Anda di halaman 1dari 23

SEMINAR PROPOSAL

PERAN PENTING KECERDASAN


EMOSI PADA KONSELI DENGAN
GANGGUAN LOSS AND GRIEF DI
KLINIK FISIOTERAPI STIKES CIREBON

Muhammad Najih Mabruk


14123641403

Latar Belakang
Loss (kehilangan) adalah keadaan individu berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada kemudian menjadi
tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Iyus
Yoseph,2009:179)
Grief adalah respon emosi yang diekspresikan ketika
seseorang mengalami suatu kehilangan yang kemudian
dimanifestasikan dalam bentuk perasaan sedih, gelisah,
cemas, sesak nafas, susah tidur dan lain sebagainya
(Suseno:2004)

Penulis menemukan 2 kasus kehilangan dan


berduka:
Konseli I: Ibunya meninggal dunia
Konseli II : Anaknya meninggal dunia
Manifestasi konseli I atas kehilangan:
1. Sedih
2. Menutup diri
3. Melamun
4. Berbicara sendiri
5. Kurang mandiri

Manifestasi konseli II

1.
2.
3.
4.
5.

Sedih
Kurang fokus
Marah
Menyesal
Susah tidur

Fase-fase berduka meliputi pengingkaran,


marah,
tawar
menawar,
depresi
dan
penerimaan (Kubler Ros:1969)

Berduka sebenarnya suatu respon normal


yang dialami oleh siapapun individu yang
mengalami kejadian kehilangan (NANDA)
Namun akan sangat mengganggu ketika
fase-fase di atas tidak terselesaikan

Banyak hal yang akan membantu individu atau konseli


untuk bisa melewati fase-fase tersebut selain dukungan
lingkungan sekitar, penting juga kemampuan psikologis
dalam diri individu, salah satunya adalah kecerdasan
emosi
Kecerdasan emosi adalah Himpunan dari kecerdasan
sosial yang melibatkan kemampuan memantau
perasaaan sosial yang melibatkan kemampuan pada
orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan
informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan
(Shapiro,1998:8).

Bar on pada tahun 1992 mendefinisikan kecerdasan


emosi sebagai serangkaian kemampuan pribadi,
emosi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan
dan tekanan lingkungan (Goleman,2000:180).

Realitas yang penulis temukan menunjukan masih


rendahnya kecerdasan emosi pada diri konseli
dalam mengatasi fase-fase loss dan grief.

PERAN PENTING KECERDASAN


EMOSI PADA KONSELI DENGAN
GANGGUAN LOSS AND GRIEF

Rumusan Masalah
Bagaimana peran penting
kecerdasan emosi pada konseli
dengan gangguan loss and grief?

Tujuan penelitian
Mengetahui bagaimana peran penting
kecerdasan emosi pada konseli dengan
gangguan loss and grief (kehilangan dan
berduka) di klinik fisioterapi Stikes Cirebon.

Manfaat penelitian
a. Teoritis : Menambah wawasan bagi civitas akademik
IAIN.
b. Praktis : penelitian ini berguna untuk:
1. Sebagai dasar bagi konselor atau pembimbing untuk
mengatasi konseli gangguan loss and grief
2. Hasil penelitian bisa disosialisasikan ke
sekolah/rumah sakit sebagi acuan dalam penanganan
siswa atau pasien dengan ganggua nloss and grief
3. Masyarakat luas untuk dapat mengatasi loss and grief
ketika menimpa mereka

Penelitian Terdahulu
1. Intan Cahya Sari, Judul : Grief Pada Remaja Putra Karena
Orang Tuanya Meninggal.
2. Adeke Dini Fahransa, 2008, Judul : Grief Pada Ayah Yang
Anaknya Meninggal Mendadak
3. Adina Fitria S., 2013, Judul: Grief pada remaja akibat
kematian orang tua secara mendadak

Kerangka Teori
Kehilangan adalah suatu keadaan Individu berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi
tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Iyus
Yosep,2009:179)
Grief (berduka) adalah suatu reaksi yang diakibatkan oleh
bereavment (suatu kondisi emosional yang penuh dengan
kesedihan dan tekanan karena kematian) (kail dkk:2000).
Kehilangan dan Grief merupakan hal yang integral dalam
kehidupan

Tahapan pada grief


1.
2.
3.
4.

Denial of loss
Realizatin of loss
Feeling of abandonment , alarm, and anxiety
Despair, crying, phisical numbnees, mental
confusion. Indecivinees
5. Restlessnees (a product of anxiety), insomnia,
loss of appetite, irritability, loss of self control,
wondering mind

6. Pining (The phisical pain and agony of grieving) and


search for some token remembrance of the lost love object
7. Anger.
8. Guilt
9. Feeling of loss of self or total emptinees
10. Longing(The dull ache that wont go away event with
other)
11. Identification with onea lost partner by asuming some
of her trait, attitudes or mannerism
12. Profound depression
13. Pathological aspect, such as minor acehs and ailments
and marked tendency toword hypochondria. Dst....

Perlu adanya banyak dukungan untuk dapat melewati fasefase tersebut baik dari lingkungan ataupun dari dalam diri
dan salah satunya adalah kecerdasan emosi
Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional
adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan
emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life
with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its
expression) melalui keterampilan kesadaran diri,
pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan
sosial.

Dan yang dimaksud kecerdasan emosi dalam penelitian ini


adalah kemampuan konseli untuk mengenali emosi diri,
mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri pada saat
konseli mengalami kejadian yang sangat membuatnya
terpukul yakni kehilangan orang yang dicintai dan berduka
akan hal itu agar dapat melalui tahap demi tahap dari fase
yang timbul akibat grief

Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode Kualitatif
Deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam (Moleong,
2013:4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
prilaku yang dapat diamati.

Sumber Data
Sumber data primer, yakni data mengenai subject penelitian dalam hal ini
adalah:
1. Konseli pada klinik fisioterapi stikes cirebon yang mengalami loss dan grief
(kehilangan berduka)
2. Keluarga konseli
3. Dan tetangga konseli yang mengetahui dan menyaksikan sikap konseli
dalam keseharian
4. Teman-teman konseli
5. Pemikiran dan karya para tokoh yang membahas tentang loss and grief
ataupun kecerdasan emosi.
Sumber data skunder yakni 1. sumber data lain yang relevan dengan tema
bahasan yang digunakan sebagai rujukan dalam penyusunan penelitian ini. 2)
Karya lain yang mendukung dan relevan dengan penelitian.

Tehnik Pengumpulan Data


1. Wawancara
2.Observasi
3. Dokumentasi
Pengolahan Data
1. Reduksi data
2. Penyajian data
3. Menarik kesimpulan

SISTEMATIKA PENELITIAN
BAB I : LATAR BELAKANG
BAB II : KEHIDUPAN SEHARI-HARI KONSELI
BAB III : TINJAUAN PUSTAKA
BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS

Rencana Waktu Penelitian


1 Januari sampai 1 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai