PRAKTIKUM
Disusun Oleh:
Nur Khotimah
NIM 13308141060
PRODI BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
Oleh:
Nur Khotimah
13308141060
Yogyakarta, 21 Mei 2015
Mengetahui:
Dosen Pembimbing / Asisten Praktikum
Praktikan
()
(Nur Khotimah)
SISTEM KARDIOVASKULER
KEGIATAN 1
STRUKTUR ANATOMI JANTUNG, MENGHITUNG DENYUT NADI DAN CARDIAC
OUTPUT (CO)
A. PERTANYAAN PRAKTIKUM
1. Bagaimana Mengamati Struktur Anatomi Makroskopis Jantung Mamalia (Kambing)
2. Bagaimana Mengukur Denyut Nadi (Pulsus) pada Arteri Radialis
3. Bagaimana Menghitung Cardiac Output (CO)
B. TUJUAN :
B.1. Tujuan Kegiatan
1. Mengamati struktur anatomi makroskopis jantung Mammalia (kambing).
2. Mengukur denyut nadi (pulsus) pada arteri radialis.
3. Menghitung Cardiac Output (CO).
B.2. Kompetensi Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengamatan struktur anatomi makroskopis jantung
Mammalia (kambing).
2. Mahasiswa dapat menerangkan bagian-bagian jantung Mammalia (kambing).
3. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran denyut nadi (pulsus).
4. Mahasiswa dapat menerangkan bagaimana mekanisme terjadinya denyut nadi
(pulsus).
5. Mahasiswa dapat menghitung Cardiac Output (CO).
6. Mahasiswa dapat menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi Cardiac Output
(CO).
C. DASAR TEORI
Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung dan pembuluh darah, fungsi utama
sistem kardiovaskular adalah mendistribusikan O2 dan nutrisi kejaringan, mentransfer
metabolit dan CO2 ke organ ekskresi dan paru, serta mentransfer hormon dan komponen
sistem imun. Sistem kardiovaskular juga berperan penting pada termoregulasi
(Jeremy,33:2009).
Perikardium merupakan satu kantong fibroserous yang membungkus jantung dan
terletak di dalam mediastinum medis,jantung terdiri dari lapisan utama yaitu perikardium
fibrosum dan perikardium serosum (Mashuri, 39: 2011).
Jantung mamalia dapat dibedakan menjadi 4 ruangan secara jelas yaitu: atrium
kanan dan kiri berupa 2 ruangan kecil dengan otot tipis,dan ventrikel kanan dan kiri
berupa dua ruangan besar dengan otot yang tebal. Ventrikel merupakan bagian jantung
yang memiliki kemampuan memompa darah, sedangkan atrium sebagai penerima darah
secara pasif. Sebagai pompa jantung memiliki katup (valvula yang befungsi menjaga agar
darah tidak mengalir kembali ke tempat semula. Antara barium kiri dengan ventrikel kiri
terdapat katup yang disebut valvula bicuspidalias (mitralis) sedangkan antara atrium
kanan dan atrium kanan terdapat katup yang disebut valvula tricuspidalis (Nurcahyo,1-2:
2013).
Apeks kordis adalah ujung dari ventrikel kiri (ventrikulus Sinistra). Pada bagian
ini dapat dilihat atau diraba denyut jantung. Letak normalnya pada ruang interkosta ke 5
kiri,kira-kira 1 Jri di bagian medial alinea medio klavikularis Sinistra (Mashuri, 40:
2011).
Pada manusia volume darah yang dipompa permnit adalah ~ 5 l pada saat
istirahat, walaupun dapat meningkat hingga lebih dari 20 l saat olahraga. Volume ejeksi
perdenyutan (volume sekuncup) saat istirahat adalah ~70 ml. Ventrikel melakukan
pemompaan, atrium membantu pengisian ventrikel. Aliran satuarah melalui jantung
dipertahankan oleh katup Siantar ruang-ruang saluranaliran keluar. Kontraksi jantung
disebut sisol;periode antara setiap sistole, saat jantung terisi darah disebit diastole
(Jeremy,33:2009).
Denyut nadi (pulsus)dapat dirasakan melalui pembuluh darah superfisial seperti
arteri radialis. Pulsus merupakan manifestasi dari kontraksi jantung. Efek windkesel yaitu
aorta akan mengembang jika ventrikel berkontraksi shigga darah dari ventrikel dapat
tertampung dalam aorta dan diteruskan ke arteri. Aorta mempunyai daya komplikasi
(peregangan) yang sangat tinggi. Frekuensi denyut jantung (heart rate, HR) yaitu banyak
denyut jantung permenit. Stroke volume (SV) yaitu volume satu kali pompa yaiti volume
akhir diastole dikurangi volume akhir sistole. Volume akhir diastole tergantung regangan
komplians, tekanan mendorong (filling pressure)Vena cava. cardiac output(CO) adalah
banyaknya darah yang dipompaselama satu menit, cardiac output merupakan hasil
perkalian antara stroke volume (volume sekuncup)dengan frekuensi denyut jantung
permenit. Stroke volume yaitu volume darah yang dipompa, rata-rta untuk orang dewasa
70 ml. Stralings law ( hukum straling) yaitu makin tinggi regangan pada jantung, maka
makin kuat kontraksinya (Nurcahyo,6: 2013).
Pada seseorang yang beristirahat daya pompa jantung berkisar 70-80 kali
permenit. Menurut R.S Harisenjaya (1996) ada beberapa catatan mengenai degupan
jantung melalui denyut nadi setiap menit yaitu:
-
140
120
110
96-100
80-90
60-80
Aktivitas fisik yang sangat berat merupakan satu kondisi yang penuh stres yang
dihadapai oleh sistem sirkulasi normal. Ketika kita sedang beraktifitas , kecepatan
jantung akan meningkat menjadi 150 setiap menitnya dan volume denyutan akan
melebihi 150 ml.
Curah jantung sangat bervariasi bergantung pada tingkat aktivitas yang dilakukan. Faktor
faktor yang mempengaruhi curah jantung adalah
-
: Pengamatan (observasi)
: Jantung kambing
4) Penusuk
5) Gunting
6) Bak parafin
Bahan:
1) Jantung kambing segar atau yang telah diawetkan di dalam lemari es. Selain
jantung kambing untuk pengamatan struktur anatomi makroskopis jantung
Mammalia dapat digunakan sampel jantung domba, sapi, ayam, kelinci, atau
yang lain dengan perimbangan yang relatif mudah didapat di rumah potong
hewan (RPH).
8) D.4.1. Cara Kerja
1) Menyiapkan jantung kambing yang akan diamati pada bak parafin
2) Sebelum dilakukan pengirisan, mengamati bagian-bagian jantung tersebut secara
seksama dari bagian luar terlebih dahulu kemudian lanjutkan ke bagian-bagian
dalam:
a. Perikardium
b. Apeks jantung
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Arteri pulmonalis
Vena cava arterior
Vena cava posterior
Arteri coronaria
3) Melakukan pengirisan melalui bagian medium jantung kemudian amatilah bagianbagian dalamnya:
a. Septum interventrikularis
b. Valvula
bikuspidalis
(mitralis)
c.
d.
e.
f.
Valvula trikuspidalis
Valvula semilunaris
Muskulus papillaris
Chorda tendinea
4) Mengamati perbedaan struktur otot atrium dan ventrikel, otot ventrikel kiri dan
ventrikel kanan, dinding arteri dan vena, valvula bikuspidalis dan trikuspidalis.
5) Menggambar struktur anatomi jantung tersebut, untuk lebih memudahkan
pengamatan dan kerja Anda, gunakanlah buku Atlas Anatomi Manusia sebagai
pedomannya.
2. Menghitung Denyut Nadi dan Cardiac Output (CO)
g. D.1.2. Janis Kegiatan
: Eksperimen
h. D.2.2. Obyek Pengamatan : Pulsus pada arteri radialis
i. D.3.2. Alat dan Bahan
:
1) Jam (stopwatch)
2) Tally counter
j. D.4.2. Cara Kerja
k.
Langkah Pertama
1) Menempelkan ketiga jari pada pergelangan tangan di atas arteri radialis
dengan sedikit menekan kemudian sedikit kurangi tekanan tersebut sampai
terasakan denyutan nadi.
2) Menghitung banyaknya
denyutan
dalam
setiap
menit,
untuk
E. HASIL PENGAMATAN
p.
q.
r.
s.
Perempuan
w.
x.
t.
af.
am.
at.
ba.
bh.
bo.
bv.
cc.
cj.
cq.
cx.
de.
dl.
ds.
dz.
eg.
en.
u.
v.
ab.
ac.
ad.
ae.
ag.
an.
au.
ah.
ao.
ai.
ap.
aj.
aq.
ak.
ar.
al.
as.
av.
aw.
ax.
ay.
az.
bb.
bi.
bp.
bw.
cd.
ck.
cr.
cy.
df.
dm.
dt.
ea.
eh.
eo.
bc.
bj.
bq.
bx.
ce.
cl.
cs.
cz.
dg.
dn.
du.
eb.
ei.
ep.
bd.
bk.
br.
by.
cf.
cm.
ct.
da.
dh.
do.
dv.
ec.
ej.
eq.
be.
bl.
bs.
bz.
cg.
cn.
cu.
db.
di.
dp.
dw.
ed.
ek.
er.
bf.
bm.
bt.
ca.
ch.
co.
cv.
dc.
dj.
dq.
dx.
ee.
el.
es.
bg.
bn.
bu.
cb.
ci.
cp.
cw.
dd.
dk.
dr.
dy.
ef.
em.
et.
eu.
fb.
fi.
fp.
fw.
gd.
gk.
gr.
gy.
ev.
fc.
fj.
fq.
fx.
ge.
gl.
gs.
gz.
ew.
fd.
fk.
fr.
fy.
gf.
gm.
gt.
ha.
hf.
ex.
fe.
fl.
fs.
fz.
gg.
gn.
gu.
hb.
hh.
ey.
ff.
fm.
ft.
ga.
gh.
go.
gv.
hc.
hi.
ez.
fg.
fn.
fu.
gb.
gi.
gp.
gw.
hd.
hj.
fa.
fh.
fo.
fv.
gc.
gj.
gq.
gx.
he.
hk.
hm.
hn.
ho.
hp.
ht.
hu.
hv.
hw.
hg.
hq.
hr.
hs.
hx.
hy.
hz.
ia.
Laki-laki
ie.
if.
ib.
in.
iu.
jb.
ji.
jp.
jw.
kd.
ic.
io.
iv.
jc.
jj.
jq.
jx.
ke.
id.
ip.
iw.
jd.
jk.
jr.
jy.
kf.
kk.
kl.
ij.
ik.
il.
im.
iq.
ix.
je.
jl.
js.
jz.
kg.
km.
kr.
ir.
iy.
jf.
jm.
jt.
ka.
kh.
kn.
ks.
is.
iz.
jg.
jn.
ju.
kb.
ki.
ko.
kt.
it.
ja.
jh.
jo.
jv.
kc.
kj.
kp.
ku.
kv.
kw.
kx.
ky.
kz.
la.
F. PEMBAHASAN
lb.
Pada praktikum yang berjudul Struktur Anatomi Jantung, Menghitung
Denyut Nadi Dan Cardiac Output (Co) mempunyai tujuan Mengamati Struktur Anatomi
Makroskopis Jantung Mamalia (Kambing), Mengukur Denyut Nadi (Pulsus) pada Arteri
Rasialis, Menghitung Cardiac Output (CO) dilaksanakan di laboratorium zoologi FMIPA
UNY.
lc.
Praktikum ini diawali dengan mengamati bagian luar dari jantung
kambing yang telah disediakan, bagian luar jantung kambing terdiri atas: perikardium
yaitu satu kantong fibroserous yang membungkus jantung dan terletak di dalam
mediastinum medis,jantung terdiri dari lapisan utama yaitu perikardium fibrosum dan
perikardium serosum Apeks yaitu Apeks kordis adalah ujung dari ventrikel kiri
(ventrikulus Sinistra), Pada bagian ini dapat dilihat atau diraba denyut jantung, lalu ada
aorta yang merupakan pembuluh darah.. Jantung dapat dibedakan menjadi 4 ruangan
secara jelas yaitu: atrium kanan dan kiri berupa 2 ruangan kecil dengan otot tipis,dan
ventrikel kanan dan kiri berupa dua ruangan besar dengan otot yang tebal. Ventrikel
merupakan bagian jantung yang memiliki kemampuan memompa darah, sedangkan
atrium sebagai penerima darah secara pasif.
ld.
Setelah itu membedah jantung kambing dengan pisau bedah, sehingga
terlihatlah bagian seperti gambar diatas , Sebagai pompa, jantung memiliki katup (valvula
yang befungsi menjaga agar darah tidak mengalir kembali ke tempat semula. Antara
barium kiri dengan ventrikel kiri terdapat katup yang disebut valvula bicuspidalias
(mitralis) sedangkan antara atrium kiri dan atrium kanan terdapat katup yang disebut
valvula tricuspidalis.
le.
Praktikan setelah mengamati anatomi fisiologi jantung, lalu dilanjutkan
dengan mengukur denyut nadi saat istirahat, Denyut nadi (pulsus)dapat dirasakan melalui
pembuluh darah superfisial seperti arteri radialis. Pulsus merupakan manifestasi dari
kontraksi jantung. Efek windkesel yaitu aorta akan mengembang jika ventrikel
berkontraksi shigga darah dari ventrikel dapat tertampung dalam aorta dan diteruskan ke
arteri. Denyut nadi yang dihitung adalah yang terletak di pergelangan tangan,
lf. -Frekuensi denyut jantung (heart rate, HR) yaitu banyak
denyut jantung permenit.
lg. -Stroke volume (SV) yaitu volume satu kali pompa yaiti
volume akhir diastole dikurangi volume akhir sistole.
Volume akhir diastole tergantung regangan komplians,
tekanan mendorong (filling pressure)Vena cava.
lh. -cardiac output(CO) adalah banyaknya darah yang
dipompaselama satu menit, cardiac output merupakan hasil
perkalian antara stroke volume (volume sekuncup)dengan
frekuensi denyut jantung permenit. Stroke volume yaitu
volume darah yang dipompa oleh jantung dalam sekali
pompa.
li. Setelah mengukur denyut nadi saat istirahat lalu praktikan
berlari selama 10 menit kemudian denyut jantung kembali
diukur maka diperoleh hasil jumlah denyut nadi setelah
berolahraga lari lebih banyak dilihat dari tabel bahwa
sebelum kegiatan rata2 denyut nadinya perempuan adalah
82 sedangkan setelah kegiatan adalah 113, sedangkan pada
laki2 sebelum kgiatan 76 setelah kegiatan rata-ratanya 109
lj.
Aktivitas fisik yang sangat berat merupakan satu kondisi yang penuh stres
yang dihadapai oleh sistem sirkulasi normal. Ketika kita sedang beraktifitas , kecepatan
jantung akan meningkat menjadi 150 setiap menitnya dan volume denyutan akan
melebihi 150 ml.
lk.
ll.
lm.
G. KESIMPULAN
ln. Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan
1. Struktur anatomi makroskopis jantung Mammalia (kambing),
lo.
Dari luar terlihat adanya perikardium, apeks jantung,atrium (kanan, kiri),
ventrikel(kanan, kiri), truncus aorta. Jika sudah dibedah bagian dalam terlihat
adanya, klep trikuspidalis, klep bikuspidalis, muskulus papillaria, chorda
tandenea.
2. Denyut nadi (pulsus)dapat dirasakan melalui pembuluh darah superfisial seperti
arteri radialis. Pulsus merupakan manifestasi dari kontraksi jantung. Efek
windkesel yaitu aorta akan mengembang jika ventrikel
berkontraksi shigga
darah dari ventrikel dapat tertampung dalam aorta dan diteruskan ke arteri
3. Cardiac Output (CO) adalah banyaknya darah yang dipompa selama satu menit,
cardiac output merupakan hasil perkalian antara stroke volume (volume
sekuncup, SV)dengan frekuensi denyut jantung permenit (HR).
lp.
H. DAFTAR PUSTAKA
lq.
Mashuri,
Sugeng.2011.Anatomi Dan Fisiologi Dasar. Jakarta : Salemba Medika.
lr.
Nurcahyo, Heru & Tri Harjana. 2013. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan.
Yogyakarta : FMIPA UNY
ls.
Jeremy, dkk. 2009. At a Gland Fisiologi. Jakarta : Erlangga.
lt.
Ward,
lu.
lv.
lw. SISTEM KARDIOVASKULER
lx. KEGIATAN 2
ly. PENGARUH TEKANAN OSMOTIK TERHADAP
ERITROSIT
A. PERMASALAHAN PRAKTIKUM
1. Bagaimana mengetahui kecepatan hemolisis dan kreasi eritrosit pada berbagai
konsentrasi larutan.
B. TUJUAN
lz. B.1. Tujuan Kegiatan
1. Mengetahui kecepatan hemolisis dan krenasi eritrosit pada berbagai konsentrasi
larutan.
ma.B.2. Kompetensi Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan cara penentuan kecepatan hemolisis dan krenasi
eritrosit pada berbagai konsentrasi larutan.
mb.
C. DASAR TEORI
mc.
suatu lingkungan yang disebut lingkungan interna. Claude Bernand (Bangsa Perancis)
menamakan lingkungan interna tersebut sebagai milieu interieur. Lingkungan interna
tersebut tidak lain adalah ruang anatar sel (intercellular space). Ruang antarsel bukan
merupakan suatu ruangan kosong, melainkan ruangan yang dipenuhi dengan cairan,
demikian juga ruang dalam sel (sitoplasma). Cairan tubuh hakekatnya merupakan pelarut
zat-zat yang terdapat dalam tubuh, dengan demikian mengandung beragai macam zat
yang diperlukan oleh sel dan sisa-sisa metabolisme yang dibuang oleh sel. Salain itu,
cairan tubuh juga pemberi suasana pada sel, sebagai contoh kehangatan (suhu),
kekentalan (viskositas), dan keasaman (pH) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik
maupun kimiawi dari dalam dan luar tubuh (Nurcahyo, 2013: 41).
md.
Ada tiga jenis utama sel darah yang dikenal sebagai darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan kepingan darah (trombosit). Sel-sel darah merah
dewasa tidak berinti, bikonkaf. Sel-sel muda mempunyai inti, namun secara normal
hilang sebelum memasuki sirkulasi. Sel-sel darah merah sangat kecil (diameterya 7-8
mikrometer, tebalnya 1-2 mikrometer). Membran plasmanya selektif permeable dan
terdiri dari protein (stromatin) dan lipid (lesitin dan kolesterol). Eritrosit dibentuk dalam
sumsum merah tulang dari sel-sel berinti yang dikenal sebagai hemocytoblast atau sel-sel
batang. Jangkahidup sebuah sel darah merah yang bersirkulasi dalam aliran darah
diperkirakan 120 hari (Basoeki, 1988:238-239).
me.
Perkembangan sel darah merah di dalam sumsum tulang melalui
proses tahapan yaitu pada mulanya sumsum tersebut membesar yang berisi nucleus, tetapi
belum terdapat hemoglobin kemudian diisi hemoglobin dan akhirnya nukleusnya hilang dan
setelah itu diedarkan ke seluruh tubuh. Selama latihan daya tahan akan terjadi
hemokonsentrasi dimana angka eritrosit per 100 ml darah akan meningkat sekitar 20-25%.
Sel darah merah tidak akan berubah selama latihan karena sel darah tidak meninggalkan dan
tidak masuk ke kompartemen yang lain. Latihan akan meningkatkan jumlah total sel darah
merah yang mempunyai arti meningkatnya daya angkut oksigen dalam darah. Apabila
latihan berlangsung sangat lama, maka jumlah eritrosit akan berkurang (R. Radiopoetra;
1992 dalam Wiarto; 2013). Hal ini disebabkan karena:
1. Cairan masuk kembali kedalam kapiler.
2. Eritrosit pecah. Pecahnya eritrosit disebabkan karena hemoglobinemia dan hemoglobinuria
(Wiarto, 2013: 30-31).
mf.
Seperti molekul-molekul kecil yang lain, molekul air juga bergerak, dari satu sisi
membrane ke sisi yang lain secara difusi. Difusi air melintasi membran yang permeable
selektif disebut osmosis. Konsentrasi air diukur dari jumlah molekul air permililiter. Air
murni memiliki konsentrasi air lebih tinggi daripada garam, artinya bahwa dalam satuan
ukuran yang sama, dalam air murni terdapat molekul air lebih besar daripada dalam air
garam. Perbedaan konsentrasi inilah yang menyebabakan terjadinya aliran air tersebut
(osmosis). Akibat masuknya air ke dalam kantung semipermeable, maka terjadi peningkatan
tekanan pada membrane. Peningkatan tekanan ini disebut tekanan osmotic. Makin tinggi
peredaan konsentrasi dua larutan, makin tinggi pula tekanan osmotiknya, dan makin cepat
pula aliran air berpindah dari konsentrasi air tinggi ke konsentrasi airrendah (Soewolo, 2000:
18-19).
mg. Lisis merupakan istilah umum untuk peristiwa menggelembung dan pecahnya sel
akibat masuknya air ke dalam sel. Lisis pada eritrosit disebut hemolysis, yang berarti
peristiwa pecahnya eritrosit akibat masuknya air ke dalam eritrosit sehingga hemoglobin
keluar dari dalam eritrosit menuju ke cairan sekelilingnya. Membran eritrosit bersifat
permeable selektif, yang berarti dapat ditembus oleh air dan zat-zat tertentu, tetapi tidak
dapat ditemus oleh zat-zat tertentu yang lain. Hemolisis ini akan terjadi apabila eritrosit
dimasukkan ke dalam medium yang hipotonis terhadap isi sel eritrosit (Soewolo, 2000: 88).
mh.
Berdasarkan penelitian isi sel eritrosit hewan Homoioterm isotonis
terhadap larutan 0,9% NaCl, oleh karena itu hemolysis akan terjadi apabila eritrosit hewan
Homoioterm dimasukkan ke dalam larutan dengan konsentrasi di bawah 0,9%. Namun perlu
diketahui bahwa membrane eritrosit (termasuk membrasel yang lain) memiliki toleransi
osmotic, artinya sampai batas konsentrasi medium tertentu sel elum mengalami lisis.
Kadang-kadang pada suatu konsentrasi larutan NaCl tertentu tidak semua eritrosit
mengalami hemolysis. Hal ini menunjukkan bahwa toleransi osmotis membran eritrosit
berbeda-beda. Pada eritrosit tua membrane selnya memiliki toleransi rendah (mudah pecah),
sedangkan membrane eritrosit muda memiliki toleransi osmotic yang lebih besar (tidak
mudah pecah) (Soewolo, 2000: 88-89).
mi. Hemolisis seperti yang dijelaskan di atas disebut hemolisis osmotic, yaitu
hemolysis yang disebabkan oleh perbedaan tekanan osmotic isi sel dengan mediumnya (cairan
disekitarnya). Hemolisis yang lain yaitu hemolysis kimiawi. dimana membrane eritrosit rusak
akibat substansi kimia. Zat-zat yang dapat merusak membrane eritrosit (termasuk memban sel
yang lain) antara lain adalah: kloroform, aseton, alcohol, benzene, dan eter. Peristiwa
sebaliknya dari hemolysis adalah krenasi, yaitu peristiwa mengkerutnya membrane sel akibat
keluarnya air dari dalam eritrosit. Krenasi dapat terjadi apabila eritrosit dimasukkan ke dalam
medium yang hipertonis terhadap isi eritrosit, misalnya untuk eritrosit hewan Homoioterm
adalah laruta NaCl yang leih pekat dari 0,9% NaCl, sedangkan untuk eritrosit hewan
Poikiloterm adalah larutan NaCl yang lebih pekat dari 0,7% (Soewolo, 2000: 89).
mj.
C. METODE PRAKTIKUM
mk.
ml.
mm.
: Eksperimen
: Eritrosit Manusia
:
4) Pipet
5) Garam fisiologis 3%, 1%,
0,9%, 0,7%, 0,5%
6) Vaselin Alburn
7) Antikoagulan (Heparin atau
Kalium Oksalat)
8) Darah manusia
9)
membuat pembahasan.
Analisis data kecepatan hemolisis dan krenasi
10)
mulai tampak terjadi hemolisis atau krenasi. Dari data tersebut kemudian analisis
untuk mencari hubungan antara kepekatan larutan NaCl dengan kecepatan terjadi
hemolisis dan krenasi.
11)
12)
E. HASIL PRAKTIKUM
13)
15)
no
Nam 16)
19)
%
26)
27)
1
35)
i
36)
2
44)
a
45)
3
53)
23)
24)
25)
1%
0,9%
0,7
0,5
0,3
0,1%
>
29)
30)
%
31)
%
32)
%
33)
34)
136
38)
163
39)
40)
35
41)
240
42)
>300
43)
149
47)
157
48)
49)
159
50)
205
51)
253
52)
>300
57)
58)
104
59)
205
60)
240
61)
Hest
28)
Sisk
300
37)
Yuri
16
46)
ska
54)
Asni
4
55)
100
56)
4
62)
63)
Insi
64)
10
65)
11
66)
16
67)
20
68)
69)
70)
5
71)
wi
72)
Tsan
0
73)
21
74)
22
75)
29
76)
34
77)
78)
79)
6
80)
i
81)
Vell
0
82)
27
83)
30
84)
38
85)
40
86)
87)
88)
7
89)
8
98)
a
90)
6
Diva 91)
18
92)
20
93)
37
94)
40
95)
96)
97)
20
101)
37
102)
35
103)
43
104)
105)
106)
40
111)
38
112)
54
113)
114)
115)
Brili
6
100)
9
107) 108)
Wid
5
109)
19
110)
10 a
116) 117)
Nur
1
118)
20
119)
25
120)
32
121)
41
122)
123)
124)
Ismi
7
127)
18
128)
20
129)
23
130)
44
131)
132)
133)
Wul
6
136)
33
137)
35
138)
40
139)
57
140)
141)
142)
13 an
143) 144)
Asyi
26
145)
64
146)
45
147)
79
148)
51
149)
150)
151)
14 fa
152) 153)
Des
3
154)
80
155)
120
156)
40
157)
67
158)
159)
160)
15 y
161) 162)
1
Ama 163)
68
164)
31
165)
43
166)
72
167)
168)
169)
18
173)
30
174)
43
175)
52
176)
60
177)
178)
35
183)
49
184)
60
185)
80
186)
187)
99)
11
125) 126)
12
134) 135)
16 lia
170) 171)
Inta
172)
17 n
179) 180)
Han
181)
21
182)
18 a
188) 189)
Rizk
190)
23
191)
37
192)
50
193)
70
194)
90
195)
196)
Her
6
199)
54
200)
57
201)
76
202)
33
203)
204)
205)
Yuni
30
208)
74
209)
47
210)
33
211)
82
212)
213)
214)
21 ar
215) 216)
End
0
217)
67
218)
70
219)
101
220)
126
221)
222)
223)
22 ah
224) 225)
Kart
8
226)
66
227)
73
228)
163
229)
242
230)
231)
232)
Ulfa
8
235)
13
236)
112
237)
205
238)
303
239)
240)
241)
Sal
2
244)
58
245)
45
246)
47
247)
95
248)
249)
250)
88
91
45
96
19 y
197) 198)
20 vina
206) 207)
23 ini
233) 234)
24
242) 243)
25
ma
251) 252)
Roni 253)
254)
255)
256)
257)
258)
259)
26
260) 261)
Bim
70
262)
70
263)
264)
79
265)
112
266)
267)
268)
Jaka
49
271)
169
272)
99
273)
96
274)
95
275)
276)
277)
28
278) 279)
Toni
6
280)
70
281)
71
282)
75
283)
80
284)
285)
96
286)
29
287) 288)
Aris
4
289)
80
290)
86
291)
96
292)
100
293)
294)
104
295)
30
296) 297)
Afri
7
298)
48
299)
50
300)
71
301)
80
302)
303)
84
304)
31 zal
305) 306)
0
Irfan 307)
31
308)
54
309)
118
310)
311)
105
312)
184
313)
27 a
269) 270)
32
314)
322)
330)
1
Jumlah
Rata-rata
Stndar
36
315)
323)
331)
72
316)
324)
332)
126 255
319) 320)
321)
327) 328)
329)
335) 336)
337)
deviasi
338)
339)
340)
342)
Nam
344)
345)
346)
347)
348)
349)
350)
351)
352)
Tri
353)
354)
355)
356)
357)
358)
359)
Nur
360)
361)
362)
363)
364)
365)
366)
Ismi
367)
368)
369)
370)
371)
372)
373)
374)
F. PEMBAHASAN
aliran air tersebut (osmosis). Akibat masuknya air ke dalam kantung semipermeable,
maka terjadi peningkatan tekanan pada membrane. Peningkatan tekanan ini disebut
tekanan osmotic. Makin tinggi peredaan konsentrasi dua larutan, makin tinggi pula
tekanan osmotiknya, dan makin cepat pula aliran air berpindah dari konsentrasi air tinggi
ke konsentrasi airrendah.
377)
pecahnya sel akibat masuknya air ke dalam sel. Lisis pada eritrosit disebut hemolysis,
yang berarti peristiwa pecahnya eritrosit akibat masuknya air ke dalam eritrosit sehingga
hemoglobin keluar dari dalam eritrosit menuju ke cairan sekelilingnya. Membran eritrosit
bersifat permeable selektif, yang berarti dapat ditembus oleh air dan zat-zat tertentu,
tetapi tidak dapat ditemus oleh zat-zat tertentu yang lain. Hemolisis ini akan terjadi
apabila eritrosit dimasukkan ke dalam medium yang hipotonis terhadap isi sel eritrosit
(Soewolo, 2000: 88).
378)
Berdasarkan penelitian isi sel eritrosit hewan Homoioterm isotonis
terhadap larutan 0,9% NaCl, oleh karena itu hemolysis akan terjadi apabila eritrosit hewan
Homoioterm dimasukkan ke dalam larutan dengan konsentrasi di bawah 0,9%. Namun perlu
diketahui bahwa membrane eritrosit (termasuk membrasel yang lain) memiliki toleransi
osmotic, artinya sampai batas konsentrasi medium tertentu sel elum mengalami lisis.
Kadang-kadang pada suatu konsentrasi larutan NaCl tertentu tidak semua eritrosit
mengalami hemolysis. Hal ini menunjukkan bahwa toleransi osmotis membran eritrosit
berbeda-beda. Pada eritrosit tua membrane selnya memiliki toleransi rendah (mudah pecah),
sedangkan membrane eritrosit muda memiliki toleransi osmotic yang lebih besar (tidak
mudah pecah)
379)
hemolysis yang disebabkan oleh perbedaan tekanan osmotic isi sel dengan mediumnya
(cairan disekitarnya). Hemolisis yang lain yaitu hemolysis kimiawi. dimana membrane
eritrosit
rusak akibat substansi kimia. Zat-zat yang dapat merusak membrane eritrosit
(termasuk memban sel yang lain) antara lain adalah: kloroform, aseton, alcohol, benzene,
dan eter. Peristiwa sebaliknya dari hemolysis adalah krenasi, yaitu peristiwa mengkerutnya
membrane sel akibat keluarnya air dari dalam eritrosit. Krenasi dapat terjadi apabila eritrosit
dimasukkan ke dalam medium yang hipertonis terhadap isi eritrosit, misalnya untuk eritrosit
hewan Homoioterm adalah laruta NaCl yang leih pekat dari 0,9% NaCl, sedangkan untuk
eritrosit hewan Poikiloterm adalah larutan NaCl yang lebih pekat dari 0,7% (Soewolo, 2000:
89).
380)
381)
382)
G. KESIMPULAN
383)
Berdasarkan hasil percobaan diatas dan berdasarkan asi pembahasandapat
disimpulkan semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin cepat darah membeku/
isismhemolisis
384)
385)
H. DAFTAR PUSTAKA
Basoeki, Soedjono. 1988. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: Depdikbud
Dikti.
386)
Nurcahyo, Heru dan Tri Harjana. 2013. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
387)
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Depdikbud Dikti.
388)
Wiarto, Giri. 2013. Fisiologi dan Olahraga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
389)
390)
391) SISTEM KARDIOVASKULER
392) KEGIATAN 3
393) MENGHITUNG SEL DARAH MERAH (ERYTHROCYTE)
A. PERMASALAHAN PRAKTIKUM
394) menghitung jumlah sel darah merah (SDM)
B. TUJUAN
395) B.1. Tujuan Kegiatan
1. Menghitung jumlah sel darah merah (SDM).
396) B.2. Kompetensi Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan jumlah sel darah merah (SDM).
