ASAM Dan BASA Kimdas
ASAM Dan BASA Kimdas
Disusun Oleh :
Pipit Widia
230110140083
230110140098
230110140103
Egi Ramadhan
230110140125
230110140133
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
1.3
Tujuan Penulis................................................................................................ 1
1.4
Manfaat Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
A.
]........................................17
Kesimpulan.................................................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu pernah menyantap buah-buahan, seperti jeruk,
lemon, atau mangga. Bagaimanakah rasanya? Kadang-kadang, buah-buahan tersebut
rasanya asam. Lain halnya jika secara tidak sengaja air sabun terminum oleh kita. Kita pasti
akan merasakan pahit. Apakah yang menyebabkan perbedaan rasa tersebut?
Rasa makanan yang berbeda-beda disebabkan sifat kimia makanan tersebut, yaitu asam,
basa, atau netral. Jeruk, lemon, dan mangga bersifat asam, sedangkan air sabun bersifat basa.
Selain zat-zat tersebut, masih banyak senyawa asam dan basa di sekitar kita.
Apakah asam dan basa itu? Bagaimana cara mengenal dan membedakan asam dan basa?
Apakah yang terjadi jika senyawa asam dan basa direaksikan? Bagaimana cara menentukan
derajat kekuatan asam dan basa? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut akan
dijelaskan oleh penulis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asam dan basa?
2. Jelaskan sifat-sifat asam dan basa?
3. Jelaskan teori-teori asam dan basa?
4. Jelaskan metode pengukuran dan perhitungan dari asam-basa dan pH larutan?
1.3 Tujuan Penulis
1. Dapat menjeleskan pengertian dari asam dan basa
2. Mengetahui sifat-sifat dari asam dan basa
3. Dapat menjelaskan dan memahami teori-teori asam dan basa
4. Dapat melakukan pengukuran dan perhitungan dari asam-basa dan pH larutan
BAB II
PEMBAHASAN
Rumus Kimia
CH3COOH
C6H8O6
C6H8O7
H3BO3
H2CO3
HCl
HNO3
H3PO4
C4H6O6
C4H6O5
HCOOH
C3H6O3
C6H5OOH
Terdapat dalam
Larutan cuka
Jeruk, tomat, sayuran
Jeruk
Larutan pencuci mata
Minuman berkarbonasi
Asam lambung
Pupuk, peledak TNT
Deterjen, pupuk
Anggur
Apel
Sengatan lebah
Keju
Bahan pengawet makanan
1.
A.2 Basa
Basa berasal dari istilah (alkali), berasal dari bahas arab yang berarti abu. Basa
adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion
hidroksida (
).
Terdapat dalam
Deodoran, obat maag
Plester
Obat pencahar (antacid)
Sabun, pembersih saluran air
Arrhenius, senyawa asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan
ion H+. Perhatian contoh-contoh persamaan reaksi berikut.
HCL(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
HNO3 (aq) H+(aq) + NO3- (aq)
HBr (aq) H+ (aq) Br- (aq)
H2SO4 (aq) 2H+ (aq) + SO4 2- (aq)
HF (aq)
H+ (aq) + F- (aq)
CH3COOH (aq)
CH3COO-(aq
) + H+(aq)
+
Berdasrkan jumlah ion H yang dapat dilepaskan senyawa asam dikelompokkan ke
dalam beberapa jenis yaitu:
1) Asam monoprotik, yaitu senyawa asam yang melepaskan satu ion H+.
Contoh: HCl(aq), HBr(aq), HNO3(aq), HF(aq), dam CH3COOH(aq).
2) Asam diprotik, yaitu senyawa asam yang melepaskan dua ion H+.
Contoh: H2SO4 (aq) dan H2CO3(aq).
3) Asam triprotik, yaitu senyawa asam yang melepaskan tiga ion H+.
Contoh: H3PO4(aq).
Asam diprotik dan triprotik dikenal juga dengan istilah asam poliprotik, yaitu asam
yang memiliki lebih dari satu atom H.
Contoh berbagai Jenis Asam.
Basa
Menurut Arrhenius, senyawa basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air
menghasilkan ion
(aq)
(aq)
5
Ca(OH)2(aq) Ca2+(aq) + 2
(aq)
Ba(OH)2(aq) Ba2+(aq) + 2
(aq)
NH4OH(aq) NH4+(aq) +
(aq)
2)
dalam Lauratan
dapat diuji
dengan kertas lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus
6
biru. Adanya ion H+ dalam larutan dapat memerahkan kertas lakmus (lakmus biru
berubah menjadi merah atau lakmus merah tidak berubah warna), sedangkan adanya
ion
dan NH4OH.
Keterbatasan Teori Arrhenius
Asam klorida dapat dinetralkan baik oleh larutan natrium hidroksida maupun
amonia. Pada kedua kasus tersebut, akan didapatkan larutan hasil reaksi yang jernih
yang dapat dikristalkan menjadi garam berwarna putih, baik natrium klorida maupun
amonium klorida. Kedua reaksi tersebut merupakan reaksi yang sangat mirip. Reaksi
yang terjadi adalah:
Pada kasus reaksi antara natrium hidroksida dengan asam klorida, ion hidrogen dari
asam bereaksi dengan ion hidroksida dari NaOH. Hal ini sesuai dengan teori asambasa Arrhenius. Akan tetapi pada kasus reaksi amonia dengan asam klorida, tidak
terdapat ion hidroksida.
Kita bisa mengatakan bahwa amonia bereaksi dengan air menghasilkan ion amonium
dan hidroksida, menurut reaksi sebagai berikut:
Reaksi di atas merupakan reaksi reversibel, dan dalam larutan amonia pekat tertentu,
sekitar 99% amonia tetap berada sebagai molekul amonia. Meskipun demikian, ion
hidroksida tetap dihasilkan, walau dalam jumlah yang sangat kecil. Dengan demikian
kita bisa mengatakan bahwa reaksi tersebut sesuai dengan teori asam-basa Arrhenius.
Tetapi pada saat yang bersamaan, terjadi reaksi antara gas amonia dengan gas hidrogen
klorida.
Dalam kasus reaksi di atas, tidak dihasilkan ion hidrogen ataupun ion hidroksida,
karena reaksi tidak terjadi dalam larutan. Teori Arrhenius tidak menggolongkan reaksi
di atas sebagai reaksi asam-basa, meskipun faktanya, reaksi tersebut menghasilkan
produk yang sama manakala kedua senyawa tersebut dilarutkan dalam air.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa keterbatasan teori Arrhenius adalah bahwa
reaksi asam basa hanyalah sebatas pada larutan berair (aqueus, aq) dan asam-basa
adalah zat yang hanya menghasilkan H+ dan
B.2 Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Pada tahun 1923, Johannes Bronsted (Denmark) dan Thomas Lowry (Inggris)
mempublikasikan tulisan yang mirip satu-sama lain secara terpisah. Pendekatan teori
asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas hanya pada larutan berair, tetapi mencakup
semua sistem yang mengandung proton (H+).
Pengertian Asam Basa Bronsted-Lowry
8
Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton
(donor ion H+), sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat menerima proton
(akseptor ion H+). Berdasrkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa jika terdapat
zat yang bersifat asam, harus terdapat zat yang bersifat basa, demikian pula
sebaliknya. Hal ini sesuai dengan ungkapan memberikan proton, yang memiliki
pengertian tidak mungkin terjadi peristiwa memberikan proton jika tidak ada zat lain
yang akan menerima proton tersebut. Perhatikan contoh reaksi berikut ini.
H2O(l) + HCl(aq)
H3O+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi ke kanan:
Senyawa HCl memberikan ion H+ pasa H2O, berarti HCl bersifat asam.
Senyawa H2O menerima ion H+ dari HCl, berarti H2O bersifat basa.
Reaksi ke kiri:
Ion Cl- menerima ion H+ dari H3O+, berarti Cl- bersifat basa.
Ion H3O+ memberikan ion H+ pada Cl-, berarti H3O+ bersifat asam.
HCl bersifat asam dan Cl- bersifat basa. HCl dan Cl- merupakan pasangan asam-basa
dikenal dengan istilah asam-basa konjugasi.
Cl- merupakan basa konjugat HCl, sebaliknya HCl merupakan asam konjugat Cl-.
H2O bersifat basa dan H3O+ bersifat asam. H2O dan H3O+ merupakan pasangan asambasa dikenal dengan istilah asam-basa konjugasi.
H3O+ merupakan asam konjugat H2O, dan H2O merupakan basa konjugat H3O+.
HCl(aq)
H2O(l)
Cl- (aq)
Basa konjugasi
asam
H3O+ (aq)
Asam konjugasi
basa
H+ berkurang
NH4+ (aq) +
aq)
Reaksi ke kanan:
NH3 menerima H+ dari H2O, berarti NH3 bersifat basa.
H2O memberikan H+ pada NH3, berarti H2O bersifat asam.
Reaksi ke kiri:
NH4+ memberikan ion H+ dari
bersifat basa.
Pasangan asam-basa konjugasi adalah: NH3 dengan NH4+ dan H2O dengan
Pada persamaan reaksi tersebut, terlihat bahwa H2O yang bereaksi dengan HCl
bersifat basa, sedangkan H2O yang bereaksi dengan NH3 bersifat asam. Senyawa
seperti ini disebut senyawa yang bersifat amfiprotik, artinya dapat bersifat sebagai
asam dan dapat juga bersifat sebagai basa.
Berdasarkan teori asam basa Bronsted-Lowry ini, banyak senyawa atau spesi
yang bersifat amfiprotik. Misalnya senyawa HF. Menurut teori Arrhenius HF bersifat
asam lemah, sedangkan menurut teori Bronsted- Lowry dapat bersifat asam atau basa,
bergantung pada pasangan reaksinya.
Reaksi HF dan H2O:
HF(aq)
asam
H2O(l)
F- (aq) +
H3O+ (aq)
HF(aq)
basa
HCl (aq)
asam
H2F+ (aq)
Cl- (aq)
Basa konjugasi
Asam konjugasi
+
Pasangan asam-basa konjugasi, yaitu HF dengan H2F dan HCl dengan Cl-.
Berdasarkan hal tertentu senyawa HF dapat bersifat asam atau basa bergantung pada
pasangan reaksinya. Dengan demikian, senywa HF bersifat amfiprotik.
Keunggulan dan Kelemahan Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
10
1. Keunggulan
Berbeda dengan teori asam-basa Arrhenius, dalam teori asam-basa BronstedLowrysetiap zat tidak ada yang bersifat netral. Menurut Bronsted-Lowry, setiap
zat akan bersifat asam/basa bergantung pada apakah zat tersebut menerima atau
melepaskan proton (ion H+). Teori asam-basa Bronsted-Lowry bersifat luas, tidak
hanya bergantung pada pelepasan ion H+ atau ion
atau ion NH2- . Senyawa tersebut sukar ditentukan sifat asam atau basa jika
berdasarkan teori asam-basa Arrhenius. Adapun berdasarkan teori asam-basa
Bronsted-Lowry, senyawa NH3 atau ion NH2- dapat ditentukan sifatnya sesuai
pasangan reaksinya.
2. Kelemahan
Kelemahan utama teori Bronsted-Lowry adalah bahwa untuk pelarut yang tidak
mengandung proton tidak dapat digunakan. Selain itu, sifat suatu zat tidak pasti,
sangat bergantung pada pasangan reaksinya. Misalnya, air dapat bersifat basa jika
bereaksi dengan NH3COOH dan bersifat asam jika bereaksi dengan NH3.
B.3 Teori Asam Basa Lewis
Pada teori asam-basa Arrhenius tidak dijelaskan perilaku asam-basa dalam
larutan tidak berair dan pada teori asam-basa Bronsted-Lowry tidak diterangkan
akan adanya sistem yang tidak terprotonasi. G.N. Lewis, pada tahun 1923,
mengemukakan teori asam-basa dalam buku Thermodynamics and the Free
Energy of Chemical Substances.
