Anda di halaman 1dari 23

1

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN AIR


Diajukan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah fisiologi hewan air

DINDING SEL DAN RIBOSOM


disusun oleh:
Kelompok 10 Kelautan

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015

DINDING SEL DAN RIBOSOM

disusun oleh:
Faisal Rahman Nuradha
Rizki Dimas Permana
Maria Hutabarat
Shendy Aditya Anggara
Kikin Sodikin
Nelman Sitio
Wulan Cendra P
Isnan Fazri Pangestu
Rizqi Koesoema A
Hilda Heryati
Selvita Nurani
Maulida Ranintyari
Adrian Muhamad

230210120014
230210120026
230210120030
230210120031
230210120035
230210120041
230210120042
230210120044
230210120050
230210120052
230210120061
230210120062
230210120069

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan banyak kesempurnaan, kenikmatan, serta anugerah yang begitu besar sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Fisiologi Hewan Air ini yang kami beri
judul Dinding Sel dan Ribosom.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami
definisi dasar, struktur dan fungsi dari bagian sel, yaitu bagian dinding sel dan ribosom.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kedua
orang tua, dosen mata kuliah Fisiologi Hewan Air, serta rekan-rekan mahasiswa sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Pepatah berkata, Tak ada gading yang tak retak. Tidak ada manusia yang
sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata. Kami menerima segala
kritik dan saran yang dapat membuat kami menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Jatinangor, September 2015
Penyusun

DAFTAR ISI
BAB

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................

I.

PENDAULUAN
1
2

II.

Latar Belakang...................................................................
Tujuan................................................................................

1
1

ISI
1 Dinding Sel........................................................................
1 Struktur Dinding Sel....................................................................
2 Fungsi Dinding Sel......................................................................
3 Dinding Sel pada Makhluk Hidup...............................................
2 Ribosom.............................................................................
1 Struktur Ribosom.........................................................................
2 Fungsi Ribosom...........................................................................
3 Letak Ribosom.............................................................................
4 Biogenesis Ribosom....................................................................
5 Sifat Ribosom..............................................................................

III.

iii

2
3
5
6
8
9
11
12
13
16

PENUTUP
1

Kesimpulan........................................................................

18

DAFTAR PUSTAKA.................................................................

19

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Mahluk hidup dalam tubuhnya tersusun atas sel hidup yang berjumlah sangat banyak.

Mulai dari mahluk hidup sederhana seperti virus yang bersel satu hingga manusia yang
mempunyai sel yang lebih rumit yang mempunyai sifat-sifat fungsional tersendiri.
Unit dasar penyusun tubuh mahluk hidup, mulai dari virus hingga manusia adalah sel,
dan tiap-tiap organ tersebut merupakan kumpulan sel0sel yang tidak sama, yang bersamasama digabungkan oleh struktur penyokong interasel. Tiap-tiap jenis sel secara khusus
beradaptasi untuk melakukan suatu fungsi tertentu, seperti contohnya sel-sel yang
menyusun lamela pada insang yang memiliki fungsi sebagai tempat pertukaran gas dan juga
pertukaran ion-ion serta air.
Sel yang hidup sebagai unit dasar penyusun tubuh mahluk hidup dapat tumbuh, hidup
dan melakukan fungsi-fungsi khususnya selama tersedia oksigen, glukosa, berbagai ion,
asam amino dan asam lemak yang sesuai dalam lingkungan internal sel. Sel sendiri
merupakan unit terkecil dari mahluk hidupm baik secara struktural dan fungsional. Sebagai
suatu sistem terkecil, sel mempunyai andil dalam menyusun tubuh suatu organisme yang
sangat besar, juga dalam menyokong kehidupan suatu organisme, karena kehidupan dapat
ditunjang dengan keberedaan sel yang jumlahnya banyak sekali atau dapat juga dikatakan
semua unsur bernyawa dikatakan sebagai sel.
Oleh karena itu, sel berperan begitu penting bagi tubuh ini, walaupun strukturnya
begitu sangat kecil karena merupakan struktur terkecil daari mahluk hidup. Dalam makalah
ini akan dibahas mengenai definisi pengertian dasar mengenai dinding sel dan ribosom,
struktur beserta dengan fungsinya pada mahluk hidup.
1.2

Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami

definisi dasar, struktur dan fungsi dari bagian sel, yaitu bagian dinding sel dan ribosom.

BAB II
ISI
2.1

Dinding Sel
Dinding sel adalah organel yang penting dan berbeda, hadir dalam tumbuhan, bakteri,

alga dan jamur. Dinding sel juga dapat ditemukan dalam beberapa archaea. Meski
ukurannya kecil, dinding sel melakukan sejumlah fungsi yang membentuk dasar proses
kehidupan tanaman.Dinding sel merupakan sebuah membran yang terbentuk pada bagian
luar dari membran sel yang berperan sangat penting dalam membentuk struktur sel yang
kaku, memberi kekuatan dan perlindungan kepada sel terhadap tekanan mekanik. Dinding
sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk
membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur),
dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda. Hewan dan protista
kebanyakan tidak memiliki dinding sel.
Pada dinding sel ada bagian yang tidak menebal, yaitu bagian yang disebut noktah.
Melalui noktah ini terjadi hubungan antara sitoplasma satu dengan yang lain yang disebut
plasmodesmata. Plasmodesmata berupa juluran plasma, yang berfungsi menjadi pintu
keluar masuknya zat. Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang
bebas, layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dindingdinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur
dan fungsi sel sendiri. Dinding sel juga dapat mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam
sel. Dinding sel adalah bagian sel yang merupakan struktur seperti dinding, berfungsi untuk
melindungi dan memisahkan bagian dalam sel dari lingkungan luar sel.

Gambar 1. Dinding Sel


Sumber: www.sridianti.com
Struktur penyusun dinding sel yang dominan adalah fosfolipid dan protein.
Fosfolipid memiliki dua lapisan, setiap molekul fosfolipid mempunyai kepala dan ekor,
kepala hidrofilik (suka air) dan ekor bersifat hidrofobik (takut air). Sedangkan protein
merupakan struktur yang penting untuk aktifitas biologis dari dinding sel. Pada dinding sel
juga terdapat karbohidrat dan kolesterol. Dinding sel pada tumbuhan harus sangat kuat.
Berat pada sebuah pohon misalnya, ditopang oleh dinding sel yang hidup dan mati dari akar
tumbuhan. Materi struktural primer dari dinding sel tumbuhan adalah selulosa, terikat
dalam suatu matriks karbohidrat dan protein.
2.1.1 Struktur Dinding Sel
Pada dasarnya dinding sel tumbuhan merupakan bagian paling luar dari sel
tumbuhan. Dinding sel merupakan salah satu yang menunjukan perbedaan antara tumbuhan
dan hewan. Karena hanya tumbuhan saja yang hanya memiliki dinding sel, sedangkan
hewan tidak memiliki dinding sel..
Pada dasarnya dinding sel tumbuhan tersusun atas serabut serabut panjang dan keras
yang masing masing terbenam dalam matriks protein dan polisakarida. Serabut serabut ini
umumnya tersusun atas selulose (selulosa), dan matriksnya sebagian besar tersusun atas
hemiselulose (hemiselulosa) dan pectin. Molekul selulosa tersusun atas rangkaian linear
ribuan unit glukose. Setiap rangkain linear yang berbentuk sebagai pita ini masing masing

dihubungkan oleh ikatan hidrogen sehingga terbentuk agregat panjang yang tersusun dari
60-70 molekul selulose membentuk mikrofibril. Mikrofibril ini dikelilingi oleh rantai
selulose yang padat tetapi memiliki jumlah lebih banyak.

Gambar 2. Struktur dinding sel


Sumber: www.belajarbiologi.com
Dinding sel tumbuhan setelah mengalami pertumbuhan sekunder akan membentuk
tiga lapisan yaitu lamela tengah, dinding primer dan dinding sekunder.

Lamela tengah adalah lapisan dinding sel yang memiliki fungsi sebagai lem atau
perekat untuk membentuk jaringan tumbuhan. Lamela tengah tersusun dari zat kitin.
Terjadi lignifikasi pada lamela tengah tumbuha berkayu atau penambahan zat lignin

yang akan menguatkan atau membuat tumbuhan lebih kaku dan kokoh..
Dinding primer adalah bagian dinding sel yang dibentuk paling awal dan selama sel
tumbuhan dalam fase perkembangan. Lapisan dinding sel ini disusun oleh selulosa,
hemiselulosa, dan pectin. Pada dinding primer ini terkadang ditemukan lignin.
Dinding sekunder adalah lapisan yang terletak dibagian dalam dari dinding sel

primer tumbuhan (lihat gambar struktur dinding sel tumbuhan). Lapisan yang terbentuk
setelah terjadi pertumbuhan ini mengandung zat selulosa, lignin dan hemiselulosa dan
tidak mengandung lignin.

