NUTRISI TERNAK KUDA

A.
SYSTEM PENCERNAAN.
1. Saluran Pencernaan.
a.
Mulut.
Lambung.
b.
Faring.
Kecil.
c.Esopagus.
2. Organ Pelengkap
a.
Gigi.
b.
Lidah.
Pankreas.
c.Kelenjar air liur(saliva).

d.
e. Usus
f. Usus Besar.
d. Hati.
E.

MULUT.
1. GIGI: - DIMULAI PENCERNAAN SECARA
MEKANIK.
- UNTUK MEMILIH KUDA YG. AKAN
DIBELI.
- BENTUK
PAKAN
YG
AKAN
DIBERIKAN.
- UNTUK MENENTUKAN UMUR.
2. LIDAH:
-MEMBANTU
MEMASUKKAN
MAKANAN.
-MEMBANTU
PROSES
PENGUNYAHAN.

3.

KELENJAR AIR LIUR(SALIVA), YG

DIHASILKAN OLEH:
- KELENJAR PAROTIS.
KELENJAR
MANDIBULARIS(SUBMAKSILARIS).
- KELENJAR SUBLINGUALIS.
KETIGA KELENJAR INI MENGHASILKAN
SALIVA (KELENJAR AIR LIUR) SEBANYAK
35 LITER/HARI PADA KUDA DEWASA.

FUNGSI SALIVA:
1. SBG. PELICIN DLM MENGUNYAH DAN
MENELAN MAKANAN.
2. MELINDUNGI MUKOSA MULUT DENGAN
MEMBASAHINYA TERUS MENERUS.
3. KOMPONEN PAKAN YANG LARUT DLM
AIR, AKAN LARUT DLM SALIVA.
4. DPT MENGENCERKAN BEBERAPA ZAT
YANG BERSIFAT RACUN.
5. MENGATUR
TEMPERATUR
DLM
RONGGA MULUT DGN MENYEDIAKAN AIR
LIUR.
FARING DAN ESOFAGUS:
FARING ADALAH BAGIAN PENGHUBUNG
ANTARA MULUT DGN ESOFAGUS, DIMANA

PANJANG ESOFAGUS BERKISAR ANTARA

125 150 CM.

LAMBUNG:
- RELATIF
KECIL
DIBANDING
DGN
SAPI/BABI.
- KAPASITAS 8-15 LITER (10-12 % DARI
KAPASITAS PENCERNAAN SELURUHNYA).
- AKTIFITAS MIKROORGANISME SANGAT
TERBATAS, KARENA POPULASI BAKTERI
SANGAT RENDAH DAN WAKTU TINGGAL
PAKAN RELATIF SINGKAT
(+30 MENIT).
USUS KECIL (HALUS):
- PANJANGNYA + 22 M, DIAMETER 4,5-10
CM DGN
KAPASITAS 40-50 LITER.
- TERJADI PENCERNAAN PROTEIN DAN
KARBOHIDRAT
YG MUDAH DICERNA.
USUS BESAR:

- TERBAGI MENJADI 2 BAGIAN (SEKUM DAN

KOLON) DGN PANJANG 7,5-8 M YG
DIAKHIRI OLEH REKTUM.
- SEKUM, PANJANGNYA 1,25 M DGN
KAPASITAS VOLUME 20-30 LITER (60 %
DARI VOLUME SALURAN PENCERNAAN
SELURUHNYA).
- KOLON PANJANGNYA 3-3,7 M DGN
DIAMETER
20-25 CM.
- SEKUM DAN KOLON, MERUPAKAN TEMPAT
TERJADINYA
FERMENTASI
SINTESIS
BERBAGAI A.A, VITAMIN B DAN K, OLEH
MIKROORGANISME.
FANKREAS:
KUDA MEMILIKI KONSENTRASI ENZIM DAN
KADAR HCO3 YANG RENDAH DIBANDING
DGN TERNAK LAIN
FANKREAS KUDA TERDIRI DARI ENDOKRIN
YANG
TERDIRI
DARI
PULAU-PULAU
LANGERHANS
YANG
MENGELUARKAN
INSULIN KEDALAM DARAH, DAN EKSOKRIN
TERDIRI DARI ASINI YG BERTANGGUNG

