Anda di halaman 1dari 14

TUGAS JUNIOR

PERINATOLOGI ANAK
(1 28 Februari 2015)

Oleh :

Stephanie Adelia
Supervisor :

DR. Dr. H.M. Sholeh Kosim, SpA(K)


Dr. Gatot Irawan, SpA(K)
Dr. Arsita Eka Rini, MSi.Med, SpA
Dr. Adhie Nur Radityo, MSi.Med, SpA

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FK UNDIP


SMF KESEHATAN ANAK RSUP Dr. KARIADI
SEMARANG
2015
Infeksi pada Bayi Baru Lahir
Infeksi, selain sebagai patologi utama ataupun komplikasi dari penyakit
lain merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas neonatal di seluruh
dunia. Kejadian sepsis neonatal culture-confirmed di USA adalah sekitar 0.7%.652
Kebanyakan infeksi terjadi pada bayi yang dirawat di unit neonatal, dan penelitian
komprehensif dari infeksi fungal dan bakterial sistemik dalam unit neonatal di
Autralia menghasilkan angka kejadian 0.22% untuk sepsis early-onset dan 0.44%
untuk sepsis late-onset.407 Tingkat mortalitas untuk sepsis early-onset adalah 15%
dan untuk sepsis late-onset adalah 9%. Pada penelitian prospektif terbaru dari
infeksi bloodstream pada 2 unit neonatal Amerika Utara, 11.2% dari seluruh bayi
menderita sepsis culture-proven.64 Diantara bayi yang membutuhkan perawatan
intensif neonatal, kejadian infeksi dua kali lebih tinggi,561 dengan tingkat
mortalitas sekitar 16%.303 Diantara bayi

BBLSR yang menjalani perawatan

intensif yang panjang, tingkat sepsis culture-proven setinggi 30%, dengan tingkat
mortalitas 30%%.652 Pada negara berkembang, sepsis neonatal adalah masalah
yang lebih besar. Penelitian terkini dari Malaysia melaporkan tingkat sepsis
neonatal sebesar 5-10%, dengan tingkat kefatalan kasus antara 23% dan 52%.
Septikemia dicatat antara 11% dan 30% dari seluruh kematian neonatal.
Dampak infeksi dapat dikurangi, sebagaimana yang ditunjukkan dalam
perbandingan internasional, namun begitu, kontribusi sepsis terhadap mortalitas
dan morbiditas neonatal di negara-negara dengan teknologi paling maju tetap
tinggi. Kombinasi dari host yang rentan, presentasi klinis yang tidak spesifik dan
populasi patogen yang terus berubah memberikan tantangan yang besar. Bab ini
menyediakan tinjauan sistematis dari patogenesis, pencegahan, diagnosis dan
penatalakasanaan infeksi neonatal.

Patogenesis infeksi neonatal


Secara normal, fetus tidak menjumpai mikroorganisme apapun selama
perkembangannya, dan bayi baru lahir secara aman terkolonisasi oleh bakteri yang
didapatkan dari jalan lahir dan lingkungan. Hubungan ini adalah bukti integritas
barrier plasenta dan membran terhadap infeksi, rendahnya patogenitas dari
kebanyakan koloni mikrorganisme, dan mekanisme pertahanan bayi yang relatif
kompeten. Biasanya ketika salah satu faktor ini berubah, terjadi infeksi nenonatal
atau fetal. Teori ini menyediakan kerangka pemikiran konseptual yang berguna
untuk membahas infeksis spesifik secara mendetail.
Paparan terhadap Mikroorganisme
Transplasental
Agen infektif tertentu memiliki kemampuan inheren untuk penetrasi
barrier plasenta, sering kali dalam prosesnya merusak plasenta, contoh virus
rubella. (pp. 1064-6). Dampak pada fetus sering kali sangat merusak.
Ascenderen
Naiknya organisme vagina ke dalam uterus akibat rupturnya membran
jarang terjadi namun dapat dengan mudah dikenali. 75 Ketika membran ruptur,
resiko naik secara progresif seiring dengan waktu.
Intrapartum
Persalinan pervaginam pasti menghasilkan kontaminasi dan memulai
kolonisasi kulit dan usus. Pola organisme dan beratnya kolonisasi biasanya cukup
mirip antara ibu dan bayi (gambar. 407).547 Flora vagina sangat bervariasi diantara
wanita satu dengan yang lainnya,547 banyak kasus sepsis neonatal early-onset
dihasilkan dari patogen oportunistik bawaan vagina. Sumber potensial yang lain
dari kontaminasi bakteri intrapartum adalah dari air yang digunakan untuk 'waterbirths'358dan dari pemeriksan vagina yang berulang.
Postnatal

Sebagai tambahan organisme yang didapatkan selama persalinan, seluruh


bayi adalah subyek dari kontaminasi mikrobiologi dari lingkungan. Orang-orang
adalah sumber utama dari kontaminasi semacam ini.

Kolonisasi
Sifat kolonisasi organisme ditentukan oleh pola flora pada jalan lahir dan
lingkungan. Bayi yang lahir di rumah terkolonisasi oleh organisme yang terutama
berasal dari ibu.452 Organisme ini, dan organisme lain yang didapatkan dari
anggota keluarga yang lain, cenderung merupakan organisme dengan

batas

patogenitas community-acquired antibiotic-sensitive,meskipun wanita yang


memilih persalinan di rumah dapat menyimpan patogen berpotensi serius seperti
group B -haemolytic streptococcus (GBS). Pada bangsal postnatal, bayi akan
mendapatkan organisme dari lingkungan bangsal, bayi lain dan staf klinis.
Kesempatan bertemu dengan patogen dan variasinya, lebih besar dibandingkan
dengan lingkungan rumah.
Organisme intestinal predominan didapatkan oleh bayi normal adalah
enterobacteria (termasuk Escherichia coli, Klebsiella speciesdan Cirtobacter
species), Bacteroides species, enterococci, staphylococci, Lactobacillus species
dan Bifidobacteria species. Pemberian ASI mengurangi intensitas kolonisasi
Enterobacteriaceae,15,254

dan

Bifidobacteria

species

cenderung

menjadi

predominan pada bayi yang diberi ASI.53,860


Kolonisasi traktus respiratori atas terjadi dengan cepat, dan 90% bayi
memiliki kultur faringeal yang positif pada hari ketiga.Coagulase-negative
staphylococci (CONS) yang paling sering, diikuti oleh Str. Viridans dan
Staphylococcus aureus.258 Dibandingkan dengan pemberian susu formula, ASI
ekslusif tidak mempengaruhi pola kolonisasi nasofaringeal.433
Kolonisasi kulit sangat cepat, dengan jumlah bakteri meningkat 100 kali
selama minggu pertama. CONS predominan, tetapi Staph. Aureus dapat
ditemukan pada 65% bayi.773Host dari organisme lain dapat ditemukan, termasuk
yeast dan beberapa jenis bakteri saprofit. Umbilikus, perineum dan aksila

merupaka daerah kolonisasi terberat.


Kolonisasi pada bayi di unit neonatal
Bayi ini berada dalam resiko tertinggi terkolonisasi patogen yang sering
kali menunjukan reistensi terhadap antibiotik. Pola kolonisasi usus sangat berbeda
diantara bayi preterm yang sakit. CONS dan

organisme gram-negatif yang

resisten antibiotik predominan.235,236 Organisme jenis ini memberikan kontribusi


besar terhadap sepsis late-onset pada bayi-bayi ini, dan translokasi bakterial
melalui dinding usus kemungkinan merupakan mekanisme dari beberapa kasus.812
Hasil dari usaha untuk mengganti patogen potensial dalam tampungan feces ini
dengan Lctobacillus species yang tidak berbahaya telah dilaporkan.568 Kolonisasi
usus dengan lactobacilli telah dicapai, tetapi

patogen nosokomial potensial

tampungan tidak berkurang secara signifikandan tidak ada keuntungan klinis yang
ditemukan.
Kolonisasi kulit pada neonatal intensice care unit (NICU) terutama
disebabkan oleh CONS yang dapat diisolasi lebih dari 90% seluruh
kultur.454Staph. Epidermidis tercatat sebesar 80% dan Staph. Haemolyticus hampir
pada seluruh sisanya.90 Organisme ini menunjukkan peningkatan resistensi untuk
antibiotik karena bayi bertambah tua (gambar 40.8).454 Menariknya, kulit bayi
preterm lebih sedikit terkolonisasi dibandingkan dengan dengan dewasa,
medukung sepsies bakteri yang lebih sedikit dan cenderung memiliki populasi
organisme yang lebih banyak berubah-ubah. Teknik biologi molekuler seperti
DNA fingerprinting, plasmid anlysis, dan multilocus enzyme electrophoresis
semakin banyak digunakan untuk menyelidiki epidemiologi kolonisasi dan infeksi
organisme ini dan banyak lagi lainnya.509,783
Kolonisasi dan Infeksi
Kebanyakan bayi terkolonisasi tanpa terinfeksi, tetapi yang lain, berbagai
fakor host atau patogenitas organisme menyebabkan invasi jaringan dan sepsis.
Sangat penting untuk meninjau faktor host dan organisme secara terpisah.

Sifat-sifat Host
Gerbang masuk
Kulit yang intak dan membran mukus memberikan barrier yang hebat bagi
mikroorganisme. Abrasi dan luka sayat, cedera mukosa, kanulasi, kateter dan
endotracheal tube membuka jalan untuk invasi bakterial. Diantara penghuni
NICU, resiko infeksi bakteri menurun segera setalah akses intubasi dan vaskuler
tidak lagi dibutuhkan.289
Imunitas host
Dibandingkan dengan anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bayi lebih
lemah dalam melawan infeksi, kemampuan yang akan menurun lebih jauh lagi
dengan adanya prematuritas. Respon inflamasi lokal sangat buruk, sehingga
organisme yang menginfeksi dengan mudah masuk ke dalam sirkulasi. Oleh sebab
itu, proporsi infeksi yang lebih tinggi pada bayi, memiliki komponen septikemia
dibandingkan dengan kasus infeksi pada anak-anak yang lebih besar ataupun
dewasa.
Paparan antibiotik
Antibiotik digunakan secara bebas dalam neonatologi dan semakin banyak
juga dalam obstetri. Musnahnya koloni flora menjadi predisposisi superinfeksi
patogen seperti yeast, dan resistensi antibiotik menjadi lebih sering terjadi.205,446
Sifat-sifat mikroorganisme
Patogenitas
Dibawah ini adalah patogen-patogen yang terkenal pada bayi: GBS, Staph.
aureus, CONS, Listeria monocytogenes, Hemophilus influenzae, E. coli,
Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella species, Serratia marcescens, Candida
albicans dan Herpes simpleks (HSV).
Dosis
Semakin berat kolonisasi, semakin besar resiko invasi dan sepsis.773 Usaha

untuk menurunkantingkat kolonisasi dengan melakukan perawatan tali pusat,


perawatan mulut dan memandikan sangatlah penting, meskipun eradikasi
orgnisme secara sempurna biasanya tidak mungkin dilakukan.

Kompetisi
Kompetisi antar bakteri adalah pengaruh yang mengontrol tingkat
kolonisasi dan resiko infeksi, sebagai contoh, inhibisi yeast oleh bakteri dan
inhibisi kompetitif organisme gram negatif oleh Lactibacillus bifidus dalam usus
bayi yang mendapatkan ASI.
Pencegahan Infeksi
Apabila bayi yang baru lahir memiliki kontak yang sedikit dengan siapapun
selain ibunya dan diberikan ASI, resiko infeksi nosokomial dapat ditiadakan. Ketika bayi
berada di dalam lingkungan rumah sakit dengan perawat yang banyak, resiko meningkat
banyak. Spektrum resiko yang paling ekstrim adalah bayi kecil imatur yang
menghabiskan berminggu-minggu di dalam NICU, secara konstan dipasang, tube, jarum,
dan kateter, dan dirawat oleh berbagai macam staf, yang juga merawat sejumlah besar
bayi lain dengan kemalangan yang sama. Kemudian, infeksi nosokomial hampir tidak
terelakkan dan perhatian diberikan pada deteksi dini dan tatalaksana sebagaimana
banyaknya perhatian diberikan pada usaha pencegahan. Prinsip kontrol cross-infection di
rumah sakit telah diberlakukan dengan baik, dan pada penjelasan selanjutnya, prinsipprinsip tersebut akan dikaitkan pada kasus-kasus bayi di unit neonatal.
Faktor Lingkungan
Terdapat beberapa faktor penting dalam lingkungan yang dapat berkontribusi,
baik dengan membentuk keadaan yang memungkinkan cross-infection terjadi ataupun
dengan membentuk lingkungan yang cocok untuk patogen potensial.
Desain unit
Untuk meminimalisir cross-infection, ruang yang cukup harus diberikan
disekeliling cots. Departemen Kesehatan192 merekomendasikan bahawa ruang minimum
yang dialokasikan untuk tiap inkubator dalam 6 cots ruang perawatan intensif harus
seluas 3m2 (100 kaki persegi). Ventilasi yang harus dikirimkan menuju ruangan maskimal

2.7m3/s, walaupun secara umum tidak diperlukan sistem ventilasi khusus. Harus tersedia
wastafel

yang

cukup

sehingga

protokol

cuci

tangan

dapat

dengan

mudah

diimplementasikan. Harus terdapat cukup ruang single yang lengkap dengan peralatan
untuk perawatan intensif, sehingga bayi yang sakit dapat diisolasi jika perlu. Lantai,
dinding dan seluruh permukaan yang rata harus dibersihkan secara teratur, dan idealnya,
ruang unit seharusnya cukup luas untuk dapat dikosongkan secara bergiliran untuk
pembersihan rutin.
Peralatan
Berbagai peralatan medis yang kontak dengan bayi berpotensi sebagai sumber
infeksi, kecuali pada momen ketika pertama kali diambil dari bungkus steril. Setiap bayi
dalam perawatan normal harus memiliki thermometer sendiri, dan di dalam NICU harus
memiliki unit suction, stetoskop, laringoskop, masker muka, dan lain-lainnya sendiri.
Apabila harus dibagi, peralatan tersebut harus diusap bersih tiap berpindah pasien
(contoh, ultrasound transducer)atau menghubungkan perangkat sekali pakai pada
peralatan medis untuk tiap pasien (contoh pompa tekanan darah). Peralatan yang kontak
dengan dengan cairan tubuh yang berpotensial infektif harus digunakan sekali pakai.
Intravenous atau arterial 3 jalur harus diganti tiap 24-48 jam dan aturan yang cermat
harus diberlakukan untuk merubah tetesan dan taps 3 jalur yang terhubung dengan jalur
utamayang digunakan untuk total parenteral nutririon (TPN).
Inkubator dengan pelembab udara adalah ancaman infeksi karenaGram-negative
bacilli terutama Pseudomonas species tumbuh subur dalam lingkungan yang basah dan
lembab. Inkubator modern efisien bekerja saat kering dan banyak unit hanya
menggunakan pelembab udara ketika mereka tidak dapat mengontrol temperatur bayi
yang kecil. Jika inkubator dengan pelembab udara digunakan, pelembab udara harus
dikeringkan setiap hari dan diisi dengn air suling yang steril. Alat tersebut harus diswab
secara teratur untuk mencari kolonisasi gram negatif. Inkubator harus dibersihkan dengan
deterjen konvensional dan harus dikeringkan sepenuhnya sebelum digunakan. Inkubator
harus dignati secara teratur setiap 2 atau 3 minggu.
Ventilator memberikan resiko infeksi, sebagai bagian dari sirkuit yang tidak dapat
diakses untuk sterilisasi. Kebanyakan sirkuit ventilator saat ini sekali pakai, tetapi biaya
pengeluaran yang terlibat dalam penggantiannya secara teratur menjadi terlalu tinggi.
Mengganti ventilator seminggu sekali nampaknya masuk akal untuk meurunkan resiko
infeksi dan biaya pengeluaran. Segera setelah ventilator tidak digunkan, penting unutk

membersihkan pelembab udara dan seluruh perangkat yang bisa diambil dan dibersihkan.
Sistem tersebut harus dikeringkan sepenuhnya sebelum digunakan kembali.
Kebijakan Rawat Inap
Bayi tidak seharusnya dimasukkan ke unit neonatal jika mereka dapat dengan
aman di rawat bersama ibunya. Rumah sakit manapun dapat membangun konsep bangsal
perawatan transisional (pp 385-6), dimana bayi dapat menerima perawatan inkubator,
tube feeding atau antibiotik dengan jalur IV bersama dengan ibunya.
Kebersihan bayi
Kolonisasi bakterial bayi baru lahir tidak dapat dielakkan, tetapi karena resiko
infeksi invasif meningkat bersama dengan tingkat kolonisasi., 773 dan karena tempat
kolonisasi yang berat dapat cross-infect tempat lain dari bayi yang sama, 212 usaha untuk
mengontrol tingkat kolonisasi sangat diperlukan. Bayi harus selalu dijaga kebersihannya
dengan penggunaan sabun dan air, tetapi dalam penatalaksanaan wabah infeksi Staph.
Aureus, dibenarkan untuk menggunakan agen antibakterial untuk memandikan bayi
selama periode tertentu. Baru-baru ini dilaporkan sebuah contoh efektivitas regimen
seperti ini untuk eradikasi wabah MRSA dalam perawatan neonatal dengan memandikan
bayi menggunakan preparat yang mengandung 0.3% triclosan (Bacti-Stat). 863
Perawatan Tali Pusat
Tunggul pusat biasanya merupakan area permukaan bayi yang paling berat
terkolonisasi dan, secara tradisional, antiseptik diberikan sebagai usaha untuk
menurunkan resiko infeksi invasif, terutama Staph. Aureus. Ini adalah penerapan kami
kini dan kami berniat untuk melanjutkannya, karena bukti masa lalu yaitu bahwa
ditinggalkannya regimen perawatan tali pusat semacam ini, diikuti, cepat atau lambat,
oleh peningkatan prevalensi infeksi staphylococcal. Namun, tinjauan sistematik terbaru
dari 10 randomised atau qausi-randomised trials, telah menyimpulkan bahwa, paling
tidak pada negara berkembang, hanya dengan mejaga tali pusat bersih sama efektifnya
dengan dengan menggunakan antibiotik atau antiseptik. 869 Pada negara berkembang
situasinya sedikit berbeda, and peningkatan perhatian terhadap perawatan tali pusat
memiliki dampak besar pada morbiditas neonatal yang serius dan pada kematian
neonatal.

Prosedur Invasif
Seluruh prosedur invasif dapat menyebabkan kolonisasi bakteri masuk ke dalam
sirkulasi. Area dengan kolonisasi yang berat, seperti pangkal paha, harus berada dibawah
daftar daerah yang diperlukan untuk akses vaskuler. Kulit harus dibersihkan, baik dengan
iodine atau larutan yang mengandung alkohol,yang harus dikeringkan sebelum prosedure
dilakukan. Penelitian terbaru541 menunjukkan bahwa dekontaminasi yang lebih efektif
dicapai dengan periode pembersihan 30 detik dibandingkan dengan sapuan konvensional
5-10 detik. Terdapat bukti meyakinkan bahwa sepsis yang berkaitan dengan kateter lebih
mungkin terjadi apabila jalur tersebut sering digunakan, 290,588 dan setiap usaha harus
dilakukan untuk menghindarinya dengan penggunaan kanul perifer untuk transfusi darah
dan pemberian obat.
Bayi lain, Staf dan Pengunjung
Ancaman terbesar terhadap seorang bayi datang dari bakteri yang berkolonisasi di
kulit, faring, dan traktus gastrointestinal bayi lain, pengunjung dan staf, meskipunresiko
mendapatkan infeksi dari pengunjung yang sehat tidak berarti dalam hubungannya
terhdap keuntungan sosial dari kebijakan kunjungan terbuka yang masuk akal. (p.374),
seperti yang telah ditunjukkan dalam beberapa penelitian. 109,350,479 Bagaimanapun, tidak
diperbolehkan berpikir bahwa pengunjung tidak memberikan resiko, dan epidemik
respiratoty syntical virus (RSV) dan rotairus dapat dibawa oleh keluarga yang
berkunjung. Pengunjung harus diberitahu untuk mencuci tangan mereka dengan baik dan
tidak menyentuh bayi yang bukan miliknya sendiri.
Cuci tangan
Tangan staf dokter dan perawat adalah rute potensial utama untuk terjadinya
cross-infection dan dari seluruh tindakan untuk mencegah infeksi nosokomia, sejauh ini
cuci tangan

adalah yang terpenting. Tangan harus dicuci sebelum menyentuh bayi

manapun segerasetelahnya. Lengan baju haru digulung hingga siku

dan jam dan

perhiasan dilepaskan. Tingkat pembunuh bakteri tertinggi didapat dengan larutan sabun
yang mengandung iodine atau alkohol. Pendekatan efektif adalah dengan penggunaan
larutan yang mengandung betadine atau chlorhexidine untuk mencuci tangan dan lengan,
sesekali selama bertugas di NICU, dan kemudian membilas tangan dengan larutan yang
mengandung alcohol sebelum dan sesudah menyentuh tiap bayi. Sayangnya, kerelaan
praktek cuci tangan yang baik sering kali masih rendah. Pada penelitian terbaru yang

dilakukan di unit Amerika Utara, cuci tangan sebelum kontak dengan pasien yang
dilakukan oleh staf kesehatan hanya sebesar 31.8% dan hanya sebesar 24.7% oleh staf
perawat.127 Beberapa peningkatan dalam kerelaan staf dengan praktek yang baik dapat
dicapai dengan edukasi dan tindakan-tindakan yang lain. 353,748 Staf yang hanya sesekali
berkunjung unitneonatal, seperti radiografer atau psikoterapis, memiliki kesempatan lebih
rendah untuk diberikan edukasi kebiasaan cuci tangan yang baik.
Gaun, Masker, Tutup Kepala dan Sepatu
Penggunaan rutin gaun, masker, tutup kepala dan sepatu oleh staf ataupun
pengunjung tidak perlu dilakukan baik dalam NICU ataupun bangsal postnatal.
Kepadatan berlebih
Kepadatan

berlebihan

ataupun

kurangnya

tenaga

berhubungan

dengan

peningkatan kejadian infeksi nosokomial.338


Penyakit Infeksius pada Staf dan Orang Tua
Staf medis dan perawat dengan infeksi seharusnya menjauh dari pekerjaan, Orang
tua dan keluarga harus melakukan pencegahan yang sama, dan harus dijauhkan dari bayi
yang baru lahir. Staf dengan kondisi seperti gastroenteritis atau infeksi kulit harus bebas
tugas atau dijauhkan dari bayi yang baru lahir. Pasien yang terinfeksi, jika mereka
menutupi lesi infeksi dan melakukan pencegahan yang baik (masker dan cuci tangan),
biasanya diperbolehkan mendekati bayi mereka (p.386). HSV adalah masalah (p. 1053-4)
dan staf dengan lesi herpetik harus dibebastugaskan, terutama apabila mereka memiliki
lesi pada tangan mereka. Lesi herpetik pada orang tuan harus ditangani dengan aciclovir
topikal dan ditutup. Cuci tangan harus dilakukan dengan cermat.
Untuk infeksi serius pada ayah ataupun ibu, rutinitas di tabel 40.3 harus diikuti.
Keluarga dan kerabat yang lain harus dijauhkan dari bayi.
Penggunaan Antibiotik
Penggunaan

antibiotik

mempengaruhi

pola

infeksi

nosokomial

dengan

mempengaruhi flora yang berkoloni dan menjadi predisposisi utnuk resistensi


antibiotik.434 Dalam penelitian tentang penggunaan antibiotik pada NICU Amerika
Utara,266 75% dari seluruh bayi, dan 92% BBLSR, menerima antibiotik dalam waktu 48
jam kelahiran. Lima penelitian cross-sectional dalam bidang keperawatan menunjukkan

tingkat point-prevalence penggunaan antibiotik antara 27% dan 43% dari seluruh
populasi NICU. Gambaran ini hampir pasti menjadi perwakilan dari kebanyakan NICU.
Sulit untuk tahu bagaimana, dengan keterbatasan metode investigasi yang ada, tingkat
pemberian antibiotic dapat dikurangi, namun terdapat kesepakatan bagus yang dapat
dilakukan dalam penghentian antibiotik lebih cepat dan merasionalkan terapi segera
setelah organisme yang menginfeksi dapat diidentifikasi (p.1025).
Antibiotik profilaksis hampir selalu tidak diinginkan, karena meskipun dapat
melindungi bayi dari infeksi organisme sensitif, hal ini menjadi predisposisi infeksi oleh
organisme yang resisten dan menambah jumlah antibiotik total yang diresepkan, yang
dalam perjalanan waktu mendukung munculnya strains yang resisten. Tiga randomised
controlled trials (RCTs)42,431,770 telah mendemondtrasikan reduksi meyakinkan dalam
kejadian sepsis CONS pada bayi yang menerima cairan nutrisi parenteral mengandung
vancomycin. Kemungkinan terdapat beberapa tempat untuk penggunaan yang sangat
terbatas dari pendekatan ini pada kasus resiko tinggi yang terpilih tetapi penerapannya
mungkin meningkatkan resikomuculnya strains CONS dan enterococci resisten terhadap
vancomysin.542,814 dan hal tersebut merupakan maslah yang serius. 483
Susu Ibu633

Susu ibu memberikan proteksi yang berarti dalam melawan infeksi,


terutama dalam negara berkembang34 tetapi juga pada populasi yang telah maju193
Selain proteksi melawan necrotisisng enterocolitis (NEC), bukti proteksi susu ibu
melawain sepsis sistemik bayi preterm kurang baik, tetapi terdapatkekurangan
literatur yang bagus dalam subyek ini.400 Banyak unit di Amerika Utara
meninggalkan bank ASI sejak datang HIV, tetapi nampaknya semua tetap
memberikan (dan seharusnya) mendukung penggunaan susu ibu bayi sendiri.
Penerapan yang aman dalam menjalankan bank ASI dideskripsikan pada hal
1074. Namun penting untuk sadar, bahwa susu ibu dapat menjadi sarana transmisi
infeksi bakterial93 , dan untuk melakukan kultur susu ketika kejaidan tersebut
dicurigai. Kultur rutin susu tidaklah diperlukan
Pengawasan Mikrobiologi
NICU dan departeman mikrobiologi harus berkolaborasi dalam program

pengawasan, sehingga pola organisme yang menginfeksi dan sinsitivitas


antibiotiknya dapat diketahui sewaktu-waktu.354 Memiliki ahli mikrobiologi dalam
bangsal NICU sangat membantu unutk mendiskusikan tindakan pencegahan dan
kebijakan antibiotik.
Kontrol Wabah Infeksi
Ketika wabah infeksi bakterial terjadi dalam NICU atau dalam bangsal
postnatal, langkah-langkah dibawah ini harus diambil. Sejauh mana hal-hal di
dalam daftar harus dilakukan akan bergantung pada banyak faktor, dan harus
diputuskan dalam diskusi dengan ahli mikrobiologi dan petugas pengontrol
infeksi. Hal ini juga bergantung pada ketersediaan tenaga kerja manusia.
1. Isolasi bayi yang terinfeksi bersama-sama, sepanjang masih bisa dilakukan.
Mereka mungkin perlu dipindahkan ke unit satelit. Bersihkan dan disinfeksi
ruangan yang telah dikosongkan sebelum memasukan mereka kembali.
2. Tingkatkan perhatian pada tindakan yang didesain untk meminimalisir crossinfection, terutama cuci tangan. Penggunaan sarung tangan oleh staf juga sangat
penting, dengan gaun yang berbeda untuk masing-masing bayi. 535 Penggunaan
sarung tangan nampaknya berguna untuk membatasi beberapa wabah.815
3. Kelompokkan staf sehingga mereka yang bertugas merawat bayi terkolonisasi
dan terinfeksi tidak merawat bayi yang tidak terkolonisasi.
4. Kultur seluruh bayi dalam unit untuk mengidentifikasi carriers asimptomatis,
dan isolasi mereka bersama-sama jika memungkinkan. Bersihkan dan disinfeksi
ruangan yang telah dikosongkan sebelum memasukkan mereka kembali.
5. Ganti regimen kulit dan tali pusat, contoh dalam wabah Staph. Aureus.863
6. Kultur peralatan seperti inkubator, ventilator, dan penganalisa gas darah 513 dan
gunakan tempat-tempat yang menetap untuk meneliti lingkungan.
7. Jika relavan, ambil kultur permukaan dari seluruh staf unit untuk mencari
sumber yang mungkin dan cara transmisi infeksi
8. Pertimbangkan penggunaan antibiotik profilaksis untuk periode yang singkat
contoh pada wabah infeksi streptococcal.
9. Batasi admisi atau tutup unit NICU hingga kontak dihilangkan atau diketahui

bukan carriers. Hal ini adalah usaha terakhir dan hanya boleh dilakukan setelah
diskusi dengan tim kontrol infeksi. Perlunya menutup bangsal maternitas akan
sangat jarang.

Anda mungkin juga menyukai