Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS

SENYAWA AKTIF
TANIN

KELOMPOK 5
GUSNA SUMANTRI
ADAM MALIKINAS
BAYU HANGGARA
TRI BUDHI SANTOSO

Definisi tanin
Tanin adalah senyawa metabolit sekunder yang
terdapat pada beberapa tanaman. Tanin mampu
mengikat protein, sehingga protein pada
tanaman dapat resisten terhadap degradasi oleh
enzim protease.
Tanin selain mengikat protein juga bersifat
melindungi protein dari degradasi enzim mikroba
maupun enzim protease pada tanaman
Tanin mulai dipergunakan pada tahun 1796

Definisi tanin menurut Bate-Smith adalah:


water soluble phenolics compound having molecular weights
between 500 and 3000 (giving) the useful phenolic
reactions(and having) special properties such as the ability
to precipiate alkaloid, gelatin and other proteins.
Definisi yang lebih lengkap diberikan oleh Horvarth (1981):
Any phenolic compound of sufficiently high molecular weight
containing sufficient hydroxyls and other suitable groups (i.e.
carboxyls) to form effectively strong complexes with protein
and other macromolecules under the particular environmental
conditions being studied.

Tanin merupakan senyawa polifenol yang terdapat luas


dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae
terdapat khusus dalam jaringan kayu
Tanin dapat bereaksi dengan protein
membentukkopolimer mantap yang tidak larut dalam
air.
Dapat membentuk ikatan sambung silang dengan
protein sehingga digunakan untuk menyamak kulit.

Tanin merupakan senyawa kimia yang tergolong dalam


senyawa polifenol. Tanin mempunyai kemampuan
mengendapkan protein, karena tanin mengandung
sejumlah kelompok ikatan fungsional yang kuat dengan
molekul protein yang selanjutnya akan menghasilkan
ikatan silang yang besar dan komplek yaitu protein
tanin.
Tanin alami larut dalam air dan memberikan warna pada
air, warna larutan tanin bervariasi dari warna terang
sampai warna merah gelap atau coklat, karena setiap
tanin memiliki warna yang khas tergantung sumbernya.

PENETAPAN KADAR TANIN


Metode

Penetapan Kadar Tanin


Kadar tanin dapat ditetapkan dengan menggunakan berbagai macam metode. Metode yang biasanya digunakan untuk menentukan
kadar tanin total adalah sebagai berikut :
1.Metode Gravimetri
Analisis dengan menggunakan metode gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan)-nya. Reagen
atau pereaksi yang ditambahkan adalah berlebih untuk menekan kelarutan endapan.
2.Metode volumetri/permanganometri
Berdasarkan reaksi kimianya, metode volumetri dikelompokkan menjadi 4 jenis reaksi, yaitu reaksi asam-basa, reaksi redoks, reaksi
pengendapan, dan reaksi pembentukan kompleks.
3.Metode Kolorimetri
Contoh metode penetapan kadar tanin dari sebuahpaper, misalnya dengan menggunakan metode kolorimetri dalam menentukan
jumlah tanin total pada daun Jati Belanda, menggunakan pereaksi biru prusia. Prinsipnya yaitu reaksi reduksi senyawa besi (III)
menjadi senyawa besi (II) oleh tanin membentuk warna biru-hitam selanjutnya dengan penambahan pereaksi biru prusia, akan
membentuk suatu kompleks berwarna biru tinta yang dapat diukur menggunakan spektrofotometer pada daerah sinar tampak.
Reaksi yang teradi adalah sebagai berikut :
Fe3+ + tanin Fe2+
Fe2+ + K3Fe(CN)6 3KFe[Fe(CN)6]
Kompleks yang terbentuk berwarna biru tinta.
Pada metode penentuan jumalah tanin total dengan menggunakan pereaksi biru prusia secara kolorimetri diperoleh kurva kalibrasi
asam tanat dengan persamaan y = 0,2767x 0,0386, dengan r = 0,9982.

Klasifikasi tanin
Tanin terhidrolisis
Tanin terhidrolisis merupakan jenis tanin yang mempunyai
struktur poliester yang mudah dihidrolisis oleh asam atau
enzim, dan sebagai hasil hidrolisisnya adalah suatu asam
polifenolat dan gula sederhana. Golongan tanin ini dapat
dihidrolisis dengan asam, mineral panas dan enzim-enzim
saluran pencernaan.
Tanin terkondensasi
Tanin terkondensasi, yang sering disebut proantosianidin,
merupakan polimer dari katekin dan epikatekin. Tanin yang
tergolong tanin terkondensasi, banyak terdapat pada buahbuahan, biji-bijian dan tanaman pangan, sementara yang

TANNINS (Basic structure)


Hydrolysable Tannins
Glucose

o
o

oH

oH

oH

Condensed Tannins
oH

oH

oH

oH

oH

oH
o

oo

oH

Glucose

oH

oH

OH

oH
OH
OH

Gallotannins

Ellagitannins

Catechin

Tanin Terhidrolisis (hydrolysable


tannins)
Tanin Terhidrolisis (hydrolysable tannins). Tanin ini biasanya
berikatan dengan karbohidrat dengan membentukjembatan
oksigen, karena itu tanin ini dapat dihidrolisis dengan
menggunakan asam sulfat atau asam klorida.
Salah satu contoh jenis tanin ini adalah gallotanin yang
merupakan senyawa gabungan dari karbohidrat dengan asam
galat. Selain membentuk gallotanin, dua asam galat akan
membentuk tanin terhidrolisis yang bisa disebut Ellagitanins.
Ellagitanin sederhana disebut juga ester asam
hexahydroxydiphenic (HHDP). Senyawa ini dapat terpecah
menjadi asam galic jika dilarutkan dalam air.

Tanin terkondensasi (condensed


tannins)
Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat
terkondensasi menghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan
terdiri dari polimer flavonoid yang merupakan senyawa fenol.
Nama lain dari tanin ini adalah Proanthocyanidin (flavolan).
Proanthocyanidin merupakan polimer dari flavonoid yang
dihubungkan dengan melalui C 8 dengan C4. Salah satu contohnya
adalah Sorghum procyanidin, senyawa ini merupakan trimer yang
tersusun dari epiccatechin dan catechin.
Senyawa ini jika dikondensasi maka akan menghasilkan flavonoid
jenis flavan dengan bantuan nukleofil berupa floroglusinol.
Tanin terkondensasi telah banyak ditemukan dalam tumbuhan pakupakuan

Proanthosianidin merupakan polimer dari flavonoid.


Proanthosianidin bila direaksikan dengan asam panas
beberapa ikatan karbonnya akan rusak dan
menghasilkan monomer anthosianidin. Golongan tanin
ini pada dasarnya hanya mengandung inti fenol, namun
terkadang juga dihubungkan dengan karbohidrat atau
protein.
Molekul tanin terkondensasi lebih resisten terhadap
pemutusan bila dibandingkan dengan tanin terhidrolisis.
Tanin ini saat dihidrolisis cenderung berpolimerisasi
menghasilkan senyawa yang tidak larut dan berwarna
merah yang disebut phlobaphenes.

Epicathecin

cathecin

Pseudotanin

Pseudotannin merupakan merupakan senyawa dengan berat


molekul yang lebih rendah dibandingkan dengan tannin
sebenarnya
Pada dasarnya, pseudotannin hampir sama dengan tanin
terhidrolisis, intinya adalah asam shikimat dan asam kuinat, yang
merupakan modifikasi dari asam galat, yang berfungsi sebagai
bentuk gula.
Contoh pseudotannin
Asam Kafeat Asam Kumarat

Asam Pelulat

Tanin komplek
Istilah ini dipergunakan oleh Okuda untuk menyebut
kelompok tannin yang baru ditemukan, yang merupakan
hasil biosintesis dari tannin terhidrolisis (sebagian besar
adalah ellagitannin C-glukosida) dan tannin
terkondensasi. Penyatuan keduanya terbentuk melalui
ikatan C-C antara C-1 unit glukosa dari ellagitannin dan C8 atau C-6 dari derivat flavan-3-ol.
Monomer dari tannin kompleks telah diisolasi dari
Combretaceae , Fagaceae (Quercus, castanea ) ,
Myrtaceae , Polygonaceae ( Rheum ) dan Theaceae
( Camellia ).

Distribusi tanin
Senyawa ini dapat ditemukan pada akar, kulit
kayu, batang dan lapisan luar dari jaringan
tanaman.

Kedua kelas tanin terdistribusi tidak merata dalam tanaman.


Tannin terkodensasi terdapat pada hampir seluruh perdu dan
gymnospermae , dan tersebar luas pada angiospermae, terutama pada
pohon dan semak.
Sebaliknya, pada tanaman dikotil, tannin terhidrolisis jumlahnya hanya
terbatas. Kedua tipe tannin ini dapat terdapat pada tanaman yang
sama, seperti yang ditemukan pada kulit kayu dan daun oak.
Selain itu, terdapat pula golongan tannin yang memiliki BM rendah
dengan struktur lebih sederhana yang disebut Pseudotanin, dan
kelompok tannin yang baru ditemukan, yang merupakan hasil
biosintesis dari tannin terhidrolisis dan tannin terkondensasi yang
disebut tannin kompleks.

Sifat-sifat tanin
1. Tanin secara umum memiliki gugus fenol dan bersifat koloid
2. Semua jenis tanin dapat larut dalam air, kelarutannya besar dan akan
bertambah besar apabila dilarutkan dalam air panas. Begitu pula dalam
pelarut organik seperti metanol, etanol, aseton dan pelarut organik
lainnya.
3. Reaksi warna terjadi bila disatukan dengan garam besi. Reaksi ini
digunakan untuk menguji klasifikasi tanin. Reaksi tanin dengan garam
besi akan memberikan warna hijau dan biru kehitaman, tetapi uji ini
kurang baik karena selain tanin yang dapat memberikan reaksi warna,
zat-zat lain juga dapat memberikan reaksi warna yang sama.
4. Tanin mulai terurai pada suhu 98,8 C
5. Tanin dapat dihidrolisis oleh asam, basa, dan enzim
6. Ikatan kimia yang terjadi antara tanin-protein atau polimer lainnya
terdiri dari ikatan hidrogen, ikatan ionik, dan ikatan kovalen.

Cont...
7. Tanin mempunyai berat molekul tinggi dan cenderung mudah
dioksidasi menjadi suatu polimer, sebagian besar tanin amorf
(tidak berbentuk) dan tidak mempunyai titik leleh
8. Warna tanin akan menjadi gelap apabila terkena cahaya atau
dibiarkan di udara terbuka.
9. Tanin mempunyai sifat pemberi warna, adstringen, antiseptik,
bakteristatik dan fungistatik
10. Jika dicampur dengan alkaloid dan glatin akan terjadi endapan.
11. Sukar mengkristal.
12. Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa
dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim
protiolitik

Sifat tanin sebagai pengkhelat


logam.
Senyawa phenol yang secara biologis dapat berperan sebagai
khelat logam.Proses pengkhelatan akan terjadi sesuai pola
subtitusi dan pH senyawa phenolik itu sendiri.
Karena itulah tanin terhidrolisis memiliki potensial untuk
menjadi pengkhelat logam.
Hasil khelat dari tanin ini memiliki keuntungan yaitu kuatnya
daya khelat dari senyawa tanin ini membuat khelat logam
menjadi stabil dan aman dalam tubuh.
Tetapi jika tubuh mengkonsumsi tanin berlebih maka akan
mengalami anemia karena zat besi dalam darah akan
dikhelat oleh senyawa tanin tersebut

Ikatan tanin-protein dipengaruhi


oleh faktor
(1) karakteristik protein, seperti komposisi asam amino, struktur,
titik isoelektrik dan bobot molekul
(2) karakteristik tanin, seperti berat molekul, struktur, dan
heterogenitas tanin
(3) kondisi pereaksi, seperti pH, suhu, waktu, komposisi pelarut.
Semakin rendah pH, jumlah tanin yang berinteraksi semakin kecil.
Hal ini menunjukkan penurunan afinitas tanin terhadap protein
untuk membentuk komplek dikarenakan adanya efek elektrostatik
dari protein, pada pH tinggi dimana group fenolhidroksil terionisasi
maka tanin tidak berinteraksi dengan protein

BIOSINTESA TANIN
Semua komponen Phenolics baik primer maupun sekunder dibentuk dengan
cara skhimic acid pathway, atau yang biasa disebut phenylpropanoid
pathway. Jalur asam shikimat mengubah precursor karbohidrat sederhana
yang merupakan hasil dari glikolisis dan jalur pentose phosphate menjadi asam
amino aromatic.
Jalur asam shikimat dimulai dari asam shikimat yang dengan adanya Erithrose
PO4 + PEP (Pospoenolpiruvat) akan menjadi asam kuinat. Asam kuinat iniliah
yang nantinya akan menjadi asam gallat.
Asam gallat merupakan salah satu asam pembentuk tannin terhidrolisis.
Pada tannin terhidrolisis golongan gallotanin, asam gallat satu dengan yang lain
akan dihubungkan dengan cara oksidatif dengan adanya hexahydroxydiphenic
acid ester, lalu bergabung dengan alkoholnya(umumnya suatu inti D-Glukosa)
membentuk Ellagitannin. Oksidatif lebih lanjut akan menggabungkan bentuk
dari tannin terhidrolisis polimer.

Identifikasi kualitatif tanin


1. Diberikan larutan FeCl3berwarna biru tua / hitam
kehijauan.
2. Ditambahkan Kalium Ferrisianida + amoniak
berwarna coklat.
3. Diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn, dan larutan
Kalium Bikromat berwarna coklat

Analisa kuantitiatif dengan


menggunakan metode
1. Metode analisis umum phenolik, karena tanin
merupakan senyawa phenolik (Metode blue prussian
dan Metode Folin).
2. Metode analisis berdasarkan gugus fungsinya.
3. Dengan menggunakan HPLC, dan UV-Vis.
4. Metode presipitasi menggunakan protein.

KESIMPULAN
Tanin merupakan suatu substansi yang banyak dan tersebar pada
tanaman. Berdasarkan strukturnya, tanin diklasifikasikan menjadi dua
kelas yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi.
Tanin ditemukan di daun, tunas, biji, akar, batang dan jaringan,
misalnya pada jaringan xilem dan floem, dan pada lapisan antara
korteks dengan epidermis. Untuk membedakan tanin dengan
senyawa metabolit sekunder lainnya, dapat dilihat dari sifat-sifat dari
tanin itu sendiri, seperti sifat fisika, kimia, dan sebagai pengkhelat
logam.
Ada beberapa metode dalam melakukan penetapan kadar tanin,
metode-metode tersebut antara lain metode gravimetri, volumetri,
dan kolorimetri.Tanin diketahui mempunyai beberapa khasiat, yaitu
sebagai astringen, anti diare, anti bakteri dan antioksidan.

Daun teh (Camelia sinensis L. )


Tanaman asal : Camellia sinensis L.
Famili : Theaceae
Isi: kafein 2-3 %, theobromin, theofilin, tanin,
xanthin, adenin, minyak atsiri, kuersetin,
naringenin. Substansi fenol dalam daun teh
yang dominan adalah polifenol. Turunannya
seperti epikatekin (EC) epikatekin galat (ECG),
Epigalokatekin (EGC) dan epigalokatekingalat
(EGCG) sangat bermanfaat untuk kesehatan.
Selain itu juga mengandung flavonol.
Kegunaan : Antioksidan, sebagai penyegar
badan dan stimulansia, sakit kepala, diare,
penyubur dan penghitam rambut, kolesterol,
kencing manis, antitoksik, infeksi saluran
cerna.

Green tea mengandung:


(+) gallocatechin (GC),
(-) epicatechin (EC),
(-) epigallocatechin (EGC),
(-) epicatechingallate (ECG),
(-) epigallocatechingallate (EGCG)
Yang menunjukkan banyak aktifitas biologi diantaranya :
antibacteri, antioxidan, anti-tumor dan cancer preventive
activities.
Catechin memberikan antioksidan yang penuh melawan
lipid peroksidase ketika phospolipid bilayer terpapar
radikal oksigen.

(+)Catechin mencegah cancer (liver, lung, breast and colon


cancer) setidaknya melalui 3 cara yaitu :
First, Mereka dapat mencegah pembentukan karsinogen.
Second, mereka dapat meningkatkan kemampuan tubuh
dalam detoksifikasi
Finally, mereka menekan perkembangan kanker.
(+)Catechin juga mempunyai beberapa aktifitas sebagai:
antibacterial and antiviral agent, regulating cholesterol and
blood pressure, and reducing blood clotting tendencies that
may cause heart attacks or strokes

Composition of Phenolic Compounds in Tea extract


(Miura, et al., 2001)
Catechins

Mg/ g

(-)Epigallocatechin-gallate (EGCg)

584

(-) Epigallocatechin (EGC)

117

(-) Epicatechin (EC)

66

(-)Gallocatechingallate (GCg)

16

(-)Epicatechin-gallate (ECg)

Caffeine.

Kulit batang kina (Chincona succirubra )


Tanaman asal : Cinchona succirubra Pavon
et Klot
Famili : Rubiaceae
Isi :Alkaloid kinina, sinkonina, sinkodina,
kina tanat,kinidin, asam tanat, asam kina,
damar, malam
Kegunaan : Obat malaria, penurun panas,
penambha nafsu makan.

Buah malaka (Phyllanthus emblica


L.)
Tanaman asal : Phyllanthus emblica L.
Famili : Euphorbiaceae
Isi: buah mengandung vit C, tanin,
glukogalin, asam galat, ellagic acid,
corilagin, terchebin, chebulagic acid,
chebulinic acid, chebulic acid, 3,6digalloylglucose, mucic acid,
phyllemblic acid, emblicol.
Kegunaan : diabetes militus, demam,
flu, sakit tenggorokan, gusi berdarah,
menghilangkan dahak.

Psidii Folium
Tanaman asal : Psidium
guajava L.
Famili : Myrtaceae
Isi: Tanin, minyak atsiri ,
euginol mengandung minyak
lemak, damar dan garam
mineral.
Kegunaan : Obat mencret,
adstrigen

Sappan Lignum (Kayu secang)


Tanaman Asal : Caesalpinia sappan L.
Famili : Caesalpineaceae
Isi : Asam tanat, asam gallat dan zat merah sappan
Kegunaan : Adstrigensia, obat penyakit dalam

Murraya paniculata folium (Daun Kemuning)


Tanaman Asal : Murraya paniculata [L.] Jack.
Famili : Rutaceae
Isi: Murayin, minyak atsiri, damar, tannin. Daun kemuning
mengandung cadinene, methyl-anthranilate, bisabolene, caryophyllene, geraniol, carene-3, eugenol, citronellol,
methyl-salicylate, s-guaiazulene, osthole, paniculatin,
tannin, dan coumurrayin. Kulit batang mengandung
mexotioin, 5-7-dimethoxy-8 (2,3-dihydroxyisopentyl)
coumarin. Sedangkan bunga kemuning mengandung
scopoletin, dan buahnya mengandung semi--carotenon
Kegunaan : Sebagai anti gonorea dalam bentuk dekokta
dengan dosis 2-5 gram. Radang buah zakar (orchitis),
radang saluran napas (bronchitis),Infeksi saluran kencing,
haid tidak tertur, Lemak tubuh berlebihan,Pelangsing
tubuh,Nyeri pada tukak (ulkus), sakit gigi,Kulit kasar.

Granati Fructus Cortex (kulit buah delima)


Tanaman asal : Punica granatum L.
Famili : Punicaceae
Isi :Kulit buah mengadung alkaloid pelletierene,
granatin, betulic acid, ursolic acid, isoquercitrin,
elligatanin, resin, triterpenoid, kalsium oksalat,
dan pati. Kulit akar dan kulit kayu mengandung
sekitar 20 % elligatanin dan 0,5-1% senyawa
alkaloid, antara lain alkaloid pelletierine ,
pseudopelletierine , metilpelletierine ,
isopelletierine, dan metillisopellettierine. Daun
mengandung alkaloid, tannin, kalsium oksalat,
lemak, sulfur, peroksidase.
Kegunaan: Sebagai adstrigensia, tainisida (obat
cacing) Tania saginata = cacing pita desentri,
keputihan

Polyanthi Folium (Daun Salam)


Tanaman Asal : Syzygium polyanthum (Wight) Walp
.Disebut juga Eugenia polyantha (Wight.)
Famili : Myrtaceae
Isi : Tanin, minyak atsiri
Kegunaan :
Adstrigensia dalam bentuk dekogta dosis 5-12 gram.
Menurunkan kadar gula darah (DM), anti diare

Kaempferia angustifolia rhizome


(kunci pepet)

Tanaman Asal : Kaempferia angustifolia Rosc.


Famili : Zingiberaceae
Isi : Minyak atsiri, damar, tannin dan pati
mineral.
Kegunaan: Karminatif dan obat pelangsing.

Areca Semen (Biji Pinang)


Tanaman Asal : Areca catechu L.
Famili : Palmae
Isi : Tanin 15 %, 0,25 % alkaloid,
terutama arekolin. Arekolin,
arekaidin, arekain, arekolidin,
guvasin, guvakolin, isoguvasin,
nikotin, glusida 2, 5; tanin: katekin
Kegunaan : Anthelmentik
khususnya cacing pita

Catechu (Gambir)
Tanaman Asal : Uncaria gambir Roxb.
Famili : Rubiaceae
Isi : 25-50 % asam katekutanat, 7-33
% pirokatekol (katekin) dan
merakateku , gambir dan floresin dan
guarcein.
Kegunaan :
Dilaboratorium farmasi digunakan
sebagai adstrigensia, digunakan
dalam penyamakan kulit dan juga
bahan pewarna

Cassiae folium (Daun Ketepeng)


Tanaman Asal : Cassia alata L.
Famili : Leguminoceae
Isi : Zat samak, zat pahit
Kegunaan:
Obat demam dan adstrigensia,
Obat kurap, obat kelainan kulit
yang disebabkan oleh parasit
kulit, pencahar ( laksan )

Terimakasih pada Allah SWT...

Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut


ukuran (Q.S. al-Hijr;19)

Anda mungkin juga menyukai