PENGERTIAN
1. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air
kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi
saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering di
temukan di praktik umum. Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada pria
dan maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering menderita infeksi saluran kemih dari pada pria
(Sukandar, 2007).
2. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah ditemukannya bakteri pada urine di
kandung kemih, yang umumnya steril. Istilah ini dipakai secara bergantian
dengan istilah infeksi urin. Termasuk pula berbagai infeksi di saluran
kemih yang tidak hanya mengenai kandung kemih (prostatitis, uretritis)
(Arief Mansjoer, 2008).
3. Infeksi saluran kemih adalah berkembangbiaknya mikroorganisme di
dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal tidak mengandung
bakteri, virus atau mikroorganisme lain. (Suharyanto Toto, 2009).
4. Infeksi saluran kemih di diagnosis dengan membiak organisme spesifik.
Bakteri penyebab paling umum adalah Escheria Coli, organisme aerobik
yang banyak terdapat di daerah usus bagian bawah (Tambayong, 2008).
Dari berbagai pengertian disimpulkan bahwa Infeksi Saluran Kemih (ISK)
atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi
mikroorganisme pada saluran kemih.
B.
antara lain :
1. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK (Infeksi saluran Kemih)
uncomplicated (simple).
2. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK (Infeksi saluran kemih)
complicated.
3. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain- lain.
4. Prevalensi penyebab ISK (Infeksi Saluran kemih) pada usia lanjut antara
lain :
INSIDEN
Hampir 10 juta yang datang ke dokter untuk memeriksakan kesehatannya
adalah pasien infeksi saluran kemih (ISK). Wanita 50 kali lebih banyak dari pada
laki-laki. 1 dari 5 wanita mengalami ISK, dibandingkan pria, perempuan lebih
rentan terinfeksi saluran kemih. Penyebabnya adalah saluran uretra (saluran yang
menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh) perempuan lebih
pendek (sekitar 3-5 centi meter). Berbeda dengan uretra pria yang panjang,
sepanjang penisnya, sehingga kuman sulit masuk. Berikut faktor risiko yang
membuat seseorang bisa terkena ISK (Infeksi Saluran Kemih).
D.
E.
PATHWAY
Mikroorganisme
Hematogen
Hygienburuk
System limfotik
Ginjal yang
sudah terinfeksi
Asenden
Kateterisasi
Kontrasepsi diafragma
Kontaminasi
bakteri rectum /
vagina
Cegah pengosongan
urin sempurna
Obstruksiparsial
Kuman menyebar
ginjal
Meatus urinarius
Refluks vesiko
Uretra
Melalui darah
Bakteri berkembang
biak & berkoloni
Aliran balik
urin dari uretra
Kolonisasi epitalium
traktus urinari
Invasi kuman ke
kandung kemih
Jaringan teriritasi
Dialiriurin
MK: Resti
penyebaran infeksi
Suprapubik tegang
Mendesak berkemih
Kandung kemih
meregang
Distensi kandung
kemih
Bakteri berkembang
biak & berkoloni
Sistitis
inflamas
Urethritis
Reaksi Ag-Ab
Pyuria
IL-1
MK :Perubahan
pola eliminasi
Menstimulasi
hipotalamus
Dysuria
MK
:Nyeri
Urin bercampur
darah
F.
MANIFESTASI KLINIK
1. Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
a. Mukosa memerah dan edema.
b. Terdapat cairan eksudat yang purulent.
c. Ada ulserasi pada urethra.
d. Adanya rasa gatal yang menggelitik.
e. Adanya nanah awal miksi.
f. Nyeri pada saat miksi.
g. Kesulitan untuk memulai miksi.
h. Nyeri pada abdomen bagian bawah.
2. Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :
a. Disuria (nyeri waktu berkemih).
b. Peningkatan frekuensi berkemih.
c. Perasaan ingin berkemih.
d. Adanya sel-sel darah putih dalam urin.
e. Nyeri punggung bawah atau suprapubik.
f. Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang
parah.
3. Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :
a. Demam.
b. Menggigil.
c. Nyeri pinggang.
d. Disuria
Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan
pielonefritis akut, tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat
menyebabkan gagal ginjal.
G.
TES DIAGNOSTIK
Urinalisis :
1. Leukosuria atau piuria : merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK
(Infeksi Saluran Kemih). Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih.
2. Hematuria : hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air
kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa
kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
3. Bakteriologis :
a. Mikroskopis.
b. Biakan bakteri.
4. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik.
5. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari
urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap
sebagai criteria utama adanya infeksi.
6. Metode tes
a. Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit
(tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif:
maka psien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess
positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal
menjadi nitrit.
b. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) : Uretritia akut akibat
organisme menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis,
neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).
c. Tes-tes tambahan : Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP),
msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk
menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus
urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau
hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic,
sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.
H. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram
negatif.
2. Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks,
maka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalahmasalah tersebut.
3. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas
dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh
bakteri faeces.
I.
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Risiko infeksi
Faktor-faktor risiko :
- Prosedur Infasif
- Kerusakan jaringan dan
peningkatan paparan
lingkungan
- Malnutrisi
- Peningkatan paparan
lingkungan patogen
- Imonusupresi
- Tidak adekuat pertahanan
sekunder (penurunan Hb,
Leukopenia, penekanan
respon inflamasi)
- Penyakit kronik
- Imunosupresi
- Malnutrisi
- Pertahan primer tidak
adekuat (kerusakan kulit,
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC :
Immune Status
Knowledge : Infection control
Risk control
NIC :
Pertahankan teknik
Batasi pengunjung b
Cuci tangan setiap
Menunjukkan
kemampuan
untuk
petunjuk umum
Gunakan kateter
Status
imun,
gastrointestinal,
kemerahan, panas, d
Monitor adanya luka
Dorong masukan ca
Dorong istirahat
Ajarkan pasien da
infeksi
Kaji suhu badan pa
trauma jaringan,
gangguan peristaltik)
keperawatan
Gunakan baju, sarun
Ganti letak IV peri
jam
Diagnosa Keperawatan/
Rencana keperawatan
Pain Level,
Lakukan pengkajian
dengan:
pain control,
Agen injuri (biologi, kimia,
termasuk lokasi, k
comfort level
fisik, psikologis), kerusakan
kualitas dan faktor pr
dan lingkungan)
Tingkah laku distraksi,
contoh
jalan-jalan,
menemui
orang
dan/atau
-
lain
aktivitas,
aktivitas berulang-ulang)
Respon autonom (seperti
diaphoresis,
perubahan
pupil)
Perubahan
dalam
autonomic
tonus
otot
gelisah,
menangis,
panjang/berkeluh kesah)
Perubahan dalam nafsu
makan dan minum
Diagnosa Keperawatan/
Rencana keperawatan
Mempertahankan
urine
output
sesuai
Monitor vital sign
-Penurunan turgor kulit/lidah
-Membran
mukosa/kulit
Kolaborasi pembe
dengan usia dan BB, BJ urine normal,
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam Monitor status nut
kering
Berikan cairan ora
-Peningkatan denyut nadi,
batas normal
Berikan penggant
penurunan tekanan darah, Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
100cc/jam)
penurunan
Elastisitas turgor kulit baik, membran
Dorong keluarga u
volume/tekanan nadi
mukosa lembab, tidak ada rasa haus Kolaborasi dokte
-Pengisian vena menurun
yang berlebihan
muncul meburuk
-Perubahan status mental
Orientasi terhadap waktu dan tempat Atur kemungkinan
-Konsentrasi
urine
Persiapan untuk tr
baik
meningkat
-Temperatur
tubuh Jumlah dan irama pernapasan dalam Pasang kateter jika
Monitor intake dan
batas normal
meningkat
-Kehilangan berat badan Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal
pH urin dalam batas normal
secara tiba-tiba
Intake oral dan intravena adekuat
-Penurunan urine output
-HMT meningkat
-Kelemahan
Diagnosa Keperawatan/
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Masalah Kolaborasi
Kurang Pengetahuan
Berhubungan dengan
NIC :
keterbatasan
NOC:
: Kowlwdge : disease process
kognitif, Kowledge : health Behavior
interpretasi
informasi
yang
salah, selama
pasien
tentang
menunjukkan
proses
informasi,
penyakit
secara Pasien
dan
keluarga
mampu
verbal adanya masalah
melaksanakan prosedur yang dijelaskan
DO:
ketidakakuratan
secara benar
mengikuti
instruksi, Pasien
dan
keluarga
mampu
perilaku tidak sesuai
menjelaskan
kembali
apa
yang
DS:
Menyatakan
dijelaskan
lainnya
perawat/tim
kesehatan
tepat
Identifikasi kemun
yang tepat
Sediakan informas
mendapatkan seco
DAFTAR PUSTAKA
Arief Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Penerbit Media
Aesculapius FKUI.
Brunner dan Suddarth. 1997. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta:
EGC
Marylin E. Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Jakarta: EGC.
Nurs.Nursalam. 2006.Asuhan keperawatan pada pasien gangguan sistem
perkemihan. Jakarta: Salemba Medika
Price, Sylvia. 1995. Patofisiologi, Konsep Proses Penyakit . Jakarta: EGC.
Susan Martin Tucker et. all, 1998. Standar Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Suharyanto,Toto. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Perkemihan. Jakarta: Trans info Media.
Tambayong dr.Jan. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC.