Anda di halaman 1dari 14

39

V.

EVALUASI PROGRAM

A. Pendekatan Sistem
Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling
dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu
kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisa organisasi yang
menggunakan sifat-sifat dasar sistem sebagai titik pusat analisa.
1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
2. Proses (process), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan.
3. Keluaran (output), adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment), adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola
oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
5. Umpan balik (feedback), adalah kumpulan bagian atau elemen yang
merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem
tersebut.
6. Dampak (impact), adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

40

Gambar . Pendekatan sistem (Azwar, 2010)


B. Identifikasi Masalah
Suatu masalah ditetapkan jika terdapat kesenjangan antara keluaran
dengan tolak ukurnya, sedangkan penyebab masalah ditentukan bila
ada kesenjangan antara unsur sistem lainnya dengan tolak ukur. Proses
identifikasi masalah dilakukan secara bertahap, dimulai dari keluaran
(output) program kerja puskesmas, kemudian apabila ditemukan adanya
kesenjangan antara tolak ukur dengan data keluaran tersebut maka harus
dicari kemungkinan penyebab masalah sesuai dengan pendekatan sistem.
Dalam pelaksanaan program penimbangan bayi dan balita di posyandu,
didapatkan beberapa indikator untuk memantau pelaksanaannya, seperti
D/K, N/S, N/D, K/S. Selama tahun 2014, hasil dari indikator tersebut
dapat dilihat di tabel 3.

Tabel 3. Variabel keluaran dalam program penimbangan bayi dan balita di


posyandu Puskesmas Kedaton

41

Variabel
Keluaran

Tolak Ukur

Target nasional
kemenkes
melalui rencana
aksi
nasional
Penimbangan
gizi dan pangan
Balita di
untuk
Posyandu
persentase
(D/S)
cakupan balita
ditimbang berat
badannya (D/S)
tahun
2014
adalah 85%

Pencapaian

Masalah

Jumlah balita yang


ditimbang di Posyandu
di wilayah kerja
puskesmas Kedaton
(+)
pada data laporan
periode Januari 2014Desember 2014
yaitu 80,2%.

Masalah yang ditemukan pada program penimbangan balita di wilayah


kerja Puskesmas Rawat Inap Kedaton pada bulan Januari 2014-Desember
2014 adalah persentase balita yang ditimbang di Posyandu belum
memenuhi target pencapaian sesuai dengan RANGP tahun 2011-2015.
Indikator D/S digunakan karena indikator ini berkaitan dengan cakupan
pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya
imunisasi serta penanganan prevalensi gizi kurang pada balita (Kemenkes
RI, 2012). Masalah ini ditegakkan karena adanya perbedaan antara hasil
yang diharapkan pada tolak ukur, dimana jumlah bayi yang ditimbang
yang diharapkan adalah 85% sementara rata-rata angka bayi dan balita
yang ditimbang pada periode Januari 2014-Desember 2014 adalah 80,2%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa persentase bayi ditimbang di posyandu
yang dicapai oleh Puskesmas Rawat Inap Kedaton belum mencapai target.

A. Kerangka Konsep
Untuk mempermudah identifikasi faktor penyebab masalah belum

42

tercapainya persentase balita ditimbang di Puskesmas Rawat Inap


Kedaton

diperlukan

kerangka

konsep

dengan

menggunakan

pendekatan sistem, dan dalam pemecahan masalah diupayakan untuk


mengidentifikasi faktor-faktor penyebab masalah yang dihadapi.
Komponen sistem yang dapat menjadi penyebab masalah adalah
masukan/input dan lingkungan, seperti yang dijelaskan gambar 2.

Gambar 2.

Identifikasi masalah dengan pendekatan sistem pada


program penimbangan bayi dan balita di posyandu
Puskesmas Kedaton

B. Identifikasi Faktor Penyebab Masalah


Sesuai dengan pendekatan sistem, jumlah bayi ditimbang (D/S) yang

43

belum mencapai target di Puskesmas Rawat Inap Kedaton merupakan


suatu output atau hasil yang tidak sesuai dengan target. Untuk
mengatasinya,

dengan

pendekatan

sistem

harus

diperhatikan

kemungkinan adanya masalah pada komponen lain pada sistem,


mengingat suatu sistem merupakan keadaan yang berkesinambungan
dan saling mempengaruhi. Dalam mengidentifikasi faktor penyebab
masalah, kami menggunakan diagram fishbone.

1. Input
Analisis penyebab masalah dilakukan berdasarkan pendekatan sistem
sehingga dilihat apakah output (skor pencapaian suatu indikator
kinerja) mengalami masalah atau tidak. Apabila ternyata bermasalah,
penyebab masalah tersebut dapat kita analisis dari input dan proses
kegiatan tersebut. Input mencakup indikator yaitu man (sumber daya
manusia), money (sumber dana), method (cara pelaksanaan suatu
kegiatan), material (perlengkapan), minute (waktu) dan market
(sasaran).

Man
Jumlah tenaga puskesmas Kedaton yang ada menurut data tahun
2014 berjumlah 87 orang dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4. Data Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Rawat Inap
Kedaton Tahun 2012

44

No

Jenis Tenaga

Pkm Rawat
Inap Kedaton

Pustu
Sukamenanti

Jumlah

45

1.

Dokter
Umum
2. Dokter Gigi
3. Profesi
keperawatan
(Ns)
4. Sarjana
keperawatan
5. Sarjana
Kesmas
6. SAA
7. D3 Farmasi
8. Apoteker
9. D3 Gizi
10. D3 Perawat
Gigi
11. SPRG
12. SPK

2
2

0
0

2
2

1
1
1
1
2

0
0
0
0
0

1
1
1
1
2

2
1

0
2

2
3

13. D3 Perawat

14. D3 Analis

15. D4 Analis

16. D4
Kebidanan
17. D3
kebidanan
18. Sanitarian

19. SMA

20. Juru Mudi

21. Bidan PTT

22. Perawat
Poskeskel
23. Cleaning
Service
24. Tenaga
Kontrak
25. Perawat TKS

14

15

15

16

26. Bidan
Kontrak

46

Jumlah

87

Sumber : SP2TP Puskesmas Rawat Inap Kedaton


Tabel 4 menunjukkan bahwa ketenagaan yang terdapat di
puksesmas Kedaton berjumlah 87 orang. Terlihat bahwa SDM
yang tersedia untuk bagian gizi hanya satu orang, sementara orang
ini juga memegang program gizi yang lain. Keadaan menempatkan
pegawai gizi ini harus mampu mengurus seluruh program gizi yang
ada, menulis laporan, mengevaluasi, dan mengontrol pelaporan
dari posyandu.
Tabel 5. Peran serta masyarakat Puskesmas Rawat Inap Kedaton
Tahun 2014
N
o

PSM

1. Jumlah
Posyan
du

Suka
mena
nti
3

Sukamen
anti baru

Kedat
on

Kelurahan
Suraba Sidod
ya
adi
7

Penenga
han

Penenga
han
Raya
3

a. Money
Sumber dana untuk kegiatan program posyandu berasal dari dana
bantuan pemerintah daerah. Sementara dana kegiatan penimbangan
di puskesmas berasal dari operasional puskemas.
b. Material
Logistik, obat, vaksin berasal dari pihak kantor dinas kesehatan
tingkat kota Kota Bandar Lampung. Jumlah dan jenisnya
disesuaikan dengan perencanaan yang telah diajukan oleh

47

Puskesmas. Alat-alat kedokteran dalam pelaksanaan posyandu


berasal dari bantuan pemerintah daerah.
c. Metode
Metode kegiatan posyandu adalah 5 meja yaitu Pendaftaran,
Penimbangan, Pencatatan, Penyuluhan, dan Pelayanan. Metode
kegiatan minimal terdapat 3 meja. Kegiatan 5 meja tersebut belum
sempurna dilakukan secara berkesinambungan pada setiap kegiatan
posyandu dikarenakan keterbatasan sarana prasarana. Dalam
pelaksanaannya,

ibu-ibu

yang

datang

hanya

sekedar

menimbangkan anaknya atau imunisasi, dan sulit mengumpulkan


para ibu untuk mengikuti penyuluhan.
d. Minute
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan
besarnya kasus dan demografi/wilayah terdapatnya kasus. Ibu-ibu
membawa anaknya pada saat posyandu berlangsung, yaitu pagi
hari, puskesmas Kedaton sendiri waktu yang diberikan pukul
07.30-11.00 WIB setiap rabu. Sementara di posyandu yang lain
menyesuaikan waktu yang telah ditetapkan bersama.
e. Market
Sasaran masyarakat pada program Gizi berupa penimbangan berat
badan balita ditujukan kepada seluruh balita di wilayah kerja
Puskesmas Kedaton.

48

2. Output
Sebagian besar masyarakat di wilayah Puskesmas Kedaton kurang
peduli terhadap pentingnya Program Upaya Gizi Masyarakat dalam
bentuk penimbangan balita setiap bulan.
3. Dampak/effect
Jumlah balita yang ditimbang setiap bulan belum mencapai taget
RANPG 2011-2015

4. Outcome
Balita yang tidak ditimbang tidak dapat diketahui status gizinya
sehingga tidak dapat diambil pencegahan jika terdapat balita BGM
dengan gizi buruk.

MONEY

MATERIAL

METHODE

Pendataan
Alat
kesehatan

APBD dan non-APBD


Promosi kesehatan

Jumlah Bayi balita yang


ditimbang 2014 80,2% tidak
mencapai target 85 %

tokoh masyarakat
Ahli gizi, dokter,
bidan, dan perawat kader
yang berkompeten
MAN

MACHINE

akses ke
pelayanan
kesehatan
Pengetahuan ibu dan
keluarga tentang
pentingnya
penimbangan bayi

49

Gambar. Diagram fishbone (Dimodifikasi dari Azwar, 2010)


Setelah dilakukan pencarian masalah utama pada komponen-komponen di
atas, diperoleh beberapa masalah, antara lain :
1. Permasalahan pada proses pendataan jumlah bayi dan balita di wilayah
puskesmas rawat inap Kedaton, dimana ahli gizi tidak memiliki catatan
terhadap bayi dan balita yang menimbang diluar posyandu (misal, Ibu
membawa anaknya dari Rumah Sakit, dokter/bidan praktek swasta,
dsb). Sebaiknya ahli gizi mengetahui apakah bayi dan balita di daerah
cakupan puskesmas rawat inap Kedaton telah ditimbang. Dapat
melalui pendekatan secara personal melalui kegiatan sweeping..
2. Permasalahan

pada

kurangnya

peran

kader

pada

kegiatan

penimbangan. Kader berperan untuk sosialisasi dan mengumpulkan


massa untuk posyandu masih belum menjalankan fungsinya karena
lebih banyak perannya dibantu oleh petugas puskesmas yang
sebenarnya tugasnya hanya membantu mengarahkan berjalannya
posyandu. Pembinaan pada kader telah terlaksana, disertai dengan
kegiatan penyegaran yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali.
Pembinaan pada kader juga kurang maksimal karena kurangnya
kesadaran dari kader dalam melaksanakan tugasnya.
3. Tidak tercapainya pencapaian sasaran angka minimal yang harus
dicapai untuk cakupan pemberian imunisasi pada tahun 2014 di
Puskesmas Rawat Inap Kedaton dapat dikarenakan kurangnya jumlah

50

staf ahli gizi yang tersedia. SDM yang tersedia untuk bagian gizi hanya
satu orang, sementara orang ini juga memegang program gizi yang
lain. Keadaan menempatkan pegawai gizi ini harus mampu mengurus
seluruh program gizi yang ada, menulis laporan, mengevaluasi, dan
mengontrol pelaporan dari posyandu sehingga dapat membuat yang
bersangkutan kurang fokus terhadap permasalahan penimbangan bayi
dan balita di daerah cakupan Puskesmas rawat inap Kedaton.
4. Permasalahan

kurangnya

pengetahuan,

sikap,

serta

perilaku

masyarakat terhadap pentingnya program penimbangan bayi masih


menjadi

masalah

dalam

penyelenggaraan

kegiatan

imunisasi,

permasalahan ini terkait karena promosi kesehatan yang dirasa kurang


maksimal terkait meningkatkan pengetahuan masyarakat.

Dari diagram fishbone di atas, masih perlu mencari masalah-masalah yang


paling memiliki peranan dalam mencapai keberhasilan program. Dengan
menggunakan model teknik kriteria matriks pemilihan prioritas dapat dipilih
masalah yang paling dominan.

Tabel 6. Metode matriks untuk menentukan prioritas masalah

No

I
Daftar Masalah

P S RI DU

T R
SB

PB

PC

JUM
IxTxR

51

1.

Perlunya
proses
pendataan
jumlah bayi
dan balita
yang
ditimbang di
luar
puskesmas

2.

Kurangnya
peran aktif
kader posyandu

3.

4.

Kurangnya
jumlah staf
ahli gizi

Kurangnya
sikap dan
perilaku
masyarakat
dalam
mendukung
progam
penimbangan
balita

2 2

304

3 2

135

2 2

96

3 2

180

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa proritas penyebab masalah


dengan teknik matriks, bahwa yang menjadi prioritas penyebab
masalah adalah Perlunya proses pendataan jumlah bayi dan balita
yang ditimbang di luar puskesmas. Pendataan memegang peranan
penting untuk kelancaran program. Puskesmas Rawat Inap Kedaton
berada di daerah perkotaan yang marak dengan paraktek dokter, bidan

52

dan rumah sakit swasta dll, yang mana masyarakat dapat dengan
mudah mengakses kesehatan tidak hanya di puskesmas. Begitupun
dalam proses penimbangan bayi, masyarakat dapat mengontrol
kesehatan bersamaan penimbangan berat badan bayi dan balita nya di
luar puskesmas.
.

Anda mungkin juga menyukai