SENYAWA AKTIF
TANIN
KELOMPOK 5
GUSNA SUMANTRI
ADAM MALIKINAS
BAYU HANGGARA
TRI BUDHI SANTOSO
Definisi tanin
Tanin adalah senyawa metabolit sekunder yang
terdapat pada beberapa tanaman. Tanin mampu
mengikat protein, sehingga protein pada
tanaman dapat resisten terhadap degradasi oleh
enzim protease.
Tanin selain mengikat protein juga bersifat
melindungi protein dari degradasi enzim mikroba
maupun enzim protease pada tanaman
Tanin mulai dipergunakan pada tahun 1796
Klasifikasi tanin
Tanin terhidrolisis
Tanin terhidrolisis merupakan jenis tanin yang mempunyai
struktur poliester yang mudah dihidrolisis oleh asam atau
enzim, dan sebagai hasil hidrolisisnya adalah suatu asam
polifenolat dan gula sederhana. Golongan tanin ini dapat
dihidrolisis dengan asam, mineral panas dan enzim-enzim
saluran pencernaan.
Tanin terkondensasi
Tanin terkondensasi, yang sering disebut proantosianidin,
merupakan polimer dari katekin dan epikatekin. Tanin yang
tergolong tanin terkondensasi, banyak terdapat pada buahbuahan, biji-bijian dan tanaman pangan, sementara yang
o
o
oH
oH
oH
Condensed Tannins
oH
oH
oH
oH
oH
oH
o
oo
oH
Glucose
oH
oH
OH
oH
OH
OH
Gallotannins
Ellagitannins
Catechin
Epicathecin
cathecin
Pseudotanin
Asam Pelulat
Tanin komplek
Istilah ini dipergunakan oleh Okuda untuk menyebut
kelompok tannin yang baru ditemukan, yang merupakan
hasil biosintesis dari tannin terhidrolisis (sebagian besar
adalah ellagitannin C-glukosida) dan tannin
terkondensasi. Penyatuan keduanya terbentuk melalui
ikatan C-C antara C-1 unit glukosa dari ellagitannin dan C8 atau C-6 dari derivat flavan-3-ol.
Monomer dari tannin kompleks telah diisolasi dari
Combretaceae , Fagaceae (Quercus, castanea ) ,
Myrtaceae , Polygonaceae ( Rheum ) dan Theaceae
( Camellia ).
Distribusi tanin
Senyawa ini dapat ditemukan pada akar, kulit
kayu, batang dan lapisan luar dari jaringan
tanaman.
Sifat-sifat tanin
1. Tanin secara umum memiliki gugus fenol dan bersifat koloid
2. Semua jenis tanin dapat larut dalam air, kelarutannya besar dan akan
bertambah besar apabila dilarutkan dalam air panas. Begitu pula dalam
pelarut organik seperti metanol, etanol, aseton dan pelarut organik
lainnya.
3. Reaksi warna terjadi bila disatukan dengan garam besi. Reaksi ini
digunakan untuk menguji klasifikasi tanin. Reaksi tanin dengan garam
besi akan memberikan warna hijau dan biru kehitaman, tetapi uji ini
kurang baik karena selain tanin yang dapat memberikan reaksi warna,
zat-zat lain juga dapat memberikan reaksi warna yang sama.
4. Tanin mulai terurai pada suhu 98,8 C
5. Tanin dapat dihidrolisis oleh asam, basa, dan enzim
6. Ikatan kimia yang terjadi antara tanin-protein atau polimer lainnya
terdiri dari ikatan hidrogen, ikatan ionik, dan ikatan kovalen.
Cont...
7. Tanin mempunyai berat molekul tinggi dan cenderung mudah
dioksidasi menjadi suatu polimer, sebagian besar tanin amorf
(tidak berbentuk) dan tidak mempunyai titik leleh
8. Warna tanin akan menjadi gelap apabila terkena cahaya atau
dibiarkan di udara terbuka.
9. Tanin mempunyai sifat pemberi warna, adstringen, antiseptik,
bakteristatik dan fungistatik
10. Jika dicampur dengan alkaloid dan glatin akan terjadi endapan.
11. Sukar mengkristal.
12. Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa
dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim
protiolitik
BIOSINTESA TANIN
Semua komponen Phenolics baik primer maupun sekunder dibentuk dengan
cara skhimic acid pathway, atau yang biasa disebut phenylpropanoid
pathway. Jalur asam shikimat mengubah precursor karbohidrat sederhana
yang merupakan hasil dari glikolisis dan jalur pentose phosphate menjadi asam
amino aromatic.
Jalur asam shikimat dimulai dari asam shikimat yang dengan adanya Erithrose
PO4 + PEP (Pospoenolpiruvat) akan menjadi asam kuinat. Asam kuinat iniliah
yang nantinya akan menjadi asam gallat.
Asam gallat merupakan salah satu asam pembentuk tannin terhidrolisis.
Pada tannin terhidrolisis golongan gallotanin, asam gallat satu dengan yang lain
akan dihubungkan dengan cara oksidatif dengan adanya hexahydroxydiphenic
acid ester, lalu bergabung dengan alkoholnya(umumnya suatu inti D-Glukosa)
membentuk Ellagitannin. Oksidatif lebih lanjut akan menggabungkan bentuk
dari tannin terhidrolisis polimer.
KESIMPULAN
Tanin merupakan suatu substansi yang banyak dan tersebar pada
tanaman. Berdasarkan strukturnya, tanin diklasifikasikan menjadi dua
kelas yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi.
Tanin ditemukan di daun, tunas, biji, akar, batang dan jaringan,
misalnya pada jaringan xilem dan floem, dan pada lapisan antara
korteks dengan epidermis. Untuk membedakan tanin dengan
senyawa metabolit sekunder lainnya, dapat dilihat dari sifat-sifat dari
tanin itu sendiri, seperti sifat fisika, kimia, dan sebagai pengkhelat
logam.
Ada beberapa metode dalam melakukan penetapan kadar tanin,
metode-metode tersebut antara lain metode gravimetri, volumetri,
dan kolorimetri.Tanin diketahui mempunyai beberapa khasiat, yaitu
sebagai astringen, anti diare, anti bakteri dan antioksidan.
Mg/ g
(-)Epigallocatechin-gallate (EGCg)
584
117
66
(-)Gallocatechingallate (GCg)
16
(-)Epicatechin-gallate (ECg)
Caffeine.
Psidii Folium
Tanaman asal : Psidium
guajava L.
Famili : Myrtaceae
Isi: Tanin, minyak atsiri ,
euginol mengandung minyak
lemak, damar dan garam
mineral.
Kegunaan : Obat mencret,
adstrigen
Catechu (Gambir)
Tanaman Asal : Uncaria gambir Roxb.
Famili : Rubiaceae
Isi : 25-50 % asam katekutanat, 7-33
% pirokatekol (katekin) dan
merakateku , gambir dan floresin dan
guarcein.
Kegunaan :
Dilaboratorium farmasi digunakan
sebagai adstrigensia, digunakan
dalam penyamakan kulit dan juga
bahan pewarna