Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH BIOLOGI

SISTEM SIRKULASI, SISTEM INTEGUMEN, SISTEM


ENDOKRIN, DAN SISTEM REPRODUKSI PADA PROTOZOA
SAMPAI MAMALIA

Disusun Oleh :
Nurdiana Setyaningsih

(11/ 318660/KT/06986)

Farid Sancoyo Widagdo (11/318661/ KT/06987)


Dwi Saputri

(11/ 318662/ KT/06988)

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Biologi Umum, pada semester I, di tahun ajaran 2011, dengan topic Sistem Sirkulasi, Sistem
integument, Sistem Endokrin, dan Sistem Reproduksi pada Protozoa sampai Mamalia.
Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih memahami mengenai topic
tersebut di atas secara lebih mendalam.
Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada :
1.

Ibu Dra. Siti Susanti, SU. Selaku dosen pembimbing kami yang telah memberikan kami

tugas, petunjuk, bimbingan, dan arahan sehingga kami dapat termotivasi dan dapat
menyelesaikan tugas kelompok kami.
2.

Kepada orang tua kami yang telah memberikan suport kpada kami, dan telah

membantu sehinnga tugas kami bisa selesai tepat pada waktunya.


3.

Kepada teman-teman yang telah membantu kami sehingga kesulitan yg kami hadapi

dalam pengerjaan tugas makalah ini dapat teratasi.


Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di
dalam tubuh sedangkan sistem organ adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang
menjalankan fungsi tertentu. Derajat dari organisme ditentukan dari makin beragamnya organ
yang dimiliki.
Hewan tingkat rendah atau Invertebrata memiliki struktur morfologi dan anatomi
lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang belakang (Vertebrata), baik
sistem pencernaan, pernapasan ,peredaran darah, integuemen,endokrin dan reproduksinya.
Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna.
Dalam bab ini materi tersebut menjadi topik pembahasan kita.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka penulis menyederhanakan


permasalahan dan memperjelas arah pembahasan sesuai dengan judul yang telah
dikemukakan di atas. Maka dapat dipaparkan rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur dan fungsi system sirkulasi, system integument, system endokrin,

dan system reproduksi pada protozoa sampai mamalia?


C.

Maksud dan Tujuan


Maksud dilakukannya pembelajaran ini adalah untuk memperoleh data yang akan

digunakan dalam penulisan makalah sebagai salah satu syarat menempuh pembelajaran
biologi umum tingkat Sarjana Strata 1 pada program kehutanan pada Universitas Gadjah
Mada.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui struktur dan fungsi system sirkulasi, system integument,

system endokrin, dan system reproduksi pada protozoa sampai mamalia.

D.KegunaanMakalah
Berdasarkan uraian di atas maka kegunaan dari makalah ini adalah :
1. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan masukan bagi ilmu Kehutanan khususnya
biologi umum . Sehingga dapat memberikan pengetahuan bagi ilmu tersebut.
2. Secara praktis, diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi dan masukan bagi
mahasiswa mengenai struktur dan fungsi system sirkulasi, system integument, system
endokrin, dan system reproduksi pada protozoa sampai mamalia.
E. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, penulis mempergunakan
metode observasi teknik studi kepustakaan atau studi pustaka. Tidak hanya itu, kami juga
mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan
internasional yaitu, Internet.
F. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan urutan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Kata Pengantar
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem sirkulasi
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ
yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong
stabilisasi suhu dan pH tubuh.
Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu :

Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium,


amoeba maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi berupa jantung dengan
salurannya yang merupakan jalan untuk peredaran makanan. Makanan umumnya
beredar keseluruh tubuh karena adanya aliran protoplasma.

Sistem peredaran darah terbuka : jika dalam peredaran-nya darah tidak


selalu berada di dalam pembuluh. Misal : Arthropoda

Sistem peredaran darah tertutup : jika dalam peredaran-nya darah


selalu berada di dalam pembuluh. Misal : Annelida, Mollusca, Vertebrata.
1. Porifera
Belum memiliki sistem sirkulasi khusus, tubuhnya terdiri atas dua lapisan sel,
lapisan dalam terdiri atas sel-sel yang disebut koanosit. Koanosit berfungsi
menangkap makanan secara fagosit yang selanjutnya disebarkan keseluruh tubuh
oleh amoebosit.
2. Hydra
Pada dinding sebelah dalam dari tubuh Hydra berfungsi sebagai pencerna dan juga
berfungsi sebagai sirkulasi.
3. Platyhelminthes
Sel mesenkim berrfungsi membantu distribusi makanan yang telah dicernakan.
Makanan yang tidak dicerna dikeluarkan melalui mulut, misal pada Planaria.
4. Annelida
Memiliki sistem peredaran darah tertutup, yang terdiri dari pembuluh darah
dorsal, pembuluh darah ventral dan lima pasang lengkung aorta yang berfungsi
sebagai jantung, misal pada cacing tanah (Pheretima).
Arah aliran darah :
Lengkung aorta pembuluh ventral kapiler (seluruh jaringa tubuh) pembuluh
dorsal lengkung aorta (pembuluh jantung).

Oksigen diabsorbsi melalui kulit dan dibawa pembuluh kapiler menuju ke


pembuluh dorsal. Pertukaran darah terjadi paad kapiler. Darah cacing tanah
mengandung haemoglobin yang terlarut dalam cairan darahnya.
5. Mollusca
Memiliki sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada hewan ini sudah terdapat
atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) serta terdapat pembuluh darah vena dan
arteri, misal pada keong (Pila globosa).
6. Arthropoda
Memiliki sistem peredaran darah terbuka. Jantung disebut jantung pembuluh.
Darah dan cairan tubuh serangga disebut hemolimfa.
Arah aliran darah :
Bila jantung pembuluh berdenyut maka hemolimfe mengalir melalui arteri ke
rongga tubuh jaringan tubuh tanpa melalui kapiler jantung pembuluh melalui
ostium.
Fungsi hemolimfa adalah mengedarkan zat makanan ke sel-sel. Hemolimfe tidak
mengandung haemoglobin sehingga tidak mengikat oksigen dan darah tidak
berwarna merah. O2 dan CO2 diedarkan melalui sistem trakea.
7. Pisces
Jantung ikan terdiri :
- 2 ruang : meliputi 1 atrium (serambi) dan 1 ventrikel (bilik)
- Sinus venosus : yang menerima darah dari vena kardinalis anterior dan vena
kardinalis posterior.

Arah aliran darah :


Darah dari jantung keluar melalui aorta ventral menuju insang. Di insang aorta
bercabang menjadi arteri brankial dan akhirnya menjadi kapiler-kapiler (terjadi
pertukaran gas yaitu pelepasan CO2 dan pengambilan O2 dari air. Dari kapiler
insang darah mengalir ke aorta dorsal, kemudian ke kapiler seluruh tubuh untuk
memberikan O2 dan sari makanan serta mengikat CO2 . Selanjutnya darah kembali
ke jantung melalui vena kardinalis anterior dan vena kardinalis posterior.
Peredaran ikan termasuk peredaran darah tunggal (dalam satu kali peredarannya,
darah melalui jantung satu kali).

8. Amphibia
Jantung katak terdiri :
- 3 ruang : 2 atrium dan 1 ventrikel
- Sinus venosus : menampung darah dari pembuluh
besar yang akan masuk ke atrium kanan.

Arah aliran darah :


Darah yang kaya O2 dari paru-paru dan kulit masuk ke atrium kiri. Darah yang
miskin O2 masuk ke atrium kanan dengan perantaraan sinus venosus. Dari atrium
darah masuk ke ventrikel sehingga terjadi percampuran darah yang kaya O2 dan
darah yang miskin O2 . Dari ventrikel darah yang kaya O2 dipompa ke jaringan
tubuh dan pada saat darah yang miskin O2 dialirkan ke paru-paru ke kulit untuk
memperoleh O2.
Peredaran darah katak termasuk peredaran darah ganda (dalam satu kali
peredarannya, darah melewati jantung 2 kali).
9. Reptilia
Jantung reptilia terbagi menjadi 4 ruang, yaitu :
- 2 atrium : 1 atrium dekster (serambi kanan)
1 atrium sinister (serambi kiri)
- 2 ventrikel : 1 ventrikel dekster (bilik kanan)
1 ventrikel sinister (bilik kiri)
Sekat di antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan belum sempurna.
Peredaran darah reptilia merupakan peredaran darah ganda.
Pada buaya, sekat ventrikel terdapat suatu lobang yang disebut foramen panizzae
yang memungkinkan pemberian O2 ke alat pencernaan dan untuk keseimbangan
tekanan dalam jantung sewaktu penyelam di air.
10. Aves
Jantung aves terbagi menjadi 4 ruang, yaitu :
- 2 atrium : 1 atrium dekster (serambi kanan)
1 atrium sinister (serambi kiri)
- 2 ventrikel : 1 ventrikel dekster (bilik kanan)
1 ventrikel sinister (bilik kiri)

Sekat di antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan sempurna sehingga tidak terjadi
percampuran darah yang kaya O2 dan yang miskin O2 . Peredaran darah reptilia
merupakan peredaran darah ganda.
11. Mamalia
Jantung mamlia terbagi menjadi 4 ruang, yaitu :
- 2 atrium : 1 atrium dekster (serambi kanan)
1 atrium sinister (serambi kiri)
- 2 ventrikel : 1 ventrikel dekster (bilik kanan)
1 ventrikel sinister (bilik kiri)
Sekat di antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan sempurna sehingga tidak terjadi
percampuran darah yang kaya O2 dan yang miskin O2 . Peredaran darah reptilia
merupakan peredaran darah ganda.
Sistem Sirkulasi pada Manusia
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat
peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri.
1. Jantung (cor)
Merupakan alat pemompa darah. Jantung terdiri dari otot jantung (miokardium),
selaput jantung (perikardium) dan selaput yang membatasi ruangan jantung
(endokardium).
Otot jantung mendapatkan zat makanan dan O2 dari arah melalui arteri koroner.
Peristiwa penyumbatan arteri koroner disebut koronariasis.
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel.
- Atrium (serambi)
Merupakan ruangan tempat masuknya darah dari pembuluh balik (vena). Atrium
kanan (dekter) dan atrium kiri (sinister) terdapat katup valvula bikuspidalis. Pada
fetus antara atrium kanan danatrium kiri terdapat lubang disebut foramen ovale.
- Ventrikel (bilik)
Ventrikel mempunyai otot lebih tebal dari atrium, dan ventrikel kiri lebih tebal
daripada ventrikel kanan, karena berfungsi memompakan darah keluar jantung.
Antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri terdapat katup valvula trikuspidalis.
Saat ventrikel berkontraksi, darah dari ventrikel kiri yang kaya O2 dipompakan
menuju aorta. Sedangkan darah dari ventrikel kanan yang kaya CO2 dipompakan
melalui arteri paru-paru (arteri pulmonalis). Bila ventrikel mengendur (relaksasi)
maka jantung akan menerima darah vari vena cava superior, dan vena cava

inferior yang kaya CO2 masuk ke dalam atrium kanan. Sedangkan darah dari
pembuluh balik paru-paru (vena pulmonalis) yang kaya O2 masuk ke atrium kiri.
Pada jantung yang mengempis (kontraksi) maka tekanan jantung menjadi
maksimum disebut sistole. Keadaan jantung yang relaksasi (mengendur)
maksimum, maka tekanan ruang jantung menjadi minimum disebut diastole.

2. Pembuluh darah
- Pembuluh nadi (arteri) : pembuluh darah yang membawa darah dari jantung.
- Pembuluh vena (balik) : pembuluh darah yang membawa darah ke jantung.

Gambar 1. Jantung Manusia

B. Sistem integument
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini
seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit,
rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya.
Sistem integument pada Avertebrata

1. Amoeba
Pada tubuh bagian luar(integumen)terdapat membran sel (membran plasma). Fungsi
membran plasma: pelindung isi sel, mengatur pertukaran zat misalnya zat makanan,
ekskresi.
2.Porifera
Seluruh tubuhnya berlubang-lubang halus, rangkanya tersusun dari zat kapur, kersik,
atau zat tanduk.
3. Mollusca
Dilindungi oleh cangkang keras yang terbuat dari zat kapur. Satu lapisan sel terdiri
dari epidermis dan lapisan kutikula.
4. Echinodermata
Seluruh tubuhnya tertutup oleh duri, tidak berkepala dan mempunyai rangka yang
tersusun dari zat kapur di luar tubuhnya (eksoskeleton). Hewan berkulit duri
mempunyai mulut yang dikelilingi oleh kaki berbentuk tabung yang mempunyai alat
pengisap dibagian ujungnya.
5.Arthropoda
Terdiri atas : lapisan epidermis. Fungsi:Sel-sel mensekresikan material yang
menyusun eksoskeleton.Dilapisi oleh kulit luar yang tersusun dari zat kitin, protein,
dan zat kapur membentuk rangka luar.Beberapa jenis tertentu seperti lalat dan ngengat
hanya mempunyai kulit luar yang lunak, sedangkan ketam dan udang laut mempunyai
kulit luar yang keras.

Sistem integument pada vertebrata


Terdiri atas dua lapisan yakni : epidermis, dermis/korium. Macam-macam
kulit pada vertebrata: Amphioxius (terdiri atas selapis epithelium kolumnar),
cyclostomata(terdiri atas beberapa lapis sel tidak ada stratum corneum dan lebih tipis
dari epidermis).
1. Pisces
Sistem integumen pada ikan adalah kulit dan derivat integumen. Kulit terdiri dari
dua lapisan, yaitu epidermis pada lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam.
Derivat integumen merupakan suatu struktur yang secara embryogenetik berasal
dari salah satu atau kedua lapisan kulit yang sebenarnya. Fungsi sistem integumen

pd ikan: Pertahanan fisik , keseimbangan cairan [air], pergerakan, organ indera


kulit memiliki sel-sel yang berfungsi sebagai reseptor dari stimulus lingkungan,
misalnya panas, sakit dan sentuhan.
2. Amphibi
Sistem integumen = kulit
Fungsi = protektif yang menjaga lalulintas air dan zat-zat yang terlarut di
dalamnya secara bebas, serta berfungsi sebagai alat pernapasan.
3. Reptil
Sistem integumen= sisik
Merupakan modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat
tanduk.
4. Aves
Sistem integumen= bulu
Pertumbuhan bulu : berasal dari epidermis yang muncul perlahan kepermukaan
kulit. Fungsi= berfungsi untuk menyekat udara, untuk melancarkan aliran udara,
menghasilkan tenaga untuk terbang,dan membantu burung menjaga panas
tubuhnya.
5. Mamalia
Sistem integument terdiri dari kulit dan apendises kulit (Kelenjar sudorifera,
Kelenjar sebasea, Rambut, Kuku).
Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis
dan dermis dapat terikat satu sama lain akibat adanya papilare dermis dan rabung
epidermis.
1.

Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan Malpighi.
Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan
digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan
lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar.
Lapisan

germinativum

mengandung

sel-sel

yang

aktif

membelah

diri,

mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung


pigmen melanin yang memberi warna pada kulit.Melanosit, yaitu sel yang
2.

menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.


Lapisan dermis mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar
keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Fungsi
lain sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ penerima rangsangan, pelindung
terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan
suhu tubuh.

Fungsi kulit yaitu, sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat, sebagai
alat peraba, sebagai pelindung organ dibawahnya, tempat dibuatnya Vit D
dengan bantuan sinar matahari, pengatur suhu tubuh, dan tempat menimbun
lemak.
Selain kedua stratum di atas, dermis juga mengandung beberapa turunan
epidermis, yaitu folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebacea.

Rambut, merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari


invaginasi epitel epidermis, yaitu folikel rambut. Pada folikel ini
terdapat pelebaran terminal yang berbentuk benjolan pada sebuah
papilla dermis. Papila dermis tersebut mengandung kapiler dan
ditutupi oleh sel-sel yang akan membentuk korteks rambut, kutikula
rambut, dan sarung akar rambut. Fungsi rambut: melindungi kulit dari
pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae), menyaring udara, serta
berfungsi sebagai pengatur suhu, pendorong penguapan keringat dan

indera peraba yang sensitive.


Kelenjar Sebasea menghasilkan sebum bertujuan untuk melumasi

permukaan kulit yang dikeluarkan melalui folikel rambut.


Kelenjar sudorifera (kelenjar keringat) berfungsi mengeluarkan
keringat .

C.

Sistem Endokrin

Sistem Endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain.
Komponen Penyusun Organ Endokrin :
1. Sel Neurosekretori
Yaitu terdapat pada hewan tingkat tinggi dan tingkat rendah, berfungsi sebagai
penghasil hormon dan berbentuk seperti sel saraf
2. Sel Endokrin Sejati
Berbentuk tidak seperti sel saraf, dan berfungsi sejati sebagai penghasil hormon.

SISTEM ENDOKRIN PADA HEWAN INVERTEBRATA


Sistem endokrin pada hewan invertebrata tidak mempunyai organ sekresi
hormon, tugasnya yaitu sebagai neurosekretori, dan memiliki fungsi sebagai
Pertumbuhan, Perkembangan, Regenerasi, Reproduksi Osmoregulasi, Laju denyut
jantung, Komposisi darah, Pergantian kulit.

Pada Coelenterata (hewan berongga) misalnya Hydra, sel sarafnya menghasilkan


bahan kimia yang disebut neuropeptida. Bahan tersebut merangsang terjadinya
pertumbuhan, regenerasi, dan reproduksi.

Sedangkan pada Crustaseae (udang, kepiting, dll) sel sarafnya menghasilkan hormon
ekdisteroid dan Molt Inhibiting Hormon (MIH)/hormon penghambat pergantian kulit.

Pada Arthropoda dari kelompok insekta menghasilkan tiga macam hormon yaitu:
hormon otak, hormon ekdison, dan hormon juvenil. Ketiga hormon tersebut berfungsi
untuk mengatur proses metamorfosis. Hormon otak disekresikan oleh bagian otak,
dan pelepasannya dipengaruhi oleh faktor makanan, cahaya, atau suhu. Selain itu
hormon otak berfungsi memicu sekresi hormon ekdison dan hormon juvenil. Hormon
ekdison perfungsi pada pengaturan proses pergantian kulit (ekdisis). Hormon juvenil
berperan menghambat proses metamorfosis. Ketiga hormon itulah yang berperan
dalam proses metamorfosis dan pergantian kulit pada kelompok insekta

Pada Annelida sel-sel neurosekresi terdapat pada ganglion supraoesofagus, ganglion


suboesufagus dan ganglion ventral. Neuro hormon pada cacing tanah banyak
diselidiki peran neurohormon pada annelida ialah dalam fungsi:
1. Tumbuh dan regenerasi
2. Transformasi somatik berkenaan dengan reproduksi
3. Pemotongan ganda dan perkembangan seksual
4. Menentukan ciri-ciri kelamin luar (sekunder)
5. Penyembuhan luka

Mollusca sel neurosekresinya terdapat pada gangloin otak molluska. Pada molluska
terdapat pula kelenjar endokrin seperti pada vertebrata. Kelenjar tersebut misalnya
kelenjar optik pada Octopus. Pada sejenis siput jika tentakel dibuang hasilnya
pembentukan telur pada ovotestis dipercepat. Jika ekstrak tentakel disuntikkan
merangsang produksi sperma. Ekstrak ganglion otak merangsang produksi telur. Dari
contoh diatas menunjukkan bahwa baik otak maupun tentakel berisi sel-sel
neurosekresi yang menghasilkan hormon (neurohormon). Neurohormon dari tentakel
merangsang produksi sperma sedang dari otak merangsang perkembangan telur. Pada
octopus proses kedewasaan juga diatur oleh sel-sel neurosekresi yang mempengaruhi
pertumbuhan ovarium dan testes. Jadi hubungan ganglion otak-kelenjar optik-gonade
pada octopus sama seperti hubungan hipotalamus-hipofisisgonade pada vertebrata.

Platyhelminthes : Pada cacing pipih sel-sel neurosekresi terdapat pada ganglion otak.
Fungsinya belum diketahui tapi diduga belum mempunyai peranan dalam proses
regenerasi.

SISTEM ENDOKRIN PADA HEWAN VERTEBRATA


Berbeda dengan invertebrata, sistem endokrin pada vertebrata tersusun atas
berbagai organ endokrin klasik. Sistem endokrin vertebrata dapat dibedakan jadi 3
kelompok kelenjar utama, yaitu:
1. Hipotalamus
Merupakan bagian dari otak yang tumbuh dan berkembang dari tabung neural
yang berperan dalam mempertemukan sistem saraf dan endokrin serta berfungsi
mengendalikan kelenjar pituitari.
2. Hipofisis atau Pituitari
Terletak di bawah dasar otak dan bergantung kepada sebuah tangkai bekerja di
bawah pengaruh hipotalamus dan berfungsi mengendalikan kelenjar endokrin.
Oleh sebab itu disebut sebagai kelenjar induk (Master of Gland)
3. Kelenjar Endokrin Tepi
Yaitu meliputi semua organ endokrin di luar Hipotalamus dan Pituitari.

Pada semua jenis vertebrata (pisces, amphibi, reptil, aves dan mamalia)
hampir tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal sistem endokrin. Kelenjar
endokrin utama antara lain hipofisis, tiroid, pankreas, testis dan ovarium dimiliki oleh
kelima kelas hewan vertebrata. Oleh karena itu, untuk sistem endokrin vertebrata
tidak ada perbedaan yang berarti.

Kelenjar endokrin terdiri dari :


1. Kelenjar Hipofise
Kelenjar hipofise berukuran tidak lebih besar dari kacang tanah terletak
terlindung di dasar tengkorak. Kelenjar ini terbagi atas 2 bagian, bagian depan dan
bagian belakang. Bagian belakang merupakan kelanjutan dari hiPotalamus (bagian
dari otak). Kelenjar ini menghasilkan hormon pertumbuhan (growth hormone),
hormon perangsang tiroid (TSH), perangsang gonad (FSH), dan lain-lain. Hormon
pertumbuhan banyak dihasilkan selama masa pertumbuhan, tetapi menurun setelah
manusia mencapai usia dewasa. Jika hormon itu dihasilkan dalam jumlah berlebih
selama masa pertumbuhan, akan didapatkan anak menjadi sangat tinggi.
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok berbentuk mirip kupu-kupu yang
menempel di bagian depan batang tenggorok (trachea). Kelenjar ini ikut naik turun
pada waktu menelan. Pembesaran kelenjar tiroid disebut goiter atau struma.
Pembesaran ini dapat disebabkan oleh kebanyakan produksi hormone atau karena
kekurangan iodium hingga produksi hormon berkurang, dan pada kasus lain karena
tumor. Produksi hormon yang berlebihan dapat menyebabkan gejala jantung berdebar,
yang bila berlarut-Iarut akan melemahkan jantung, banyak keringat dan berat badan
turun, serta mata menonjol seperti ikan koki. Pembesaran tiroid yang aktif disebut hot
nodule dan yang tidak aktif disebut cold nodule.
3. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon yang turut mengatur kadar
calcium darah. Kelenjar ini berukuran sebesar beras, beIjumlah 4, terletak di sudutsudut kelenjar tiroid, karena itu kadang-kadang ikut terpotong pada operasi tiroid. Jika
itu terjadi, bagi yang bersangkutan tidak terlalu menjadi masalah jika masih ada 1-2
kelenjar yang tertinggal. Tanpa kelenjar ini yang bersangkutan akan mengalami
kejang otot karena gangguan kadar calcium darah.
4. Kelenjar Pankreasa
Kelenjar pancreas melalui pulau-pulau langerhans yang tersebar di dalamnya
menghasilkan honnon insulin dan glucagon. Kedua hormon ini mengatur kadar dan
penggunaan glukosa dalarn darah. Gangguan produksi honnon insulin mengakibatkan
terjadinya penyakit diabetes mellitus.
5. Kelenjar Suprarenal
Kelenjar suprarenal, bagian pinggir (cortex) dan tengah (medulla). Bagian
cortexmenghasilkan hormon pengatur keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
(adrenocorticotrophichormone, ACTH) dan vital untuk kehidupan. Bagian medulla

menghasilkan adrenalin dan juga merupakan bagian dari sistem simpatis. Kelenjar
suprarenal juga menghasilkan sex-hormone dalarn jumlah sedikit.
6. Kelenjar Kelamin
Pada Wanita : Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur,
ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan
ovarium yaitu Estrogen dan Progesteron. Estrogen dihasilkan oleh Folikel Graaf.
Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan
mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda kelamin
sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan pria tanpa melihat
kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara pada wanita dan kulit
menjadi bertambah halus. Sedangkan hormon progesteron dihasilkan oleh korpus
luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan berfungsi menyiapkan dinding
uterus
agar
dapat
menerima
telur
yang
sudah
dibuahi.
Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama kehamilan guna mencegah
pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat
mempertahankan kehamilan.

Pada Pria : Testis

Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria.
Selain menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi
menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya
suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
7. Placenta
Plasenta merupakan jaringan yang menghubungkan ibu dengan bayi di dalam
rahim. Plasenta menghasilkan beberapa hormone, yaitu:

Gonadotropin korion yang berfungsi memeningkatkan Pertumbuhan korpus


luteum serta sekresi estrogen dan progesterone oleh korpus luteum

Estrogen yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan organ kelamin ibu dan


jaringan janin.

Progesteron berfungsi meningkatkan perkembangan jaringan dan organ janin

somatotropin yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan jaringan janin serta


membantu perkembangan payudara ibu.

Estrogen dan progesteron berfungsi guna mencegah pembentukan FSH dan


LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat mempertahankan kehamilan.

D. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Pada avertebrata yaitu
porifera, protozoa, echinodermata, arthropoda, mollusca, annelida, nemathelminthes,
coelenterata memiliki sistem reproduksi seksual dan aseksual.
Reproduksi porifera dilakukan secara aseksual maupun seksual. Umumnya,
spons bersifat hermafrodit. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan
tunas dan gemmule, gemmule disebut juga tunas internal. Cara ini dilakukan dengan
membentuk tunas pada tubuh induk, lama-kelamaan akan terbentuk kumpulan
porifera. Fragmen-fragmen kecil melepaskan diri dari tubuh induk, kemudian
menempel pada substrat, dan tumbuh menjadi spons baru.
Reproduksi aseksual porifera air tawar bisa juga dilakukan untuk mengatasi
kondisi lingkungan yang kering dengan pembentukan gemule ( butir benih / tunas
internal), yaitu sel amebosit yang dibungkjus oleh tiga lapisan kuat. Gemmule
dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar.
Gemule akan terlihat pada saat induk hancur. Jika kondisi lingkungan membaik
kemabali, maka lapisan pelindung pecah dan kehidupan dilangsungkan kembali.
Reproduksi secara seksual dilakukan dengan pembuahan sel telur suatu
porifera oleh sel sprema porifera yang lain secara internal. Masing-masing individu
menghasilkan sperma dan ovum. Kedua sel kelamin terbentuk dari perkembangan selsel amebosit atau koanosit. Sel-sel sperma dilepaskan ke dalam air, kemudian masuk
ke tubuh spons lain bersama aliran air melalui ostium untuk melakukan fertilisasi.
Hasil pembuahan berupa zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia. Larva
tersebut akan keluar dari tubuh porifera induk melalui oskulum, kemudian melekat di
dasar perairan untuk tumbuh menjadi dewasa.
Reproduksi protozoa dilakukan secara seksual dan aseksual. Reproduksi
secara seksual dengan cara konjugasi, sedangkan aseksual dengan membelah diri.
Proses konjugasi diawali dari pembentukan berkas-berkas yang bergerak saling
berdekatan dari kedua individu. Sel yang berdekatan saling membentuk tonjolan.
Ujung kedua tonjolan yang bersentuhan saling melebur membentuk saluran konjugasi.
Lewat saluran itu terjadilah aliran protoplasma dari satu sel ke sel yang lain. Kedua
plasma melebur, disebut plasmogami. Pada bakteri selanjutnya terjadi transfer
plasmid dari satu bakteri kepada bakteri partner. Pada protozoa, seperti Paramecium,
terjadi transfer mikronukleus dua arah (saling bertukar).
Reproduksi echinodermata dilakukan secara seksual dan aseksual. Reproduksi
secara seksual dengan cara pembuahan internal seperti pada porifera, sedangkan
aseksual dengan fragmentasi.
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Namun ada
juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah
pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang
dihasilkan bersifat steril. Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda

terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga


bersifat dioseus (berumah dua), hasil fertilisasi berupa telur.
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling
terpisah pada individu lain. Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk
menghasilkan telur. Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi
individu dewasa.
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembentukan gamet.
Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.
Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada
yang terpisah pada individu lain (gonokoris).
Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual. Sistem
reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada
individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi dapat
membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak
menguntungkan.
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas. Pembentukan tunas selalu terjadi pada
Coelenterata yang berbentuk polip. Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap
melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni. Reproduksi seksual
dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma). Gamet dihasilakan
oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip.
Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.
Pada vertebrata yaitu pisces, amphibi, reptile, aves, dan mamalia
keseluruhannya memiliki sistem reproduksi secara seksual. Pada pisces, ketika masih
muda sulit di bedakan antara hewan jantan dan betina, baik secara morfologi maupun
anatomi. Organ reproduksi jantan dan betina pada waktu masih muda memiliki
struktur yang sama dan disebut ganoda. Setelah dewasa organ reproduksi jantan pada
ikan, dapat di bedakan organ genitalia masculine tampak berwarna putih susu dengan
permukaan licin berisi spermatozoa.
Testis berjumlah sepasang menggantung pada dinding tengah rongga abdomen
oleh mesorsium. Berbentuk oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya
panjang, berwarna putih dan seringkali berlobus. Testis ikan berbentuk seperti
kantong dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik
(spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat
musim memijah dan saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vas
deferens menuju celah atau lubang urogenital.
Saluran reproduksi, pada Elasmobranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian
anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus,
yang disebut duktus deferen. Bagian posterior duktus aferen berdilatasi
membentukvesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Duktus
deferen akan bermuara di kloak. Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan
sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah. Organ kopulatoris merupakan
modifikasi sirip anal maupun sirip pelvis. Sirip pelvis pada elasmobranchi akan

termodifikasi menjadi clasper. Pada teleostei sirip anal memanjang membentuk


gonopodium.
Sistem genitalia jantan pada amphibi berupa sepasang testis, vasa eferentina
dankloaka. Testes berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh
mesorsium(berupa selubung tipis). Testes adalah gonad yang menghasilkan
spermatozoa. Di sebelah cranial testes di temukan adanya corpus adiposum, terletak
di bagian posterior rongga abdomen.
Saluran reproduksi. tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa
spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus
mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis
(penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya pada saat
musim kawin saja.
Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis,
berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal (cranial ren) dan bermuara pada
ductus mesonephridicus (saluran kencing). Di sebelah kaudal mengadakan pelebaran
kecil di sebut vesicula seminalis yang menghasilkan kelenjar untuk kehidupan
sperma. Di sini sel kelamin jantan di beri suatu getah dari dinding vesicular seminalis,
akhirnya vesicula seminalis ini bermuara di dalam kloaka. Duktus wolf keluar dari
dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih
jelas dijumpai. Tidak memiliki organ kopulatoris karena fertilisasinya terjadi secara
eksternal.
Sistem genitalia amphibi betina, ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah
kranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Baik
ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing
gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
Saluran reproduksi berupa oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok.
Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan
lubangnya yang disebut oskum abdominal. Oviduk di sebelah kaudal mengadakan
pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka.
Pada reptil, organ genitalia masculine terdiri atas testis yang berbentuk oval,
relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, terletak di dorsal rongga
abdomen yang di gantung oleh mesorchium. Pada kadal dan ular, salah satu testis
terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi,
dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung
membentuk epididimis. Epididimis sebagai saluran yang sangat berkelok-kelok keluar
dari testes di sebelah lateral testes. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen
yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf
bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen
bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus
urogenital yang pendek.

Hemipenis merupakan sepasang alat copulatio yang berupa tonjolan di dinding


kloaka. Hemipenis ini jika dalam keadaan istirahat akan melipat masuk ke dalam
pangkal cauda dengan dinding ototnya di bagian luar, kemudian jika akan
mengadakan copulatio di tonjolkan keluar. Semua reptil selain spenodon memiliki
organ kopulatoris, ular dan kadal mempunyai hemipenis, sedangkan pada buaya penis.
Pada aves sistem genitalia jantan berupa testes, epididimis dan ductus
deferens. Testis pada aves berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian
permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus renis bagian paling kranial. Alat
penggantung testes adalah mesorchium yang merupakan lipatan dari peritoneum. Pada
musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah tempat untuk membuat dan
menyimpan spermatozoa.
Burung, yang mempunyai suhu tubuh yang tinggi, memiliki testis di dalam
tubuhnya. Menurut teori para ahli, mereka menggunakan kantong udaranya untuk
menjaga suhu optimal testis, namun pada penelitian berikutnya disebutkan bahwa
testis burung berfungsi baik pada suhu tubuh.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan
epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burungburung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah
gelendong yang disebut glomere. Di Dekat glomere bagian posterior dari duktus
aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus
ejakulatori. Duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian
menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika
masuk kloaka.
Epididimis berjumlah sepasang, berukuran kecil terletak pada sisi dorsal testis,
epididimis ini adalah berupa saluran yang di lewati sperma dan menuju ke ductus
deferens. Ductus deferens berjumlah sepasang. Pada burung muda tampak halus,
sedang pada burung tua nampak berkelok-kelok berjalan ke caudal menyilangi ureter
kemudian bermuara pada urodaeum.
Pada mamalia alat kelamin jantan terdiri atas sepasang testis, saluran
deferen,vesikula seminalis, kelenjar prostata, uretra dan penis. Testis berjumlah
sepasang, bentuknya bulat telur dan di bungkus oleh skrotum, Skortum berbentuk
sebuah kantung yang membungkus testis. Testis tersusun oleh bentukan menyerupai
cacing yang disebut epididimis yang merupakan wadah sperma.
Epidedimis mengeluarkan material yag mampu mempertahankan kehidupan
sperma selama penyimpanan didalam testis dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa,
tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke
skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga
abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal. Pada mamalia, testis terletak
di luar tubuh, dan dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam
skrotum. Ini sesua dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada mamalia akan
lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (< 37C).
Saluran reproduksi berupa tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus
eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis.

Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu ke arah posteriorkorpuus dan kauds yang
berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktus deferen,
dan vesikula seminalis.
Pada monotremata mirip dengan yang terdapat pada kura-kura, sedangkan
untuk mamalia yang lebih tinggi, penis terletak di sebelah anterior skrotum. Penis
adalah organ seksual jantan yang dibungkus oleh kulit yang disebut kalup
(prepusium). Lapisan dalam kalup disuplai dengan kelenjar keringat yang
mengeluarkan smegma. Uretra pada hewan jantan adalah tabung mukoid yang
memanjang mulai dari kandung kemih ke bagian depan penis. Kelenjar prostat
menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan
untuk kelangsungan hidup sperma.

KESIMPULAN

1. Sistem sirkulasi adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan
dari sel. Pada hewan tingkat rendah belum memiliki system sirkulasi. Pada hewan
tingkat tinggi system sirkulasi berupa jantung dan pembuluh.
2. Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,
dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem integument
berfungsi sebagai pelindung, eksoreseptor, ekskresi, osmoregulasi, dan respirasi.
3. Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Pada hewan avertebrata
system reproduksinya hampir semuanya memiliki 2 cara reproduksi, secara sexual
dan asexsual. Sedangkan pada vertebrata semuanya dengan sexual, tetapi ada yang
fertilisasi internal dan external. Repro pada mamalia sama seperti manusia.
4. Komponen organ endokrin terbagi menjadi dua, yaitu sel neurosekretori dan sel
endokrin sejati. Sistem endokrin hewan invertebrata tidak mempunyai organ sekresi
hormon tugasnya yaitu sebagai neurosekretori. Sedangkan pada hewan vertebrata
system endokrinnya tersusun atas berbagai organ endokrin sejati.

DAFTAR PUSTAKA

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius. Yogyakarta.


Junqueira LC, Carneiro J. 2007. Histologi Dasar Teks & Atlas. 10th ed. EGC. Jakarta.
http://alvyanto.blogspot.com/2010/01/sistem-endokrin-manusia.html
http://biologimediacentre.com/sistem-koordinasi-hormon-pada-hewan-dan-feromon-3/
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/10/31/sistem-reproduksi-vertebrata/
http://humanhormone.blogspot.com/p/kelenjar-plasenta.html
http://sierra110.wordpress.com
http://www.scribd.com/doc/55161302/SISTEM-INTEGUMEN
http://zaifbio.wordpress.com/2009/06/20/sistem-koordinasi-pada-hewan/

Anda mungkin juga menyukai