Anda di halaman 1dari 58

Team Majelis

belum dibuat di depan Notaris, belum mempunyai kekuatan mengikat bagi para pihak
KAIDAH HUKUM :
suami isteri"
ui isteri maka perjanjian tersebut tidak sah menurut hukum"

Mahkamah Agung No. Reg. : 2691 PK/Pdt/1996


Tanggal putusan
: 18 September 1998
J. DJOHANSYAH, SH.
H. TOTON SUPRAPTO, SH.
Ny. ASMA SAMIK IBRAHIM, SH.
Klasifikasi

: Jual beli tanah

DUDUK PERKARANYA :
Bahwa Penggugat sebagai pembeli tanah seluas 3,9 Ha telah sepakat
secara lisan dengan Tergugat selaku penjual dengan harga Rp.
2.680.000.000,- (dua milyar enam ratus delapan puluh juta rupiah) ;
Bahwa Penggugat asli telah memberi uang panjar Rp. 80.000.000,(delapa puluh juta rupiah) ;
Bahwa Penggugat asli telah menghitung keuntungan dari tanah
sengketa yang digunakan untuk proyek perumahan. Dengan
sebanyak 175 buah dengan harta Rp. 85.000.000,- per unit dan jika
habis terjual selama 4 tahun, Penggugat mendapat keuntungan
sebesar Rp. 3.211.750.000,- (tiga milyar dua ratus sebelas juta
tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) ;
Bahwa tanpa dasar Tergugat I membatalkan jual beli dan
mengembalikan uang panjar dengan demikian Tergugat I ingkar
janji dan melawan hukum yang merugikan Penggugat ;
Jumlah kerugian Penggugat sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh
juta rupiah) dan bunga 2% sejak tanggal 16 Februari sampai
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

81

lunas ditambah keuntungan yang diharapkan sebesar Rp.


3.211.750.000,- (tiga milyar dua ratus sebelas juta tujuh ratus lima
puluh ribu rupiah) ;
PERTIMBANGAN HUKUM MAHKAMAH AGUNG :
Keberatan kasasi dari Pemohon kasasi I dapat dibenarkan, Pengadilan Tinggi salah menerapkan hukum, sebab perjanjian lisan baru
merupakan Voor Overeenskomst yaitu perjanjian permulaan yang
akan dibuat di Notaris (TI-1) karena masih harus ditindak lanjuti dan
bagi para pihak yang membuatnya sehingga tidak mempunyai akibat
hukum.
Karena tanah tersebut merupakan harta bersama antara
Tergugat I dan II selaku suami isteri, maka menurut Pasal 36 (1)
Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tindakan terhadap harta bersama
oleh suami atau isteri harus mendapat persetujuan dari suami isteri.
Karena perjanjian permulaan yang dilakukan secara lisan
tersebut belum mendapat persetujuan isteri maka perjanjian tersebut
tidak sah menurut hukum.
Pertimbangan Pengadilan Tinggi tidak dapat dibenarkan yang
berpendapat bahwa suami dapat melakukan perbuatan hukum yang
menyangkut harta kekayaan bersama suami isteri karena dalam ikatan
perkawinan tidak ada perjanjian harta terpisah.
Sejalan dengan pertimbangan mengenai keberatan Pemohon
kasasi I, karena perjanjian baru merupakan perjanjian permulaan,
maka tidak mempunyai kekuatan mengingat bagi para pihak yang
membuatnya. Alasan Pemohon kasasi II dapat dibenarkan, sebab
tindakan suami atau isteri atas harta bersama harus dengan
persetujuan suami isteri.
Karena belum ada persetujuan isteri maka tindakan Tergugat I
membuat perjanjian tersebut tidak sah menurut hukum.

AMAR PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG


Mengabulkan permohonan Kasasi dari Pemohon kasasi I : KESUMA
WIJAYA dan Pemohon kasasi II : WENTY PUSPA KWANNI ;
Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Medan tanggal 14 November
1995 No. 86/Pdt/1995/PT.Mdn. yo putusan Pengadilan Negeri
Medan tanggal 25 Oktober 1994 No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn ;
Mengadili Sendiri :
82

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

Dalam Konpensi :
Tentang eksepsi Tergugat I :
Menyatakan eksepsi Tergugat I tidak dapat diterima ;
Tentang eksepsi Tergugat II :
Menyatakan eksepsi Tergugat II tidak dapat diterima ;
Dalam Pokok Perkara :
Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
Menyatakan Sita Jaminan yang dilakukan Pengadilan Negeri Medan
tanggal 24 Maret 1994 No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn jo Berita Acara
Sita jaminan tanggal 24 Maret 1994 No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. tidak
sah dan tidak berharga ;
Memerintahkan Pengadilan Negeri Medan untuk mengangkat Sita
Jaminan tersebut ;
Dalam Rekonpensi :
Gugatan Rekonpensi Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat I
dalam Konpensi :
Menyatakan gugatan Rekonpensi tidak dapat diterima ;
Gugatan Rekonpensi Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat II
dalam Konpensi :
Tentang eksepsi :
Menyatakan eksepsi Tergugat dalam Rekonpensi/Penggugat dalam
Konpensi tidak dapat diterima ;
Dalam Konpensi dan Rekonpensi :
Menghukum Penggugat dalam Konpensi/Tergugat dalam Rekonpensi
dan Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat Konpensi untuk
membayar biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dan dalam
tingkat kasasi ditetapkan Rp. 50.000,PUTUSAN
Nomor : 2699 K/Pdt/1996
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

83

memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah mengambil


putusan sebagai berikut dalam perkara :
KESUMA WIJAYA alias ACI, bertempat tinggal di
Jalan Bandung No. 90 C Medan, dalam hal ini
diwakili oleh kuasanya : Kariawan Sebayang, SH.
berdasarkan Surat Kuasa Substitusi tanggal 5
Juni 1996,
Pemohon kasasi I dahulu Tergugat I dalam
Konpensi/Penggugat
dalam
Rekonpensi
ITerbanding ;
WENTY PUSPA KWANNI, bertempat tinggal di Jalan
Bandung No. 90 C Medan, Pemohon kasasi II
dahulu Tergugat II dalam Konpensi/Penggugat
dalam
Rekonpensi
II-Terbanding
juga
Pembanding ;
Melawan:
A R I F I N, bertempat tinggal di Komplex Carina
Sayang II Rt. 023/08 Penjaringan Jakarta Utara, dalam
hal ini diwakili oleh kuasanya Alifudin Nur,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 18 Juni
1986,
Termohon kasasi dahulu Penggugat dalam Konpensi/
Tergugat dalam Rekonpensi Pembanding ;
Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa
sekarang Termohon kasasi sebagai Penggugat asli telah menggugat
sekarang para Termohon kasasi sebagai para Tergugat asli di muka
persidangan Pengadilan Negeri Medan pada pokoknya atas dalil-dalil ;
bahwa telah terikat persetujuan jual beli sebidang tanah seluas
3,9 Ha yang letaknya sesuai gugatan, secara lisan antara Penggugat
asli sebagai pembeli dengan Tergugat asli I sebagai penjual ;
bahwa dalam kesepakatan tersebut disepakati harga seluruhnya
sebesar Rp. 2.680.000.000,- (dua milyar enam ratus delapan puluh
juta rupiah) dengan kewajiban Penggugat asli membayar panjar
sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) dan Tergugat asli
I me-nyiapkan surat-surat dan menyerahkan tanah dalam keadaan
84

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

kosong ;
bahwa untuk pembayaran selanjutnya disepakati yaitu 40% dari
harga tanah sejak panjar diterima untuk tanah yang belum dibebaskan
diperkirakan selama 6 buln dan 40% lagi setelah tanah dibebaskan
serta 20% sisanya dibayar setelah terbit Sertifikat Hak Tanah tersebut
dari pihak yang berwenang ;
bahwa pada tanggal 16 Februari 1994 Penggugat asli telah
menyerahkan uang panjar sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh
juta rupiah) berupa Bilyet Giro Bank Bali No. 308266 kepada Tergugat
asli I ;
bahwa dalam perjanjian lisan tersebut Tergugat asli II sebagai
isteri Tergugat asli I juga hadir di hadapan Penggugat asli dan
Tergugat asli ;
bahwa staf ahli Penggugat asli telah menyusun dan
memperhitungkan kalkulasi biaya dengan alternatif keuntungan dari
proyek pembangunan real estate, sesuai dengan proposal perumahan
setempat dengan 175 buah bangunan seharga rata-rata Rp.
85.000.000,- (delapan puluh lima juta rupiah) per-unit, dan jika habis
terjual selama 4 tahun, maka Penggugat asli akan mendapat
keuntungan sebesar Rp. 3.211.750.000,- (tiga milyar dua ratus
sebelas juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) ;
bahwa tanpa alasan yang sah Tergugat asli I pada tanggal 18
Februari 1994 dengan suratnya secara sepihak mau membatalkan jual
beli tersebut, dengan meminta maaf dan akan mengembalikan uang
panjar yang telah diterimanya ;
bahwa Penggugat asli merasa keberatan atas surat Tergugat
asli I, karena perbuatan Tergugat asli I telah cidera janji dan melawan
hukum dengan merugikan Penggugat asli ;
bahwa kerugian Penggugat asli yaitu kerugian uang panjar
Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) dan bunganya sebesar
2% sejak tanggal 16 Februari 1994 sampai dibayar lunas, serta kerugian keuntungan yang diharapkan sebesar Rp. 3.211.750.000,- (tiga
milyar dua ratus sebelas juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) ;
bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat asli
mohon kepada Pengadilan Negeri Medan agar memberikan putusan
sebagai berikut :
PRIMAIR :
Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya ;
Menyatakan

sita

penjagaan

(conservatoir

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

beslag)

yang

telah

85

dijalankan dalam perkara ini adalah sah dan berharga ;


Menyatakan perjanjian lisan untuk melakukan jual beli tanah yang
telah disepakati/disetujui kedua belah pihak (Penggugat dan
Tergugat) mengenai obyeknya, harta dan panjarnya saja tanggal
16 Februari 1994 adalah sah menurut hukum ;
Menyatakan tindakan Tergugat I membatalkan perjanjian lisan jual beli
tanah tersebut secara sepihak tanpa mufakat Penggugat, adalah
perbuatan cidera janji (wanprestasi) sekaligus merupakan
perbuatan melawan hukum (onrechtmatig daad) yang merugikan
Penggugat ;
Menghukum Tergugat dan orang-orang lain yang mendapat hak dari
padanya untuk merealisasikan jual beli tanah terperkara berikut
segala sesuatu yang ada dan tumbuh di atasnya kepada
Penggugat di hadapan Pejabat yang berhak untuk itu yang
selanjutnya menyerahan tanah terperkara selengkapnya berikut
segala sesuatu yang ada dan tumbuh di atas tanah terperkara
dalam keadaan kosong kepada Penggugat ;
Menghukum Tergugat II terikat dan tunduk/patuh terhadap bunyi
putusan ini, tanpa terkecuali ;
Menghukum Tergugat membayar ganti rugi kepada Penggugat
sebesar :
bunga pinjaman uang panjar dari salah satu Bank Swasta 2% perbulan x Rp. 80.000.000,- terhitung sejak tanggal 16 Februari
1994 sampai dengan berlangsungnya jual beli tanah terperkara
dari Tergugat kepada Penggugat ;
Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) tiap hari keterlambatan reali-sasi
pelaksanaan jual beli tanah terperkara dari Tergugat kepada
Penggugat terhitung sejak tanggal 22 Februari 1994 sampai
dengan terlaksanannya jual beli di hadapan Pejabat PPAT
yang berwenang ;
Menyatakan keputusan ini dapat dijalankan dengan serta merta
(uitvoerbaar bij voorraad) walaupun ada verzet, banding dan kasasi
;
Menghukum Terggugat membayar ongkos-ongkos perkara ;
SUBSIDAIR :
Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya ;
Menyatakan sita penjagaan (conservatoir beslag) yang
dijalankan dalam perkara ini adalah sah dan berharga ;

telah

Menetapkan/menyatakan sah sebagai hukum perjanjian lisan antara


86

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

Penggugat dengan Tergugat mengenai jual beli tanah seluas 3,9


Ha. terletak di Desa Kampung Baru, Kecamatan Medan Baru,
Medan Jalan Brigjen Katamso Gang Kenanga No. 56 Medan ;
Menyatakan tindakan Tergugat I membatalkan perjanjian lisan jual beli
tanah tersebut secara sepihak tanpa mufakat Penggugat, adalah
perbuatan cidera janji (wanprestasi) sekaligus merupakan
perbuatan melawan hukum (onrechtmatig daad) ;
Menghukum Tergugat I membayar ganti rugi kepada Penggugat
berupa :
Uang panjar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) ;
bunga pinjaman uang panjar 2% per-bulan x Rp. 80.000.000,terhitung sejak tanggal 16 Februari 1994 sampai dengan
dibayar lunas kepada Penggugat ;
Keuntungan yang diharapkan Rp. 3.211.750.000,- (tiga milyar dua
ratus sebelas juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) ;
Menghukum Tergugat II terikat dan tunduk/patuh terhadap bunyi
putusan ini, tanpa terkecuali ;
Menghukum Tergugat membayar dwangsoom sebesar Rp 1.000.000,(satu juta rupiah) setiap hari keterlambatan Tergugat menjalankan
bunyi putusan ini setelah in kracht van gewijsde ;
Menyatakan keputusan ini dapat dijalankan dengan serta merta
(uitvoerbaar bij voorraad) walaupun ada verzet, banding dan kasasi
;
Menghukum Tergugat membayar ongkos perkara ;
ATAU:
Bila Pengadilan berpendapat lain, mohon terhadap gugatan Penggugat
ini diberikan keadilan (ex aequo et bono) ;
bahwa selanjutnya terhadap gugatan Penggugat asli tersebut di
atas, telah diajukan Eksepsi oleh Tergugat asli I yang pada pokoknya
sebagai berikut :
bahwa gugatan Penggugat asli tidak jelas dan kabur, karena
tidak menjelaskan kapan tanggal, bulan dan tahun hubungan hukum
yang oleh Panggugat asli disebut sebagai perjanjian lisan tersebut
dibuat, dan juga antara posita dan petitumnya mengenai sita jaminan
(conservatoir beslag) tidak diuraikan dalam posita gugatannya ;
bahwa atas dasar hal tersebut di atas maka gugatan Penggugat
asli harus dinyatakan tidak dapat diterima ;

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

87

bahwa atas gugatan tersebut Tergugat asli I mengajukan gugatan balik (Rekonpensi) sebagai berikut :
bahwa apa yang telah diuraikan dalam jawaban konpensi masuk
pula dalam gugatan Rekonpensi ini ;
bahwa dengan adanya gugatan dari Tergugat Rekonpensi dan
dengan dikeluarkannya Penetapan Sita Jaminan di harian Analisa
tanggal 26 Maret 1994, jelas telah mencemarkan nama baik
Penggugat Rekonpensi dan telah menimbulkan kerugian baik moril
maupun materiil bagi Penggugat Rekonpensi, yang semuanya terinci
sebagaimana gugatan Rekonpensi ;
bahwa oleh karena gugatan Rekonpensi ini didasarkan atas
bukti-bukti yang authentik, maka adalah pantas jika gugatan
Rekonpensi ini dikabulkan dengan serta merta ;
bahwa disamping itu untuk menjaga kekhawatiran Penggugat
Rekonpensi akan itikad buruk dari Tergugat Rekonpensi yang
menyebabkan gugatan Rekonpensi ini sia-sia, maka untuk itu mohon
agar diletakkan sita jaminan atas harta bergerak maupun harta tidak
bergerak milik Tergugat Rekonpensi ;
bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat
Rekonpensi mohon agar Pengadilan Negeri Medan memberikan
putusan sebagai berikut :
Mengabulkan gugatan Rekonpensi dari Penggugat dalam
Rekonpensi/Tergugat dalam Konpensi I untuk seluruhnya ;
Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang telah diletakkan ;
Menghukum Tergugat dalam Rekonpensi/Penggugat dalam Konpensi
untuk membayar ganti rugi sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus
juta rupiah) ditambah Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) perbulan terhitung sejak tanggal 26 Maret 1994 serta Rp. 2.000.000,(dua juta rupiah) per-hari sampai diumumkan Pencabutan/Pengangkatan sita melalui koran ;
Menghukum Tergugat dalam Rekonpensi/Penggugat dalam Konpensi
untuk membayar kerugian yang timbul dalam hal ini membayar honor
pengacara yang sampai saat ini berjumlah Rp. 15.000.000,- (lima
belas juta rupiah) ;
Menghukum Tergugat dalam Rekonpensi/Penggugat dalam Konpensi
untuk menerima kembali Bilyet Giro Bank Bali Cabang Binjai No.
306266 tanggal 16 Februari 1994 dengan nilai Rp. 80.000.000,(delapan
puluh
juta
rupiah)
dari
Penggugat
dalam
Rekonpensi/Ter-gugat dalam Konpensi I ;
Menyatakan tidak sah dan tidak berharga kwitansi yang ditanda

88

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

tangani oleh Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat dalam


Konpensi I tanggal 16 Februari 1994 dengan segala akibat
hukumnya ;
Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu dengan serta
merta (uitvoerbaar bij voorraad) walaupun timbul verzet, banding
maupun kasasi ;
Menghukum Tergugat dalam Rekonpensi/Penggugat dalam Konpensi
untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini ;
Atau:
Apabila Pengadilan Negeri berpendapat lain, mohon keadilan yang
seadil-adilnya ;
bahwa selanjutnya terhadap gugatan Penggugat asli tersebut di
atas, telah diajukan Eksepsi oleh Tergugat asli Ii yang pada pokoknya
sebagai berikut :
bahwa gugatan Penggugat asli tidak jelas dan kabur, karena
tidak menjelaskan kapan tanggal, bulan dan tahun hubungan hukum
yang oleh Panggugat asli disebut sebagai perjanjian lisan tersebut
dibuat, dan juga antara posita dan petitumnya mengenai sita jaminan
(conservatoir beslag) tidak diuraikan dalam posita gugatannya ;
bahwa disamping itu nilai barang yang diletakkan sita jaminan
terlalu besar dari nilai gugatan ;
bahwa atas dasar hal tersebut di atas, maka gugatan Penggugat
asli harus dinyatakan tidak dapat diterima ;
bahwa atas gugatan tersebut Tergugat asli II mengajukan
gugatan balik (Rekonpensi) sebagai berikut :
bahwa apa yang telah diuraikan dalam jawaban Konpensi
masuk pula dalam gugatan Rekonpensi ini ;
bahwa oleh karena Penggugat Rekonpensi/Tergugat II
Konpensi adalah isteri dari Tergugat I Konpensi dan dalam
perkawinannya telah mempunyai harta bersama yaitu diantaranya
berupa
tanah
seluas
3,9
Ha.
yang
oleh
Tergugat
Rekonpensi/Penggugat Konpensi telah di-sepakati secara lisan untuk
jual beli dengan Tergugat I Konpensi ;
bahwa oleh karena Penggugat Rekonpensi/Tergugat II
Konpensi juga mempunyai hak atas tanah tersebut tidak pernah
memberi persetujuan/ozon untuk memindahkan, menyerahkan hak
atas tanah tersebut kepada Tergugat I Konpensi (suaminya), termasuk
kesepakatan yang dimaksud oleh Tergugat Rekonpensi/Penggugat
Konpensi tersebut ;
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

89

bahwa dengan demikian perbuatan Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi dan Tergugat I Konpensi jelas merupakan perbuatan
melawan hukum melanggar ketentuan Pasal 26 ayat (1) Undangundang No.1 tahun 1974 ;
bahwa oleh karenanya seluruh akte-akte yang menyangkut
kesepakatan pengalihan tanah seluas 3,9 Ha. tersebut dimaksud,
mohon dinyatakan batal atau sekurang-kurangnya tidak sah dan tidak
berharga ;
bahwa dengan perbuatan melawan hukum dari Tergugat
Rekonpensi/Penggugat Konpensi telah merugikan Penggugat
Rekonpen-si/Tergugat Konpensi yang sangat besar baik kerugian
materiil maupun immateriil, yang besarnya dan rinciannya
sebagaimana tersebut dalam gugatan Rekonpensi ;
bahwa oleh karena peletakkan sita jaminan adalah melawan
hukum, maka sangat beralasan untuk dibatalkan atau setidak-tidaknya
dinyatakan tidak berkekuatan hukum ;
bahwa untuk menjaga agar jangan sampai gugatan ini sia-sia,
maka mohon agar diletakkan sita jaminan atas harta bergerak maupun
tidak bergerak milik Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi ;
bahwa oleh karena gugatan ini didasarkan atas fakta-fakta dan
dasar-dasar yang kuat, maka mohon putusan yang dapat dilakukan
terlebih dahulu (uit voerbaar bij voorraad) ;
bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat
Rekonpensi mohon agar Pengadilan Negeri Medan memberikan
putusan sebagai berikut :
Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi ini untuk seluruh-nya ;
Menyatakan tidak sah dan
87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. ;

tidak

berharga

Penetapan

No.

Menghukum Tergugat dalam Rekonpensi/Penggugat dalam Konpensi


membayar biaya pengangkatan sita dan memerintahkan jurusita
untuk mengangkat sita yang telah diletakkan dalam perkara ini ;
Menyatakan sita jaminan yang telah diletakkan atas barang ber-gerak
dan tidak bergerak milik Tergugat dalam Rekonpensi/Peng-gugat
dalam Konpensi ;
Menyatakan sesuai hukum, tanah seluas 3,9 Ha. yang terletak di Jalan
Brigjen Katamso Gang Kenanga, Kelurahan Kampung Baru,
Kecamatan Medan Maimun adalah harta bersama dalam
perkawin-an antara Penggugat Rekonpensi/Tergugat dalam
Konpensi II dengan Tergugat dalam Konpensi I ;
Menyatakan
90

kesepakatan

antara

Tergugat

dalam

Rekonpensi/

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

Penggugat dalam Konpensi dengan Tergugat dalam Konpensi I


untuk jual beli tanah tersebut adalah tidak sah dan tidak
berkekuatan hukum ;
Menyatakan seluruh akte-akte yang telah ada maupun yang akan ada
antara Tergugat dalam Rekonpensi/Penggugat dalam Konpensi
dengan Tergugat dalam Konpensi I adalah batal dan tidak sah
karena bertentangan dengan hukum ;
Menghukum Tergugat-tergugat untuk memulihkan dan mengembalikan
harta kekayaan bersama dalam perkawinan antara Penggugat
dalam Rekonpensi/Tergugat dalam Konpensi II dengan Tergugat
dalam Konpensi I atas tanah seluas 3,9 Ha. yang terletak di Jalan
Brigjen Katamso Gang Kenanga, Kelurahan Kampung Baru,
Kecamatan Medan Maimun tanpa syarat terlepas dari segala
beban hukum kepada Tergugat dalam Konpensi II/Penggugat
dalam Rekonpensi ;
Menyatakan putusan ini dapat dijalankan dengan serta-merta
(uitvoerbaar bij voorraad) meskipun ada verzet, banding maupun
kasasi ;
Menghukum Penggugat dalam Konpensi/Tergugat dalam Rekonpensi
untuk membayar seluruh ongkos yang timbul dalam perkara ini ;
Apabila Pengadilan berpendapat lain mohon putusan yang seadiladilnya ;
bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Medan
telah mengambil putusan, yaitu putusannya tanggal 25 Oktober 1994
No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
DALAM KONPENSI :
Tentang Eksepsi Tergugat I :
Menyatakan Eksepsi Tergugat I tidak dapat diterima ;
Tentang Eksepsi Tergugat II :
Menyatakan Eksepsi Tergugat II tidak dapat diterima ;
Tentang Pokok Perkara :
Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
Menyatakan batal atau tidak berkekuatan hukum dan tidak berharga
Penetapan Pengadilan Negeri Medan tanggal 24 Maret 1994 No.
87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. dan Berita Acara Sita Jaminan tanggal 24
Maret 1994 No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. ;
Memerintahkan Jurusita pada Pengadilan Negeri Medan untuk

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

91

mengangkat/mencabut sita jaminan yang telah diletakkan pada


tanggal 24 Maret 1994 No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. ;
DALAM REKONPENSI :
Gugatan Rekonpensi Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat dalam
Konpensi I :
Menyatakan gugatan Rekonpensi Penggugat dalam Rekonpensi/
Tergugat dalam Konpensi I tidak dapat diterima ;
Gugatan Rekonpensi Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat dalam
Konpensi II :
Tentang Eksepsi :
Menyatakan Eksepsi Tergugat dalam Rekonpensi/Penggugat dalam
Konpensi tidak dapat diterima ;
Tentang Pokok Perkara :
Menyatakan gugatan Rekonpensi Penggugat dalam Rekonpensi/
Tergugat dalam Konpensi II tidak dapat diterima ;
DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI :
Menghukum Penggugat dalam Konpensi/Tergugat dalam Rekonpensi
dan Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat dalam Konpensi untuk
membayar biaya perkara yang hingga kini dirancang sebesar Rp.
135.000,- (seratus tiga puluh lima ribu rupiah) masing-masing
separuhnya ;
putusan mana dalam tingkat banding atas permohonan Penggugat
dan Tergugat II telah dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Medan dengan
putusannya tanggal 4 November 1995 No. 86/Pdt/1995/PT.Mdn. yang
amarnya berbunyi sebagai berikut :
DALAM KONPENSI :
Tentang Eksepsi Tergugat I dan II :
Menolak Eksepsi Tergugat I dan II tidak dapat diterima ;
DALAM POKOK PERKARA :
Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian ;
Menyatakan sah dan berharga sita jaminan sebagai termaktub dalam
Berita Acara Sita Jaminan No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. tanggal 24

92

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

Maret 1994 yang dibuat oleh Emmy Raja Guk-Guk Jurusita


Pengadilan Negeri Medan, atas sebidang tanah yang terletak di
Jalan Brigjen Katamso Lingkungan XVII, Kelurahan Kampung
Baru, Kecamatan Medan Maimun, Kotamadya Medan dengan
ukuran dan batas sebagaimana diuraikan dalam Berita Acara Sita
tersebut di atas ;
Menyatakan perjanjian lisan untuk melakukan jual beli tanah yang
telah disepakati kedua belah pihak (Penggugat dan Tergugat)
mengenai obyeknya terperkara, harga dan panjarnya tanggal 16
Februari 18994, adalah sah menurut hukum ;
Menyatakan tindakan Tergugat I membatalkan Perjanjian Lisan
mengenai jual beli tanah tersebut secara sepihak tanpa mufakat
Penggugat adalah merupakan perbuatan ingkar janji ;
Menghukum Tergugat dan orang-orang lain yang mendapat hak dari
padanya untuk merealisasikan jual beli tanah terperkara kepada
Penggugat di hadapan Pejabat yang berhak untuk itu selanjutnya
menyerahkan tanah terperkara selengkapnya dalam keadaan
kosong kepada Penggugat ;
Menghukum Tergugat II untuk tunduk kepada putusan ini ;
Menghukum Tergugat I untuk membayar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu
rupiah) tiap hari keterlambatan pelaksanaan jual beli tanah
terperkara terhitung hari ke 9 (sembilan) sejak ia diberi tegoran
oleh Ketua Pengadilan Negeri untuk melaksanakan putusan ini ;
Menolak gugatan selebihnya ;
DALAM REKONPENSI :
Tentang Eksepsi :
Menyatakan Eksepsi Tergugat Rekonpensi tidak dapat diterima ;
DALAM POKOK PERKARA :
Menyatakan gugatan Rekonpensi Penggugat dalam Rekonpensi/
Tergugat dalam Konpensi II tidak dapat diterima ;
DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI :
Menghukum Tergugat Konpensi dan Penggugat Rekonpensi untuk
membayar biaya perkara ini dalam kedua tingkat peradilan, yang
untuk tingkat pertama sebesar Rp. 135.000,- (seratus tiga puluh
lima ribu rupiah) dan untuk tingkat banding sebesar Rp. 25.000,(dua puluh lima ribu rupiah) ;
Bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

93

kedua belah pihak masing-masing pada tanggal 4 Juni 1996 dan 13


Juni 1996 kemudian terhadapnya oleh Tergugat I, II/Terbanding juga
Pemban-ding (dengan perantaraan kuasanya khusus, berdasarkan
surat kuasa khusus Substitusi tanggal 5 Juni 1996) diajukan
permohonan kasasi masing-masing pada tanggal 6 Juni 1996 dan 17
Juni 1996 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi masingmasing
No.
43/Pdt/Kasasi/1996/PN.Mdn.
dan
No.
44/Pdt/Kasasi/1996/PN.Mdn. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan
Negeri Medan permohonan mana kemudian disusul dengan memori
kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri tersebut masing-masing pada tanggal 13 Juni 1996
dan 24 Juni 1996 ;
bahwa setelah itu oleh Penggugat-Pembanding yang pada
tanggal 17 Juni 1996 dan tanggal 1 Juli 1996 telah diberitahu tentang
memori kasasi dari Tergugat I, II-Terbanding juga Pembanding
diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Medan masing-masing pada tanggal 28 Juni 1996
dan tanggal 12 Juli 1996 ;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasanalasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama
diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan
dalam Undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi
tersebut formil dapat diterima ;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh
Pemohon kasasi I dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya
ialah :
Bahwa Pengadilan Tinggi telah keliru dalam pertimbangan dan
putusannya yaitu pertimbangannya pada halamam 6 pint 3
tentang perjanjian lisan haruslah dilaksanakan dan halaman 7
poin 1, sehingga pertimbangan Pengadilan Tinggi tersebut keliru
dan tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan
dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu persetujuan obyeknya harus
tertentu dan dapat ditentukan, termasuk luas serta batas-batasnya
dalam perkara ini ;
Bahwa kenyataannya dari kwitansi tanggal 16 Februari 1994, luas
tanah yang diperjual belikan seluas 3,9 Ha, akan tetapi sesuai
Berita Acara Sita Jaminan luas keseluruhan tanah hanya seluas
1,045 Ha, sehingga dalam hal ini menunjukkan adanya ketidak
jelasan luas tanah yang diperjual belikan ;
Bahwa karena Pemohon kasasi I tidak dapat memenuhi luas tanah
yang diperjual belikan yaitu seluas 3,9 Ha. sebagaimana yang
dimaksud dalam kwitansi tanggal 16 Februari 1994, maka
94

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

Pemohon kasasi II tidak menguangkan Bilyet Giro yang diberikan


oleh Termohon kasasi sebagai uang panjar ;
Bahwa oleh karena itu, maka setiap persetujuan yang tidak memenuhi
syarat yang ditentukan oleh Undang-undang, maka persetujuan
tersebut adalah batal demi hukum ;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh
Pemohon Kasasi II dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya
ialah :
Bahwa Pengadilan Tinggi telah keliru dalam pertimbangan dan
putusannya, yaitu pertimbangannya pada halam 7 poin ke-2,
karena sebagaimana yang telah ditentukan oleh Pasal 36 ayat (1)
Undang-undang No. 1 Tahun 1974 yang menyatakan Mengenai
harta bersama suami isteri dapat bertindak atas persetujuan kedua
belah pihak, oleh karena tanah yang menjadi obyek terperkara
adalah harta bersama antara Tergugat asal I/Pemohon kasasi I
dengan isterinya Tergugat asal II/Pemohon kasasi II, maka
pengalihan harta bersama tersebut haruslah sebelumnya mendapat
persetujuan dari Tergugat asal II/Pemohon kasasi II ;

Menimbang :
Mengenai keberatan-keberatan ad. 1, ad. 2 dan ad. 3 dari Pemohon
Kasasi I :
Bahwa keberatan-keberatan ini dapat dibenarkan, karena Pengadilan Tinggi salah menerapkan hukum, sebab perjanjian lisan
tersebut baru merupakan voor overenskomst yaitu suatu perjanjian
permulaan yang akan dibuat di depan Notaris (lihat surat Penggugat
kepada Tergugat I bukti T.I-1). Oleh karena perjanjian lisan yang
masih harus di-tindak lanjuti dan belum dibuat di depan Notaris seperti
yang dimaksud dalam surat Penggugat tanggal 19 Februari 1994
tersebut di atas, maka perjanjian seperti itu belum mempunyai
kekuatan mengikat bagi para pihak yang membuatnya sehingga tidak
mempunyai akibat hukum ;
Lagi pula oleh karena tanah tersebut merupakan harta bersama
(gono-gini) antara Tergugat I dan Tergugat II selaku suami isteri, maka
menurut Pasal 36 ayat (1) Undang-undang No. 1 tahun 1974, tindakan
terhadap harta bersama oleh suami atau isteri harus mendapat
persetujuan suami isteri tersebut in casu oleh karena perjanjian
permulaan yang dilakukan secara lisan tersebut belum mendapat
persetujuan Tergugat II selaku isteri maka perjanjian tersebut tidak sah
menurut hukum. Karena itu pula tidak dapat dibenarkan pertimbangan
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

95

Pengadil-an Tinggi yang berpendapat bahwa suami dapat melakukan


perbuatan hukum yang menyangkut harta kekayaan bersama suami
isteri karena dalam ikatan perkawinan ada perjanjian harta terpisah ;
Mengenai keberatan dari Pemohon Kasasi II :
bahwa sejalan dengan pertimbangan mengenai keberatan Pemohon kasasi I, oleh karena perjanjian tersebut baru merupakan
perjanjian permulaan (voor overeenkomst), maka tidak mempunyai
kekuatan mengikat bagi para pihak yang membuatnya, karena itu tidak
mempunyai akibat hukum.
Selain itu dapat dibenarkan alasan
Pemohon kasasi II, sebab tindakan suami atau isteri atas harta
bersama harus dengan persetujuan suami isteri tersebut. In casu oleh
karena belum ada persetujuan Tergugat II selaku isteri maka tindakan
Tergugat I membuat perjanjian tersebut tidak sah menurut hukum ;
Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal yang dipertimbangkan
tersebut di ats terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan
kasasi yang diajukan para Pemohon kasasi I : KESUMA WIJAYA alias
ACI dan Pemohon Kasasi II : WENTY PUSPA KWANNI dan
membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Medan tanggal 14 November
1995 No. 86/Pdt/1995/PT.Mdn., sehingga Mahkamah Agung akan
mengadili sendiri perkara ini dengan menguatkan putusan Pengadilan
Negeri Medan tanggal 25 Oktober 1994 No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn.
yang dianggapnya telah tepat dan benar yang amarnya seperti yang
akan disebutkan di bawah ini ;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dikabulkan
dan gugatan ditolak, maka Termohon kasasi/Penggugat sebagai pihak
yang kalah dihukum untuk membayar biaya perkara dalam semua
tingkat peradilan ;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-undang No. 14 Tahun
1970 dan Undang-undang No. 14 Tahun 1985 yang bersangkutan ;
MENGADILI:
Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon kasasi I :
KESUMA WIJAYA alias ACI, dan Pemohon kasasi II : WENTY PUSPA
KWANNI tersebut ;
Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Medan tanggal 14
November 1995 No. 86/Pdt/1995/PT.Mdn., yo. putusan Pengadilan
Negeri Medan tanggal 25 Oktober 1994 No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn.
MENGADILI SENDIRI :

96

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

DALAM KONPENSI :
Tentang Eksepsi Tergugat I :
Menyatakan Eksepsi Tergugat I tidak dapat diterima ;
Tentang Eksepsi Tergugat II :
Menyatakan Eksepsi Tergugat II tidak dapat diterima ;
Tentang Pokok Perkara :
Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
Menyatakan Sita Jaminan yang telah dilakukan oleh Pengadilan
Negeri Medan tanggal 24 Maret 1994 No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn.
dan Berita Acara Sita Jaminan tanggal 24 Maret 1994 No.
87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. tidak sah dan tidak berharga ;
Memerintahkan Pengadilan Negeri Medan untuk mengangkat kembali
sita jaminan tersebut ;
DALAM REKONPENSI :
Gugatan Rekonpensi Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat I dalam
Konpensi :
Menyatakan gugatan Rekonpensi Penggugat dalam Rekonpensi/
Tergugat I dalam Konpensi tidak dapat diterima ;
Gugatan Rekonpensi Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat II dalam
Konpensi :
Tentang Eksepsi :
Menyatakan Eksepsi Tergugat dalam Rekonpensi/Penggugat dalam
Konpensi tidak dapat diterima ;
Tentang Pokok Perkara :
Menyatakan gugatan Rekonpensi Penggugat dalam Rekonpensi/
Tergugat II dalam Konpensi tidak dapat diterima ;
DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI :
Menghukum Penggugat dalam Konpensi/Tergugat dalam
Rekonpensi dan Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat dalam
Konpensi untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat
peradilan, yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebanyak Rp.
50.000,- (lima puluh ribu rupiah) ;
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

97

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan


Mahkamah Agung pada hari Selasa, tanggal 1 September 1998
dengan J. Djohansjah, SH. Hakim Agung yang ditunjuk Mahkamah
Agung RI sebagai Ketua Sidang, H. Toton Suprapto, SH. dan Ny.
Asma Samik Ibrahim, SH. sebagai Hakim-hakim Anggota, dan
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Jumat tanggal
18 September 1998 oleh Ketua Sidang tersebut dengan dihadiri oleh
R. Toton Suprapto, SH. dan Ny. Asma Samik Ibrahim, SH. Hakimhakim Anggota, Adam Hidayat A., SH. Panitera Pengganti, dengan
tidak dihadiri oleh kedua belah pihak.

HAKIM-HAKIM ANGGOTA,

K E T U A,

ttd.

ttd.

H. TOTON SUPRAPTO, SH.

J. DJOHANSJAH, SH.

ttd.
Ny. ASMA SAMIK IBRAHIM, SH.

PANITERA PENGGANTI,
ttd.
ADAM HIDAYAT A., SH.

Perincian Biaya Perkara :


Meterai .............................................
Rp. 2.000,Redaksi ............................................
Rp. 1.000,Administrasi Kasasi .........................
Rp. 47.000,Jumlah
Rp. 50.000,(lima puluh ribu rupiah)

98

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

99

PUTUSAN
Nomor : 86/PDT/1995/PT-MDN
DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili
perkara-perkara perdata dalam pemeriksaan tingkat banding yang
bersidang dengan Hakim Majelis atas penunjukkan Ketua berdasarkan
Surat Penetapan tanggal 16 Oktober 1995 No. 86/Pdt/1995/PT-Mdn.
telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
A R I F I N, bertempat tinggal di Komplex Carina Sayang II Rt. 023/08
Penjaringan Jakarta Utara, dalam hal ini diwakili oleh
kuasanya SUWARDI, SH. dan ALIFUDDIN NUR,
Pengacara berkantor di Jl. Nibung Raya No. 164 Medan,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 24 Februari
1994, selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT dalam
KONPENSI/TER-GUGAT
dalam
REKONPENSI/PEMBANDING ;
lawan:
1. KESUMA WIJAYA alias ACI, bertempat tinggal di Jalan Bandung
No. 90-C Medan, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya :
ZAKARIA BANGUN, SH. Pengacara berkantor di Jl.
Pemuda No. 17 Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tanggal 26 Maret 1994, selanjutnya disebut sebagai
TERGUGAT I dalam KONPENSI/PENGGUGAT dalam
REKONPENSI I/TERBANDING ;
2. WENTY PUSPA KWANNI, bertempat tinggal di Jalan Bandung No.
90 C Medan, selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT II
dalam KONPENSI/PENGGUGAT dalam REKONPENSI
II/TERBANDING II/JUGA PEMBANDING ;
PENGADILAN NEGERI TERSEBUT :
Telah membaca surat-surat dalam berkas perkara ini ;
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Memperhatikan dan mengutip isi salinan resmi putusan Peng-

100

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

adilan Negeri Medan tangal 25 Oktober 1994 No. 87/Pdt.G/1994/PN.


Mdn., yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
DALAM KONPENSI :
TENTANG EKSEPSI TERGUGAT II :
Menyatakan Eksepsi Tergugat II tidak dapat diterima ;
TENTANG POKOK PERKARA :
Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
Menyatakan batal atau tidak berkekuatan hukum dan tidak berharga
Penetapan Pengadilan Negeri Medan tanggal 24 Maret 1994 No.
87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. dan Berita Acara Sita Jaminan tanggal 24
Maret 1994 No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. ;
Memerintahkan Jurusita pada Pengadilan Negeri Medan untuk
mengangkat/mencabut sita jaminan yang telah diletakkan pada
tanggal 24 Maret 1994 No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. ;
DALAM REKONPENSI :
GUGATAN
REKONPENSI
PENGGUGAT
REKONPENSI/TER-GUGAT I DALAM KONPENSI :

DALAM

Menyatakan gugatan Rekonpensi Penggugat dalam Rekonpensi/


Tergugat I dalam Konpensi tidak dapat diterima ;
GUGATAN
REKONPENSI
PENGGUGAT
REKONPENSI/TER-GUGAT II DALAM KONPENSI :

DALAM

Tentang Eksepsi :
Menyatakan Eksepsi Tergugat dalam Rekonpensi/Penggugat dalam
Konpensi tidak dapat diterima ;
TENTANG POKOK PERKARA :
Menyatakan gugatan Rekonpensi Penggugat dalam Rekonpensi/
Tergugat II dalam Konpensi tidak dapat diterima ;
DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI :
Menghukum Penggugat dalam Konpensi/Tergugat dalam Rekonpensi
dan Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat dalam Konpensi untuk
membayar biaya perkara yang hingga kini dirancang sebesar Rp.
135.000,- (seratus tiga puluh lima ribu rupiah) masing-masing

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

101

separuhnya ;
Bahwa atas putusan Pengadilan Negeri tersebut di atas kuasa
Penggugat telah mengajukan banding di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Medan pada tanggal 26 Oktober 1994, permohoan banding
mana telah diberitahukan dengan seksama kepada pihak lawan
masing-masing pada tanggal 7 November 1994 ;
Bahwa kuasa Tergugat II juga telah mengajukan permohonan
banding di atas putusan Pengadilan Negeri tersebut di atas pada
tanggal 7 November 1994, permohonan banding mana telah
diberitahukan dengan seksama kepada pihak lawan masing-masing
tanggal 23 November 1994 ;
Bahwa Penggugat melalui kuasanya telah mengajukan memori
banding yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Medan pada
tanggal 17 April 1995 dan salinannya telah diserahkan dengan
seksama kepada pihak lawan pada tanggal 9 Juni 1995 ;
Bahwa sampai perkara ini diputus di tingkat banding pihak
Tergugat-tergugat tidak ada mengajukan Memori banding dan Kontra
Memori banding dalam perkara ini ;
TENTANG HUKUM :
Menimbang, bahwa permohonan banding baik Penggugat
Konpensi, maupun Penggugat Rekonpensi diajukan dalam tenggang
waktu dan menurut cara-cara dan syarat yang ditentukan Undangundang, maka permohonan banding tersebut dapat diterima ;
Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari
dengan seksama hal-hal yang berhubungan dengan perkara ini, baik
salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Medan tersebut di atas,
demikian juga Memori banding yang diajukan oleh kuasa Penggugat/
Pembanding, maka mempertimbangkan dan memutuskan tentang halhal yang tersebut di bahwah ini ;
DALAM KONPENSI :
TENTANG EKSEPSI :
Menimbang, bahwa tentang pertimbangan mengenai Eksepsi,
Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa pertimbangan-pertimbangan
Pengadilan Negeri sudah tepat dan benar maka oleh karena itu
diambil alih sebagai pertimbangan Pengadilan Tinggi ;
DALAM POKOK PERKARA :

102

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri berdasarkan alasanalasan :


Belum dilanjutkan/dituangkan dalam Perjanjian tertulis di depan
Notaris sebagaimana yang diperjanjikan oleh kedua belah pihak
dalam perjanjian lisan tersebut, sehingga dengan demikian hakhak dan kewajiban-kewajiban kedua belah pihak belum jelas dan
juga obyek perjanjian yaitu tanah belum jelas batas-batasnya
karena tidak hanya mengenal tanah-tanah Tergugat saja tetapi
juga mengenai tanah orang lain yang akan dibebaskan ;
Panjar sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) berupa
Bilyet Giro Bank Bali Cabang Pembantu Binjai No. 308266 tanggal
16 Februari 1994, belum tentu/belum pasti tersedia/dija-min dana
oleh Bank Bali ;
Berpendapat bahwa Perjanjian lisan tersebut belum mengikat kedua
belah pihak dan oleh karena itu Pengadilan Negeri berpendapat
bahwa gugatan ditolak ;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah mempelajari
alas-an-alasan dan pendapat Pengadilan Negeri sebagaimana
diuraikan di atas, tidak sependapat dengan Pengadilan Negeri karena :
Perjanjian lisan tersebut berdasarkan pertimbangan Pengadilan Negeri
telah dinyatakan terbukti yaitu bahwa pada tanggal 16 Fe-bruari
1994 di Jl. Brigjen Katamso No. 56 Medan terjadi Perjanjian lisan
antara Tergugat I sebagai penjual dan Penggugat sebagai
pembeli ;
Bahwa memang benar Perjanjian lisan tersebut belum dilanjutkan
dengan perjanjian tertulis di hadapan Notaris atau pejabat lain
yang berwenang untuk membuat akte Jual Beli, karena hal itu
memang yang menjadi tujuan perjanjian lisan tersebut, jika kedua
belah pihak mengikatkan diri untuk mengadakan jual beli tanah
menurut cara-cara yang ditentukan oleh Undang-undang ;
Bahwa dana dalam Giro Bilyet sebesar Rp. 80.000.000,- yang diserahkan pada Tergugat belum tentu ada, tidak dapat dipakai
sebagai alasan bahwa perjanjian belum mengikat, karena Giro
Bilyet tersebut belum diuangkan dan apabila Giro Bilyet tersebut
ternyata ditolak oleh Bank yang bersangkutan maka baru timbul
hak Tergugat untuk membatalkan Perjanjian tersebut di atas ;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi memperhatikan surat
bukti yaitu :
Bukti P. 1 : Surat Tanda Terima untuk Arifin di Jakarta yang
menyebutkan bahwa Tergugat I KESUMA WIJAYA alias ACI,
telah menerima uang banyaknya delapan puluh juta dalam bentuk
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

103

Giro Bilyet Bank Bali No. 308266, untuk pembayaran panjar


pembelian tanah 3,900 Ha. dengan harga Rp. 2.650.000.000,(dua milyar enam ratus lima puluh juta rupiah) di Jl. Brigjen
Katamso/Gang Kenanga No. 56 Medan ;
Surat dari Arifin tertanggal 19 Februari 1994 yang ditujukan kepada
KESUMA WIJAYA (Tergugat I) yang isinya adalah un-dangan
kepada KESUMA WIJAYA untuk hadir di Kantor Notaris EFRIZAL
ARSYAD HAKIM, SH. guna menandatangani surat yang
berhubungan dengan pembebasan tanah yang sudah disepakati,
surat tersebut dijadikan bukti Tergugt (T.I) dan Tergugat II (T. II.2)
hak mana menunjukkan bahwa Tergugat sudah mengerti maksud
dari perjanjian lisan yang telah mereka sepakati ;
Surat KESUMA WIJAYA tertanggal 16 Februari 1994 kepada sdr.
Arifin di Medan yang isi pokoknya ialah bahwa sehubungan
dengan perjanjian (mereka) tentang jual beli tanah yang terletak di
Kampung Baru Gang Kenanga karena sesuatu hal dinyatakan
batal dan mengenai uang panjar dalam bukti Giro Bilyet akan
dikembalikan oleh KESUMA WIJAYA ;
Maka Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa Perjanjian lisan tersebut
adalah sah dan mengikat kedua belah pihak dan oleh karena itu
pula perjanjian tersebut harus dilaksanakan sebagaimana
kesepakatan yang sudah dimengerti oleh kedua belah pihak ;
Menimbang, bahwa tentang terjadinya Perjanjian lisan oleh
Tergugat KESUMA WIJAYA dengan Penggugat ARIFIN dihadiri atau
tidak oleh Tergugat II WENTY PUSPA KWANNI isteri Tergugat I, tidak
menghalangi terlaksanannya Perjanjian tersebut karena status
Tergugat I adalah suami yang dapat melakukan perbuatan hukum
yang menyangkut harta kekayaan suami isteri karena dalam ikatan
perkawin-an mereka tidak terdapat perjanjian harta terpisah
sebagaimana ter-nyata dari bukti T. II. I., Akte Perkawinan No. 25
tanggal 6 Februari 1963 maka oleh karena itu Pengadilan Tinggi
berpendapat bahwa Tergugat II harus tunduk pada putusan ini ;
Menimbang, bahwa Perjanjian lisan tersebut di atas adalah sah
maka Tergugat I harus melaksanakan perjanjian tersebut dan
berdasarkan alasan tersebut di atas Pengadilan Tinggi berpendapat
bahwa gugatan Penggugat harus dikabulkan ;
Menimbang, bahwa sejauh mana gugatan dapat dikabulkan,
Pengadilan Tinggi memperhatikan tuntutan Penggugat Primair yang
mencantumkan selain pelaksanaan Perjanjian oleh Tergugat juga ganti
kerugian atas uang Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) yang
diserahkan dalam bentuk Giro Bilyet kepada Tergugat dan mengenai
hal itu Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa oleh karena Tergugat
104

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

sudah dituntut melaksanakan Perjanjian maka tuntutan ganti rugi


harus tidak dikabulkan dan oleh karena itu perlu gugatan Penggugat
dikabulkan sebagian ;
Menimbang, bahwa tentang sita jaminan atas sebidang tanah di
Jl. Brigjen Katamso Lingkungan XVII Kelurahan Kampung Baru,
Kecamatan Medan Maimun, Kotamadya Medan yang berukuran :
Utara

: 27,5 M + 23,5 M + 8 M +16,8 M + 154 M. berbatas dinding


tembok ;

Selatan : 27,5 M + 40,6 M + 81,1 M + 71,5 M, berbatas dinding


tembok ;
Barat

: 76,5 M berbatas dengan pagar dinding Seng ;

Timur
: 16,3 M berbatas dengan Jl. Brigjen Katamso,
sebagaimana termuat dalam Berita Acara Sita Jaminan No.
87/Pdt.G/1994/ PN-Mdn. yang dibuat oleh EMMY RAJA GUK-GUK,
Juru Sita Pengadil-an Negeri Medan, karena gugatan dikabulkan maka
sita jaminan tersebut harus dinyatakan sah dan berharga ;
Menimbang, bahwa tentang tuntutan nomor 6 huruf b dalam
tuntutan Primair yang disebut oleh Penggugat sebagai uang ganti rugi,
Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa sebenarnya yang dimaksud
Penggugat adalah uang paksa karena pembayaran Rp. 1.000.000,(satu juta rupiah) dikaitkan dengan tiap keterlambatan realisasi
pelaksanaan jual beli dan hutang hal itu Pengadilan Tinggi
berpendapat adalah beralasan karena realisasi (pelaksanaan) jual beli
tanah sengketa hanya dapat dilakukan oleh Tergugat I dengan
Penggugat ;
Menimbang,
bahwa
tentang
jumlahnya
dan
waktu
keterlambatan, Pengadilan Tinggi berpendapat tiap hari keterlambatan
adalah sesuai bila Tergugat I harus membayar Rp. 500.000,- sesudah
ia ditegor oleh Ketua Pengadilan untuk melaksanakan putusan ini ;
Menimbang, bahwa tentang tuntutan agar putusan dalam
perkara ini dilaksanakan meskipun Tergugat banding, kasasi atau ada
Perlawanan, karena tidak ada bukti cukup mengenai kepentingan yang
mendesak untuk pelaksanaan putusan seperti itu tuntutan harus ditolak ;
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat dikalahkan maka ia
harus dihukum membayar ongkos yang timbul dalam kedua tingkat
peradilan ini ;
DALAM REKONPENSI :
Menimbang, bahwa dalam perkara Rekonpensi baik mengenai
Eksepsi maupun mengenai Pokok Perkara Pengadilan Negeri telah
mempertimbangkan dengan tepat dan benar maka pertimbangan

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

105

tersebut diambil alih oleh Pengadilan Tinggi sebagai pertimbangannya


sendiri ;
Meningat pasal-pasal dari Undang-undang dan ketentuan
hukum yang berlaku ;
MENGADILI:
Menerima permohonan banding dari Penggugat dan Tergugat II/
Pembanding-pembanding tersebut ;
Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 25
Oktober 1994 No. 87/Pdt.G/1994/PN-Mdn. yang dibanding dan ;
MENGADILI SENDIRI :
DALAM KONPENSI :
TENTANG EKSEPSI TERGUGAT I DAN II :
Menyatakan Eksepsi Tergugat I dan II tidak dapat diterima ;
DALAM POKOK PERKARA :
Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian ;
Menyatakan sah dan berharga sita jaminan sebagai termaktub dalam
Berita Acara Sita Jaminan No. 87/Pdt.G/1994/PN-Mdn. tanggal 24
Maret 1994 yang dibuat oleh EMMY RAJA GUK-GUK Juru Sita
Pengadilan Negeri Medan, atas sebidang tanah yang terletak di Jl.
Brigjen Katamso Lingkungan XVII, Kelurahan Kampung Baru,
Kecamatan Medan Maimun, Kotamadya Medan dengan ukuran
dan batas sebagaimana diuraikan dalam Berita Acara Sita
tersebut di atas ;
Menyatakan Perjanjian lisan untuk melakukan jual beli tanah yang
telah disepakati kedua belah pihak (Penggugat dan Tergugat)
mengenai obyeknya terperkara, harga dan panjarnya tanggal 16
Februari 1994, adalah sah menurut hukum ;
Menyatakan tindakan Tergugat I membatalkan Perjanjian lisan
mengenai jual beli tanah tersebut secara sepihak tanpa mufakat
Penggugat adalah merupakan perbuatan ingkar janji ;
Menghukum Tergugat dan orang-orang lain yang mendapat hak dari
padanya untuk merealisasikan jual beli tanah terperkara kepada
Penggugat di hadapan Pejabat yang berhak untuk itu yang
selanjutnya menyerahkan tanah terperkara selengkapnya dalam
keadaan kosong kepada Penggugat ;

106

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

Menghukum Tergugat II untuk tunduk kepada putusan ini ;


Menghukum Tergugat I untuk membayar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu
rupiah) tiap hari keterlambatan pelaksanaan jual beli tanah
terperkara terhitung hari ke-9 (sembilan) sejak ia diberi tegoran
oleh Ketua Pengadilan Negeri untuk melaksanakan putusan ini ;
Menolak gugatan selebihnya ;
DALAM KONPENSI :
TENTANG EKSEPSI :
Menyatakan Eksepsi Tergugat Rekonpensi tidak dapat diterima ;
DALAM POKOK PERKARA :
Menyatakan gugatan Rekonpensi Penggugat dalam Rekonpensi/
Tergugat II dalam Konpensi tidak dapat diterima ;
DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI :
Menghukum Tergugat Konpensi dan Penggugat Rekonpensi untuk
membayar biaya perkara ini dalam kedua tingkat peradilan, yang
untuk tingkat pertama sebesar Rp. 135.000,- dan untuk tingkat
banding sebesar Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah) ;
Demikianlah, diputuskan dalam sidang Hakim Majelis pada hari
Selasa, tanggal 14 November 1995 oleh kami : MOERDIJONO, SH.
Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan sebagai Ketua Mejelis,
ISNU SUSENO, SH. dan SOELIM HARDIJOTO, SH. sebagai Hakimhakim Anggota, dan putusan ini diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari itu juga oleh Hakim Ketua Majelis dan dihadiri oleh
Hakim Ketua Majelis dan dihadiri oleh Hakim-hakim Anggota tersebut
di atas serta dibantu oleh : HALOMOAN ZEIN SIREGAR, SH.,
Panitera pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri kedua belah
pihak berperkara.
HAKIM-HAKIM ANGGOTA,

K E T U A,

ttd.

ttd.

IBNU SUSENO, SH.

MOERDIJONO, SH.

ttd.
SOELIM HARDIJOTO, SH.

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

107

PANITERA PENGGANTI,
ttd.
HALOMOAN ZEIN SIREGAR, SH.

Perincian Biaya Perkara :


Meterai .............................................
Rp. 2.000,Redaksi ............................................
Rp. 1.000,Ongkos kirm .....................................
Rp. 2.000,Administrasi Kasasi .........................
Rp. 20.000,Jumlah
Rp. 25.000,(dua puluh lima ribu rupiah)

108

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

PUTUSAN
Nomor : 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Medan, yang memeriksa dan mengadili
perkara-perkara perdata dalam pemeriksaan tingkat pertama telah
mengambil putusan sebagai berikut dalam perkara :
A R I F I N, bertempat tinggal di Komplex Carina Sayang II Rt. 023/08
Penjaringan Jakarta Utara, dalam hal ini diwakili oleh
kuasanya Suwardi, SH. dan Alifuddin Nur; Pengacara
berkan-tor di Jl. Nibung Raya No. 164 Medan,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 24 Februari
1994, sebagai Penggugat dalam Konpensi/Tergugat dalam
Rekonpensi ;
melawan:
1. KESUMA WIJAYA alias ACI, bertempat tinggal di Jalan Bandung
No. 90-C Medan, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya :
Zakaria Bangun, SH. Pengacara berkantor di Jl. Pemuda
No. 17 Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal
26 Maret 1994, sebagai TERGUGAT I dalam KONPENSI/
PENGGUGAT dalam REKONPENSI I ;
2. WENTY PUSPA KWANNI, bertempat tinggal di Jalan Bandung No.
90 C Medan, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya Ramli
Barus, SH. Pengacara berkantor di Jl. Jenderal Ahmad
Yani II No. 12 Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tanggal 26 Maret 1994, selanjutnya disebut sebagai
TERGUGAT II dalam KONPENSI/PENGGUGAT dalam
REKONPENSI II ;
PENGADILAN NEGERI TERSEBUT :
Telah membaca surat-surat dalam berkas perkara ini ;
Telah mendengar kedua belah pihak dan saksi-saksi ;
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

109

Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya


tanggal 7 Maret 1994 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Medan pada tanggal 9 Maret 1994 di bawah Register No.
87/Pdt.G/ 1994/PN.Mdn telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat telah diikat satu
persetujuan lisan untuk melakukan jual beli sebidang tanah seluas
3,9 Ha terletak di Jl. Brigjen Katamso Gang Kenanga Desa
Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun No. 56 Medan ;
Bahwa Penggugat adalah pihak Pembeli dan Tergugat I adalah pihak
Penjual ;
Bahwa dalam persetujuan lisan itu telah disepakati harga seluruh
tanah sebesar Rp. 2.680.000.000,- (dua milyar enam ratus delapan
puluh juta rupiah) dan Penggugat diwajibkan membayar panjar
harga tanah sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah)
kepada Tergugat, dan Tergugat diwajibkan menyiapkan surat-surat
dan penyerahan tanah dalam keadaan kosong kepada Penggugat ;
Bahwa juga telah disepakati termijn-termijn pembayaran sebagai
berikut :
40% dari harga tanah harus diserahkan Penggugat kepada
Tergugat I untuk pembebasan tanah yang belum bebas
diperhitungkan selama 6 (enam) bulan sejak panjar diterima,
tanah seluruhnya telah dibebaskan secara total ;
40% lagi dari nilai harga tanah harus dibayar Penggugat kepada
Tergugat I 6 (enam) bulan setelah tanah dibebaskan
seluruhnya ;
sisa harga yang 20% lagi harus dibayar Penggugat kepada
Tergugat I setelah terbit Sertifikat Hak Tanah tersebut dari
pihak yang berwenang ;
Bahwa pada tanggal 16 Februari 1994 Penggugat telah menye-rahkan
uang panjar sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah)
berupa Bilyet Giro Bank Bali No. 308266, dan Tergugat telah
menerima uang panjar tersebut dari Penggugat dengan me-nerima
Bilyet giro Bank Bali tersebut pada tanggal 16 Februari 1994 (foto
copy kwitansi terlampir) ;
Bahwa Tergugat II isteri dari Tergugat I turut hadir dan mendengar
semua yang diperjanjikan antara Penggugat dengan Tergugat I,
karena Penggugat dan Tergugat I dalam melangsungkan perjanjian
lisan tersebut duduk di hadapan Tergugat II dan berada dalam satu
ruangan di kediaman Tergugat I ;

110

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

Bahwa staf ahli Penggugat telah menyusun dan memperhitungkan


kalkulasi biaya dengan alternatif keutungan dari proyek pembangunan real estate sesuai dengan proyek proposal Perumahan Jl.
Brigjen Katamso Medan, dimana jika siap semua 175 (seratus tujuh
puluh lima) buah bangunan rumah dengan rata-rata Rp. 85.000.000,(delapan puluh lima juta rupiah) per unit, maka seluruhnya akan
berharga akan berharga Rp. 14.875.000.000,- (empat belas milyar
delapan ratus tujuh puluh lima juta rupiah). dan karena itu jika 4
(empat) tahun terjual habis, maka Penggugat :
akan mendapat keuntungan sebesar Rp. 3.221.750.000,- (tiga
milyar dua ratus dua puluh satu juta tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah) (proyek Proposal terlampir) ;
Bahwa tanpa alasan yang sah Tergugat pada tanggal 18 Februari
1994 telah mengirim surat kepada Penggugat yang isi surat
tersebut secara sepihak mau membatalkan jual beli tersebut,
dengan minta maaf serta akan mengembalikan uang panjar yang
telah diterimanya dari Penggugat ;
Bahwa Penggugat merasa keberatan atas maksud surat Tergugat
tersebut dan menilai tindakan Tergugat tersebut adalah perbuatan
cidera janji sekaligus perbuatan melawan hukum yang merugikan
Penggugat ;
Bahwa kerugian Penggugat dapat dirinci sebagai berikut :
Kerugian yang telah tetap :
Uang panjar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) ;
Kerugian yang belum tetap :
Bunga uang panjar karena berawal dari kredit Bank 2% per
bulan, 2% x Rp. 80.000.000,- sejak tanggal 16 Februari
1994 sampai dengan dibayar lunas kepada Penggugat ;
Keuntungan yang diharapkan Penggugat dengan terjadinya
jual beli tersebut kira-kira Rp. 3.221.750.000,- (tiga milyar
dua ratus dua puluh satu juta tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah) ;
Bahwa tindakan Tergugat tersebut selain merupakan tindakan cidera
janji (wanprestasi) karena jelas-jelas telah tidak melaksanakan
sebagaimana mestinya janji lisan antara Penggugat dan Tergugat
yang telah menjadi hukum yang mengikat kedua belah pihak;
Selanjutnya Penggugat mohon agar Pengadilan Negeri Medan
berkenan menetapkan suatu hari persidangan, dimana pihak-pihak
dipanggil hadir di persidangan guna didengar keterangannya
terhadap gugatan Penggugat ini, selanjutnya lagi dimohonkan pula

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

111

agar Pengadilan
sebagai berikut :

berkenan

memberikan

keputusan/keadilan

PRIMAIR :
Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya ;
Menyatakan sita penjagaan (conservatoir beslag) yang telah
dijalankan dalam perkara ini adalah sah dan berharga ;
Menyatakan perjanjian lisan untuk melakukan jual beli tanah yang
telah disepakati/disetujui kedua belah pihak (Penggugat dan
Tergugat) mengenai obyeknya, harga dan panjarnya saja
tanggal 16 Februari 1994 adalah sah menurut hukum ;
Menyatakan tindakan Tergugat I membatalkan perjanjian lisan jual
beli tanah tersebut secara sepihak tanpa mufakat Penggugat,
adalah perbuatan cidera janji (wanprestasi) sekaligus
merupakan perbuatan melawan hukum (onrechtmatig daad)
yang merugikan Penggugat ;
Menghukum Tergugat dan orang-orang lain yang mendapat hak
dari padanya untuk merealisasikan jual beli tanah terperkara
berikut segala sesuatu yang ada dan tumbuh di atasnya
kepada Penggugat di hadapan Pejabat yang berhak untuk itu
yang selanjutnya menyerahan tanah terperkara selengkapnya
berikut segala sesuatu yang ada dan tumbuh di atas tanah
terperkara dalam keadaan kosong kepada Penggugat ;
Menghukum Tergugat II terikat dan tunduk/patuh terhadap bunyi
putusan ini, tanpa terkecuali ;
Menghukum Tergugat membayar ganti rugi kepada Penggugat
sebesar :
bunga pinjaman uang panjar dari salah satu Bank Swasta 2%
per-bulan x Rp. 80.000.000,- terhitung sejak tanggal 16
Februari 1994 sampai dengan berlangsungnya jual beli
tanah terperkara dari Tergugat kepada Penggugat ;
Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) tiap hari keterlambatan
realisasi pelaksanaan jual beli tanah terperkara dari
Tergugat kepada Penggugat terhitung sejak tanggal 22
Fe-bruari 1994 sampai dengan terlaksanannya jual beli di
hadapan Pejabat PPAT yang berwenang ;
Menyatakan keputusan ini dapat dijalankan dengan serta merta
(uitvoerbaar bij voorraad) walaupun ada verzet, banding dan
kasasi ;
Menghukum Terggugat membayar ongkos-ongkos perkara ;

112

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

SUBSIDAIR :
Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya ;
Menyatakan sita penjagaan (conservatoir beslag) yang telah
dijalankan dalam perkara ini adalah sah dan berharga ;
Menetapkan/menyatakan sah sebagai hukum perjanjian lisan
antara Penggugat dengan Tergugat mengenai jual beli tanah
seluas 3,9 Ha. terletak di Desa Kampung Baru, Kecamatan
Medan Baru, Medan Jalan Brigjen Katamso Gang Kenanga
No. 56 Medan ;
Menyatakan tindakan Tergugat I membatalkan perjanjian lisan jual
beli tanah tersebut secara sepihak tanpa mufakat Penggugat,
adalah perbuatan cidera janji (wanprestasi) sekaligus
merupakan perbuatan melawan hukum (onrechtmatig daad) ;
Menghukum Tergugat I membayar ganti rugi kepada Penggugat
berupa :
Uang panjar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) ;
bunga pinjaman uang panjar 2% per-bulan x Rp. 80.000.000,terhitung sejak tanggal 16 Februari 1994 sampai dengan
dibayar lunas kepada Penggugat ;
Keuntungan yang diharapkan Rp. 3.211.750.000,- (tiga milyar
dua ratus sebelas juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) ;
Menghukum Tergugat II terikat dan tunduk/patuh terhadap bunyi
putusan ini, tanpa terkecuali ;
Menghukum Tergugat membayar dwangsoom sebesar Rp
1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap hari keterlambatan
Tergugat menjalankan bunyi putusan ini setelah in kracht van
gewijsde ;
Menyatakan keputusan ini dapat dijalankan dengan serta-merta
(uitvoerbaar bij voorraad) walaupun ada verzet, banding dan
kasasi ;
Menghukum Tergugat membayar ongkos perkara ;
ATAU:
Bila Pengadilan berpendapat lain, mohon terhadap
Penggugat ini diberikan keadilan (ex aequo et bono) ;

gugatan

Menimbang, bahwa kedua belah pihak telah datang menghadap


di persidangan yang ditentukan, tetapi tidak dapat didamaikan, setelah
mana dibacakan surat gugatan tersebut, yang isinya tetap
dipertahankan oleh Penggugat ;

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

113

Menimbang, bahwa Tergugat I dalam jawabannya tanggal 6


April 1994 mengemukakan hal-hal yang pada pokoknya sebagai
berikut :
TENTANG EKSEPSI :
Bahwa dalil gugatan Penggugat tidak menjelaskan kapan, tanggal,
bulan, tahun berapa hubungan hukum yang oleh Penggugat
disebut Perjanjian lisan tersebut dibuat, begitu pula Penggugat
tidak menjelaskan dimana hubungan hukum tersebut diadakan,
maka dengan demikian gugatan Penggugat digolongkan pada
gugatan yang tidak jelas dan kabur, oleh karena itu gugatan
tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima ;
Bahwa dengan tidak dimuatnya petitum nomor 2 dan nomor 6 dalam
posita berarti posita gugatan Penggugat dikwalifikasikan ke dalam
gugatan, karena tuntutan kerugian Penggugat tidak diuraikan
secara terperinci, maka gugatan Penggugat dinyatakan tidak
dapat diterima ;
Bahwa menurut hukum dan Yurisprudensi tetap suatu tuntutan ganti
rugi harus secara lengkap dan terperinci diuraikan dalam gugatan,
karena tuntutan kerugian Penggugat tidak diuraikan secara
terperinci, maka gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat
diterima ;
DALAM POKOK PERKARA :
Bahwa tidak benar adanya perjanjian lisan antara Tergugat I
dengan Penggugat di hadapan Tergugat II untuk melakukan jual
beli tanah seluas 3,9 Ha yang terletak di Jl. Brigjen Katamso No.
56 Medan, yang benar pada tanggal 16 Februari 1994 Penggugat
menawar tanah milik Tergugat yang luasnya 2,9 Ha dan tanah di
sekitarnya untuk dibebaskan 1 Ha (total 3,9 Ha) seharga
Rp. 2.680.000.000,- (dua milyar enam ratus delapan puluh juta
rupiah) ;
Bahwa pada tanggal 16 Februari 1994 tersebut Penggugat mena-war
di lokasi tanah tersebut dan menyerahkan bilyet giro Bank Bali
Cabang Binjai dengan No. 308266 nilai nominal Rp. 80.000.000,(delapan puluh juta rupiah) tanggal 16 Februari 1994 sebagai
panjar sesuai kwitansi tersebut, apabila isteri Tergugat I
menyetujuinya ;
Bahwa ternyata setelah Tergugat I sampaikan perihal penjualan tanah
tersebut kepada Tergugat II, ternyata Tergugat II tidak
menyetujuinya, sehingga Tergugat I menyurati Penggugat pada
tanggal 18 Februari 1994 untuk mengembalikan bilyet giro yang
114

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

dititipkan oleh Penggugat kepada Tergugat I ;


Bahwa dengan demikian Tergugat I belum pernah menerima uang dari
Penggugat, yang benar adalah Tergugat I menerima Bilyet Giro
Bank Bali yang sampai saat ini belum dicairkan/diuangkan oleh
Tergugat I, karena itu tak ada kerugian yang diderita oleh
Penggugat ;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Tergugat I mohon agar
menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
DALAM REKONPENSI :
Penggugat dalam Rekonpensi (d.r)/Tergugat I dalam Konpensi dengan
ini mengajukan gugatan balik (Rekonpensi) terhadap Tergugat dalam
Rekonpensi (d.r)/Penggugat dalam Konpensi (d.k) sebagai berikut :
Bahwa seluruh dalil dan alasan-alasan yang dikemukakan oleh
Penggugat d.r/Tergugat I d.k dalam jawaban Konpensi merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam gugatan Rekonpensi
ini sehingga tidak perlu diulangi lagi ;
Bahwa dengan adanya gugatan Tergugat d.r/Penggugat d.k, sehingga
dikeluarkannya Penetapan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag)
dalam perkara ini yang dilanjutkan dengan Pengumuman di harian
Analisa terbitan tanggal 26 Maret 1994, nama baik Penggugat
d.r/Tergugat I d.k telah dicemarkan dan menimbulkan kerugian
moril dan material dan karenanya berhak untuk mendapatkan
ganti rugi dan pemulihan nama baik dalam masyarakat ;
Bahwa kerugian moril kalau diperhitungkan secara materiil adalah
senilai Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan kerugian
secara materiil dapat diperinci sebagai berikut :
Kehilangan kepercayaan Bank, sehingga fasilitas kredit dari
Penggugat d.r/Tergugat I d.k sebesar rata-rata per bulan
dihitung dari tanggal 26 Maret 1994 sebesar Rp. 200.000.000,(dua ratus juta rupiah) sampai adanya Pengumuman Sita
Jaminan ;
Kerugian berupa timbulnya ketidak percayaan dari pemilik seluas
1 Ha, yang turut disita yang setiap harinya mendatangi
Penggugat d.r/Tergugat I d.k, sehingga Penggugat
d.r/Tergugat I d.k terganggu aktivitasnya menjalankan usaha,
terhitung sejak tanggal 26 Maret 1994 sebesar Rp. 2.000.000,(dua juta rupiah) per hari sampai adanya Pengumuman
Pengangkatan Sita Jaminan ;
Bahwa gugatan Rekonpensi ini didasarkan pada bukti-bukti yang
authentik, sehingga sepantasnya dapat dikabulkan dengan serta

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

115

merta ;
Bahwa Penggugat d.r/Terguga I d.k khawatir etiket burut dari Tergugat
d.r/Penggugat d.k untuk mengelak dari tanggung jawabnya,
sehingga agar gugatan Rekonpensi ini tidak hampa di kemudian
hari, Penggugat d.r/Tergugat I d.k mohon dengan hormat ke
hadapan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
meletakkan Sita Jaminan (conservatoir beslag) atas harta bergerak maupun tidak bergerak milik Tergugat d.r/Penggugat d.k
yang akan ditunjuk kemudian oleh Penggugat d.r/Tergugat I d.k ;
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat d.r/Tergugat I
d.k mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini memberi putusan Rekonpensi sebagai berikut :
Mengabulkan gugatan Rekonpensi dari Penggugat d.r/Tergugat I d.k
untuk seluruhnya ;
Menyatakan sah dan berarga sita jaminan yang telah diletakkan ;
Menghukum Tergugat d.r/Penggugat d.k untuk membayar ganti rugi
sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) ditambah Rp.
2.000.000,- (dua juta rupiah) per hari sampai diumumkan
Pencabutan/Pengangkatan Sita melalui koran ;
Menghukum Tergugat d.r/Penggugat d.k untuk membayar kerugi-an
yang timbul dalam hal ini membayar honor pengacara yang
sampai saat ini berjumlah sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas
juta rupiah) ;
Menghukum Tergugat d.r/Penggugat d.k untuk menerima kembali
Bilyet Giro Bank Bali Cabang Binjai Nomor : 208266 tanggal 16
Februari 1994 dengan nilai Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta
rupiah) dari Penggugat d.r/Tergugat I d.k ;
Menyatakan tidak sah dan tidak berharga kwitansi yang ditanda
tangani oleh Penggugat d.r/Tergugat I d.k tanggal 16 Februari
1994 dengan segala akibat hukumnya ;
Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu dengan serta
merta (uitvoerbaar bij voorraad) walaupun timbul verzet, banding
maupun kasasi ;
Menghukum Tergugat d.r/Penggugat d.k untuk membayar seluruh
biaya yang timbul dalam perkara ini ;
Apabila Pengadilan Negeri berpendapat lain, mohon keadilan yang
seadil-adilnya ;
Menimbang, bahwa Tergugat II dalam jawabannya tanggal 6
April 1994 mengemukakan hal-hal yang pada pokoknya sebagai
berikut :
116

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

TENTANG EKSEPSI :
Bahwa gugatan Penggugat tidak menjelaskan secara tepat dan jelas
kapan Perjanjian lisan tersebut diadakan dan dimana perjanjian
lisan tersebut diadakan, maka gugatan yang demikian harus
dinyatakan tidak dapat diterima ;
Bahwa dalam dalil gugatan Penggugat tidak ada yang termuat tentang
permohonan peletakkan sita jaminan dan dwangsoom, namun
dalam petitum gugatan Penggugat hal itu dimunculkan, hal ini
berarti petitum dengan posita tidak saling berhubungan, karena itu
gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima ;
Bahwa tuntutan kerugian Penggugat tidak diperinci, maka gugatan
yang demikian dikwalifikasikan sebagai gugatan yang tidak jelas,
oleh karenanya harus dinyatakan tidak dapat diterima ;
Bahwa nilai barang yang diletakkan conservatoir beslag terlalu besar
dari nilai gugatan, maka peletakkan sita tersebut harus diangkat
atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima ;
TENTANG POKOK PERKARA :
Bahwa Tergugat II adalah selaku pemilik sah atas sebidang tanah
seluas 3,9 Ha yang terletak di Jl. Brigjen Katamso Gang
Kenanga, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun ;
Bahwa tanah tersebut diperoleh Tergugat II dari usaha bersama
dengan Tergugat I, selaku suami isteri yang sah sebagaimana diterangkan dalam Petikan dari Daftar Perkawinan dan Perceraian
untuk bangsa Tionghoa Kota Pradja Medan di Medan dalam tahun
1963 No. 25 tanggal 7 Februari 1963 ;
Bahwa menurut ketentuan Undang-undang Pokok Perkawinan No. 1
Tahun 1974 Pasal 35 ayat (1) : Harta benda yang diperoleh
selama perkawinan menjadi harta bersama dan pasal 36 ayat (1) :
Mengenai harta bersama, suami isteri dapat bertindak atas
persetujuan kedua belah pihak ;
Bahwa karena obyek perikatan antara Penggugat dengan Tergugat I
adalah merupakan harta kekayaan bersama dalam perkawinan,
maka untuk memindahkan/mengalihkan hak, harus dengan
persetujuan/izin suami iseteri ;
Bahwa tidak benar Tergugat II isteri Tergugat I turut hadir dan
mendengar semua yang diperjanjikan antara Penggugat dengan
Tergugat I ;
Bahwa tentang adanya kesepakatan harga seluruh tanah sebesar Rp.

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

117

2.680.000.000,- (dua milyar enam ratus delapan puluh juta rupiah),


tentang termijn-termijn pembayaran dan adanya proposal proyek
pembangunan real estate, Tergugat II sama sekali tidak tahu ;
Bahwa Tergugat II sangat keberatan atas peletakkan sita jaminan dan
pemberitaan pada harian Analisa tanggal 26 Maret 1994 mengenai peletakkan sita jaminan terhadap tanah tersebut di atas ;
Bahwa Tergugat II telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri
Medan tanggal 28 Februari 1994 dengan Register perkara No.
74/Pdt.G/1994/PN.Mdn. dimana pihak-pihak, alasan-alasan dan
obyeknya sama dengan perkara 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. dengan
demikian gugatan No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. dikwalifikasikan
sebagai ne bis in idem ;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Tergugat II mohon kepada
Majelis Hakim agar menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
DALAM REKONPENSI :
Bahwa Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat II dalam Konpensi
mohon agar dalil-dalil dalam konpensi sepanjang menyangkut
gugatan Rekonpensi hendaknya turut dimasukkan dalam gugatan
Rekonpensi ini, sehingga tidak perlu diulangi lagi ;
Bahwa Penggugat d.r/Tergugat II d.k adalah selaku isteri yang sah dari
Tergugat d.k yang perkawinannya telah dilangsungkan pada
tahun 1963, sebagaimana yang diterangkan dalam Petikan dari
Daftar Perkawinan dan Perceraian untuk bangsa Tionghoa Kota
Pradja Medan di Medan dalam tahun 1963 No. 25 tanggal 7 Februari 1963 ;
Bahwa selama perkawinan antara Penggugat d.r/Tergugat II d.k
dengan Tergugat I d.k telah diperoleh harta bersama dalam
perkawinan, berupa sebidang tanah seluas 3,9 Ha yang terletak
di Jl. Brigjen Katamso Gang Kenanga, Kelurahan Kampung Baru
Kecamatan Medan Maimun ;
Bahwa pada tanggal 21 Februari 1994,d tanpa sepengetahuan dan
seizin Penggugat d.r/Tergugat II d.k, Penggugat d.r/Tergugat II d.k
sangat terkejut karena adanya surat Tergugat d.k/Penggugat d.k
tanggal 19 Februari 1994 yang ditujukan kepada Tergugat I d.k
yang berisikan perihal penanda tanganan Akte Jual Beli tanah
yang terletak di Jl. Brigjen Katamso Gang Kenanga, Kelurahan
Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun di Kantor Efrizal
Arsad Hakim, SH, Notaris di Medan pada tanggal 22 Februari
1994 ;
Bahwa atas pertanyaan dan desakan Penggugat d.r/Tergugat II d.k,

118

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

barulah Tergugat I d.k mengakui bahwasanya pada tanggal 16


Februari 1994, Tergugat I d.k telah melakukan kesepakatan untuk
jual beli tanah seluas 3,9 Ha yang terletak di Jl. Brigjen Katamso
Gang Kenanga, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan
Maimun dengan harga sebesar Rp. 2.680.000.000,- (dua milyar
enam ratus delapan puluh juta rupiah) dengan Tergugat d.r/Penggugat d.k ;
Bahwa atas kesepakatan untuk jual beli tanah tersebut, Tergugat I d.k
ada menerima dari Tergugat d.r/Penggugat d.k Bilyet Giro Bank
Bali Cabang Binjai No. 308266 tanggal 16 Februari 1994 sebesar
Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) ;
Bahwa Penggugat d.r/Tergugat II d.k selaku isteri dari Tergugat I d.k
yang juga mempunyai hak atas tanah sengketta tidak pernah
memberi persetujuan/izin untuk memindahkan, menyerahkan hak
atas tanah tersebut kepada suami Penggugat d.r (i.c. Tergugat I
d.k) apalagi persetujuan/izin dalam hal kesepakatan untuk jual beli
tanah antara Tergugat I d.k dengan Tergugat d.r/Penggugat d.k
tertanggal 16 Februari 1994 ;
Bahwa adanya kesepakatan untuk jual beli atas tanah tersebut,
Penggugat d.r/Tergugat d.k sangat keberatan dan dirugikan
selaku pemilik dari tanah obyek perikatan sebagai harta kekayaan
bersama dalam perkawinan Penggugat d.r/Tergugat II d.k dengan
Tergugat I d.k ;
Bahwa Tergugat d.r/Penggugat d.k telah mengetahui bahwasannya
atas harta kekayaan bersama bila hedak dialihkan/diperjual
belikan diperlukan persetujuan/izin dari suami isteri ;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas perbuatan Tergugat I d.k
dan Tergugat d.r/Penggugat d.k atas adanya kesepakatan untuk
jual beli atas tanah yang merupakan harta kekayaan bersama
dalam perkawinan Penggugat d.r/Tergugat d.k dengan Tergugat I
d.k, jelas merupakan perbuatan melawan hukum melanggar
ketentuan Pasal 36 ayat (1) Undang-undang No.1 Tahun 1974 ;
Bahwa oleh karena itu seluruh akte-akte yang telah dibuat Tergugat I
d.k dengan Tergugat d.r/Penggugat d.k, sepanjang me-nyangkut
kesepakatan pengalihan hak atas tanah seluas 3,9 Ha yang
terletak di Jl. Brigjen Katamso Gang Kenanga, Kelurahan
Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun, mohon dinyatakan
batal atau sekurang-kurangnya tidak sah dan tidak berharga ;
Bahwa dengan tindakan Tergugat d.r/Penggugat d.k yang melawan
hukum tersebut Penggugat d.r/Tergugat II d.k menderita kerugian
yang sangat besar baik kerugian materiil maupun immateriil,

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

119

yaitu :
Kerugian Materiil berupa : mengeluarkan biaya penanganan
perkara, berupa honor pengacara sebesar Rp. 30.000.000,(tiga puluh juta rupiah) ;
Kerugian Immateriil, berupa : hilangnya kepercayaan pada mitra
usaha Penggugat d.r/Tergugat II d.k akibat adanya perkara ini
;
adanya goncangan jiwa akibat peletakkan sita atas tanah seluas
3,9 Ha tersebut dan pengumuman di harian Analisa tanggal
26 Maret 1994 ;
Karena kerugian ini sulit dinilai dengan uang, maka untuk
mudahnya ditaksir Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) ;
Bahwa Penggugat d.r/Tergugat II d.k sangat keberatan atas
Penetapan No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. yang meletakkan sita atas
tanah seluas 3,9 Ha tersebut, oleh karena peletakkan sita
tersebut tidak berdasar dan melawan hukum, maka sangat
beralasan untuk dibatalkan atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak
berke-kuatan hukum ;
Bahwa untuk menjaga gugatan ini di kemudian hari tidak sia-sia, maka
sangat tepat dan beralasan, atas harta bergerak maupun tak
bergerak milik Tergugat d.r/Penggugat d.k diletakkan sita jaminan
(Conservatoir Beslag) ;
Bahwa lagi karena gugatan ini didasarkan atas fakta-fakta dan dasardasar yang kuat, maka Putusan Pengadilan Negeri Medan,
penting dan beralasan untuk dilakukan dengan serta merta (Uitvoerbar bij voorraad) ;
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, mohon kiranya Mejelis Hakim
memberi putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi ini untuk
seluruhnya ;
Menyatakan tidak sah dan tidak berharga Penetapan No.
87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. ;
Menghukum Tergugat d.r/Penggugat d.k membayar biaya
pengangkatan sita dan memerintahkan Jurusita untuk mengangkat sita yang telah diletakkan dalam perkara ini ;
Menyatakan sita jaminan yang telah diletakkan atas barang
bergerak dan tidak bergerak milik Tergugat d.r/Penggugat d.k ;
Menyatakan sesuai hukum, tanah seluas 3,9 Ha yang terletak di
Jl. Brigjen Katamso Gang Kenanga, Kelurahan Kampung

120

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

Baru, Kecamatan Medan Maimun adalah harta bersama


dalam perkawinan antara Penggugat d.r/Tergugat II d.k
dengan Tergugat I d.k ;
Menyatakan kesepakatan antara Tergugat d.r/Penggugat d.k
dengan Tergugat I d.k untuk jual beli tanah tersebut adalah
tidak sah dan tidak berkekuatan hukum ;
Menyatakan seluruh akte-akte yang telah ada maupun yang akan
ada antara Tergugat d.r/Penggugat d.k dengan Tergugat I d.k
adalah batal dan tidak sah karena bertentangan dengan
hukum ;
Menghukum Tergugat-tergugat untuk memulihkan dan mengembalikan harta kekayaan dalam perkawinan antara
Penggugat d.r/Tergugat II d.k dengan Tergugat I d.k atas
tanah seluas 3,9 Ha yang terletak Jl. Brigjen Katamso Gang
Kenanga, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan
Maimun tanpa syarat terlepas dari segala beban hukum
kepada Tergugat II d.k/Penggugat d.r ;
Menyatakan putusan ini dapat dijalankan dengan serta merta
(uitvoerbaar bij voorraad) meskipun ada verzet, banding
maupun kasasi ;
Menghukum Penggugat d.k/Tergugat d.r untuk membayar seluruh
ongkos yang timbul dalam perkara ini ;
Apabila Pengadilan berpendapat lain mohon putusan yang seadiladilnya ;
Menimbang, bahwa Penggugat mengajukan Replik tanggal 20
April 1994, yang antara lain terhadap gugatan Rekonpensi Tergugat II,
Penggugat mengajukan eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut :
Bahwa Tergugat II d.k/Penggugat d.r mengakui dalam jawabannya,
bahwa Penggugat d.r/Tergugat II d.k pada tanggal 17 Maret 1994
telah mengajukan gugatan perdata yang terdaftar dengan No.
74/Pdt.G/1994/PN.Mdn., dimana pihak-pihak yang berperkara
sama dengan perkara ini ;
Bahwa apabila diteliti maka gugatan Tergugat II d.k/Penggugat d.r No.
74/Pdt.G/1994/PN.Mdn. yang sedang diperiksa oleh Pengadilan
Negeri Medan dengan gugat balik/Rekonpensi ini adalah sama dan
sebangun, maka gugat balik ini harus dinyatakan tidak dapat diterima ;
Menimbang, bahwa Tergugat I dan Tergugat II masing-masing
mengajukan Dupliknya tanggal 8 Juni 1994 ;
Menimbang, bahwa Penggugat mengajukan surat-surat bukti,
yaitu :

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

121

Foto copy kwitansi tanda terima panjar pembelian tanah 3,9 Ha


sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) tanggal 16
Februari 1994 yang ditandatangani oleh Kesuma Wijaya
(Tergugat I) dari Pengguat (P-1) ;
Foto copy Surat dari Kesuma Wijaya tanggal 18 Februari 1994 kepada
Arifin yang membatalkan perjanjian lisan dan uang panjar yang
berupa bilyet giro Bank Bali akan segera dikembalikan (P-2) ;
Foto copy Surat Keterangan Bank Bali Cabang Medan No.
M/94174/DN/PINJ tanggal 7 April 1994 yang menerangkan bahwa
Hengky Chandra adalah debitur Bank Bali Cabang Medan yang
diberi fasilitas kredit overdraft sebesar Rp. 125.000.000,- yang
masih berjalan sampai saat ini, oleh karenanya bila bilyet giro
yang dibuka antara tanggal 8 Februari 1994 - 15 Februari 1994
sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah)
ditarik/diuangkan oleh penarik maka bilyet giro tersebut di atas
tersedia dananya di account tersebut di atas (P-3) ;
surat bukti P-1 sampai dengan P-3 telah dicocokkan dengan aslinya
dan telah di nazegel ;
Menimbang, bahwa Tergugat I mengajukan surat-surat bukti,
yaitu :
Foto copy Surat Arifin kepada Kesuma Wijaya tanggal 19 Februari
1994 (T.I.1) ;
Foto copy Bilyet Giro Bank Bali Cabang Pembantu Binjai No. 308266
tanggal 16 Februari 1994 dengan nilai Rp. 80.000.000,- (delapan
puluh juta rupiah) (T.I.2) ;
Foto copy Akte Perkawinan No. 25 antara Ng Kiat Choe dan Koean
King Ing yang melangsungkan perkawinan pada tanggal 6
Februari 1963 di Medan (T.I.3) ;
surat bukti T.I.1 dan T.I.2 telah dicocokkan dengan aslinya dan telah di
nazegel, sedangkan bukti T.I.3, tak ada aslinya tetapi telah di nazegel ;
Menimbang, bahwa Tergugat II mengajukan surat-surat bukti,
yaitu :
Foto copy Akte Perkawinan No. 25 antara Ng Kiat Choe dan Koean
King Ing yang melangsungkan perkawinan pada tanggal 6
Februari 1963 di Medan (T.II.1) ;
Foto copy Surat Arifin kepada Kesuma Wijaya tanggal 19 Februari
1994 (T.II.2) ;
Foto copy Bilyet Giro Bank Bali Cabang Pembantu Binjai No. 308266
tanggal 16 Februari 1994 dengan nilai Rp. 80.000.000,- (delapan
puluh juta rupiah) (T.II.3) ;
Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) panjar biaya perkara No.
122

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

74/Pdt.G/1994/PN.Mdn. (T.II.4) ;
Foto copy Penetapan No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. tanggal 24 Maret
1994 (T.II.5) ;
Foto copy Berita Acara Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) No.
87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. tanggal 24 Maret 1994 (T.II.6) ;
Foto copy Pengumuman di Harian Analisa terbitan Medan tanggal 26
Maret 1994 halaman 16 terhadap peletakkan sita jaminan
sebidang tanah seluas 3,9 Ha (T.II.7) ;
surat bukti T.II.1 dan T.II.7 telah dicocokkan dengan aslinya dan telah
di nazegel, T.II.2, T.II.3, T.II.5 dan T.II.6 tak ada aslinya hanya di
nazegel, sedangkan T.II.4 adalah aslinya dan telah di nazegel ;
Menimbang, bahwa Penggugat mengajukan 3 (tiga) orang saksi
yaitu :
MASGUNG WIJAYA, dibawah sumpah memberikaan keterangan yang
pada pokoknya sebagai berikut :
Bahwa saksi I kenal kedua belah pihak, tetapi tak ada hubung-an
keluarga ;
Bahwa sebelum Imlek kira-kira bulan Februari 1994 Hengky
Chandra (saksi 2) bertemu dengan saksi I bercerita di Jl.
Brigjen Katamso, desa Titikuning masuk 10 meter dari jalan
besar, di belakang rumah orang ada satu bengkel milik
Kesuma Wijaya alias Aci (Tergugat I) mau dijual, apakah saksi
I kenal dengan Kesuma Wijaya alias Aci (Tergugat I), yang
dijawab oleh saksi I kenal, selanjutnya Hengky Chandra (saksi
2) minta saksi I supaya menyatakan kepada Kesuma Wijaya
alias Aci ;
Bahwa lalu saksi I menilpun Aci di kantornya menanyakan apa
betul bengkelnya mau dijual, yang dijawab oleh Aci betul, saksi
I minta peta tanah, Aci menjawab boleh dikasi foto copynya ;
Bahwa 2 (dua) hari kemudian saksi I datang di rumah Aci untuk
mengambil foto copy peta, saksi I tanya kena apa mau dijual,
Aci menjawab ia sudah tua, sudah bertahun-tahun kerja
bengkel, akan usaha lain, waktu itu ada isterinya yaitu
Tergugat II dan waktu itu belum bicara soal harga dan saksi I
usul kepada Aci akan ditemukan dengan pembeli ;
Bahwa lalu saksi I memberikan foto copy peta itu kepada Hengky
(saksi 2) ;
Bahwa 1 (satu) minggu kemudian Arifin (Penggugat) dari Jakarta
datang ke Medan, bersama Hengky (saksi 2) mencari saksi I
untuk melihat tanah ;

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

123

Bahwa saksi I tak tahu batas-batas tanah tersebut, tetapi ada


petanya, kalau menunjukkan tahu ;
Bahwa waktu Arifin bersama Hengky (saksi 2) dan saksi I melihat
tanah, Aci datang, maka Aci dan anaknya yang bekerja di
bengkel itu mengajak Arifin melihat-lihat tanah itu, kemudian
Arifin mau membeli ;
Bahwa Aci mengatakan tanah yang di muka dan di samping
masih kepunyaan orang lain, tetapi ia sanggup membebaskan
dengan ganti rugi Rp. 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah)
dan tanah Aci masih SK Camat belum ada sertifikatnya dan
harus diurus sertifikatnya kurang lebih kena biaya Rp.
100.000.000,- (seratus juta rupiah), luas tanah seluruhnya 4
Ha, Arifin menjawab boleh, akhirnya jadi harta 2M koma 7 (dua
milyar tujuh ratus juta rupiah) ;
Bahwa Arifin minta saksi I mengambil foto copy SK Camat tanah
Aci, Aci menjawab boleh nanti ambil di rumah di Jl. Bandung
simpang Sutomo, karena itu saksi I datang ke rumah Aci, Aci
tak ada di rumah tetapi isterinya (Tergugat II) ada, isteri-nya
memberikan 1 (satu) map berisi foto copy surat SK Camat,
lalau saksi I memberikan kepada Arifin yang waktu itu bersama
Hengky (saksi 2) berada di Hotel Polonia ;
Bahwa setelah itu Arifin bersama Hengky (saksi 2) mengecek ke
Urusan Pertanahan yang ternyata tanah itu sebagian kena
rencana jalan dan penghijauan, Arifin menilpun saksi I
memberitahukan hasil pengecekan tersebut dan minta mau
bertemu sama Aci ;
Bahwa setelah itu saksi I membawa Arifin bersama temannya dan
Hengky (saksi 2) dan seorang supir ke rumah Aci di Jl.
Bandung simpang Sutomo, Aci mengatakan itulah keadaan
tanahnya, terserah kepada pembeli, Arifin minta turun harga,
Aci tak mau turun, sama-sama pikir, waktu itu ada isteri Aci
(Tergugat II) ;
Bahwa sebelum terjadi harga 2 M koma 7 Aci tak beritahu ada
rencana jalan dan penghijauan pinggir sungai ;
Bahwa sesudah itu lalu Arifin dkk. ke bengkel lagi, Aci tak ikut, di
situ Arifin mengatakan ia masih ingin membeli tanah itu dan
akan bicara sama Aci lagi ;
Bahwa waktu Arifin dkk mau berangkat datang si Aci maka
berunding lagi, Aci kasih turun Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta
rupiah), jadi harga 2 M 680 Juta (dua milyar enam ratus
delapan puluh juta rupiah), Arifin kasih uang muka Rp.
80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) dengan cek giro, Aci
124

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

buat kwitansi tanda terima cek giro itu, tak ada meterai, Aci
suruh beli, bikin kwitansi (bukti P-1) kasi sama Arifin ;
Bahwa waktu Aci tanda tangan kwitansi(bukti P-1), saksi I,
Hengky (saksi II) dan Arifin melihat, lalu Aci bikin surat
perjanjian, perinciannya akan dibuat oleh notaris, lalu masingmasing pulang ;
Bahwa besok paginya Aci menilpun saksi I minta giro itu diteri-ma
kembali kasih sama Arifin karena tanahnya belum mau dijual,
saksi I menjawab Arifin sudah pulang ke Jakarta, me-ngenai
giro itu saksi I tak berhak menerimanya karena jual beli antara
Aci dan Arifin sendiri saksi I berjanji akan memanggil Arifin
kembali ;
Bahwa Arifin datang ke Medan lagi, 2 (dua) hari tinggal di Medan
tak bisa ketemu sama Aci, saksi I datang ke tempat Aci tak
ketemu, isteri Aci kasi tahu Aci keluar kota dan mengatakan
tanah itu tak mau dijual dan kalau buat surat jual beli ia tak
mau tanda tangan ;
Bahwa besoknya Aci datang, saksi I membawa Arifin, Hengky
(saksi II) dan seorang teman Afirin ke Jl. Bandung, di situ Aci
mau mengembalikan giro uang muka, tetapi Arifin tak mau
terima, lalu Aci bikin surat diketik minta maaf, karena penjualan
batal sepihak (bukti P-2) saksi I melihat waktu Aci
menandatangani P-2, isteri Aci juga ada di situ dan
mengatakan tak mau jual ;
Bahwa Afirin minta supaya Aci pikir-pikir dulu nanti bisa jadi
lawan, lalu sama-sama pulang dan akhirnya terjadi perkara ini ;
Bahwa saksi I tak minta komisi baik dari Arifin maupun Aci, tak
ada dibicarakan soal komisi ;
Bahwa atas keterangan saksi I tersebut, kedua belah pihak tak
keberatan ;
HENGKY CHANDRA, dibawah sumpah memberikan keterangan yang
pada pokoknya sebagai berikut :
Bahwa saksi II kenal kepada kedua belah pihak, tetapi tidak ada
hubungan keluarga ;
Bahwa kedua belah pihak berperkara mengenai jual beli tanah
yang terletak di Jl. Brigjen Katamso di samping Gg. Kenanga,
Arifin sebagai pembeli, Kesuma Wijaya sebagai penjual, saksi
II kenal dengan Arifin sejak kecil ;
Bahwa saksi II tahu Arifin mau membeli tanah dari Arifin sendiri,
yaitu pada bulan Januari 1994 sekira jam 21.00 Wib. waktu
saksi II di rumah diinterlokal oleh Arifin dari Jakarta yang