2. Mahasiswa dapat menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sel
darah merah (SDM).
397)
C. DASAR TEORI
398) Darah vertebrata merupakan jaringan cair yang kompleks, terdiri atas unsur
seluler khusus yang larut dalam satu cairan kompleks yang dikenal dengan plasma.
Terdapat tiga macam unsur seluler. 1. Sel darah merah (eritrosit), 2. Sel darah putih
(leukosit), 3. Keping darah (trombosit) (Soewolo,84:2000)
399) Sel darah merah normal adalah bikonkaf, yang mempunyaigaris tengah
rata-rata sekitar 8 mikron dan tebalnya diukur dari bagian yang paling tebal, 2 mikron dan
ditengahnya mempunyi tebal 1 mikron atau kurang (Guyton,45:1987)
400) Pada pria sel darah merahnya adalah 5 juta per mm3, sedangkan pada
wanita sel darah merahnya 4,5 juta per mm3. Untuk menghitung jumlah sel darah merah
digunakan hemositimeter, dengan larutan pengencer hayem (hayems Solutions) yang
terdiri atas: Nacl (1 gram) : 2,Na2SO4 (5 gram) : 3. HgCl (0,5gram) : 4 Aguadest (200
ml) (Suripto,56: 1988)
401)
1. Fisiologi karena adaptasi terhadap lingkungan lokal, misalnya pada tempat tinggi
(pegunungan), SDM dapat mencapai 8 juta per mm3, hal ini disebut physiological
polycthemia .
2. Patologis karena adanya tumor pada sumsum tulang, maka jumlah SDM bisa mencapai
10-11 juta per mm3 hal ini disebut polycthemia vera.
402) Umur (lifepan) eritrosit dam sirkulasi berkisar antara 120 hari pada lakilaki, dan 100 hari pas perempuan. Setelah melampui batas waktu trsebut eritrosit akan
kehilangan kemampuan metabolisme kemudian dihancurkan oleh limfa, sumsum tulang
hati dan sel retikuloendhotlial. Sebagian besar komponennya akan dimanfaatkan kembali
(daur ulang), seperti besi dari hem, dan asam amino dari globin. Cincin protoporfirin
yang tidak digunakan lagi akan dikatabolisme di dalam sel retikuloendhotlial menjadi
pigmen empedu kemudian diekskresikan lewat urin dan feses. Alfa methane dari hem
dioksidasi menjadi biliverdinbilirubinmasuk kehati, kemudian diubah menjadi
urobilinogendiekskresikan dalam bentuk strekobilin yaitu warna kuning pada feses dan
urobilinogen yaitu kuning pada Urin.
403)
(Nurcahyo,32:2013)
D. METODE PENGAMATAN
404)
405)
406)
: Pengamatan (observasi)
: Sel darah merah (SDM)
Bahan:
5) Larutan Hayem
409)
10) Untuk menghemat waktu biasanya dari 25 kotak kecil hanya dipilih 5 kotak
sebagai sampel. Kotak tersebut dapat dipilih secara random atau dipilih kotak
pada bagian kanan atas, kiri atas, kanan bawah, kiri bawah, dan tengah.
11) Untuk menghindari perhitungan rangkap, maka sel-sel darah merah yang
menempel pada garis dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: menghitung
sel-sel darah merah yang berada dalam kotak dan sel-sel yang menempel pada
garis atas dan kiri saja sedangkan yang menempel pada garis kanan dan bawah
tidak dihitung.
12) Setelah diketahui jumlah SDM kemudian memasukkan kedalam rumus berikut
untuk mengetahui jmlah SDM permm3 sebenarnya sebagai berikut:
410) jumlah SDM/mm3 = SDM yang terhitung x 10 x 5 x 200
411)
atau
3
412) jumlah SDM/mm = SDM yang terhitung x 10.000
413) Keterangan:
414) Angka 10 berasal dari dalamnya parit 0,1 mm dijadikan 1 mm (10 kali)
415) Angka 5 berasal dari 1/5 dari 1 mm3 (25 kotak)
416) Angka 200 berasal dari pengenceran 200 kali (0,5 menjadi 101)
417)
E. HASIL PENGAMATAN
418) TABEL HASIL PENGAMATAN KELAS
419)
420)
421)
427)
431)
Perempuan
422)
423) N
am
a
424)
425)
J
428) H
est
i
Lo
ka
nin
gru
m
432) S
isk
a
429)
430)
2
433)
434)
5
426)
s
435)
439)
443)
447)
451)
Li
pd
ya
nin
gsi
h
436) Y
uri
ska
Fit
ri
Dy
ah
U
440) I
nsi
wi
Pu
rwi
ans
har
i
444) N
ur
Ts
ani
Ra
hm
aw
ati
448) A
sni
Nu
rha
yat
i
452) V
ell
a
Lia
ni
437)
438)
4
441)
442)
4
445)
446)
3
449)
450)
2
453)
454)
5
455)
459)
463)
467)
471)
475)
479)
456) D
iva
Ap
rili
a
460) T
ri
Wi
da
ya
nti
464) N
ur
Kh
oti
ma
h
468) I
sm
i
Nu
rhi
da
ya
h
472) W
ula
n
No
vit
a
Sar
i
476) A
syi
fat
ul
Ma
din
ah
480) D
457)
458)
6
461)
462)
4
465)
466)
4
469)
470)
3
473)
474)
7
477)
478)
6
481)
482)
483)
487)
491)
495)
499)
503)
esy
No
rm
ali
a
484) I
nta
n
Ay
u
P.
488) A
ma
lia
Al
a
492) H
an
a
Wi
diy
ant
i
496) R
izk
y
W
ula
nd
ari
500) H
erv
ina
Su
rya
Ka
rti
ka
504) Y
uni
ar
485)
486)
5
489)
490)
3
493)
494)
3
497)
498)
3
501)
502)
5
505)
506)
4
Ku
rni
a
Wi
das
ari
508) E
nd
ah
Ra
tna
512) H
ani
Ka
rti
ni
516) U
lfa
507)
511)
515)
519)
520) S
al
ma
523) Total
524) Rata-rata
525) Standar deviasi
526)
509)
510)
4
513)
514)
4
517)
518)
5
521)
522)
3
527)
1
529)
4
531)
1
532)
533)
534)
535)
Laki-laki
536)
537) N
am
a
538)
539)
J
540)
s
541)
545)
549)
553)
557)
561)
565)
542) R
oni
Ar
dy
ant
oro
546) B
im
a
Gh
an
a
P.
550) J
ak
a
Fit
ria
nta
554) T
on
ny
Ha
ryo
W.
558) A
ris
Set
ian
to
W.
562) A
fri
zal
Ha
ris
566) I
rfa
n
Ha
nis
543)
544)
5
547)
548)
4
551)
552)
5
555)
556)
4
559)
560)
4
563)
564)
3
567)
568)
4
P.
569) Total
570) Rata-rata
571) Standar deviasi
572)
573)
3
575)
4
577)
6
578)
579)
580)
581) TABEL HASIL PENGAMATAN KELOMPOK
582)
583)
584)
598)
599)
591)
600) 601)
592) 593)
602) 603)
608)
609)
610) 611)
612) 613)
614)
618)
619)
620) 621)
622) 623)
624)
628)
F. PEMBAHASAN
585) P
apa
n
pern
itun
gan
594) 595)
604) 605)
586)
587)
596)
606)
597)
607)
615)
616)
617)
625)
626)
627)
629)
PAPAN PERHITUNGAN
632)633)634)635)636)
637)638)639)640)641)
642)643)644)645)646)
647)648)649)650)651)
652)653)654)655)656)
657) Setelah diketahui jumlah SDM kemudian memasukkan kedalam rumus
berikut untuk mengetahui jmlah SDM permm3 sebenarnya sebagai berikut:
658) jumlah SDM/mm3 = SDM yang terhitung x 10 x 5 x 200
659)
atau
3
660) jumlah SDM/mm = SDM yang terhitung x 10.000
661) Keterangan:
662) Angka 10 berasal dari dalamnya parit 0,1 mm dijadikan 1 mm (10 kali)
663) Angka 5 berasal dari 1/5 dari 1 mm3 (25 kotak)
664) Angka 200 berasal dari pengenceran 200 kali (0,5 menjadi 101)
665)
666) Pada pria normal sel darah merahnya adalah 5 juta per mm3, sedangkan
pada wanita sel darah merahnya 4,5 juta per mm3. Setelah dihitung didapatkan data kelas
, rata2 untuk perempuan dari jumlah sel darah merah alah 4,6 juta itu berarti sesuai
dengan jumlah darah formal yang harus dimiliki perempuan begitu juga dengan hasil sel
darah merah pada laki laki mempunyai rata-rata 4,6 jt yang berarti masih berada digaris
normal.
667)
1. isiologi karena adaptasi terhadap lingkungan lokal, misalnya pada tempat tinggi
(pegunungan), SDM dapat mencapai 8 juta per mm3, hal ini disebut physiological
polycthemia .
2. Patologis karena adanya tumor pada sumsum tulang, maka jumlah SDM bisa
mencapai 10-11 juta per mm3 hal ini disebut polycthemia vera.
668)
669)
G. KESIMPULAN
670) Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil pembahasan maka dapat
disimpulkan jumlah rata-rata SDM pada perempuan adalah 4,7 jt dan
rata-rata SDM pada laki-laki adalah 4,6 juta
H. DAFTAR PUSTAKA
671) Guyton,Arthur.1987. Fisiologi Manusia Dan Mekanisme Penyakit.
Jakarta :EGC Penerbit Buku Kedokteran.
672)
Nurcahyo,
Heru & Tri Harjana. 2013. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan.
Yogyakarta : FMIPA UNY
673) Suripto. ------. Fisiologi Hewan. Bandung : ITB
674) Soewolo. 2000.Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta :Dirjen Dikti.
675)
676)
677)
678)
679)
680)
681)
682)
683)
684)
685)
686)
687)
688)
689)
690) SISTEM KARDIOVASKULAR
691)
KEGIATAN 4
: Pengamatan (observasi)
: Sel darah putih (SDP)
706)
Bahan:
1) Blood lancet steril (disposable)
2) Kapas alcohol
3) Reagen Turk
709)
1) Mensterilkan kulit ujung jari tengah atau jari manis dengan kapas alkohol,
membiarkan sampai mengering.
2) Menusuk ujung jari tengah atau jari manis naracoba dengan menggunakan blood
lancet steril (disposable) sehingga darah keluar.
3) Mengambil darah dengan pipet khusus sampai tanda 0,5 kemudian membersihkan
ujungnya dengan kertas tissue. Setelah itu hisap reagen Turk sampai tanda 11,
kemudian lakukan pengocokkan secara perlahan-lahan agar tercampur rata seperti
pada perhitugan SDM.
4) Menyiapkan bilik hitung seperti pada perhitungan SDM kemudian mencari 4
kotak (A, C, G, I) yang terletak pada pojok kanan atas, kiri atas, kiri bawah dan
kanan bawah. Perhatikan bahwa tiap kotak tersebut dibagi menjadi 16 kotak kecil.
5) Meneteskan cairan dalam pipet lewat tepi kaca penutup sehingga merata dan
menghitung SDP seperti pada perhitungan SDM.
6) Memasukkan jumlah SDP yang terhitung ke dalam rumus berikut untuk
mengetahui jumlah SDP sesungguhnya dengan rumus sbb:
710) Jumlah SDP/mm3 = (a x 20 x 10) / 4
711)
atau
712) Jumlah SDP/mm3 = b x 20 x 10
713) Keterangan:
714) Angka 20 berasal dari pengenceran 0,5 menjadi 11 (20 kali)
715) Angka 10 berasal dari kedalaman parit 0,1 mm (menjadi 1 mm)
716) Angka 4 berasal dari 4 kotakan (mestinya hanya 1 kamar)
717)
718)
B 719)
A
720)
721)
C
E 722)
D
723)
724)
F
H 725)
726)
E. HASIL PRAKTIKUM
727) TABEL HASIL PENGAMATAN KELAS
728) Tabel . Data Hasil Perhitungan Sel Darah Putih
729) Perempuan
730) 731) Nama
N
732)
Umu 733)
r
mm3 )
( Tah
un )
734)
735)
737)
736)
738)
739)
742)
743)
746)
747)
750)
751)
754)
755)
758)
759)
762)
763)
766)
767)
770)
771)
10
774)
775)
776)
777)
11
19
5600
20
741)
740)
2150
18
745)
744)
8100
19
749)
748)
3050
19
753)
752)
1350
20
757)
756)
2350
19
761)
760)
600
19
765)
764)
650
19
769)
768)
300
19
773)
772)
3050
19
6550
778)
779)
12
782)
783)
13
786)
787)
14
790)
791)
15
794)
795)
16
798)
799)
17
802)
803)
18
806)
807)
19
810)
811)
20
814)
815)
21
818)
819)
22
822)
823)
781)
780)
3600
19
785)
784)
4950
19
789)
788)
3750
20
793)
792)
4900
20
797)
796)
6100
19
801)
800)
3300
20
805)
804)
1550
21
809)
808)
4250
19
813)
812)
6250
19
817)
816)
6200
19
821)
820)
13050
20
824)
825)
500
23
826)
827)
24
830)
831)
25
20
829)
828)
900
19
833)
832)
13550
20
834) Total
835)
1066
0
836) Rata-rata
0
837)
4264
839)
3496
,
0
8
5
840)
841)
842)
843) Laki-laki
844) 845) Nama
No
848) 849)
846)
Umur
( Tahun )
Roni
1. Ardyantoro
852) 853) Bima
mm3 )
850)
851) 4500
854)
855)
1200
2. Pradana
856) 857) Jaka Fitriyanta
858)
859)
3000
3.
860) 861)
862)
863)
3050
Tonny
Gana
847)
Haryo
4. Wibisono
864) 865) Aris
Setiyanto
5. Wibowo
868)
869)
6.
872)
873)
7.
876)
Total
878)
Rata-rata
880)
Standar deviasi
866)
867)
3150
871)
870)
5800
875)
874)
9050
877) 2
97
50
879) 4
25
0
881) 2
55
0,
16
3
882)
883)
885)
884)
TABEL HASIL PENGAMATAN KELOMPOK
886)
887)
889)
890)
891)
892)
893)
894)
895)
896)
897)
898)
899)
900)
901)
902)
903)
904)
905)
906)
907)
908)
909)
910)
911)
912)
913)
914)
915)
916)
917)
918)
919)
920)
921)
922)
923)
F. PEMBAHASAN
924)
mempunyai tujuan Menghitung Sel Darah Putih ( SDP )dilaksanakan di laboratorium zoologi
FMIPA UNY. Praktikum ini diawali dengan mengoleskan alkohol dengan kapas ke ujung jari
tengah/ manis, lalu dikeringkan, setelah itu ujung jari ditusuk dengan blood lancet steril,
setelah darah keluar dihisap dengan pipet khusus sampai 0,5 ml Setelah itu hisap reagen Turk
sampai tanda 11, kemudian lakukan pengocokkan secara perlahan-lahan agar tercampur rata
seperti pada perhitugan SDM. Menyiapkan bilik hitung seperti pada perhitungan SDM
kemudian mencari 4 kotak (A, C, G, I) yang terletak pada pojok kanan atas, kiri atas, kiri
bawah dan kanan bawah. Perhatikan bahwa tiap kotak tersebut dibagi menjadi 16 kotak kecil.
925)
Lalu teteskan darah yang telah dikocok tadi melalui pinggir kaca penutup,
Memasukkan jumlah SDP yang terhitung ke dalam rumus berikut untuk mengetahui jumlah
SDP sesungguhnya dengan rumus sbb:
926)
927)
928)
929)
930)
931)
932)
934)
B 935)
937)
C
E 938)
940)
F
H 941)
I
955) Dari hasil praktikum didapat rata2 jumlah SDP untuk perempuan adalah
4264 sedangkan rata-rata SDP laki-laki adalah 4250 . menurut Wiarto (2013) Pada
keadaan normal, jumlah leukosit pada darah manusia adalah 4.000-11.000 sel darah
putih, jadi rata2 jumlah SDP kelas ini adalah normal walaupun ada yang dibawah 4000
namun hasil tersebut belum tentu merupakan hasil yang sebenarnya bisa jadi salah dalam
perhitungan, atau dalam pengocokan kurang sempurna sehingga SDP tidak tersebar
secara merata.
956) Jumlah leukosit yang beredar akan naik bila terjadi infeksi, leukosit dapat
bertambah sampai 20.000 atau lebih setiap milimeterkubik pada apendisitis atau
pneumonia.
G. KESIMPULAN
957) Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil pembahasan maka dapat
disimpulkan jumlah SDP untuk perempuan adalah 4264 sedangkan
rata-rata SDP laki-laki adalah 4250, sedangkan normalnya adalah
4.000-11.000 sel darah putih.
H. DAFTAR PUSTAKA
958) Basoeki, Soedjono. 1988. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta:
959)
Depdikbud Dikti.
Guyton, Arthur. 1987. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC
960)
Buku Kedokteran.
Nurcahyo, Heru dan Tri Harjana. 2013. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
961) Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Depdikbud Dikti.
ventrikel kiri memompa darah masuk ke aorta, tekanan akan naik sampai ke puncak yang
disebut sebagai tekanan sistole. Kemudian tekanan akan turun ke titik terendah yang
disebut tekanan diastole. Batas terendah tekanan sistole pada orang dewasa sekitar 105
mm Hg dan batas tertinggi adalah 150 mm Hg. Tekanan sistole pada wanita 5-10 mm Hg
lebih rendah dari laki-laki. Berikut tabel mengenai nilai rekanan darah normal (dalam
mm Hg)
985) Tabel 1. Nilai tekanan darah normal pada berbagai usia
986)
987)
Dia
988)
989) Bay
i
990)
50
991)
992) Ana
k-anak
993)
60
994)
995) Re
maja
996)
60
997)
998) De
wasa
muda
999)
60-
1000)
1001) Usia
lanjut
1002)
80-
1003)
1004)
1005) Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik seperti olahraga,
kegiatan rumah tangga, rasa cemas, rasa cinta ataupun stres. Padakeadaan itu t tekanan
darah akan meningkat dan bisa menembus batas normal. Namun dengan berisirahat
tekanan darah akan kembali normal. Dikatakan normal apabila tekanan sistole tidak
melebihi 140 mm Hb taman diastol tidak melebihi 90 mm Hg. Yang paling ideal adalah
120/80 mm Hg. Tekanan dikatakan tinggi jika melebihi 160 mm Hg, dan tekanan diastol
melebihi 99 mm Hg, dan angka itu muncul selama tiga kali pemeriksaan berturut turut
dengan selang waktu 2-8 minggu (Wiarto,34:2013).
1006)
D. METODE PRAKTIKUM
: Eksperimen
sabuk
tekan
yang
telah
dilengkapi
dengan
pompa
dan
1015) 1016)
1017)
Sebel
1019)
S
1020)
T
1021)
(
1018)
Teka
1023)
1022)
1024)
1025)
110/7
1026)
1
1029)
1030)
90/50
1031)
9
1035)
90/60
1036)
1
1039)
1040)
100/6
1041)
1
1044)
1045)
120/8
1046)
1
1050)
93/72
1051)
1
1055)
100/5
1056)
1
1060)
110/6
1061)
1
1028)
1027)
1033)
1032)
1034)
1038)
1037)
1043)
1042)
1048)
1047)
1049)
1053)
1052)
1054)
1057)
1058) 1059)
1063)
1062)
1067)
1065)
100/7
1066)
1
1070)
110/7
1071)
1
1075)
110/7
1076)
1
1079)
1080)
100/5
1081)
1
1084)
1085)
100/7
1086)
1
1090)
100/6
1091)
1
1094)
1095)
110/8
1096)
1
1099)
1100)
100/8
1101)
1
1104)
1105)
110/8
1106)
1
1109)
1110)
110/7
1111)
1
1114)
1115)
90/60
1116)
1
1120)
110/8
1121)
1
1125)
90/60
1126)
1
1064)
1068)
1069)
1073)
1072)
1074)
1078)
1077)
1083)
1082)
1088)
1087)
1089)
1093)
1092)
1098)
1097)
1103)
1102)
1108)
1107)
1113)
1112)
1118)
1117)
1119)
1122)
1123) 1124)
1128)
1127)
1129)
1133)
1132)
1134)
1138)
1137)
1139)
1143)
1142)
1144)
1147)
1148) 1149)
1130)
100/7
1131)
1
1135)
10/80
1136)
1
1140)
100/7
1141)
1
1145)
100/8
1146)
1
1150)
1151)
1157)
1159)
S
1152)
1153) Laki-laki
1160)
T
1158)
1154)
1161)
1155)
1162)
1156)
1163)
1164)
1165)
1
1167)
1166)
1169)
1170)
1
1174)
1175)
1
1179)
1180)
1
1184)
1185)
1
1189)
1190)
1
1194)
1195)
1
1199)
1200)
1168)
1172)
1171)
1173)
1177)
1176)
1178)
1182)
1181)
1183)
1187)
1186)
1188)
1192)
1191)
1193)
1196)
1197)
1198)
1201)
1202)
1203) Hasil Pengamatan
1204)
1207)
1208)
1209)
1205)
1206)
Set
1210)
1211)
Tek
1212)
1213)
1214)
1215)
1216)
130
1217)
1218)
1219)
1220)
1221)
130
1222)
1223)
1224)
1225)
1226)
120
1227)
1228)
1229)
1230)
1231)
126
1232)
1233)
F. PEMBAHASAN
1234) Pada praktikum yang berjudul Mengukur Tekanan Darah Sistole dan
Diastole, mempunyai tujuan Mengukur Tekanan Darah Sistole dan Diastole, dilaksanakan
di laboratorium zoologi FMIPA UNY.
1235) Tekanan darah menurut Guyton & All (2008) dalam Widarto (2013)
berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh.
Tekanan darah dari pembuluh arah dapat berubah ubah pada setiap siklus jantung. Ketika
ventrikel kiri memompa darah masuk ke aorta, tekanan akan naik sampai ke puncak yang
disebut sebagai tekanan sistole. Kemudian tekanan akan turun ke titik terendah yang
disebut tekanan diastole.
1236) Langkah dalam mengukur tekanan sistol diastol yaitu dengan Melilitkan
sabuk tekan yang telah dilengkapi dengan pompa dan sphygmomanometer (tenzimeter)
pada lengan atas tepatnya di atas sendi siku, lalu Meletakkan kepala stetoskop pada
bawah sabuk tekan tepat di atas arteri radialis, selanjutnya mendengarkan suara denyut
jantung. Jantung mengeluarkan suara khas selama siklus yang digambarkan dengan suara
degup melalui stethoscope. Suara pertama atau suara sistole dianggap hasil kontraksi
ventrikulus dan getaran menutupnya valvula cuspidalis. Ini lebih lama dan lebih lamban
jika dibandingkan dengan yang kedua yaitu suara diastole, yang diperkirakan disebabkan
oleh getaran penutupn valvula semilunaris. Kedua suara ini memiliki makna klinis karena
memberi informasi mengenai ketidaksempurnaan fungsi valvula.
1237) Lalu Memompa sampai sabuk tekan menekan lengan dan suara jantung
tidak terdengar lagi. Setelah itu kendorkan sekrup pengatur pada pompa sedemikian rupa
sehingga udara keluar (nggembos) dan memantau suara jantung dengan seksama.
Apabila suara jantung terdengar (koroskof), maka hal itu menunjukkan tekanan systole,
meneruskan penggembosan dan memonitor terus suara jantung sampai tek terdengar lagi,
pada saat itu merupakan tekanan diastole. Dari praktikum ini dihasilkan data sebelum
kegiatan dari 3 probandus 2 dintaranya memiliki tekanan sistole/diastol sama yaitu
110/70 sedangkan yang satunya yaitu 100/50.
1238) Menurut Wiarto (2013) tekanan sistole/ diastol orang dewasa normal
adalah 110-125/60-70, 2 probandus memiliki tekanan darah normal namun yang satu
dibawah normal ini bisa terjadi karena kurang terdengarnya degup jantung, angka
tersebut juga belum menunjukan angka yang sebenarnya karenaangka dipercaya jika
angka itu muncul selama tiga kali pemeriksaan berturut turut dengan selang waktu 2-8
minggu, sedangkan dalam praktikum ini hanya dilakukan satu kali.
1239) Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik seperti olahraga,
kegiatan rumah tangga, rasa cemas, rasa cinta ataupun stres. Pada keadaan itu tekanan
darah akan meningkat dan bisa menembus batas normal. Namun dengan berisirahat
tekanan darah akan kembali normal. Dikatakan normal apabila tekanan sistole tidak
melebihi 140 mm Hb taman diastol tidak melebihi 90 mm Hg. Yang paling ideal adalah
120/80 mm Hg. Tekanan dikatakan tinggi jika melebihi 160 mm Hg, dan tekanan diastol
melebihi 99 mm Hg, dan angka itu muncul selama tiga kali pemeriksaan berturut turut
dengan selang waktu 2-8 minggu (Wiarto,34:2013).
1240)
1241)
G. KESIMPULAN
1242) Berdasarkan hasil praktikum dan hasil pembahasan maka dapat
disimpulkan rata-rata sistole/diastole sebelum kegiatan adalah 106/63
sedangkan setelah kegiatan adalah 126/66
1243)
H. DAFTAR PUSTAKA
1244) Basoeki,Soedjono. 1988.Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta :
Dirjen Dikti.
1245) Wiarto, Giri. 2013. Fisiologi dan Olahraga. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
1246)
1247)
1248)
1249)
1250)
1251)
1252)
1253) SISTEM KARDIOVASKULAR
1254) KEGIATAN 6
1255) MENGUKUR KADAR HEMOGLOBIN
A. PERMASALAHAN PRAKTIKUM : Bagaimana Mengukur Kadar Hemoglobin?
B. TUJUAN
1256) B.1. Tujuan Kegiatan
1) Mengukur kadar hemoglobin (Hb) darah.
1257) B.2. Kompetensi Khusus
Hb + HCL
Globin-HCL +
Ferroprotoporfirin
1261)
berkombinasi dengan satu molekul oksigen, dan setiap molekul hemoglobin dapat
berkombinasi dengan empat molekul oksigen. Jumlah oksigen yang terikat pada
hemoglobin dapat bervariasi tergantung pada tekanan parsial oksigen (PO2). Bila semua
kelompok heme pada hemoglobin berkombinasi dengan molekul oksigen, maka
dikatakan bahwa darah100% jenuh dengan oksigen. Dalam keadaan jenuh ini kandungan
oksigen darah sama dengan kapasitas oksigennya. Jadi kapsitas oksigen adalah jumlah
oksigen yang diikat pigmen darah (contoh hemoglobin), apabila darah dijenuhkan dengan
oksigen (Soewolo, 2000:105-106).
1263)
Sintesis hemoglobin baru dimulai pada saat sel darah pada tingkat
manusia menderita anemia. Pada manusia, kadar Hb pada kondisi normal bervariasi sekitar
14,9 1,5 gr/dL (pada laki-laki dewasa) dan 13,7 1,5 gr/dL (pada perempuan dewasa).
Pada anak baru lahir berkisar antara 21,5 3 gr/dL, pada umur 4 tahun berkisar antara 13
1,5 gr/dL. Beberapa kondisi yang berkaitan dengan jumlah SDM dan Hb:
1. Jumlah SDM normal tetapi kadar Hb kurang karena ukuran SDM lebih kecil daripada
normal yang disebut anemia mikrositik.
2. Jumlah SDM normal tetapi kadar Hb kurang karena kadar Hb memang kurang daripada
normal yang disebut anemia hipokromik (Nurcahyo, 2013: 21-22).
1266)
1267)
D. METODE PRAKTIKUM
1268) D.1. Jenis Kegiatan
: Pengamatan (observasi)
: Hb darah
Alat:
1) Hemoglobinometer Sahli
1272)
1) Blood
lancet
Bahan:
steril
(disposable)
2) Pipet khusus dengan selang
karet
3) Kapas alcohol
4) Aquadest
5) Larutan HCL 0,1 N
6)
E. HASIL PRAKTIKUM
F. Tabel . Data Hasil pengukuran Hb
8)
9)
Perempuan
10)
Nama
11)
Umu 12)
( Tah
13)
un )
15) 2 16)
14) He
sti
Lo
ka
Jumlah Hb ( g / dl )
14
nin
gr
17)
2
um
18) Sis
20)
11,2
24)
10,8
28)
10,6
32)
12,2
35) 1 36)
10,2
ka
Li
pd
19) 1
ya
nin
gsi
21)
3
h
22) Yu
ris
ka
Fit
ri
23) 1
9
Dy
ah
25)
4
U.
26) As
ni
Nu
27) 1
rha
yat
29)
5
i
30) Ins
iwi
Pu
rw
ian
31) 2
0
sh
33)
ari
34) Nu
r
Ts
ani
Ra
hm
aw
37)
7
41)
8
ati
38) Ve
40)
lla
39) 1
Li
ani
42) Di
9,8
44)
10,8
48)
9,8
52)
10
55) 1 56)
10
va
Ap
rili
a
43) 1
9
Af
ifa
45)
9
h
46) Bri
lia
na
Su
rya
47) 1
9
ni
49)
10
K
50) Tri
Wi
da
ya
53)
11
nti
54) Nu
r
51) 1
9
Kh
oti
ma
57)
12
h
58) Is
60)
13
64)
8,1
68)
10,8
72)
8,4
75) 1 76)
10
mi
Nu
rhi
da
59) 1
9
ya
61)
13
h
62) W
ula
n
No
vit
63) 1
9
asa
65)
14
ri
66) As
ifa
tul
M
adi
67) 2
0
na
69)
15
h
70) De
sy
No
71) 2
rm
ali
73)
16
a
74) Int
an
Ay
u
Pr
ati
77)
17
wi
78) A
ma
lia
Al
81)
18
80)
84)
88)
12,2
92)
11,4
79) 2
0
a
82) Ha
na
Wi
83) 2
diy
ant
85)
19
i
86) Ri
zk
y
W
ula
87) 1
9
nd
89)
20
ari
90) He
rvi
na
Su
91) 1
rya
Ka
rti
93)
21
ka
94) Yu
nia
95) 1 96)
9
9,4
r
Ku
rni
a
97)
22
W.
98) En
100)
11,2
104)
10
108)
9,5
da
h
Ra
99) 2
0
tna
Sa
101)
23
ri
102) U
lfa
Nu
r
103)
20
ah
yu
105)
24
di
106) S
al
ma
107)
Na
19
diy
109)
25
ah
110) H
ani
kar
tin
i
Ha
111) 112)
20
10,6
naf
i
113) Total
115) Rata-rata
117) Standar deviasi
114) 261
116) 10,44
118) 1,432
073
G.
119) Laki-laki
120) 121) Nama
No
124) 125)
1.
Roni
Bima
Gana
6.
130)
131)
Jaka Fitriyanta
Tonny
Haryo
Wibisono
140) 141)
144)
134)
135)
11,2
136) 137)
5.
Jumlah Hb (g/dl )
3.
4.
123)
126)
127)
Pradana
132) 133)
Umur
( Tahun )
Ardyantoro
128) 129)
2.
122)
Aris
138)
139)
10
2
Setiyanto
Wibowo
142)
143)
13
2
145) A
147)
friz
146)
al
9,3
Hari
148)
7.
s
149) Ir
fan
Han
is
150)
151)
2
9,4
Pras
etya
152)
154)
156)
Total
Rata-rata
Standar deviasi
153) 69,9
155) 9,98
157) 1,6476
H.
158)
159) Hasil Pengamatan kelompok
160)
161) NAMA
164)
168)
172)
173) Ismi
Nurhidayah
I. PEMBAHASAN
176)
162)
UM
U
R
166)
19
170)
19
174)
19
163)
KA
D
A
R
H
B
(
g
r
%
)
167)
10
171)
10
175)
13
teroksigenasi atau disebut HbO2 (oksi Hb) mengandung 4 mol oksigen. Hb juga dapat
berikatan dengan CO2 pada gugus asam aminonya membentuk karbaminoHb (HbCO 2),
juga dengan NO membentuk HbNo. Peroksid, ferrisianid, kuonin, dapat mengoksidasi
Fe2+ menjadi Fe3+ sehingga terbentuk metHb yang tidak mampu mengikat oksigen
maupun CO. MetHb dapat direduksi menjadi Hb oleh dithionit (Na 2S2O4). MetHb dapat
bereaksi dengan anion OH- pada H+ basa/alkalis dan Cl- pada pH asam (Nurcahyo, 2013:
21).
177)
178) Praktikum ini diawali dengan menyiapkan larutan HCl 0,1 mol dalam
tabung kecil(tabung khusus) sampai angka 2, lalu mengambil darah probandus dari ujung
jari tengah/manis, dihisap dan dicampurkan ke dalam larutan HCl tadi,
179) Reaksinya sebagai berikut
180) Hb + HCL
Globin-HCL + Ferroprotoporfirin
181) Fungsi penambahan larutan HCl di sini agar darah tidak mengalami
koagulasi sehingga tetap dapat dianalisa. Setelah menunggu 2 menit lalu letakan
disamping hemoglobinometer ahli, dicocokan dengan warnanya jika belum sama,
tambahkan aquadest tetes demi tetes sampai warnanya sama jika sudah sama dilihat
skalanya ,didapatkan hasil 2 probandus memiliki Hb 10 sedangkan yang satu 13. Jika kita
bandingkan dengan Hb ideal untuk perempuan yaitu menurut Nurcahyo Pada manusia,
kadar Hb pada kondisi normal bervariasi sekitar 14,9 1,5 gr/dL (pada laki-laki dewasa)
dan 13,7 1,5 gr/dL (pada perempuan dewasa). Probandus di atas adalah perempuan
semua, maka hanya ada satu yang ideal sedangkan 2 yang lainnya kurang dari ideal.
182)
Kadar hemoglobin darah merupakan salah satu indicator apakah hewan atau
185)
186)
J. KESIMPULAN
187) Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil pembahasan di atas maka dapat
disimpulkan cara mengukur Hb adalah dengan metode ahli dan hasilnya
adalah 10,10,13, jika dirata-rata menjadi 11.
K. DAFTAR PUSTAKA
188) Guyton, Arthur. 1987. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC
Buku Kedokteran.
189)
Nurcahyo, Heru dan Tri Harjana. 2013. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
190) Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Depdikbud Dikti.
191) Suripto. 1998. Fisiologi Hewan. Bandung: ITB.
192)
193) SISTEM KARDIOVASKULAR
194) KEGIATAN 7
195) UJI GOLONGAN DARAH DENGAN SISTEM ABO DAN
MENENTUKAN WAKTU KOAGULASI DARAH
A. PERMASALAHAN PRAKTIKUM
196) 1. Bagaimana Menentukan Golongan Darah dengan Sistem ABO?
197)
198)
B. TUJUAN :
199) 1. Menentukan Golongan Darah dengan Sistem ABO
200)
201)
C. DASAR TEORI
202)
Sistem penggolongan darah ABO ditentukan oleh antigen
(Aglutinogen) A,B, H/O
203)
Gol
204)
A
205)
A
206)
D
207)
D
208)
O
209)
K
210)
a
211)
A
212)
O
213)
A
214)
A
215)
B
216)
A
217)
O
218)
B
219)
B
220)
A
221)
B
222)
O
223)
AB
228)
224)
A
225)
K
226)
A
227)
O
229) Selain itu masih terdapat sistem penggolongan darah lainnya yaitu Lewis. Antigen
Lewis yaitu le-a, ke-b yang terdapat di dalam plasma. MN grup didasarkan pada adanya
protein glipkoporin. Glikoporin A untuk gol M dan glikoporin B untuk golongan N.
Demikian juga faktor Rh+ dan Rh- (Nurcahyo, 26:2013)
230)
231) Pembekuan darah adalah perubahan bentuk darah dari bentuk cair menjadi gel
padat. Pembentukan satu bekuan di atas sumbat trombosit akan menguatkn dan
menyangga sumbat diatas pembuluh yang rusak. Pembekuan darah merupakan
mekanisme homeostasis tubuh yang sangat penting untuk menghentikan pendarahan pada
luka yang besar. Proses pembekuan darah merupakan satu proses yang kompleks, melalui
beberapa tahap,dan melibatkan beberapa faktor pembekuan darah (soewalo,101:2000)
232) Mekanisme pembekuan darah
233)
234)
Protrombin
ca
Trombin
Fibrinogen
monomer fibrin
ca
Benang-bena fibrin
241) Protrombin adalah satu protein plasma, protomin terdapat pada plasma
normal dalam konsentrasi 15 mg/100 ml, protombinadalah senyawa yang
tidak stabil yang dapat pecah dengan mudah menjadi senyawa yang lebih
kecil, salah satu diantaranya adalah trombin. Vitamin k diperlukan oleh hati
untuk pembentukan normal protrombin, oleh karena itu kekurangan vitamin
k atau adanya penyakit hati yang menghalangi pembentuka protrombin
normal dan sering menurunkan kadar protrombin sehingga dapat
menyebabkan perdarahan. Fibrinogen adalah protein berukuran besar,
fibrinogen dalam keadaan normal hanya sedikit yang menembus cara
intersitial dan Iin adalah salah satu faktor penting dalam proses pembekuan
darah. (Guyton, 74: 1987)
242) Trombin adalah enzim protein dengan kemampuan proteolitik. Ia bekerja
pada fibrinogen untuk membuang dua peptida dengan berat molekul rendah
dari setiap molekul fibrinogen membentuk molekul monomer fibrin yang
memiliki kemampuan otomatis melakukan polimerisasi dengan molekul
fibrin monomer lainnya. Oleh karena itu banyak molekul fibrin monomer
mengalami polimerisasi dalam beberapa detik menjadi benang benang fibrin
panjang yang membentuk retikulum bekuan
243) Waktu bekuan darah mulai terbentuk, dalam keadaan normal bekuan
meluas dan beberapa menit kedarah sekitarnay,yaitu bekuan itu sendiri
mengawali lingkaran proses untuk menambah lebih banyak bekuan (Guyton,
74: 1987)
244)
245)
C. METODE PRAKTIKUM
246) Uji golongan darah
247) Jenis kegiatan : pengamatan probandus (observasi)
248) Objek pengamatan :darah probandus
249) Bahan dan alat
250) Uji golongan darah dengan sistem ABO memerlukan alat dan ban
sebagai berikut:
251) Alat-alat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a. Siapkan objek kaca dan bersihkan kemudian beri tanda lingkaran sebanyak 3 buah
dengan spidol
b. Sterilkan kulit ujung jari tengah atau jari manis dengan kapas alkohol, biarkan sampai
mengering.
c. Tusuklah ujung jari tengah atau jari manis nanaroba dengan menggunakan bllod lancet
steril (disposable) sehinggadarah kelu dan teteskan pada asing-masing bulatan satu tetes
darah pada kaca objek yang telah disiapkan tadi.
d. Uji tetes pertama dengan serum anti -A, tetes darah kedua dengan NaCl dan tetes ketiga
dengan serum anti-B, kemudian aduk dengan pengaduk(dari batang korek api, tusuk gigi
dll asalkan ujung yang telah digunakan untuk mengaduk tidak digunakan untuk
mengaduk yang lain. Amati pada setiap tetes darah apakah terjadi aglutinasi atau tidak,
kemudian tentukn apakah jenis golongan darah naracoba tersebut.
253) Waktu koagulasi darah
254) Jenis kegiatan : pengamatan (observasi)
255) Objek pengamatan : darah probandus.
256) Bahan dan alat
1.
2.
3.
4.
1. Sterilkan kulit ujung jari manis atau jari tengah dengan kapas alkohol, biarkan sampai
mengering.
2. Tusuklah ujung jari manis atau tengah naracoba dengan Blood lancet steril sehingga
darah keluar
3. Teteskan satu tetes darah pada kaca objek, kemudian setiap 30 detik lakukan tusukan
dengan menggunakan jarum pentul pada tetes darah tadi.
4. Amati adanya benang-benang fibrin, jika ada catatlah waktunya. Waktu tersebut
merupakan waktu koagulasi
D. HASIL PRAKTIKUM
258) TABEL HASIL PENGAMATAN KELAS
259)
260) N
ama
261)
262)
Gol
Wak
o
a
g
263)
264) H
esti
265)
266)
30
Loka
ningr
um
ti
k
K
e
267)
268) Si
ska
269)
9
270)
30
Lipd
yani
ngsih
ti
k
K
e
1
271)
272) R
oni
273)
1
274)
30
Ardy
antor
ti
k
K
e
275)
276) Y
urisk
277)
2
278)
30
Fitri
Dyah
ti
U.
k
K
e
279)
280) A
sni
281)
8
282)
30
Nurh
ayati
e
ti
k
K
e
283)
284) Bi
ma
285)
4
286)
30
Gana
Prad
ana
ti
k
K
e
287)
288) In
siwi
Purw
289)
2
290)
30
D
iansh
ari
ti
k
K
e
291)
292) N
ur
293)
3
294)
30
Tsani
Rah
maw
ti
ati
k
K
e
295)
296) Ve
lla
297)
6
298)
30
Liani
D
e
ti
k
K
e
299)
300) Di
301)
2
302)
va
AB
30
April
ia
Afifa
ti
k
K
e
303)
304) Br
ilian
305)
2
306)
30
Sury
ani
ti
k
K
e
307)
308) Ja
ka
309)
2
310)
30
Fitri
yanta
e
ti
k
K
e
311)
312) Tr
i
313)
1
314)
30
Wida
yanti
e
ti
k
K
e
1
315)
316) N
ur
Khot
317)
1
318)
30
D
imah
e
ti
k
K
e
319)
320) Is
mi
321)
8
322)
30
Nurh
idaya
ti
k
K
e
1
323)
324) W
ulan
325)
0
326)
30
Novi
tasari
e
ti
k
K
e
327)
328) A
sifat
329)
5
330)
AB
30
ul
Madi
nah
ti
k
K
e
331)
332) To
nny
333)
9
334)
30
Hary
Wibi
ti
sono
k
K
e
335)
336) D
esy
337)
1
338)
30
Nor
mali
ti
k
K
e
339)
340) In
tan
341)
9
342)
30
Ayu
Prati
wi
ti
k
K
e
343)
344) A
mali
a Ala
345)
3
346)
30
D
e
ti
k
K
e
347)
348) H
ana
349)
2
350)
30
Widi
yanti
e
ti
k
K
e
351)
352) Ri
zky
353)
5
354)
30
Wula
ndari
e
ti
k
K
e
355)
356) H
ervin
357)
1
358)
30
Sury
ti
Karti
ka
K
e
359)
360) Y
uniar
361)
1
362)
30
Kurn
ia W.
e
ti
k
K
e
363)
364) E
ndah
365)
8
366)
30
Ratn
Sari
ti
k
K
e
367)
368) Ul
fa
369)
3
370)
30
Nur
Wah
yudi
ti
k
K
e
371)
372) Ar
is
373)
4
374)
30
Setiy
anto
Wibo
ti
wo
k
K
e
375)
376) Sa
lma
377)
1
378)
30
Nadi
yah
e
ti
k
K
e
379)
380) Af
rizal
381)
4
382)
30
Haris
D
e
ti
k
K
e
8
383)
384) Irf
an
385)
4
386)
30
Hani
Prase
ti
tya
k
K
e
6
387)
388) K
artini
389)
6
390)
30
D
e
ti
k
K
e
1
0
391)
392)
E. PEMBAHASAN
393) Pada praktikum yang berjudul Uji Golongan Darah Dengan Sistem Abo
Dan Menentukan Waktu Koagulasi Darah mempunyai tujuan Menentukan
Golongan Darah dengan Sistem ABO, Menentukan Waktu Koagulasi Darah,
dilaksanakan di laboratorium zoologi FMIPA UNY.
394) Menurut basoeki (1988) Sistem penggolongan darah ABO ditentukan oleh antigen
(Aglutinogen) A,B, H/O
395)
Gol
396)
A
397)
A
398)
D
399)
D
400)
O
401)
K
402)
a
403)
A
404)
O
405)
A
406)
A
407)
B
408)
A
409)
O
410)
B
411)
B
412)
A
413)
B
414)
O
415)
AB
416)
A
417)
K
418)
A
419)
O
420)
Dalam praktikum ini terdapat 3 probandus yang akan diuji golongan
darahnya dan waktu koagulasinya, masing masing probandus mengambil darah yang ada
dijari tengah atau manis dengan mengguanakan blood lancet steril. Lalu meneteskan pada
kaca objek sebanyak 3 tetes (masing2 1 tetes) 1 tetes pertama ditambah aglutinogen A, tetes
kedua ditambah aglutinogen B dan yang ketiga setiap 30 detik ditusukkan tusuk gigi dan
diangkat untuk melihat apakah sudah terjadi koagulasi atau belum. Hasinya adalah sebagai
berikut:
421)
427)
433)
439)
422)
Nam
a
428)
423)
Seru
424)
425)
426)
W
429)
Anti
430)
431)
432)
434)
Tri
W
i
d
a
y
a
n
ti
440)
Nur
K
h
o
ti
m
a
435)
--
436)
437)
438)
5
441)
--
442)
443)
444)
4
445)
h
446)
Ismi
N
u
r
h
i
d
a
y
a
h
447)
--
448)
449)
450)
5
451)
452) Keterangan : --: tidak terjadi koagulasi
453)
+: terjadi koagulasi
454) Karena darah probandus 1, 2 tidak menggumpal setelah diberi anti A dan
B maka darah bergolongan O karena O tidak memiliki aglutinogen A&B,
danmemiliki aglutinin a dan b sedangkan probandus 3 menggumpal saat
diberi Anti B maka probandus 3 bergologan darah B karena memiliki
aglutinogen B, tetapi tidak memiliki aglutinin b.
455) Jika dilihat dari waktu koagulasi maka probandus 2 paling cepat
mengalami koagulasi
456) Menurut soewalo (200) Pembekuan darah adalah perubahan bentuk darah
dari bentuk cair menjadi gel padat. Pembentukan satu bekuan di atas sumbat trombosit
akan menguatkn dan menyangga sumbat diatas pembuluh yang rusak. Pembekuan darah
merupakan mekanisme homeostasis tubuh yang sangat penting untuk menghentikan
pendarahan pada luka yang besar. Proses pembekuan darah merupakan satu proses yang
kompleks, melalui beberapa tahap,dan melibatkan beberapa faktor pembekuan darah
457)
Protrombin
ca
Trombin
Fibrinogen
monomer fibrin
ca
465)
Benang-bena fibrin
466) Waktu praktikum saat detik ke tiga puluh sekian yang terangkat adalah
benang benang fibrin yang mekanisme terbentuknya seperti skema di atas.
467)
F. KESIMPULAN
468) Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil pembahasaan probandus 1 dan 2
memiliki goglongan darah O karena tidak menggumpal saat diberi Anti A dan
Anti B , sedangkan probandus 3 bergolongan arah B karena menggumpal
saat diberi Anti B.
G. DAFTAR PUSTAKA
469)
487)
488)
489)
490)
491)
492)
493)
494)
495)
496) SISTEM EKSKRESI
497) KEGIATAN 8
498) STRUKTUR MORFOLOGI GINJAL, SIFAT FISIK URIN
A. PERMASALAHAN PRAKTIKUM
1. Bagaimana Mengamati Struktur Anatomi Mikroskopik Ginjal Mamalia?
2. Bagaimana Mengamati Warna,Kejernihan, dan Derajat Keasaman (PH) Urine?
499)
B. TUJUAN :
1. Mengamati Struktur Anatomi Mikroskopik Ginjal Mamalia
2. Mengamati Warna,Kejernihan, dan Derajat Keasaman (PH) Urine
500)
C. DASAR TEORI
501) Ginjal menyerupai biji kacang panjang, dengan ukuran panjang 6-7 cm,
lebar 3 - 41/2 cm dan tebal 11/2 cm. Biasanya ginjal kiri lebih besar daripada
ginjal kanan. Ginjal terletak dibelakang peritoneum parietal, berhadapan
dengan dinding abdominial posterior, pada thoracalis terkahir dan tiga
lumbalis pertama. Hati mendesak ginjal kanan ke bawah sehingga
kedudukannya lebih bawah daripada ginjal kiri. Biasanya ginjal dilandasi
dengan bantal yang kuat sehingga tetap pada posisinya, tetapi orag yang
sangat kurus bisa menderita ptosis (penurunan) satu atau kedua orang ini.
