Rangkuman Manajemen Logistik
Rangkuman Manajemen Logistik
(Inventory Control)
PENDAHULUAN
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu
perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan
persediaan secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva lancar di satu
sisi dan pelayanan kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan persediaan ini
berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis ( operation, marketing, dan finance).
Sebuah perusahaan manufaktur tidaklah terlepas dari persoalan inventori yang
seringkali terjadi kesulitan. Kesulitan tidak hanya terjadi karena banyaknya kesalahan
manusia dalam mencatat tetapi juga kesulitan yang ditimbulkan karena tata letak yang
tidak diatur dengan baik. Pengaturan tata letak barang dalam gudang tidaklah mudah
jika dilakukan secara manual. Selain banyaknya proses keluar masuk barang,
kesulitan juga ditimbulkan oleh proses pencarian barang yang harus dikeluarkan dari
gudang.
Kesulitan kesulitan tersebut di atas bisa diatasi dengan adanya sistem
inventori yang baik serta pengaturan letak barang dalam gudang yang dilakukan
secara terkomputerisasi.
Penelitian mengenai sistem pengendalian persediaan telah menjadi satu fokus
penelitian yang menarik. Kondisi ini disebabkan karena faktor biaya persediaan
merupakan salah satu komponen biaya modal yang terbesar.
Beberapa penelitian mengenai persediaan ini antara lain yang dilakukan oleh
Tarim & Kingsman (2005) yang membahas mengenai sistem pengendalian persediaan
(R,s) pada lingkungan permintaan yang bersifat non stationary stochastic. Tang &
Grubbstrom (2005) membahas penentuan titik pemesanan kembali pada beberapa
pola distribusi, sedangkan Sven Axsater (2005) membahas mengenai kebijakan
continuos review (R,Q) dengan lead time permintaan yang berdistribusi normal.
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah
persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses
produksi maupun kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Tujuan utama dari
pengendalian persediaan adalah agar perusahaan selalu mempunyai persediaan dalam
jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam spesifikasi atau mutu yang telah
ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat terjamin (tidak terganggu).
ini
akan
mengakibatkan
tertundanya
kesempatan
memperoleh
keuntungan.
2. Konsumen membeli dari pesaing, dan kembali ke perusahaan (jika kebutuhan
mendesak dan masih setia). Hal ini akan menimbulkan kehilangan
kesempatan memperoleh keuntungan selama persediaan tidak ada.
3. Yang terparah jika pelanggan membeli dari pesaing dan terus pindah menjadi
pelanggan pesaing, artinya kita kehilangan konsumen.
Selain biaya di atas dikenal juga biaya pemesanan (ordering cost) yaitu biayabiaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan sejak penempatan
pesanan sampai tersedianya bahan/barang di gudang. Biaya-biaya tersebut antara
lain : biaya telepon, biaya surat menyurat, biaya adminisrasi dan penempatan
pesanan, biaya pemilihan pemasok, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya
penerimaan dan pemeriksaan bahan/barang.
Pengertian dan Jenis-jenis Persediaan
Persediaan (inventory) adalah bahan-bahan atau barang (sumberdayasumberdaya organisasi) yang disimpan yang akan dipergunakan untuk memenuhi
tujuan tertentu, misalnya : untuk proses produksi atau perakitan, untuk suku cadang
dari peralatan, maupun untuk dijual. Walaupun persediaan hanya merupakan suatu
sumber dana yang menganggur, akan tetapi dapat dikatakan tidak ada perusahaan
yang beroperasi tanpa persediaan.
Berdasarkan kepada fungsinya persediaan dikelompokkan menjadi:
1. Lot-size-inventory, yaitu persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih
besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Cara ini dilakukan dengan tujuan
: memperoleh potongan harga (quantity discout) karena pembelian dalam jumlah
yang besar, dan memperoleh biaya pengangkutan per unit yang rendah.
2. Fluctuation stock, merupakan persediaan yang diadakan untuk menghadapi
permintaan yang tidak bisa diramalkan sebelumnya, serta untuk mengatasi
berbagai kondisi tidak terduga seperti : terjadi kesalahan dalam peramalan
penjualan, kesalahan waktu produksi, kesalahan pengiriman.
