I.
Pendahuluan
Pelayanan keperawatan pada klien secara profesional dapat membantu
klien dalam mengatasi maslah keperawatan yang dihadapi klien. Salah satu
bentuk
pelayanan
memperhatikan
keperawatan
seluruh
yang
keluhan
yang
profesional
dirasakan
tersebut
klien
dengan
kemudian
Pengertian
Ronde keperawatan adalah suatu bagian kegiatan asuhan keperawatan
dengan membahas kasus tertentu dengan harapan adanya transfer pengetahuan
dan aplikasi pengetahuan secara teoritis kedalam praktek keperawatan secara
langsung yang dilakukan oleh perawat konselor, kepala ruangan, MA, kabid
keperawatan dengan melibatkan seluruh tim keperawatan.
Karakteristik :
-
III.
Tujuan
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah keperawatan yang dialami klien
dapat diatasi.
Tujuan Khusus :
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu :
1.
2.
3.
4.
Meningkatkan
kemampuan
menentukan
diagnosa
keperawatan.
5.
6.
7.
Meningkatkan
kemampuan
memodifikasi
rencana
asuhan keperawatan
8.
IV.
V.
Pelaksanaan :
Hari / tanggal
Tempat
: Ruang Anak
Materi
: Ronde Keperawatan
VI.
Metode :
Diskusi
Demonstrasi
VII.
Materi :
Karakteristik
VIII.
Peserta :
Peserta ronde keperawatan meliputi :
Kepala Ruangan
Perawat primer
Perawat assosiate
Perawat pelaksana
IX.
Alat Bantu :
Status klien
X.
Diskusi
2. Ronde
-
Diskusi
Demonstrasi
3. Pasca ronde
XI.
XII.
Memberikan justifikasi
Memberikan reinforcement
Kepala Ruangan
(...........................................)
(...........................................)
Sasaran
: An. I
Waktu
: 60 menit
Hari/Tanggal
I.
2.
Mampu
mengemukakan
alasan
ilmiah
terhadap
masalah
keperawatan klien
3.
Mampu
merumuskan
intervensi
keperawatan
yang
tepat
5.
II.
Sasaran
An. I, umur 10 tahun
III. Materi
IV.
Metode
Diskusi, demonstrasi
V.
Media
a. Papan white board
b. Spidol
c. penghapus
d. Materi yang disampaikan secara lisan
VI.
Proses Ronde
NO
1
TAHAP
21 Febuari 2015
Kepala Ruangan
Kepala Ruangan
Informed Consent
PP
PP
Diskusi
PP
PP & Konselor
Ronde :
Penyampaian Masalah
PENANGGUNG
JAWAB
Pra Ronde:
Menentukan kasus & topik
WAKTU
Diskusi
Post Ronde :
Evaluasi Pelaksanaan Ronde
21 Febuari 2015
PP dan Konselor
VII. Evaluasi
Kepala Ruangan
(...........................................)
(...........................................)
VIII. Kepustakaan
Gillies (1989). Managemen Keperawatan suatu pendekatan Sistem. EGC.
Jakarta.
PPNI Propinsi Jawa Timur (2000). Materi Pelatihan Kepemimpinan dan
Managemen Keperawatan. PPNI. Surabaya.
Sjamsuhidajat.R; De Jong, Wim (1997). Buku Ajar Ilmu Bedah.ed. Revisi.EGC.
Jakarta.
Sobiston (1994). Buku Ajar Bedah.Buku 2. EGC.Jakarta
TINJAUAN PUSTAKA
1. PENGERTIAN
Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon
trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya
penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara
spontan maupun hasil dari pengobatan (The American Thoracic Society)
Asma merupakan sebuah penyakit kronik saluran napas yang terdapat di
seluruh dunia dengan kekerapan bervariasi yang berhubungan dengan dengan
peningkatan kepekaan saluran napas sehingga memicu episode mengi berulang
(wheezing), sesak napas (breathlessness), dada rasa tertekan (chest tightness),
dispnea, dan batuk (cough) terutama pada malam atau dini hari (PDPI, 2006; GINA,
2009).
2. PENYEBAB
Faktor Ekstrinsik (asma imunologik/asma alergi)
-
Reaksi antigen-antibodi
Iritan : kimia
(Suriadi, 2001 : 7)
3. TANDA DAN GEJALA
1. Stadium dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
a.Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
b.Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang
timbul
c.Whezing belum ada
d.Belum ada kelainan bentuk thorak
e.Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
f. BGA belum patologis
b.
Whezing
c.
d.
2. Stadium lanjut/kronik
a. Batuk, ronchi
b. Sesak nafas berat dan dada seolah olah tertekan
c. Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
d. Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)
e. Thorak seperti barel chest
f. Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
g. Sianosis
h. BGA Pa O2 kurang dari 80%
i.
j.
4. PATOFISIOLOGO / PATHWAYS
Spasme otot
Sumbatan
bronchus
Edema
mukus
Mk : Ketidak efektifan
bersihan
Inflamasi
dinding bronchus
Alveoli tertutup
( bronchospasme )
jalan nafas
Hipoksemia
Penyempitan jalan
Asidosis metabolik
nafas
Peningkatan kerja
pernafasan
Peningkatan kebut
Penurunan
oksigen
masukan oral
Hyperventilasi
Mk : nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Retensi CO2
Asidosis respiratorik
MK:
Gangguan
Pertukaran
gas
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
Spirometri
Pemeriksaan sputum
Uji kulit
Foto dada
7. PENGKAJIAN
a.
b.
c.
d.
Diaforesis
e.
f.
g.
h.
i.
Hipokria
j.
Hipotensi
k.
l.
Dehidrasi
m.
Intervensi
1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels,
ronki
2. Kaji/pantau frekuensi pernafasan
3. Catat adanya/derajat diespnea mis : gelisah, ansietas, distres pernafasan,
penggunaan otot bantu
4. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala tempat
tidur, duduk pada sandaran tempat tidur
5. Pertahankan polusi lingkungan minimum
6. Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir
7. Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah
8. Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi jantung dan
memberikan air hangat, anjurkan masukkan cairan sebagai ganti makanan
9. Berikan obat sesuai indikasi
10. Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada
2. MK
dalam
kemampuan /situasi
program pengobatan
dalam
tingkat
Intervensi
1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot aksesori,
nafas bibir, ketidak mampuan bicara/berbincang
2. Tinggikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi yang mudah
untuk bernafas, dorong nafas dalam perlahan / nafas bibir sesuai
kebutuhan / toleransi individu.
3. Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan.
4. Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan / bunyi
tambahan.
5. Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan.
6. Evaluasi tingkat toleransi aktivitas.
7. Awasi tanda vital dan irama jantung.
8. Awasi / gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri.
9. Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil GDA dan toleransi pasien.
3. MK
: - Menunjukan peningkatan BB
- Menunjukan
perilaku/perubahan
pada
hidup
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Mansyoer. (1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media
Acsulapius. FKUI. Jakarta.
Heru, Sundaru. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta.
Hudack & gallo. (1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC.
Doenges, EM. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.
Tucker, SM. (1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC.
..
Umur
..
Alamat
..
..
..
Umur
..
Alamat
..
..
Ruang
No. RM.
..
Penanggung jawab
...
Saksi saksi :
Tanda tangan :
1. .
2. .
: Dewi R
PP
: Namira
PA
: Putri
PK
: Vicky
Pasien
: Imam
Keluarga
: Ghoib
Dokter
: Elis
: Assalamualaikum, permisi bu
KARU
PP
KARU
PP
: Ya bu, pasien An. Imam datang dengan keluhan sesak dan diagnosa
medis yang ditemukan adalah asma bronkial. Setelah dirawat selama 5
hari dan sudah diberi tindakan keperawatan dan tindakan medis
seperti oksigenasi ternyata sesak yang dialami An. Imam masih belum
berkurang. Saya meminta ijin kepada ibu untuk mengadakan
pertemuan keperawatan.
KARU
PP
KARU
PP
Pasien
PP
: Kebetulan ada bapak an. Imam saat ini. Begini ya pak, untuk
menindak lanjuti masalah penyakit yang masih dirasakan an. Imam,
saya
berencana
untuk
mengadakan
pertemuan
keperawatan.
: Saya setuju saja asalkan sesak anak saya bisa segera sembuh.
PP
: Baiklah terima kasih atas persetujuan anda dan saya permisi dahulu.
PP
yaitu
PA Putri,
PK
Vicky
dan
Dokter
Elis.
: Wassalamualaikum, silahkan
PK
: Bagaimana kondisi adek saat ini apakah masih sesak atau ada
keluhan tambahan ?
Pasien
PK
Pasien
PA
Setelah validasi data dari pasien, tim ronde kembali ke ners station untuk
menindak lanjuti dan membahas masalah yang ada.
KARU
PA
Dokter
PK
Konselor
PK
Dokter
KARU