Bahan Sop Enlargemant Ginggivi
Bahan Sop Enlargemant Ginggivi
22010112210028
Risa Ardiani
22010112210049
Rika Widyantari
22010112200050
Pembimbing :
Drg. Tyas
BAB 1
PENDAHULUAN
penegakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Gingiva Normal
Jaringan periodontal terdiri dari gingiva, epitel penghubung, ligamen periodonsium,
sementum dan tulang alveolar. Gingiva merupakan bagian mukosa rongga mulut yang
mengelilingi gigi dan menutupi linggir (ridge) alveolar. Gingiva sendiri tersusun oleh epitel
berkeratin dan jaringan ikat yang berfungsi melindungi jaringan di bawah perlekatan gigi
terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut (Susanto, 2009).
Gingiva yang sehat secara klinis tampak berwarna pink salmon, pada orang kulit
hitam (termasuk orang kaukasia) kadang menunjukkan adanya derajat variasi pigmentasi
warna coklat pada gingiva (Wolf dkk., 2005). Menurut Santoso (2009), ciri gingiva sehat
yaitu berwarna merah muda hingga bervariasi tergantung pada jumlah pigmen melanin pada
epitelium, derajat keratinisasi epithelium dan vaskularisasi serta sifat fibrosa dari jaringan
ikat dibawahnya, tepinya seperti pisau dan scallop agar sesuai dengan kontur gigi-geligi.
Secara histologis kedalaman sulkus pada gingiva sehat maksimal 0,5 mm dan lebar 0,15 mm.
Pada saat dilakukan probing, probe dapat berpenetrasi ke dalam epithel junctional sampai 2
mm (Wolf dkk., 2005).
Warna Ginggiva
Warna ginggiva normal umumnya merah jambu (coral pink). Hal ini disebabkan oleh
adanya pasokan darah, tebal dan derajat lapisan keratin epithelium serta sel-sel pigmen.
Warna ini bervariasi untuk setiap orang erat hubungannya dengan pigmentasi kutaneous.
Pigmentasi pada ginggiva biasanya terjadi pada individu berkulit gelap. Pigmentasi pada
gingiva cekat berkisar dari cokelat sampai hitam. Warna pigmentasi pada mukosa alveolar
lebih merah, karena mukosa alveolar tidak mempunyai lapisan keratin dan epitelnya tipis.
Besar Ginggiva
Besar ginggiva ditentukan oleh jumlah elemen seluler, interseluler
dan pasokan
darah. Perubahan besar ginggiva merupakan gambaran yang paling sering dijumpai pada
penyakit periodontal.
Kontur Ginggiva
Kontur dan besar ginggiva sangat bervariasi. Keadaan ini dipengaruhi oleh bentuk dan
susunan gigi-geligi pada lengkungnya, lokalisasi dan luas area kotak proksimal, dan dimensi
embrasure (interdental) gingival oral maupun vestibular. Papilla interdental menutupi bagian
interdenterdental sehingga tampak lancip.
Konsistensi
Gingival melekat erat ke struktur di bawahnya dan tidak mempunyai lapisan
submukosa sehingga ginggiva tidak dapat digerakkan dan kenyal.
Tekstur
Permukaan ginggiva cekat berbintik-bintik seperti kulit jeruk. Bintik-bintik ini disebut
stipling. Stipling akan terlihat jelas jika permukaan ginggiva dikeringkan. Stipling ini
bervariasi dari individu ke individu yang lain dan pada permukaan yang berbeda pada mulut
yang sama. Stipling akan lebih jelas terlihat pada permukaan vestibular dibandingkan dengan
permukaan oral. Pada permukaan marginal gingival tidak terdapat stipling.
pembesaran gingiva. Kelainan ini menyebabkan perubahan bentuk gingiva yang secara klinis
terlihat lebih besar dari normal.
2.2.1 Defenisi
Pembesaran gingiva didefenisikan sebagai suatu keadaan dimana ukuran gingiva
bertambah dari normal yang dapat menimbulkan masalah estetis dan kebersihan gigi geligi.
Klasifikasi dari pembesaran gingiva menurut etiologi dan perubahan patologisnya dibagi
menjadi 5, yaitu:
1. Pembesaran gingiva inflamatorik:
a) Akut
b) Kronik
2. Pembesaran gingiva fibrotik
a) Diinduksi oleh obat
b) Idiopatik
3. Kombinasi pembesaran (fibrotik dan inflamasi)
4. Pembesaran ginggiva akibat kondisi / penyakit sistemik
a) Kondisi sistemik :
Kehamilan
Pubertas
Defisiensi vitamin C
Gingivitis sel plasma
Pemesaran gingiva non-spesifik
b) Penyakit sistemik :
Leukemia
Penyakit Granulomatosa (granulomatosis Wegener, sarkoidosis)
5. Pembesaran ginggiva akibat neoplasma (tumor ginggiva)
a) Tumor jinak
b) Tumor ganas
6. Pembesaran semu (palsu)
Klasifikasi menurut Lokasi dan Distribusi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pembesaran gingiva bisa dihasilkan dari perubahan inflamasi kronis atau akut. Perubahan
kronis lebih banyak terjadi. Pembesaran inflamasi biasanya adalah komplikasi sekunder dari
banyak tipe-tipe pembesaran, dan dikombinasikan dengan oembesaran gingiva.
Pembesaran karena Inflamasi Kronis (Ginggivitis Kronis)
Gambaran Klinis. Pembesaran gingiva radang kronis berasal dari pembengkakan
kecil pada papilla interdental atau gingiva marginal. Pada tahap awal, menghasilkan
penonjolan di sekeliling gigi yang terlibat. Tonjolan ini meningkat dalam ukuran
sampai menutupi bagian dari mahkota. Pembesaran ini secara umum bersifat papillary
atau marginal dan terlokalisasi atau bersifat umum. Perkembangannya sangat lambat
dan tanpa sakit kecuali ditambah dengan infeksi atau trauma yang akut.
Pembesaran radang gingiva yang kronis sebagai sebuah sessile yang berbeda sendiri
atau massa pedunculated yang menyerupai tumor. Pembesaran ini mungkin terdapat
pada interpoximal atau gingiva marginal atau perlekatan gingiva. Luka ini lambat
untuk tumbuh dan biasanya tanpa rasa nyeri. Pembesaran bisa secara spontan
berkurang dalam ukuran, diikuti dengan pembusukan dan kemudian membesar
kembali. Pembusukan dengan rasa sakit kadang-kadang terjadi pada lipatan di antara
massa dan batasan gingiva.
Histopatologi. Pembesaran gingiva radang kronis menunjukkan sifat eksudatif dan
proliferatif pada peradangan kronis. Luka yang secara klinis berwarna merah gelap
atau merah kebiru-biruan, bersifat lunak dan rapuh dengan permukaan berkilauan
yang lembut, dan mudah berdarah yang memiliki sel radang yang melimpah dan
mengalir dengan penelanan pembuluh darah, dan berkaitan dengan perubahan
degeneratif. Luka yang relatif keras, leathery, dan berwarna merah muda memiliki
komponen serat yang lebih besar, dengan melimpahnya fibroblast dan serat kolagen.
Bentuk-bentuknya :
1. Lokal atau Generalisata
Diawali dengan bentuk seperti bulatan kecil pada papila interdental dan atau margin
gingiva. Pada stadium awal, terjadi penonjolan (bulge) disekitar gigi yang terlibat.
Enjolan dapat terlokalisir atau menyeluruh dan berjalan secara lambat dan sedikit nyeri,
sampai mengalami komplikasi oleh karena trauma atau infeksi.
2. Diskret (tumor like) :
- Massa bertangkai
- Terjadi pada gingiva bagian interproximal atau marginal
- Berkembang perlahan, tidak nyeri pada massa tersebut, tetapi nyeri pada ulserasi di
lipatan antara massa dan ginggiva
- Dapat terjadi reduksi secara spontan, dapat diikuti dengan eksaserbasi dan
pembesaran kembali
3. Perubahan ginggiva yang berhubungan dengan kebiasaan bernafas lewat mulut
- Ginggiva tampak merah dan edematous serta tampak mengkilap
- Regio maxilla anterior adalah tempat yang menjadi predileksi. Ginggiva yang
Pembesaran Fibrotik :
-
meningkatkan suplai oksigen ke otot jkantung dan juga menurunkan hipertensi dengan
mendilatasi vaskuler perifer. Nifedipine biasanya juga digunakan bersama cyclosporine
pada pasien transplantasi ginjal dan kombinasi kedua obat ini dapat menginduksi
pertumbuhan gingiva yang lebih besar.
3. Pembesaran gingiva yang dikaitkan dengan kondisi atau penyakit sistemik
a. Pembesaran kondisional seperti pada keadaan pregnansi, pubertas, defisiensi vitamin
C, gingivitis sel plasma, pembesaran nonspesifik.
Pembesaran Gingiva kondisional terjadi ketika kondisis sistemik pada pasien
memperparah respon gingiva pasien terhadap plak gigi. Plak Bakterial
berperan penting dalam permulaan pembentukan awal pada pembesaran
gingiva ini. Namun, plak bukan semata mata penentu dari gambaran klinis.
Tiga tipe pembesaran gingiva kondisional adalah hormon (kehamilan,
puberitas), nutrisional (berhubungan dengan kekurangan vitamin C) dan
alergi.
1. Pembesaran Gingiva pada Kehamilan
Selama kehamilan terjadi peningkatan kadar hormon progesteron dan estrogen
dimana pada akhir trimester ketiga kadar ini bisa mencapai 10-30kali lebih
banyak dibandingkan pada saat siklus menstruasi. Hormon-hormon tersebut
mempengaruhi permeabilitas vaskuler kemudian memicu edema gingiva dan
peningkatan respon inflamasi terhadap plak gigi. Mikroba pada daerah
subgingiva juga mengalami peningkatan termasuk Bakteri Provotella
intermedia.
A. Pembesaran Marginal. Pembesaran marginal gingiva selama
kehamilan terjadi akibat peningkatan dari proses inflamasi sebelumnya
dan insidennya mencapai 10-70%. Pembesaran gingiva tidak dapat terjadi
tanpa peranan dari plak bakterial.
Gambaran Klinis : Pembesaran gingiva biasanya luas dan cenderung
dibagian interproximal dibandingkan pada permukaan facial dan lingual.
Warna pada pembesaran gingiva ini biasanya merah terang atau magenta,
lunak, dan memiliki permukaan terang dan tambak lembut.
B. Tumor Like Enlargement. Pembesaran ini bukanlah neoplasma,
namun merupakan respon inflamasi terahadap plak bakteri yang
dipengaruhi juga dengan kondisi pasien. Biasanya pembesaran gingiva ini
muncul pada bulan ke tiga kehamilan, tetapi juga bisa muncul lebih awal.
Insidennya 1,8-5%.
BAB III
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: An. AY
Umur
: 13 tahun
Alamat
Agama
: Kristen
Pekerjaan
: Pelajar
Suku
: Jawa
No CM
: C391551
Tanggal Kunjungan
: 17 Desember 2012-12-20
2. DATA DASAR
A. SUBYEKTIF
Aloanamnesis dengan Ibu Penderita pada tanggal 17 Desember 2012 Jam 12.46
Keluhan Utama : Gusi rahang atas bagian depan bengkak
Riwayat Penyakit Sekarang :
Kurang lebih dua tahun yang lalu pasien mulai merasakan gusi rahang atas mulai
bengkak, merah dan nyeri. Kurang lebih satu tahun yang lalu, setelah pasien
menstruasi bengkak pada gusi dirasakan semakin parah. Saat ini gusi pasien
mudah berdarah terutama saat menggosok gigi dan makan makanan keras serta
mengganggu secara penampilan pasien. Pasien kemudian berobat ke RSDK
bagian Gigi Mulut.
Riwayat Penyakit Dahulu :
: Tampak sehat
Kesadaran
: Kompos mentis
Keadaan Gizi
: Baik
Tanda vital :
Tekanan Darah
Nadi
RR
Suhu
: 100/60 mmHg
: 86 x/menit
: 20 x/ menit
: Suhu 36,8 oC
Asimetri muka
: (-)
Intra oral
Mukosa pipi kiri/kanan
Mukosa pharynx
Kelainan periodontal
Gingiva RA
Gingiva RB
Karang gigi
Gigi
4. DIAGNOSIS
Diagnosis Keluhan Utama
Diagnosis Banding
Gangren Radix 46
5. INITIAL PLAN
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi
: X Foto Panoramik
6. TERAPI
1. Medikamentosa : Klorhexidin gargle diberikan sehari 2 kali sehari untuk dikumur
2. Konsul ke periodentis
CATATAN KEMAJUAN
Pada tanggal 20 Desember 2012, pasien datang ke poli kembali Gigi dan Mulut dengan
keadaan umum tampak baik. Pasien membawa hasil pemeriksaan radiologi berupa X Foto
Panoramik dengan interpretasi sebagai berikut :
Struktur tulang tampak baik
Tampak impaksi gigi 18, 28 disertai pericoronal lusensi kearah bukal dan 38,
Terapi
Medikamentosa :
1. Amoxicilin tab 3x1 diberikan selama 4 hari
2. Metronidazol 500 mg 2x1selama 5 hari
3. Minosep, obat kumur, dikumurkan selama 20 detik 2xsehari sehabis sikat gigi
pro kalkulektomi setelah 1 minggu (menunggu inflamasi pada gingiva berkurang
setelah diberikan obat)
BAB IV
PEMBAHASAN
Seorang anak perempuan berusia 13 tahun dengan keluhan terdapat pembengkakan
pada gusi bagian rahang depan atas. Kurang lebih dua tahun yang lalu pasien mulai
merasakan gusi rahang atas mulai bengkak, merah dan nyeri. Kurang lebih satu tahun yang
lalu, setelah pasien menstruasi bengkak pada gusi dirasakan semakin parah. Saat ini gusi
pasien mudah berdarah terutama saat menggosok gigi dan makan makanan keras serta
mengganggu secara penampilan pasien. Pasien kemudian berobat ke poli Gigi dan Mulut
RSUP Dr.Kariadi. Penderita baru pertama kali sakit seperti ini. Riwayat sakit jantung (-),
sakit Hipertensi (-), riwayat sakit DM (-), riwayat Flek Paru (-), riwayat tambalan gigi (-),
riwayat menggunakan gigi palsu (-), pasien mengaku menggosok gigi dua kali sehari saat
mandi, riwayat gusi sering berdarah (-), riwayat alergi (-), riwayat sakit gigi (-).
Dari hasil pemeriksaan ekstra oral tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan
intraoral ditemukan Gingiva RA bengkak, merah, nyeri. Gingiva RB sedikit bengkak, merah,
tidak nyeri. Terdapat kalkulus (+) RA dan RB. Pada pemeriksaan gigi ditemukan sisa akar
gigi 46 dan karies superfisial oklusal gigi 36, 37.
Pada pemeriksaan radiologis foto panoramix didapatkan impaksi gigi 18, 28 disertai
pericoronal lusensi kearah bukal dan 38, 48 disertai pericoronal lusensi kearah mesial dan
tampak sisa akar gigi 46, disertai periapical lusensi.
Pasien ini didiagnosis sebagai gingival enlargement ec calculus dan hormonal. Untuk
terapinya diberikan medikamentosa : Amoxicilin tab 3x1
Metronidazol 500 mg 2x1selama 5 hari, Minosep, obat kumur, dikumurkan selama 20 detik
2xsehari sehabis sikat gigi serta pro kalkulektomi setelah 1 minggu (menunggu inflamasi
pada gingiva berkurang setelah diberikan obat).