Defisiensi Vitamin K Gdsgczaiuwdasgdakuhdjzxbhjsdhwagdygwaygdzsg
Defisiensi Vitamin K Gdsgczaiuwdasgdakuhdjzxbhjsdhwagdygwaygdzsg
Nama
: Bayi MS
Usia
: 2 bulan
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Pekalipan
: 720280
Tanggal pemeriksaan
Menurut orang tua pasien, sebelumnya pasien tidak pernah mengalami perdarahan yang
sukar berhenti seperti sekarang. Pada imunisasi sebelumnya juga tidak terjadi perdarahan.
Tidak ada keluhan demam dan batuk pilek. Tidak ada keluhan mencret.
Riwayat Kehamilan
Pasien merupakan anak pertama dan merupakan kehamilan yang diinginkan. Riwayat
infeksi kehamilan disangkal. Riwayat perdarahan saat kehamilan disangkall. Riwayat
hipertensi saat kehamilan disangkal. Riwayat abortus disangkal. Riwayat konsumsi
alkohol dan merokok saat kehamilan disangkal. Riwayat penggunaan obat-obatan saat
kehamilan disangkal. Riwayat anemia saat kehamilan diakui.
Riwayat Persalinan
Pasien lahir saat usia kahamilan 39-40 minggu secara spontan dibantu oleh bidan. Berat
badan lahir 2800 gram. Tidak ada komplikasi pada ibu dan pasien saat persalinan. Orang
tua pasien tidak ingat apakah pasien telah diberikan suntikan vitamin K.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat perdarahan sebelumnya disangkal. Riwayat sakit sebelumnya disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum:
Pasien aktif bergerak, kulit kemerahan dan tangisan kuat.
Tanda Vital
HR
: 147 kali/menit
RR
: 24 kali/menit
: 5,2 kg
: Compos mentis
Page 2
Kepala
: Normocephal
Mata
Hidung
Leher
Thorax
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Ekstremitasa
Fungsi SSO
BAB (+)
BAK (+)
Keringat (+)
RESUME
Pasien bayi laki-laki berusia 2 bulan datang dengan keluhan perdarahan yang tidak
berhenti didaerah bekas suntikan pada paha kiri sejak 4 jam SMRS. Perdarahan juga
terjadi setelah dilakukan pungsi vena di tangan sebelah kanan. Riwayat perdarahan
sebelumnya disangkal, riwayat sedang mengalami penyakit disangkal. Riwayat keluarga
dengan penyakit serupa disangkal, riwayat kelainan saat kehamilan disangkal, riwayat
komplikasi saat persalinan disangkal
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum:
Page 3
HR
: 147 kali/menit
RR
: 24 kali/menit
Ekstremitas
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis
Diagnosis Topis
: Faktor koagulasi
Diagnosis Etiologis
DIAGNOSIS BANDING
1. Penyakit hati
2. Defisiensi faktor XI
3. DIC
4. ITP
PEMERIKSAAN ANJURAN
1. Darah lengkap
2. Pemeriksaan waktu perdarahan, PPT, aPTT
3. Diff count apusan darah tepi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal 25 Januari 2012 Pemeriksaan darah
Hb
9,9 gram%
Page 4
Leukosit
8200 /mm
Trombosit
385.000 /mm
Ht
30,1 %
PTT
aPTT
Leukosit
6,5
Eritrosit
3,59
Hb
10,6
Ht
31,4%
Trombosit
293.000
Diff count
Limfosit
59,6%
Monosit
7,1%
Granulosit
33,3%
PENATALAKSANAAN
Dari IGD:
Balut tekan daerah perdarahan
Resusitasi dengan Ringer Lactat 10 cc/ kgBB selama 10 menit
Maintenance Ringer Lactat 520 cc / 24 jam
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam
: ad bonam
Page 5
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal
26/1/12
Hasil Pemeriksaan
Instruksi Pengobatan
Keadaan umum:
Perdarahan belum berhenti
Tanda Vital :TD
Balut
tekan
perdarahan
:N