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

125

mengatakan mau membeli tanah di Medan untuk


mengembangkan usahanya, saksi II menjawab, ya nanti saya
coba mencarikan, dengar-dengar informasi ;
Bahwa saksi II lalu ke Gang Subur dapat informasi dari mandor
proyek real estate Permata Subur Indah bahwa tanah si Aci
(Kesuma Wijaya) akan dijual, lalu saksi II menghubungi Masgung
Wijaya (saksi I) karena Masgung Wijaya dengan Aci samasama suku Hok Chia, minta tolong menanyakan tanah yang
akan dijual itu kepada si Aci ;
Bahwa beberapa hari kemudian Masgung Wijaya (saksi I) datang
ke rumah saksi II, membawa gambar peta tanah si Aci yang
dibuat oleh si Aci dan mengatakan harganya 3,2 M (tiga milyar
dua ratus juta rupiah), lalu saksi II menilpun kepada Arifin di
Jakarta mengatakan ada tanah agak luas di Jl. Brigjen
Katamso di samping Gang Kenanga mau dijual dengan harga
3,2 M, harap Arifin datang sendiri ;
Bahwa 1 (satu) minggu kemudian, setelah lewat Imlek Arifin
datang dengan seorang temannya, maka saksi II bersama
Arifin dan seorang temannya pergi ke rumah Masgung Wijaya
(saksi I) untuk diajak melihat lokasi tanah dengan naik mobil
Isuzu Panther ;
bahwa di lokasi tanah ada bengkel traktor, bertemu dengan anak
laki-laki si Aci, Masgung Wijaya (saksi I) minta kepada anak si
Aci untuk mengantar ke lokasi tanah yang akan dijual, tempat
bengkel traktor termasuk tanah yang akan dijual, tanah yang
akan dijual satu lokasi, kemudian lebih kurang jam 13.00 Wib
si Aci datang ;
Bahwa Arifin omong-omong sama si Aci, lalu terjadi persetujuan,
si Aci akan mengurus sertifikat sampai keluar termasuk tanah
yang akan dibebaskan, berjumlah 4 Ha, batas-batasnya
saksi II tidak tahu tetapi kalau menunjukkan batas-batasnya
tahu, dengan harta 2,7 M (dua milyar tujuh ratus juta rupiah),
tanda jadi persetujuan yaitu Arifin dengan si Aci bersalaman ;
Bahwa tanah yang akan dijual menurut si Aci milik si Aci dan
sebagian kecil masih akan dibebaskan ;
Bahwa setelah terjadi persetujuan dengan harga 2,7 M cuma
tinggal mau mengecek surat-surat tanah, si Aci menyuruh
Masgung Wijaya (saksi I) mengambil surat tanah ke rumah si
Aci di Jl. Bandung ;
Bahwa 2 (dua) hari kemudian sekira jam 12.00 Wib. di rumah si
Aci Jl. Bandung, saksi II, Arifin, kawan Arifin yang bernama
Rahmat dan Masgung Wijaya (saksi I) bertemu dengan si Aci

126

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

yang didampingi isterinya (Tergugat II) Arifin mengatakan


tentang hasil pengecekan di Tata Kota, bahwa tanah si Aci ada
yang kena Master Plan/pelebaran jalan, karena itu Arifin minta
turun harga Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) Aci
bilang tak bisa isterinya juga bilang tak bisa, si Aci bilang pikirpikirlah satu minggu ;
Bahwa pada hari itu juga sekira jam 14.30 Wib. setelah makan
siang di rumah makan, Arifin mengajak saksi II, Masgung
Wijaya (saksi I) dan Rahmat (saksi 3) pergi ke lokasi tanah
lagi, di situ bertemu anak si Aci, lihat lagi lokasi tanah ;
Bahwa setengah jam kemudian si Aci datang, Arifin minta turun
harga, lalu disetujui harga 2,68 M (dua milyar enam ratus
delapan puluh juta rupiah), Arifin minta supaya saksi II buka
giro, saksi II buka giro bernilai Rp. 80.000.000,- (delapan puluh
juta rupiah) sebagai panjar jual beli, sedangkan Aci lalu buka
kwitansi bermeterai Rp. 1.000,- (seribu rupiah) tanda terima
panjar jual beli tanah, dengan janji kelanjutan perjanjian jual
beli akan dibuat di depan notaris pada tanggal 20 Februari
1994 ;
Bahwa pada hari itu juga Arifin pulang ke Jakarta, soal urusan
dengan notaris diserahkan kepada saksi II, surat-surat yang
ada pada saksi II yaitu SK. tanah bengkel yang dikeluarkan
oleh Camat, kwitansi, catatan dari Aci tentang tahap-tahap
pembayaran yang disetujui oleh Arifin bersama Aci ;
Bahwa saksi II sebelum tanggal 20 Februari 1994 sempat ke
notaris bersama seorang teman yang bernama Suwandi ;
Bahwa sesudah kenotaris, ada tilpun dari Masgung Wijaya (saksi
I) mengatakan bahwa tanah tak jadi dijual, giro mau
dikembalikan, alasan Aci belum mau jual, giro saksi berisi ;
Bahwa atas keterangan saksi II tersebut di atas, kuasa tergugat II
berkeberatan tak benar Tergugat II berdampingan dengan
Tergugat I dan mengatakan harga tak bisa kurang, pada waktu
pertemuan di rumah Jl. Bandung ;
RAHMAT, dibawah sumpah memberikan keterangan yang pada
pokoknya sebagai berikut :
Bahwa saksi III kenal kepada kedua belah pihak, tetapi tidak ada
hubungan keluarga ;
Bahwa setlah hari raya Imlek saksi III dibawa Arifin ke Medan,
menurut Arifin ada sebidang tanah Jl. Brigjen Katamso, luas
4 Ha mau dijual ;

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

127

Bahwa setelah saksi III sampai di Medan ternyata pemilik tanah


adalah Kesuma Wijaya alias Aci ;
Bahwa saksi III dan Arifin tiba di Medan sekira jam 11.00 Wib.,
Hengky (saksi II) datang di Hotel Polonia mengajak Arifin dan
saksi III ke lokasi tanah, setelah sampai di lokasi tanah, dibawa
oleh anak Aci keliling lokasi, saksi III bertanya kepada anak Aci
apakah lokasi kena banjir, yang dijawab olehnya tidak sebab
sudah diurug (ditimbun), selanjutnya saksi III tanya bagaimana
tanah sebelah kiri itu ada kuburannya, yang dijawab oleh anak
Aci, itu bisa diurus oleh Papa ;
Bahwa setengah jam kemudian Aci datang, bicara di bengkel
tentang harga tanah, Aci minta 3 M (tiga milyar rupiah) lebih
termasuk sertifikat dan pembebasan tanah, Arifin menawar 2,4
M (dua milyar empat ratus juta rupiah), lalu jadi harga 2,7 M
(dua milyar tujuh ratus juta rupiah) termasuk sertifikat dan
pembebasan tanah Aci yang mengurus ;
Bahwa besoknya jam 09.00-10.00 Wib, saksi III bersama Arifin ke
Tata Kota untuk mengecek planning tanah, ternyata ada
rencana jalan di atas tanah itu ;
Bahwa malamnya sekira jam 19.00 - 20.00 Wib. Arifin bersama
Saksi III ke Jl. Bandung ketemu Aci, mengatakan ada rencana
pelebaran jalan di atas tanah tersebut, Aci bilang tak mungkin,
mungkin Tata Kota yang keliru, waktu itu Tergugat II tak ada,
lalu berjanji besok jam 10.00 Wib. Aci dan Arifin bersama saksi
III mau cek ke Tata Kota ;
Bahwa besoknya betul ke Tata Kota dan Tata Kota mengatakan
memang betul ada rencana jalan di atas tanah tersebut,
setelah itu lalu pulang ke Jl. Bandung ;
Bahwa di rumah Aci Jl. Bandung, Aci didampingi oleh isterinya
yaitu Tergugat II, Arifin bersama saksi III, Hengky (saksi II) dan
Masgung (saksi I) Arifin disitu minta harga diturunkan
Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), sedangkan Aci tetap
minta 2,7 M dan minta supaya Arifin pikir-pikir lagi dalam 2-7
hari, sedangkan tergugat II berkata harga tetap 2,7 M ;
Bahwa setelah itu Arifin bersama saksi III, Hengky (saksi II) dan
Masgung (saksi I) makan siang di rumah makan, setelah
makan ke lokasi lagi ketemu anak Aci, melihat lokasi lagi,
kemudian datang Aci kasi turun harga Rp. 20.000.000,- (dua
puluh juta rupiah), jadi harga 2.68 M (dua milyar enam ratus
delapan puluh juta rupiah) dengan janji sertifikat dan
pembebasan tanah Aci yang mengurusnya ;
Bahwa Arifin minta Hengky (saksi II) buka giro, lalu Hengky (saksi
128

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

II) buka giro Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah),


sedangkan Aci bikin kwitansi tanda terima giro atas panjar
pembelian tanah ;
Bahwa setelah itu saksi III bersama Arifin pulang ke Jakarta,
terakhir saksi III mendengar berita dari Arifin, si Aci tak mau
jual ;
Bahwa atas keterangan saksi III tersebut di atas, kuasa Tergugat
II berkeberatan, tak benar Tergugat II berdampingan dengan
Aci dan mengatakan harga tetap 2,7 M ;
Menimbang, bahwa Tergugat II mengajukan 2 (dua) orang
saksi, yaitu :
MERY, tidak disumpah memberikan keterangan yang pada pokok-nya
sebagai berikut :
Bahwa saksi kenal kedua belah pihak, tetapi tidak ada hubung-an
keluarga, dengan Penggugat ketemu dua kali dan saksi
bekerja kepada Tergugat I ;
Bahwa pada hari Rabu tanggal 16 Februari 1994 di Jl. Brigjen
Katamso Gg. Kenanga dalam kantor bengkel Kesuma Wijaya
alias Aci (Tergugat I) yaitu bengkel alat-alat berat/traktor sekira
jam 14.00 Wib. Arifin datang dengan temanya 4 orang
menemui Kesuma Wijaya ;
Bahwa saksi I disuruh Kesuma Wijaya untuk menyediakan
minuman, setelah itu saksi I duduk di kantor lagi ;
Bahwa yang dibicarakan oleh Kesuma Wijaya dengan Arifin ialah
tentang jual beli tanah dan pembebasan tanah, tanah yang
akan dijual oleh Kesuma Wijaya adalah tanah bengkel dan
saksi I mengetahui ada pembayaran panjar ;
Bahwa pada pertemuan tanggal 16 Februari 1994 Tergugat II
tidak ada ;
Bahwa Kesuma Wijaya minta blanko kwitansi dan meterai Rp.
1.000,- (seribu rupiah) kepada saksi I ;
Bahwa pembayaran panjar tanah dari Arifin kepada Kesuma
Wijaya berupa cek giro sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan
puluh juta rupiah) ;
Bahwa waktu itu tak ada anak Kesuma Wijaya ;
Bahwa atas keterangan saksi I tersebut di atas, kuasa Penggugat
tak berkeberatan, kecuali keterangan saksi I yang menyatakan anak Kesuma Wijaya tak ada disitu ;
KRISMAN NAPITUPULU, tidak disumpah memberikan keterangan

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

129

yang pada pokoknya sebagai berikut :


Bahwa saksi II tak kenal dengan Penggugat, sedangkan
dengan Tergugat I saksi II bekerja padanya sebagai pengawas
bengkel ;
Bahwa pada tanggal 16 Februari 1994 sekira jam 14.00 Wib ada 5
(lima) orang datang ke bengkel Jl. Brigjen Katamso ;
Bahwa si Mery (saksi I) mengatakan itu tuan Arifin yang mau
membeli tanah bengkel ini ;
Bahwa yang dibicarakan oleh Kesuma Wijaya dengan Arifin
adalah jual beli tanah bengkel dan waktu itu saksi II berada
dalam kantor bengkel sehingga bisa mendengar pembicaraan
mereka ;
Bahwa waktu itu Tergugat II tak ada dan juga anak Kesuma
Wijaya tak ada ;
Bahwa atas keterangan saksi II tersebut di atas Kuasa Penggugat
tak berkeberatan, kecuali keterangan saksi II yang menga-takan
anak Kesuma Wijaya tak ada di situ ;
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini
ditunjuk kepada hal-hal yang tercantum dalam Berita Acara ;
TENTANG HUKUMNYA :
DALAM KOPENSI :
TENTANG EKSEPSI TERGUGAT I :
Menimbang, bahwa pada pokoknya Eksepsi Tergugat I berisi 3
(tiga) hal yaitu :
Dalil gugatan Penggugat tidak menjelaskan waktu dan tempat
terjadinya Perjanjian Lisan antara Penggugat dan Tergugat I ;
Dalam posita gugatan tidak dimuat petitum No. 2 dan No. 6 ;
Tuntutan ganti rugi Penggugat tidak diuraikan secara terperinci dalam
gugatan ;
Menimbang, bahwa berdasarkan ke 3 (tiga) hal tersebut
Tergugat I mohon agar Pengadilan Negeri menyatakan gugatan
Penggugat tidak dapat diterima ;
Menimbang :
mengenai eksepsi ad. 1.
Eksepsi ini tidak dapat dibenarkan, karena dalam posita gugatan

130

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

Peng-gugat sudah dijelaskan, bahwa Perjanjian Lisan terjadi pada


tanggal 16 Februari 1994 dimana Penggugat dan Tergugat I duduk di
hadapan Tergugat II dalam satu ruangan di kediaman Tergugat I ;
mengenai eksepsi ad. 2.
Eksepsi ini juta tidak dapat dibenarkan, karena walaupun dalam posita
gugatan tidak dimuat tentang permohonan sita jaminan dan tuntutan
uang paksa (dwangsoom), tetapi dalam petitum gugatan dapat
dimintakan hal tersebut ;
mengenai eksepsi ad. 3.
Eksepsi inipun tidak dibenarkan karena dalam posita gugatan
Penggugat telah diuraikan secara terperinci kerugian-kerugian yang
diderita oleh Penggugat ;
Menimbang, bahwa berdasarkan urian tersebut di atas, Pengadilan Negeri menyatakan eksepsi Tergugat I tidak dapat diterima ;
TENTANG EKSEPSI TERGUGAT II
Menimbang, bahwa Tergugat II juga mengajukan Eksepsi yang
pada pokoknya berisi 4 (empat) hal yaitu :
Dalil gugatan Penggugat tidak menjelaskan secara tepat waktu dan
tempat terjadinya Perjanjian Lisan antara Penggugat dengan
Tergugat I ;
Dalam dalil gugatan Penggugat tidak termuat tentang permohonan
peletakkan sita jaminan dan dwangsoom, tetapi dalam petitum
gugatan Penggugat hal itu dimunculkan ;
Tuntutan ganti rugi Penggugat tidak diperinci ;
Nilai barang yang diletakkan sita jaminan terlalu besar dari nilai
gugatan ;
Menimbang, bahwa berdasarkan ke 4 (empat) hal tersebut
Tergugat II mohon agar Pengadilan Negeri menyatakan gugatan
Penggugat tidak dapat diterima ;
Menimbang :
mengenai eksepsi ad. 1, ad. 2, ad. 3
Eksepsi ini adalah sama dengan eksepsi ad.1, ad. 2 ad. 3 dari
Tergugat I, maka untuk singkatnya uraian putusan ini ditunjuk kepada
pertimbangan-pertimbangan dalam eksepsi Tergugat I ;

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

131

mengenai eksepsi ad. 4


Eksepsi ad. 4 ini adalah irrelevant ;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Pengadilan Negeri menyatakan eksepsi Tergugat II tidak dapat diterima ;
TENTANG POKOK PERKARA :
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat
adalah seperti tersebut di atas ;
Menimbang, bahwa dalil gugatan Penggugat pada pokoknya
ialah bahwa pada tanggal 16 Februari 1994 di rumah Tergugat I dan II
antara Penggugat dan Tergugat I di hadapan Tergugat II telah terjadi
Persetujuan Lisan antara Penggugat sebagai Pembeli dengan
Tergugat I sebagai Penjual untuk melakukan jual beli sebidang tanah
seluas 3,9 Ha sebagian milik Tergugat sebagian masih akan
dibebaskan terletak di Jl. Brigjen Katamso No. 56 Medan dengan
harga sebesar Rp. 2.680.000.000,- (dua milyar enam ratus delapan
puluh juta rupiah) berupa bilyet giro Bank Bali dan Tergugat I telah
menerima panjar tersebut dari Penggugat ;
Menimbang, bahwa Tergugat I menyangkal dalil gugatan
Penggugat, dan pada pokoknya dalil sangkalan Tergugat I ialah,
bahwa pada tanggal 16 Februari 1994 di lokasi tanah tersebut tanpa
dihadiri Tergugat II, Penggugat menawar tanah milik Tergugat yang
luasnya 2,9 Ha dan tanah di sekitarnya yang akan dibebaskan 1
Ha (total 3,9 Ha) seharga Rp. 2.680.000.000,- (dua milyar enam
ratus delapan puluh juta rupiah) sebagai panjar kepada Tergugat I ;
Menimbang, bahwa Tergugat II juga menyangkal dalil gugatan
Penggugat, dan pada pokoknya dalil sangkalan Tergugat II ialah,
bahwa Tergugat II adalah pemilik tanah seluas 3,9 Ha. Terletak di Jl.
Brigjen Katamso Medan, tanah mana merupakan harta bersama
dalam perkawinan dengan tergugat I, dan Tergugat II tidak mengetahui
dan tidak menyetujui persetujuan lisan antara Penggugat dengan
Tergugat I atas tanah tersebut ;
Menimbang, bahwa karena dalil gugatan Penggugat disangkal
oleh Tergugat, maka Penggugat harus membuktikan dalil gugatannya ;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil gugatannya,
Penggugat mengajukan 3 (tiga) buah surat bukti dan 3 (tiga) orang
saksi yang memberikan keterangan dibawah sumpah ;
Menimbang, bahwa dari bukti P-1 ternyata bahwa pada tanggal
16 Februari 1994 Tergugat I telah menerima dari Penggugat Giro Bank
Bali No. 308266 senilai Rp. 80.000,- (delapan puluh juta rupiah) untuk
pembayaran panjar pembelian tanah 3,9 Ha dengan harga
132

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

Rp. 2.680.000.000,- (dua milyar enam ratus delapan puluh juta rupiah)
di Jl. Brigjen Katamso No. 56/Gang Kenanga ;
Menimbang, bahwa dari bukti P-2 ternyata bahwa pada tanggal
18 Februari 1994 Tergugat I secara sepihak membatalkan perjanjian
lisan tentang jual beli tanah tersebut dan akan segera mengembalikan
bilyet giro Bank Bali kepada Penggugat ;
Menimbang, bahwa dari bukti P-3 ternyata Bank Bali Cabang
Medan menerangkan bahwa Hengky Chandra (saksi II dari
Penggugat) adalah debitur Bank Bali yang diberi fasilitas kredit
overdraft sebesar Rp. 125.000.000,- (seratus dua puluh lima juta
rupiah) yang masih berjalan sampai saat ini (tanggal 27 April 1994),
oleh karena bilyet giro yang dibuka antara tanggal 8 Februari 1994 - 15
Februari 1994 sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah)
apabila ditarik/diuang-kan oleh Tergugat I belum tentu/belum pasti
tersedia dananya, karena telah melewati tanggal 8 Februari 1994 - 15
Februari 1994 seperti yang disebutkan dalam bukti P-3 ;
Menimbang, bahwa dari keterantan 3 (tiga) orang saksi
Penggugat yang memberikan keterangan dibawah sumpah
yaitu : 1. Masagung Wijaya, 2. Hengky Chandra dan 3. Rahmat
ternyata, bahwa perjanjian lisan antara Penggugat dengan Tergugat I
untuk melakukan jual beli sebidang tanah seluas 3,9 Ha terletak di
Jl. Brigjen Katamso No. 56 Medan dengan harga Rp. 2.680.000.000,(dua milyar enam ratus delapan puluh juta rupiah) terjadi di kantor
bengkel Tergugat I di lokasi tanah Jl. Brigjen Katamso No. 56 Medan
tanpa dihadiri oleh Tergugat II, pada tanggal 16 Februari 1994 ;
Menimbang, bahwa menurut keterangan saksi Hengky Chandra
(saksi II dari Penggugat) dan bukti T.I.1 = T.II.2 ternyata bahwa
perjanjian lisan tanggal 16 Februari 1994 akan dilanjutkan/dituangkan
dalam perjanjian tertulis di depan Notaris Efrizal Arsad Hakim, SH. Jl.
Mengkubumi No. 1 Medan ;
Menimbang, bahwa dari surat-surat bukti P-1 sampai dengan
P-3 dan 3 (tiga) orang saksi dari Penggugat yang memberikan keterangan dibawah sumpah yaitu : 1. Masagung Wijaya, 2. Hengky
Chandra dan 3. Rahmat yang satu dengan yang lain adalah
bersamaan dan berhubungan, Pengadilan Negeri berpendapat terbukti
suatu fakta "bahwa benar pada tanggal 16 Februari 1994 di kantor
bengkel Tergugat I Jl. Brigjen Katamso No. 56 Medan, terjadi
Perjanjian Lisan antara Tergugat I sebagai Penjual dengan Penggugat
sebagai Pembeli tanpa dihadiri Tergugat II untuk melakukan jual beli
sebidang tanah seluas 3,9 Ha sebagian milik Tergugat dan
sebagian masih akan dibebaskan terletak di Jl. Brigjen Katamso No.
56 Medan, yang harga seluruhnya Rp. 2.680.000.000,- (dua milyar

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

133

enam ratus delapan puluh juta rupiah), untuk itu Penggugat telah
menyerahkan panjar berupa bilyet giro Bank Bali Cabang Pembantu
Binjai bernilai Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) tetapi
dananya belum pasti dijamin oleh Bank Bali dan Tergugat I telah
menerima bilyet giro Bank Bali Cabang Pembantu Binjai tersebut" ;
Menimbang, bahwa pada tanggal 18 Februari 1994 Tergugat I
membatalkan Perjanjian Lisan tersebut (bukti P-2) ;
Menimbang, bahwa yang menjadi persoalan dalam perkara ini
ialah, apakah Perjanjian Lisan antara Penggugat dengan Tergugat I
tanggal 16 Februari 1994 telah mengikat kedua belah pihak atau
belum mengikat ;
Menimbang, bahwa Perjanjian Lisan antara Penggugat dengan
Tergugat I tanggal 16 Februari 1994 tersebut :
Belum dilanjutkan/dituangkan dalam perjanjian tertulis di depan Notaris
sebagaimana yang diperjanjikan oleh kedua belah pihak dalam
Perjanjian Lisan tersebut, sehingga dengan demikian hak-hak dan
kewajiban-kewajiban kedua belah pihak belum jelas dan juta
obyek perjanjian yaitu tanah, batas-batasnya belum jelas, karena
tidak hanya mengenai tanah Tergugat saja, tetapi juga meliputi
tanah orang lain yang akan dibebaskan ;
Panjar sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) berupa
bilyet giro Bank Bali Cabang Pembantu Binjai No. 308266 tanggal
16 Februari 1994 belum tentu/belum pasti tersedia/dijamin
dananya oleh Bank Bali,
Oleh karena itu Pengadilan Negeri berpendapat bahwa Perjanjian
Lisan tersebut belum mengikat kedua belah pihak, karena itu menolak
gugatan Penggugat ;
Menimbang, bahwa alat-alat bukti Tergugat yang lainnya tidak
perlu lagi dipertimbangkan ;
Menimbang, bahwa karena gugatan Penggugat ditolak maka
sita jaminan yang telah diletakkan atas tanah obyek perkara oleh
Emmy Raja Guk Guk, SH, Jurusita Pengadilan Negeri Medan sesuai
Berita Acara Sita Jaminan No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn. tanggal 24
Maret 1994 adalah tidak sah dan tidak berharga, karena itu harus
diangkat ;
Menimbang, bahwa karena Penggugat adalah pihak yang kalah,
maka ia harus dihukum pula membayar biaya perkara ;
DALAM REKONPENSI :
GUGATAN REKONPENSI PENGGUGAT DALAM REKONPENSI/

134

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

TERGUGAT I DALAM KONPENSI :


Menimbang, bahwa dalil gugatan Rekonpensi Penggugat d.r/
Tergugat I d.k pada pokoknya ialah, bahwa dengan adanya gugatan
Tergugat d.r/Penggugat d.k sehingga dikeluarkannya Penetapan Sita
Jaminan dalam perkara ini yang dilanjutkan dengan Pengumuman di
harian Analisa terbitan tanggal 26 Maret 1994, nama baik Penggugat
d.r/Tergugat I d.k telah dicemarkan dan menimbulkan kerugian moril
dan materiil, karena itu Penggugat d.r/Tergugat I d.k menuntut ganti
rugi dan pemulihan nama baik ;
Menimbang, bahwa mengajukan gugatan adalah hak setiap orang,
termasuk hak Tergugat d.r/Penggugat d.k karena ia merasa haknya
dirugikan oleh orang lain ;
Menimbang, bahwa Tergugat d.r/Penggugat d.k telah
menempuh prosedur/cara-cara yang benar menurut hukum dalam
memperjuangkan hak-haknya dan tidak merupakan perbuatan
melawan hukum, maka gugatan Rekonpensi Penggugat d.r/Tergugat I
d.k adalah tidak beralasan, karena itu dinyatakan tidak dapat diterima ;
Menimbang, bahwa karena Penggugat d.r/Tergugat I d.k adalah
pihak yang kalah, maka ia dihukum untuk membayar biaya perkara ;
GUGATAN REKONPENSI PENGGUGAT DALAM REKONPENSI/
TERGUGAT II DALAM KONPENSI :
TENTANG EKSEPSI :
Menimbang, bahwa Tergugat d.r/Penggugat d.k mengajukan
eksepsi yang pada pokoknya ialah bahwa gugatan Rekonpensi
Pengguat d.r/Tergugat II d.k adalah sama dengan Penggugat
d.r/Tergugat II d.k dalam perkara No. 74/Pdt.G/1994/PN.Mdn.
sebagaimana diakui dalam jawaban Penggugat d.r/Tergugat II d.k,
karena itu gugatan Rekonpensi ini harus dinyatakan tidak dapat
diterima ;
Menimbang, bahwa gugatan Rekonpensi ini tidak sama dengan
gugatan perkara No. 74/Pdt.G/1994/PN.Mdn, karena itu eksepsi
Tergugat d.r/Penggugat d.k dinyatakan tidak dapat diterima ;
TENTANG POKOK PERKARA :
Menimbang, bahwa dalil gugatan Rekonpensi Penggugat
d.r/Tergugat II d.k pada pokoknya ialah, bahwa kesepakatan untuk jual
beli tanah terperkara antara Tergugat I d.k dengan Tergugat d.r/Penggugat d.k tanggal 16 Februari 1994 adalah merupakan perbuatan
melawan hukum yaitu melanggar Pasal 36 ayat 1 Undang-undang No.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

135

1 Tahun 1974, karena tanah terperkara adalah harta kekayaan


bersama dalam perkawinan Penggugat d.r/Tergugat II d.k dengan
Tergugat I d.k dan kesepakatan itu tanpa persetujuan/Izin Penggugat
d.r/ Tergugat II d.k ;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini belum terbukti bahwa
tanah obyek kesepakatan jual beli antara Tergugat I d.k dengan
Tergugat d.r/Penggugat d.k adalah harta kekayaan bersama dalam
perkawinan Penggugat d.r/Tergugat II d.k dinyatakan tidak dapat
diterima ;
Menimbang, bahwa karena Penggugat d.r/Tergugat II d.k adalah
pihak yang kalah, maka ia harus dihukum untuk membayar biaya
perkara ;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-undang dan peraturan
hukum yang bersangkutan ;
MENGADILI:
DALAM KONPENSI :
TENTANG EKSEPSI TERGUGAT I :
Menyatakan eksepsi Tergugat I tidak dapat diterima ;
TENTANG EKSEPSI TERGUGAT II :
Menyatakan eksepsi Tergugat II tidak dapat diterima ;
TENTANG POKOK PERKARA :
Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
Menyatakan batal atau tidak berkekuatan hukum dan tidak berharga
Penetapan Pengadilan Negeri Medan tanggal 24 Maret 1994 No.
87/Pdt.G/1994/PN.Mdn dan Berita Acara Sita Jaminan tanggal 24
Maret 1994 No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn ;
Memerintahkan Juru Sita pada Pengadilan Negeri Medan untuk
mengangkat/mencabut sita jaminan yang telah diletakkan pada
tanggal 24 Maret 1994 dalam perkara No. 87/Pdt.G/1994/PN.Mdn ;
DALAM KONPENSI :
GUGATAN REKONPENSI PENGGUGAT DALAM REKONPENSI/
TERGUGAT I DALAM KONPENSI :
Menyatakan gugatan Rekonpensi Penggugat dalam Rekonpensi/
Tergugat I dalam Konpensi tidak dapat diterima ;
136

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

GUGATAN REKONPENSI PENGGUGAT DALAM REKONPENSI/


TERGUGAT II DALAM KONPENSI :
TENTANG EKSEPSI :
Menyatakan eksepsi Tergugat dalam Rekonpensi/Penggugat dalam
Konpensi tidak dapat diterima ;
TENTANG POKOK PERKARA :
Menyatakan gugatan Rekonpensi Penggugat dalam Rekonpensi/
Tergugat II dalam Konpensi tidak dapat diterima ;
TENTANG KONPENSI DAN REKONPENSI :
Menghukum Penggugat dalam Konpensi/Tergugat dalam Rekonpensi
dan Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat dalam Konpensi untuk
membayar biaya perkara yang hingga kini dirancang sebesar Rp.
35.000,- (tiga puluh lima ribu rupiah), masing-masing separohnya ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Pengadilan Negeri Medan pada hari Selasa, tanggal 25 Oktober 1994 dengan
HARIJANTO WAHJUDI, SH. Sebagai ketua sidang, JUNUS T.
TELAUMBANUA, SH. Dan HAOGOARO HAREFA, SH. Sebagai
Hakim-hakim Anggota, putusan mana diucapkan dalam Sidang
terbuka untuk Umum pada hari itu juga oleh Ketua Sidang tersebut,
dengan dihadiri oleh JUNUS T. TELAUMBANUA, SH. Dan
HAOGOARO HAREFA, SH. Hakim-hakim Anggota dan Ny. HADIJAH
SITEPU Pani-tera Pengganti, serta dihadiri oleh Kuasa Penggugat dan
Kuasa Tergugat ;
HAKIM-HAKIM ANGGOTA,

K E T U A,

ttd.

ttd.

JUNUS T. TELAMUMBANUA, SH.

HARIJANTO WAHJUDI, SH.

ttd.
HAOGOARO HAREFA, SH.
PANITERA PENGGANTI,
ttd.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

137

Ny. HADIJAH SITEPU

Ongkos-ongkos :
Meterai .............................................
Ongkos panggil .
Ongkos sita ...
Redaksi ............................................
Administrasi .....................................

Rp. 2.000,Rp. 35.000,Rp. 88.000,Rp. 1.000,Rp. 2.000,-

Jumlah
Rp.135.000,(seratus tiga puluh lima ribu rupiah)
CATATAN : Bahwa atas putusan tersebut di atas pihak kuasa
Penggugat mengajukan banding pada tanggal 26 Oktober
1994 dengan Akte No. 289/1994 dan pihak kuasa
Tergugat II mengajukan Banding pada tanggal 7
November 1994 dengan Akte No. 294/1994.
PANITERA/SEKRETARIS
PENGADILAN NEGERI MEDAN
ttd.
BAHARUDDIN SAMAD, SH.
NIP : 040012357

138

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

Anda mungkin juga menyukai