Anda di halaman 1dari 16

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan ilmu dan teknologi di bidang Kedokteran Gigi dalam dekade


terakhir mengubah perhatian pasien dalam pembuatan gigitiruan tidak hanya
difokuskan pada pemenuhan fungsi dan kenyamanan, tetapi lebih memprioritaskan
masalah estetis, yaitu mempertahankan penampilan yang alami pada pasien.14 Untuk
memenuhi kebutuhan itu, pada tahun 1950-an diperkenalkan gigitiruan fleksibel oleh
Arpad dan Tibor Nagy.5 Gigitiruan ini dibuat dengan bahan yang bebas monomer dan
memiliki banyak keuntungan dibandingkan GTSL konvensional sehingga lebih
estetis, lebih nyaman bagi pasien, lebih kuat dan tahan lama.11

2.1 Pengertian GTSL Fleksibel


GTSL fleksibel merupakan gigitiruan dengan basis yang biokompatibel, yaitu
nilon termoplastik yang memiliki sifat fisik dan estetis yang khas.4-6 Gigitiruan ini
memiliki derajat fleksibilitas dan stabilitas yang sangat baik, dan dapat dibuat lebih
tipis dengan ketebalan tertentu yang telah direkomendasikan sehingga sangat
fleksibel, ringan dan tidak mudah patah (Gambar 1).7-9
Warna, bentuk, dan desain gigitiruan fleksibel menyerupai jaringan gingiva
sehingga membuat gigitiruan hampir tidak terlihat.7,10 Gigitiruan ini dibuat tanpa
menggunakan cangkolan logam maupun kawat sebagai retensi, fungsi cangkolan
diganti dengan perluasan basis membentuk cangkolan, sehingga tidak terlihat adanya
cangkolan pada permukaan gigi yang mengganggu faktor estetis (Gambar 2).10,11,15

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.

a
Gambar 2.

Nilon termoplastik memberikan derajat fleksibilitas dan


stabilitas yang sangat baik 16

b
GTSL dengan dan tanpa cangkolan logam; a. GTSL dengan
cangkolan yang terlihat di permukaan bukal gigi penyangga;
b. Gigitiruan fleksibel tanpa cangkolan logam maupun kawat 9

2.2 Indikasi dan Kontraindikasi GTSL Fleksibel


Penggunaan gigitiruan fleksibel harus disesuaikan dengan indikasinya agar
mendapatkan suatu gigitiruan yang baik dari segi fungsi dan estetis.

2.2.1 Indikasi
Penggunaan gigitiruan fleksibel diindikasikan untuk :5,6,9
1. Peningkatan kebutuhan kosmetik pada kehilangan gigi anterior dengan
adanya resesi gingiva.

Universitas Sumatera Utara

2. Jika terdapat daerah gerong pada gigi penyangga dan edentulus dengan besar
minimal 0,3 mm.
3. Pasien yang alergi terhadap resin akrilik, karena reaksi alergi terhadap
monomer resin akrilik pada sebagian besar pasien yang memakai GTSL konvensional
dapat menyebabkan terjadinya Stomatitis Venenata.
4. Pasien yang menginginkan penampilan yang alami dan estetis dengan
pemakaian GTSL.
5. Pasien dengan torus palatinus yang luas atau adanya penonjolan tulang yang
tidak mungkin dilakukan pembedahan.
6. Pasien yang rentan mengalami kerusakan gigitiruan karena kurang hati-hati
selama pemakaian GTSL.
7. Pasien dengan penyakit periodontal seperti gigi sensitif, kanker rongga mulut,
atau kondisi yang membutuhkan kenyamanan.

2.2.2 Kontraindikasi
Kontraindikasi yang perlu dipertimbangkan untuk memperoleh hasil yang lebih
baik dari gigitiruan fleksibel adalah:5,9
1. Pasien yang tidak toleran dengan basis yang luas di daerah palatum.
2. Pasien dengan mukosa yang menutupi tulang alveolus yang sangat resilien.
3. Pasien yang tidak dapat bekerja sama dengan dokter gigi, atau pasien dengan
oral hygiene yang buruk.
4. Jika terdapat jarak interoklusal di daerah posterior yang kurang dari 4 mm
ataupun kasus gigitan dalam (4 mm atau lebih).

Universitas Sumatera Utara

5. Jika terdapat kasus berujung bebas dengan perluasan distal pada rahang
bawah dengan tepi linggir yang tajam ataupun kasus berujung bebas dengan
perluasan distal pada rahang atas dengan atropi linggir alveolus yang parah.

2.3 Keuntungan dan Kerugian GTSL Fleksibel


Berdasarkan fungsinya yang lebih mengutamakan penampilan, estetis dan
kenyamanan pasien, gigitiruan fleksibel juga memiliki keuntungan dan kerugian jika
dibandingkan dengan GTSL konvensional.

2.3.1 Keuntungan
Gigitiruan fleksibel memberikan beberapa keuntungan, yaitu :2,4-8,10,17,18
1. Tidak menggunakan cangkolan logam maupun kawat yang dapat terlihat di
permukaan gigi, sehingga dapat meningkatkan estetis.
2. Tipis dan ringan tetapi sangat kuat sehingga tidak mudah patah dan
mengalami kerusakan.
3. Biokompatibilitas tercapai karena bahan tersebut bebas monomer dan logam,
yang menjadi dasar penyebab reaksi pada beberapa pasien serta tidak bersifat toksik.
4. Tekanan hampir seluruhnya disalurkan ke gigi penyangga dan struktur tulang
di bawahnya.
5. Pasien bebas melakukan pergerakan selama pengunyahan karena fleksibilitas
gigitiruan yang tinggi sehingga meningkatkan kenyamanan.
6. Bahan yang translusen menggambarkan warna jaringan yang berada di
bawahnya sehingga gigitiruan hampir tidak terlihat (Gambar 3).

Universitas Sumatera Utara

b
Gambar 3.

Gigitiruan fleksibel; a. Gigitiruan fleksibel yang translusen


b. Sebelum pemasangan gigitiruan fleksibel; c. Setelah pemasangan
gigitiruan fleksibel 2

7. Tidak berubah posisi akibat adanya air, stabil, tekstur tidak berubah, dan
tidak kehilangan retensi dari gigi.
8. Sangat sedikit atau tidak memerlukan preparasi gigi, dan apabila dibutuhkan,
preparasi untuk tempat dudukan sandaran oklusal disesuaikan dengan kebijaksanaan
dokter gigi.

2.3.2 Kerugian
Kerugian yang mendasar dari gigitiruan fleksibel dengan bahan nilon
termoplastik adalah:5
1. Kesulitan dalam memperbaiki apabila terjadi kerusakan.
2. Pembuatannya memerlukan peralatan khusus di laboratorium.

Universitas Sumatera Utara

2.4 Desain GTSL Fleksibel


Komponen gigitiruan sebagian lepasan, baik GTSL konvensional maupun
GTSL fleksibel, pada umumnya terdiri dari anasir gigitiruan, basis, konektor, dan
penahan.1 Prinsip pembuatan desain GTSL, baik GTSL konvensional maupun GTSL
fleksibel, tidaklah terlalu berbeda. Pembuatan desain GTSL meliputi 4 tahap yaitu
menentukan kelas dari daerah tidak bergigi, menentukan macam dukungan,
menentukan macam penahan, dan menentukan macam konektor.19
Hal-hal yang harus diperhatikan saat mendesain GTSL fleksibel yang baik,
seperti bahan basis dan fungsi cangkolan yang digantikan oleh perluasan basis nilon
termoplastik membentuk cangkolan pada GTSL fleksibel harus tetap sesuai dengan
prinsip-prinsip desain GTSL konvensional.

2.4.1 Bahan Basis


Basis gigitiruan fleksibel terbuat dari bahan nilon termoplastik, golongan
superpoliamida. Nilon termoplastik memiliki sifat dan karakteristik yang baik, serta
memberikan estetis yang optimal dan biokompatibel. Bahan ini tidak mengalami
perubahan kimia ketika berkontak dengan cairan mulut, bakteri dan lingkungan fisik
rongga mulut, sehingga warnanya tetap stabil.4
Nilon termoplastik diinjeksikan pada temperatur 274C sampai 293C, memiliki
berat jenis 1,14, penyusutan cetakan sekitar 0,014 in/in (0,014 cm), tensile strength
11.000 lb/in2 (767,44 kg/cm2), dan kekuatan lentur 16.000 lb/in2 (1116,28 kg/cm2).
Nilon termoplastik sedikit lebih sukar untuk disesuaikan dan dipoles, tetapi bahan ini
dapat dibuat menjadi semi-translusen untuk memberikan estetis yang baik pada

Universitas Sumatera Utara

pembuatan gigitiruan fleksibel.3,20 Bahan yang tipis dan translusen mengakibatkan


gingiva pasien terlihat dan terbayang dari luar sehingga terkesan lebih alami dan
meningkatkan estetis.4
Nilon termoplastik yang digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan fleksibel
memiliki kekuatan fisik yang tinggi, tahan terhadap panas dan bahan kimia, serta
dapat dengan mudah dimodifikasi untuk meningkatkan kekakuan dan daya tahan
akibat pemakaian. Keseimbangan yang baik antara kekuatan, daya regang, dan daya
tahan terhadap panas, menyebabkan nilon termoplastik lebih diutamakan untuk
mengganti bahan yang menggunakan logam.3,20 Fleksibilitas bahan nilon termoplastik
yang digunakan memberi efek stress-breaker sehingga mengakibatkan jaringan
gingiva distimulus secara perlahan selama proses pengunyahan, dan tekanan yang
tidak diinginkan pada gigi asli yang masih ada dapat dikurangi. Adanya efek stressbreaker tersebut membuat gigitiruan akan terasa lebih nyaman bagi pasien karena
pasien merasa bahwa gigi-gigi penyangga tidak tertekan pada saat pengunyahan. 4
Bahan nilon termoplastik memberikan banyak keuntungan bila dibandingkan
dengan bahan lainnya, antara lain; lebih stabil dan memiliki stabilitas warna dan
dimensi yang tinggi.3,20 Bahan ini tersedia dalam beberapa kategori warna dasar,
antara lain; merah muda terang, merah muda, dan meharry (perpaduan warna kulit
etnis Afrika-Amerika), yang hampir sama dengan warna asli gingiva.4,6,7

Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Perluasan Basis Nilon Termoplastik Membentuk Cangkolan


Seperti GTSL konvensional, desain GTSL fleksibel juga harus memenuhi
prinsip cangkolan yang baik. Satu kesatuan cangkolan tersebut harus memiliki tiga
fungsi sebagai berikut :1
a. Fungsi Retentif, merupakan fungsi untuk melawan pergerakan gigitiruan ke
arah vertikal atau oklusal, menetralisir gaya yang akan memutar, serta
stabilisasi gigitiruan dengan mengurangi pergerakan horizontal.
b. Fungsi Resiprokal, merupakan fungsi untuk mengimbangi pergerakan
horizontal atau gaya yang ditimbulkan oleh lengan retentif, membantu
fungsi penahan tidak langsung, serta membantu dukungan gigitiruan.
c. Fungsi Sandaran Oklusal, merupakan fungsi untuk menahan gaya yang akan
menekan ke arah gingiva, mendukung dan menstabilkan gigitiruan sebagian
lepasan.
Tanpa mengabaikan prinsip cangkolan tersebut gigitiruan fleksibel dapat dibuat
lebih estetis bagi pasien dengan cara dibuat tanpa menggunakan cangkolan logam
maupun kawat seperti halnya GTSL konvensional. Tetapi fungsi cangkolan diganti
oleh perluasan basis nilon termoplastik membentuk cangkolan, dengan memanfaatkan
daerah gerong pada gigi penyangga dan edentulus sebagai retensi, sehingga tidak ada
komponen cangkolan logam maupun kawat yang terlihat pada permukaan gigi
penyangga seperti saat memakai GTSL konvensional.7,11 Prinsip ini dikenal dengan
retento grip.6 Perluasan basis gigitiruan membentuk cangkolan dibuat melingkar
cukup rapat di sekeliling servikal gigi asli yang masih ada dan gingiva.2,9 Tipe
cangkolan pada basis gigitiruan yang dapat digunakan yaitu : tipe Wrap Around,

Universitas Sumatera Utara

Spur, dan Anchor (Gambar 4).12,13 Desain Spur jarang digunakan disebabkan desain
cangkolannya pendek dan tidak melingkar di sekeliling gigi penyangga sehingga
apabila cangkolan tersebut dibuat tebal menyebabkan estetis pasien kurang baik
sedangkan bila dibuat tipis akan membuat gigitiruan menjadi renggang, kurang
retentif dan mudah terlepas.

c
Gambar 4.

Tipe cangkolan pada basis gigitiruan; a. Wrap Around;


b. Spur; c. Anchor 13

Gigitiruan fleksibel juga dapat dikombinasikan dengan kerangka logam pada


bagian basis dan cangkolan. Hal ini bertujuan untuk memperbesar kekuatan dan
stabilisasi gigitiruan sehingga disamping memenuhi fungsi estetis, gigitiruan fleksibel
ini juga dapat memenuhi fungsi pengunyahan.4

2.5 Penatalaksanaan GTSL Fleksibel


Secara umum, tahap-tahap pembuatan gigitiruan fleksibel adalah tahap
pencetakan, tahap laboratorium, dan tahap pemasangan.

Universitas Sumatera Utara

2.5.1 Tahap Pencetakan


Bahan cetak yang paling baik digunakan dalam pembuatan gigitiruan fleksibel
adalah irreversibel hidrokoloid, karena bahan ini meminimalisasi tertekannya mukosa
alveolus, sementara bahan cetak elastik yang lain lebih menekan jaringan sehingga
memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyesuaian.4,5,8,9 Namun, bahan cetak
Polivinil Siloksan (PVS) dan polieter dapat juga digunakan untuk mendapatkan
model cetakan.8,9
Pembuatan gigitiruan fleksibel sedikit atau tidak membutuhkan preparasi gigi
penyangga karena gigitiruan ini memanfaatkan daerah gerong pada gigi penyangga
dan edentulus sebagai retensi tetapi apabila dibutuhkan, preparasi untuk tempat
dudukan sandaran oklusal disesuaikan dengan kebijaksanaan dokter gigi. Teknik
pencetakan yang dianjurkan adalah teknik pencetakan mukostatik, dan sendok cetak
yang digunakan adalah sendok cetak anatomis yang kaku.4,8,9

2.5.2 Tahap Laboratorium


Tahap-tahap pembuatan gigitiruan fleksibel di laboratorium terdiri atas; desain
model utama, pembuatan model duplikat, modelir malam, penanaman dalam kuvet,
pemasangan spru, pemanasan, penginjeksian bahan, penyelesaian akhir, dan
pemolesan.

2.5.2.1 Desain Model Utama dan Pembuatan Model Duplikat


Desain pada model utama dilakukan dengan menggunakan surveyor. Pada
desain dianjurkan untuk memanfaatkan sebaik mungkin daerah gerong pada gigi

Universitas Sumatera Utara

penyangga dan daerah edentulus yang akan digunakan sebagai retensi. Daerah gerong
yang mempengaruhi arah pasang harus di-blocking out dengan malam, tetapi daerah
gerong pada bagian bukal dan distal tidak boleh di-blocking out karena akan
digunakan untuk retensi.12,13
Apabila terdapat indikasi resesi abnormal atau adanya pembentukan poket,
maka tepi servikal dari jaringan harus di-blocking out. Pada kasus berujung bebas
dengan modifikasi pada daerah anterior, daerah gerong pada bagian depan harus diblocking out dan membiarkan daerah gerong bagian distal untuk retensi. Selanjutnya
dibuat model duplikat dari model utama yang telah didesain.12

2.5.2.2 Modelir Malam dan Penanaman Dalam Kuvet


Gigitiruan fleksibel membutuhkan malam yang lebih tipis dibandingkan dengan
GTSL akrilik konvensional. Namun ketebalan tersebut sudah cukup memberikan
dukungan dan tidak mudah rusak apabila didesain dan diproses dengan tepat.12,13
Ketebalan malam dari gigitiruan fleksibel berdasarkan standar yang telah
direkomendasikan adalah :
1. Bagian palatal

: 1,25 - 1,5 mm

2. Sayap bukal dan labial

: 1,25 - 2,0 mm

3. Cangkolan

: 1,0 - 1,5 mm

4. Sayap lingual

: 1,25 - 2,0 mm

Pola malam juga harus mencakup 2/3 bagian bawah dari gigi posterior dan
anasir gigitiruan, serta harus bersandar pada singulum dari gigi anterior untuk
menambah retensi gigitiruan (Gambar 5).12,13

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5. Modelir malam 13

Setelah proses modelir malam dan penyusunan gigi selesai, model duplikat
ditanam dalam kuvet dengan gips keras (Gambar 6).

Gambar 6. Penanaman model 13

2.5.2.3 Pemasangan Spru


Pemasangan spru pada model dilakukan dengan cara memasukkan spru dari
bagian belakang kuvet ke bagian paling posterior dari malam pada kedua sisi model.
Kemudian gunakan lapisan tipis tinfoil atau bahan separasi untuk menutupi
keseluruhan permukaan gips keras. Selanjutnya kuvet ditutup dan gips keras
dituangkan di atasnya (Gambar 7).12,13

Universitas Sumatera Utara

Gambar 7. Pemasangan spru pada model 13

2.5.2.4 Pemanasan
Kuvet dimasukkan dalam air panas selama 6 10 menit setelah gips keras
mengeras. Kuvet bagian atas dibuka untuk membuang dan membersihkan malam,
serta memastikan semua sisa-sisa malam hilang. Biarkan kuvet dingin hingga seluruh
uapnya menguap, lalu digunakan lapisan tipis tinfoil atau bahan separasi menutupi
seluruh permukaan gips keras.12,13
Apabila telah dingin, kuvet ditutupkan kembali dan dikunci dengan rapat
untuk dilakukan penginjeksian bahan.

2.5.2.5 Injeksi Bahan


Bahan nilon termoplastik diinjeksikan dari suatu tabung berbentuk silinder yang
tersedia dalam berbagai ukuran yang berbeda, tergantung dengan alat yang digunakan
untuk mengisi.5 Silinder tersebut dipanaskan terlebih dahulu sekitar 10 menit sebelum
nilon termoplastik dimasukkan untuk dicairkan. Tabung yang berisi bahan nilon
termoplastik dimasukkan ke dalam silinder dan dibiarkan menjadi cair yang dapat

Universitas Sumatera Utara

diinjeksikan ke dalam kuvet, yang berisi ruangan (mold), dengan temperatur kira-kira
230C 250C selama 9 menit untuk tabung ukuran kecil, 11 menit untuk tabung
ukuran sedang dan 13 menit untuk tabung ukuran besar.12
Kuvet diletakkan langsung di bawah lubang alat injeksi dengan ujung spru
menghadap ke atas setelah proses pencairan bahan selesai (Gambar 8).
Silinder diletakkan pada posisi vertikal dan tuas pada mesin diputar dengan
gerakan cepat berulang-ulang selama 3 menit untuk menginjeksikan bahan. Kuvet
diangkat dan dibiarkan dingin kira-kira setengah jam, kemudian gigitiruan
dikeluarkan dari kuvet untuk dibersihkan.12

Gambar 8. Kuvet diletakkan


mesin injeksi 13

pada

2.5.2.6 Penyelesaian Akhir dan Pemolesan


Gigitiruan dikeluarkan dari kuvet, spru dipotong dengan cakram pemotong (cutoff disk). Pemotongan pinggiran gigitiruan dilakukan dengan menggunakan grinding
wheel, pengurangan bagian dalam gigitiruan dengan menggunakan bur karbid

Universitas Sumatera Utara

(carbide bur), dan perataan gigitiruan sebelum dipoles dengan menggunakan brown
rubber wheel.12,13
Pemolesan gigitiruan fleksibel dilakukan dengan menggunakan rag wheel atau
dengan bubuk pumis yang kasar (coarse pumice) dan brown tripoli menggunakan soft
rag wheel untuk menghasilkan permukaan gigitiruan yang halus.4,13

2.5.3 Tahap Pemasangan


Gigitiruan fleksibel terlebih dahulu direndam di dalam air panas (100C) selama
1 menit sebelum dipasang ke mulut pasien. Perendaman dilakukan dengan tujuan
untuk melancarkan proses pemasangan gigitiruan pertama kali ke dalam mulut pasien
dan memperoleh adaptasi yang baik dengan jaringan mulut (Gambar 9). Gigitiruan
kemudian dikeluarkan dan dibiarkan agak dingin sesuai dengan temperatur yang
dapat ditoleransi oleh pasien, selanjutnya dimasukkan ke dalam mulut pasien dengan
perlahan-lahan dan hati-hati.4-6

Gambar 9. Perendaman GTSL fleksibel


dalam air panas 21

Universitas Sumatera Utara

Apabila pasien merasakan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh cangkolan


yang terlalu cekat, maka cangkolan dapat dilonggarkan sedikit dengan merendam
bagian cangkolan dari gigitiruan dalam air panas dan membengkokkan cangkolan
keluar. Apabila cangkolan perlu dicekatkan, maka daerah cangkolan dapat direndam
dalam air panas dan dibengkokkan ke dalam.4,6

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai