TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Bronkitis
adalah
suatu
infeksi
saluran
pernafasan
yang
Rhinovirus,
RSV,
virus
influenza,
virus
parainfluenza,
dikaitkan
dengan
Mycoplasma
pneumonia,
Bordetella
umun
individu
yang
terserang
bronchopneumonia
reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang
menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.
Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri,
jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M.
Nettiria, 2001 : 682) antara lain:
1. Bakteri
2. Virus
: Legionella pneumoniae
3. Jamur
C. PATHOFISIOLOGI
Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas
bagian atas yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophillus
influenzae atau karena aspirasi makanan dan minuman.
PATHWAY
Bakteri Stafilokokus aureus
Bakteri Haemofilus influezae
Kuman berlebih di
bronkus
Kuman terbawa di
saluran pencernaan
Proses peradangan
Infeksi saluran
pencernaan
Akumulasi sekret
di bronkus
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
Peningkatan flora
normal dalam usus
Mukus bronkus
meningkat
Peningkatan
peristaltik usus
Malabsorbrsi
Anoreksia
Intake kurang
Dilatasi
pembuluh darah
Peningkatan suhu
Eksudat plasma
masuk alveoli
Septikimia
Gangguan difusi
dalam plasma
Gangguan
pertukaran gas
Edema antara
kaplier dan
alveoli
Iritasi PMN
eritrosit pecah
Peningkatan
metabolisme
Edema paru
Evaporasi
meningkat
Pengerasan
dinding paru
Diare
Penurunan
compliance paru
Gangguan
keseimbangan
cairan dan eletrolit
Suplai O2
menurun
Hipoksia
Hiperventilasi
Dispneu
Retraksi dada /
nafas cuping
hidung
Metabolisme
anaeraob meningkat
Akumulasi asam
laktat
Fatigue
Gangguan pola
nafas
Intoleransi
aktivitas
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut NANDA NIC-NOC 2013
Tanda dan gejala pada bronkitis akut :
1. Batuk
2. Terdengar ronchi
3. Suara yang berat dan kasar
4. Wheezing
5. Menghilang dalam 10-14 hari
6. Demam
7. Produksdi sputum
Tanda dan gejala pada bronkitis kronis :
1.
2.
3.
4.
Demam tinggi
5.
6.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan
cara:
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah
Pada
kasus
bronchopneumonia
oleh bakteri
akan
terjadi
Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang
spontan dan dalam. Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis
dan untuk kultur serta tes sensitifitas untuk mendeteksi agen
infeksius. (Barbara C, Long, 1996 : 435)
2. Pemeriksaan Radiologi
Rontgenogram Thoraks
Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada
infeksi pneumokokal atau klebsiella. Infiltrat multiple seringkali
Laringoskopi/
bronkoskopi
untuk
G. FOKUS INTERVENSI
1. DP : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi
trakeobronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum
Tujuan :
-
Intervensi :
a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas. Misalnya:
mengi, krekels dan ronki.
Rasional: Bersihan jalan
Hidrasi
menurunkan
kekentalan
sekret
dan
mempermudah pengeluaran.
2. DP : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran alveolus kapiler, gangguan kapasitas pembawa oksigen
darah, gangguan pengiriman oksigen.
Tujuan :
-
Intervensi :
:Demam
tinggi
sangat
meningkatkan
kebutuhan
:Tindakan
ini
meningkatkan
inspirasi
maksimal,
Intervensi :
a. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.
Rasional :Kecepatan biasanya meningkat, dispnea, dan terjadi
peningkatan kerja nafas, kedalaman bervariasi, ekspansi
dada terbatas.
b. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas adventisius.
Rasional :Bunyi nafas menurun/ tidak ada bila jalan nafas terdapat
obstruksi kecil.
c. Tinggikan kepala dan bentu mengubah posisi.
Rasional :Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan
memudahkan pernafasan.
d. Observasi pola batuk dan karakter sekret.
Rasional
:Batuk
biasanya
mengeluarkan
sputum
dan
Intervensi :
a. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual/ muntah.
Rasional :Pilihan intervensi tergantung pada penyebab masalah
b. Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering
mungkin, bantu kebersihan mulut.
Rasional :Menghilangkan bahaya, rasa, bau,dari lingkungan pasien
dan dapat menurunkan mual
c. Jadwalkan pengobatan pernafasan sedikitnya 1 jam sebelum
makan.
Rasional :Menurunkan efek mual yang berhubungan dengan
pengobatan ini
d. Auskultasi bunyi usus, observasi/ palpasi distensi abdomen.
responterhadap terapi
6. DP : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen
untuk aktifitas hidup sehari-hari.
Tujuan : Peningkatan toleransi terhadap aktifitas.
Intervensi :
a. Evakuasi respon pasien terhadap aktivitas.
Rasional
:Menetapkan
kemampuan/
kebutuhan
pasien
dan
:Menurunkan
stres
meningkatkan istirahat
dan
rangsangan
berlebihan,
DAFTAR PUSTAKA