TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar teori
II.1.1 Pengertian Pressure Drop
Pressure drop merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan penurunan
tekanan dari satu titik didalamsistem (misalnya aliran didalam pipa) ke titik yang lain yang
mempunyai tekanan lebih rendah. Pressure drop juga merupakan hasil dari gaya-gaya friksi
terhadap fluida yang mengalir didalam pipa, yang disebabkan oleh tahanan fluida untuk
mengalir (Geankoplis C. J., 1997).
Pressure drop didefinisikan sebagai perbedaan tekanan antara dua titik dari jaringan
pembawa cairan. Pressure drop terjadi dengangesekan kekuatan, yang disebabkan oleh
resistensi terhadap aliran, pada fluida yang mengalir melalui tabung. Penentu utama
resistensi
terhadap
aliran
fluida
adalah
pipa
dan
cairan viskositas. Pressure drop meningkat sebanding dengan gesekan gaya geser dalam
jaringan pipa. Sebuah jaringan pipa yang mengandung kekasaran relatif tinggi serta banyak
pipa fitting dan sendi, konvergensi tabung, divergensi, ternyata, kekasaran permukaan dan
sifat fisik lainnya akan mempengaruhi penurunan tekanan. Kecepatan tinggi aliran dan
/atau viskositas fluida tinggi menghasilkan penurunan tekanan yang lebih besar di bagian
pipa atau katup atau siku. Kecepatan rendah akan menghasilkan lebih rendah atau tidak ada
penurunan tekanan (wikipedia, 2013).
Suatu fluida dapat mengalir melalui pipa dengan cara yang berbedabeda, ketika
suatu fluida mengalir dalam pipa silinder dan velositasnya diukur pada jarak yang berbeda
dari dinding pipa ke pusat pipa, ini telah ditunjukkan bahwa keduanya beraliran laminer
dan turbulen. Dimana fluida dalam pusat itu berpindah lebih cepat daripada fluida yang
dekat dengan dinding. Dalam sejumlah aplikasi teknik, hubungan antara velositas ratarata(Vav) dalam pipa dan velositas maksimum(Vmax) itu sangat bergantung, karena dalam
beberapa masalah hanya Vmax pada titik pusat pipa yang diukur. Selanjutnya hanya
pengukuran satu titik hubungan antara Vmax dan Vav ini dapat digunakan untuk menetapkan
Vav. Velositas rata-rata itu lima kali velositas maksimum pada pusat pipa dimana ini
diberikan oleh kesetimbangan momentum shell untuk aliran laminer. Sedangkan untuk
aliran turbulen, velositas rata-ratanya itu delapan kali velositas maksimum.
(Geankoplis C. J., 1997)
II-1
Dimana :
= perbedaan tekanan dari titik 1 ke titik 2 (N/m2)
= densitas fluida (gr/ml)
= gravitasi (m/s2)
= ketinggian fluida h1 dan h2 (m)
Ketika suatu fluida mengalir dalam pipa silinder dan velositasnya diukur pada jarak
yang berbeda dari dinding pipa ke pusat pipa, ini telah ditunjukkan bahwa keduanya
beraliran laminer dan turbulen. Dimana fluida dalam pusat itu berpindah lebih cepat
daripada fluida yang dekat dengan dinding (Geankoplis C. J., 1997).
Jika fluida mengalir dalam pipa, belokan-belokan (elbow), katup-katup (valves) dan
tee, maka akan terjadi hambatan. Hambatan tersebut akan mengurangi tekanan, terutama
II-2
Panjang pipa((L)
Semakin besar panjang suatu pipa, maka semakin besar pula pressure dropnya.
LG 2 RT
DM
II-3
Dimana :
= faktor friksi fanning
= panjang pipa (m)
= kecepatan aliran (m/s2)
= diameter pipa (m)
(Geankoplis, 1997)
II-4
Jika semua kecepatan v1,v2 dan v2 semuanya sama, dari persamaan diatas
menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu :
Dimana :
= jumlah friksi
= perbedaan panjang pipa
(Geankoplis C. J., 1997)
II-5
Keterangan :
= friction loss dalam (J/kg)
= koefisien expansion loss = (1-A1/A2)2
= kecepatan masuk pada area yang lebih kecil (m/s)
= kecepatan downstream (m/s)
= 1 untuk aliran turbulen, untuk aliran laminer
(Geankoplis, 1997)
2. Sudden Contaction Losses
Ketika penampang dari pipa mengecil secara tiba-tiba, aliran tidak dapat
mengikuti sekitar sudut yang tajam, dan friction loss bertambah karena terjadi
pusaran.(Geankoplis, 1997)
Keterangan :
= friction loss
= 1 untuk aliran turbulen, untul aliran laminer
= kecepatan rata-rata pada daerah yang lebih kecil atau downstream
= koefisien kontraksi-loss (P1) = 0.55(1-A2/A1)2 untuk english unit bagian
kanan dibagi dengan faktor gc.
(Geankoplis C. J., 1997)
II.1.3.3 Losses in Fitting and valves
Sambungan pipa dan katup juga mengganggu jalur aliran dalam pipa yang
menyebabkan friction loss bertambah. Dalam sebuah pipa pendek dengan banyak
sambungan, friction loss akan lebih besar daripada pipa lurus. Friction loss untuk
sambungan dan katup diberikan sebagai berikut :
Dimana:
adalah friction loss coefficient dari sambungan dan valve, v1 adalah kecepatan rata-rata
pada kepala pipa untuk sambungan (Geankoplis C. J., 1997).
Frictional Loss, Kf
Elbow , 450
0,35
Elbow , 900
0,75
Tee
1
Return Bend
1,5
Coupling
0,04
Union
0,04
Gate Valve
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
I
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
0,17
4,5
9
225
6
9,5
2
300
475
100
70
2
7
Tabel II.1.1 Friction loss fitting
3500
100
350
Dimana :
D = Diameter pipa (m)
2. Wood (1966)
<0.04
Dimana :
II-8
Dimana :
D = Diameter pipa (m)
4. Churchill (1977)
Churchill menyatakan bahwa persamaannya mencakup untuk semua nilai Nre dan
Dimana :
Dimana:
D = diameter pipa (ft)
= kekasaran pipa (ft)
Nre = bilangan reynold
5. Chen (1979)
Chen juga menyatakan persamaan untuk factor friksi mencakup semua range dari R
dan k/D
II-9
(McCabe, 1993)
7. Blasius (1981)
Untuk Aliran turbulen yaitu bilangan Reynold lebih dari 4000 sampai 108 dan
lebih dari 0,00004-0,5
Dimana :
D = Diameter pipa (m)
II-10
Haaland (1983)
Persamaan ini berlaku untuk nilai Nre 2300 dan 4000
f=
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
I
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
Manadilli (1997)
Menyatakan persamaan ini berlaku untuk Nre berkisar antara 5235 sampai 108 dan
untuk nilai setiap
/D.
(McCabe, 1993)
b. Aliran Transisi
Untuk bilangan reynold diatas 2100 dan dibawah 4000, maka faktor friksi dihitung
dengan menggunakan persamaan :
c. Aliran Turbulen
Pada aliran turbulen seperti aliran laminer, faktor friksi juga tergantung pada
bilangan reynold. Bagaimanapun, tidak mungkin untuk diprediksi secara teori faktor friksi
Fanning untuk aliran turbulen seperti yang dilakukan pada aliran laminer. Faktor friksi
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
I
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
II-11
dimana AV = (P1 + P2) / 2. Juga, Nre menggunakan DG/, dimana G adalah kg/m2
dan konstan berdiri sendiri dari density dan velocity untuk gas.
P12 P22 =
P12 P22 =
4 fLG 2 RT
DM
4 fLG 2 RT
gc.DM
(SI)
(English)
digunakan
untuk
memprediksi
losses
dari
aliran
aliran
fluida.
II-13
Material
Riveted steel
Concrete
Ductile iron
Wood stave
Galvanized iron
Cast iron asphalt dipped
Cast iron uncoated
Carbon steel or wrought iron
Stainless steel
Fiberglass
Drawn tubing glass, brass,
plastic
Copper
Aluminium
PVC
Red brass
II-14
Absolute roughness
(in x 10-3)
36-360
12-120
102
3,6
6
4,8
10
1,8
1,8
0,2
0,06
0,06
0,06
0,06
0,06
Absolute roughness
(micron or m x 10-6)
915-9150
305-3050
2591
7,2
152
122
254
45
45
5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1. Manometer (M1-M12)
Manometer adalah suatu alat pengukur tekanan yang menggunakan kolom cairan
untuk mengukur perbedaan tekanan antara suatu titik tertentu dengan tekanan
atmosfer (tekanan terukur), atau perbedaan tekanan antara dua titik. Manometer adalah
alat yang dugunakan secara luas pada audit energi untuk mengukur perbedaan tekanan di
dua titik yang berlawanan. Jenis manometer tertua adalah manometer kolom cairan. Versi
manometer sederhana kolom cairan adalah bentuk pipa U yang diisi cairan
setengahnya(biasanya berisi minyak, air atau raksa) dimana pengukuran dilakukan pada
satu sisi pipa, sementara tekanan (yang mungkin terjadi karena atmosfir) diterapkan pada
tabung yang lainnya. Perbedaan ketinggian memperlihatkan tekanan yang diterapkan.
(scribd, 2013)
2. Fitting
Tee (T1-T20)
Tee adalah pemasangan pipa yang paling umum. Ini tersedia dengan semua
soket galur halus, semua soket las pelarut, atau dengan menentang soket las pelarut
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
II-15
I
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
pendek pipa
dengan outlet
menghubungkan pipa diameter yang berbeda atau untuk mengubah arah berjalan
pipa. Mereka terbuat dari berbagai bahan dan tersedia dalam berbagai ukuran.
Mereka banyak digunakan dalam jaringan pipa untuk mengangkut dua-fase
campuran cairan (wikipedia, 2013)
II-16
Union(U1-U15)
Sebuah union mirip dengan kopling, kecuali itu dirancang untuk
memungkinkan pemutusan cepat dan nyaman dari pipa untuk pemeliharaan atau
penggantian perlengkapan. Sementara kopling akan memerlukan baik pengelasan
pelarut, solder atau mampu memutar dengan semua pipa yang berdekatan dengan
kopling berulir, union menyediakan transisi yang sederhana, yang memungkinkan
koneksi mudah atau pemutusan setiap saat. Sebuah pipa union standar dibuat dalam
tiga bagian yang terdiri dari mur, pipa halus, pipa kasar (wikipedia, 2013)
Coupling
Kopling yang menghubungkan dua pipa satu sama lain. Jika ukuran pipa
tidak sama, pas dapat disebut kopling mengurangi atau peredam, atau adaptor.
Dengan konvensi, istilah "expander" umumnya tidak digunakan untuk coupler
yang meningkatkan ukuran pipa, sebaliknya "peredam" digunakan.
(wikipedia, 2013)
II-17
Elbow (E1-E12)
Aliran suatu fluida saat di elbow menjadi lebih turbulen, karena hal itu
akan cepat terjadi korosi dan erosi (wikipedia, 2013).
Pipa PVC
Polivinil klorida (IUPAC: Poli(kloroetanadiol)), biasa disingkat PVC,
adalah polimer termoplastik urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di dunia,
setelah polietilena dan polipropilena. Di seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang
diproduksi dipakai dalam konstruksi. Sebagai bahan bangunan, PVC relatif murah,
tahan lama, dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat lebih elastis dan fleksibel
dengan menambahkan plasticizer, umumnya ftalat. PVC yang fleksibel umumnya
dipakai sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik.
Secara kasar, setengah produksi resin PVC dunia dijadikan pipa untuk
berbagai keperluan perkotaan dan industri. Sifatnya yang ringan, kekuatan tinggi,
dan reaktivitas rendah, menjadikannya cocok untuk berbagai keperluan. Pipa PVC
juga bisa dicampur dengan berbagai larutan semen atau disatukan dengan
pipa HDPE oleh panas,menciptakan sambungan permanen yang tahan kebocoran
(wikipedia, 2013).
4. Pompa
Pompa yang digunakan dalam laboratorium adalah pompa sentrifugal. Salah
satu jenis pompa pemindah non positip adalah pompa sentrifugal yang prinsip
kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial
II-18
melalui
suatu
impeller
yang
berputar
dalam
casing.
Pompa
Centrifugal pump
Gaya centrifugal yang dihasilkan oleh alat ini akan melempar cairan yang ada
ke dinding pompa (casing), sehingga zat cair memiliki tenaga kinetik. Tenaga
ini diubah menjadi tenaga tekan sewaktu zat cair meninggalkan impeller.
Pompa centrifugal banyak digunakan di dalam industri karena :
Perencanaan mudah.
Pemakaian flexible.
Pemeliharaan mudah.
Kapasitas pompa ini bisa dengan kapasitas kecil (1 / jam) dengan head kecil
sampai mencapai 700.000 Gpm dengan head 319 ft.
Prinsip kerja centrifugal pump :
- Centrifugal pump terdiri dari impeller (sudu) berputar pada suatu as
(poros).
- Fluida masuk pompa pada pusat impeller dan dilemparkeluar dengan gaya
sentrifugal. Gaya sentrifugal yang dihasilkan akan melempar cairan yang ada
ke dinding pompa (casing), sehingga zat cair memiliki tenaga kinetik. Tenaga
ini dirubah menjadi tenaga tekan sewaktu zat cair meninggalkan impeller.
Berdasarkan design bentuk impeller maka pompa sentrifugal mempunyai
beberapa type, yaitu:
1. Radial type C.P
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
I
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
II-19
Proses kavitasi
Bila pompa sentrifugal beroperasi pada kapasitas yang besar maka tekanan zat cair
pada ujung sudu akan menurun. Apabila tekanan tersebut lebih rendah dari tekanan uap zat
zat cairnya (head) akan menyebabkan zat cairnya menguap dan membentuk butir butir
air (bubles). Sewaktu butir butir ini memasuki sudu, tekanannya akan naik, sampai
butiran tersebut pecah dan membuat suara bising proses tersebut disebut dengan kavitasi.
Proses ini dapat merusak performance atau unjuk kerja dari pompa yang akan
menyebabkan pompa akan menjadi rusak. Prose ini dapat dihindarkan dengan cara
menurunkan kapasitas pemompaan dan memperbaiki kondisi suction pompanya.
II-21
II-22