HERMINA SOLO
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Resiko kurang gizi akan muncul secara klinik pada orang sakit, terutama pada penderita
anoreksia, kondisi mulut/gigi geligi buruk serta kesulitan menelan, penyakit saluran cerna
disertai mual, muntah dan diare, infeksi berat, tidak sadar pada waktu lama, kegagalan fungsi
saluran pencernaan dan pasien mendapat kemoterapi. Hasil penelitian menunjukkan 20% - 60%
pasien menderita kurang gizi pada saat dirawat di rumah sakit.
Selain dari itu , di RS Hermina Solo Pelayanan Gizi Rumah Sakit bukan saja diberikan
kepada pasien tetapi juga bagi para karyawan dan dokter yang diharapkan dapat memberikan
pelayanan secara optimal kepada pasien ketika mereka melakukan tugasnya.
Sejalan dengan visi dan misi RS Hermina Solo, Pelayanan Gizi Rumah Sakit yang
diberikan harus dikelola secara profesional agar mutunya tetap terjamin sehingga dapat
membantu mempercepat proses penyembuhan dan dapat pula memenuhi kebutuhan gizi
karyawan. Dampaknya adalah hari perawatan pasien menjadi lebih pendek dan biaya
perawatannya berkurang, sedangkan bagi karyawan akan berdampak terhadap meningkatnya
produktifitas kerja.
Agar pelayanan gizi rumah sakit dapat dilaksanakan secara optimal, diperlukan suatu
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Gizi Rumah Sakit bagi RS Hermina Solo yang dapat
dipakai sebagai acuan bagi para petugas dan manajemen rumah sakit agar kebutuhan gizi
pasien, karyawan maupun dokter dapat dipenuhi.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan pokok pelayanan gizi rumah sakit di RS Hermina Solo terdiri
dari Asuhan Gizi Pasien Rawat Inap, Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan dan Penyelenggaraan
Makanan. Untuk meningkatkan pelayanan paripurna kepada pasien dibentuk Tim Asuhan Gizi
yang bertugas menyelenggarakan pelayanan gizi di Rawat Inap, Rawat Jalan termasuk di klinik
gizi rawat jalan.
C. Batasan Operasional
Yang dimaksud dengan :
1) Pelayanan Gizi, adalah kegiatan yang dilaksanakan di rumah sakit untuk memenuhi
kebutuhan gizi baik di rumah sakit maupun rawat jalan dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan customer (pasien, karyawan, dan dokter)
2) Tim Asuhan Gizi, adalah sekelompok petugas rumah sakit yang terkait dengan gizi yang
terdiri dari dokter / dokter spesialis, nutrisionis, dietisien, dan perawat dari setiap unit
perawatan, yang bertugas menyelenggarakan asuhan gizi untuk memberikan pelayanan
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
BAB II
PELAYANAN GIZI RS HERMINA SOLO
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan
pasien berdasarkan keadaan klinik, status gizi dan status metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi
pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan
penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Seiring kondisi pasien semakin buruk
karena tidak diperhatikan keadaan gizinya.
Terapi gizi yang menjadi salah satu faktor penunjang utama penyembuhan tentunya harus
diperhatikan agar pemberian tidak melebihi organ tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme.
Pemberian diet pasien harus selalu dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan klinik pasien,
hasil pemeriksaan laboratorium, dan sebagainya.
Upaya pelayanan gizi di RS Hermina Solo yang diberikan bagi pasien, karyawan, maupun
dokter merupakan tugas dan tanggung jawab Urusan Pelayanan Gizi dan Tata Boga.
A. Visi
Pelayanan Gizi RS Hermina Solo merupakan unit pelayanan profesional yang
berorientasi kepada kebutuhan gizi pelanggan (pasien, dokter, karyawan) untuk menjaga
terciptanya pelayanan kesehatan yang efektif, aman dan ekonomis
B. Misi
1. Menyelenggarakan produksi dan distribusi makanan yang dapat menunjang aspek promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam mewujudkan program keselamatan pasien, dokter
dan karyawan RS Hermina Solo
2. Menyelenggarakan pelayanan gizi di rawat inap yang berorientasi pada kebutuhan gizi
pasien guna mempercepat proses penyembuhan
3. Melakukan penyuluhan dan konsultasi gizi untuk pasien di Instalasi Rawat Jalan dan Rawat
Inap
4. Melakukan kegiatan gizi terapan untuk meningkatan mutu pelayanan gizi
5. Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi petugas agar dapat memberikan pelayanan yang
profesional
C. Tujuan
1.
2.
Terselenggaranya penerjemahan dan evaluasi diet pasien sesuai dengan kebutuhan dan
keadaan pasien rawat inap
3.
Terselenggaranya penyuluhan dan konsultasi gizi kepada pasien rawat jalan dan rawat
inap tentang manfaat diet
4.
5.
e) Gudang harus dibuat anti tikus dan serangga. Jendela dan pintu perlu dipasang kaca,
pelindung tikus dan tempat masuk pipa harus ditutup semen.
f) Fasilitas sesuai dengan persyaratan gedung dan peraturan yang berlaku ditekankan pada :
a. Lantai, dinding dan langit-langit yang mudah dibersihkan
b. Penerangan yang memenuhi persyaratan kondisi kerja
c. Ventilasi yang cukup, suhu dan kelembaban
d. Memenuhi persyaratan anti kebakaran
g) Ada ruang penerimaan dengan fasilitas pemeriksaan mutu dan jumlah bahan makanan yang
langsung dipindahkan ke tempat penyimpanan.
h) Penyimpanan di lemari pendingin, hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut
Rak-rak dalam refrigerator harus diatur sedemikian rupa sehingga bahan makanan tidak
saling berdesakan.
Refrigerator harus berukuran memadai sehingga dapat digunakan secara baik dan mudah
dijangkau.
Dalam refrigerator hendaknya disediakan ruang yang memadai untuk meniris potonganpotongan dari freezer.
Makanan yang disimpan dalam refrigerator hendaknya diletakkan dalam wadah dengan
dasar tidak lebih dari 5 7,5 cm, sehingga makanan bisa cepat dingin dan mengurangi
pertumbuhan kuman.
Pada saat penyajian, suhu makanan dijaga di atas 65 0 C untuk makanan hangat dan 40 C
untuk makanan dingin.
F.
Gambar 1
MEKANISME PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT
Pasien Masuk RS
Tahap Penapisan
Tahap
Pengkajian
Ya
Pasien Berisiko
Masalah Gizi ?
Dirawat ?
Tidak
Pengkajian Diet
Ya
Dukungan Gizi
Perencanaan
Makanan Biasa
Tahap Intervensi/
implementasi
Terapi
Diet
Perencanaan
Makanan Khusus
Tidak
Tahap Monev
Pemantauan Asupan
Makanan
Pemantauan Asupan
Makanan
Konseling Gizi
(Klinik Gizi)
Ya
Ya
Masalah
Gizi ?
Penyuluhan
Gizi Umum
Penyesuaian
Diet ?
Tidak
Konseling gizi bagi
pasien pulang
Tidak
Tidak
Stop
Perlu
tindak
lanjut ?
Ya
Kunjuangan
Rumah
Sumber : Modifikasi dari Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit Tahun 1991
Penjelasan :
Gambar 1 tentang Mekanisme Pelayanan Gizi Rumah Sakit
Klien / pasien rumah sakit dibedakan dalam 2 (dua) kategori, yaitu :
1. Pasien Rawat Inap
Pada tahap penapisan dan pengkajian berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, antropometri,
laboratorium dan pemeriksaan lainnya, dokter akan menetapkan apakah pasien memerlukan
BAB III
KEGIATAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT
A. Penyelenggaraa Makanan
a
Pengertian
Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen, dalam
rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Dalam
hal ini termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi.
b Sasaran
Sasaran penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah konsumen / pasien maupun
karyawan. Sesuai dengan kondisi rumah sakit dapat juga dilakukan penyelenggaraan
makanan bagi pengunjung (pasien rawat jalan atau keluarga pasien). Dalam
penyelenggaraan makanan rumah sakit, standar masukan (input) meliputi biaya, tenaga,
sarana dan prasarana, metode, peralatan, sedangkan standar proses meliputi penyusunan
anggaran belanja bahan makanan, pembelian bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan
bahan makanan, persiapan bahan makanan. Sedangkan standar keluaran (output) adalah
mutu mekanan dan kepuasan konsumen.
c
menu, standar porsi, dan jumlah karyawan, dokter, pasien yang dirawat.
b. Anggaran belanja untuk bahan kering dibuat setiap 2 (dua) minggu sesuai kebutuhan
berdasarkan menu, standar porsi, dan jumlah karyawan, dokter serta asumsi pasien
yang dirawat.
c. Evaluasi anggaran belanja pelayanan gizi dilakukan dengan membandingkan dengan
anggaran belanja bulan lalu dan anggaran belanja RS/RSIA Hermina lain.
d. Anggaran belanja yang telah dibuat oleh Kepala Urusan Pelayanan Gizi dan Tata
Boga diajukan kepada Manajer Rumah Tangga dan disetujui oleh Wakil Direktur
Umum.
2.
Proses
Siapkan dan bersihkan bahan makanan yang akan diolah sesuai dengan ketentuan
Gunakan alat masak yang bersih, aman dan sesuai dengan standar peralatan
BAB IV
ORGANISASI DAN KETENAGAAN
A. Struktur Organisasi
Gambar 2
STRUKTUR ORGANISASI
BAB V
SARANA, PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
Agar pelayanan gizi dan tata boga di RS Hermina Solo dapat berjalan dengan lancar dan
optimal, maka perlu didukung dengan adanya sarana, peralatan dan perlengkapan yang memadai
baik untuk kegiatan pelayanan gizi di Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap maupun ruang di Urusan
Gizi dan Tata Boga.
A. Sarana, Peralatan dan Perlengkapan di Instalasi Rawat Jalan / Klinik Gizi
Tersedianya ruang Konseling Gizi di Instalasi Rawat Jalan RS Hermina Solo yang
dilengkapi dengan sarana berupa : Peralatan kantor yang terdiri dari meja, kursi konseling gizi,
kursi ruang tunggu, telepon, dan sebagainya.
Peralatan konsultasi yang terdiri dari lemari, food model dan contoh makanan segar,
formulir mengenai gizi, leaflet diet, poster, buku-buku pedoman tatalaksana program (ASI, Gizi
Buruk, Diabetes Melitus, dll).
Dan juga dilengkapi dengan peralatan antropometri guna mendapatkan data pasien
diantaranya adalah : Standar antropometri, alat ukur tinggi dan berat badan dewasa, alat ukur
panjang badan bayi/anak, timbangan bayi (beam balance scale), alat ukur lingkar lengan atas
(LILA), alat ukur lingkar kepala (LK), alat ukur tinggi lutut, dan formulir skrining (alat-alat
tersebut dilakukan tera secara berkala oleh badan meterologi).
B. Sarana, Peralatan dan Perlengkapan di Urusan Gizi dan Tata Boga
Fasilitas ruang yang dibutuhkan di Unit Gizi dan Tata Boga terdiri dari :
1. Tempat penerimaan bahan makanan.
Tempat/ruangan ini digunakan untuk penerimaan bahan makanan dan mengecek kualitas
serta kuantitas bahan makanan, tempat ini dilengkapi dengan timbangan yang digunakan
untuk melakukan penerimaan bahan makanan
2. Tempat/ruangan penyimpanan bahan makanan.
Penyimpanan bahan makanan terbagi atas 2 tempat, yaitu untuk gudang basah untuk
menyimpan makanan segar dimana di dalamnya terdapat frezzer dan chiller. Sedangkan
gudang kering digunkan untuk menyimpan bahan makanan kering dimana di dalamnya
terdapat rak yang digunakan untuk meletakkan bahan makanan kering.
3. Tempat persiapan bahan makanan
Tempat ini diperuntukkan bagi bahan makanan yang akan dipersiapkan berikut bumbu yang
harus dibersihkan, dicuci, dikupas, ditumbuk, digiling, dipotong, diiris dan lainnya sebelum
dilakukan proses pemasakan.
4. Tempat pemasakan dan distribusi makanan
Tempat pemasakan dilengkapi dengan cerobong asap di atas kompor dan perlatan yang
digunakan untuk proses pengolahan seperti kompor, blender, panci, penggorengan dsb.
Distribusi makanan dikelompokkan menjadi makanan biasa dan makanan khusus, kemudian
ditempatkan pada wadah yang berbeda yang terdiri dari kelompok nasi, sayuran, lauk pauk
dan makanan selingan serta buah. Saat mendistibusikan makanan gunakan trolley pemanas
BAB VI
SANITASI MAKANAN DAN KESELAMATAN KERJA
A. Sanitasi Makanan
1.
Pengertian
Sanitasi makanan merupakan salah satu upaya pencegahan yang menitik beratkan pada
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala
bahan yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama proses pengolahan, penyiapan, pengangkutan, penjualan sampai pada
saat makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada konsumen.
(Direktorat Hygiene dan Sanitasi, Ditjen Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular). Jadi hendaknya upaya ini harus dilakukan di Urusan Gizi dan Tata Boga RS
Hermina Solo sesuai dengan prosedur yang ada mengenai sanitasi.
2. Tujuan
Kegiatan ini ditujukan agar RS Hermina Solo dapat :
a. Menyediakan makanan yang berkualitas baik dan aman bagi kesehatan pasien, keluarga
pasien, karyawan dan dokter.
b. Menurunkan angka kejadian penularan penyakit atau gangguan kesehatan melalui
makanan.
c. Mewujudkan perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan makanan.
3. Pelaksanaan sanitasi makanan dalam penyelenggaraan makanan
a. Ruang pengolahan/ dapur harus dipelihara kebersihannya sesuai dengan ketentuan.
b. Tersedianya saluran limbah, sebagai pembuangan limbah makanan yang aman dari
binatang pengganggu.
c. Tersedianya air bersih dalam jumlah yang mencukupi sesuai standar mutu air dengan
melakukan kontrol air dan pest secara rutin sesuai ketentuan.
d. Alat pengangkut makanan dan minuman harus tertutup dan bahan mudah dibersihkan.
e. Rak penyimpanan bahan makanan harus mudah dipindahkan untuk memudahkan proses
pembersihan.
f. Peralatan yang kontak dengan makanan harus mudah dibersihkan, tidak mudah rusak
akibat zat asam/basa atau garam-garaman dan tidak terbuat dari logam yang berat dapat
menimbulkan keracunan.
g. Bahan makanan harus bermutu baik, masih segar, aman, utuh, tidak busuk, tidak kotor,
cukup matang (untuk buah).
h. Penanganan bahan makanan harus memperhatikan cara penanganan yang baik dan tepat
dengan memperhatikan pula persyaratan hygiene baik tenaga penjamah dan dalam
melakukan prosedur kerja.
4. Pengawasan sanitasi dalam penyelenggaraan makanan
a. Dilakukannya pemeriksaan kesehatan dan usap dubur/kulit secara berkala sesuai dengna
ketentuan terhadap tenaga penjamah makanan dan juga peralatan.
b. Melakukan kontrol kualitas bahan makanan melalui pest-control.
c. Dilakukan bongkar kecil dan bongkar besar secara rutin terhadap kebersihan ruangan /
BAB VII
PEMBIAYAAN MAKANAN
A. Perhitungan Biaya Bahan Makanan
1. Pengertian
Biaya makanan adalah biaya bahan yang dipakai untuk menghasilkan makanan yang
diperlukan.
2. Tujuan
a. Memudahkan dalam proses penyusunan anggaran belanja bahan makanan.
b. Adanya pengawasan dan pengendalian terhadap biaya bahan makanan.
c. Dapat melakukan penilaian terhadap prestasi kerja dalam proses pengadaan bahan
makanan.
Biaya bahan makan merupakan biaya variabel langsung, karena berhubungan langsung
dalam rangka proses produksi makanan yang dipengaruhi oleh jumlah porsi makanan yang
dihasilkan atau jumlah pasien yang akan dilayanani.
Penghitungan biaya bahan makanan di RS Hermina Solo telah diatur dalam prosedur
perencanaan kebutuhan bahan makanan dan penyusunan anggaran belanja.
B. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja
Perhitungan biaya tenaga kerja RS Hermina Solo telah diatur secara terkoordinasi oleh
Bagian Personalia yang meliputi gaji, tunjangan, lembur, bonus, dan lain sebagainya.
C. Perhitungan Biaya Overhead
Biaya overhead meliputi biaya barang dan biaya pemeliharaan. Pembelian barang yang
dimaksud adalah barang yang tidak tersedia di Unit Logistik RS Hermina Solo karena seluruh
barang yang diperlukan oleh Urusan Gizi dan Tata Boga termasuk alat tulis kantor, alat masak
maupun alat makan dan alat rumah tangga sebagian besar telah tersedia di Unit Logistik.
Sedangkan yang dimaksud biaya pemeliharaan di RS Hermina Solo adalah biaya yang
dikeluarkan untuk pemeliharaan alat yang rusak maupun perbaikan sekitar ruang Urusan Gizi
dan Tata Boga yang digunakan untuk kegiatan operasional penyelenggaraan makanan.
BAB VIII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN GIZI
A. Pencatatan dan Pelaporan
Merupakan serangkaian kegiatan pengumpulan data dan pengolahan data kegiatan
pelayanan gizi RS Hermina Solo dalam jangka waktu tertentu, untuk menghasilkan bahan bagi
penilaian kegiatan pelayanan gizi maupun untuk pengambilan keputusan. Hal ini tertuang dalam
prosedur Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Gizi di Ruang Rawat Inap.
B. Pengawasan Standar Porsi
a. Dilakukan penimbangan terhadap bahan makanan padat sebagai salah satu bentuk
pengawasan.
b. Dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur terhadap makanan cair atau setengah
cair.
c. Dilakukan proses pemotongan sesuai prosedur dan alat untuk bahan makanan atau jenis
hidangan yang harus dipotong.
d. Dilakukan pengukuran berdasarkan standar porsi dan resep untuk mendapatkan porsi yang
tetap (tidak berubah).
C. Pengawasan Harga
a. Dibuat format isian pelaksanaan pencatatan pelaporan yang baku untuk pengawasan,
misalnya bagi pasien, keluarga pasien, karyawan maupun dokter yang memesan makanan
akan dikenakan biaya sesuai harga per porsi makanan yang berlaku saat itu dalam bentuk
catatan bon. Kemudian lembar bon tersebut harus dibayar melalui kasir (Bagian Keuangan)
sesuai ketentuan atau prosedur yang berlaku.
b. Kalkulasi pemasukan dan pengeluaran bahan makanan berikut nilai rupiahnya terkoordinasi
di Bagian Keuangan RS Hermina Solo
D. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dimaksud adalah proses dimana RS Hermina Solo mengatur biaya
guna mencegah adanya pemborosan dari biaya yang dikeluarkan, dalam hal ini biaya bahan
makanan.
Urusan Gizi dan Tata Boga harus pintar dalam mengelola pemakaian bahan makanan dimana
cara menukar, mengubah atau mengganti makanan dengan bahan lain merupakan salah satu cara
pengendalian biaya dalam kegiatan perencanaan menu, pembelian, penerimaan dan pengolahan.
E. Indikator Keberhasilan Pelayanan Gizi Rumah Sakit
RS Hermina Solo dalam meningkatkan mutu pelayanan gizi dilakukan dengan adanya
penanganan keluhan pelanggan terhadap pelayanan gizi berdasarkan prosedur yang ada. Dan
melakukan monitoring serta evaluasi terhadap kegiatan pelayanan gizi sesuai prosedur yang
telah ditetapkan.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelayanan gizi di Instalasi Rawat Inap dilakukan kegiatan
pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi di ruang rawat inap sesuai prosedur yang telah
ditetapkan. Berdasarkan hal itu semua kemudian dilakukan evaluasi serta tindak lanjut terhadap
hasil temuan untuk bagaimana meningkatkan mutu daripada pelayanan gizi yang baik di
lingkungan RS Hermina Solo.
BAB X
PENUTUP
Buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Gizi Ruman Sakit di RS Hermina Solo
bertujuan untuk memberikan acuan yang jelas dan profesional dalam mengelola dan melaksanakan
pelayanan gisi yang tepat bagi pasien sesuai tuntutan masyarakat. Untuk itu pedoman ini betul-betul
dijadikan acuan bagi pelayanan gizi di RS Hermina Solo.
Materi-materi lain yang perlu dan dianggap dapat menjadi acuan dan belum terdapat
dalam pedoman ini dapat diajukan melalui hirarki dan ketentuan yang berlaku untuk dimasukkan
dalam tambahan buku pedoman ini.
BUKU RUJUKAN
1. Departemen Kesehatan RI, 2003
Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
Jakarta.
LAMPIRAN
1. Uraian Tugas di Urusan Pelayanan Gizi
2. Formulir Daftar Nama pasien Rawat Inap
3. Formulir Pemesanan Bahan Makanan
4. Formulir Permintaan Bahan Makanan gudang
5. Formulir Pembagian Menu Sehari untuk pasien diet khusus
6. Formulir Evaluasi
Lampiran 1
FORMULIR DAFTAR NAMA DAN DIET PASIEN
RUANG PERAWATAN .................................
TANGGAL : ..................................
NO
NO KMR
NAMA PASIEN
DIET
KET
Lampiran 2
PEMESANAN BAHAN MAKANAN PASIEN
RS HERMINA SOLO
JL KOLONEL SUTARTO NO 16 SURAKARTA
NO
JML
SATUAN
BIAYA
KETERANGAN
RS HERMINA SOLO
Jl. Kol Sutarto No. 16
Jebres Surakarta 57126
Telp: 0271-638989
Fax : 0271-644525
URT
.....................
.....................
.....................
.....................
.....................
BERAT
...................
...................
...................
...................
...................
............................
...........................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................
.....................
.....................
...................
...................
...................
Siang
............................
...........................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................
.....................
.....................
.....................
.....................
...................
...................
...................
...................
...................
Snack Sore
............................
...........................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................
.....................
.....................
...................
...................
...................
Malam
............................
...........................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................
.....................
.....................
.....................
.....................
...................
...................
...................
...................
...................
NO
1
WAKTU
Pagi
MENU
............................
...........................
Snack Pagi
Perawat
Pasien
Jakarta, ........................20....
Ahli Gizi
WAKTU
PAGI
SNACK
PAGI
SIANG
SNACK
SORE
SORE
SNACK
MALAM
PAGI
SNACK
PAGI
SIANG
SNACK
SORE
SORE
SNACK
MALAM
PAGI
SNACK
PAGI
SIANG
SNACK
SORE
SORE
SNACK
MALAM
PAGI
SNACK
PAGI
SIANG
SNACK
SORE
SORE
SNACK
MALAM
ngan :
s 100%
MAK.POKOK
1/2 : habis 50 %
NILAI GIZI
SNACK
ENERGI
(KKAL)
PORTEIN
(GRAM)
0 : tidak dimakan