GANGGUAN KONJUNGTIVITIS
DI SUSUN OLEH :
1. Bella Krisna Mareta
2. Desy Irawati
3. Dewi Nur Kholifah
4. Diny Tri Yulia C.S
5. Dita Deviyanti
6. Leni Sintya Dewi
7. Salma Rayanti
8. Ulfi Apriyani
9. Rully Maidy
10.Septania Kharisma Pertiwi
11141057
11141061
11141062
11141064
11141065
11141079
11141094
11141097
11141092
11141095
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju
alam yang diridhoiNya.
Makalah ini berisi sedikit pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien
Gangguan Konjungtivitis, melalui pembahasan pengertian konjungtivitis dan bagaimana cara
perawat mnerapkan asuhan keperawatan yang sesuai terhadap pasien tersebut dalam dunia kerja
kesehatan yang nantinya diharap dapat menambah pengetahuan pembaca tentang Bahasa
Indonesia. Selama pembuatan makalah ini, telah banyak arahan dan petunjuk yang didapat dari
dosen pengajar mata kuliah Keperawatan Persepsi Sensori. Namun dalam penulisan makalah ini,
mungkin jauh dari apa yang dinamakan sempurna karena masih dalam tahap belajar. Oleh sebab
itu, dengan senang hati atas saran dan kritiknya untuk disusun selanjutnya.
Demikianlah makalah sederhana ini disusun, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARi
DAFTAR ISI.ii
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang1
B. Rumusan Masalah...1
C. Tujuan Makalah......2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori........3
1. Hakikat Komunikasi Terapeutik3
2. Fase-fase Komunikasi Terapeutik.4
3. Tehnik-tehnik Komunikasi Terapeutik..8
4. Faktor-faktor Komunikasi Terapeutik..12
5. Proses Komunikasi Terapeutik dalam Keperawatan14
B. Metode Pengumpulan Data16
C. Pembahasan....16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan23
B. Saran..23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Panca indra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis
rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara yang
membawa kesan rasa dari organ indra menuju ke otak tempat perasaan ini ditafsirkan.
Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman
dan suara. mata adalah organ penglihatan. Suatu struktur yang sangat kompleks,
menerima dan mengirimkan data ke korteks serebral. Seluruh lobus otak, lobus oksipital,
ditujukan khusus untuk menterjemahkan citra visual. Selain itu, ada tujuh saraf kranial
yang memilki hubungan dengan mata dan hubungan batang otak memungkinkan
koordinasi gerakan mata. Salah satu penyakit yang dapat menyerang indra penglihatan
yaitu konjungtivitis.
Sebelumnya, pengertian dari konjungtiva itu sendiri adalah membrana mukosa
yang melapisi bagian dalam kelopak mata (palpebra) dan berlanjut ke batas korneosklera
permukaan anterior bola mata. Sedangkan pengertian konjungtivitis adalah inflamasi
konjungtiva yang ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis mata
nampak merah, sehingga sering disebut mata merah.Menurut sumber lainnya,
Konjungtivitis atau mata memerah adalah salah satu penyakit mata yang bisa
mengganggu penderitanya sekaligus membuat orang lain merasa tidak nyaman ketika
berkomunikasi dengan si penderita. Semua orang dapat tertular konjungtivis, bahkan bayi
yang baru lahir sekalipun. Yang bisa ditularkan adalah konjungtivitis yang disebabkan
oleh bakteri dan virus. Penularan terjadi ketika seorang yang sehat bersentuhan dengan
seorang penderita atau dengan benda yang baru disentuh oleh penderita tersebut. Oleh
karena itu, maka kita harus memahami tentang penyakit konjungtivitis agar dapat
memutus mata rantai dari penularannya.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan gambar atau video tentang anatomi dan fisiologi dan
hubungannya dengan terjadinya konjungtivitis.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi konjungtivitis dan perbedaan tanda gejala
yang muncul dari masing-masing klasifikasi
3. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi konjungtivitis.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan konjungtivitis.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan cara pemberian tetes mata dan saleb mata pada
konjungtivitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Mata
Mata merupakan organ indra rumit, mata disusun dari bercak sensitive cahaya primitive.
Dalam selubung perlindungannya mata mempunyai lapisan reseptor, system lensa
pemfokusan cahaya atas reseptor, dan merupakan suatu system saraf. Secara structural
bola mata seperti sebuah kamera, tetapi mekanisme persarafan yang ada tidak dapat
dibandingan dengan apapun. Susunan saraf pusat dihubungkan melalui suatu berkas serat
saraf disebut saraf optic (nervosa optikus).
A. Bagian Luar
1. Alis Mata
Alis adalah dua potong kulit tebal melengkung yang ditumbuhi bulu. Alis dikaitkan
pada otot-otot sebelah bawahnya, serta berfungsi melindungi mata dari sinar
matahari yang terlalu terik.
2. Kelopak Mata (Palpebra)
Mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi
kelenjarnya yang membentuk air mata di depan kornea.. Pada kelopak mata terdapat
bagian-bagian :
a. Kelenjar seperti :
Kelenjar sebasea, kelenjar moll (kelenjar keringat), kelenjar zeis pada
pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus.
b. Otot seperti :
1. Muskulus orbicularis okuli yang berjalan melingkar didalam kelopak atas
dan bawah dan terletak dibawah kulit kelopak.
2. Muskulus rioland didekat tepi margopalpebra
3. Muskulus orbicularis yang berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi
neuron fasial.
4. Muskulus levatol palpebral yang berfungsi untuk mengangkat kelopak
mata dan atau membuka mata.
3. Kelenjar Air Mata
Kelenjar air mata menghasilkan air mata. Air mata berguna membasahi kornea mata
agar tidak kering.
4. Bulu Mata
Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak mata. Bulu mata
berguna untuk melindungi mata dari benda asing.
B. Bagian Dalam
1. Dalam Depan
a) Konjungtiva
a.
b.
saraf simpatis.
Badan Siliaris
Berfungsi membentuk aqueous humor. Aqueous humor berfungsi
c.
Koroid
okluden.
d) Sklera
Adalah lapisan bagian luar yang keras berwarna putih bola mata yang
merupakan perpanjangan dari kornea (limbus) sampai ke syaraf optic. bersamasama dengan kornea merupakan pembungkus dan pelindung isi bola mata.
Fungsinya mencegah agar sinar yang tersebar diluar bolamata tidak masuk
kedalam mata sehingga jalur lintas melalui pupil tidak terganggu.
e) Pupil
Adalah bintik tengah yang berwarna hitam, yang merupakan lubang di
tengah-tengah iris, berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk
kedalam bolamata dengan cara miosis dan midriasis.
Miosis yaitu, keadaan mengecilnya (kontraksi) pupil (dikatakan mengecil bila
diameternya kurang dari 2 mm)
Midriasis yaitu, keadaan melebarnya (dilatasi) pupil (dikatakan melebar bila
diameter lebih dari 6 mm)
f) Iris
Adalah bagian depan jaringan uvea yang membatasi camera okuli anterior
(COA) dan camera okuli posterior (COP). Fungsinya sebagai diafragma optic
mata dan mengelilingi pupil sehingga merupakan pintu gerbang penglihatan.
Iris mengandung lapisan pigmen yang mempengaruhi warnanya, pembuluh
darah, jaringan syaraf dan otot.
g) Korpus Siliaris
Adalah suatu jaringan berpenampang segitiga yang merentang dari pangkal
iris sampai koroid, didalamnya terdapat banyak pembuluh darah dan otot yang
bila berkontraksi menyebabkan zonula zinii menjadi kendur sehingga lensa mata
menjadi bertambah cembung (akomodasi). Korpus Siliaris memproduksi aqueos
humor yang mengisi COA dan COP.
h) Lensa
lakrimalis
terdapat
dalam
fossa
mata, penyanggka untuk melindungi retina dari tekanan luar, dan jembatan
nuntuk memindahkan metabolic antar bagian depan dan belakang bola mata.
M)
Saraf optik
Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa dua jenis
Berfungsi
memberi
bentuk
dan
kekokohan
pada
mata,
serta
Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan
dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optic yang
memanjang sampe keotak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka
terhadap sinar dan didaerah ini disebut bintik buta.
diberikan
sebelum
pemeriksaan
mikrobilogik
dengan
dan bila ditemukan kuman nya maka pengobatan disesuaikan. Apabila tidak
ditemukan kuman dalam sediaan langsung, maka diberikan antibiotic
spectrum luas dalam bentuk tetes mata tiap jam atau salep mata 4-5 kali
sehari. Apabila dipakai tetes mata sebaiknya sebelum tidur diberi salep mata
(sulfasetamid 10-15% atau khloramfenicol) apabila tidak sembuh dalam 1
minggu bila mungkin dilakukan pemeriksaan resistensi, kemungkinan
defisiensi airmata atau kemungkinan obstruksi duktus nasolacrimal.
3) Konjungtivitis gonore
Konjungtivitis gonore merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang
disertai dengan secret purulen. Gonokok merupakan kuman yang sangat
pathogen, virulen dan bersifat invasive sehingga reaksi radang terhadap
kuman ini sangat berat. Penyakit kelamin yang disebabkan oleh gonore
merupakan penyakit yang tersebar luas diseluruh dunia secara endemic. Pada
neonates infeksi konjungtiva terjadi pada saat pada jalan kelahiran ,sedangkan
pada bayi penyakit ini ditularkan pada ibu yang sedang menderita penyakit
tersebut.
4) Konjungtivitis Blenore
keratitis
neuroparalitik.
5. Karena parut pada kornea atau menghilangnya mikrovili kornea.
Pasien akan mengeluh gatal, mata seperti berpasir, silau, dan
penglihatan kabur. Mata akan memberikan gejala sekresi mukus yang
berlebihan, sukar menggerakan kelopak mata, mata tampak kering dan
terdapat erosi kornea.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA