Anda di halaman 1dari 5

ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT

MAKALAH PEMBAHASAN KASUS ARTHUR ANDERSEN

OLEH:

Harland Trinanda Ribsa


Fajri Ardiansyah

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015

Kasus Arthur Andersen


Arthur Andersen adalah seorang profesor akuntansi Universitas Northwestern. Pada
tahun 1954, layanan konsultasi dimulai dengan instalasi dari komputer mainframe pertama di
General Electric dalam otomatisasi sistem penggajian perusahaan. Pada tahun 1978, AA
menjadi perusahaan jasa profesional terbesar di dunia dengan pendapatan sebesar $54 juta
dan tahun 1984 jasa konsultasi yang dilakukan memberikan keuntungan len=bih besar pada
jasa audit. Pada tahun 2000, mengikuti putusan arbiter yang mengatur bahwa biaya
pemisahan sebesar $1 miliar telah dibayar, Andersen Consukting resmi berpisah dan berubah
menjadi Accenture AA, praktek/operasi audit, terus menawarkan serangkaian layanan
terbatas yang terkait, seperti konsultasi pajak.
Sepanjang sebagian besar sejarahnya, AA berdiri untuk integritas dan kompetensi
teknis. Perusahaan melakukan investasi yang besar dalm program-program pelatihan dan
fasilitas pelatihan di St. Charles. AA adalah perusahaan pertama yang mengakui kebutuhan
bagi para akuntan profesional untuk mempelajari akuntansi bisnis dan perusahaan secara
resmi. Di akhir periode 1980 an, AA melakukan sejumlah program untuk merangsang
pendidikan formal, termasuk pengembangan kasus etika, penciptaan suatu pendekatan
teradap penyelesaian masalah etika profesional. Kebijakan ini memperlihatkan bahwa AA
melihat jauh ke depan bertanggungjawab atas asal usul sebagian besar pendidikan etika
profesional dan penelitian di bidang akuntansi yang terjadi saat ini.

Perubahan Budaya Arthur Andersen


1. Pendapatan menjadi yang paling diinginkan
Karena memiliki klien yang begitu besar, auditir cenderung mementingkan
kepentingna klien. Dimana para auditor di AA berpikir bahwa, kehilangan klien utama
akan menyisihkan karier auditor yang terlibat. Dengan berbagai alasan, mengambil
sikap yang berlawanan dengan manajemen klien utama memerlukan kegigihan
pamahan akan auditor, serta memerlukan dukungan dari senior auditor dan keberanian

2. Dirubahnya teknik audit

Tekanan untuk menghasilkan keuntungan dirasakan pada poin ini, dimana


teknik audit yang memerlukan tingkat analisis yang tinggi dirubah sehingga
memerlukan waktu yang lebih rendah. Ini terlihat pada sampling penilaian dirubah
menjadi sampling statistik dan kemudian digantikan dengan audit risiko strategis.
Meskipun setiap teknik baru dianggap lebih baik dari pendahulunya, terdapat tren
memperketat

anggaran

waktu

dan

fokus

audit

diperluas

agar

mencakup

pengembangan nilai tambah hasil nonaudit, saran atau layanan bagi klien. Layanan ini
mencakup cara penataan transaksi untuk pengungkapan hasil yang diinginkan dan
pekerjaan yang lain, dimana nantinya auditor harus memberikan opini audit.
3. Konflik antara memaksimalkan keuntungan audit bagi perusahaan dan menyediakan
kualitas audit yang memadai
Konflik yang berkembang bagi seorang auditor adalah antara melayani
kepentingan tim manajemen yang sering menjadi alat dalam membuat keputusan
penunjukan auditor dan kepentingan para pemegang saham yang tidak mendatangkan
manfaat bagi badan atau kantor akuntan publik profesional. Beberapa akuntan tidak
mengerti perbedaan antara profesi dan bisnis.
4. Etika perilaku berdasarkan kode-kode profesional oleh para eksekutif puncak
Ini tidak terlihat oleh Joe Berardino yang terpilih menjadi CEO Arthur
Andersen pada 10 Januari 2001. Ini diperlihatkan Berardino saat bertemu dengan
mitra sebagai auditor, dimana tidak terjadi pembahasan tentang konten dan kualitas.
Segala sesuatu diukur dari segi uang. Terlihat bahwa Berardino yang paling agresif
mengejar pendapatan.

Cacatnya Pengendalian Internal Arthur Andersen


Dengan sikap eksekutif bagian atas menjadi masuk akal bahwa para mitra Arthur
Andersen termotifasi untuk menciptakan/ pengumpulan pendapatan. Akan tetapi, jika terlalu
banyak risiko yang diambil ketika mengejar pendapatan, kemungkinan dari serangkaian
masalah audit mengarah pada meningkatnya konsekuensi yang tidak menguntungkan menjadi
lebih besar.

Kesalahan nyata Arthur Andersen dalam Kasus Enron :


1. Arthur Andersen disetujui sebagai auditor dan konsultan. Beberapa SPE yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan palsu, menyembunyikan kerugian,
menjaga pembiayaan dari laporan keuangan konsolidari Enron dan gagal untuk
memenuhi ekuitas beresiko di bawah 3% atas investor luar serta kriteria pengendalian
keputusan untuk non konsolidasi
2. AA tidak menyarankan komite audit Enron bahwa Andrew Fastow (CFO Enron) dan
pembantunya terlibat dalam situasi konflik kepentingan yang signifikan tanpa
alternatif yang memadai sebagai sarana manajemen konflik tersebut.
3. AA juga gagal mengetahui GAAP yang melarang pencatatan saham yang diterbitkan
sebagai peningkatan ekuitas pemegang saham, kecuali diterbitkan untuk uang tunai
(bukan untuk wesel tagih).
4. Kebanyakan transaksi antara Enron dengan SPE bukan untuk kepentingan pemegang
saham Enron, karena :
Keuntungan dan arus kas Enron dimanipulasi dan meningkat terlalu tinggi,
menyesatkan investor dan memalsukan peningkatan pengaturan bonus

manajemen.
Pengaturan transaksi, biaya dan pengaturan likuidasi besar-besaran yang
dilakukan oleh Fastow atau dibawah pengaruhnya dengan SPE yang dimiliki

Fastow, keluarganya dan Kopper yang juga seorang karyawan Enron.


5. AA tidak menyarankan kepada Komite Audit Enron bahwa kebijakan dan
pengendalian internal Enron tidak cukup untuk melindungi kepentingan para
pemegang saham meskipum AA telah mengambil fungsi audit internal Enron.
6. AA tampaknya tidak cukup mempertimbangkan saran mitra pengendali kualitas
7. AA tampaknya tidak menemukan bukti-bukti audit yang signifikan atau tidak
bertindak berdasarkan bukti yang ditemukan terkait dengan :
Penilaian yang keliru dari saham atau kepemilikan saham yang ditransfer ke

SPE.
Kesepakatan tersembunyi antara enron dan bank (kaki tangannya) yang
menghilangkan resiko bank dari transaksi seperti :
o Lindung nilai SPE Chewco Rhytms.
o Berbagai transaksi prabayar saham energi meskipun AA membuat
persentasi untuk Enron tentang GAAP dan persyaratan AA yang melarang
hal tersebut.

Mengapa Arthur Andersen membuat kesalahan-kesalahan yang sangat jelas ?

1. Ketidakmampuan
2. Tekanan waktu terkait dengan penciptaan pendapatan dan tekanan anggaran yang
menghambat kerja audit yang memadai dan pertimbangan penuh atas SPE yang
kompleks dan pengaturan keuangan prabayar.
3. Kesalahan penilaian akan pentingnya setiap temuan audit atau dampak agregat daalam
satu tahun fiskal.
4. Kurangnya informasi yang disebabkan karena para karyawan Enron tidak
memberikan informasi yang penting atau kegagalan pada bagian dari personel AA
untuk menemukan informasi itu.
5. Sebuah keinginan untuk tidak mengambil sikap konfrontasi terhadap manajemen
Enron atau menasehati Dewan Direksi Enron agar tidak membuat manajemen
kecewa/kesal, khususnya Fastow, Skilling dan Lay.

Pemusnahan Dokumen Audit


Disentegrasi akhir Arthur Andersen bukanlah disebabkan langsung oleh kekurangan
pada audit Enron, tetapi pada keputusan yang berkaitan dengan rusaknya dokumen audit
Enron. Dimana Arthur Andersen melakukan tindakan pemusnahan dalam jumlah besar
tentang dokumen Enron. Ini terlihat bahwa Arthur Andersen pemusnahan ini telah diatur
sedemikian rupa.

Anda mungkin juga menyukai