JAWAB
ATAS
PEMBENTUKAN
CAIRAN
PANKREAS YG DISEKRESI KE DUODENUM.
CAIRAN PANKREAS TERDIRI DARI:
1. TDK
MENGANDUNG
ENZIM,
TTP.
UMUMNYA MENGANDUNG BIKARBONAT
DAN SEDIKIT KHLORIDA. NA-KARBONAT
PENTING UNTUK:
- MENETRALKAN ASAM YG BERASAL
DARI
LAMBUNG
BERSAMA
DGN
BAGIAN MAKANAN KEDUODENUM.
- MEMELIHARA KONSENTRASI H+ UNTUK
AKTIVITAS BBRP. ENZIM PANKREAS.
2. MENGANDUNG BEBERAPA ENZIM YG
SEBAGIAN DISEKRESIKAN OLEH SEL-SEL
ASINAR UTK. MENCERNA KARBOHIDRAT,
LEMAK
DAN
PROTEIN
OLEH
LIPASE,AMILASE DAN BBRP. PROTEASE.
HATI:
MERUPAKAN KELENJAR TERBESAR DLM
TUBUH, MELALUI PEMBULUH DARAH
PORTAL YG BESAR, HAMPIR SELURUH ZAT
MAKANAN YG TERSERAP DI USUS AKAN
MELALUIHATI.

FUNGSI PENTING HATI:

1. MENSEKRESIKAN EMPEDU.
2. MEMETABOLISME
PROTEIN,
KARBOHIDRAT DAN LEMAK.
3. DETOKSIKASI
ZAT-ZAT
YANG
BERBAHAYA BAGI TUBUH.
4. TEMPAT MENYIMPAN BBRP. VITAMIN.
5. DESTRUKSI SEL-SEL DARAH MERAH.
6. PEMBENTUKAN PROTEIN DARAH.
PADA KUDA TIDAK ADA KANTONG EMPEDU
YG
BERFUNGSI
MELARUTKAN
DAN
MENYERAP
LEMAK
SERTA
ZAT-ZAT
LAINNYA.
EMPEDU:
DIBUTUHKAN UNTUK MELARUTKAN DAN
MENYERAP LEMAK SERTA ZAT-ZAT YG ADA
HUBUNGANNYA
DGN
LEMAK
DLM
PENCERNAAN.
SEKRESI EMPEDU PADA KUDA BERKISAR
ANTARA
88 111 ML/JAM SECARA TERUS
MENERUS, DI DLM EMPEDU TRDPT: GARAM
DAN
PIGMEN
EMPEDU,
SEDIKIT
KHOLESTEROL,
LESITIN
(LECITHIN),

ELEKTROLIT DAN PROTEIN, TTP. KUDA TDK

MEMILIKI KANTONG EMPEDU.
MIKROORGANISME.
PADA
SALURAN
PENCERNAAN
KUDA
TERDAPAT MIKROORGANISME, YAITU PADA
SEKUM DAN KOLON YG MENGALAMI
PEMBESARAN, SEHINGGA DIDAPATKAN
LEBIH BANYAK MENGANDUNG BAKTERI
DARI
PADA
SALURAN
PENCERNAAN
LAINNYA.

METABOLISME DAN KEBUTIHAN ZAT GIZI.

TERNAK
KUDA
MEMERLUKAN
KARBOHIDRAT, PROTEIN, MINERAL DAN
VITAMIN UTK. HIDUP POKOK, BEKERJA,
REPRODUKSI (BUNTING DAN LAKTASI) DAN
PERTUMBUHAN.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN
ZAT GIZI PADA KUDA ADALAH:
1. TEMPRAMEN DAN DISPOSISI.
2. KONDISI.

3.
4.
5.
6.

UMUR.
BERAT BADAN.
LAAMA BEKERJA/HARI.
BUNTING/LAKTASI.

KEBUTUHAN BAHAN KERING (BK).

KONSUMSI BK. SUATU BAHAN MAKANAN
YANG NORMAL UMUMNYA ANTARA 1,5 3
% BB.
ANAK-ANAK
DAN
INDUK
KUDA
MENGKONSUMSI BK. SAMPAI 3 % BB. PADA
SAAT BERANAK, INDUK KUDA KEHILANGAN
BB. SEBESAR 14,8 % BB., AKIBAT
PENGELUARAN BBRP. UNSUR DARI DLM
TUBUH KUDA SEPERTI: FETUS 8,7 %,
PLASMA 0,9 % DAN CAIRAN AMONIA 5,2
%.
KEBUTUHAN ENERGI.
ENERGI SANGAT ESENSIAL UTK. HIDUP
POKO,
BEKERJA
DAN
REPRODUKSI
(BUNTING DAN LAKTASI).
KBTHN UTK KERJA BESAR, MACAM DAAN
KERJA BERAT/RINGAN.

BERKAITAN DGN LAMBUNG KUDA YG

KAPASITASNYA
RELATIF
KECIL
DLM
MENAMPUNG MAKANAN, MAKA
UTK MEMENUHI KEBUTUHAN AKAN ENERGI
PERLU ADANYA PENINGKATAN PEMBERIAN
MAKANAN PENGUAT YG KAYA ENERGI (BIJIBIJIAN) DN MENURUNKAN PEMBERIAN
HIJAUAN.
1. KARBOHIDRAT SUMBER ENERGI:
KADAR GLUKOSA DLM PLASMA DARAH
KUDA
BIASANYA
SEBESAR
102+5
MG/100 ML, AKAN TETAPI KALAU
DIPUASAKAN SELAMA 72 JAM, AKAN
MENGALAMI
PENURUNAN
KADAR
GLUKOSA MENJADI 81+4 MG/100/ML.
SELULOSE DAN SEJENISNYA DGN SEDIKIT
KARBOHIDRAT YG MUDAH DUCERNA
SECARA ENZIMATIS PD USUS KECIL,
AKAN DICERNA DLM SEKUM DAN KOLON
MENJADI VOLATILE FAFTY ACIDE (VFA),
SEDANGKAN
PD
RUMINANSIA
DIFERMENTASI DLM RUMEN MENJADI
VFA.

KUDA/PONI
LEBIH
EFISIEN
MENGGUNAKAN
BIJI-BIJIAN DIBANDING RUMINANSIA.

TABEL: PERBANDINGAN KOMPOSISI VFA,

ANTARA
PONI DAN SAPI YG DIBERI 2
MACAM B.P.
(BIJI-BIJIAN DAN HAY).
HAY:BIJ
VFA (MOLAR %)
SPESI
ACETA PROPION BUTIR
I-BIJIAN
ES
T
AT
AT
PONI
73
17
8
1:0
SAPI
74
18
8
PONI
59
25
11
1:4
SAPI
62
22
16
KUDA YG DIBERI RANSUM KAYA BIJI-BIJIAN
MEMPERLIHATKAN POLA METABOLISME
ENERGI
MENYERUPAI
TERNAK
MONOGASTRIK, SEDANG YG DIBERI
RANSUM
KAYA
HIJAUAN
POLA
METABOLISME
ENERGI
MENDEKATI
RUMINANSIA.

2. LEMAK SUMBER ENERGI.

SETELAH MELALUI PROSES ENZIMATIS,
LEMAK DIRUBAH MENJADI ASAM LEMAK
DAN KEMUDIA DISERAP DI DAERAH USUS
KECIL.
MESKIPUN KUDA TIDAK MEMPUNYAI
KANTONG EMPEDU, NAMUN HAL INI
TIDAK
MENGHALANGI
PENCERNAAN
LEMAK, EMPEDU MENGALIR SECARA
TERUS MENERUS.
PROTEIN.
KUDA MEMBUTUHKAN PROTEIN DLM
SEMUA PROSES KEHIDUPAN, NAMUN
LEBIH BANYAK PADA KUANTITAS DARI
PADA KUALITAS PROTEIN, MESKIPUN
KUDA BUKAN RUMINANSIA.
UNTUK
MELENGKAPI
KEKURANGAN
KUALITAS PROTEIN DALAM RANSUM
KUDA, PERLU DITAMBAHKAN SUMBER
PROTEIN NABATI YANG RELATIF MURAH
SEPERTI: LEGUMINOSA, JERAMI JAGUNG,
KACAMNG TANAH DLL. PENCERNAAN
PROTEIN TERJADI DI SEPANJANG USUS

KUDA, TERUTAMA DI USUS KECIL (ILEUM)

YAITU: + 50 KALI LEBIH BESAR
DIBANDING DI SEKUM.
NPN. UNTUK EKWIN.
PENGGUNAAN
NON
PROTEIN
NITROGEN(NPN) PADA KUDA TIDAK SEEFISIEN
PADA
RUMINANSIA
DLM
PERUBAHANNYA MENJADI PROTEIN.
SALAH SATU SUMBER N YG DIGUNAKAN
ADALAH UREA, PENGGUNAAN 3 % UREA
DLM RANSUM DPT MENINGKATKAN
RETENSI
N,
KARENA
BANTUAN
MIKROORGANISME, DAN PENGGUNAAN 5
% UREA DLM RANSUM MASIH TIDAK
MEMBAHAYAKAN.
PEMBERIAN
AKAN
LEBIH
BESAR
MANFAATNYA, BILA DIBERIKAN BERSAMA
BAHAN PAKAN YANG MENGANDUNG
PROTEIN KUALITAS RENDAH.
BEBERAPA PENELITIAN MENYATAKAN,
BAHWA DIAMONIUM SULFAT YG DI INFUS
KE DLM SEKUM DPT DIUBAH MENJADI

ASAM-ASAM
AMINO
YANG
DPT
DIGUNAKAN OLEH KUDA ADALAH:
1. KEBUTUHAN PROTEIN/ASAM AMINO.
PROTEI YG DIBUTUHKAN OLEH KUDA
MUDA DAN INDUK YG MASIH MENYUSUI
(BB=225 KG) SEBESAR 0,75 % LISIN
DAN
KUDA
BB=
215
KG,
MEMBUTUHKAN + 29 GR LISIN/HARI
(0,6 % RANSUM).
2. KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK HIDUP
POKOK
(MAINTENANCE)
ADALAH
SEKITAR 3 GRAM PROTEIN DAPAT
DICERNA(PrDD)/KG BB0,75/HARI.
(NRC-AS,1973).
3. KEBUTUHAN
PROTEIN
UNTUK
PERTUMBUHAN.
KADAR LEMAK TUBUH KUDA BARU
LAHIR SEKITAR 2 % DAN KUDA DEWASA
SEBESAR 20 % DENGAN KONDISI BAIK.
KOMPOSISI TUBUH KUDA TANPA LEMAK
TERDIRI DARI 72 % AIR, 22 % PROTEIN
DAN 6 % MINERAL. KADAR PROTEIN
TUBUH AKAN MENURUN DENGAN
BERTAMBAHNYA KADAR LEMAK TUBUH.

KEBUTUHAN
PROTEIN
DAPAT
DICERNA(PDD)= (PROTEIN TUBUH X
PERTAMBAHAN
BERAT
BADAN(PBB)
GRM/HR)/0,45.
NILAI
0,45
DARI
ASUMSI, BAHWA 45 % PDD. UTK HID UP
POKOK YG DPT. DIPAKAI UTK. PBB.
DENGAN CATATAN , BAHWA KUALITAS
PROTEIN
YG
DIGUNAKAN
LEBIH
RENDAH,
MAKA
YG.
DISEDIAKAN
HARUS LEBIH BANYAK DARI YG
DIDAPATKAN.
4. KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK KERJA.
IMBANGAN PROTEIN YG CUKUP BAIK
UTK KUDA YG TDK BEKERJA ADALAH
(1:10), PADA WAKTU SEDANG BEKERJA
IMBANGAN
TSB.
MENJADI
LUAS,
KARENA ENERGI HARUS NAIK DAN
PROTEIN TETAP (1:20).
5. KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK KUDA
BUNTING.
PADA MASA KEBUNTINGAN 3 BULAN
TERAKHIR, KEBUTUHAN AKAN PROTEIN
MENINGKAT.

CARA
PERHITUNGAN
KEBUTUHAN
PROTEIN DENGAN ASUMSI:
1. BERAT FETUS DALAM UTERUS 12 %
BB. INDUK
(BB<450 KG).
2. BERAT FETUS DALAM UTERUS 10 %
BB. INDUK
(BB=450 KG).
3. BERAT FETUS DALAM UTERUS 1,13
% BB. INDUK (BB>450 KG).
KEBUTUHAN
PROTEIN
TERSEBUT
MASIH HARUS DIKURANGI DENGAN
FAKTOR
EFISIENSI
PENGGUNAAN
PROTEIN UNTUK PRODUKSI KONSEPSI,
YAKNI:
1. PADA
3
BULAN
TERAKHIR
KEBUNTINGAN DI ASUMSIKAN HANYA
60 % PROTEIN YANG TERSEDIA DLM
TUBUH
TERNAK
UNTUK
PEMBENTUKAN FETUS.
2. HANYA 45 % DARI PROTEIN DAPAT
DICERNA (PrDD)YG DAPAT DIPAKAI
UNTUK POERTUMBUHAN FETUS.