Anda di halaman 1dari 24

Ifantri Pramana

PENDAHULUAN
BAB 1

Infeksi sekunder Napkin Eczema pengaruhi


pertumbuhan pada anak dan morbiditas pada orang
dewasa yang terkena

Pengetahuan,
penatalaksanaan,
pencegahan Napkin Eczema

perlu dipahami

TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2

Definisi Dermatitis Popok

Sinonim
Napkin Eczema,
eksim popok,
napkin dermatitis,
diaper dermatitis,
diaper rash,
nappy rash

Etiologi
Multifaktorial
4. Faktor Nutrisi
5. Zat kimiawi

Panas

1. Kelembaban dan gesekan


2. Urin dan Feses
3. Mikroorganisme

Epidemiologi
Amerika Serikat35%
Italy prevalensi Napkin eczema 15,2%, insidensi

puncak 19,4% pada usia 3-6 bulan


Kuwait, napkin eczema muncul pada 4% kasus pediatrik
dermatologi.
Indonesia, rumah sakit rujukan di Jakarta angka
kejadian napkin eczema 26,3%.4

Patofisiologi

Manifestasi Klinis

Napkin Rash

Napkin rash
dengan infeksi
candida sp.

infeksi sekunder
oleh bakteri

Infeksi sekunder lain:


Skabies
Virus coxsakie, virus
herpes

Penegakkan Diagnosis

Diagnosis Banding
1. Penyakit Letterer-siwe

hisiositosis sel Langerhans


Eczema berat merah/oranye atau kuning/coklat papul dan
skuama, erosi atau petekie pada paha, area intertriginous, dan
kulit kepala
(+) Manifestasi sistemik

Akrodermatitis

Enteropatika
genetik autosomal resesif
kelainan metabolisme
malabsorbsi dan defisiensi
zinc.
Lesi plak, krusta, bersisik
pada daerah popok dan
juga perioral (+) alopecia
dan paronikia.

3. Psoriasis inversa
Psoriasis Penyakit kronik dan residif (+) bercakbercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang
kasar, berlapis-lapis dan transparan.

4. Eritrasma
Radang kronik stratum korneum (+) Corynebacterium
minitussismum
eritema dan skuama halus terutama di daerah ketiak dan
lipat paha
pemeriksaan dengan lampu wood dijumpai fluoresensi
merah (coral red)

Penatalaksanaan
Non farmakologi
Sering ganti popok, gunakan pelembab
Popok sekali pakai (highly absorbent)

Farmakologi
Ringan: Krim zinc oxide / pantenol 2 x 1

minggu, salep hidrokortison 1-2,5%) dipakai 2


kali sehari selama 3-7 hari.

Infeksi kandida:

antifungal nistatin sistemik 1 x sehari selama 7 hari


derivate azol topical kombinasi dengan zinc oxide diberikan 2 kali
sehari selama 7 hari

Edukasi

Menjaga higienitas
Ganti popok
Popok sekali pakai

Rencana tindak lanjut

gejala (-) hilang setelah terapi 1 minggu:


Pengobatan dapat diulang 7 hari lagi
Pertimbangkan untuk pemeriksaan ulang KOH dan Gram

Kriteria Rujuk

Bila keluhan tidak membaik setelah pengobatan standar selama 2

minggu.

KESIMPULAN
BAB 3

Kesimpulan
Napkin Eczema / dermatitis popok peradangan pada

kulit kontak dengan popok, terbatas pada daerah lipatan


yang disebabkan oleh reaksi setelah kontak lama dengan
urin dan feses, diperberatgesekan dan maserasi, sisa
sabun dan preparat topical yang dioleskan pada kulit
Manifestasi klinis eritema akut berbatas tegas pada
area kulit yang berkontak dengan popok (+) rasa gatal.
Tanda klinis ini muncul selama 3-12 minggu. Infeksi
sekunder yang paling sering terjadi jamur & bakteri

Penatalaksanaan farmakologiPreparat protektif zinc dan

kortikostreroid potensi lemah, non farmakologi ganti popok,


popok sekali pakai. Edukasi jaga higienitas, sering ganti popok.

Prognosis
Umumnya bonam dan dapat sembuh tanpa komplikasi

Daftar Pustaka
Menteri Kesehatan RI. Paduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas

Pelayanan Kesehatan Primer. 2014


Server S, Tugba KU. Diaper Dermatitis (Napkin Dermatitis, Nappy Rash). J
Turk Acad Dermatology. 2010.1-4.
Rania D, Antoine AK. Diaper Rash. [internet] 2016. [14 jan 2016]. available
at : http://emedicine.medscape.com/article/801222-overview
Dorland, W. 2011.Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 28. 2011. Jakarta:
EGC.494
Diaper Dermatitis (Napkin Dermatitis). Chapter 20. Principles of Pediatric
Dermatology. [internet] [14 Jan 2016]; available at :
http://www.drmhijazy.com/english/ebook.html
Adhi D, Mocthtar H, Siti A, ed. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6.
Jakarta: FKUI. 2010.
Merril, L. 2015. Prevention, Treatment and Parent Education for Diaper
Dermatitis. [internet] [14 Jan 2016]; available at :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26264797 .

Anda mungkin juga menyukai