Anda di halaman 1dari 4

TEATER

INDONESIA BARU

Oleh :
AFANIN HUSNA (01)
AMIRAH IBTISAMAH F. H. (03)
ARTIARA EGITA (05)
DEA GRABILLA SLARASATI (07)
GEMILANG SURYANTARA (11)
SALSALIA SISKA AZIZAH (29)
HEDIANTI DELIANA (12)
ILHAM PUTRA ALAM (13)
ZEVANYA ISRAELLIANA A. (34)
JUANG ANGGER PAMUNGKAS (15)
MOCH. ALWAN SAMPURNO (19)
MUHAMMAD AMIN (21)
MUHAMMAD ARDIAN A.B. (22)
NADEYA ANGGRAENI M (24)
RAFIKA MINATI DEVI (26)
ROSADHA FADHILLAH (27)
SARASWATI KUNTUM WIDURI (31)
ZHARFAN HAMZAH (35)

XII IPA 3
SMAN 15 SURABAYA
2016

SINOPSIS
Indonesia adalah negara yang kaya raya. Namun sayangnya,
kekayaan tersebut justru banyak dinikmati oleh perusahaan asing
dan juga para penguasa yang mencari keuntungan. Hal tersebut
membuat keadaan Indonesia tidak mengalami kemajuan, yang
terjadi justru mengalami kemunduran demi kemunduran karena
muncul nya berbagai permasalahan yang tak kunjung usai. Mulai
dari ekonomi, pendidikan, budaya, hukum, politik, dan lain
sebagainya. Berbagai elemen masyarakat pun mulai mengeluhkan
permasalahannya.
Penjual sayur, ia mengeluh dagangannya semakin sepi.
Banyak orang lebih membeli di pasar modern daripada pasar
tradisional di daerahnya, sehingga mematikan pedagang kecil.
Pelajar pun juga mengeluh, ia selama ini diberi beban tugas
yang luar biasa banyak dan rumit dari berbagai mata pelajaran yang
tidak ia minati. Belum lagi serangan ulangan yang bertubi-tubi dan
les yang membuat ia tidak sempat mengembangkan minat dan
bakatnya.
Ibu Rumah Tangga pun juga mengeluh, akhir-akhir ini si suami
tidak pernah mengurusi rumah, karena yang diurus hanyalah
bagaimana cara dapat uang yang banyak karena harga kebutuhan
pokok semakin mahal. Ditambah lagi kabar rupiah yang semakin
melemah karena lama tidak diberi obat kuat. Ia juga mengeluh
tentang anaknya yang dirasa kurang pintar tidak diberi perhatian,
yang diberi perhatian hanyalah yang pintar-pintar saja, sehingga ia
khawatir anaknya kelak tidak bisa apa-apa dan hanya bisa diternak.
Si Penari pun juga bingung, ia berkali-kali mengajak temannya
untuk menari tradisional sebagai wujud pelestarian budaya negara.
Tapi sayang, teman-temannya lebih memilih budaya luar negeri
untuk ditiru. Namun ketika budaya negaranya diambil orang lain,
teman-teman sekitarnya malah marah.
Pencuri mangga pun juga mengalami nasib yang sama. Ia
mengalami nasib yang buruk karena tertangkap mencuri mangga
dan dilaporkan ke polisi. Ia pun terkena hukuman 5 tahun penjara.
Namun di sisi lain, ia melihat ada banyak sekali pejabat yang
mencuri uang milyaran bahkan triliyunan tapi juga dihukum sama, 5
tahun penjara. Bahkan penjara para pejabat itu lebih nyaman, ada
AC, TV, sofa. Sehingga pantas saja semakin banyak para pejabat yg
rakus, karena dirawat dengan baik. Ia bingung, kira-kira apa saja
yang sudah dikerjakan oleh para pejabat di negaranya ?
Tiba-tiba muncullah sosok pemimpin yang merayap untuk
mengambil benda yang diingankannya dengan susah payah, yakni
jabatan dan uang. Ketika ia berhasil mendapatkannya, ia celingukan
untuk memastikan tidak ada yang tahu, terutama rakyatnya.
Perlahan ia menikmati jabatannya, hingga ia menikmati uang yang
ada di dekatnya. Saking banyak nya uang yang ia ambil, ia mati
tercekik karena lehernya terlilit oleh banyaknya uang.

Muncullah
sosok
pemimpin
yang
selainnya,
yang
menunjukkan bahwa pemimpin yang mati tercekik itu adalah busuk
dan tak layak untuk dikatakan pemimpin. Ia mengatakan bahwa
orang yang layak jadi pemimpin adalah yang berani dan
bertanggung jawab seperti dirinya, ia berjanji bahwa janjinya
bukanlah janji yang basi karena disertai dengan aksi, ia menyuruh
para rakyat untuk memilih dirinya.
Serentak para rakyat datang untuk mendukung pemimpin
tersebut dengan bersemangat menyebut namanya berkali-kali. Si
pemimpin pun merasa senang, namun ia merasa tidak nyaman akan
kehadiran rakyatnya yang bau kecut. Ia menganggap bahwa
kehadiran rakyatnya hanya bisa mengganggu kenyamanannya. Ia
bahkan menghina rakyatnya dengan kata-kata yang kasar.
Para rakyatnya pun tak tinggal diam, mereka langsung
membalas ejekannya. Mereka kecewa dengan pemimpin yang
dipilihnya, ternyata sama saja dengan pemimpin lain yang mengejar
harta dan tahta, bukan melayani rakyatnya dengan baik. Mereka
merasakan krisis pemimpin untuk memimpin negeri ini. Si penghuni
penjara pun langsung memukul pemimpin tersebut hingga mati.
Terdengar suara teriakan rakyat yang melengking. Ia bingung
di mana tempat keberadannya sekarang. Dimana-mana ia hanya
bisa melihat kerusakan demi kerusakan. Ia mengatakan ada
selembar kertas berangka yang membuat semua orang mengejar
mati-matian demi mendapatkannya, bahkan bisa dianggap menjadi
tuhan orang-orang di sekitarnya. Ia berteriak, ia ingin Indonesia
yang baru.
Tiba-tiba terdengar suara minta tolong seorang wanita. Ia
meminta tolong kepada orang-orang di sekitarnya untuk
membantunya dalam proses melahirkan. Semua orang di sekitarnya
menolongnya. Wanita tersebut dengan susah payah dan sekuat
tenaga mengeluarkan isi kandungannya, kucuran keringat pun mulai
terlihat di sekujur tubuhnya. Perlahan isi kandungan wanita tersebut
mulai keluar. Dan tanpa diduga, yang keluar bukanlah seorang bayi,
melainkan sebuah bendera indonesia. Indonesia yang baru, yang
lahir berkat perjuangan dan jerih payah orang yang benar-benar
murni memperjuangkannya.
PARA PEMAIN DAN TIM PRODUKSI
o
o
o
o
o
o
o
o
o

PEMAIN :
SALSALIA SISKA A. sebagai Penari
ZEVANYA I. sebagai Wanita Warga Wegara
SARASWATI K. sebagai Pedagang Sayur
JUANG ANGGER P. sebagai Pemimpin I (teatrikal)
ILHAM PUTRA A. sebagai Pemimpin II
ARTIARA EGITA sebagai Pelajar
MOCH. ALWAN S. sebagai Narapidana
HEDIANTI D. sebagai Ibu Rumah Tangga
DEA GRABILLA S. sebagai Wanita Melahirkan

Sebagai sosok pelempar uang : AFANIN H, ROSADHA F, RAFIKA M.D,

O
o
o
o

TIM PRODUKSI:
Sutradara : MUHAMMAD AMIN
Musik : GEMILANG SURYANTARA, ZHARFAN HAMZAH
Lighting : MUHAMMAD ARDIAN A.B.
Perlengkapan : NADEYA ANGGRAENI M, AMIRAH IBTISAMAH FH.

Anda mungkin juga menyukai