Jaringan ikat (fascia renalis) mengikat ginjal pada struktur sekitarnya yang
membantu mempertahankan posisi normalnya (Basoeki, 1988: 394).
502)
Ginjal berbentuk seperti kacang pada beberapa spesies hewan Mammalia seperti:
kambing. Paling luar diselubungi oleh jaringan ikat tipis yang disebut kapsula renalis. Ginjal
dapat dibedakan menjadi bagian korteks yakni lapisan sebelah luar warnanya coklat agak terang
dan medulla yaitu lapisan sebelah dalam warnanya agak gelap. Ginjal mempunyai bagian
cekungan yang disebut hilum. Pada hilum terdapat bundle saraf, arteri realis, vena renalis, dan
ureter. Ginjal memperoleh suplai darah dari aorta abdominalis yang bercabang menjadi arteri
renalis, arteri interlobaris, arteri arcuata, arteri interlboularis, arteriole aferen, glomerulus,
arteriole eferen, kapiler peri tubuler (juxta glomerulare), vena interlobularis, vena arcuata, vena
interlobularis, vena renalis. Ginjal selain berfungsi sebagai alat ekskresi juga berperan
menghasilkan hormone seperti: renin-angiotensin, erythropoietin, dan mengubah provitamin D
menjadi bentuk aktif (vitamin D) (Nurcahyo, 2013: 45).
503)
nefron dapat membentuk urin sendiri. Pada dasarnya nefron terdiri dari (1) suatu glomerulus dari
mana cairan difiltrasikan dan (2) suatu tubulus panjang tempat cairan yang difltrasikan tersebut
diubah menjadi urina dalam jalannya ke pelvis ginjal (Guyton, 1987: 287).
504)
(CO(NH)2)
berasal
dari
katabolisme
asam
amino
pada
proses
Hasil sampingan kegiatan ginjal adalah urine. Nama urine diperoleh dari satu
penyusunnya yaitu uric acid. Pada orang sehat, volume, pH, dan konsetrasi solute bervariasi
dengan kebutuhan lingkungan iternal. Selama kondisi patologik tertentu, karakteristik urie dapat
beruabah secara drastis. Analis tentang volume, sifat fisik dan kimia urine memberitahu kita
banyak hal tentang keadaan tubuh. Volume urine yang dibuang tiap hari pada orang normal
bervriasi antara 1-2 liter. Volume urine dipengaruhi oleh sejumlah factor: tekanan darah,
konsentrasi darah, makanan, temperature, ADH, keadaan kejiwaan, dan kesehatan umum
(Basoeki, 1988: 408-409).
508)
Urin normal biasanya berwarna kuning atau kuning gading, tembus cahaya
dengan bau khas. Warnanya disebabkan oleh urochrome, suatu pigmen yang dihasilkan dari
metabolism empedu. Warna urine bervariasi dengan rasio solute dan air dalam urine. Makin
kurang airnya, makin gelap warnannya. Demam menurunkan volume urine, demikian pula pada
lingkungan yang bersuhu tinggi, kadang-kadang pembuatan urine benar-benar pekat. Adalah
biasa penderita demam mempunyai urine berwarna kuning tua atau coklat. Warna urine juga
dipengaruhi makanan, seperti warna kemerahan bit, dan karena adanya kandungan zat-zat
abnormal, seperti obat-obatan tertentu. Warna merah atau coklat ke hitam dapat menunjukkan
adanya sel-sel darah merah atau hemoglobin dari pendarahan dalam system urinaria (Basoeki,
1988: 410).
509)
Urine segar biasanya jernih. Urine keruh tidak harus menunjukkan keadaan sakit,
karena kekeruhan bisa akibat dari mucin yang diekskresikan oleh lapisan saluran urinari. Adanya
mucin diatas tingkat kritis biasanya menunjukkan suatu abnormalitas. Urine normal sedikit asam,
pHnya 4,6-8,0. Variasi pH urine erat hubungannya dengan makanan. Variasi ini karena
perbedaan dalam hasil akhir metabolism. Suatu makanan yang disusun banyak sayur menambah
kebasaan. Ketinggian tempat, banyak latihan juga menyebabkan variasi pH urine. Amonia
karbonat membentuk urine berbau ammonia. Adanya ammonia karbonat cenderung membuat
urine lebih alkalin (Basoeki, 1988: 410-411).
510)
D. METODE PRAKTIKUM
511) Jenis pengamatan :pengamatan (observasi)
512) Objek pengamatan ginjal kambing
513) Bahan dan alat yang digunakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bak parafin
Alat seksi yang terdiri atas
Kapel
Pinset
Klem
Penusuk
Gunting
Ginjal kambing segar
514) Cara kerja
515) Amati struktur anatomi bagian luar ginjal dengan seksama, kemudian
belahlah ginjal tersebut dan amati bagian-bagina berikut ini
Arteri realis
Vena realis
Ureter
Pelvis emis
Kapsul ginjal
Calyx mayor
Calyx minor
Papila realis
Piramida realis
Korteks
Medula (bergaris)
516)
517)
518) Pemeriksaan Warna,Kejernihan, Dan Ph Urine
519) Metode pengamatan
520) Jenis kegiatan :pengamatan (observasi)
521) Objek pengamatan :Urin probandus
522) Cara kerja, bahan dan alat
Cara kerja
Cara kerja
527) Lakukan langkah seperti diatas untuk pemeriksaan kejernihan dengan, jerih, agak
keruh, keruh , sangat keruh. Jelaskan mengapa kejernihan urin demikian
3. Pemeriksaan ph Urin
Cara kerja
1. Taruhlah urine dalam tabung reaksi lalu ambil ph stik lalu celupkan ke dalam tabung
tersebut, amati perubahan warnanya dan catat phnya.
530)
E. HASIL PRAKTIKUM
531)
532)
533) Data hasil pengamatan warna, kejernihan dan pH urin
534)
1.
535)
Na
m
a
542)
Hes
t
i
536) Indikator
539)
540)
w
ke
541)
M
543)
K
545)
6
544)
Je
2.
3.
4.
L
o
k
a
n
i
n
g
r
u
m
546)
Sis
k
a
L
i
p
d
y
a
n
i
n
g
s
i
h
550)
Yur
i
s
k
a
F
i
t
r
i
554)
Tri
W
547)
K
548)
Je
549)
6
551)
K
552)
je
553)
7
555)
K
556)
je
557)
6
5.
6.
7.
i
d
a
y
a
n
t
i
558)
Nur
K
h
o
t
i
m
a
h
562)
Ism
i
N
u
r
h
i
d
a
y
a
h
566)
Asn
i
N
u
r
h
a
y
a
t
559)
K
560)
je
561)
6
563)
K
564)
je
565)
6
567)
K
568)
je
569)
7
8.
9.
10.
11.
i
570)
Insi
w
i
P
u
r
w
i
a
n
s
h
a
r
i
574)
Nur
T
s
a
n
i
R
578)
Vell
a
L
i
y
a
n
i
582)
Div
a
A
p
r
571)
K
572)
573)
7
575)
K
576)
577)
7
579)
K
580)
+
581)
6
583)
K
584)
+
585)
5
12.
i
l
i
a
586)
Bril
i
a
n
a
587)
K
588)
+
589)
6
591)
K
592)
je
593)
5,
595)
K
596)
Je
597)
6
M
598)
Des
y
599)
K
600)
A
601)
5,
N
602)
Inta
n
603)
K
604)
Je
605)
7
S
u
r
y
a
n
i
13.
14.
15.
16.
K
590)
Wu
l
a
n
N
594)
Asi
f
a
t
u
l
a
y
u
17.
18.
19.
P
606)
Am
a
l
i
a
A
l
a
610)
Ha
n
a
W
i
d
i
y
a
n
t
i
614)
Riz
k
y
W
u
l
a
n
d
a
r
607)
K
608)
Je
609)
7
611)
K
612)
Je
613)
7
615)
K
616)
A
617)
7
20.
21.
22.
23.
i
618)
Her
v
i
n
a
S
u
r
y
a
622)
End
a
h
R
a
t
n
a
626)
Yun
i
a
r
K
u
r
n
i
a
630)
Ha
n
i
k
a
r
t
i
619)
K
620)
A
621)
7
623)
K
624)
je
625)
6
627)
K
628)
je
629)
6
631)
K
632)
je
633)
6
n
i
24.
H
a
n
a
f
i
634)
Ulf
a
635)
K
636)
je
637)
6
639)
k
640)
je
641)
6
643)
K
644)
+
645)
7
N
u
r
25.
26.
W
a
h
y
u
d
i
638)
Sal
m
a
N
a
d
i
y
a
h
642)
Ton
n
y
H
a
r
y
o
27.
W
646)
Bi
m
a
647)
K
648)
+
649)
7
651)
K
652)
+
653)
6
655)
k
656)
Je
657)
6
G
a
n
a
28.
29.
P
r
a
d
a
n
a
650)
Ro
n
y
A
r
d
i
a
n
t
o
r
o
654)
Afr
i
z
a
l
H
a
r
i
s
658)
Ari
s
30.
S
e
t
i
y
a
n
t
o
662)
Irfa
n
31.
H
a
n
i
s
666)
Jak
a
32.
659)
K
660)
Je
661)
7
663)
K
664)
Je
665)
7
667)
K
668)
je
669)
7
F
i
t
r
i
y
a
n
t
a
670)
671)
672)
673)
674) Nama
677)
T
678)
N
679)
I
680)
1
681)
W
682)
K
683)
K
684)
K
685)
2
686)
K
687)
J
688)
J
689)
J
690)
3
691)
P
692)
6
693)
6
694)
6
F. PEMBAHASAN
695) Pada praktikum yang berjudul struktur anatomi ginjal dan sifat fisik urin,
mempunyai tujuan Mengamati Struktur Anatomi Mikroskopik Ginjal Mamalia,
Mengamati Warna,Kejernihan, dan Derajat Keasaman (PH) Urine dilaksanakan di
laboratorium zoologi FMIPA UNY.
696) Praktikum ini diawali dengan memberikan arahan kepada probandus untuk
menghasilkan urin setelah itu diamati di tempat yang terang, warna, kejernihan, pH nya,
pada praktikum ini 3 probandus memiliki sifat fisik Urin yang sama yaitu warna kuning,
jernih dan pHnya 6, Menurut basoeki (1988) Urin normal biasanya berwarna kuning atau
kuning gading, tembus cahaya dengan bau khas. Warnanya disebabkan oleh urochrome,
suatu pigmen yang dihasilkan dari metabolism empedu. Warna urine bervariasi dengan
rasio solute dan air dalam urine. Makin kurang airnya, makin gelap warnannya. Demam
menurunkan volume urine, demikian pula pada lingkungan yang bersuhu tinggi, kadangkadang pembuatan urine benar-benar pekat. Adalah biasa penderita demam mempunyai
urine berwarna kuning tua atau coklat. Warna urine juga dipengaruhi makanan, seperti
warna kemerahan bit, dan karena adanya kandungan zat-zat abnormal, seperti obatobatan tertentu. Warna merah atau coklat ke hitam dapat menunjukkan adanya sel-sel
darah merah atau hemoglobin dari pendarahan dalam system urinaria, jadi jika dilihat
dari urin probandus ini termasuk golongan orang sehat
697) Menurut Basoeki (1988)Pada orang sehat, volume, pH, dan konsetrasi
solute bervariasi dengan kebutuhan lingkungan iternal. Selama kondisi patologik tertentu,
karakteristik urie dapat beruabah secara drastis. Analis tentang volume, sifat fisik dan
kimia urine memberitahu kita banyak hal tentang keadaan tubuh. Volume urine yang
dibuang tiap hari pada orang normal bervriasi antara 1-2 liter. Volume urine dipengaruhi
oleh sejumlah factor: tekanan darah, konsentrasi darah, makanan, temperature, ADH,
keadaan kejiwaan, dan kesehatan umum.
698) Setelah melakukan uji fisik urin maka kegiatan slanjutnya adalah
mengamati ginjal hewan (kambing) diawali dari bagian luar yang terlihat secara kasa
mata adalah bahwa ginjal memiliki bentuk menyerupai biji kacang panjang, dengan
ukuran panjang 6-7 cm, lebar 3 - 41/2 cm dan tebal 11/2 cm, bagian- bagian yang dapat
terlihat yaitu paling luar diselubungi oleh jaringan ikat tipis yang disebut kapsula renalis.
Ginjal dapat dibedakan menjadi bagian korteks yakni lapisan sebelah luar warnanya
coklat agak terang dan medulla yaitu lapisan sebelah dalam warnanya agak gelap. Ginjal
mempunyai bagian cekungan yang disebut hilum. Pada hilum terdapat bundle saraf, arteri
realis, vena renalis, dan ureter. Ginjal memperoleh suplai darah dari aorta abdominalis
yang bercabang menjadi arteri renalis, arteri interlobaris, arteri arcuata, arteri
interlboularis, arteriole aferen, glomerulus, arteriole eferen, kapiler peri tubuler (juxta
glomerulare), vena interlobularis, vena arcuata, vena interlobularis, vena renalis.
G. KESIMPULAN
699) Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil pembahasan maka dapat
disimpulkan
1. Ginjal berbentuk seperti biji kacang panjang terdiri atas korteks(bagian luar) yang
berwarna cokelat agak terang dan medula (bagian dalam), bagian cekungan pada
ginjal disebut hilum
2. Indikator dari sifat fisik Urin yaitu berupa warna, kejernihan, dan pH, 3probandus
dalamkelompok ini memiliki sifat fisik sama yaitu warna kuning, jernih dan ph 6.
H. DAFTAR PUSTAKA
700) Basoeki, Soedjono. 1988. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta:
701)
Depdikbud Dikti.
Guyton, Arthur. 1987. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC
702)
Buku Kedokteran.
Nurcahyo, Heru dan Tri Harjana. 2013. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
703)
704) SISTEM EKSKRESI
705) KEGIATAN 9
706) PEMERIKSAAN PROTEIN DALAM URINE DAN
PEMERIKSAAN GLUKOSA DALAM URIN
A. PERMASALAHAN PRAKTIKUM
707) 1. Bagaimana Melakukan Pemeriksaan Adanya Kandungan Protein
dalam Urine?
2. Bagaimana Melakukan Pemeriksaan Adanya Kandungan Glukosa dalam Urin?
708)
B. TUJUAN
709) 1. Melakukan Pemeriksaan Adanya Kandungan Protein dalam Urine
3. Melakukan Pemeriksaan Adanya Kandungan Glukosa dalam Urin
C. DASAR TEORI
710) Proses dan mekanisme pembentukan Urin
1. Ultrafiltrasi, berlangsung pada badan malpighi, semua molekul berukuran kecil
seperti air , glukosa, urea disaring dari plasma darah di glomerolus. Filtrasi
menghasilkan filtrat yang ditampung oleh kapsul bowman dan selanjutnya dialirkan
ke tubulus ginjal. Membran filtrasi bersifat semipermeabel artinya hanya zat-zat
tertentu yang dapat melaluinya misalnya, air glukosa, sedangkan protein tidak dapat.
Filtrasi menghasilkan ultrafiltrat (cairan glomerolus) yang mengandung air , garam
anorganik, glukosa, asam amino, asam urea, asam urat, kreatinin, tidak mengandung
sel darah merah.
711) Faktor faktor yang mempengaruhi filtrasi
712) -tekanan hidrostatik glomerolus
713) -tekanan hidrostatik kapsul bowman
714) -tekanan osmotik protein plasma pada dehidrasi, hipoproteinemia.
715) -peningkatan permeabilitas membran filtrasi karena penyakit ginjal.
716) -penurunan luas membran filtrasi, karena penyakit glomelorus
(glomerulonephritis)
2. Reabsorbsi selektif semua substansi yang berguna bagi tubuh dan yang diperlukan
untuk mempertahankan air dan komposisi garam cairan tubuh akan ditarik kembali
dan filtrat dalam tubulus ginjal ke ke dalam darah(kapiler peritubuler)
3. Sekresi yaitu memindahkan substansi yang tidak dibutuhkan oleh tubuh akan
dipindahkan dari darah (kapiler peritubuler) ke filtrat (tubulus ginjal
4. Produksi dimana sel-sel di tubulus realis dapat memproduksi substansi-substansi ke
tubulus realis atau ke kapiler peritubuler.
717) (Suripto,122:1988)
718) Mekanisme pergerakan ion-ion pada umumnya dilakukan dengan cara
Transport aktif atau difusi (Transport pasif). Reabsorbsi glukosa, on Na+,
ion Cl dilakukan dengan cara Transport aktif, meskipun dapat juga
dilakukan dengan difusi
pembentukan
urine
faktor
faktor
yang
1.
2.
3.
4.
5.
5. METODE PENGAMATAN
727) Pemeriksaan protein dalam urine
728) Jenis kegiatan: pengamatan (observasi)
729) Objek kenamaan ;Urin probandus dan Urin pembanding (positif dan
negatif)
730) Cara kerja, alat dan bahan
1. Uji Robert
731) Alat bahan yang digunakan
a. Urine naracoba
b. Tabung reaksi
c. Reagent Robert
d. Pipet pasteur
e. Urine pembanding( urine dikasih albumin/ putih telur)
f. Reagent Robert
732)
733)
734)
3. Gunakan penjepit bung reaksi, lalu panaskan tabung tersebut diatas spiritus sampai
mendidih
4. Amati yang terjadi
5. Untuk pembanding dilakukan hal serupa pada Urin saja dan campuran Urin dengan
glukosa
6. Jika terjadi endapan berwarna merah bata atau warna Arta berubah menjadi kuning
kemerahan, maka reaksi positif berarti Urin mwngandung glikosa
749)
D. HASIL PRAKTIKUM
750)
751)
752)
753)
754)
755)
3)
1) N
a
m
a
2) Uji Protein
7)
5)
6)
Uj
9)
10)
Ne
13)
14)
Ne
17)
18)
Ne
8) H
e
st
i
L
o
k
a
n
i
n
g
r
u
m
11)
12)
Siska
L
i
p
d
y
a
n
i
n
g
si
h
15)
16)
Asni
N
u
r
h
a
y
at
i
19)
20)
Insiw
i
P
u
r
w
ia
n
s
23)
757)
758)
759)
760)
761)
762)
763)
764)
765)
766)
767)
768)
769)
770)
771)
772)
773)
774)
775)
776)
777)
778)
779)
780)
781)
782)
783)
784)
785)
786)
787)
788)
789)
790)
791) Hasil Uji Robert
792)
793)
U
794) W
arna
Urin
e
799)
800)
Sebe
Sesu
795)
Uji
796)
Ket
803)
804)
Tr
805)
Jerni
806)
Jerni
807)
-
808)
(-)
809)
810)
N
811)
Jerni
812)
Jerni
813)
-
815)
816)
Is
817)
Jerni
818)
Jerni
819)
-
823)
U
824) W
arna
Urin
e
829)
830)
Sebe
Sesu
825)
Uji
826)
Ket
833)
834)
Tr
835)
Jerni
836)
Jerni
837)
-
838)
(-)
839)
840)
N
841)
Jerni
842)
Jerni
843)
-
845)
846)
Is
847)
Jerni
848)
Jerni
849)
-
851)
852) Hasil Uji Fehling
853)
854)
U
855) W
arna
Urin
e
860)
861)
Sebe
Sesu
856)
Uji
857)
Ket
864)
865)
Pe
866)
Biru
867)
Mera
868)
+
869)
(-)
870)
871)
Tr
872)
Biru
873)
Biru
874)
-
876)
877)
N
878)
Biru
879)
Biru
880)
-
882)
883)
Is
884)
Biru
885)
Biru
886)
-
887)
(+)
888)
E. PEMBAHASAN
889) Pada praktikum yang berjudul Melakukan Pemeriksaan Adanya
Kandungan Protein dalam Urine, Melakukan Pemeriksaan Adanya
Kandungan Glukosa dalam Urin, mempunyai tujuan Melakukan
Pemeriksaan Adanya Kandungan Protein dalam Urine, Melakukan
Pemeriksaan Adanya Kandungan Glukosa dalam Urin, dilaksanakan di
laboratorium zoologi FMIPA UNY.
890)
Dalam praktikum ini dilakukan beberapa uji untuk memeriksa
ada tidaknya glukosa dan protein dalam Turin, uji yang digunakan dalam
memeriksa ada tidaknya glukosa adalah uji fehling, sedangkan untuk
pemeriksaan protein adalah dengan uji Robert dan uji sulfosalisilat.
891) Prinsip uji fehling adalah sifat mereduksi glukosa terhadap kuprioksida
(CuSO4) sehingga terbentuk endapan berwarna merah bata (merah
kekuningan). Untuk mendapatkan hasil yang baik, sebelum digunakan
Urin dan reagen disaring dulu
892) Dalam pemeriksaan glukosa urine probandus ditambah reagent fehling
lalu dipanaskan hingga mendidih , lalu hasilnya adalah sebelum dibakar
berwarna biru setelah dibakar tetap berwarna biru, berarti hasilnya negatif
artinya urin probandus tidak mengandung glukosa karena dibandingkan
dengan urin pembanding (yang ditambah glukosa), terbentuk endapan
merah bata setelah dipanaskan.
893)
Prinsip uji Robert,
mempresipitasikan protein.
kemampuan
asam
kuat
untuk
894)
Prinsip uji asam sulfosalisilat kemampuan asam kuat untuk
mempresipitasikan protein yang terdapat dalam urine,
895) Dalam pemeriksaan protein dalam urin, urin probandus ditambah
reagent Robert dan setelah diamati tidak ada perubahan, sedangkan urine
pembanding (ditambah albumin) setelah ditambah reagent Robert
terbentuk cincin putih. Begitu juga dengan pmriksaan protein degan
prinsip asam ulfosalisialat tidak terjadi perubhan warna, sedangkan jika
urin pembanding di kasih reagent asam sulfosalisilat maka warna akan
berubah menjadi keruh. Jadi urin probandus tidak mengandung protein.
896) Menurut Suripto Membran filtrasi yang normal tidak dapat ditembus
oleh protein-protein yang terdapat dalam plasma darah. Permeabilitas
membran dapat meningkat pada kondisi yang abnormal seperti misalnya
F. KESIMPULAN
901) Berdasarkan asi pengamatan dan hasil pembhasan uji protein dengan
menggunakan uji Robert dan uji asam sulfosalisilat dan hasilnya negatif
karena tidakterjadi perubahan warna, jika positif warna menjadi keruh..
pada uji glukosa pada urin menggunakan uji fehling dan hasinya juga
negatif karena urin probandus tidak mengalami perubahan warna sebelum
dan setelah dipanaskan, sedangkan yang positif terbentuk endapan merah
bata setelah di panaskan.
G. DAFTAR PUSTAKA
902)
903)
Nurcahyo, Heru dan Tri Harjana. 2013. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
904)
905)
906)
907)
908)
909)
910)
911)
912)
913)
914)
915)
916)
917)
918)
919)
920)
921)
922)
923)
924)
925)
926)
927)
928)
929)
930)
931) KEGIATAN 10
932) PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP SUHU TUBUH
A. PERMASALAHAN PRAKTIKUM
933) Bagaimana Melakukan Pengukuran Suhu Tubuh Homeoterm dan
Mengamati Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Suhu Tubuh Manusia?
B. TUJUAN :
934) Melakukan Pengukuran Suhu Tubuh Homeoterm dan Mengamati
Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Suhu Tubuh Manusia
C. DASAR TEORI
935) Termoregulasi merupakan proses homeostasis untuk menjaga agar
suhu tubuh suatu hewan tetap dalam keadaan stabil atau seady state, dengan cara
mengontrol dan mengatur keseimbangan antara banyaknya energy (panas) yang
diproduksi (thermogenesis) dengan energy (panas) yang dilepaskan (termolisis).
Termogenesis atau pembentukan panas/energy panas yang terdapat pada hewan dapat
diperoleh dari proses metabolism (hewan endotermi) yang berlangsung dalam tubuh
hewan sendiri, atau dapat juga diperoleh dari absorbsi panas dari lingkungan eksternal
(hewan ektotermi), terutama dari radiasi matahari. Selain hewan endoterm dan
ektoterm terdapat kelompok hewan yang memperoleh energy panas tubuhnya dari
proses metabolism, tetapi hewan tersebut tidak dapat mempertahankan suhu tubuhnya
pada kisaran suhu lingkungan yang sempit, hewan-hewan seperti ini dimasukkan
dalam kelompok hewan heterotermi, contohnya adalah mamalia kecil, bangsa burung
dan serangga yang dapat terbang (Suripto, 1998: 130).
936) Suhu merupakan salah satu factor pambatas penyebaran hewan, dan
selanjutnya menentukan aktivitas hewan. Rentangan suhu lingkungan di bumi jauh
lebih besar dibandingkan dengan rentangan penyebaran aktivitas hidup. Suhu udara di
bumi terentang dari -70oC - +8oC. Secara umum aktivitas kehidupan terjadi antara
rentangan sekitar 0o-40 oC. Kebanyakan hewa hidup dalam rentangan suhu yang lebih
sempit. Beberapa hewan dapat bertahan hidup tetapi tidak aktif di bawah suhu 0 oC
dan beberapa tahan terhadap suhu sangat dingin (Soewolo, 2000: 322-323).
937)
tubuhnya (regulator) sehingga suhu tubuhnya tidak terpengaruh oleh perubahan suhu
lingkungannya, yang dikelompokkan sebagai hewan homeoterm (homoioterm).
Termasuk kedalam kelompok ini ialah hewan mamalia dan bangsa burung. Kelompok
hewan yang lain dimana suhu tubuhnya dibiarkan berfluktuasi mengikuti perubahan
suhu dilingkungannya (konformer) atau dengan kata lain suhu tubuh hewan
dipengaruhi oleh suhu lingkungannya yang diklelompokkan sebagai hewan
poikiloterm, termasuk dalam kelompok ini adalah hewan: bangsa ikan, amfibi, reptile
dan semua invertebrate (Suripto, 1998: 130-131).
938) Organisme berdarah panas (homeoterm) memiliki organ pengatur suhu
tubuh yaitu hypothalamus agar suhu tubuh tetap dalam kondisi optimal (sebagai
contoh
pada
manusia
suhu
optimalnya
37,1oC).
Pengaturan
suhu
badan
Termometer batang
Air dingin
Air hangat
Pengukur waktu
944) Cara kerja
950)
946)
951)
947)
Suh
u
b
i
a
s
a
952)
35,
8
C
(
p
e
r
l
a
k
u
a
n
3
1
948) S
uhu
ding
in
949)
S
953) 3
5C
(per
laku
an
100
C)
954)
3
955)
956)
C
)
957)
36,
7
C
(
p
e
r
l
a
k
u
a
n
958) 3
6,9
C
(per
laku
an
100
C)
959)
3
963) 3
6,3
C
(per
laku
an
100
C)
964)
3
3
1
0
960)
961)
C
)
962)
36,
3
C
(
p
e
r
l
a
k
u
a
n
3
1
0
C
)
965)
966)
967)
36,
5
970)
971)
972)
36,
7
975)
976)
977)
36,
3
980)
981)
985)
986)
990)
991)
995)
996)
1000)
1001)
Hana
1005)
1006)
Syifa
982)
36,
3
C
987)
36,
4
C
992)
37,
3
C
997)
37
C
1002)
36,
9
C
1007)
36,
2
968) 3
6,6
C
(per
laku
an
40C)
973) 3
6,7
C
(per
laku
an
40C)
978) 3
6,9
C
(per
laku
an
40C)
983) 3
7C
969)
3
988) 3
7,1
C
989)
3
993) 3
6,7
C
994)
3
998) 3
6,7
C
1003) 3
6,5
C
999)
3
1008) 3
6,1
C
1009)
3
974)
3
979)
3
984)
3
1004)
3
1010)
1011)
Desy
1015)
1016)
Wulan
1020)
1021)
Bima
C
1012)
36,
2
C
1017)
36,
6
C
1022)
34
C
(
p
e
r
l
a
k
u
a
n
1013) 3
6,1
C
1014)
3
1018) 3
6,1
C
1019)
3
1023) 3
3C
(per
laku
an
60C)
1024)
3
1028) 3
5,8
C
1029)
3
1033) 3
6,1
C
1034)
3
1038) 3
6,9
C
1039)
3
3
0
0
1025)
1026)
Diva
1030)
1031)
Vella
1035)
1036)
Brill
C
)
1027)
36,
6
C
1032)
36,
4
C
1037)
37,
1
1040)
1041)
Endah
1042)
37
C
1045)
1046)
Yuniar
1047)
36,
3
1050)
1051)
Salma
1052)
36,
2
1055)
1056)
Ulfa
1057)
36,
8
1060)
1061)
Roni
1062)
36,
3
1065)
1066)
Hesti
1067)
36,
1043) 3
6,70
C
(per
laku
an
es
batu
)
1048) 3
6,30
C
(per
laku
an
es
batu
)
1053) 3
6,60
C
(per
laku
an
es
batu
)
1058) 3
6,80
C
(per
laku
an
es
batu
)
1063) 3
6,40
C
(per
laku
an
es
batu
)
1068) 3
6,90
1044)
3
1049)
3
1054)
3
1059)
3
1064)
3
1069)
3
4
0
1070)
1071)
Siska
1072)
36,
2
0
1075)
1076)
Yurisk
1077)
36,
3
0
1080)
1081)
Tony
1082)
350
C
1085)
1086)
Afriza
1087)
370
C
1090)
1091)
Kartin
1092)
35,
5
C
(per
laku
an
40C)
1073) 3
6,80
C
(per
laku
an
40C)
1078) 3
6,90
C
(per
laku
an
40C)
1083) 3
70C
(per
laku
an
40C)
1088) 3
6,50
C
1074)
3
1079)
3
1084)
3
1089)
3
1093) 3
50C
1094)
3
1098) 0
C
(per
laku
an
0
C)
1099)
C
1095)
1096)
Irfan
1097)
0
C
(
p
e
r
l
a
k
u
a
n
1100)
1101)
Jaka
C
)
1102)
0
C
(
p
e
r
l
a
k
u
a
n
1103) 0
C
(per
laku
an
0
C)
1104)
1108) 0
C
(per
laku
an
0
C)
1109)
1113)
1114)
1105)
1106)
Aris
C
)
1107)
0
C
(
p
e
r
l
a
k
u
a
n
1110)
1111)
C
)
1112)
1115)
A. Kodok
1116)
1117)
na
1118)
S
1119)
S
1120)
Su
1121)
1122)
wid
1123)
3
1124)
2
1125)
34
1126)
1131)
1127)
Nur
1132)
Ism
1136)
1137)
As
1141)
1142)
Insi
1146)
1147)
Tsa
1151)
1152)
Riz
1156)
1157)
Vin
1161)
1162)
Inta
1166)
1167)
Am
1171)
1172)
Ha
1176)
1177)
Syi
1181)
1182)
Des
1186)
1187)
Wu
1138)
2
1139)
1
1140)
36
1153)
2
1154)
3
1155)
36,
1163)
2
1164)
1
1165)
35
1178)
3
1179)
3
1180)
39,
1191)
1192)
bim
1196)
1197)
Div
1201)
1202)
Vel
1206)
1207)
Bril
1211)
1212)
En
1216)
1217)
Yu
1221)
1222)
Sal
1226)
1227)
Ulf
1231)
1232)
Ro
1236)
1237)
Hes
1241)
1242)
Sis
1246)
1247)
Yur
1193)
2
1194)
1
1195)
40
1198)
3
1199)
2
1200)
33
1213)
3
1214)
2
1215)
360
1238)
2
1239)
3
1240)
35,
1251)
1252)
ton
1256)
1257)
afri
1258)
3
1259)
2
1260)
360
1270)
0
C
1261)
1262)
kart
1266)
1267)
irfa
1268)
0
C
1269)
1272)
jak
1273)
0
C
1274)
1277)
Ari
1278)
0
C
1279)
1271)
1276)
1275)
0
C
1280)
0
C
1281)
1282)
B. PEMBAHASAN
1283)
1284) Pada praktikum yang berjudul pengaruh lingkungan terhadap suhu
tubuh mempunyai tujuan Melakukan Pengukuran Suhu Tubuh Homeoterm dan
Mengamati Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Suhu Tubuh Manusia ,
dilaksanakan di laboratorium zoologi FMIPA UNY.
1285) Suhu merupakan salah satu factor pambatas penyebaran hewan, dan
selanjutnya menentukan aktivitas hewan. Rentangan suhu lingkungan di bumi jauh
lebih besar dibandingkan dengan rentangan penyebaran aktivitas hidup. Suhu udara di
bumi terentang dari -70oC - +8oC. Secara umum aktivitas kehidupan terjadi antara
rentangan sekitar 0o-40 oC.
1286) Praktikum ini dengan menggunakan katak sebagai naracoba, katak
diberikan lingkungan yang berbeda seperti dingin, hangat, dan normal, dan hasilnya
katak akan menyesuaiakan suhu tubuhnya dengan lingkungan, jadi jika dingin maka
suhu tubuh akan dingin dan dan sebaliknya, karena katak termasuk hewan berdarah
dingin tidak memiliki sistem pengatur panas tubuh tidak seperti manusia, manusia jika
ditempatkan di tempat dingin ataupun panas suhu tubuhnya stabil karena manusia
1293)
1294)
1295) KEGIATAN 11
1296) MEREKAM GERAKAN MATA SAAT MEMBACA
A. PERMASALAHAN PRAKTIKUM : Bagaimana Merekam Refleks Gerakan Mata
Saat Membaca dengan Menggunakan Alat Perekam Elektro-Okulograf (EOG)?
B. TUJUAN : Merekam Refleks Gerakan Mata Saat Membaca dengan Menggunakan
Alat Perekam Elektro-Okulograf (EOG)
C. DASAR TEORI
1297) Mata sebagai indra penglihatan dapat bergerak ke segala arah dalam
orbitnya untuk memperluas medan penglihatan. Gerakan mata tersebut sering disebut
gerakan mata berputar (sirkuler)namun dalam praktek gerakan mata tersebut dibgi
dalam gerakan mata secara horizontal dan vertikal. Dalam keadaan normal gerakan
pol mata(kanan dan kiri) selalu bergerak searah atau disebut gerakan mata konyugatif.
Oleh karena itu, untuk merekam gerakan mata cukup dilakukan perekaman satu bola
mata saja. Penempatan elektrode perekam untuk merekam gerakan mata horizontal,
pada kedua canthus temporal, sedangkan untuk gerakan vertikal di atas dan di bawah
mata (Nurcahyo,2013).
1298) Ada tiga lapisan jaringan atau selaput yang melindungi bola mata, dari
luar ke dalam adalah sklera, khoroidea, dan retina. Ada 2 jenis otot mata yaitu otot
mata yang exintrik dan otot mata yang intrinsik. Otot-otot mata yang eksentrik adalah
otot mata yang memegang bola mata disisi luar pada tulang orbital. Otot ini
menyegerakan bola mata menurut arah yang kita kehendaki, jadi termasuk otot
volunter. Empat dari arahnya lurus atau musculus rectus dan dua lainnya menyerong
atau muscuus obligus. Namanya sesuai dengan posisinya terhadap bola mata, yaitu
superior, interior, medial atau medial, dan lateral untuk yang lurus serta superior dan
inferior untuk yang menyerong.
1299) Oto mata intrinsik ada di dalam mata, yaitu otot iris dan otot siliaris,
yang keduanya involunter. Mata merupakan satu satunya organ yang memiliki otot
volunter dan otot involunter. Iris mengatur ukuran pupil, sedangkan otot siliaris
menarik korpus siliare ke depan sehingga melepaskan tarikan ke belakang yang
dilakukan oleh integument suspensi tempat lensa terikat (basoeki,201:1988)
1300) Gerakan bola mata dapat direkam kara bolamata merupakan satu Dipol
listrik yang dapat bergerak. Hal ini disebabkan antara kornea dan retina terdapat beda
potensial yang tetap (steady) kornea bermuatan positif terhadap retina dan beda
potensial ini akan tetap ada walaupun bola mata dikeluarkan dari kantung mata.
Dengan menempatkan dua elektrode pada garis tegak lurus pada sumbu kornea-retina,
maka potensial kornea-retinal ini kemudian akan menimbulkan fluktuasi potensial
yang sesuai dengan gerakan bola mata, disebabkan karena kornea atau retina yang
berbeda polaritas muatannya akan mendekati atau menjauhi kedua elektrode tersebut
sesuai dengan gerakan bolamata.. fluktuasi potensial yang timbul pada kedua
elektrode pengukur tersebut dapat direkam secara elektro-fisiologik. Hingga dapat
dikatakan bahwa elektro-okulografi ialah: merubah kualitas gerakan bolamata menjadi
kuantitas beda potensial yang direkam dalam koordinat Cartesian.(Nurcahyo,2013).
1301)
1302)
D. METODE PRAKTIKUM
1303) Jenis kegiatan : observasi
1304) Objek pengamatan :probandus
1305) Bahan dan alat
1.
2.
3.
4.
5.
Elektro-okulograph (EOG)
Elektrode perekam
Gel elektrode
Kapas alkohol
Teks bacaan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
1306) Cara kerja
1.
2.
3.
4.
1317)
Kod
1366)
Juml
1318)
I
1325)
II
1332)
III
1339)
IV
1346)
V
1353)
VI
1360)
VII
1367)
1319)
9
1326)
7
1333)
7
1340)
7
1347)
7
1354)
7
1361)
4
1368)
48
1320)
18
1321)
I
1328)
II
1335)
III
1342)
IV
1349)
V
1356)
Juml
1322)
7
1329)
11
1336)
8
1343)
8
1350)
5
1357)
39
1323)
19
1373)
1374)
N
1375) Va
riabel
1376) T
eks
bah
asa
ind
one
sia
1378)
K
1379) Fi
ksasi
kesel
uruha
n
1380) 4
8
1377)
Teks
b
a
h
a
s
a
I
n
g
g
r
i
s
1381)
39
1382)
1386)
1390)
1383) Fi
ksasi
per
baris
1387) Du
rasi
wakt
u (s)
kesel
uruha
n
1391) Du
rasi
wakt
u (s)
per
baris
1384) 6
,8
1385)
7,8
1388) 1
8
1389)
19
1392) 2
,5
1393)
3,8
1394)
1395) Durasi membaca perbaris = lama waktu membaca keseluruhan
(set)/banyaknya baris
1396) Jumlah fiksasi perbaris = jumlah fiksasi keseluruhan/ banyaknya baris
F. PEMBAHASAN
1397) Pada praktikum yang berjudul merekam gerakan mata set membaca
mempunyai tujuan Merekam Refleks Gerakan Mata Saat Membaca dengan
Menggunakan Alat Perekam Elektro-Okulograf (EOG) dilaksanakan di laboratorium
zoologi FMIPA UNY.
1398) Gerakan mata tersebut sering disebut gerakan mata berputar
(sirkuler)namun dalam praktek gerakan mata tersebut dibgi dalam gerakan mata
secara horizontal dan vertikal. Dalam keadaan normal gerakan pol mata(kanan dan
kiri) selalu bergerak searah atau disebut gerakan mata konyugatif. Oleh karena itu,
untuk merekam gerakan mata cukup dilakukan perekaman satu bola mata saja.
Penempatan elektrode perekam untuk merekam gerakan mata horizontal, pada kedua
canthus temporal, sedangkan untuk gerakan vertikal di atas dan di bawah mata
1399) Praktikum ini probandus di suruh melirik , mengikuti ayunan
gantungna, disuruh membaca, sedangkan disamping mata dan di dahi di tempel alat
pereka mata yang dapat mengetahui gerakan mata tersebut karena alat tersebut
menghasilkan satu grafik, jika probandus tidak fokus mebaca maka grafik akan
muncul jerky (jelalatan), lamanya membaca dalam satu baris dapat diketahui melalui
grafik fiksasi yaitu banyaknya gerakan mata yang dia gunakan dalam membaca satu
baris. Mata bisa bergerak karena adanya otot.
1400) Menurut basoeki Ada 2 jenis otot mata yaitu otot mata yang exintrik
dan otot mata yang intrinsik. Otot-otot mata yang eksentrik adalah otot mata yang
memegang bola mata disisi luar pada tulang orbital. Otot ini menyegerakan bola mata
menurut arah yang kita kehendaki, jadi termasuk otot volunter. Empat dari arahnya
lurus atau musculus rectus dan dua lainnya menyerong atau muscuus obligus.
Namanya sesuai dengan posisinya terhadap bola mata, yaitu superior, interior, medial
atau medial, dan lateral untuk yang lurus serta superior dan inferior untuk yang
menyerong.Otot mata intrinsik ada di dalam mata, yaitu otot iris dan otot siliaris, yang
keduanya involunter. Mata merupakan satu satunya organ yang memiliki otot volunter
dan otot involunter. Iris mengatur ukuran pupil, sedangkan otot siliaris menarik
korpus siliare ke depan sehingga melepaskan tarikan ke belakang yang dilakukan oleh
integument suspensi tempat lensa terikat.
1401) Menurut Nurcahyo (2013)Gerakan bola mata dapat direkam kara
bolamata merupakan satu Dipol listrik yang dapat bergerak. Hal ini disebabkan antara
kornea dan retina terdapat beda potensial yang tetap (steady) kornea bermuatan positif
terhadap retina dan beda potensial ini akan tetap ada walaupun bola mata dikeluarkan
dari kantung mata. Dengan menempatkan dua elektrode pada garis tegak lurus pada
sumbu kornea-retina, maka potensial kornea-retinal ini kemudian akan menimbulkan
fluktuasi potensial yang sesuai dengan gerakan bola mata, disebabkan karena kornea
atau retina yang berbeda polaritas muatannya akan mendekati atau menjauhi kedua
elektrode tersebut sesuai dengan gerakan bolamata.. fluktuasi potensial yang timbul
pada kedua elektrode pengukur tersebut dapat direkam secara elektro-fisiologik.
Hingga dapat dikatakan bahwa elektro-okulografi ialah: merubah kualitas gerakan
bolamata menjadi kuantitas beda potensial yang direkam dalam koordinat Cartesian.
1402)
1403)
G. KESIMPULAN
1404) Gerakan mata dapat direkam karena bolamata merupakan Dipl listrik
yang dapat bergerak, gerakan mata meliputi horizontal, vertikal .
H. DAFTAR PUSTAKA
1405) Nurcahyo, Heru & Tri Harjana. 2013. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan.
Yogyakarta : FMIPA UNY
1406) Basoeki, Soedjono. 1988. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta:
Depdikbud Dikti.
1407)
1408)
1409)
1410)
1411)
1412)
1413)
1414)
1415)
1416)
1417)
1418) KEGIATAN 12
1419) MENGUKUR LAJU RESPIRASI
A. PERMASALAHAN PRAKTIKUM : Bagaimana Mengetahui Pengaruh Ukuran
Tubuh Terhadap Laju Respirasi Hewan?
B. TUJUAN : Mengetahui Pengaruh Ukuran Tubuh Terhadap Laju Respirasi Hewan
C. DASAR TEORI
1420) Kebanyakan hewan sangat tergantung kepada oksigen untuk
memenuhi kebutuhan energinya melalui oksidasi zat makanan. Hanya sedikit hewan
yang dapat memnuhi energinya tanpa oksigen, yaitu dengan memanfaatkan energy
kimia senyawa organic. Pemanfaatan senyawa organic secara anaerob ini hanya
menghasilkan energy sedikit kira-kira 1/10 sampai 1/20 dari zat makanan yang
dioksidasi sempurna (aerob) (Soewolo, 2000: 185).
1421) Setiap organisme multiseluler memiliki system respirasi yang berperan
mendapatkan dan mensuplai kebutuhan oksigen untuk aktivitas seluler dan
melepaskan karbondioksida untuk kelangsungan kehidupannya. Hewan memperoleh
oksigen melalui berbagai cara, secara umum ada 5 prinsip yang digunakan hewan
untuk mendapatkan oksigen, yaitu: difusi sederhana dari air atau udara melalui
permukaan tubuhnya yang lembab (contohnya amoeba, paramaecium, dan cacaing
pipih); difusi dari air atau udara melalui permukaan tubuhnya yang tipis, menuju
pembuluh darah (cacing tanah); dari udara (melalui spirakel) atau air (melalui insang
trachea), menuju system saluran udara (trachea), kemudian menuju sel-sel jaringan
tubuh (serangga); dari air melalui permukaan insang, selanjutnya menuju pembuluh
darah (pisces, molusca dan amfibia); dari udara melalui paru-paru yang lembab
kemudian menuju pembuluh darah (siput pulmonata dan vertebrata terrestrial)
(Nurcahyo, 2013).
1422) Sistem pernafasan vertebrata tersusun atas saluran pernafasan dan
paru-paru sebagai tempat pertukaran udara pernafasan. Apabila kita bernafas, udara
akan melalui hidung dan saluran udara sebelum memasuki paru-paru. Paru-paru akan
menyedot oksigen, yang diperlukan oleh sel-sel tubuh untuk hidup dan berfungsi
secara normal. Apabila kita menghembus nafas, pari-paru akan mengeluarkan
karbondioksida yang merupakan hasil buangan dari sel-sel tubuh. Satu struktur yang
1432)
1433)
1434)
1435)
1436)
1437)
1438)
1439)
1440)
1441)
1442)
1443)
1444)
1445)
1446)
N
1447)
N
1448)
B
1449)
L
1450)
W
1451)
1
1452)
J
1453)
0
1454)
1
1455)
0
1456)
2
1457)
J
1458)
0
1459)
1
1460)
0
1461)
F. PEMBAHASAN
1462) Pada praktikum yang berjudul mengukur udara respirasi mempunyai
tujuan Mengetahui Pengaruh Ukuran Tubuh Terhadap Laju Respirasi Hewan,
dilaksanakan di laboratorium zoologi FMIPA UNY.
1463) Dalam praktikum ini digunakan jangkrik yang berbeda ukuran berat
untuk mengetahui pengaruhnya dalam laju respirasi hewan
1464) Difusi merupakan mekanisme dasar transport O2 dan gas CO2 melintasi
membrane respirasi . Namun dengan difusi saja maka transfer gas oksigen gas O2 dari
lingkungan ke sel-sel jaringan tidak akan mencukupi. Karena itu respirasi harus
dibantu dengan mekanisme lain agar pemasukan gas O2 dan pengeluaran gas CO2
dapat mencukupi kebutuhan. Pada hewan ukuran kurang dari 0,5 mm respirasi dengan
difusi melalui permukaan tubuh sudah mencukupi. Pada hewan yang lebih besar perlu
dilengkapi dengan permukaan membrane pernafasan yang luas dan banyak
mengandung kapiler untuk mengambil banyak gas O2 dari lingkungan dan dilengkapi
dengan mekanisme untuk pengeluaran CO2. Baiknya gas O2 yang dikonsumsi oleh
suatu hewan tergantung pada jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas, suhu, serta
sumber panas yang diperoleh hewan tersebut (endoterm atau eksoterm). Makin besar
ukuran tubuh makin besar laju konsumsi oksigen totalnya namun untuk laju konsumsi
O2 spesifik tergantung pada perbandingan luas permukaan tubuh terhadap berat hewan
karena itu laju konsumsi spesifik lebih besar pada hewan berukuran kecil
dibandingkan dengan hewan dengan ukuran yang lebih besar. Untuk hewan akuatik
kelarutan gas O2 dalam air menjadi sangat penting, dan kelarutan gas O 2 dipengaruhi
oleh suhu serta tekanan atmosfir. Kelarutan gas O 2 akan berkurang pada peningkatan
suhu maupun tekanan atmosfer didalam air. Jumlah gas O 2 yang dapat larut dalam
satuan volume tertentu pada suhu 0oC, dan pada tekanan sebesar 1 atm disebut
koefisien kelarutan.
1465) Dam praktikum ini jangkrik yang ukuran tubuhnya lebih besar
mempunyai laju respirasi lebih tinggi.
G. KESIMPULAN
1466) Makin besar ukuran tubuh makin besar laju konsumsi oksigen totalnya
namun untuk laju konsumsi O2 spesifik tergantung pada perbandingan
luas permukaan tubuh terhadap berat hewan karena itu laju konsumsi
spesifik lebih besar pada hewan berukuran kecil dibandingkan dengan
hewan dengan ukuran yang lebih besar.
H. DAFTAR PUSTAKA
1467) Nurcahyo, Heru dan Tri Harjana. 2013. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
1468) Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Depdikbud Dikti.
1469) Suripto. 1998. Fisiologi Hewan. Bandung: ITB
1470)
1471)