksanaan SOP:


Standar Operasional Prosedur memiliki tiga bobot pelaksanaan, yaitu :
1) Anjuran

: dianjurkan untuk dilaksanakan

2) Sangat dianjurkan : sangat dianjurkan untuk dilaksanakan


3) Wajib

: wajib atau harus dilaksanakan

Setiap kelompok standar di beri nilai skor 0 s/d 10. Nilai yang diberikan
disesuaikan berdasarkan penerapan/kondisi di lapangan dengan
ketentuan sebagai berikut :
Skor penilaian per kelompok kegiatan:
9 10 : proses atau persyaratan / prosedur telah sepenuhnya telah dilaksanakan
5 8 : dilaksanakan sebagian besar atau mendekati pelaksanaan penuh
2 4 : dilaksanakan hanya sebagian kecil dari norma yang bersangkutan
0 1 : persyaratan atau proses tidak dilakukan sesuai kaidah norma
Total Skor :
1141 1900 dan semua norma kegiatan kelompok wajib telah diterapkan,
diartikan telah sesuai dengan norma budidaya tanaman hias
yang baik dan benar.
571 1140 dan semua norma kelompok sangat dianjurkan telah dirapkan
diartikan sebagi mendekati persyaratan norma budidaya
tanaman hias yang baik dan benar.
s/d 570

diartikan sebagai kurang sesuai dengan norma budidaya


tanaman hias yang baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai