Anda di halaman 1dari 47

BASIC MAINTENANCE

DAN PERBAIKAN
1. Pengertian Dasar Maintenance (Perawatan)
Aktivitas yang diperlukan
untuk
menjaga
atau
mempertahankan
suatu
fasilitas
agar
fasilitas
tersebut
dapat
tetap
berfungsi
dengan
baik
dengan kondisi siap pakai.

2. Pentingnya Maintenance
Agar fasilitas siap pakai pada saat yang diperlukan.
Seiring dengan waktu, tentunya kondisi dari suatu fasilitas yg
mengalami pemakaian, kemampuan kinerjanya lambat laun akan
menurun, bila tanpa dilakukan perawatan maka fasilitas tsb akan
melemah secara bertahap tapi pasti sehingga tidak lagi mempunyai
kemampuan kerja yg baik secara teknis maupun ekonomis.
Diharapkan akan dapat memperpanjang umur pakai fasilitas.

3. Kerusakan
Sistem tidak dapat digunakan sama sekali
Sistem masih dapat digunakan tetapi tidak menunjukkan hasil yang
memuaskan
Sistem maupun komponen sistem mengalami kemerosotan atau
penurunan fungsi secara serius sehingga sudah tidak aman lagi untuk
digunakan, dan dianggap sangat penting untuk segera dihentikan
pengoperasiannya serta segera diperbaiki atau diganti

Sumber utama kerusakan :

Model dan perancangannya,Perencanaan,


Pemilihan bahan baku atau komponen, Penbuatan, Asembling, Pemasangan atau
instalasi, Kualitas kontrol, Perawatan

4. Pola Kerusakan
Tahapan Kerusakan

daerah I (0 t1) disebut dengan tahapan kerusakan balita


(burn-in region)
daerah II ( t1 t2 ) masa kerusakan normal atau penggunaan
(useful life region atau infant mortality region)
daerah III ( t2 tidak terpakai ) yakni masa kerusakan manula
( wearout region )
Laju kerusakan

Gambar Kurva bak mandi

II

t1

III

t2

Waktu

Penyebab kerusakan di setiap daerah

Daerah I

Daerah II

Kurangnya kontrol kualitas


Kurang baiknya metoda pembuatan
Kesalahan pada saat pemilihan material dan tenaga kerja
Terjadi kesalahan pada saat instalasi dan start-up
Terjadinya kesulitan dan kesalahan rakitan atau assembling
Terjadi kesalahan proses atau kesalahan manusia
Kesalahan metoda handling dan pengepakan.

Diakibatkan karena tidak ada kejelasan informasi pada proses


pengoperasian
Terjadinya kesalahan manusia ( human error ), salah pakai
Kerusakan yang tak dapat dihindarkan pada saat dilakukan perwatan
pencegahan.
Rendahnya faktor keselamatan atau keamanan

Daerah III

Kesalahan perawatan, perbaikan atau kesalahan overhaul


Terjadi aus karena gesekan
Akibat kelelahan mekanik
Korosi
Umur pakai secara teknis sudah tua.

Penyebab utama kerusakan pada mesin


Lalai memenuhi perawatan dasar yang dibutuhkan mesin seperti ;
pelumasan, kebersihan, dll.
Salah menjaga kondisi operasi mesin secara benar dalam hal :
temperatur, getaran, tekanan, kecepatantorsi, dll.
Kurang keterampilan
Kondisi mesin sudah tua / komponen usang, roda gigi aus, bantalan
terjadi aus, dll.
Terjadi penyimpangan baik ; dimensi, material, dll.
Contoh :
Mesin : kotor, pelumas kotor atau bocor, panas, bising, bergetar, dll.
Operator : mengabaikan, salah operasi, tidak punya pengetahuan
mesin, tidak mampu merawat sederhana, dll.
Teknisi perawatan : mengganti dan memperbaiki tanpa petunjuk yang
benar, tidak memberikan pengetahuan perawatan terhadap operator,
mengandalkan teknologi tinggi dengan tidak melihat sumber daya
yang ada, dll.

Perbandingan pola pencegahan (Manusia x mesin)


Tubuh Manusia

Mesin
Mogok / macet

Gangguan

Penyakit

Penyebab

Kurang daya
tahan tubuh

Kurang perawatan, kurang


pengetahuan mesin

Bantuan

Dokter

Teknisi / mekanik /
petugas perawatan

Pencegahan

Istirahat yang
cukup, berolah
raga

Mengikuti petunjuk
operasi

Pemantauan

Berat badan

Periksa pelumas, bising,


getar, panas, dll.

5. Perkembangan Maintenance
Di tahap awal perawatan tidak dikenal sebagai suatu keilmuan
tertentu.
Pada tahap selanjutnya perawatan dianggap sebagai suatu
spesialisasi tersendiri.
Selanjutnya pada tahap ketiga mulai memperhatikan pada
perawatan pencegahan.
Tahap ke empat mulai diperkenalkan aspek - aspek manajerial.
Pada tahap kelima, peran perawatan masuk kedalam proses design.
Di tahap keenam perawatan mulai dianggap sbg suatu sistem dg
menggunakan suatu perencanaan diseluruh operasi perawatan, dan
data-data kejadian yang berhubungan dengan
pekerjaan
perawatan dimasa lalu dipakai sebagai masukan.
Tahap selanjutnya berkembang sistem perawatan yang lebih baik
lagi seperti TPM

5. Pentingnya Manajemen Pada Bidang Maintenance


Semakin kompleksnya pekerjaan perawatan
Tuntutan kualitas pekerjaan
Tuntutan akan waktu penyelesaian pekerjaan yang
dipercepat untuk menjamin ketersediaan mesin dan
peralatan secara optimum pada saat mesin akan digunakan
Adanya kebutuhan akan informasi yang dapat menunjang
pekerjaan perawatan
Membantu menciptakan kondisi kerja yang aman dan
tertib
Menentukan metoda evaluasi yang berguna dalam
pengawasan perawatan
Mengoptimalkan ongkos perawatan

6.Aspek Dasar Manajemen Perawatan


Tujuan, adalah sangat penting dalam menilai serta menentukan
tujuan perawatan
Organisasi, adalah penyusunan tenaga kerja dan pembagian tugas
untuk tenaga kerja bagian perawatan
Metoda, metoda atau sistem adalah urutan pelaksanaan kegiatan
pekerjaan perawatan dan bagaimana serta dimana pekerjaan itu
dilaksanakan
Ketenagakerjaan, biasanya yang berhubungan dengan rekrutmen,
penempatan, latihan, kenaikan pangkat dan pemberhentian
Lingkungan, yang dimaksud adalah meliputi kondisi lingkungan kerja
seperti tempat kerja, kantor, gudang dan kondisi fisik lainnya
Mesin dan peralatan, adalah semua yang digunakan dalam
melakukan pekerjaan perawatan

7. Kebijakan Perawatan

Perawatan (Maintenance)

Perawatan Terencana
(Planned Maintenance)

Perawatan Pencegahan
(Preventive Maintenance)

Perawatan Terjadwal
(Scheduled Maintenance)

Perawatan Prediksi
(Predictive Maintenance)

Perawatan Tidak Terencana


(Unplanned Maintenance)

Perawatan Perbaikan
(Corrective Maintenance)

8. Kebijakan Perawatan
Perawatan kerusakan dapat diartikan sebagai kebijakan perawatan
dengan cara mesin atau peralatan dioperasikan hingga rusak,
kemudian baru diperbaiki
Perawatan pencegahan adalah merupakan perawatan yang
dilakukan sebelum terjadi kerusakan mesin
Keuntungan
terjamin kehandalannya,
terjamin keselamatan
umur paki fasilitas/mesin menjadi lebih panjang
biaya perawatan akan lebih rendah
down time proses produksi dapat diperendah
Kerugian
Perawatan tidak ekonomis
waktu operasi terbuang
kemungkinan akan terjadi human error dalam proses
assembling atau lainnya.

Perawatan terjadwal merupakan bagian dari perawatan pencegahan, perawatan


ini bertujuan mencegah terjadi kerusakan dan perawatannya dilakukan secara
periodik dalam rentang waktu tertentu ( time based maintenance ).
Perawatan prediktif ini pun merupakan bagian perawatan pencegahan.
Perawatan prediktif ini dapat diartikan sebagai strategi perawatan dimana
pelaksanaannya didasarkan kondisi mesin itu sendiri. Perawatan prediktif
disebut juga perawatan berdasarkan kondisi ( condition based maintenance )
atau juga disebut monitoring kondisi mesin ( machinery condition monitoring ),
yang artinya sebagai penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa mesin
secara rutin sehingga dapat diketahui keandalan mesin serta keselamatan kerja
terjamin

Monitoring
Monitoring
Monitoring
Monitoring
Monitoring

minyak pelumas
visual
kinerja
geometris
getaran ( vibration )

Lingkup Kegiatan Perawatan


Strategi perawatan yang diterapkan, kegiatannya diantaranya meliputi :

1. Perawatan terjadwal
2. Perawatan breakdown
3. Perawatan prediktif
Urutan kegiatan, berdasarkan langkah kegiatan perawatan maka ruang
lingkupnya meliputi :
1. Pemeriksaan/evaluasi awal
2. Pembongkaran/disassembling
3. Pencucian
4. Inspeksi
5. Pemulihan/perbaikan
6. Perakitan/assembling
7. Inspeksi ahir.
Penggolongan kegiatan, berdasarkan jenis kegiatan terdiri dari :
1. Instalasi
4. Trouble shooting 7. Perawatan dan perbaikan
2.Operasi mesin
5. Monitoring
8. Semi overhaule
3. Inspeksi
6. Pelumasan
9. Overhaule
10. Pengujian/kalibrasi

Contoh Organisasi Perawatan

Struktur organisasi bidang perawatan


Manajer
Produksi

Ka. Div.
Perawatan

Bengkel
Pelaksana
perawatan

Listrik dan telkom


Pelaksana
perawatan

Utility
Pelaksana
perawatan

Perencanaan
Pelaksana
perawatan

9. Perubahan Paradigma
UNSUR SISTEM
Faktor penentu
Lingkungan Usaha
Kendala utama

TATANAN LAMA
TATANAN BARU
Produksi
Pasar
Tenang Bergejolak
Keterbatasan sumber
Penguasaan tek.

daya secara cepat


Manipulasi Optimasi
Penghematan
Sistem produksi
Besar dan masal
Kecil dan fleksibel
Sistem perawatan Kebijakan dasar
TPM
Strategi usaha
Dominasi atau kompetisi Kompetisi atau
kooperasi
Wawasan
Lokal atau nasional
Global
Konsepsi mutu
Mutu itu mahal Mutu itu gratis
Keunggulan Ongkos,mutu dan unik
Layanan mutu dan
variasi,
cepat,tepat
dan ramah

Perubahan Tuntutan Terhadap Pekerja :


TUNTUTAN LAMA
TUNTUTAN BARU
Kompetensi teknikal spesifik
Kompetensi generik yang siap
sesuai kebutuhan
dikembangkan
Sanggup bekerja sesuai aturan Berinovasi
Bekerja sesuai instruksi
Mandiri dan berpartisipasi
Bekerja sesuai tuntutan tek.
Akrab dengan teknologi
Teknologi yang mapan
Menghadapi teknologi baru
Pemahaman aspek teknikal
Pemahaman kebutuhan konsumen
Penghargaan untuk unjuk kerja Penghargaan untuk unjuk kerja
individual
kelompok
Spesialisasi teknikal
Perluasan wawasan
Manajer handal
Pemimpin berwawasan dan
inspiratif

10. Fungsi Teknologi Dalam Suatu Sistem


Berfungsi Sebagai Alat Atau Instrumen Dalam :

Mengatasi keterbatasan sumber daya


Mengurangi ongkos
Memanfaatkan waktu secara efisien
Menghasilkan produk bermutu
Menciptakan lebih banyak pilihan produk
Menguasai, memanfatkan dan melestarikan alam
Memungkinkan kenyamanan
Meningkatkan kualitas hidup

11. Total Productive Maintenance


Total productive maintenance (TPM) merupakan konsep
perawatan yang melibatkan semua karyawan, dengan tujuan
mencapai efektifitas pada seluruh sistem melalui partisipasi dan
kegiatan perawatan yang produktif.
Fokus kegiatan lebih dititikberatkan pada seluruh sistem,
keterlibatan karyawan merupakan kunci sukses dalam
pengembangan kualitas layanan sesuai kebutuhan pelanggan,
artinya pelaksanaannya selain dilakukan teknisi perawatan juga
membutuhkan keterlibatan karyawan dari bagian lain, seperti
produksi, pengadaan, dll.
Melahirkan metoda TPM
a. Arti total dalam TPM :
Keefektifitasan total menunjukkan sasaran akhir yang ingin dicapai
TPM, yaitu keuntungan atau efisiensi.
Sistem perawatan total mencakup Maintenance Prevention (MP), dan
Preventive Maintenance serta Maintenability Improvement (MI).
Partisipasi total yang merupakan partisipasi seluruh karyawan dari
tingkat atas sampai tingkat bawah mengikuti autonomous maintenance
dengan melalui kelompok kecil.

b. Tujuan :

Mengurangi waktu tunggu pada saat operasi


Meningkatkan ketersediaan alat sehingga menambah waktu produktive.
Memperpanjang umur pakai.
Melibatkan pemakai dalam sistem perawatan.
Pelaksanaan program prevention maintenance dan peningkatan
kemampuan merawat

c. Sasaran dan target TPM :

Meningkatkan produktifitas dengan cara mengurangi masukan dan


menaikan keluaran
Memaksimalkan efektivitas peralatan secara :

Kuantitatif : meningkatkan total ketersediaan peralatan, dan produktivitas pada


periode oerasi tertentu
Kualitatif : mengurangi banyaknya produk cacat, menstabilitaskan dan peningkatan
kualitas.

d. Segi-segi penting dalam penerapannya :


1. Kegiatan kegiatan yang memaksimalkan ke-efektifan dari peralatan.
2.Perawatan yang mandiri oleh para operator.
3.Kegiatan kegiatan kelompok kecil pimpinan
Elemen TPM : Pendekatan Total, Upaya-upaya Produktif dan Perawatan

e. Komponen strategi sebagai komitmen bersama :


1. Membangun suatu perusahaan yang mengoptimalkan keefektifitasan
sistem produksi sepanjang umur pakai fasilitasnya.
2. Menggunakan pendekatan shoop floor guna membangun suatu organisasi
yang mencegah setiap bentuk rugi-rugi ( loss ) pada sistem produksi
tersebut.
3. Melibatkan seluruh bagian dalam mengimplementasikan TPM, termasuk
bagian pengembangan, penjualan dan administrasi.
4. Melibatkan semua orang dalam perusahaan.
5. Melaksanakan kegiatan zero loss melalui aktivitas kelompok -kelompok
kecil ( small group activities ).

f. Harapan yang dihasilkan dari penerapan TPM :


1.Hasil hasil yang nyata dan terukur
Perusahaan yang telah mengimplementasikan TPM dengan
baik memiliki tingkat kerusakan peralatan, kecelakaan kerja,
produk cacat, keluhan konsumen, serta biaya produksi yang rendah.
2. Mengubah lingkungan kerja.
Dengan TPM perusahaan yang sebelumnya tidak teratur
(kotor), penuh dengan sisa-sisa material produksi, kebocorankebocoran aliran, peralatan berkarat dan lainnya berubah menjadi
lingkugan kerja yang bersih dan nyaman.
3.Mengubah pekerja.
Dalam melakukan aktivitas TPM, pekerja menjadi lebih termotivasi,
lebih terlibat dan lebih berpengetahuan dan terampil dalam
melakukan pekerjaannya. TPM membantu operator mengenal lebih
jauh peralatan kerjanya, memperluas tanggungjawab dan
kebanggaan atas tempat kerjanya.

g.Tahapan Implementasi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Mengumumkan Keputusan Pimpinan Puncak untuk Memperkenalkan TPM


Melancarkan Kampanye Pendidikan
Menciptakan Organisasi yang mengarah pada peningkatan TPM
Menentukan Dasar-Dasar Kebijakan TPM dan Sasaran TPM
Merumuskan Sebuah Master Plan Untuk Pengembangan TPM
Menguasai Kick Off TPM
Meningkatkan Keefektifan Peralatan
Menetapkan Sebuah Program Mandiri Para Operator
Menyusun Sebuah Program Pemeliharaan Terjadwal
Menyelenggarakan Pelatihan Untuk Meningkatkan Ketrampilan Operasi
dan Pemeliharaan
11. Kembangkan Program Manajemen Pemeliharaan Awal
12. Penerapan TPM Secara Penuh dan Arahkan Untuk Sasaran Yang Lebih
Tinggi.

h. Aktifitas dasar :
Perbaikan Terfokus ( Focused Improvement)
Perawatan Mandiri ( Autonomous Maintenance )
Pelatihan
Perawatan Terencana ( Planned Maintenance )
Penanganan permasalahan sejak dini ( Early management)
Meningkatkan kualitas manajemen Perawatan ( Quality Management )
Partisipasi bagian administrasi dan penunjang lainnya dalam TPM
( Supporting Departement)
Manajemen K3 dan Lingkungan

j. Pengukuran :
Mengukur Availability :
Operating time
Availablity = ------------------ x 100 %
Loading time
Mengukur Performance Efficiency :
Theoretical cycle time
Operating speed rate = ---------------------------------Actual cycle time
Actual processing time
Net operating rate =
---------------------------------Operation time
Operating speed rate
Performance Efficiency = ----------------------------- x 100 %
Net operating rate

Mengukur Quality

Amount produced amount defect- amount reprosesed


Quality = ----------------------------------------------------------- x 100 %
Amount poduced
Jika dalam sistim proses :
Operation time Performance losses quality losses
Quality = ------------------------------------------------------------x 100 %
Operation time Performance losses
Mengukur Overall effectiveness

Overall effectiveness = availability x performance x quality x 100 %

Contoh :

Working hours per day : 60 min x 8 = 480 min.


Loading time per day : 460 min.
Downtime per day : 60 min.
Operating time per day : 400 min.
Output per day : 400 products.
Types of downtime :
Setup = 20 min.
Breakdowns = 20 min.
Adjustments = 20 min.
Defects = 2 %
Availability (operating rate) = (400 : 460) x 100 % = 87 %
Ideal cycle time : 0,5 min/prod. And actual cycle time : 0,8 min./prod.
Operating speed rate = (0,5 : 0,8) x 100 % = 62,5 %
Net operating rate = ( 400 pcs x 0,8 : 400 min.) x 100 % = 80 %
Performance rate = 0,625 x 0,8 x 100 % = 50 %
Quality rate =98 % , OEE = 0,87 x 0,5 x 0,98 x 100 % = 42,6 %

12. Pencegahan Kerusakan

Pemeriksaan berkala
Pembersihan
Pengencangan baut
Ketepatan prosedure operasi

Pementauan dengan panca indera


operator
Pementauan dengan alat diagnostik
Ajukan lima kali pertanyaan
mengapa ?
Kembangkan standard baru

MEMELIHARA KONDISI WAJAR MESIN

MENEMUKAN KONDISI TAK WAJAR


DARI MESIN SEDINI MUNGKIN

MENGEMBANGKAN DAN MENERAPKAN


PENANGGULANGAN GUNA PEMULIHAN
KONDISI MESIN

13. Perencanaan Perawatan


Definisi Perencanaan Perawatan
Perencanaan perawatan didefinisikan sebagai proses pemilihan
informasi dan pembuatan assumsi mengenai keadaan dimasa yang
akan datang guna mengembangkan lintasan kegiatan dengan
mengikut sertakan pengembangan dari lintasan kegiatan yang
mencakup seluruh kegiatan perawatan, reparasi, dan pekerjaan
overhaul

Faktor-faktor penunjang dalam perencanaan perawatan

Ruang lingkup pekerjaan


Lokasi pekerjaan
Prioritas pekerjaan
Metoda
Kebutuhan komponen & material
Kebutuhan peralatan
Kebutuhan tenaga kerja baik secarakualitasdari skill maupun
kuantitasnya

Kendala yang muncul dalam perencanaan perawatan


- Komunikasi
- Instruksi tidak jelas
- Adanya kelambatan-kelambatan
- Kurang informasi
- Material dan komponen pengganti dan tenaga kerja

Langkah-langkah dalam menyusun perencanaan perawatan


Mendefinisikan permasalahan dengan jelas dan baik sesuai tujuan
dan ketetapan organisasi
Melakukan
pengumpulan
informasi
yang berkaitan dengan
kegiatanyang mungkin akan terjadi.
Melakukan analisis terhadap informasi yang dikumpulkan dan
mengklasifikasikannya berdasarkan
kepentingan.
Menetapkan batasan dari perencanaan perawatan
Menentukan alternatif rencana perawatan.
Memilih rencana perawatan yang akan dipakai.
Menyiapkan langkah
pelaksanaan
secara rinci termasuk
penjadualannya.
Melakukan pemeriksaan ulang terhadap rencana tersebut sebelum
pelaksanaanya

Katagori umum kebijaksanaan perencanaan dalam perawatan


1. Kebijaksanaan berdasarkan alokasi kerja, terutama pada :
Apa yang akan direncanakan ?
Berapa besar perencanaan ?
2. Kebijaksanaan berdasarkan kemampuan kerja, biasanya memuat
Kemampuan kerja kontraktor
Sentralisasi vs desentralisasi
Recruitment, kebijasanaan yang berhubungan dengan pengadaan
personil perawatan,
tergantung kondisi yang ada di perusahaan dan
pelatihan
3. Kebijaksanaan berdasarkan hubungan antar lingkungan kerja, akan
memperhatikan :
Partsipasi personil, terutama dalam mengatur rancangan, dan
memberikan pandangan serta antisipasinya sehingga akan memberikan
efisiensi biaya perawatan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
diantaranya seperti ; pelatihan, kemampuan personil, penggunaan
komponen pengganti dan yang lainnya.dan Wewenang.
4. Kebijaksanaan
berdasarkan
pengendalian
kerja,
biasanya
terdiriKomunikasi dan Pengendalian biaya

Klasifikasi perencanaan perawatan

1. Jenis-jenis perencanaan perawatan :


Perencanaan perawatan tahunan
meliputi anggaran, rencana inspeksi, persiapan, pengaturan
sub-kontrak, pengaturan tenaga kerja dll.
Perencanaan perawatan bulanan, perencanaan ini didasarkan pada
perencanaan tahunan yang meliputi persiapan dan pelaksanaan
pekerjaan perawatan, pengembangan, pengaturan beban kerja dll.
Perencanaan perawatan mingguan dan harian, menyangkut rencana
pelaksanaan, pengaturan tenaga kerja, pengendalian progress
pelaksanaan pekerjaan perawatan, dll.
Perencanaan kerja yang bersifat terpisah, meliputi jadwal
perbaikan secara periodik, modifikasi, ataupun overhaul.

2. Metoda perawatan :
Perawatan terjadwal
meliputi rencana perbaikan kinerja mesin/peralatan, rencana
penggantian sistem atau komponen dll.
Perawatan Prediksi
pengukuran, inspeksi atau pemeriksaan, dan perbaikan.dll.
Perawatan berdasarkan kerusakan (Breakdown maintenance),
menyangkut perbaikan setelah terjadi kerusakan.
3. Waktu pekerjaan perawatan dan perbaikan :
Pekerjaan perawatan dan perbaikan pada saat mesin/peralatan
tidak beroperasi seperti pada hari-hari libur, over time, dll.
Pekerjaan dilakukan pada saat mesin berjalan.

Pengendalian progress pekerjaan


pekerjaan yang telah direncanakan.

dapat

dikontrol

berdasarkan

jadwal

Prinsip perencanaan perawatan


1. Pengorganisasian terhadap berbagai bagian atau kelompok kerja
yang ahli dibidang maintenance.
2. Terfokus pada pekerjaan yang akan datang.
3. File-file setiap komponen harus terukur, (Order pekerjaan, data
base peralatan,dll.)
4. Perkiraan perencanaan didasarkan pada keahlian perencana
5. Perhatikan hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan
penyidikan,
6. Sstandard-standard perencanaan, berbagai persoalan teknis,
pengkoordinasian, dll.)
7. Pengukuran performansi perencanaan dengan melalui analisis
terhadap waktu-waktu tunggu, dll.

14. Standard Dalam Perencanaan Perawatan


Definisi : suatu keputusan pencapaian yang diharapkan, dan
telah disetujui serta diterima sebagai suatu terbaik saat itu
dalam memecahkan situasi permasalahan.
Jenis-jenis standar :
Standar Teknik,
penerapan pada tingkat produktif
suatu bisnis, antara
lain sepert material,komponen
komponen, produk, proses pengerjaan, prosedur dan
metoda pengerjaan, metode pengetesan / pengujian,
gambar kerja dll.
Standar
Manajerial,
penerapannya pada tingkat
administrative
suatu
bisnis antara lain seperti
kebijakan perusahaan, prosedur.
Standard pekerja :
Skilled dan Unskilled
Sesuaikan dengan kebutuhan
Tentukan standard jam kerja per pekerja

Standar Engineer
Indikator kualitas dan efektifitas standar engineer :
Terutama sekali dalam hal kemampuan menangani permasalahan - permasalahan Human Relations.

Engineer yang baik adalah berkemampuan secara teknis dan produktif dalam menangani
permasalahan perusahaan
Kemampuan dalam hal administrasi, dan mampu dalam membuat keputusan bisnis.

Kualifikasi
a. Human Relation Skills :
Mengerti perasaan orang, baik secara individu maupun kelompok.
Mempunyai sensitivitas sangat peka terhadap apresiasi & kemampuan orang.
Kemampuan dalam menggali potensi dan karakteristik seseorang untuk di kembangkan.
Dan yang lainnya.
b. Mempunyai Kemampuan Teknik :
Mengerti tentang dasar-dasar teknis di lapangan dalam melaksanakan operasi pekerjaan.
Berpengetahuan kerja secara spesifik dalam bidangnya.
Familiar secara luas dengan peralatan dan prosesnya yang ada di perusahaan.
Berkemampuan praktis terhadap dasar -dasar teknis dan engineering serta dapat mengantisipasi
kesalahan dan kerusakan pada peralatan dan mesin-mesin indrustri.

Bussines Experience
Mengerti secara umum hubungan antar tingkat departemen dari
organisasi.
Mempunyai minat khusus terhadap proses pekerjaan dan pelaksanaan
usaha lain yang ada dalam linkungan industri.

- Berpengetahuan luas tentang operasi dari setiap departemen dalam


perusahaan misalnya : Production Engineering, Manufacturing,
Industrial Engineering, dll.
Dan banyak lagi.
Standar teknis : terutama dalam penggunaan komponen-komponen
pengganti, material dan metoda kerja yang harus dilakukan dalam
melakukan pekerjaan perawatan.

Elemen pokok standarisasi


Selang waktu antara penyelesaian pekerjaan perawatan dan pekerjaan
perawatan lain sebelumnya.
Urutan kerja yang dilakukan pekerja perawatan dalam melakukan
pekerjaannya.
Jumlah minimum pekerjaan perawatan yang terselesaikan oleh pekerja
dalam proses yang dibutuhkan guna penyelesaian pekerjaan perawatan

Tahapan Perencanaan Pekerjaan Perawatan


Perencanaan pada tahap persiapan pekerjaan
perawatan :
o Mengidentifikasi persoalan
o Mengumpulkan informasi
o Melakukan langkah analisis
o Menetapkan batasan perencanaan
o Menetapkan laternatif-alternatif rencana
o Memilih rencana yang akan dipakai dari alternatif
yang ada
o Menyiapkan langkah pelaksanaan
Perencanaan pada tahap operasi
- Penyusunan prosedur operasional
- Pertimbangan-pertimbangan yang bersifat teknis

Konsep Keandalan (Reliability)


Definisi Keandalan :
kemungkinan (probability) suatu sistem akan tetap memenuhi unjuk kerjanya
(performance) atas persyaratan fungsionalnya tanpa kegagalan pada suatu
kondisi operasi tertentu dan pada suatu periode waktu tertentu

Pemakaian Keandalan :
Keandalan banyak membantu dalam pemecahan masalah - masalah yang
berhubungan dengan pengelolaan perawatan
Kemampuan suatu sisitem untuk bekerja sesuai dengan fungsinya secara
baik, akan berkaitan dengan dua hal, berikut :

Kecepatan operasi, kemungkinan suatu sisitem untuk beroperasi dengan baik dan
menunjukkan hasil yang memuaskan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Dengan
demikian waktu total kalender adalah dasar perhitungan untuk kecepatan operasional.
Kemampuan suatu sistem, adalah kemungkinan beroperasinya suatu sistem dengan hasil
yang memuaskan dalam jangka waktu tertentu dibawah ketentuan kondisi operasional,
dimana total waktu yang digunakan termasuk waktu operasi, waktu untuk perbaikan,
administrasi dan logistik.

Unsur penting :
o

o
o

Kemungkinan atau probabilitas, setiap bagian sistem akan mempunyai


perbedaan dari bagian yang lainnya. Unsur atau bagian tersebut
mungkin mempunyai umur pemakaian relatif pendek, sedangkan yang
lainya mempunyai umur pakai relatif panjang.
Fungsi, suatu sistem harus menunjukkan hasil yang memuaskan ketika
dijalankan sesuai fungsinya, baik dalam proses pemakaian atau pun di
dalam pengujian.
Waktu, suatu sistem harus dapat menjalankan fungsinya dengan hasil
yang memuaskan pada periode waktu yang telah ditentukan.
Kondisi operasional, dikatakan keadaan operasional akan berjalan
dengan baik bila peralatan yang dibutuhkan lengkap dan juga faktorfaktor penunjang diperhatikan dengan baik. Perubahan yang terjadi pada
saat operasional dapat menyebabkan suatu sistem tidak dapat berfungsi
sama sekali, pengalaman telah menunjukkan bahwa kondisi operasional
seperti temperatur, kelembaban, tekanan, goncangan, getaran, tenaga
putaran, voltase, percepatan, gaya berat, atmosfir, bahan perusak, yang
pasti kesemuanya itu mempengaruhi hasil dari sistem tersebut.

Spesifikasi keandalan yang baik, meliputi :

Kejelasan definisi dari sistem.


Informasi mengenai umur pakai dari sistem, tingkat
produksi dan status perubahannya.
Kriteria daya guna yang memadai.
Dasar-dasar perhitungan waktu
Gambaran tentang pengoperasian dan kondisi lingkungan.
Gambaran tentang kondisi perawatan.
Kejelasan akan definisi dari kerusakan dan kegagalan
pemakaian.
Gambaran dari prosedur, dan pengambilan contoh serta
perhitungannya.
Pertimbangan lain, seperti kontrol kualitas, tenaga kerja,
bahan, penyimpanan, penanganannya dll.

Ruang lingkup keandalan :


o Pemodelan, (perancangan produk, pengerjaan performansi
dan sfesifikasi, reproduksi, penggantian , dll.)
o Pembelian, (kualitas barang, dll)
o Produksi, (proses perencanaan, efisiensi proses produksi,
efektifitas proses pemeriksaan, dll.)
o Penyimpanan dan transportasi, (pengepakan, transportasi,
penyimpanan)
o Manajemen, (pelatihan pekerja, pelayanan, jaringan
layanan)
o Pemakaian, (pencegahan, perawatan, usaha mendapatkan
suku cadang yang sesuai dengan standar, dll)
o Pemeriksaan,
(pemeriksaan,
perencanaan,
proses
pelaporan pemeriksaan, dll.)

Fungsi Keandalan :
o

Fungsi keandalan dapat dinotasikan sebagai R(t). Jika variabel acak T


adalah sebagai waktu kegagalan atau umur teknis dari komponen atau
sistem, maka :
R(t) = P(T>t)

Jika variabel T sebagai waktu kegagalan atau dinyatakan sebagai waktu operasi
dari awal sampai terjadi kerusakan dengan (x) sebagai fungsi kepadatan
probabilitas, maka (x)dx adalah probabilitas dari sistem akan mengalami
kerusakan pada interval (t,t + t). Dan bila fungsi distribusi kumulatif F(t)
dikatakan sebagai ke tidak andalan) maka :

t
F(t) = P(T<t) = (x)dx
-

R(t) = 1 P(T<t) = (x)dx


t
R(t) = 1 F (t)

Nilai lain :
Mean Time To Failure (MTTF)
Mean Time Between Failure ( MTBF)

Ketersediaan (AVAILABILITY)
Availability, merupakan suatu pengukuran
terhadap alternatif performansi sistem
Definisi : Peluang sistem atau komponen
memfungsikan kemampuannya pada periode
waktu tertentu.

Up-time

Availability =

Up-time + Down time

Jenis AVAILABILITY
Inherent availability, dasarnya adalah distribusi kerusakan dan distribusi
perbaikan, sehingga :
MTBF
Ainh. =
MTBF + MTTR

Contoh :
Sebuah mesin memiliki sebuah distribusi waktu antar kerusakan (time
between failure) log-normal dengan parameter bentuk s = 0.86, serta
parameter pembanding (scale parameter) t med = 40 jam operasi. Distribusi
perbaikannya adalah normal dengan rataan (mean) 3.5 jam dan memiliki
standar deviasi 1.8 jam. Oleh karena itu MTBF = 40e 0.739672 = 57.9 dan Ainh =
57.9/(57.9 + 3.5) = 0.943.
Achieved availability, didasarkan pada rata-rata waktu antar perawatan yang
didalamnya terkandung perawatan pencegahan dan perawatan terjadwal,
sehingga :
MTBM
Aa. =
MTBM + M

14. Strategi Penggantian


Katagori penggantian :
Terjadi penurunan atau memburuknya kondisi suatu alat ataupun
komponen yang diakibatkan oleh penggunaan, sebagai contoh pada mesin
perkakas seperti bearing, poros dll. atau dilakukannya pengembangan
baru dengan diperkenalkannya peralatan baru
Kerusakan, tetapi bukan karena akibat terjadi penurunan atau
memburuknya kondisi, tetapi akibat terjadinya kegagalan sebagai contoh
lampu pijar putus, pipa karet bocor
Klasifikasi fasilitas berdasarkan penggunaan :
Fasilitas dioperasikan secara terus-menerus, artinya fasilitas tersebut
digunakan
secara kontinu dan berkesinambungan sepanjang waktu.
Sebagai contoh mesin-mesin produksi, pembangkit tenaga listrik dll.
Biasanya umur ekonomis dari fasilitas tersebut diukur atas dasar skala
waktu.
Fasilitas yang digunakan atau dioperasikan tidak kontinu. Pada
kenyataanya bahwa fasilitas yang dimaksud pengoperasiannya tergantung
pada pemakaian, dan umurnya diukur dari lamanya pelayanan.

Jenis ongkos penggantian


o

o
o

Ongkos tetap, meliputi ongkos-ongkos pengadaan awal, ongkos instalasi,


penelitian dan pengembangan , ongkos kerusakan awal dan lainnya yang
merupakan ongkos yang dikatagorikan tidak terjadi pengulangan.
Ongkos operasi, meliputi ongkos perawatan, perbaikan dan ongkos operasi.
Ongkos ini umumnya dihitung untuk setiap satuan umur penggunaan alat.
Ongkos penghapusan, suatu harga dari peralatan yang diganti tetapi masih
memberikan keuntungan.

Dasar penggantian :
o Total ongkos untuk mengoperasikan suatu peralatan / mesin akan sama dengan
Ongkos pembelian ditambah Biaya operasi dan dikurangi Nilai sisa peralatan
= C + r(t) - S
dimana : C = Ongkos pembelian
S = Nilai sisa
r(t) = Ongkos operasi pada waktu ke t

o Rata-rata biaya pertahun :


C + K(T) - S

A(T) =
T
dimana :
- Jika peralatan / mesin tersebut digunakan untuk T tahun
- Total mengadakan biaya pada peralatan pada T tahun
= Biaya utama + Total biaya menjalankan pada T tahun
Nilai sisa
= C + K (T) - S

Anda mungkin juga menyukai