: 164 kali/menit
Transfusi PRC 20 cc
RR
: 61 kali/menit
Tranfusi FFP 50 cc 3
BJ I/II rguler
G(-)M(-)
27/01/12
Keadaan umum:
:N
: 108 kali/menit
RR
: 52 kali/menit
Inj. Vitamin K 5 mg
Page 6
BJ I/II rguler
G(-)M(-)
28/01/12
Keadaan umum:
Perdarahan berhenti
injeksi
Trombophob
dioleskan
Tanda Vital :
:N
: 124 kali/menit
RR
: 60 kali/menit
gel
didaerah
hematom
Balut luka
BJ I/II rguler
G(-)M(-)
Page 7
29/01/12
Keadaan umum:
Perdarahan berhenti
Bengkak dan hematom
injeksi
Tanda Vital :
Balut luka
Trombophob
:N
: 140 kali/menit
dioleskan
RR
: 56 kali/menit
hematom
gel
didaerah
BJ I/II rguler
G(-)M(-)
30/01/12
Keadaan umum:
Perdarahan berhenti
Bengkak dan hematom
Balut luka
Trombophob
dioleskan
didaerah
hematom
injeksi
Tanda Vital :
gel
:N
: 131 kali/menit
RR
: 60 kali/menit
Boleh pulang
Page 8
BJ I/II rguler
G(-)M(-)
:10,6
Ht
: 31,4
Leukosit
: 6.500
Trombosit: 293.000
DISKUSI
Vitamin K
Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu naftokuinon
yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam
proses pembekuan darah, seperti prothrombin (faktor II), proconvertin (faktor VII),
komponen thromboplastin plasma (faktor IX), dan Stuart-Prower Factor (faktor X).
Ada tiga bentuk vitamin K, yaitu: (1) Vitamin K1 (phytomenadione) yang tedapat
pada sayuran hijau, (2) Vitamin K2 (menaquinone) yang dapat disintesis oleh flora usus
normal seperti Bacteriodes fragilis dan beberapa strain Escherichia coli, (3) Vitamin K3
Page 9
(menadione) merupakan vitamin K sintetis yang sekarang jarang diberikan pada bayi
yang baru lahir (neonatus) karena dilaporkan dapat menyebabkan anemia hemolitik.
Sebanyak 50-80 persen vitamin K di dalam usus diserap dengan bantuan asam empedu
dan cairan pankreas. Setelah diserap di dalam usus halus bagian atas, vitamin K dikaitkan
dengan kilomikron untuk diangkut melalui sistem limfa ke hati.
Hati merupakan tempat penyimpanan vitamin K utama di dalam tubuh. Dari hati,
vitamin K diangkut oleh lipoprotein VLDL plasma menuju ke berbagai sel tubuh. Karena
vitamin K bersifat larut dalam lemak, hal-hal yang menghambat penyerapan lemak secara
otomatis juga akan menurunkan penyerapan vitamin K. Dalam keadaan normal, sebanyak
30-40 persen dari vitamin K yang diserap akan dikeluarkan melalui empedu, dan 15
persen melalui urin sebagai metabolit larut air. Simpanan vitamin K di dalam tubuh tidak
banyak dan pergantiannya terjadi dengan cepat.
Simpanan di dalam hati sebanyak 10 persen berupa filokuinon dan 90 persen
berupa menakuinon, yang kemungkinan disintesis oleh bakteri pada saluran pencernaan.
Namun, kebutuhan akan vitamin K tampaknya tidak dapat hanya dipenuhi dari sintesis
menakuinon, diperlukan juga diperoleh dari makanan.
Fungsi vitamin K yang pertamakali diketahui adalah keterlibatannya dalam proses
pembekuan darah. Baru pada tahun 1970-an, fungsi-fungsi lainnya diketahui secara lebih
jelas. Vitamin K ternyata merupakan kofaktor dari enzim karboksilase yang mengubah
residu protein berupa asam glutamat menjadi gamakarboksiglutamat. Protein-protein ini
disebut protein-tergantung vitamin K atau gla-protein. Enzim karboksilase yang
menggunakan vitamin K sebagai kofaktor terdapat di dalam membran hati, tulang, dan
sedikit di lain jaringan.
Gla-protein dengan mudah dapat mengikat ion kalsium. Kemampuan inilah yang
merupakan aktivitas biologis vitamin K. Pada proses pembekuan darah,
gamakarboksilasis terjadi di dalam hati pada residu asam glutamat dan faktor pembeku
darah, seperti protrombin. Kemampuan gla-protein untuk mengikat kalsium merupakan
langkah sangat penting dalam proses pembekuan darah.
Gla-protein lain yang mampu mengikat ion kalsium terdapat di dalam jaringan
tulang dan gigi sebagai osteokalsin dan gla-protein matriks. Kedua jenis gla-protein ini
mengikat hidroksipatit yang diperlukan dalam proses pembentukan tulang. Tanpa vitamin
K, tulang memproduksi protein yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat mengikat
mineral yang diperlukan dalam pembentukan tulang. Gla-protein ditemukan di dalam
berbagai jaringan tubuh. Gla-protein di dalam otak diduga berperan dalam metabolisme
sulfatida yang diperlukan untuk pengembangan otak.
Vitamin K penting untuk pembentukan faktor-faktor pembekuan darah, yaitu:
prothrombin (faktor II); proconvertin (faktor VII), komponen thromboplastin plasma
(PTC, faktor IX) dan Stuart-Prower Factor (Faktor X).
Vitamin K berperan dalam proses metabolisme tulang, yaitu menurunkan kadar
undercarboxylated osteocalcin yang berkorelasi positif dengan risiko rawan patah tulang
Page 10
AKG (mkg)
0-6 bulan
7-12 bulan
10
1-3 tahun
15
4-9 tahun
20
Pria
10-12 tahun
45
13-15 tahun
65
16-19 tahun
70
20-60 tahun
80
Wanita
10-12 tahun
45
13-15 tahun
55
16-19 tahun
60
20-60 tahun
65
Sumber: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2005)
Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal dengan
sempurna, sehingga bila ada luka atau pada operasi, perdarahan akan berlangsung lama.
Kekurangan vitamin K akibat makanan jarang terjadi, sebab vitamin K terdapat secara
luas dalam makanan. Kekurangan vitamin K umumnya terjadi bila ada gangguan
penyerapan lemak, yaitu pada saat produksi asam empedu berkurang atau diare.
Page 11
Defisiensi vitamin K juga terjadi bila seseorang mendapat antibiotik, sedangkan tubuhnya
kurang mendapat vitamin K dari makanan. Antibiotik dapat membunuh mikroflora
penghasil vitamin K di dalam usus.
Karena itu, sebelum operasi biasanya diperiksa terlebih dahulu kemampuan
darahnya untuk menggumpal dan sebagai pencegahan diberi suntikan vitamin K. Vitamin
K biasanya diberikan sebelum operasi untuk mencegah perdacahan berlebihan.
Kelebihan vitamin K hanya dapat terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk
berlebihan, berupa vitamin K sintetik menadion atau hanya terjadi pada orang yang
menerima pengganti vitamin K larut air. Gejala kelebihan vitamin K adalah hemolisis sel
darah merah, sakit kuning, dan kerusakan pada otak.
Kelebihan konsumsi suplemen vitamin K dapat membuat vitamin K menumpuk di
dalam tubuh dan akan menjadi racun bagi tubuh. Vitamin K yang berlebihan
menyebabkan kerusakan pada sel darah merah. Kelebihan vitamin K menyebabkan lever
melepaskan pigmen sel darah (bilirubin) ke dalam darah, sehingga menimbulkan
penyakit kuning.
Penyakit Pendarahan pada Bayi
Penyakit perdarahan pada bayi yang baru
lahir merupakan salah satu akibat dari
kekurangan vitamin K. Perdarahan ini terjadi
karena:
1. Plasenta tidak mengantarkan lemak dan
vitamin K dengan baik.
2. Fungsi hati dari bayi yang baru lahir
masih belum matang untuk menghasilkan
faktor-faktor pembekuan darah yang
cukup. Faktor pembekuan adalah protein
dalam darah yang memudahkan proses
pembekuan, yang memerlukan kehadiran
vitamin K.
3. Usus tidak memiliki bakteri penghasil vitamin K selama hari-hari pertama masa
kehidupan bayi.
4. Air susu ibu (ASI) hanya sedikit mengandung vitamin K. ASI memiliki
kandungan vitamin K yang rendah yaitu kurang dari 20 mkg/L bila dibandingkan
dengan susu sapi yang memiliki kandungan vitamin K tiga kali lebih banyak (60
mkg/L).
5. Ibu yang selama masa kehamilan mengonsumsi obat-obatan yang mengganggu
metabolisme vitamin K, seperti: obat antikoagulan oral (warfarin); obat-obat
antikonvulsan (fenobarbital, fenitoin, karbamazepin); dan obat-obat
antituberkulosis (INH, rifampicin).
Page 12
Perdarahan pada bayi yang baru lahir biasa disebut PDVK (Perdarahan Akibat
Defisiensi Vitamin K). PDVK adalah terjadinya perdarahan spontan atau perdarahan
karena proses lain, seperti pengambilan darah vena atau operasi yang disebabkan oleh
berkurangnya aktivitas faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (faktor II, VII, IX dan
X).
Dampak PDVK adalah terjadinya perdarahan otak dengan angka kematian 10-50
persen, yang umumnya terjadi pada bayi dalam rentang umur 2 minggu hingga 6 bulan,
dengan akibat angka kecacatan 30-50 persen.
Data PDVK secara nasional di Indonesia belum tersedia. Data dari Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI RSCM (tahun 1990-2000) menunjukkan terdapatnya 21 kasus, 81
persen di antaranya mengalami komplikasi perdarahan intrakranial (catatan medik IKA
RSCM 2000). Karena itu, dianjurkan agar bayi yang baru lahir diberikan vitamin K
melalui injeksi intramuskular atau secara oral. Susu formula bayi sebaiknya juga
difortifikasi dengan vitamin K.
Sayuran Berwarna Hijau
Kadar vitamin K pada berbagai bahan pangan (mkg/100 gram) dapat dilihat pada
Tabel 2. Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran yang daunnya berwarna hijau,
kacang buncis, kacang polong, kol, dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan, semakin
tinggi kandungan vitamin K-nya.
Tabel 2. Kadar vitamin K pada berbagai bahan pangan (mkg/100 gram)
Bahan pangan
Kadar (mkg)
Susu sapi
Keju
35
Mentega
11
Ayam
Daging sapi
92
Hati sapi
Hati ayam
10
Minyak jagung
Jagung gandum
Tepung terigu
Roti
Asparagus
57
Buncis
14
Page 13
Brokoli
200
Kol
125
Daun selada
128
Bayam
89
Kentang
Tomat
Pisang
Jeruk
Kopi
38
Teh hijau
Sumber:Wilson dkk (1976)
712
Bahan pangan lain yang mengandung vitamin K dalam jumlah lebih sedikit
adalah susu, daging, telur, serealia, dan buah-buahan (pisang, jeruk, dan tomat). Sumber
penting vitamin K lainnya adalah flora bakteri di dalam usus halus (jejunum dan ileum).
Teh juga merupakan sumber vitamin K yang baik. Dalam setiap gram teh terkandung
sekitar 300-500 SI vitamin K. Berbagai pangan probiotik (yoghurt, yakult, kefir, dan
dadih) yang mengandung bakteri bersifat menguntungkan kesehatan, ternyata bisa
membantu menstimulasi produksi vitamin K di dalam usus besar.
1. VKDB dini
2. VKDB klasik
3. VKDB lambat atau acquired prothrombin complex deficiency (APCD), Secondary
prothrombin complex (PC) deficiency
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian VKDB berkisar antara 1:200 sampai 1:400 kelahiran bayi yang tidak
mendapat vitamin K profilaksis. Di Indonesia, data mengenai VKDB secara nasional
belum tersedia. Hingga tahun 2004 didapatkan 21 kasus di RSCM Jakarta, 6 kasus di RS
Dr. Sardjito Yogyakarta dan 8 kasus di RSU Dr. Soetomo Surabaya.
DIAGNOSIS
Anamnesis
1.
2.
3.
4.
onset perdarahan
lokasi perdarahan
pola pemberian makanan
riwayat pemberian obat-obatan pada ibu selama kehamilan
Pemeriksaan fisik
Adanya perdarahan di saluran cerna, umbilikus, hidung, bekas sirkumsisi, bekas suntikan
dan lain sebagainya
Pemeriksaan penunjang
1.
2.
3.
4.
5.
< 24 jam
Obat
VKDB klasik
VKDB lambat
Secondary
PC
(APCD)
deficiency
1-7 hari (terbanyak 3-5 hari)2 minggu-6 bulan (terutama Segala usia
2-8 minggu)
yang Pemberian Intake Vit K- obstruksi bilier
Page 15
Faktor resiko
diminum selama
kehamilan
makanan terlambat
Intake
inadekuat
Vit
inadekuat
K
Frekuensi
Lokasi
perdarahan
Pencegahan
-penyakit hati
Kadar vit K rendah
-malabsorbsi
pada ASI
Tidak
profilaksis vit K
kurang
dapat-intake
(nutrisi parenteral)
Tidak
dapat
profilaksis vit K
<
5%
pada0,01-1%
4-10 per 100.000 kelahiran
kelompok resiko(tergantung pola makan(terutama di Asia Tenggara)
tinggi
bayi)
Sefalhematom, GIT, umbilikus, hidung,Intrakranial (30-60%), kulit,
umbilikus,
tempat suntikan, bekashidung,
GIT,
tempat
intrakranial,
sirkumsisi, intrakranial
suntikan, umbilikus, UGT,
intraabdominal,
intratorakal
GIT, intratorakal
-penghentian
/-Vit K profilaksis (oral / im) Vit K profilaksis (im)
penggantian obat- asupan vit K yang adekuat - asupan vit K yang adekuat
penyebab
DIAGNOSIS BANDING
VKDB dibedakan dengan gangguan hemostasis lain misalnya gangguan fungsi hati.
PENATALAKSANAAN
Pencegahan VKDB
Dapat dilakukan dengan pemberian vitamin K Profilaksis
1. Vitamin K1 pada bayi baru lahir 1 mg im (dosis tunggal) atau per oral 3 kali 2 mg
pada waktu bayi baru lahir, umur 3-7 hari dan umur 1-2 tahun
2. Ibu hamil yang mendapat pengobatan antikonvulsan mendapat profilaksis vitamin
K1 5 mg/hari selama trimester ketiga atau 10 mg im pada 24 jam sebelum
melahirkan. Selanjutnya bayinya diberi vitamin K1 1 mg im dan diulang 24 jam
kemudian
Pengobatan VKDB
1. Vitamin K1 dosis 1-2 mg/hari selama 1-3 hari
2. Fresh frozen plasma (FFP) dosis 10-15 ml/kg
Page 16
KESIMPULAN
Pada kasus ini, gejala perdarahan dan hasil laboratorium mengarahkan kepada diagnosis
perdarahan akibat defisiensi vitamin K onset lambat, dimana ditemukan:
1. Perdarahan pada daerah bekas suntikan
2. Terjadi pada usia 2 bulan
3. Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
4. PTT dan aPTT memanjang
5. Jumlah trombosit normal
6. Tidak terdapat peningkatan leukosit
7. Terjadi perbaikan setelah pemberian vitamin K
Tatalaksana sesuai dengan indikasi defisiensi vitamin K
1. Transfusi FFP
2. Pemberian vitamin K
3. Transfusi PRC 20 cc karena jumlah Hb rendah (9,9 gram%)
Page 17
https://www.scribd.com/doc/98080160/Case-Anak-Defisiensi-Vitamin-K
Page 18