3. Anticipation Stock, yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan yang dapat diramalkan seperti mengantisipasi pengaruh musim,
dimana pada saat permintaan tinggi perrusahaan tidak mampu menghasilkan
sebanyak jumlah yang dibutuhkan. Disamping itu juga persediaan ini ditujukan
untuk mengantisipasi kemungkinan sulitnya memperoleh bahan sehingga tidak
menggangu operasi perusahaan.
4.
Berdasarkan bentuk fisiknya, Persediaan dapat dibedakan menjadi 5 jenis persediaan,
yaitu:
1. Bahan baku adalah barang-barang berwujud (seperti : kayu, tanah liat, besi)
yang akan digunakan dalam proses produksi. Barang tersebut bisa diperoleh
dari sumber alam, dibeli dari para pemasok, atau dibuat sendiri untuk
dipergunakan dalam proses selanjutnya.
2. Komponen adalah bagian produk yang diperoleh dari perusahaan lain yang
secara langsung akan dirakit.
3. Bahan pembantu adalah barang atau bahan yang dipergunakan di dalam
proses produksi, akan tetaapi tidak merupakan bagian daari produk akhir.
4. Barang dalam proses atau barang setengah jadi, adalah seluruh barang /
bahan yang telah mengalami pengolahan (merupakan hasil dari suatu proses)
akan tetapi masih harus mengalami pengolahan lebih lanjut untuk siap
menjadi produk jadi.
5.
Barang jadi adalah seluruh barang yang telah mengalami pengolahan dan
telah siap di jual kepada konsumen.
MODEL-MODEL PERSEDIAAN
Model Persediaan Deterministik (Deterministic Inventory)
Definisi Inventori
Stok barang dalam suatu waktu yang merupakan aset nyata (tangible asset)
yang dapat dilihat dan diukur.
Sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih lanjut.
Tipe Inventori
Bahan Mentah (Raw material)
Work-in-progress
Komponen atau part
Barang jadi
Fixed Order Size Models
Economic order quantity
Production order quantity
Quantity discount
Incremental discount
Batch Type Production System
Fixed Order Interval System
Tujuan:
Minimasi Total Inventori Cost yaitu Menentukan Economic Order Quantity.
oleh FW. Harris sejak tahun 1914. Model ini dapat dipergunakan baik untuk
persediaan yang dibeli maupun yang dibuat sendiri, dan banyak digunakan sampai
saat ini karena penggunaannya relatif mudah. Model ini mampu untuk menjawab
pertanyaan tentang kapan pemesanan/pembelian harus dilakukan dan berapa banyak
jumlah yang harus dipesan agar biaya total (penjumlahan antara biaya pemesanan
dengan biaya penyimpanan) menjadi minimum.
Economic Order Quantity adalah jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk
dilaksanakan pada setiap kali pembelian.
Persoalan sebenarnya dalam EOQ, yaitu:
1. Berapa jumlah yang harus dipesan.
2. Berapa lama waktu interval antara pesanan pertama dengan pesanan berikutnya
yang akan mendatangkan biaya minimal.
Model EOQ dapat diterapkan , apabila:
1. Permintaan produk konstan, seragam, independen dan dikatehui.
2. Tingkat persediaan diketahui dan bersifat konstan.
3. Harga perunit produk adalah konstan.
4. Biaya pemesanan per-unit pertahun (H) adalah konstan.
5. Biaya pemesanan per-pesanan (S) adalah konstan.
6. Waktu antara pesanan dilakukan dengan barang-barang diterima (Lead Time, L)
adalah konstan.
7. Tidak terjadi kekurangan bahan.
Dalam gambar berikut ini dapat dilihat tingkat pemesanan optimal terjadi pada
saat biaya penyimpanan sama dengan biaya pemesanan.
Biaya
Biaya Total
Biaya penyimpanan
Biaya
Min.
Biaya pemesanan
Kuantitas
0
2SD
H
2SD
hc
Ket:
S = biaya pemesanan
H = biaya simpan perunit/tahun
h = % biaya simpan
c = harga barang / unit
F = frekwensi pemesanan
D
EOQ
d = permintaan perhari
d
D
jumlah hari kerja
EOQ
(Q)
kuantitas
ekonomis
TC
H.Q
S.D
c.D
2
Q
RoP d L
Contoh:
Diketahui
Demand (D) = 250.000 unit, hari kerja = 250 hari
Biaya penyimpanan (H) = Rp. 50,-/komp/th
Biaya pemesanan (S) = Rp. 25.000,-/ pesan
8
L = 10 hari
Tentukan EOQ, Reorder point, dan total biaya persediaannya!