2.1.2 Fungsi Dinding Sel


Fungsi dari dinding sel itu sendiri adalah :
1) Dinding sel memberikan bentuk pada sel tumbuhan.
2) Ini menanamkan kekakuan sel
3) Fungsi dinding sel sebagai penghalang untuk masuknya patogen (virus, bakteri,
jamur dan protozoa) ke dalam sel.
4) Ini memberikan perlindungan kepada protoplasma terhadap kerusakan mekanikal.
5) Dinding sel menjaga tidak bisa masuk atau keluar dari bahan sel.
6) Dinding sel berfungsi sebagai apoplast (difusional bebas di luar membran plasma)
yang permeabel terhadap air dan mineral terlarut di dalamnya.
7) Plasmodesmata atau jembatan sitoplasma antara sel-sel yang berdekatan
menghasilkan protoplasma kontinum disebut simplas. Simplas berguna dalam
sinkronisasi mengaktivasi sel.
8) Pertumbuhan dinding sel memungkinkan sel untuk memperbesar ukuran.
9) Dinding sel mengembangkan dukungan mekanik untuk tumbuhan untuk menahan
gaya gravitasi.
10) Pertumbuhan sel dimungkinkan hanya bila dinding sel mengalami ekstensi.
11) Dindin sel juga melawan tekanan osmotik.
12) Dinding sel mencegah pecahnya sel pada endosmosis.
13) Tekanan turgor, menyeimbangkan dengan tekanan dinding, memberikan dukungan
ke organ halus seperti daun dan bunga.
14) Suberin diendapkan pada dinding endodermal (strip casparian) membuat akar
endodermis sebagai sebuah pos pemeriksaan biologis.
15) Silika, mineral lainnya dan deposit organik yang terdapat pada dinding sel
permukaan rumput dan tumbuhan lainnya melindungi mereka dari serangan jamur
dan herbivora.
16) Kutin, lilin dan suberin melindungi permukaan tumbuhan dari hilangnya transpirasi
air yang berlebihan dalam bentuk uap.
17) Pori-pori tapis (sieve pores) yang terdapat dalam dinding melintang unsur tapis
(sieve elements) membantu dalam bagian jarak jauh dari bahan makanan.
18) Dinding trakeid dan pembuluh khusus untuk memungkinkan transportasi jarak jauh
dari getah.
19) Selulosa, hemiselulosa dan pektin yang terdapat pada dinding dieksploitasi secara
komersial.
5

20) Dinding sel dalam beberapa kasus memiliki peran dalam pertahanan dan senjata
dengan cara membuat duri.
2.1.3 Dinding Sel pada Makhluk Hidup
A. Dinding Sel pada Tumbuhan
Dinding sel tanaman melakukan fungsi penting seperti menyediakan bentuk,
kekuatan tarik dan perlindungan dan juga membantu sel mengalami tekanan tugor untuk
mempertahankan tekanan isi sel. Dinding sel memiliki ukuran tebal sekitar 0,1 m. Dinding
sel tanaman terutama terdiri dari selulosa.Selulosa adalah makro-molekul yang paling
melimpah di Bumi.
1) Lapisan Dinding Sel
Dinding sel pada tumbuhan terdiri dari tiga lapisan yaitu:
a. Lamela tengah, merupakan lapisan yang kaya pektin. Lapisan terluar ini
berfungsi sebagai penghubung antara sel-sel tanaman yang berdekatan dan saling
menempelkannya.
b. Dinding sel primer, umumnya tipis dan fleksibel. Dinding sel primer terbentuk
sementara sel tumbuh.
c. Dinding sel sekunder, merupakan lapisan tebal yang terbentuk dalam dinding sel
utama setelah sel menjadi dewasa. Dinding sel sekunder tidak ditemukan di
dalam semua jenis sel dan hanya ditemukan di dalam pembuluh kayu.

Berikut adalah tabel perbedaan antara dinding sel primer dan dinding sel sekunder:
Karakteristik

Dinding Sel Primer

Dinding Sel Sekunder

Fleksibilitas dan ekstensibilitas

Tinggi

Rendah

Ketebalan

Dinamis

Statis

Susunan mikrofibril

Acak

Sejajar

Kadar selulosa

Rendah

Tinggi

Kadar hemiselulosa

50%

25%

Kadar lipid

5-10%

Sedikit / tidak ada

Kadar protein

5%

Rendah

Pertumbuhan

Multinet

Aposisi

2) Komposisi Dinding Sel


Di dalam dinding sel primer pada tumbuhan mengandung sebagian besar
karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Selulosa mikrofibril terhubung untuk
membentuk jaringan selulosa, yang tertanam dalam matriks pektin. Hemiselulosa yang
paling umum di dinding sel adalah xyloglukan. Dinding sel tumbuh dengan mekanisme
yang disebut asam pertumbuhan.
Dinding sel sekunder berisi berbagai macam senyawa tambahan yang mengubah sifat
mekanik dan permeabilitas. Membentuk kayu yang meliputi:
1.

Selulosa, 35-50%

2.

Xylan, 20-35%, sejenis hemiselulosa

3.

Lignin, 10-25%, yang merupakan polimer fenolik kompleks yang menembus ruang

di dinding sel antara selulosa, hemiselulosa, dan komponen pektin. Fungsinya untuk
mengendalikan air dan memperkuat dinding.
Dinding sel tumbuhan juga mengandung banyak enzim seperti glukosida yang
tergolong dalam enzim esterase. Dinding sel dalam jaringan tanaman beberapa juga
berfungsi sebagai tempat penyimpanan untuk pertumbuhan kebutuhan tanaman dan
karbohidrat yang dapat dipecah dan proses untuk memasok metabolik.
B. Dinding Sel pada Ganggang
Dinding sel pada ganggang mengandung polisakarida dan berbagai glikoprotein.
Senyawa lainnya yang mungkin terkandung di dalam dinding sel ganggang adalah
sporopollenin dan ion kalsium. Dinding sel pada ganggang hijau-biru mengandung peptida,

hemiselulosa dan selulose, kadang kadang berlendir. Dinding sel dari beberapa ganggang hijau
biru memiliki substansi yang bervariasi seperti -e-diaminopilemic dan asam muramic yang juga
ditemukan di dinding sel bakteri gram-negatif.

C. Dinding Sel pada Jamur


Kebanyakan jamur memiliki dinding sel yang terdiri dari kitin dan polisakarida.
Jamur tidak memiliki selulosa di dinding sel mereka. Dinding sel jamur terdiri dari
beberapa lapisan yaitu:
1.

Lapisan kitin

2.

Lapisan -1,3-glucan

3.

Lapisan mannoprotein

2.2

Ribosom
Ribosom adalah salah satu organel yang berukuran kecil dan padat dalam sel yang

berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri
atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau
RNP). Organel ini menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu
protein) menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses translasi. Di dalam
sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada retikulum endoplasma kasar, atau
pada membran inti sel.
Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam amino.
Ribosom sering disebut sebagai dogma sentral, yaitu merupakan DNA yang digunakan
untuk membuat RNA, yang kemudian akan digunakan untuk membuat protein. Ribosom
merupakan satu satunya organel sel yang diketahui hingga saat ini tidak memiliki membran
plasma atau selaput. Hal ini disebabkan karena ribosom merupakan organel terkecil. Untuk
membuat membran (selaput) harus terdiri dari lipid (lemak) dan protein, sedangkan pada
ribosom hanya terdapat protein.
Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih besar daripada yang lain. Mengikat
subunit kecil untuk mRNA, sedangkan mengikat subunit yang lebih besar kepada tRNA
dan asam amino. Walaupun terdapat 2 jenis ribosom yang berbeda tempat, tetapi kedua
8

kategori ribosom tidak memiliki perbedaan struktur. Kedua subunit tersebut mengandung
rRNA (ribosomal RNA) dan protein. Untuk melihat sub unit kecil tersebut dibutuhkan
teknik khusus dalam mikroskop elektron.

Gambar 3. Small Unit Ribosom dan Large Subunit Ribosom


Sumber: www.belajarbiologi.com
2.2.1 Struktur Ribosom
Ribosom merupakan organel berupa padatan yang tidak memiliki membran dan
berukuransangat kecil (20-25 nm). Ribosom tersusun sebagian besar atas RNA
(Ribonucleic Acid) sekitar 60% dan protein sebesar 40%. RNA ribosom (rRNA) disintesis
didalam nukleolus inti sel dan diekspor serta difungsikan di sitoplasma. Ribosom berfungsi
sebagai alat untuk sintesis protein. Ribosom yang bekerja menyintesis protein berada dalam
suatu unit yakni gabungan antara sub unit besar dan sub unit kecil. Kedua sub unit tersebut
berhubungan dalam suatu ikatan yang distabilkan oleh ion magnesium.
Ribosom merupakan organel berbentuk butiran kecil (nucleoprotein) berukuran 17-20
m yang tersebar di dalam sitoplasma dan ada yang melekat pada permukaan eksternal dari
Retikulum Endoplasma. Pada dasarnya, ribosom eukaryot berukuransedikit lebih besar
daripada ribosom prokaryot.

Gambar 4. Struktur Ribosom


Sumber: www.klisma.com
Secara tiga dimensi, sub unit besar ribosom dapat digambarkan seperti mempunyai
tangan berjumlah tiga, sedangkan pada sub unit kecil ribosom tidak memiliki tonjolan yang
mirip tangan tersebut. Kedua sub unit hanya bergabung ketika melaksanakan fungsinya
dalam sintesis protein.
Di dalam ribosom diketahui terdapat 3 bagian yang memiliki fungsi tersendiri, yaitu
bagian E (exit site), bagian P (peptidil site), dan bagian A (aminoacyl site). Bagian/situs P
merupakan tempat pengikatan tRNA yang membawa rantai polipeptida yangsedang
tumbuh, situs A merupakan tempat pengikatan tRNA yang membawa asam amino yang
akan ditambahkan pada rantai polipeptida, sedangkan situs E merupakan tempat keluarnya
tRNA yang sudah terdeasilisasi.
Terdapat dua macam persebaran butiran nucleoprotein pada permukaan ribosom.
Butiran

nukleoprotein

yang

tersebar

bebas

pada

sitoplasma

disebut

ribosom

bebas,sedangkan butiran nukeloprotein yang menempel pada permukaan reticulum


endoplasma disebut ribosom terikat. Ribosom bebas berperan dalam proses sintesisenzim,
sedangkan ribosom terikat berfungsi dalam sintesis protein.
Ukuran ribosom ditentukan dengan analisis sedimentasi. Ribosom seperti banyak
makromolekul dan perakitan multimolekul berukuran sangat besar dan sangat sukar untuk
ditentukan beratnya. Suatu cara untuk mengukur yaitu dengan mengukur kecepatan

10

pengendapan pada larutan padat (sering digunakan sukrosa) dengankekuatan sentrifugasi


700.000 gr atau lebih. Koefisien sedimentasi ini dinyatakan sebagai nilai S (S = unit
Svedberg).
2.2.2 Fungsi Ribosom
Ribosom merupakan tempat pembuatan protein, sel yang memiliki laju sintesis
protein yang tinggi akan memiliki jumlah ribosom yang sangat banyak. Ribosom memiliki
beberapa fungsi yang sangat penting dan mempunyai peran tersendiri dalam pembentukan
sebuah sel. Fungsi utama dari ribosom tersebut yaitu untuk memproduksi dan juga
mensintesis zat protein dan sesuai dengan urutan asam amino sebagaimana ditentukan
dalam RNA messenger yang ada di dalam sel. Pada ribosom yang terdapat dalam
sitoplasma, otomatis fungsi tersebut hanya bekerja di dalam sitoplasma saja dan manfaat
yang diberikan hanya berguna di dalam bagian sitoplasma. Kemudian pada ribosom yang
terikat pada bagian retikulum endoplasma biasanya memproduksi protein dan
menyebarkannya hingga ke luar bagian sel sehingga manfaatnya bukan hanya berfungsi di
dalam sel akan tetapi menyebar luas.
Seluruh tahap di dalam proses produksi dan sintesis protein yang dilakukan pada
bagian organel ribosom, baik di dalam sitoplasma ataupun retikulum endoplasma biasa
disebut dengan dogma sentral. Kemudian di dalam sel, ribosom berada di dua wilayah
sitoplasma. Beberapa ribosom ditemukan tersebar di sitoplasma (disebut sebagai ribosom
bebas), sementara yang lain yang melekat pada retikulum endoplasma (ribosom terikat).
Dengan demikian, permukaan retikulum endoplasma ketika terikat dengan ribosom disebut
retikulum endoplasma kasar (RER). Kedua ribosom bebas dan ribosom terikat memiliki
struktur yang sama dan bertanggung jawab untuk produksi protein.
Mengenai fungsi utama ribosom, mereka memainkan peran perakitan asam amino
untuk membentuk protein tertentu, yang pada gilirannya sangat penting untuk
melaksanakan kegiatan sel. pertama menghasilkan RNA (messenger RNA atau mRNA)
oleh proses transkripsi DNA, setelah itu pesan genetik dari mRNA diterjemahkan menjadi
protein selama terjemahan DNA.
11

Untuk lebih tepatnya tentang sintesis protein oleh ribosom, urutan untuk perakitan
asam amino selama sintesis protein yang ditentukan dalam mRNA. MRNA disintesis dalam
nukleus kemudian diangkut ke sitoplasma untuk kelanjutan lebih lanjut dari sintesis protein.
Dalam sitoplasma, dua subunit ribosom mengikat sekitar polimer mRNA dan protein
sintesis dengan bantuan RNA transfer (tRNA), sesuai dengan kode genetik. Ini seluruh
proses sintesis protein juga disebut sebagai dogma sentral.
Biasanya, protein disintesis oleh ribosom bebas digunakan dalam sitoplasma itu
sendiri, sementara molekul protein yang diproduksi oleh ribosom terikat diangkut luar sel.
Mengingat fungsi utama dari protein ribosom dalam membangun, dapat dimengerti bahwa
sel tidak dapat berfungsi tanpa ribosom.
2.2.3 Letak Ribosom
Ribosom terdapat dalam sitoplasma dan mempunyai fungsi yang amat penting dalam
suatu sel berukuran kecil dengan bentuk bulat, ribosom dapat di temukan pada sel
eukariotik maupun sel prokariotik, kemudian ribosom juga ada yang bebas dan ada juga
yang terikat pada membran retikulum endoplasma.

Gambar 5. Letak Ribosom


Sumber: www.google.com

12

Berikut ini pengertian masing-masing kategori ribosom tersebut, yaitu:

Ribosom bebas merupakan struktur sel yang tersebar luas pada bagian sitoplasma.
Ribosom terikat merupakan struktur ribosom yang umumnya menempel pada
bagian retikulum endoplasma atau biasa disebut dengan retikulum endoplasma
kasar alias RER.
Ribosom juga sering di sebut bintik palade karna pertama kali di temukan oleh palade

selain tu juga karna di dalamnya di temukan Ribonucleic Acid (RNA) dan di sebut juga
sebagai granula RNA, ribosom dapat menyebar di seluruh sitoplasma sel, ada yang berderet
dan ada juga yang bergerombol (polisom), selain itu ada yang menempel pada sistem
membran, speerti pada membran endoplasmik retikulum, atau pada membran inti sebelah
luar. Ribosom terdiri dari ribosom 80-S, terdiri dari 2 submit yaitu ribosom 40-S dan 60-S.

Gambar 6. Sebaran Ribosom dalam Sel


Sumber: www.google.com
2.2.4 Biogenesis Ribosom
Biogenesis ribosom adalah proses pembentukan sub-unit ribosom. Pada sel
prokariotik terjadi di bagian sitoplasma dengan berbagai transkripsi dari operon gen
ribosom, sedang pada sel eukariotik proses biogenesis terjadi baik di sitoplasma maupun di
nucleolus. Biogenesis ribosom adalah proses yang sangat kompleks dan juga diatur ketat
dan berhubungan erat dengan kegiatan selular lain seperti pertumbuhan dan pembelahan.
Pada sel eukariotik, biogenesis ribosom memerlukan aktivitas dari ketiga RNA
polimerase. RNA polimerase II mensintesis pre-mRNA protein ribosom dan faktor

13

tambahan yang terlibat dalam biogenesis ribosom, RNA polimerase III menghasilkan
prekursor untuk 5S rRNA ribosomal (rRNA), dan RNA polimerase I (RNA Pol I)
menghasilkan

prekursor

umum untuk rRNA 5.8S, 18S dan 25S

(ragi) /

28S

(mamalia).Biogenesis pada sel eukariotik dan prokariot berbeda. Proses biogenesis pada sel
eukariotik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Lebih kompleks
Waktu lebih panjang
Pembentukan 18S dan 28S rRNA terjadi di nucleolar organizer
Pembentukan 5S rRNA terjadi di sisi luar nukleolus

Proses biogenesis pada sel prokariotik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Gen RNA yang mengkode untuk 5S, 23S dan 16S rRNA ribosom secara ketat

bergerombol di wilayah kromosom dan yang hadir hanya dalam beberapa salinan.
Gen ribosom berada dalam operon tunggal yang ditranskripsi sebagai satu unit,
yang segera secara langsung dibentuk molekul RNA dari DNA dan langsung

terbentuk ribosom.
A. Proses Pembentukan Ribosom
Pembentukan ribosom pada eukariot :
Pembentukan sub unit ribosom ditandai melalui tiga tahap peristiwa yaitu
transkripsi rRNA, prosesing rRNA dan perakitan ribosom.
1. Transkripsi rRNA Prazat (bakal/prekursor) ribosom adalah 45S rRNA yang
ditranskripsi dengan bantuan enzim RNA polimerase I dari gen-gen rRNA yang
berada dalam loop DNA daerah nukleolus yang disebut NOR ( Nucleolus Organizer
Regions atau Daerah Pembentukan Nukleolus). NOR terdiri dari kopi gen-gen
berganda yang merupakan pencetak untuk transkripsi rRNA. Gen-gen yang terletak
dalam rangkaian yang saling dipisahkan oleh spacer DNA yang panjangnya
bervariasi. Pada sel eukariot hasil transkripsi adalah 45S rRNA.
2. Prosesing rRNA Pengolahan Pre rRNA hasil transkrip rDNA adalah pre 45S RNA.
Pre RNA mengalami metalisasi ,dipotong dan ukuran-nya direduksi menjadi tiga

14

unit yang lebih kecil 18 S; 5,8 S; 28S rRNA dan prosesing 5S rRNA yang berasal
dari luar NOR.
RNA 45S hasil transkripsi bergabung dengan protein (RNP), tetapi tidak semua
molekul kompleks tersebut menjadi bagian dari sub unit ribosom yang lengkap. Ada berapa
protein yang dilepaskan seperti pada sintesis RNA. Nukleoptioda kembali ke kelompok
nukleolar dan digunakan kembali. Protein yang di tahan selama proses kemudian bagian
sub unit yang sempurna disebut protein ribosom.
Pemutusan kompleks RNP secara enzimatis menghasilkan 3 kelompok Frakmen,
yaitu :
a. Frakmen pertama (1), berisi spacer RNA nukleolar protein (spacer RNA dihasilkan
dari transkripsi rDNA dan bukan spacer DNA diantara gen). spacer RNA di
hidrolisis dan nukleolar protein yang bebas kembai pada kumpulannya.
b. Fragmen kedua (2), berisi suatu kompleks dari RNA 18S dan protein Ribosom
tertentu yang akhirnya menghasilkan sub unit ribosom 40S dalam sitoplasma.
c. Fragmen ketiga (3), berisi RNA 28S dan 5,85 dan protein ribososm yang bergabung
dengan RNA 5S hasil transkripsi gen rDNA ekstra nukleolar. Kompleks ini ada di
dalam inti menghasilkan sub unit 60S dalam sitoplasma.
Seperti halnya pada gen gen untuk RNA 45S, gen gen RNA 5S ekstra nukleolar
terdapat dalam kelipatan dua.
B. Proses Pembentukan Poliribosom pada Prokariotik
Pada bakteri, gen-gen coding RNA untuk 5S, 23S, dan 116S rRNA berada di
sepanjang kromosom dan terdiri dari sejumlah kopian gen-gen. Oelh karena itu, gen-gen
ribosom merupakan operon tunggal yang ditranskripsikan sebagai unit menjadi molekul
RNA yang dibentuk langsung dari DNA. (De Robertis, 1975:391).
Laurine (2011) menyatakan proses pembentukan poliribosom tersebut antara lain sebagai
berikut:
1. Mula-mula mRNA yang keluar dari nukleus menempel pada ribosom 30S dengan
perantara IF1, IF2, IF3 dan GTP (guanosin tripospat).

15

2. Setelah menempel pada ribosom 30S, maka terbentuklah kompleks permulaan.


tRNA akan mengikat asam amino yang terdapat didalam sitoplasma, sebelum asam
amino diikat oleh tRNA terlebih dahulu asam amino diaktifkan dulu oleh ATP dan
dipengaruhi oleh enzim aminosil sintetase dan dihasilkan aminoasil adenosin
monopospat (AA-AMP) dan pospat anorganik (P).
Kode dari mRNA tidak hanya dibaca oleh sebuah ribosom saja tetapi oleh banyak
ribosom. Hal ini mengakibatkan terbentuknya poliribosom ( penggabungan
ribosom 30S dan ribosom 50S) menjadi ribosom 70S.
2.2.5 Sifat Ribosom
Ribosom merupakan partikel yang padat terdiri dari ribonukleoprotein. Ribosom ada
yang tersebar secara bebas di sitoplasma da nada yang melekat pada permukaan external
dari merman Retikulum Endoplasma. Ribosom adalah organel yang memungkinkan
terjadinya sintesa protein. Adapun struktur ribosom memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips.


