Buku Akuakultur by V Rion
Buku Akuakultur by V Rion
BASIS AKUAKULTUR
Pengertian dan Ruang Lingkup Akuakultur
DEFINISI
Akuakultur merupakan nama untuk semua jenis daerah air atau lahan basah, dimana hewan dan
tanaman air dibudidayakan. Masyarakat sangat tergantung pada laut dan sumberdayanya. Kehidupan dan
mata pencaharian sebagai nelayan merupakan bagian dari tradisi dan budaya masyarakat kita. Ikan
merupakan bagian penting dari makanan dan merupakan sumber pendapatan yang menguntungkan.
TERMINOLOGI SPESIFIK
Tipe sistem budidaya :kolam, saluran air, KJA (cage aquaculture), Pagar, Rakit, Pen
culture(Budidaya pagar).
Tipe organisme budidaya ikan,kerang,udang,rumput laut. Contoh :budidaya kerang dengan sistem
rakit(raft culture).
Polikultur adalah suatu sistem budi daya untuk menghasilkan lebih dari satu produk dalam satu
lahan. Udang windu, bandeng dan rumput laut adalah primadona bagi petani tambak.
a) Udang Windu
Hidup di jenis tanah liat, pada salinitas 10-30 ppt, suhu air 26-30 derajat celcius, pH 7,5 -8,5,
kedalaman 0,75 - 1M, kecerahan 25-30 cm, oksigen terlarut 4 - 8 mg/ L Bersifat noktural mencari makan
di malam hari dan memakan kelekap, plankton, lumut-lumutan, diatom, benthos, cacing dan detrius.
b) Bandeng
Hidup di jenis tanah liat berpasir, salinitas 15-25 ppt, suhu air 26 - 32 derajat celcius, pH 7,5 - 9,
kedalaman 0,4 - 1M, kecerahan 30-50 cm, oksigen terlarut > 5,0 mg / L Bersifat diurnal mencari makan
di siang hari memakan kelekap, gangang, bakteri, ptotozoa, cacing dan udang renik.
c) Rumput Laut
Hidup di jenis tanah pasir berlumpur, salinitas 13 - 30 ppt, suhu air 20-28 derajat celcois, pH 6-9,
kedalaman 0,5 - 1M Di siang hari pensuplai oksigen sebagai filter bagi tambak tempat tumbuhnya
plankton dan benthos juga tempat persembunyian udang windu dan bandeng
Hubungan antara udang windu, bandeng dan rumput laut adalah simbiosis mutualisme
( hubungan yang saling menguntungkan satu sama lainnya ) Bagian thalus atau batang semua rumput laut
yang mati dan mengakibatkan timbulnya kelekap, kelekap yang membusuk akan menganggu
pertumbuhan rumput laut sementara udang windu dan bandeng menyukai sekali kelekap sebagai makanan
pokoknya.
TUJUAN AKUAKULTUR
-Produksi pangan berprotein tinggi
-Pengembangan stok alami(dengan penebaran :rekruitmen artificial dan transplantasi)
-Produksi ikan untuk amenities(sport dan hias)
-Produksi ikan untuk umpan dan riset
-Recycling bahan organik
-Produksi komoditas industri (berupa pakan,obat, dan sebagainya).Contoh:rumput laut sebagai
salah satu bahan baku industri kosmetik.
Growth (pertumbuhan)
Mortality (kematian)
Reproduksi.
Akuakultur adalah kegiatan untuk memproduksi biota (organisme ) akuatik dilingkungan terkontrol
dalam rangka mendapat keuntungan (profit). Dalam usaha akuakultur mencakup :
I.
Pembenihan ikan
II.
Pembesaran
III.
Efesiensi pakan
Konversi pakan
Nutrisi pakan
IV.
Pemilihan induk
Pemijahan induk
Penetasan telur
Pemeliharaan larva
Pendederan
Formula pakan
Nilai gizi
Kualitas air
V.
a. Prasarana produksi
Pemilihan lokasi
b. Sarana produksi
Pengadaan induk
Benih
Pakan
Pupuk
Obat-obatan
Pestisida
Tenaga kerja
Persiapan akuakultur
Penebaran (stocking)
Pemberian pakan
Pengelolaan lingkungan
Kesehatan ikan
Pemantauan ikan
Pemanenan
e. Subsistem pendukung
Dengan demikian, masukan zat hara secara kontinu ke perairan waduk akan senantiasa menimbulkan dan
mempercepat pencemaran air.
3. PENGEMBANGAN AKUAKULTUR INDONESIA
Perikanan budidaya (akuakultur) merupakan subsektor pangan yang pertumbuhannya paling
cepat di dunia. Pada 1984 produksi akuakultur dunia hanya 10 juta ton dengan nilai 12 miliar dollar AS
untuk kemudian meningkat menjadi 20 juta ton dengan nilai sekitar 33 miliar dollar AS pada 1992.
Selanjutnya 10 tahun kemudian (2002) produksi akuakultur dunia telah mencapai 51,4 juta ton dengan
nilai sekitar 60 miliar dollar AS.
Kajian Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), dari sejumlah potensi ekonomi sumber daya
kelautan dan perikanan sebesar 82 miliar dollar AS per tahun, perikanan budidaya bisa menghasilkan 61,9
miliar dollar AS (sekitar 75,5 persen). Bandingkan dengan perikanan tangkap, termasuk di perairan
umum, yang hanya memberi peluang sekitar 16,2 miliar dollar AS. Dengan kata lain perikanan budidaya
di Indonesia sebenarnya mampu melebihi nilai produksi akuakultur dunia pada 2002 (60 miliar dollar
AS). Ketinggalan
Akuakultur adalah kegiatan bisnis budidaya organisme akuatik yang sebarannya hampir ada di
setiap negara di dunia. Kegiatannya dilakukan di laut, perairan payau, perairan tawar, termasuk perairan
umum berupa danau, waduk, dan sungai. Produksi akuakultur dunia pada 1998 mencapai 30,8 juta ton
dan Indonesia menduduki ranking ke lima di bawah China, India, Jepang, dan Filipina. Pada 2003
Indonesia menduduki ranking ketiga setelah China dan India.
