Pendahuluan
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi
apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan,
media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi
penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan
tersebut adalah bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi
komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat
organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada
saat komunikasi dilancarkan. Sebagai komunikator, seorang manajer harus
menyesuaikan penyampaian pesannya kepada peranan yang sedang dilakukannya.
Henry Mintzberg menyatakan bahwa wewenang formal seorang manajer
menyebabkan timbulnya peran antarpersonal, peran informasional dan peran
memutuskan. Karena pentingnya hubungan manajer sebagai pemimpin organisasi
dengan komunikasi, maka peranannya itu perlu dijelaskan sehingga nantinya akan
jelas pula dalam menelaah pengaruhnya kepada perilaku organisasional para
karyawan (Internal Publik) dan mereka yang berada diluar organisasi, tetapi ada
sangkut pautnya (External Public).
Komunikasi Internal
I
II
OPEN AREA
BLIND AREA
Known by ourselves and known by Known by others not known by ourselves
others
III
IV
HIDDEN AREA
UNKNOWN AREA
Known by ourselves but not known by Not known by ourselves and not known
other
by others
Area I , yakni Open Area atau bidang terbuka menunjukkan bahwa kegiatan yang
dilakukan seseorang disadari sepenuhnya oleh yang bersangkutan, juga oleh orang
lain. Ini berarti adanya keterbukaan atau dengan lain perkataan tidak ada yang
disembunyikan kepada orang lain.
Area II, yakni Blind Area atau bidang buta menggambarkan perbuatan seseorang
diketahui oleh orang lain, tetapi dirinya sendiri tidak menyadari dari apa yang
dilakukannya.
Area III, yakni Hidden Area atau bidang tersembunyi adalah kebalikan dari Area II,
yakni bahwa yang dilakukan seseorang disadari sepenuhnya olehnya, tetapi orang
lain tidak dapat mengetahuinya. Ini berarti bahwa orang ini bersikap tertutup. Ia
merasa bahwa apa yang dilakukannya tidak perlu diketahui oleh orang lain.
Area IV, yakni Unknown Area atau bidang tak dikenal yang menggambarkan bahwa
tingkah laku seseorang tidak disadari oleh dirinya sendiri dan tidak diketahui oleh
orang lain.
Berdasarkan konsep hubungan komunikasi antara pimpinan dengan bawahan
seperti apa yang dikemukakan oleh Prof. Harry Ingham, seorang manajer akan
mengembangkan komunikasi dengan bawahan dalam arti akan memperluas Area I
karena semakin luas bidang ini akan semakin terjalin komunikasi yang sehat,
terbuka, dan timbal balik. Manajer yang komunikatif akan selalu bersedia
mendengarkan pendapat, saran, bahkan kritik dari staf atau bawahan. Pengaruh
sifat seorang pemimpin seperti
itu akan membuat para karyawan merasa
diperlakukan sebagai manusia yang berharga yang akibatnya akan menimbulkan
kegairahan kerja pada dirinya.
Selanjutnya kita membahas tentang komunikasi horizontal, yaitu komunikasi
secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama
karyawan, dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih
formal, komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal (Effendy,
2005:124). Mereka dapat melakukan aktivitas komunikasi satu sama lain tidak
hanya ketika sedang bekerja, akan tetapi bisa saja pada waktu istirahat, makan
bersama, rekreasi atau ketika jam kerja telah berakhir. Dalam kondisi seperti itu
otomatis desas-desus, gosip-gosip atau bocoran-bocoran informasi dapat tersebar
secara cepat sekali bahkan penyebarannya dapat tidak terkendali. Hal-hal yang
sering menjadi desas-desus adalah perilaku dan tindakan dari pimpinan mereka
serta hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya. Bila organisasi menghadapi
problematik seperti ini, tugas seorang Public Relations Officer perlu dioptimalkan.
Tugas pekerjaan Public Relations Officer sebenarnya tidak hanya keluar (eksternal),
tetapi juga kedalam (internal).
Sehubungan dengan masalah itu, maka kita mengenal dengan apa yang
disebut Internal Publik Relations dan tugasnya mencakup Employee Relations.
Untuk menjalankan fungsi Employee Relations, seorang Publik Relations Officer
harus terjun ke bawah, berkomunikasi dan bergaul dengan para karyawan sehingga
dapat menampung masalah-masalah di karyawan sekitar keluhan, keinginan atau
2.
Komunikasi Eksternal
Kesimpulan
Komunikasi dalam organisasi dapat dibedakan atas komunikasi internal dan
komunikasi eksternal. Komunikasi internal dapat dibagi menjadi komunikasi vertikal
dan komunikasi horizontal. Untuk menjelaskan mengenai hubungan komunikatif
yang bagaimana sebaiknya antara pimpinan sebagai komunikator dengan staf atau
bawahan sebagai komunikan, ada sebuah konsep dalam komunikasi dengan apa
yang disebut Johari Window. Berkenaan dengan komunikasi internal, ada juga pakar
komunikasi yang membagi atas Komunikasi Persona dan Komunikasi Kelompok.
Sedangkan untuk komunikasi eksternal dapat dibagi kedalam dua(2) bentuk yaitu
Komunikasi dari Organisasi kepada Khalayak dan Komunikasi dari Khalayak kepada
Organisasi.
DAFTAR PUSTAKA