Pada teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal, tegak lurus

pada sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi berbeda.
Dengan ultrasentrifugasi yang menurun pada kedua sub unit ribosom tersebut dapat
dipisahkan sehingga dapat penyusunnya dapat dideterminasis. Sub unit-sub unit

berasosiasi secara tegak iurus pada bagian sumbu dalam aiur yang memisahkannya.
Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit
Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah 70S untuk
keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk yang kecil).
Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan ribosom (60S untuk sub unit besar

dan 40S untuk yang kecil).


Dimensi ribosom serta bentuk menjadi bervariasi. Pada prokariot, panjang ribosom
adalah 29 nm dengan besar 21 nm. Dan eukariot, ukurannya 32 nm dengan besar 22
nm.

16

Pada prokariot sub unitnya kecil, memanjang, bentuk melengkung dengan 2


ekstremitas, memiliki 3 digitasi, menyerupai kursi. Pada eukariot, bentuk sub unit
besar menyerupai ribosom E. coli.

17

BAB III
SIMPULAN
Berdasarkan pemaparan yang sudah dipaparkan tentang dinding sel dan ribosom,
dapat ditarik kesimpulan bahwa dinding sel merupakan organel yang penting dan
merupakan sebuah membran yang terbentuk pada bagian luar dari membran sel yang
berperan sangat penting dalam membentuk struktur sel yang kaku dan tahan terhadap
tekanan mekanik. Pada umumnya dinding sel tersusun atas serabut panjang dan keras yang
masing-masing terbenam dalam matriks protein dan polisakarida. Serabut serabut ini
umumnya tersusun atas selulose (selulosa), dan matriksnya sebagian besar tersusun atas
hemiselulose (hemiselulosa) dan pectin. Fungsi dari ribosom antara lain sebagai
perlindungan dari kerusakan mekanikal. Pada sel juga terdapat ribosom yang merupakan
organel berukuran kecil dan padat dengan tidak memiliki membran dalam sel yang
berfungsi sebagai tempat sintesis protein

18

DAFTAR PUSTAKA
Alberts, B., D.Bray, J.Lewis, M.Raff, K. Roberts and J.D. Watson. (2008). Molecular
biology of the cell, 5th edition. New York: Garland Publishing.
Anonim. 2014. Struktur dan Fungsi Ribosom pada Eukariota dan Prokariota. kliksma.com.
Diakses pada tanggal 9 September 2015
Anonim. 2015. Fungsi Dinding Sel. Fungsi.web.id/2015/04/fungsi-dinding-sel.html diakses
pada Hari Rabu, 9 September 2015 pukul 15.27 WIB
Biologi/Neil A.Campbell, Jane B.Reece lawrencee G. Mitchell et all edisi ke 5 (lima)jakarta: erlangga, 2002.
Campbell, Reece, & Mitchell. (2004). Biologi edisi kelima-jilid 1. Jakarta: Erlangga.
De Roberitis. (1975). Cell biology 6th edition. London: W.B. Saunders Company.
Lucia, MS. (2006). Buku ajar biologi sel. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Page, David S dan Soendoro, R. 1989. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta : Erlangga.
Patobiologi Molekuler I ketut Sudiana jakarta:salemba medika, 2008
Sridianti. 2015. Fungsi Dinding Sel Tumbuhan. http://www.sridianti.com/fungsi-dindingsel-tumbuhan.html. Diakses pada tanggal 08 September 2015 Pukul 21.00 WIB.
Reksoatmodjo,Issoegianti.1993. Biologi Sel . Yogyakarta
Reksoatmodjo, Issoegianti.1994. Biologi Sel. Yogyakarta: Depdikbud.
Rodnina, Marina V., Wintermeyer, Wolfgang, Green, Rachel. 2001. Ribosomes Structure,
Function, and Dynamics
Yatim, Wildan. 1996. Biologi ModernBiologi Sel. Bandung : Tarsito
Yuwono, Tribuwono.2002. Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga.

19

Anda mungkin juga menyukai