Ragam komoditasnya berupa ikan air tawar (44,01 persen), siput-siputan/kerang (23,19), tanaman
air (21,37), ikan diadromus (4,84), udang-udangan (3,97), ikan laut (1,98), serta golongan hewan air
lainnya (0,28). Berdasarkan data FAO 2004, Asia menyumbang hasil terbanyak 94,37 persen (China
memberi kontribusi sebesar 71,2 persen dari total produksi dunia), disusul Amerika Selatan (1,77), Eropa
(1,53), Amerika Serikat (1,42), Amerika Utara (0,47), negara-negara bekas kesatuan Uni Soviet (0,23),
dan Afrika (0,21).
Mencermati status dan potensi akuakultur negara kita, walau secara keseluruhan produksi
perikanan nasional masih didominasi perikanan tangkap, kontribusi akuakultur memiliki pertumbuhan
produksi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perikanan tangkap. Data DKP 2003 menunjukkan bahwa
kontribusi akuakultur terhadap produksi nasional meningkat dari 18,05 persen pada 1999 menjadi 20,56
persen pada 2002. Sebaliknya sumbangan perikanan tangkap menurun dari 81,95 persen pada 1999
menjadi sekitar 79,44 persen pada 2002. Ini memberi kesan bahwa akuakultur ke depan akan memegang
peran yang semakin penting, tetapi sudah barang tentu harus disertai dengan beberapa catatan perbaikan
kelemahan yang selama ini ditemukan.
Permintaan dalam negeri dan dunia terhadap produk perikanan terus meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran manusia akan manfaat ikan yang
menyehatkan dan mencerdaskan. Kemampuan produksi produk perikanan dari kegiatan perikanan
tangkap pada tataran global maksimum sebesar 90 juta ton per tahun (FAO, 2004), dan nasional 6,4 juta
ton per tahun. Kini kuantitas tangkapannya cenderung mengalami penurunan.
Adapun potensi produksi perikanan budidaya yang dimiliki Indonesia sekitar 57,7 juta ton per
tahun (terbesar di dunia). Sementara pada 2005 total produksi perikanan budidaya nasional baru mencapai
1,5 juta ton (2,6 persen). Dengan demikian, apabila akuakultur lebih digali dan diberdayakan melalui
perubahan dan pembenahan, bukan mustahil ke depan akan menjadi andalan perekonomian serta
meningkatkan efek domino yang sangat besar lagi. Dalam arti memberikan peluang bagi pertumbuhan
ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan mereduksi kemiskinan.
Komoditas yang berperan menjadi unggulan, di antaranya pertama, komoditas untuk kebutuhan
dalam negeri, yaitu bandeng, nila, patin, baung, lele, mas, gurami, nilem, udang galah, udang vaname,
udang windu, dan ikan hias. Kedua, komoditas untuk ekspor, seperti udang vaname, udang windu, udang
galah, lobster air tawar, kepiting, rajungan, kerapu, baronang, kakap, nila, patin, teripang, abalone, ikan
hias, mutiara, dan rumput laut. Ketiga, komoditas untuk bioenergi, di antaranya micro algae (fitoplankton)
dan macro algae (rumput laut). Keempat, komoditas untuk industri farmasi, kosmetik, dan industri lainya,
seperti rumput laut dan beberapa jenis invertebrata (bryozoa, echinoderm, sea urchins, sea cucumbers).
Mengingat lebih dari 90 persen produksi akuakultur dunia berasal dari Asia, sangatlah wajar
seandainya negara-negara di Asia adalah yang paling berpotensi menggaet devisa dari bisnis akuakultur.
Indonesia berpeluang dan mampu menjadi pemimpin dunia dalam akuakultur sekaligus menjadi andalan
perekonomian. Apalagi, perhatian pemerintah pada sektor ini terasa semakin nyata. Satu di antaranya,
perikanan telah ditangani langsung oleh seorang menteri. MUHAMAD HUSEN Ketua Komisi Sosial dan
Kemitraan Masyarakat Perikanan Nusantara.
4. SELEKSI LOKASI AKUAKULTUR DAN JENIS IKAN UNTUK AKUAKULTUR
Ada 13 sistem akuakultur yang sudah diusahakan untuk memproduksi ikan adalah :
1. kolam air tenang
2. kolam air deras
3. tambak
4. jaring apung
5. jaring tancap
6. keramba
7. kombongan
8. penculture
9. enclosure
10. long line
11. rakit
12. bak-tangki akuarium
13. ranching (melalui restocking)
Sebagai contoh, sistem tambak dipilih untuk kawasan yang memiliki sumberdaya air payau seperti
dekat muara sungai, pantai, rawa payau, atau paluh. Contoh lainnya adalah kolam air deras dipilih untuk
kawasan yang memilki sumberdaya air berupa sungai jeram (sungai didaerah perbukitan atau
penggunungan).
Sitem akuakultur ini juga bisa dikelompokan menjadi 2 yaitu :
1. Sistem akuakultur berbasiskan daratan ( land- based aquakultur ), terdiri dari kolam air tenang,
kolam air deras, tambak, bak, akuarium, dan tangki.
2. sistem akuakultur berbasiskan air ( water- based aquakultur ). Terdiri dari jaring apung, jaring
tancap, keramba, kombongan, long line, rakit, pen culture, dan enclosure.
Sistem budidaya beserta komponen dan lokasi yang sesuai dengan sumberdaya airnya
Sistem
Kolam air tenang
Komponen
- Pematang
- Dasar kolam
- Saluran Irigasi
- Mata Air
- Hujan
- Sumur
- Waduk
- Danau
- Dinding/pematang
- Situ
-Sungai
daratan
tinggi
(pgunungan dan perbukitan)
- Dasar kolam
- Saluran irigasi di dataran tinggi
- Pintu air masuk
- Pintu air keluar
- Saluran pembuangan
Tambak
- Saluran pembuangan
- Pematang
- Muara Sungai
- Dasar tambak
- Pantai
- Rawa Payau
- Paluh
Jaring apung
Jaring tancap
- Danau
- Jaring
- Waduk
- Pelampung
- Teluk
- Jangkar + tambang
- Selat
- Jalan inspeksi
- Laguna
- Rumah jaga
- Tonggak
- Danau
- Jaring
- Waduk
- Rumah jaga
- Sungai
- Jalan inspeksi
- Muara Sungai
- Teluk
Keramba
Kombongan
- Dinding
- Selat
- Sungai
- Dasar
- Danau
- Atap
- Waduk
- Pintu
- Dinding
- Saluran irigasi
- Sungai
- Dasar
- Saluran irigasi
- Atap
Sawah
- Pintu
- Dinding/pematang
- Dasar sawah
- Pintu air masuk
Sekat (enclosure)
Longline
Rakit
Bak/akuarium/tangki
- Teluk
- Selat
- Laut Dangkal Telindung
- Sekat (Barrier)
- Teluk
- Pintu
- Tambang
- Selat
- Laut Dangkal Terlindung
- Pelampung
- Teluk
- Jangkar/pemberat
- Bambu
- Selat
- Laut Dangkal Terlindung
- Pelampung
- Teluk
- Jangkar/pemberat
- Dinding
- Selat
- Sumur
- Dasar
- Mata air
- Atap
- Lubang masuk/keluar
- Akuarium
Resirkulasi
- Sumur
- Tandon/pengendapan
- Wadah filter
- Pompa
- Saluran/selang air
Ranching
sungai, saluran irigasi, mata air, hujan, sumur, waduk, danau, dan situ. Didalam kolam air tenang terjadi
proses ekologi seperti proses produksi biomassa nabati melalui aktifitas fotosintetis oleh fitoplanton atau
tumbuhan air (makrofit), proses konsumsi oloeh organisme hewani (antara lain ikan), dan proses
dekomposisi bahan organik di dasar kolam menjadi hara oleh bakteri pengurai.
Komponen kolam air tenang meliputi pematang kolam, dasar kolam, pintu air masuk, (inlet),
pintu air keluar (outlet), salurn pemasukan air, dan saluran pembuangan air. Pematang kolam dan dasar
kolam berfungsi, menahan massa air selama mungkin didalam kolam sehingga ikan pemeliharaan dapat
hidup, tumbuh, dan berkembangbiak,. Pematang dan dasar kolam terbuat dari beton atau dari tanah asal
tempat kolam tersebut dibangun. Pembuatan kolam dilakukan dengan menggali permukaan tanah dan
tanah bekas galian tersebut digunakan untuk membangun pematang. Pematang dibuat miring dan
kemiringannya tegantung pada jenis tanah. Pada tanah yang memiliki tekstur halus, seperti tanah liat,
dibuat pematng dengan kemiringan yng lebih curam. Sebaliknya untuk tanah dengan tekstur kasar seperti
tanah berpasir pematng dibuat lebih landai.
Pintu air kolam berfungsi untuk memasukan air atau mengeluarkan air dari kolam. Air yang
dimaksud adalah air segar dan kaya oksigen. Sedangkan air yang dikeluarkan adalah air kotor didasar
kolam yang banyak mengandung amonia, CO2, dan limbah metabolisme (metabolit) lainya. Inlet kolam
bisa terbuat dari pralon atau berbentuk saluran, sedangkan oulet kolam bisa terbuat dari pralon atau beton.
Oulet kolam yang terbuat dari pralon disebut tempurung lutut atau pipa goyang. Pipa tersebut bisa
digoyang miring-tegak sehingga menentukan tinggi air didalm kolam. Oulet yang terbuat dari beton salah
satunya disebut monik. Saluran pemasukan air berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air
keperkolaman, sedangkan saluran pembuangan berfungsi menyalurkan air dari perkolaman ke luar.
Saluran pemasukan dan pembuangan dikelompokan menjadi saluran utama (primer), saluran
sukunder, dan saluran tersier. Saluran pemasukan primer berfungsi menyalurkan air dari sumber air
(sungai, danau, dan sebagainya) ke saluran pemasukan sekunder. Saluran pemasukan sekunder berfungsi
menyalurkan air ke saluran pemasukan tersier dan saluran pemasukan tersier menyalurkan air ke kolamkolam.Biasanya oleh jenis-jenis ikan demersal, seperti kakap.Lele juga bisa bisa dibudidaya di KAT.
2. Kolam air deras
Kolam air deras (raseway) adalah kolam yang didesain untuk memungkinkan terjadinya aliran air
(flowthrough) dalam pemeliharaan ikan dengan padat penebaran yang tinggi. Debit air dikolam air deras
dapat ditentukan dengan patokan setiap 10 menit seluruh air kolam sudah berganti semua. Bila ukuran
kolam air deras (volume air) adalah 30 m maka dengan patokan tersebut debit air yang dibutuhkan
kolam tersebut adalah 30 m / 10 menit atau 501 / detik. Bila dibandingkan dengan kolam air tenang yang
berdebit air hanya 0,5-51/ detik maka debit kolam air deras bisa 10-100 kali kolam air tenang.
Komponen kolam air deras sama dengan kolam air tenang, yakni meliputi pematang/dinding
kolam, dasar kolam, pintu air masuk, pintu air keluar, saluran pembuangan, dan saluran pemasukan.
Fungsi setiap komponen tersebut sama dengan kolam air tenang. Demikian pula dengan sistem distribusi
dan drainase airnya. Desain kolam air deras umumnya memanjang seperti saluran, dengan panjang 5-10
m, lebar 2-4 m dan kedalaman 1-2 m. Dinding dan dasar kolam air deras biasanya terbuat dari beton,
kolam air deras juga bisa terbuat dari tanah, tetapi dinding /pematang dan dasr kolam harus dilapisi
plastik untuk mencegah tegerusnya dinding kolam oleh aliran air.contoh:ikan mas dan ikan trout.
Sedangkan seleksi jenis ikan, berdasarkan food and feeding habits ikan budidaya tersebut di
golongkan menjadi 3:
10
1. Herbivora
2. Karnivora
3. Omnivora
5. NUTRISI DAN PAKAN IKAN
Karakteristik Pakan Alami dan Respon Ikan terhadap Pakan alami
Pemanfaatan panas dan cahaya matahari yang akan mengubah bahan organik dan larutan asam
karbonat ke bahan organik dalam bentuk jaringan vegetatif yang terdiri dari plankton dan
periphiton.
Hubungan nitogenous yang dikeluarkan hewan dan komponen nitrogenous dikeluarkan selama
proses dekomposisi bakteriologis tanaman dan hewan
Bahan itu, ditransformasikan menjadi ammonia dan berubah lagi menjadi nitrit dan dengan
adanya bakteri aerob melelui nitrifikasi nitrit.
Fosfor adalah nutrient utama yang penting karena berperan pada fotosintesis dan metabolisme
intermedier yang akhirnya akan membentuk protein dan asam nukleat.
Contoh pemberian pakan alami:pada ikan hias agar warna terlihat lebih cerah.
Rekayasa genetika atau genetic engineering pada dasarnya adalah seperangkat teknik yang
dilakukan untuk memanipulasi komponen genetik, yakni DNA genom atau gen yang dapat dilakukan
dalam satu sel atau organisme, bahkan dari satu organisme ke organisme lain yang berbeda jenisnya.
Dalam upaya melakukan rekayasa genetika, para ilmuwan menggunakan teknologi DNA rekombinan.
Sementara organisme yang dimanipulasi dengan menggunakan teknik DNA rekombinan disebut
genetically modified organism (GMO) yang memiliki sifat unggul bila dibandingkan dengan organisme
asalnya. Seiring dengan kemajuan biologi molekuler sekarang ini memungkinkan ilmuwan untuk
mengambil DNA suatu spesies karena DNA mudah diekstraksi dari sel-sel. Kemudian disusunlah suatu
konstruksi molekuler yang dapat disimpan di dalam laboratorium. DNA yang telah mengalami
penyusunan molekuler dinamakan DNA rekombinan sedangkan gen yang diisolasi dengan metode
tersebut dinamakan gen yang diklon.
Semenjak ditemukannya struktur DNA oleh Watson dan Crick (1953), kemudian mulai
berkembanglah teknologi rekayasa genetika pada tahun 1970-an dengan tujuan untuk membantu
menciptakan produk dan organisme baru yang bermanfaat. Sejarah membuktikan bahwa teknik rekayasa
genetika terus-menerus mengalami perkembangan dan penyempurnaan dari metode-metode sebelumnya.
Awal mulanya digunakan teknik konservatif yang dipelopori oleh Gregor Mendel dalam proses
perkawinan silang (breeding) untuk mendapatkan bibit unggul yang bersifat hibrid. Proses ini memakan
waktu lama dan memiliki kekurangan, yakni muncul sifat yang tak dinginkan dari tanaman atau hewan
tetuanya. Sampai akhirnya lahirlah rekayasa genetika modern menggunakan teknologi DNA rekombinan.
Rekombinasi dilakukan secara in vitro (di luar sel organisme), sehingga dimungkinkan untuk
memodifikasi gen-gen spesifik dan memindahkannya di antara organisme yang berbeda seperti bakteri,
tumbuhan dan hewan ataupun dapat mencangkok (kloning) hanya satu jenis gen yang diinginkan dalam
waktu cepat.
Sejak dimulainya perkembangan rekayasa genetika, beberapa teknik terus diperbaiki dan
ditingkatkan dalam rangka menuju teknologi DNA rekombinan yang lebih maju. Teknik-teknik yang
telah dikembangkan tersebut antara lain:
(1) poliploidisasi,
(2) androgenesis dan ginogenesis
(4) cloning
(5) chimeras
(6) transgenik.
Beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam melakukan rekayasa genetika atau teknologi DNA
rekombinan sebagai berikut:
1. Isolasi DNA yang mengandung gen target atau gen of interest (GOI).
2. Isolasi plasmid DNA bakteri yang akan digunakan sebagai vektor.
3. Manipulasi sekuen DNA melalui penyelipan DNA ke dalam vektor. (a.) Pemotongan DNA
menggunakan enzim restriksi endonuklease. (b.) Penyambungan ke vektor menggunakan DNA ligase.
12
Ikan zebra yang biasanya berwarna perak dengan garis-garis hitam keunguan, setelah disisipi
dengan gen warna ubur-ubur yang disuntikkan ke telur ikan-ikan zebra maka dapat memendarkan
warna hijau atau merah dari tubuhnya. Gen pemicu dari ubur-ubur akan mengaktifkan pancaran
cahaya pada ikan bila ikan berada dalam lingkungan yang mengandung bahan polutan tertentu.
Ikan karper transgenik dengan pertumbuhan mencapai tiga kali dari ukuran normalnya karena
memiliki gen dari hormon pertumbuhan ikan salmon (rainbow trout) yang ditransfer secara
langsung ke dalam telur ikan karper. Begitu pula penelitian lainnya memberikan hasil yang
serupa, yakni seperti pada ikan kakap (red sea bream) dan salmon Atlantik yang juga sama-sama
disisipi oleh gen growth hormone OPAFPcsGH.
Ikan goldfish yang disisipi dengan ocean pout antifreeze protein gene diharapkan dapat
meningkatkan toleransi terhadap cuaca dingin.
Ikan medaka transgenik yang mampu mendeteksi adanya mutasi (terutama yang disebabkan oleh
polutan) sangat bermanfaat bagi kehidupan hewan akuatik lainnya dan di bidang kesehatan
manusia. Ikan tersebut setelah disisipi dengan vektor bakteriofag mutagenik, kemudian vektor
DNA dikeluarkan dan disisipkan ke dalam bakteri pengindikator yang dapat menghitung gen
mutan.
Ikan transgenik menjadi tahan lama dan tidak cepat busuk dalam penyimpanan setelah
ditransplantasikan gen tomat. Namun bisa juga sebaliknya apabila penerapan ditujukan untuk
dunia pertanian, maka gen ikan yang hidup di daerah dingin dapat dipindahkan ke dalam tomat
untuk mengurangi kerusakan akibat dari pembekuan.
Seleksi
Seleksi induk ikan grass carp dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina
yang matang gonad : perut gendut; belakang sirip dada kasar; gerakan lamban dan lubang kelamin
kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, bila dipijit ke arah lubang
kelamin, keluar cairan berwarna putih. Usahakan saat seleksi mengangkap induk jantan dan betina lebih
dari satu, sebagai cadangan.
Pemberokan
Pemberokan induk bawal air tawar dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok
ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari; isi dengan air bersih setinggi 40
50 dan mengalir secara kontinyu; masukan 5 8 ekor induk. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk
13
membuang sisa pakan dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan
tidak diberi pakan tambahan.
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon
perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang
gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut;
masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 12 jam.
Penyuntikan bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas. Caranya, tangkap induk betina yang
sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk setiap kilogran induk betina; potong
ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal
tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa tersebut ke
dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan
hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain
dan biarkan selam 10 12 jam.
Pemijahan secara induced breeding
Pengambilan sperma
Pengambilan sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1 ekor
induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus tubuh induk dengan handuk kecil;
pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan
200 cc Natrium Clhorida (larutan fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran
sperma dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu orang lagi
memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena air.
Pengeluaran telur
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya
dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida
(inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk
dengan handuk kecil atau lap; bungkus induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang
bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang
telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam
telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang
cairan itu agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.
INDUCED SPAWNING
Pada pemijahan secara induce spawning, telur dan sperma tidak dikeluarkan, tetapi induk dan
betina dibiarkan memijah sendiri. Pemijahan ini dilakukan di bak tembok. Caranya, siapkan siapkan bak
tembok ukuran panjang 4 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m; bersihkan lumpur dan kotoran lainnya; keringkan
14
selama 3 4 hari; isi air setinggi 80 cm; pasang hapa dengan ukuran sama dengan bak; suntik induk
betina pada pukul 06.00 (dosis lihat penyuntikan); suntik kembali induk tadi pada pukul 12.00 dan
masukan ke bak pemijahan; suntik induk jantan pada pukul 12.00 dan satukan dengan induk betina;
alirkan air lebih besar lagi; biarkan memijah. Catatan : Pemijahan biasanya mulai terjadi pukul 24.00 dan
berakhir pagi hari.
Penetasan di akuarium
Penetasan telur ikan grasscar dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran
panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm;
pasang empat buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar
secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan
air baru hingga mencapai ketinggian semula. Telur akan menetas dalam 2 3 hari.
Pendederan I di kolam
Pendederan I ikan grasscarp dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2;
keringkan selama 4 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi
10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan
rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 2
kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3
minggu.
Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2;
keringkan 4 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm;
ratakan tanah dasar; tebarkan 5 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam
selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 40.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 4
kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur
sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan
4 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung
kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar
30.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 6 kg pelet; panen benih dilakukan sebulan
kemudian.
Pembesaran
Pembesaran ikan grasscarp dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran
500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40
60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan
15
3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air
secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran
125 gram sebanyak 400 500 kg.
16
8. Pisahkan embrio dari larutan hormon. Kalau perendaman selesai, tetaskan di akuarium
penetasan.
9. Burayak yang menetas dipelihara dan dibesarkan hingga siap dijual.
Teknologi ini digunakan untuk mendapatkan induk jantan super (YY), yang selanjutnya
menghasilkan anak-anak ikan dengan jenis kelamin semuanya jantan. Teknologi ini bersifat spesifik,
sehingga penerapannya pun harus tepat. Terutama jenis dan dosis hormon, lama perendaman, dan waktu
untuk memulai perendaman. Kalau dosisnya kurang, maka jenis kelamin ikan tidak bakal berubah. Tapi
jika dosisnya berlebihan, justru bisa menyebabkan kematian ikan-ikan tersebut. Kalau pun tidak mati,
keturunannya cenderung steril (mandul).
17
menit. Untuk menghilangkan daya lekat telur diberi larutan tannin, setelah itu diinkubasi pada suhu 28 o
C hingga menetas. Skema prosedur ginogenesis menyusul.
18
Pada penelitian androgenesis ikan mas yang dilakukan EDDY (1994), didapat hasil, bahwa lama
waktu kejutan panas yang dilakukan 40 menit setelah pembuahan pada suhu 40 O C yang terbaik adalah
dua menit. Penelitian pada ginogenesis ikan mas menunjukan benih homozigot diploid yang dihasilkan
tertinggi oleh kejutan panas 36 37 menit setelah pembuahan (GUSTIANTO danDHARMA, 1991).
SUMANTADINATA (1998), menyatakan bahwa umumnya waktu awal kejutan panas yang menekan saat
pembelahan mitosis I pada ginogenesis adalah 40 dapat dilakukan selama 1,5 2,0 menit.
Penelitian ginogenesis ikan mas dengan menggunakan induk jantan ikan tawes berhasil
memproduksi benih ginogenetik, dengan kejutan panas pada suhu 40 O C setelah 40 menit inkubasi
(PRIHADY dan SUBAGYO, 1992). Menurut SULARTO dkk (1992), produksi ginigenetik nikan mas
tertinggi diperoleh dengan pemberian kejutan panas selama satu menit pada saat 40 menit setelah
pembuayhan.
Menurut SUMANTADINATA (1988), androgenesisi adalah proses terbentuknya embrio dari
gamet jantan tanpa kontribusi genetis gemet betina. Proses reproduksi ini tidak umum terjadi, sehingga
pada androgenesis dilakukan proses buatan yaitu menon-aktifkan bahan-bahan genetik yang terdapat pada
telur dengan cara meradiasi telur tersebut (THORGAARD dkk., 1990). Akibat perlakuan tersebut tanpa
peranan gemet betina dan bersifat haploid.
Individu haploid memiliki ciri-ciri yang abnormal misalnya bentuk punggung dan ekor yang
bengkok, mata atau mulut yang tidak sempurna, ukuran tubuh yang kecil, sistem peredaran darah yang
tidak normal dan ketidakmampuan melakukan aktifitas renang dan makan (CHERVAS, 1981 ; PURDOM,
1983). Agar embrio ini tetap hidup menurut NAGY dkk. (1978) perlu dilakukan diploidisasi pada tahap
awal perkembangan telur.
Pada androgenetis yang dilakukan oleh ARIFIN (1994) pada ikan mas berhasil memperoleh 89,4
persen benih diploid androgenetik, sedangkan EDDY (1994) memperoleh 89,05 benih androgenetik ikan
mas. SHCEERE dkk. (1986) dan THORGARRD dkk. (1990) yang melakukan percobaan androgenesis
ikan rainbow menghasilkan tingkat kelangsungan hidup ikan masing-masing sebesar 6,8 persen dan 0,8
persen setelah berumur 59 hari.
19
2. Untuk jenis ikan yang sering berkelompok, ikan yang tidak sehat akan memisahkan diri dan
berenang secara pasif.
3. Ikan berenang oleng, dan loncat-loncat tidak teratur.
4. Adanya tanda-tanda tertentu pada tubuh ikan, misalnya bercak merah, bercak putih, bisul atau
adanya jamur.
5. Insang terlihat pucat.
6. Lendir berkurang dan tidak merata.
21
teki-tekian
rumput-rumputan
gulma daun lebar.
Ketiga kelompok gulma memiliki karakteristik tersendiri yang memerlukan strategi khusus untuk
mengendalikannya.
Gulma teki-tekian
Kelompok ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki
umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini menjalankan
jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam 'menguasai' areal pertanian secara cepat.
Ciri-cirinya adalah penampang lintang batang berbentuk segi tiga membulat, dan tidak berongga,
memiliki daun yang berurutan sepanjang batang dalam tiga baris, tidak memiliki lidah daun, dan titik
tumbuh tersembunyi. Kelompok ini mencakup semua anggota Cyperaceae (suku teki-tekian) yang
menjadi gulma. Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), udelan (Cyperus kyllinga), dan Scirpus
moritimus.
Gulma rumput-rumputan
Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki-tekian tetapi memiliki stolon, alih-alih
umbi. Stolon ini di dalam tanah membentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Contoh
gulma kelompok ini adalah alang-alang (Imperata cylindrica).
Gulma daun lebar
Berbagai macam gulma dari anggota Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini
biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi
cahaya. Daun dibentuk pada meristem pucuk dan sangat sensitif terhadap kemikalia. Terdapat stomata
pada daun terutama pada permukaan bawah, lebih banyak dijumpai. Terdapat tunas-tunas pada nodusa,
serta titik tumbuh terletak di cabang. Contoh gulma ini ceplukan (Physalis angulata L.), wedusan
(Ageratum conyzoides L.), sembung rambut (Mikania michranta), dan putri malu (Mimosa pudica).
Pengendalian gulma
Pengendalian gulma merupakan subjek yang sangat dinamis dan perlu strategi yang khas untuk setiap
kasus. Beberapa hal perlu dipertimbangkan sebelum pengendalian gulma dilakukan:
22
Pengendalian hama
Pengendalian hama adalah pengaturan makhluk-makhluk atau organisme pengganggu yang
disebut hama karena dianggap mengganggu kesehatan manusia, ekologi, atau ekonomi.
Pengendalian hama predator ikan
Kodok dewasa yang hidup di darat merupakan predator yang berbahaya bagi benih ikan. Pada
masa kecebong, berudu dan kodok muda, kodok menyaingi makanan ikan dan ruangan tempat hidup
sehingga mengurangi kandungan oksigen dalam air dan memperbanyak sisa metabolisms. Kodok dewasa
banyak ditemukan sedang memangsa benih-benih ikan di kolam pembenihan dan kolam pendederan dan
di sawah jika benih dipelihara di sawah. Benih ikan dan ikan berukuran besar sering kali ditelan kodok
yang kelaparan. Selain benih dan ikan berukuran besar, kodok juga memangsa telur-telur ikan yang akan
ditetaskan, sehingga kehadiran kodok di kolam pembenihan dan pendederan sangat merugikan peternak
ikan.
Jika di kolam pembenihan dan pendederan ditemukan kodok, maka kodok ini harus segera
dikendalikan sedini mungkin. Upaya pengendalian kodok di kolam pembenihan ataupun pendederan yang
tidak terlalu luas sangat mudah. Yang sulit adalah pada unit usaha pembenihan yang cukup luas. Sebab,
sampai saat ini belum ada upaya yang efektif membasmi kodok. Meracun kodok dengan bahan kimia
akan berdampak buruk terhadap lingkungan sekitar dan sangat tidak dianjurkan. Ada tiga macam
pengendalian secara mekanis yang dianjurkan yaitu: perbaikan prasarana perkolaman, pengontrolan
kebersihan lokasi, dan pembuangan telur-telurnya.
Umumnya, serangga air yang menjadi predator benih ikan adalah yang salah satu fase hidupnya
(biasanya fase larva) di dalam air, selanjutnya setelah post larva (serangga muda) dan kemudian menjadi
dewasa hidup di darat. Pada fase dewasa, serangga tersebut bukan lagi predator langsung benih ikan,
Beberapa jenis serangga air yang menjadi predator benih mematikan adalah ucrit, kini-kini, notonecta dan
lintah.
9. PANEN DAN PASCA PANEN
Sebelum memanen, terlebih dahulu diperhatikan aspek produksinya, yaitu:
o
Sarana produksi
Pengadaan induk
Benih
Pakan
Pupuk
Obat-obatan
Pestisida
23
Persiapan akuakultur
Penebaran (stocking)
Pemberian pakan
Pengelolaan lingkungan
Kesehatan ikan
Pemantauan ikan
Pemanenan
Subsistem pendukung
Aspek kelembagaan (organisasi perusahaan, asosiasi, koperasi, perebankan, lembaga birokrasi, lembaga
riset, dan pengembngan
24
paling enak digoreng. Karena image masyarakat terhadap produk perikanan masih demikian kompleknya,
maka diperlukan strategi pemasaran yang dapat merubah image tersebut, sehingga kendala pemasaran
produk perikanan dan kelautan dapat diatasi.
1.
Pemasaran adalah proses manajerial yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok dalam
memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka, dengan cara membuat dan mempertukarkan produk dan
nilai dengan pihak lain (Kotler dan Amstrong, 2000; Simamora,2001 : 1). Sedangkan tujuannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan individu maupun organisasi. Pemasaran adalah kegiatan
memasarkan barang atau jasa umumnya kepada masyarakat. Kegiatan pemasaran diawali dari kebutuhan
atau keinginan konsumen. Berdasarkan kebutuhan atau keinginan konsumen, barulah dibuat produk.
Sedangkan kegiatan penjualan, diawali dengan membuat produk, dan dengan gencar berusaha bagaimana
produk tersebut laku dijual. Dalam kegiatan pemasaran dituntut kreatifitas lebih dominan daripada
promosi.
Sedangkan pada kegiatan penjualan, promosi lebih dominan bahkan sampai menipu konsumen, yang
penting produk terjual habis. Kalau kita menerapkan kegiatan pemasaran maka kepuasan konsumen akan
menjadi harapan atau tujuannya. Sebaliknya penjualan, tidak memperhatikan kepuasan konsumen yang
penting barang terjual habis. Jika kita menerapkan kegiatan pemasaran, maka kontinuitas kegiatan akan
terjamin. Tanpa pemasar (marketer) berusaha mencari pembeli untuk membeli barangnya, pembeli akan
datang atau mencari marketer atau produsen.
Merujuk pada norma atau kaidah-kaidah pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab yang
dinyatakan bahwa pengelolaan perikanan adalah proses yang terintegrasi mulai dari pengumpulan
informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pengambilan keputusan, alokasi sumberdaya, formulasi dan
implementasi, disertai dengan pengamanan seperlunya terhadap peraturan yang berlaku demi menjaga
kelangsungan produksi dan pencapaian tujuan pengelolaan lainnya (FAO dalam Martosubroto, 2002).
Pengelolaan perikanan tersebut secara internasional harus mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan
perikanan yang bertanggung jawab (The Code of Conduct Responsible Fisheries/CCRF)
Beberapa aspek pengelolaan yang perlu diperhatikan dilihat dari beberapa aspek adalah biologi dan
lingkungan (keterbatasan sumberdaya, factor lingkungan dan pertimbangan keragaman hayati dan aspek
ekologi lainnya), teknologi (alat penangkapan dan alat Bantu penangkapan, kapal, pasca panen), sosioekonomi, aspek kelembagaan, hukum, jangka waktu dan pendekatan kehati-hatian. Komponen pokok
dalam pengelolaan : data dan informasi (data yang benar dan tepat waktu), kerangka kelembagaan dan
hukum meliputi otoritas pengelolaan (termasuk MCS=Monitoring, Controlling and Surveillance), hukum
yang mendukungnya dan pihak yang berkepentingan (stakeholders). Dengan demikian manajemen
pemasaran produk perikanan yang bertanggung jawab, aspek yang perlu diperhatikan juga sama yaitu
sosial, ekonomi dan ekologi.
2. STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERIKANAN
Strategi pemasaran atau bauran pemasaran (marketing mix) adalah alat perusahaan untuk memperoleh
respon yang diinginkan. Strategi pemasaran adalah salah satu upaya untuk mengoptimalkan proses
pemasaran. Prinsip pemasaran adalah pencapaian tujuan suatu organisasi tergantung pada seberapa
mampu perusahaan/marketer memahami kebutuhan dan keinginan pelanggannya dan memenuhi dengan
cara
yang
lebih
efisien
dan
efektif
dibanding
pesaing.
Berangkat dari prinsip tersebut, seorang pemasar pertama kali harus memusatkan perhatiannya pada
25
pelanggan untuk mencari tahu kebutuhan dan keinginan mereka. Jadi, dalam hal ini kebutuhan dan
keinginan pelanggan menempati titik sentral. Perusahaan atau marketer harus paham betul kebutuhan dan
keinginan pelanggannya. Perlu diingat kembali bahwa pelanggan adalah orang-orang yang berkuasa
untuk memutuskan untuk membeli atau tidak membeli suatu produk. Jadi, pelanggan adalah bagian dari
pasar, karena yang disebut pasar adalah pembeli itu sendiri baik pembeli aktual maupun potensial. Pasar
sangatlah beragam berarti keinginan pembeli juga beragam.
Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang beragam maka perusahaan harus mengelompokkan pasar
terlebih dahulu. Dengan kata lain perusahaan harus menentukan pelanggan sasaran (target customers).
Untuk produk perikanan dan kelautan, target customers ini misalnya untuk anak-anak, orang dewasa,
balita, masyarakat kelas sosial bawah, menengah, atas, dsb. Kedua, perusahaan harus memancing agar
pasar sasaran memberikan respons yang diinginkan oleh perusahaan. Untuk memperoleh respon tersebut
perusahaan harus menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran,
menetapkan harga yang sesuai (tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah) bagi pasar sasaran,
menyediakan produk pada tempat-tempat yang biasanya didatangi pasar sasaran dan melalukan promosi
yang format dan metodenya mengenal pasar sasaran. Alat yang bisa dikontrol oleh perusahaan dan
diarahkan untuk memperoleh respons yang diinginkan dari pasar sasaran yang meliputi produk (product),
harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion) yang disebut 4 P yang dikenal dengan bauran
pemasaran (marketing mix).
Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan oleh individu rumah tangga maupun organisasi
ke dalam pasar untuk diperhatikan, digunakan, dibeli maupun dimiliki.
Harga (Price)
Harga adalah sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memperoleh suatu produk. Untuk menetapkan
sembarang harga adalah mudah. Menentukan harga yang tepat adalah sulit. Harga yang tepat yaitu tidak
terlalu mahal di mata konsumen, masih memeberikan keuntungan bagi perusahaan dan tidak menjadi
kelemahan perusahaan di mata pesaing.
Tempat (Place)
Tempat adalah lokasi dimana konsumen biasanya membeli produk tersebut. Tempat yang dimaksud
dalam bauran pemasaran adalah menyediakan produk kepada konsumen pada tempat yang tepat, kualitas
yang tepat dan jumlah yang tepat. Hal-hal yang perlu direncanakan berkaitan dengan tempat adalah :
Saluran pemasaran
Cakupan pasar
Keanekaragaman produk (assortment)
Lokasi
Manajemen persediaan
Transportasi dan logistic
26
Promosi (Promotion)
Target market adalah bagian pasar yang dijadikan sebagai tujuan pemasaran. Perusahaan dapat
mencapai tujuannya hanya kalau memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dan mampu
memenuhinya dengan cara yang lebih efisien dan efektif dibanding pesaing. Konsekuensinya adalah
perusahaan harus memahami betul siapa pasar sasarannya, sekaligus bagaimana perilaku mereka.
Untuk menemukan target market, ada empat kegiatan yang perlu dilakukan oleh perusahaan yaitu (1)
mengukur dan memperkirakan permintaan; (2) mensegmentasi pasar (market segementation); memilih
pasar sasaran (market tergeting); dan menentukan posisi pasar (market positioning)
PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk dan jasa.
1. Image terhadap produk perikanan (ikan jenis rendah, mahal, alergi, amis, rumit memasaknya,
pengetahuan diversifikasi olahan, dll)
2. Produk perikanan dan kelautan termasuk mudah rusak, sehingga perlu biaya mahal dan perlu
penanganan yang tepat.
3. Resesi ekonomi.
4. Perubahan perilaku konsumen.
5. Perdagangan bebas.
6. Berwawasan lingkungan
9. KASUS-KASUS PEMASARAN
Udang Indonesia dibakar di pasar Uni Eropa, kasus kandungan antibiotic.
Kasus kandungan formalin pada produk perikanan dan kelautan yang sempat menghebohkan dunia
perikanan.
11. EKONOMI AKUAKULTUR
Pemilihan Lokasi
27
Sebagai langkah awal usaha budi daya laut adalah pemilihan lokasi yang tepat. Oleh karena itu,
pemilihan dan penentuan lokasi lahan budi daya laut harus didasarkan pertimbangan ekologis, teknis,
higienis, sosio-ekonomis, dan ketentuan peraturan/ perundang-undangan yang berlaku. pemilihan lokasi
sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan gabungan beberapa faktor yang; dikaji secara
menyeluruh.
Persyaratan teknis
Sesuai dengan sifatnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi perairan, lingkungan bagi kegiatan budi
daya laut dalam karamba jaring apung sangat menentukan keberhasilan usaha. pemilihan lokasi yang baik
harus mempertimbangkan aspek fisika, kimia, dan biologi perairan yang cocok untuk biota laut. Selain
itu, pemilihan lokasi perlu juga mempertimbangkan aspek efisiensi biaya operasional budi daya sehingga
harus memperhatikan aspek kemudahan dalam mendapatkan benih, pakan, pemasaran, dan keamanan.
Teluk atau selat kecil yang terlindung dari ombak dan badai, tetapi memiliki pola pergantian massa air
yang baik, bebas dari pencemaran, terdapat sumber benih dan pakan, mudah dijangkau dan aman, sangat
cocok dijadikan lokasi budi daya laut.
Persyaratan sosiol-ekonomi
Keterjangkauan lokasi. Lokasi budi daya yang dipilih sebaiknya adalah lokasi yang mudah
dijangkau. Umumnya lokasi budi daya relatif berdekatan dengan rumah tempat tinggal agar
lebih mudah dalam pemeliharaan.
b)
Tenaga kerja. Tenaga kerja sebaiknya dipilih yang bertempat tinggal berdekatan dengan lokasi
budi daya, terutama pembudidaya atau nelayan lokal. Upaya tersebut dilakukan untuk
menghemat biaya produksi dan sekaligus membuka peluang atau kesempatan kerja.
c)
Sarana dan prasarana. Lokasi budi daya sebaiknya berdekatan dengan sarana dan prasarana
perhubungan yang memadai untuk mempermudah dalam pengangkutan bahan, benih, hasil
panen, dan pemasarannya.
d)
Persyaratan nonteknis
Persyaratan nonteknis yang perlu diperhatikan :
a)
Keterlindungan. Untuk menghindari kerusakan fisik sarana budi daya dan biota laut,
diperlukan lokasi yang terlindung dari pengaruh angin dan gelombang yang besar. Lokasi
yang terlindung biasanya didapatkan di perairan teluk atau perairan yang terlindung atau
terhalang oleh pulau di depannya.
b)
Keamanan lokasi. Masalah pencurian dan sabotase mungkin saja dapat terjadi pada lokasi
tertentu sehingga upaya pengamanan, baik secara perorangan maupun kelompok harus
dilakukan. Sebaiknya dilakukan upaya pendekatan dan hubungan yang baik dengan
masyarakat sekitar lokasi budi daya.
28
c)
DAFTAR PUSTAKA
Khairul Amri dan Toguan Sihombing, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Rohadi, D.S, 1996. Pengaruh Berbagai Waktu Awal Kejutan Panas Terhadap Persentase Larva Diploid
Mitoandrogenetik Ikan Mas (Cyprinus carpio L). Universitas Padjadjaran, Fakultas Pertanian, Jurusan
Perikanan, Jatinangor, Bandung
Daftar Pustaka Tambahan :
Arai, K. dan N.P. Wilkins. 1987. Triplidization of brown trout (Salmon trutta) bay heat shock.
Aquaculture, 64 : 97 103.
Arifin, O.Z. 1994. Pengaruh lama Radiasi sinar ultra violet terhadap keberhasilan androgenetis ikan mas
majalaya (Cyprinus carpio L). Skripsi Fakultas Pertanian Unida, Bogor (Tidak dipublikasikan, 40 hal).
Carman, O. 1990. Ploidy manipulation in some warm water fish. Thesis, Sumited in Partial Fulfiment of
Requirements for Degree of Master in Fisheries Science at The Tokyo University of Fisheries, 87 hal.
Cherfas, N.B. 1981. Ginogenesis in fishes. Dalam V.S. Khirpichnikov (ed:) : Genetic bases of fish
selection. Springer, Verlag, Berlin, Heidelberg, New York. Hal 223 273.
Chourout, D. 1984. Pressure induced retention of second polar body by suppression of first cleavage in
rainbow trout; Production of all-triploid all tetraploid, and heterozygous gynogenetic. Aquaculture, 26;
111 126.
Eddy, M. 1994. Pengaruh lama kejutan panas terhadap androgenesis pada ikan mas (Cyprinus carpio L).
Skripsi. Fakultas Pertanian, Unida Bogor. (Tidak dipublikasikan).
Hardjamulia, A. 1979. Budidaya Perikanan. Budidaya ikan mas (Cyprinus carpio L), ikan tawes (Puntius
javanicus), ikan nilem (Osteochilus hasselti). SUPM Bogor. Badan Pendidikan dan Latihan Penyuluhan
Perikanan, Depatemen Pertanian, hal 1 7.
Direktorat Jenderal Perikanan, 1988. Status dan Permasalahan pembenihan ikan dan udang di Indonesia.
Seminar Nasional Pembenihan Ikan dan Udang 5 6 Juli Direktorat Bina Produksi, Jakarta. 18 hal.
29
Donalson, E. M, U.H.M Fagerlund., DA. Hggs dan J.R Mc Bride 1978. Hormonal enchament of growt.
Dalam W.S. Hoar, D.J. Randal dan J.R. Bret (ed.). Fish Physiology Vol. VIII. Academic Press, Newyork
456 597
Hamid, A.R. 1991. Pemberian Metiltestosteron Di dalam Proses Diferensiasi Kelamin Ikan Mas
(Cyprinus carpio L) Hasil Ginogenesis. Universitas Padjadjaran, Fakultas Perikanan, Jurusan Perikanan,
Bandung.
Hunter. G.A. E.M. Donalson. J. Stoss dan I. Baker, 1983. Production of monosex female groups of
chinoox salmon (Onchorhynchus ishawytscha) by the fertilization of normal ova with sperm from sexreversed female. Jour. Aquac., 33 : 355 364
Martin, C.R. 1979. Texbook of endocrine physiology. City University of Newyork City. 561 hal.
30