Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL KEGIATAN

PENYELANGGARAAN RONDE KEPERAWATAN


DI RUANG ANAK

I.

Pendahuluan
Pelayanan keperawatan pada klien secara profesional dapat membantu
klien dalam mengatasi maslah keperawatan yang dihadapi klien. Salah satu
bentuk

pelayanan

memperhatikan

keperawatan

seluruh

yang

keluhan

yang

profesional
dirasakan

tersebut
klien

dengan
kemudian

mendiskusikannya dengan tim keperawatan untuk merencanakan pemecahan


masalahnya.
Pelayanan keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai hal
tersebut adalah dengan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan
merupakan sarana bagi perawat baik perawat primer maupun perawat assosiate
untuk membahas masalah keperawatan yang terjadi pada klien yang melibatkan
klien dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Salah satu
tujuan dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan.
II.

Pengertian
Ronde keperawatan adalah suatu bagian kegiatan asuhan keperawatan
dengan membahas kasus tertentu dengan harapan adanya transfer pengetahuan
dan aplikasi pengetahuan secara teoritis kedalam praktek keperawatan secara
langsung yang dilakukan oleh perawat konselor, kepala ruangan, MA, kabid
keperawatan dengan melibatkan seluruh tim keperawatan.
Karakteristik :
-

Pasien dilibatkan secara langsung

Pasien merupakan fokus kegiatan.

PA, PP dan konselor melakukan diskusi

Konselor memfasilitasi kreatifitas

Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam


meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.

III.

Tujuan
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah keperawatan yang dialami klien
dapat diatasi.

Tujuan Khusus :
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu :
1.

Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistimatis dalam


pemecahan masalah keperawatan klien

2.

Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah


keperawatan klien

3.

Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.

4.

Meningkatkan

kemampuan

menentukan

diagnosa

keperawatan.
5.

Meningkatkan kemampuan justifikasi.

6.

Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

7.

Meningkatkan

kemampuan

memodifikasi

rencana

asuhan keperawatan
8.
IV.

Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh.


Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang propesional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim.
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar.

V.

Pelaksanaan :
Hari / tanggal

: Sabtu, 21 Febuari 2015

Tempat

: Ruang Anak

Materi

: Ronde Keperawatan

VI.

Metode :

Diskusi

Demonstrasi

VII.

Materi :

Pengertian ronde keperawatan

Karakteristik

Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan

Peran masing-masing perawat

VIII.

Peserta :
Peserta ronde keperawatan meliputi :

Kepala Ruangan

Perawat primer

Perawat assosiate

Perawat pelaksana

IX.

Alat Bantu :

Ruang perawatan sebagai sarana diskusi

Status klien

Alat bantu demonstrasi

X.

Langkah-lankah kegiatan Ronde keperawatan :


1. Pra ronde
-

Menentukan kasus dan topik

Menetukan tim ronde

Membuat imformed konsent

Membuat pre planing

Diskusi

Mencari sumber atau literatur

2. Ronde
-

Diskusi

Demonstrasi

3. Pasca ronde

XI.

Evaluasi pelaksanaan ronde

Revisi dan perbaikan


Evaluasi :

Persiapan ronde keperawatan

Pelaksanaan ronde keperawatan

Peran masing-masing tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan

Tingkat kepuasan klien.

XII.

Peran masing-masing tim :


1. Peran PA dan PP
-

Menjelaskan keadaan dan data demografi pasien

Menjelaskan masalah keperawatan utama

Menjelaskan intervensi yang dilakukan.

Menjelasakan hasil yang didapat

Menentukan tindakan selanjutnya

Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil.

Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.

2. Peran Perawat konselor :


-

Memberikan justifikasi

Memberikan reinforcement

Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta


rasional tindakan.

Mengarahkan dan koreksi

Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.

Kepala Ruangan

RS UMM, 21 Febuari 2015


Perawat primer

(...........................................)

(...........................................)

RENCANA APLIKASI RONDE KEPERAWATAN


PADA KLIEN DENGAN ASMA BRONKIAL
DI RUANG GONDORIAH RSUD PARIAMAN
Topik

: Perawatan Klien dengan Asma Bronkial

Sasaran

: An. I

Waktu

: 60 menit

Hari/Tanggal

: Sabtu, 21 Febuari 2015

I.

Tujuan Ronde Keperawatan


Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah-masalah keperawatan klien yang belum teratasi.
Tujuan Khusus
1.

Tim keperawatan mampu menggali masalah-masalah klien yang


belum teratasi

2.

Mampu

mengemukakan

alasan

ilmiah

terhadap

masalah

keperawatan klien
3.

Mampu

merumuskan

intervensi

keperawatan

yang

tepat

mengenai masalah klien


4.

Mampu mendesiminasikan tindakan yang tepat sesuai dengan


masalah klien

5.

Mampu mengadakan justifikasi terhadap rencana dan tindakan


keperawatan yang dilakukan.

II.

Sasaran
An. I, umur 10 tahun

III. Materi

IV.

Teori tentang Asma Bronkial

Askep klien dengan Asma Bronkial

Metode
Diskusi, demonstrasi

V.

Media
a. Papan white board
b. Spidol
c. penghapus
d. Materi yang disampaikan secara lisan

VI.

Proses Ronde

NO
1

TAHAP

Menentukan Tim ronde

21 Febuari 2015

Kepala Ruangan

(14.00 15.00 wib)

Kepala Ruangan

Informed Consent

PP

Membuat Pra planning

PP

Diskusi

PP

Mencari Sumber Literatur

PP & Konselor

Ronde :
Penyampaian Masalah

PENANGGUNG
JAWAB

Pra Ronde:
Menentukan kasus & topik

WAKTU

Diskusi
Post Ronde :
Evaluasi Pelaksanaan Ronde

21 Febuari 2015

PP dan Konselor

(12.00 13.00 wib)


21 Febuari 2015
(12.00 13.00 wib) PP & Konselor

Revisi & Perbaikan

VII. Evaluasi

Bagaimana koordinasi persiapan dan pelaksanaan ronde keperawatan

Bagaimana peran PP-PA saat ronde keperawatan

Membuat umpan balik yang sudah dikerjakan

Kepala Ruangan

RS UMM, 21 Febuari 2015


Perawat primer

(...........................................)

(...........................................)

VIII. Kepustakaan
Gillies (1989). Managemen Keperawatan suatu pendekatan Sistem. EGC.

Jakarta.
PPNI Propinsi Jawa Timur (2000). Materi Pelatihan Kepemimpinan dan
Managemen Keperawatan. PPNI. Surabaya.
Sjamsuhidajat.R; De Jong, Wim (1997). Buku Ajar Ilmu Bedah.ed. Revisi.EGC.
Jakarta.
Sobiston (1994). Buku Ajar Bedah.Buku 2. EGC.Jakarta

TINJAUAN PUSTAKA
1. PENGERTIAN
Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon
trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya
penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara
spontan maupun hasil dari pengobatan (The American Thoracic Society)
Asma merupakan sebuah penyakit kronik saluran napas yang terdapat di
seluruh dunia dengan kekerapan bervariasi yang berhubungan dengan dengan
peningkatan kepekaan saluran napas sehingga memicu episode mengi berulang
(wheezing), sesak napas (breathlessness), dada rasa tertekan (chest tightness),
dispnea, dan batuk (cough) terutama pada malam atau dini hari (PDPI, 2006; GINA,
2009).
2. PENYEBAB
Faktor Ekstrinsik (asma imunologik/asma alergi)
-

Reaksi antigen-antibodi

Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)

Faktor Intrinsik (asma non imunologi/asma non alergi)


-

Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal

Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur

Iritan : kimia

Polusi udara : CO, asap rokok, parfum

Emosional : takut, cemas dan tegang

Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.

(Suriadi, 2001 : 7)
3. TANDA DAN GEJALA
1. Stadium dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
a.Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
b.Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang
timbul
c.Whezing belum ada
d.Belum ada kelainan bentuk thorak
e.Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
f. BGA belum patologis

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan


a.

Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum

b.

Whezing

c.

Ronchi basah bila terdapat hipersekresi

d.

Penurunan tekanan parsial O2

2. Stadium lanjut/kronik
a. Batuk, ronchi
b. Sesak nafas berat dan dada seolah olah tertekan
c. Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
d. Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)
e. Thorak seperti barel chest
f. Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
g. Sianosis
h. BGA Pa O2 kurang dari 80%
i.

Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan


kiri

j.

Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik

(Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)

4. PATOFISIOLOGO / PATHWAYS

Spasme otot

Sumbatan

bronchus

Edema

mukus

Mk : Ketidak efektifan
bersihan

Inflamasi
dinding bronchus

Obstruksi sal nafas

Alveoli tertutup

( bronchospasme )

jalan nafas
Hipoksemia

Penyempitan jalan

Asidosis metabolik

nafas
Peningkatan kerja
pernafasan
Peningkatan kebut

Penurunan

oksigen

masukan oral

Hyperventilasi

Mk : nutrisi
kurang dari
kebutuhan

Retensi CO2
Asidosis respiratorik

MK:
Gangguan
Pertukaran
gas

5. TANDA DAN GEJALA


-

Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan/tanpa stetoskop

Batuk produktif, sering pada malam hari

Nafas atau dada seperti tertekan, ekspirasi memanjang

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
-

Spirometri

Uji provokasi bronkus

Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan cosinofit total

Uji kulit

Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum

Foto dada

Analisis gas darah

7. PENGKAJIAN
a.

Awitan distres pernafasan tiba-tiba


- Perpanjangan ekspirasi mengi
- Penggunaan otot-otot aksesori
- Perpendekan periode inpirasi
- Sesak nafas
- Restraksi interkostral dan esternal
- Krekels

b.

Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengar

c.

Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepan

d.

Diaforesis

e.

Distensi vera leher

f.

Sianosis : area sirkumoral, dasar kuku

g.

Batuk keras, kering : batuk produktif sulit

h.

Perubahan tingkat kesadaran

i.

Hipokria

j.

Hipotensi

k.

Pulsus paradoksus > 10 mm

l.

Dehidrasi

m.

Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL


1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d bronkospasme : peningkatan
produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental : penurunan
energi/kelemahan.
2. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen, kerusakan alveoli.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan oral
9. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. MK

: Ketidak efektifan bersihan jalan nafas

Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif


KH

: - Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas


- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas
mis : batuk efektif dan mengeluarkan sekret

Intervensi
1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels,
ronki
2. Kaji/pantau frekuensi pernafasan
3. Catat adanya/derajat diespnea mis : gelisah, ansietas, distres pernafasan,
penggunaan otot bantu
4. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala tempat
tidur, duduk pada sandaran tempat tidur
5. Pertahankan polusi lingkungan minimum
6. Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir
7. Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah
8. Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi jantung dan
memberikan air hangat, anjurkan masukkan cairan sebagai ganti makanan
9. Berikan obat sesuai indikasi
10. Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada
2. MK

: Gangguan pertukaran gas

Tujuan : Pertukaran gas efektif dan adekuat


KH

: - Menunjukkan perbaikan vertilasi dan oksigen jaringan adekuat


dalam rentang normal dan bebas gejala distres pernafasan
- Berpartisipasi

dalam

kemampuan /situasi

program pengobatan

dalam

tingkat

Intervensi
1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot aksesori,
nafas bibir, ketidak mampuan bicara/berbincang
2. Tinggikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi yang mudah
untuk bernafas, dorong nafas dalam perlahan / nafas bibir sesuai
kebutuhan / toleransi individu.
3. Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan.
4. Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan / bunyi
tambahan.
5. Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan.
6. Evaluasi tingkat toleransi aktivitas.
7. Awasi tanda vital dan irama jantung.
8. Awasi / gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri.
9. Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil GDA dan toleransi pasien.
3. MK

: Nutrisi kurang dari kebutuhan

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi


Kh

: - Menunjukan peningkatan BB
- Menunjukan

perilaku/perubahan

pada

hidup

untuk

meningkatkan danmempertahanka berat yang tepat.


Intervensi :
1. Kaji kebiasaan diet, masukan makanan, catat derajat kesulitan makan,
evaluasi BB.
2. Auskultasi bunyi usus.
3. Berikan perawatan oral sering, buang sekret.
4. Dorong periode istirahat, 1 jam sebelum dan sesudah makan berikan
makan porsi kecil tapi sering.
5. Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
6. Hindari maknan yang sangat panas / dingin.
7. Timbang BB sesuai indikasi.
8. Kaji pemeriksaan laboratorium, ex : alb.serum.

DAFTAR PUSTAKA
Arif, Mansyoer. (1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media
Acsulapius. FKUI. Jakarta.
Heru, Sundaru. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta.
Hudack & gallo. (1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC.
Doenges, EM. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.
Tucker, SM. (1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC.

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


MALANG
============================================================
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN
RONDE KEPERAWATAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

..

Umur

..

Alamat

..
..

adalah ayah/ibu/anak dari pasien :


Nama

..

Umur

..

Alamat

..
..

Ruang

No. RM.

..

Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.

RS UMM, 21 Febuari 2015


Perawat yang menerangakan

Penanggung jawab

...

Saksi saksi :

Tanda tangan :

1. .

2. .

SKENARIO KELOMPOK 3 RONDE KEPERAWATAN DI RUANG ANAK


KARU

: Dewi R

PP

: Namira

PA

: Putri

PK

: Vicky

Pasien

: Imam

Keluarga

: Ghoib

Dokter

: Elis

PRA PERTEMUAN KEPERAWATAN


PP mendatangi kantor kepala ruangan untuk konsultasi masalah pasien kelas 1
ruang anak.
PP

: Assalamualaikum, permisi bu

KARU

: Waalaikumsalam, silahkan masuk dan silahkan duduk.

PP

: Terima kasih bu, saya menghadap ibu ingin mengkonsultasikan


masalah pasien An. Imam dan meminta saran ibu.

KARU

: Ya silahkan, apakah ada masalah dengan pasien tersebut.

PP

: Ya bu, pasien An. Imam datang dengan keluhan sesak dan diagnosa
medis yang ditemukan adalah asma bronkial. Setelah dirawat selama 5
hari dan sudah diberi tindakan keperawatan dan tindakan medis
seperti oksigenasi ternyata sesak yang dialami An. Imam masih belum
berkurang. Saya meminta ijin kepada ibu untuk mengadakan
pertemuan keperawatan.

KARU

: Lalu apakah kamu sudah menyiapkan tim keperawatan dan siapakah


yang akan kamu ajak untuk menjadi tim keperawatan dalam
pertemuan serta kapan pelaksanaan nya?

PP

:Sudah bu, rencananya besok akan dilakukan pertemuan keperawatan,


kemudian saya mengajak perawat Putri dan perawat Vicky serta
dokter Ghoib sebagai konsultan.

KARU

: Baiklah kalau memang sudah siap silahkan kamu lanjutkan dan


persiapkan yang perlu di persiapkan.

PP

: Terima kasih bu, saya permisi dahulu.

Setelah masalah perijinan sudah selesai, kemudian PP mengunjungi kamar


pasien An. I untuk melakukan inform concent dan meminta persetujuan untuk

dilakukan pertemuan keperawatan.


PP

: Assalamualaikum, permisi dek bagaimana kondisi adek hari ini?

Pasien

: Waalaikumsalam, seperti biasa masih sesak tapi lumayan sudah agak


berkurang.

PP

: Kebetulan ada bapak an. Imam saat ini. Begini ya pak, untuk
menindak lanjuti masalah penyakit yang masih dirasakan an. Imam,
saya

berencana

untuk

mengadakan

pertemuan

keperawatan.

Pertemuan ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalah yang masih


dirasakan anak bapak saat ini. Nantinya pertemuan ini juga akan
mendapatkan solusi oleh dokter ahli dan tim medis lainnya. Untuk itu
saya meminta ijin kepada an. Imam dan bapak untuk mengadakan
pertemuan keperawatan besok pagi dan mohon bapak untuk mengisi
formulir persetujuan tindakan tersebut.
Keluarga

: Saya setuju saja asalkan sesak anak saya bisa segera sembuh.

PP

: Baiklah terima kasih atas persetujuan anda dan saya permisi dahulu.

DALAM PERTEMUAN KEPERAWATAN


KARU, PP dan tim ronde keperawatan berkumpul di ners station.
KARU

: Assalamualaikum, terima kasih atas kehadirannya dan hari ini kita


akan mengadakan ronde keperawatan. Silahkan kepada PP untuk
memperkenalkan tim ronde dan menyampaikan permasalahan pada
pasien an. Imam.

PP

: Terima kasih, disini saya akan memperkenalkan tim ronde


keperawatan

yaitu

PA Putri,

PK

Vicky

dan

Dokter

Elis.

