Anda di halaman 1dari 8

KOMUNIKASI PERTANIAN dan PENYULUHAN

OLEH :
M. Auliya UlAnam M. (C1M 010 006)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2012

KOMUNIKASI dan PENYULUHAN PERTANIAN


Suatu pernyataan yang dilakukan oleh manusia, baik yang dilakukan perorangan
maupun berkelompok, yang sifatnya umum sampai khusus maupun dengan menggunakan
lambang-lambang tertentu yang memudahkan manusia untuk memahami apa yang
disampaikan oleh orang lainya, iInteraksi yang terjadi inilah yang di artikan dengan
komunikasi. Komunikasi dan penyuluhan sendiri ialah interaksi yang terjadi antara
individu dan kelompok, yang membahasa bidang pertanian kususnya. Penyuluhan
pertanian sendiri adalah system pendidikan diluar sekolah (informal) yang diberikan
kepada petani dan keluarganya dengan maksud agar mereka mampu, sanggup dan
berswadaya memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan keluarganya sendiri atau bila
dimungkinkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekelilingnya.
Penyuluhan pertanian bisa dilakukan oleh siapa saya yang mengerti akan bidang
pertanian itu sendiri tentunya, dimana dengan tujuan memberdayaakan petani dengan
keluarganya. Departemen Pertanian sendiri mengkatagorikan penyuluh pertanian. Dimana
penyampaian informasi pertanian melalui system komunikasi, khususnya dalam kegiatan
penyuluhan pertanian. Departemen Pertanian lebih banyak menyerahkan tanggung
jawabnya kepada para penyuluh pertanian. Sesuai dengan sifat dan tanggung jawab tugas
yang dikerjakan maka korps penyuluh pertanian ini diklasifikasikan menjadi 3 (tiga)
kategori, yaitu :
a. Penyuluh Pertanian Spesialis (PPS)
b. Penyuluh Pertanian Madya (PPM)
c. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
Baik PPS, PPM maupun PPL melaksanakan tugasnya berdasarkan 5 (lima) prinsip atau
5 (lima) tugas yang menjadi kesepakatan yang telah ditetapkan oleh Departemen Pertanian
1984, yaitu :
a. Menyebarkan informasi
b. Mengajarkan keterampilam atau kecakapan
c. Memberikan rekomendasi
d. Mengupayakan kemudahan terhadap kesulitan yang dihadapi oleh petani

e. Menimbulkan swadaya ataupun swadana petani dalam melaksanakan tugasnya


sehari-hari.
Tugas Penyuluh Pertanian Spesialis (PPS) adalah sebagai tenaga penyuluh ahli. Oleh
karena itu tugas PPS sebagai komunikator yang lebih banyak bersifat :
a. Sebagai penghubung antara para ahli di lembaga penelitian atau perguruan tinggi
sebagai sumber informasi dengan para penerima informasi.
b. Sebagai pengolah hasil penelitian yang dihasilkan oleh lembaga penelitian atau
perguruan tinggi untuk seterusnya dikomunikasikan kepada para calon penerima
informasi atau pesann.
c. Sebagai tenaga pembina latihan, baik kepada PPM, PPL atau kepada semua pihak
yang memerlukan informasi pertanian.
Selanjutnya, Penyuluh Pertanian Madya (PPM) banyak bertugas di daerah atau
dilokasi pembinaan, maka biasanya mereka berkantor di Balai Penyuluhan Pertanian
(BPP). Sebagai tenaga senior di lembaga itu, maka tugas PPM adalah mengatur atau
merencanakan program penyuluhan pertanian, antara lain :
a. Melaksanakan manajemen penyuluhan pertanian, antara lain perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
b. Membina dan mengelola proyek-proyek pertanian yang ada kaitannya dengan
penyuluhan pertanian.
c. Membimbing dan membina PPL atau para petani maju atau bahkan pihak
perorangan yang menginginkan penyuluhan pertanian.
Maka tugas PPL adalah melaksanakan tugas-tugas penyuluhan yang telah
digariskan dan disepakati olehnya dengan atasannya yaitu PPM. Biasanya PPL ini
berkantor di BPP, karena BPP umumnya terdiri dari dua PPM dan sejumlah PPL yang
banyaknya tergantung dari luasnya wilayah kerja.
Adapun upaya yang perlu perhatian dalam melakukan penyuluhan pertanian. Yaitu
bagaimana penyuluh dapat berbaur, memikat hati para petani. Karena itu seorang penyulh
perlu memiliki karisma, dan yang terpenting dapat dipercaya oleh petani. Dalam
penyampain materi pertanian, disinilah teknik komunikasi penyuluh di uji, agar para petani
yang umumnya tidak memiliki pendidikan yang tinggi, cepat mudah dan memahami apa
yang disampaikan. Metode penyuluhan pertanian pengertian yang diterapkan ini, dapat
dijelaskan sebagai berikut :

a. Bagaimana petani kecil dapat bertani atau berusahatani dengan cara yang lebih
baik. Minsalnya cara bercocoktanam, cara memelihara kesuburan tanah, cara
memperlakukan teknologi lepas panen, dan sebagainya.
b. Bagaimana petani kecil mampu dan mau berusahatani secara menguntungkan, baik
dalam usahatani secara monokoltur ataupun secara tumpangssari.
c. Bagaimana petani kecil mampu meningkatkan kesejahteraan atau bagaimana
mereka dapat hidup sejahtera.
Adapun menurut beberapa ahli yaitu menurut Toto Mardianto dan Sri Sutarni dalam
bukunya Petunjuk Penyuluhan Pertanian mengatakan bahwa sifat-sifat materi penyuluhan
yang akan diberikan harus bersifat sebagai berikut :
a. Yang berisikan pemecahan masalah yang sedang dihadapi
Materi ini merupakan materi penyuluhan yang harus paling diperhatikan dan
merupakan perhatian utama sebelum penyuluh bersangkutan ingin menyampaikan
materi penyuluhan lain. Tanpa penyuluh memberikan materi yang sifaftnya
memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi, maka perhatian petani yang
menjadi sasarannya tidak akan terpusat kepada yang sedang disampaikan. Bahkan
yang lebih fatal, petani sasarannya dapat mengabaikan kegiatan penyuluhan karena
dipandangnya tidak akan memberikan manfaat bagi dirinya atau usahataninya.
b. Yang berisikan petunjuk atau rekomendasi teknis yang perlu dilaksanakan pada
usahataninya secepatnya.
Penyuluh yang cerdik tidak akan memberikan bahan atau materi penyuluhan
mengenai sesuatu yang akan diterapkan petani untuk waktu yang masih lama.
Tetapi yang paling efektif adalah rekomendasi teknis mengenai apa-apa yang harus
dilaksanakan (berikut mengapa, bagaimana, dimana dan kapannya) petani
sasarannya pada saat ia datang dan segera setelah ia meninggalkan petaninya.
Sebab, daya ingat petani terbatas, dan mungkin pelaksanaannya tidak akan sesuai
dengan yang direkomendasikan.
c. Yang bersifat Instrumental
Kedua materi yang dikemukakan diatas, sifatnya adalah konsumtif. Namun kepada
petani masih harus diberikan matemri yang sifatnya instrumental, sehingga pada
masa mendatang dapat tumbuh swakarsa, swadaya, dan swakarya mereka sendiri

tanpa menguntungkan dari penyuluhnya. Termasuk dalam materi ini juga beberapa
peraturan kebijaksanaan pemerintah yang perlu diketahui oleh petani dan
masyarakat pada umumnya, terutama yang menyangkut atau berkaitan dengan
kegiatan usahatani dan pembangunan pertanian dalam arti yang lebih luas.
Ir. A. G. Karta Sapoetra (1991) mengungkapkan bahwa materi penyuluhan itu dapat
diteima, dimanfaatkan dan diaplikasi oleh para petani, selain harus sesuai dengan
kebutuhannya harus pula :
a. Sesuai dengan tingkat kemampuan petani, sehingga dapat dipraktekan
b. Mengena pada perasaannya, tidak bertentangan dengan tata adat, kepercayaan dan
pola pertanian yang telah terbiasa dilakukannya.
c. Memberi atau mendatangkan keuntungan ekonomis (berpengaruh positif terhadap
tingkat kehidupan petani).
d. Mengesankan dan merangsang petani untuk melaksanakan perubahan cara berpikir,
cara kerja dan cara hidup menuju perkembangan dan kemajuan.
e. Bersifat praktis dan dapat dilaksanakan oleh para petani sehingga mendorong
kegiatannya.
f. Menggairahkan para petani sehingga para petani seakan-akan terbujuk untuk selalu
mau memperhatikan, menerima, mencoba, dan melaksanakan/menerapkannya
dalam kegiatan usaha tani.
Media penyampain penyuluhan pertanian dapat dilakukan melalui media hidup dan
media mati. Media hidup sendiri berarti orang-orang yang menyampaikan tentang materi
penyuluhan pertanian, sedangkan media ialah penyampaian yang dilakukan penyuluh
melalui tulisan di media cetak, dan media lainya seperti televisi, radio, internet.
Selain itu, perantara yang dipercaya dapat menghubungkan dengan baik antara
penyuluh dengan para petani baik itu media hidup maupun media mati hendaknya
memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Dinamis dan dapat menyatukan berbagai pihak, beritikad baik dan selalu
menghindarkan pertentangan yang ada dalam tiap individu, umum dan dapat
menampung segala pesan, kegiatan berserta keluhannya dalam masyarakat.
b. Sederhana tetapi mapan dan tepat dalam penampilannya sehingga penyuluh atau
sasaran (para petani) tidak segan dan enggan untuk memanfaatkannya dalam

jalinan hubungan dan dapat menerima dengan baik kehadirannya, sehingga materi
penyuluhan dan disampaikan dan dterimanya dengan baik.
c. Mudah untuk diikuti dan diperoleh kedua belah pihak (penyuluh ataupun sasaran),
tidak memerlukan banyak persyaratan dan pengorbanan, jadi kalau media itu
merupakan media hidup tidak banyak persyaratan yang dikehendakinya, dan kalau
media mati tidak banyak pengorbanan untuk memperolehnya.
d. Yang diisi atau mengandung dan dapat memberikan hal-hal/kegiatan yang praktis
yang dapat diselenggarakan oleh masyarakat,

minsalnya dapat mewujudkan

perbaikan nyata dalam jangka pendek yang sejalan dengan programnya (program
jangka pendek) yang tidak bersimpangan dengan program jangka panjang
(perbaikan tingkat kesejahteraan hidup petani umumnya).
Dalam bukunya, U. Samsudin (1987) mengungkapkan beberapa alat bantu lain yang
biasa digunakan sebagai media penyuluhan pertanian, yaitu :
a. Papan tulis, papan planel, papan magnis (untuk metoda kelompok) dan papan
pengumuman (untuk metoda missal).
b. Kartu kilat (flash card); yang merupakan lembaran-lembaran kertas manila yang
sama besarnya, berbentuk bujursangkar dimana pada setiap lembar atau
halamannya diisi dengan amanat-amanat visual singkat, berupa gambar-gambar
dari kata-kata yang mengemukakan pokok-pokok penting dari pembicaraan atau
suatu anjuran tertentu. Media ini dapat digunakan pada saat melaksanakan
penyuluahn didalam ruangan.
c. Peta singkap (flipchart); berupa susunan lembaran-lembaran kertas seperti kalender
bersampul tebal (dengan triplex atau karton), berisi berbagai petunjuk bahan
pelajaran atau bahan informasi yang dibubuhi sedikit ilustrasi dengan gambargambar berserta sedikit teks, dan dibuat secara berurutan (berseri). Seperti halnya
kartu kilat, media ini pun biasanya digunakan atau sebaiknya digunakan untuk
penyuluhan didalam ruangan.
d. Peta penegang (suspance chart); terdiri dari sehelai kertas yang memuat pokokpokok penting dari apa yang sedang dibicarakan, secara berurutan berbaris dan
bertahap dari atas ke bawah, mulai dari pokok pembicaraan kemudian masingmasing isi atau urutan kerjanya. Juga media ini sebaiknya digunakan sebagai media
penyuluhan diruangan.

e. Day ligh projection; yaitu sejenis pertunjukkan film yang dilakukan di siang hari
dalam ruangan yang terang, dimana gambar dapat dilihat seperti gambar pada layar
televise.
f. Opeque Projection yaitu suatu cara atau teknik yang dapat memperlihatkan bahan
tercetak, gambar atau objek yang berukuran kecil kepada kelompok orang banyak.
Alat ini digunakan yaitu opaque projector, bekerja atas prinsip memantulkan
cahaya dari permukaan gelap ke layar putih.
g. Overhead Projection yaitu pertunjukkan dengan menggunakan alat yang disebut
pverhead projector yang bekerja atas prinsip penembusan cahaya melalui benda
bening dan lauas yang kemudian dipantulkan pada layar putih. Dengan alat ini
memungkinkan pembicara dapat duduk atau berdiri berhadapan dengan sasaran,
sedang gambar yang dijelaskan terletak dibelakang diatas kepala.

SUMBER :
a. Ir, A.G. Karta Sapoetra (Judul : Teknologi Penyuluhan
Pertanian)
b. Soerkartawi (Judul : Prinsip Dasar Komunikasi
Pertanian )
c. Toto Murdianto dan Sri Sutarmi (Judul : Petunjuk
Penyuluh pertanian)
d. U. Samsudin (Judul : Dasar-Dasar dan Moderenisasi
Pertanian)

Anda mungkin juga menyukai