Jawab
EOQ
2SD
H
(2 35.000 250.000
50
17.500.000.000
50
350.000.000
18.708 unit
D
hari kerja
250.000
250
1000 unit/hari
RoP d L
1000 10
10.000 unit
H.Q
S.D
2
Q
50 18.708
35.000 250.000
2
18.708
Rp. 935.414
TC
K
t
k-K
Gambar 1.3 EOQ dengan back order
2.S.D
2.S.D
H
B
BH
HB
B
Ket:
I
TC
H.I 2
S.D
Q-C
B.
2Q
Q
2Q
EOQ (Q)
=
kuantitas ekonomis
D
F C Q - I
EOQ (Q)
surplus persediaan
H = biaya simpan
S = biaya pesan
10
11
Lead time tetap dan diketahui (Lead time is constant and know)
4. Harga per unit tergantung kepada kuantitas (Unit cost depent on quantity)
5. Biaya penyimpanan proporgsional dengan rata-rata tingkat persediaan (Carrying
cost depends linearly on the average level of inventory)
6. Biaya pemesana per pesanan tetap (Ordering/setup cost per order is fixed)
7. Hanya satu item yang dikendalikan (The item is a single product)
Dalam rangka mencari biaya terendah dengan menggunakan model ini
dimasukan biaya pembelian untuk mencari biaya total, secara matematis ditulis :
D
QH
TC = --- S + ----- + c.D
Q
2
Ket :
= harga barang
12
13
Ket:
2.D.S
P
P-D
TC
H.Q P - d S.D
.
2
P
Q
14
persediaan
berusaha
mencapai
keseimbangan
diantara
terpenting
pemisahan
wilayah
dan
distribusi
terpadu
yang
16
wilayah,
decoupling,
penyeimbangan
penyediaan
dengan
17
dianggap luas tetapi tidak dalam. Karena tingginya biaya lokasi tokonya, maka
pengecer itu akan mengutamakan perputaran atau kecepatan penjualan.
2. Resiko persediaan grosir
Risiko grosir itu lebih sempit, tetapi lebih dalam dan lebih daripada risiko para
pengecer. Pedagang grosir membeli dalam jumlah besar dari para pengusaha dan
menjualnya dalam jumlah jumlah kecil kepada para pengecer. Alas an ekonomis
dari grosir ini adalah kemampuannya untuk menyediakan segolongan barang yang
dihasilkan oleh berbagai pengusaha. Sering kali apabila produknya adalah musiman,
grosir ini terpaksa mengadakan posisi persediaan jauh jauh hari sebelum musim
penjualan, sehingga meningkatkan kedalaman dan lamanya risikonya. Salah satu
risiko terbesar grosir adalah perluasan garis produk sampai mencapai titik dimana
keluasan risiko persediaannya mendekati risiko pengecer, sedangkan kedalaman dan
lamanya risikonya tetap khas grosir.
3. Risiko persediaan pengusaha
Bagi pengusaha pembuat ( manufacturer ) risiko persediaan itu mempunyai
demensi lamanya jangka waktunya. Komitmen persediaan pengusaha berawal pada
bahan mentah dan suku cadang komponen, termasuk barang yang sedang dikerjakan,
dan berkhir pada barang jadi. Walaupun pengusaha itu mungkin lebih sempit garis
produknya dibandingkan dengan pengecer atau grosir, namun komitmen persedian
pengusaha itu relative lebih dalam dan lebih lama waktunya.
UNSUR UNSUR KEBIJAKSANAAN PERSEDIAAN
Pengembangan kebijaksanaan yang sehat merupakan bidang tersulit dalam
seluruh manajemen persediaan. Titik pusat dari perumusan kebijaksanaan adalah
penentuan rata rata komitmen persediaan. Rata rata persediaan itu terdiri dari
produk jadi, bahan mentah, komponen komponen, dan barang barang yang sedang
dikerjakan yang tahan beberapa waktu dalam fasilitas logistic. Dilihat dari sudut
kebijaksanaan, tingkat persediaan yang tepat itu haruslah ditentukan untuk masing
masing fasilitas. Rata rata persediaan itu terdiri dari persediaan dasar dan
persediaan pengaman.
Persediaan dasar adalah bagian dari rata rata persediaan yang diperoleh dari
proses pengisian kembali. Rata rata persediaan yang ditahan sebagai hasil dari
proses pesanan itu dinamakan persediaan dasar. Istilah lain yang lazim digunakan
18
untuk ini adalah lot size stock. Berdasarkan perumusan pesanan kembali ini, rata
rata persediaan dasar itu adalah sama dengan setengah kwantitas pesanan.
Pengawasan persediaan adalah suatu prosedur mekanis untuk melaksanakan
suatu kebijaksanaan persediaan. Aspek accountability dari pengawasan ini akan
mengukur berapa unit yang ada ditangan pada suatu lokasi tertentu dan terus
mengikuti penambahan dan pengurangan terhadap kwantitas dasar itu.
Walaupun pengawasan persediaan yang efektif itu adalah esensial bagi kelancaran
operasi, namun masalah masalah pengawasan biasanya menimbulkan gangguan
atau kegagalan untuk mencapai sasaran sasaran karena masalah masalah
kebijaksanaan yang tidak sesuai.
IDENTIFIKASI BIAYA PERSEDIAAN
Oleh karena persediaaan itu menyangkut segala aspek dari operasi logistic,
maka
pemeliharaannya.
1. Biaya Pemeliharaan
Secara tradisional rekening rekening yang termasuk kedalam biaya
pemiliharaan persediaan adalah rekening pajak, penyimpanan, modal, asuransi, dan
kekunoan. Biaya yang berkenaan dengan pajak dan asuransi itu relatif mudah
menentukan. Biaya asuransi adalah pembayaran langsung yang didasarkan atas
taksiran resiko atau exposure selama suatu jangka waktu. Biaya pajak adalah
pengenaan langsung yang biasanya didasarkan atas persediaan yang ditahan pada hari
tertentu dari tahun itu, atau rata rata persedian selama suatu jangka waktu,
bergantung pada peraturan yang berlaku setempat. Biaya penyimpanan haruslah
dialokasikan pada produk produk tertentu, karena ia tidak langsung pada nilai
persediaan. Bergantung pada type fasilitas gudang yang dipakai, negeri atau swasta.,
maka total biaya penyimpanan itu mungkin langsung atau mungkin harus dihitung
biayanya.
Biaya kekunoan (obsolescence cost) dihitung berdasarkan pengalaman yang
telah lampau. Type kekunoan yang penting dalam perencanaan persediaan adalah
rusaknya produk selama dalampenyimpanan yang tidak ditutup oleh asuransi.
Kekunoan juga dapat diperluas sehingga meliputi pula kerugian pemasaran apabila
suatu produk menjadi kuno dalam hal modelnya. Harus diperhatikan, untuk tidak
memasukkan biaya yang tidak langsung berkaitan dengan keputusan biaya kekunoan
19
ini hendaklah berhati-hati dan hendaklah terbatas pada kerugian langsung yang
berkaitan dengan penyimpanan.
Aspek paling kontroversial dari biaya pemeliharaan adalah berapa biaya yang
tepat untuk modal yang ditanamkan. Biaya pemeliharaan persediaan itu menyangkut
pertimbangan manajemen, penaksiran, penugasan, dan tingkat tertentu pengukuran
langsung.
2. Biaya Pemesanan
Biaya penempatan suatu peanan itu terdiri dari seluruh biaya pengawasan
persediaan, persiapan pemesanan, komunikasi pesanan, pembaharuan aktivitas, dan
pengawasan manajerial. Sama dengan biaya pemeliharaan, biaya pemesanan ini
dihitung untuk masing-masing unsur biaya sampai diperoleh suatu total biaya
penempatan pesanan (order) tersebut.
Banyak sekali perbedaan terdapat diantara berbagai organisasi mengenai
biaya-biaya apa yang termasuk ke dalam biaya penempatan suatu pesanan. Unsur
yang penting adalah meliputi semua biaya yang dimasukkan dari biaya tetap dan
biaya variable. Sekali total biaya penempatan pesanan ini telah ditaksir, maka asumsi
yang lazim adalah mempertahankannya berapapun banyaknya pesanan yang
ditempatkan selama suatu periode perencanaan.
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai strategi manajemen persedian di lembaranlembaran sebelumnya, kita dapat mengetahui dan mengatur serta melakukan
pengawasan persediaan sebelum kita mengalami kekurangan bahan mentah ataupun
kelebihan bahan mentah, yang mana masing-masingnya dapat memberikan kita
dampak yang dapat meningkatkan biaya dan mengurangi laba. Oleh sebab itu, strategi
persediaan ini sangat penting dan jangan sampai ada yang terlupakan.
20
21
Di produksi perusahaan yang harus di angkut ke berbagai pasar .selain itu manajemen
logistic
harus mengetahui dimana asalnya pemintaaan sehingga dapat menempatkan dan
menyimpan
produk dgn jumlah yang tepat di setiap area pasar.pengambilan keputusan tanpa
keyakinan
akan kurang optimal karma sangatlah sulit untuk menyediakan sumber-sumber diantara
aktivitas
logistic tanpa mengetahui jenis produk dan jasa yg akan di perlukan
22
23
Pengemasan
yang
pantas
dapat
memudahkan
penyimpanan
dan
24
produk
bisa
mengakibatkan
kemunduran
atau
hentinya
jalur
Memelihara sumberpersediaan.
Mengatasi perbedaan ruang ran waktu yang berada diantara produsen dan
konsumen.
25
Pesanan skala kecil dari sejumlah supplier dikirimkan ke gudang konsolidasi yang
dekat dengan supplier sehingga LTL (Least-than-truckload) dapat digunakan bila
perlu dalam jumlah sedikit dan sisanya digunakan untuk waktu jangka panjang dari
gudang ke Perusahaan.
Faktor utama yang mempengaruhi sifat dasar dan pentingnya pergudang, yaitu:
Waktu
Waktu merupakan salah satu unsure terpenting dalam keefektifan pergudangan.
Kualitas
Kualitas sama pentingnya dengan ketetapan waktu, dan pemakai pelayanan gudang
sekarang mengharapkan hasil yang mendekati kesempurnaan
Perhatiaan
Perhatiaan pada gudang merupakan perbaikan produktivitas asset.
10. Purchasing(procurement)
Purchasing berhubungan dgn pembelian actual material dan segala aktivitas
Yg berhubungan dgn proses pembelian.
Tujuan Purchasing
26
27
meningkatkan
pertukaran
persediaan
tetapi
akan
data
finansial
mempengaruhi
kemampuan
atau
meningkatkan
konfigurasi
pusat
distribusi,
persediaan,
mendata
kendali
mengubah
tingkatan
tingkatan
pelayanan
pelanggan?
Berapa
biaya
penanganan persediaan?
4. Jenis transportasi apa yang diinginkan?
29
pengemasan
produk
apa
yang
seharusnya
digunakan?
8. Sistem
proses
pemesanan
apa
yang
seharusnya
diotomatisasikan?
9. Jaringan distribusi apa yang seharusnya digunakan?
Penetuan kontribusi produk didasarkan pada bagaimana
pengaruh pendapatan, biaya, dan laba bila produk diberikan
untuk dijual. Biaya-biaya yang tidak mempengaruhi dianggap
tidak mempengaruhi dianggap tidak berhubungan dengan
permasalahan diatas.
Contoh: Biaya yang relevan dengan biaya pergudangan dan
penjualan produk.
Biaya yang tidak relevan adalah biaya overhead dengan
armada truk pribadi.
Memecahkan Masalah Ketidak Cukupan Data Biaya
Salah satu kesulitan memperoleh biaya-biaya logistic
adalah penggabungannya pada satu seri account natural
30
daripada
fungsinya.
Account
natural
digunakan
untuk
Budgets
Control over
Logistic cost can be
Accounplished by
Productivity
standard
31
32
Philosophy
intuition
Investigation
Standar
Performance
acceptable
Compare
Standar
=actual
End
Varience
analysis
Prosedur
manajemen.
Varienc
e
penggunaan
standar
significa
nt
Performance
Not acceptable
Infestigate
Action
require
d
Performance
Not controllable
End
Take
proper action
33
Chnge process
Revise standar
B. Praktik-praktik Anggaran
Penggunaan biaya-biaya standar kadang-kadang tidak
tepat karena hanya cocok untuk mengendalikan. Praktiknya ada
situasi dimana tugas-tugas sifatnya tidak berulang atau
pengukuran unit pekerjaan sulit dibuat. Untuk masalah ini,
praktik-praktik
anggaran
bisa
diterapkan.
Keberhasilan
34
hanya
jika
system
yang
tercatat
dapat
keberhasilan
pelaksanaan
anggaran
fleksibel
logistic
dapat
dikendalikan
dengan
35
Contoh
operasional
pergudangan
menggunakan
rasio
36
produktivitas
mungkin
membandingkan
hubungan
apa
seharusnya.
Tanpa
logistic
adalah
pelayanan
pelanggan
37
PURCHASING (PROCUREMENT)
PENDAHULUAN
Purchasing pada umumnya berhubungan pada pembelian aktual material dan
segala aktivitas yang berhubungan dengan proses pembelian baik secara hand to hand
maupun secara elektronik (e- procurement). Menurut Wikipedia e- procurement
38
adalah pembelian business to business (B2B) dan penjualan barang dan jasa melalui
internet maupun sistem sistem imformasi dan jaringan lain, seperti Elektronik Data
Interchange (EDI) dan Enterfrise Resource Planing (ERP).
TUJUAN PURCHASING
1. Memberikan aliran material persedian dan pelayanan yang berkesinambungan
yang dibutuhkan untuk menjalankan organisasi.
2. Meminimalkan investasi persediaan dan kerugian.
3. menjaga dan memperbaiki kualitas.
4. Menemukan atau mengembangkan kemampuan supplie.
5. Menstandarisasi , dimana kemungkinan barang dibeli.
6. Pembelian barang yang diperlukan dan pelayanan pada tingkat biaya total
terendah.
7. Mengembangkan posisi organisasi yang kompetitif.
8. Mencapai keharmonisan hubungan kerja yang produktif dengan area
fungsional lainnya dalam organisasi.
9. Menyempurnakan sasaran pembelian pada kemungkinan tingkat biaya
terendah.
Peranan Strategi Purchasing ( The Strategic Role of Purchasing )
Purchasing dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan strategik organisasi
melalui salah satu perannya sebagai fungsi boundry spanning organisasi.
Akses menuju pasar Ekternal (access to external Market )
Melalui kontak ekternal dengan pasar supply, purchasing dapat memperoleh
informasi mengenai teknologi baru, material baru dan pelayanan yang
berpotensial, sumber persediaan baru, dan perubahan kondisi dalam pasar
sehingga dapat merancang strategi organisasi untuk bersaing di pasaran
.
Perkembangan supplier dan Manajemen Hubungan ( supplier develoment and
Relation ship Management)
Purchasing dapat membantu mendukung keberhasilan strategik organisasi
dengan pengidentifikasian dan pengembangan supplier yang baru maupun
yang telah ada. Melibatkan supplier sejak awal pengembangan produk dan
jasa baru atau modifikasi yang telah ada dapat mengurangi masa
39
40
Situsi Pembelian
1. Situasi pesanan rutin ( Routine Order Situations ).
Meliputi situasi di mana produk telah dibeli beberapa kali sebelumnya dan
dimana pesanan rutin atau prosedur sudah umum.
2. Situasi masalah prosedural ( Procedural Problem Situations )
41
KESIMPULAN
mengenai purchasing(procurement) pada lembaran lembaran sebelumnya,
kita dapat mengetahui bagai mana cara kita atau perusahaan untuk melakukan suatu
pembelian yang mana sebelum dilakukan pembelian tersebut kita harus mengetahui
faktor dan situasi pembelian. Oleh karena itu purchasing ini sangat berperan di suatu
perusahaan dan perperan dalam management logistik ini.
42
Activity Based Costing System (Sistem ABC) merupakan suatu sistem analisis
biaya yang berbasiskan pada aktivitas. Sistem ini dapat digunakan pada proses
pengambilan keputusan baik yang sifatnya stratejik maupun yang sifatnya
operasional. Pada sistem ABC, analisis biaya dilakukan pada seluruh biaya
yang terjadi pada organisasi. Sistem ABC juga berfungsi sebagai sistem
informasi biaya yang dapat diperuntukkan bagi segala jenis organisasi baik
manufaktur, jasa, perdagangan, organisasi publik maupun organisasi laba.
Pada sistem ABC, aktivitas merupakan titik pusat dari kegiatan. Informasi
mengenai aktivitas, dicatat, diukur dan disediakan di dalam data dasar.
Aktivitas dapat terjadi pada berbagai organisasi, termasuk organisasi publik.
Oleh karena itu sistem ABC dapat diterapkan pada berbagai organisasi
termasuk organisasi publik. Sistem ABC tidak hanya terfokus pada
perhitungan satuan biaya jasa ataupun produk tetapi memiliki cakupan yang
lebih luas yaitu pengurangan biaya yang diperoleh dari pengelolaan aktivitas.
Pengelolaan aktivitas akan sejalan dengan pengendalian biaya. Pengurangan
biaya pada sistem ABC dapat dilakukan terhadap seluruh biaya yang terjadi,
baik pada bagian awal aktivitas, proses produksi maupun pada tahap akhir
dari suatu rangkaian aktivitas.
A. FALSAFAH SISTEM ABC
Fokus utama pada sistem ABC adalah pada aktivitas yang terjadi. Setiap
aktivitas akan menimbulkan biaya dan biaya yang terjadi dapat dikelola
melalui pengelolaan aktivitas. Pada sistem ini selalu terdapat hubungan kausal
antara pemicu biaya dengan aktivitas. Sistem ABC merupakan sistem
informasi biaya berdasarkan padaaktivitas yang terjadi dan mmemasukan
komponen konsumen kedalam model sistem imformasi biaya.
yang
diselenggarakan
sehingga
memungkinkan
organisasi
Jadi hal penting yang perlu diingat pada sistem ABC adalah kemampuan
sistem ini untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan aktivitas.
Aktivitas jasa yang terdapat pada organisasi yang memberikan layanan bagi
unit-unit result producing activities. Sebagai contoh: aktivitas pemeliharaan
sarana listrik, aktivitas pengelolaan keuangan, aktivitas pengelolaan sumber
daya manusia.
B. TAHAPAN PERHITUNGAN UNIT COST PAKETPELAYANAN
penting.
Peranan
Komite
Medik
sangat
penting
dalam
44
Unit cost pelayanan kesehatan yang dihasilkan merupakan salah satu aspek yang
menjadi pertimbangan dalam menentukan tarif paket pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh Balai Kesehatan.
C. Adapun tahapan perhitungan unit cost paket pelayanan tersebut adalah:
1. identifikasi aktivitas
2. organisasikan aktivitas ke dalam pusat biaya
3. identifikasi biaya elemen utama
4. analisis hubungan antara aktivitas dengan biaya
5. identifikasi pemicu biaya
D. Identifikasi aktivitas
Yang dimaksud dengan identifikasi aktivitas pada tahap ini adalah melakukan
pemetaan terhadap berbagai aktivitas yang dilaksanakan oleh Balai Kesehatan
untuk menghasilkan layanan kesehatan bagi konsumen / pasien. Tahapan ini
penting dilakukan karena tahapan ini akan menghasilkan informasi secara
rinci mengenai berbagai proses yang terjadi di dalam Balai Kesehatan untuk
menghasilkan layanan kesehatan.
termasuk juga identifikasi pelayanan luar gedung bila memang layanan ini
dilaksanakan oleh Balai Kesehatan
Tahap ini merupakan salah satu tahapan yang penting karena penilaian
hubungan aktivitas dengan biaya menjadi salah satu dasar pertimbangan untuk
melakukan pembebanan biaya kepada aktivitas. Untuk dapat mengetahui
biaya satuan satu jenis pelayanan kesehatan sesuai dengan falsafah utama
pada sistem ABC maka terdapat dua tahapan pembebanan yaitu:
45
Pada tahap analisis ini dilakukan pemilahan biaya untuk setiap sumber daya
dan setiap biaya yang dipilah, ditelusuri pusat biayanya. Untuk dapat
melakukan tahap ini terlebih dahulu digambarkan hubungan antara aktivitas
dengan biaya sumber daya dan antara aktivitas dengan jenis pelayanan
kesehatan yang diterima oleh pasien, seperti terlihat pada gambar di bawah
ini:
Berikut contoh hubungan antara pusat biaya dengan biaya yang terjadi untuk
menyelenggarakan pelayanan medis di Balai Kesehatan:
DAFTAR PUSTAKA
Chase, Richard B., Thomas J Aquilano, Production and Operations Management, A
Life Cycle Approach, Homewood, Illionis
46
Education Inc.,
47