Makalah Manajemen Operasional Perencanaan Kapasitas
Makalah Manajemen Operasional Perencanaan Kapasitas
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah diperoleh tujuan pembahasan sebagai berikut:
a. Menjelaskan konsep kapasitas.
b. Memberikan informasi perencanaan kebutuhan kapasitas.
c. Menjelaskan tentang skala ekonomis dan skala non-ekonomis.
d. Menjelaskan metode kuantitatif perencanaan kapasitas produksi.
e. Memberikan informasi tentang kapasitas dan skedul produksi induk.
PEMBAHASAN
A. Konsep Kapasitas
Kapasitas adalah suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam
periode tertentu, dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin
selama periode waktu itu (Handoko, 2012:297). Kapasitas dapat disesuaikan
dengan tingkat penjualan yang sedang berfluktuasi yang dicerminkan dalam
skedul produksi induk. Hubungan antara kapasitas dan skedul-skedul induk adalah
sangat penting. Karena skedul produksi mencerminkan apa yang akan diproduksi
harian
atau
mingguan
dan
menyangkut
pembuatan
Hstd
= [Oi ( T i+ S i) + Bi N i ]
Hstd
Hact
Nr
i=1
H std
1.740
=
E o P w Em 0,95 ( 1,00 ) 0,90
H act
2.035,1
=
22(8)
H avl
= 11,56 mesin
Keterangan:
P
Q
F
V
Q=
F
PV
Contoh:
Harga penjualan produk A adalah Rp100.000,- per unit dan baiay bahan
mentah dan tenaga kerja langsung sebesar Rp80.000,- per unit, dan biaya
tetap per bulan Rp20.000.000,- Titik Break Even dalam unit keluaran
dapat dihitung sebagai berikut:
20.000 .000
Istilah (P-V) disebut kontribusi yaitu jumlah kelebihan atau selisih harga
per unit di atas atas biaya variabel per unit. Hubungan ini dapat digunakan
manajer dalam perencanaan kapasitas mereka. Sebagai contoh, manajer
dapat menentukan pengaruh pada laba/rugi perubahan-perubahan kuantitas
yang dihasilkan. Bila manajer ingin mengetahui pada volume berapa laba
akan sebesar Rp5.000.000,- maka dapat dihitung sebagai berikut:
Flaba yang diinginkan
PV
20.000 .000+5.000 .000
Q=
100.00080.000
Q = 1.250 unit
Q=
F+
PV
100
P
Rp 100.000Rp 80.000
100=20
Rp 100.000
10
Kedua, biaya variabel tidak selalu konstan seperti garis lurus. Kadang economies
of scale mengakibatkan biaya variabel per unit turun dengan naiknya volume yang
dihasilkan. Pada saat lain, diseconomies of scale bekerja sebaliknya dan
menyebabkan biaya variabel per unit naik dengan naiknya volume. Begitu juga,
biaya tetap mungkin tidak selamanya konstan dengan berubahnya range
volume. Dan volume yang semakin besar mungkin hanya akan menurunkan harga
dengan mempengaruhi margin kontribusi, tidak menaikkan laba.
2) Learning Curves
Konsep learning curve menganggap bahwa praktek pengerjaan suatu
barang mengarah ke perbaikan. Bila seorang karyawan mengerjakan
sesuatu yang belum pernah dia kerjakan, ada kemungkinan keluaran kedua
lebih memerlukan waktu sedikit dibanding keluaran pertama, waktu yang
diperlukan untuk keluaran ketiga lebih sedikit daripada keluaran kedua,
dan seterusnya. Semakin banyak pengalaman pengerjaan suatu barang
dapat selalu mengarahkan ke metode-metode yang lebih ekonomik. Ada
beberapa alasan mengapa waktu nyata yang diperlukan per unit keluaran
menurun sejalan dengan naiknya jumlah unit yang diproduksi, yaitu:
a. Karyawan menjadi familiar denga apa yang harus dilakukan.
b. Ketrampilan individual berkembang.
c. Perbaikan dalam perencanaan dan organisasi kerja, metode kerja, dan
peralatan yang semakin baik.
d. Pola kerja menjadi lebih ritmik.
e. Lingkungan kerja yang lebih menguntungkan.
Learning curve garis lurus secara matematik dapat dinyatakan dalam
fungsi garis eksponensial dengan rumusan sebagai berikut:
11
Dengan keterangan:
X = jumlah unit produk yang dibuat
C = jam tenaga kerja langsung yang diperlukan oleh produksi pertama
Y = jumlah jam kerja rata-rata per unit produk
log 2
S = Slope atau
log2
Sebagai contoh suatu perusahaan baru menerima kontrak pembuatan
produk sejumlah 50 unit. Produk pertama memerlukan 2.000 jam tenaga
kerja langsung dengan learning curve yang berlaku 80% (-0,322). Waktu
rata-rata yang dibutuhkan per unit produk dapat dihitung:
log Y = -0,322 log 50 + log 2.000
log Y = 2,75396
Y = 567,491 jam tenaga kerja langsung
Learning curve dapat membantu dalam pembuatan keputusan manajerial.
Pertama, dengan cara menghitung jam tenaga kerja langsung rata-rata per
produk. Setelah mengetahui hasilnya, kemudian dapat dilakukan
penghitungan biaya langsung per produk. Jadi, perusahaan akan
mengetahui jumlah kontribusi laba serta kontribusi laba total. Atas dasar
ini manajer dapat membuat keputusan, dengan memperhatikan factorfaktor lainnya yang relevan. Masalah ketiga adalah learning curve
mungkin membesar-besarkan penghematan tenaga kerja. Untuk mencapai
pengurangan biaya tenaga kerja langsung, diperlukan teknisi industrial,
para penyelia, dan lain-lain yang membuat perbaikan. Tetapi mereka
adalah tenaga kerja tidak langsung, dan biaya mereka biasanya
dimasukkan ke dalam biaya overhead bukan ke biaya tidak langsung. Oleh
karena itu banyak perusahaan mencoba memperhitungkan hal ini dengan
cara pembebanan waktu para spesialis pada pekerjaan tertentu. Masalah
yang terakhir adalah adanya kecenderungan salah intrepretasi terhadap
penghematan yang diperkirakan kecuali perusahaan merubah caranya
dalam menyusun laporan akuntasi biaya.
12
13
agar
tidak
terjadi
penundaan.
Skedul
produksi
untuk
pesanan
semuanya
akhir
yang
dapat
diselesaikan dalam waktu yang singkat, tetapi biasanya dibuat dari bahan atau
komponen yang memerlukan jangka waktu lebih panjang untuk membeli atau
memproduksinya. Yang berbeda dari program-program produksi dan skedul
produksi adalah dalam hal suatu program yang disetujui tidak memberikan
wewenang kepada bagian pengendalian produksi untuk memproduksi segala
sesuatu.
Berbagai perusahaan membuat ribuan produk yang menyebabkan sulit
untuk menyusun skedul-skedul produksinya secara individual. Sebagai contoh,
14
suatu perusahaan obat biasanya memproduksi ratusan atau bahkan ribuan jenis
dan dalam banyak ukuran pembungkusan. Perusahaan ini dapat menggunakan
skedul-skedul induk hanya untuk kelas-kelas produk. Persediaan-persediaan yang
direncanakan juga ditunjukkan hanya untuk kelas-kelas produk.
Skedul produksi induk adalah rencana yang berubah-ubah secara dinamik
yang harus diperbaharui secara terus menerus dengan berjalannya waktu. Karena
skedul induk sangat penting, perusahaan biasanya menggunakan para spesialis
yang bertanggung jawab atas penyusunan dan pemeliharaan skedul produksi
induk, dan biasa disebut master schedulers.
KESIMPULAN
Kapasitas produksi ditentukan oleh kapasitas sumber daya yang dimiliki,
seperti: kapasitas mesin, kapasitas tenaga kerja, kapasitas bahan baku, dan
kapasitas modal. Kapasitas juga sangat erat kaitannya dengan skedul produksi
seperti yang tertera dalam jadwal produksi induk, karena jadwal produksi induk
mencerminkan apa dan berapa yang harus diproduksi dalam waktu tertentu.
Dari pembahasan yang telah dilakukan didapat simpulan sebagai berikut:
Sehubungan dengan konsep kapasitas adalah unit (satuan) keluaran. Unit
produksi
adalah
tidak
homogen
oleh
15
karena
itu
perusahaan
penting
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, Hani T. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi.
Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA Anggota IKAPI.
Pampa Maria, Heni Kusumawati & Rahmat Hardani. 2011. Manajemen Operasi.
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta.
Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi & Operasi. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Sunyoto, Danang & Danang Wahyudi. 2011. Manajemen Operasional: Teori,
Soal-Jawab, & Soal Mandiri. Yogyakarta: CAPS.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,
Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi
Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.
16
17