Permasalahannya adalah an. I sudah dirawat selama 5 hari dengan


diagnose asma bronkial dan keluhan yang masih dirasakan pasien
adalah sesaknya masih ada meskipun sudah dilakukan tindakan
oksigenasi dan tindakan keperawatan. Maka dari itu saya mengadakan
ronde keperawatan yang bertujuan untuk meminta saran kepada
semuanya untuk menyelesaikan masalah an. I
PA

: Baiklah saya akan melihat pasien bernama an. I untuk menyamakan


data yang sudah ada bersama PK.

PP bersama PA mendatangi pasien untuk validasi data.


PA

: Assalamualaikum, permisi dek kami dari tim keperawatan

bermaksud untuk menanyakan perihal yang masih dirasakan adek saat


ini.
Pasien

: Wassalamualaikum, silahkan

PK

: Bagaimana kondisi adek saat ini apakah masih sesak atau ada
keluhan tambahan ?

Pasien

: Alhamdulillah sesak sudah agak berkurang.

PK

: (Melakukan pemeriksaan fisik) bagaimana dek, tidurnya semalam?

Pasien

: belum nyenyak sus, soalnya sesaknya masih terasa kadangkadang.

PA

: Baiklah terima kasih dan kami mohon undur diri.

Setelah validasi data dari pasien, tim ronde kembali ke ners station untuk
menindak lanjuti dan membahas masalah yang ada.
KARU

: Untuk mempersingkat waktu saya persilahkan kepada PP, PA,


konsultan dan konselor untuk memberikan solusi atau intervensi
lanjutan yang akan diberikan kepada an. I.

PA

: Setelah saya validasi data kepada pasien langsung, saya


mendapatkan bahwasannya sesak pasien sudah agak berkurang tetapi
masih agak berat untuk melepas oksigen. Menurut dokter bagaimana
mengatasi sesak pasien?

Dokter

: Sebenarnya penyakit dasar an. I adalah hipertrofi otot polos bronkus


dan adanya factor pencetus allergen dari lingkungan yang terkena
infeksi virus dan kondisi pasien ketika imunitas lemah maka akan
sangat berdampak buruk bagi paru-parunya.

PK

: Lalu bagaimana untuk mengatasinya ?

Konselor

: Pada masa anak terjadi proses tumbuh- kembang fisis, faal,


imunologi, dan perilaku yang memberi peluang sangat besar bagi kita
untuk melakukan upaya pencegahan, kontrol, self-management, dan
pengobatan asma. Walaupun medikamentosa selalu merupakan unsur
penting pengobatan asma anak, harus tetap diingat bahwa hal tersebut
hanyalah merupakan salah satu dari berbagai komponen utama
penatalaksanaan asma. Penatalaksanaan asma yang baik harus
disokong oleh pengertian tentang peran genetik, alergen, polutan,
infeksi virus, serta lingkungan sosioekonomi dan psikologis pasien
beserta keluarga.

PK

: Jadi kami sebagai perawat harus memberi informasi kepada keluarga


bagaimana tindakan yang tepat untuk merawat an. I sendiri ya, dok?

Dokter

: Benar, pendidikan dan penjelasan tentang asma pada pasien dan


keluarga merupakan unsur penting penatalaksanaan asma pada anak.
Perlu penjelasan sederhana tentang proses penyakit, faktor risiko,
penghindaran pencetus, manfaat dan cara control lingkungan, cara
mengatasi serangan akut, pemakaian obat dengan benar, serta hal lain
yang semuanya bertujuan untuk meminimalkan morbiditas fisis dan
psikis serta mencegah disabilitas. Bila ditangani dengan baik maka
pasien asma dapat memperoleh kualitas hidup yang sangat mendekati
anak normal, dengan fungsi paru normal pada usia dewasa kelak
walaupun tetap menunjukkan saluran napas yang hiperresponsif.

KARU

: Baiklah saya rasa sudah cukup pelaksanaan pertemuan keperawatan


ini dan terima kasih atas partisipasinya dan saya ucapkan terima kasih
wassalam.

Setelah di adakan ronde keperawatan, PP dan PA kemudian melaksanakan


asuhan Keperawatan yang disarankan oleh Gian.

Anda mungkin juga menyukai