Pengertian Asam Basa Lewis
Menurut Lewis, asam adalah partikel (ion atau molekul) yang dapat
bertinadak sebagai penerima (akseptor) pasangan elektron, sedangkan basa adalah
partikel (ion atau molekul) yang dapat bertindak sebagai pemberi (donor)
pasangan elektron. Reaksi asam-basa menurut teori Lewis berkaitan dengan
transfer pasangan elektron yang terjadi pada ikatan kovalen koordinasi.
Produk dari reaksi asam-basa Lewis merupakan senyawa kompleks. Proton
merupakan asam Lewis. Lewis mengembangkan reaksi asam-basa yang
menyangkut zat/senyawa yang tidak mempunyai atom H dalam senyawanya.
11
Secara umum, reaksi asam-basa Lewis terjadi apabila ada basa yang
mendonorkan pasangan elektronnya dan asam yang menerima pasangan elektron
tersebut untuk membentuk ikatan baru. Produk yang terjadi dari reaksi asam-basa
Lewis disebut dengan senyawa kompleks (adduct) dan ikatan yang terjadi adalah
ikatan kovalen koordinasi. Contoh sederhana dari reaksi asam-basa Lewis adalah
reaksi pembentukan ion hidronium dan ion amonium.
Pembentukan ion hidronium
Keunggulan dan Kelemahan Teori Asam Basa Lewis
Keunggulan teori asam-basa Lewis adalah dapat menggambarkan asambasa yang tidak dat digambarkan oleh Arrhenius dan Bronsted-Lowry. Teori
asam-basa Lewis memperluas pengertian asam-basa. Menurut Lewis, asam-basa
bukan hanya pelepasan ion H+ /
C. pH Larutan
Pada pembahasan asam-basa Arrhenius, telah mempelajari penggunaan H+
dan
asam-basa, H+ dan
pH =
oleh penggunaan angka-angka yang tidak sederhana ini, pada 1909, Soren Peter
Lauritz Sorensen (1868 - 1939)m seorang ahli biokimia dari Denmark
mengajukan penggunaann istilah pH. Angka pH suatu larutan menyatakan derajat
atau tingkat keasaman larutan tersebut. Nilai pH diperoleh sebagai hasil negatif
logaritma 10 dari konsentrasi ion H+. Dengan demikian, untuk larutan asam
berlaku
H2O(l)
(aq)
Tetapan kesetimbangan air yang diberi notasi Kw, dirumuskan sebagai berikut.
Kc [H2O] =
Kc [H2O] diberi notasi baru, yaitu Kw sehingga
Kw =
Pada suhu 25o C, ionisasi air murni menghasilkan konsentrasi ion H + yang
jumlahnya sama dengan konsentrasi ion
Kw
, yaitu
M sehingga
=
13
Harga Kw dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu tinggi, air yang terionisasi semakin
banyak sehingga jumlah ion H+ dan
9,55 x
. Dalam
perhitungan, jika nilai suhu tidak disebutkan, berarti dianggap pada suhu 25o C
sehingga Kw =
pKw
pKw
sehingga
=
=
=
Oleh karena itu, hubungan antara pH dan pOH dapat dituliskan sebagai berikut.
pH + pOH = 14
atau
pH = 14 - pOH
Jadi, untuk menentukan pH larutan basa, harus menentukan pOH dahulu,
kemudian menentukan pH.
Skala pH
Salah satu parameter kualitas air bersih adalah pH. Air murni memiliki
[H+] =
14
Larutan Asam
[H ]
pH
Larutan Basa
pOH
pH = 14 - pOH
=1M
14
13
12
11
10
=1M
Berdesarkan Tabel diatas terlihat bahwa suatu larutan asam yang memiliki
[H+] <
[H+] yang berasal dari ionisasi air sehingga pH larutan tersebut tetap kurang dari
7. Demikian pula hanya jika larutan basa memiliki
perhitungannya ion
<
M, di dalam
yang berasal dari
ionisasi air sehingga pH larutan tersebut tetap lebih dari 7. Data pada tabel dapat
juga disajikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar berikut.
15
secara sempurna
sehingga memiliki harga pOH kecil (harga pH besar, yatu berkisar 12-13). Basa
lemah dalam air menghasilkan ion
16
memiliki harga pOH besar (harga pH kecil, yaitu berkisar 9-11). Harga kisaran
tersebut sangat bergantung pada konsentrasi senyawa.
D.3 Derajat Disosiasi dan Perhitungan [H+] dan [
Asam Kuat
Asam kuat merupakan senyawa elektrolit kuat. Di dalam aor, senyawa ini
dapat menghasilkan ion H+ secara sempurna, yaitu seluruh molekul asam
membentuk ion. Jumlah mol zat yang terionisasi sama dengan jumlah mol zat
mula-mula. Dengan demikian, harga derajat ionisasi sama dengan satu (
).
Dalam penulisan reaksi ionisasi asam kuat, digunakan satu anak panah
yang menyatakan bahwa seluruh senyawa asam kuat terionisasi. Perhatiakan
reaksi berikut.
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-(aq)
Contoh senyawa asam kuat lainnya adalah HBr(aq), Hl(aq), HNO3(aq), dan
HClO4(aq).
17
Keterangan :
Basa Kuat
Basa kuat merupakan senyawa elektrolit kuat. Di dalam air, senyawa ini
menghasilkan ion
ion (
). Dalam penulisan ionisasi basa kuat, digunakan satu anak panah yang
(aq)
Ba(OH)2(aq) Ba2+(aq) + 2
(aq)
. Konsentrasi ion
dihitung
]=b
Keterangan :
18
Asam Lemah
Senyawa asam lemah merupakan elektrolit lemah sehingga di dalam air
dapat terionisasi, tetapi tidak sempurna. Harga derajat ionisasi asam lemah
berkisar anatara nol dan satu (0<<1). Senyawa ini terionisasi tidak sempurna
sehingga masih ada molekul yang tidak terionisasi. Reaksinya merupakan reaksi
kesetimbangan. Penulisan reaksi ionisasi asam lemah digunakan dua anak panah
dengan arah bolak-balik. Perhatikan contoh reaksi berikut.
CH3COOH(aq)
HF(aq)
H2S (aq)
HS-(aq)
CH3COO-(aq) + H+(aq)
H+(aq) + F-(aq)
H+(aq) + HS-(aq)
H+(aq) + S2-(aq)
H3PO4 (aq)
H+(aq) + H2PO4-(aq)
H2PO4- (aq)
H+(aq) + HPO42-(aq)
HPO42-(aq) )
H+(aq) + PO43-(aq)
1.
H+(aq) + A-(aq)
Keadaan Awal
M
Terurai
x M
x M
x M
Keadaan Setimbang M ( x M)
x M
x M
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa konsentrasi ion H+ sama dengan
konsentrasi anionnya [H+] = [A-] sehingga
Pada umumnya, asam lemah memiliki harga jauh lebih kecil daripada 1
sehingga
1 = 1. Oleh karena itu, sebagai pendekatan, perhitungan [H +] dapat
dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:
2.
Basa Lemah
Seperti asam lemah,basa lemah merupakan senyawa elektrolit lemah yang
akan mengalami reaksi ionisasi tidak sempurna (0 < < 1). Perhatikan reaksi
berikut
NH4OH(aq)
NH4+(aq) + OH-(aq)
Pada umumnya, senyawa basa lemah memiliki harga yang sangat kecil
sehingga dapat diabaikan. Dengan demikian, persamaan umum yang biasa
digunakan untuk menghitung konsentrasi
adalah
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari
bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab
yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui
bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buahbuahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun
yang tajam.
Teori asam basa menurut Svante Arrhenius, asam merupakan zat yang jika
dilarutkan dalam air menghasilkan ion H+. Adapun basa merupakan zat yang jika
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
Teori asam basa menurut Bronsted-Lowry, asam adalah donor proton (ion
hidrogen). Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen)
Teori asam basa menurut Lewis, asam yaitu senyawa yang menerima proton. Basa
yaitu senyawa yang memberikan proton.
3.2 Kritik dan Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan
karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
hubungannya dengan makalah ini, juga kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan
kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami dan kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Sutresna Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo Media Pratama
Utomo Pranjoto(2008). TEORI ASAM BASA. From: www.ilmukimia.org/2013/01/teoriasama-dan-basa.html?m=1, diakses pada 6 November 2014
24