Pembimbing :
Disusun Oleh :
VICKY LUMALESSIL
406151039
: Vicky Lumalessil
NIM
: 406151039
Tanda Tangan:
I.
Identitas Pasien
Nama
: Ny. SNL
Umur
: 34 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
Alamat
: Cileungsi, ciawi
II.
Pemeriksa
: Vicky Lumalessil
Moderator
Anamnesis
a) Anamnesis tanggal : 3 Februari 2016 pukul 11.00 WIB
b) Keluhan Utama
c) Keluhan Tambahan : Mata kiri terasa sakit, dan terasa panas 2 bulan, silau.
d) Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke poli mata RSUD Ciawi diantar oleh
keluarga dengan keluhan utama mata kiri merah sejak 2 bulan SMRS. Mata merah
dirasakan terus menerus, dan makin berat sejak 1 minggu terakhir, sebelum
timbul mata merah, pasien mengalami demam selama 15 hari terlebih dahulu.
Selain itu pasien juga mengeluh adanya rasa sakit dan panas, serta silau jika
terkena cahaya pada mata kirinya. Pasien mengeluhkan bibirnya yang tertarik
kearah kiri mengikuti mata kiri yang sakit. Keluhan mata gatal, berair, belekan,
pusing, dan melihat pelangi disangkal. Pasien juga menyangkal rasa pusing, mual
dan muntah. Penglihatan berkurang pada malam hari, lapang pandang yang
menyempit juga disangkal.
Tidak ada keluarga yang memilki penyakit dengan keluhan yang sama dengan
pasien.
Riwayat kencing manis, darah tinggi, asma dan alergi pada keluarga disangkal.
III.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
a) Keadaan Umum
b) Kesadaran
: Compos mentis
c) Tekanan darah
: 110 / 80 mmHg
d) Frekuensi nadi
: Afebris
IV.
Pemeriksaan Sistem
a) Kepala
a. Mulut : Ada karies dentis , tonsila palatina T1-T1, lidah tidak kotor
b. Telinga : Normotia, sekret , pendengaran baik, KGB pre & retro
aurikular
normal
c. Hidung : Bentuk normal, septum deviasi , sekret
b) Leher
c) Thorax
a. Paru
rhonki (-/-)
b. Jantung
d) Abdomen : Flat, supel, bising usus +, nyeri tekan e) Ekstremitas : edema , akral hangat +, sianosis -
V.
Pemeriksaan Oftalmologis :
Keterangan
1. Visus
Axis visus
Koreksi
Addisi
Distansia pupil
OD
OS
Kacamata lama
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
Hitam
Normal
Hitam
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
Simetris
Tidak dilakukan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
Simetris
Tidak dilakukan
Tidak hiperemis
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Hiperemis
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
ada
ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Putih
Tidak ikterik
Putih
Tidak ikterik
6. Konjungtiva bulbi
Sekret
Injeksi Konjungtiva
Injeksi Siliar
Perdarahan Subkonjungtiva
Pterigium
Pingekuela
Nevus pigmentosa
Kista dermoid
7. Sklera
Warna
Ikterik
Nyeri tekan
Scleral bulging
8. Kornea
Kejernihan
Permukaan
Ukuran
Sensibilitas
Infiltrat
Keratik presipitat
Sikatrik
Ulkus
Perforasi
Arcus senilis
Edema
Test placida
Keruh
Rata
10 mm
Baik
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak dilakukan
Jernih
Rata
10 mm
Baik
ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak dilakukan
Dalam
Jernih
Tidak ada
Tidak ada
Tidak dilakukan
Dalam
Jernih
Tidak ada
Tidak ada
Tidak dilakukan
Kecoklatan
Regular
Tidak ada
Tidak ada
Kecoklatan
Regular
Tidak ada
Tidak ada
Di tengah
Bulat, regular
3 mm
+
+
Di tengah
Bulat, regular
3 mm
+
+
Jernih
Di tengah
Negatif
Jernih
Di tengah
Negatif
10. Iris
Warna
Kripta
Sinekia
Koloboma
11. Pupil
Letak
Bentuk
Ukuran
Refleks cahaya langsung
Refleks
cahaya
tidak
langsung
12. Lensa
Kejernihan
Letak
Shadow test
13. Badan kaca
Kejernihan
14. Fundus okuli
Papil N II
Tidak ada
Tidak ada
Tidak dilakukan
Tidak ada
ada
Tidak dilakukan
Batas
Warna
Ekskavasio
A/V Ratio
C/D Ratio
Makula Lutea
Edem
Retina
Sheating
Hard Eksudat
Perdarahan
Sikatriks
Ablasio
15. Palpasi
Nyeri tekan
Massa tumor
Tensi okuli
Tonometri Schiotz
16. Kampus visi
Test konfrontasi
Tegas
Kuning
Tidak ada
2/3
0,3
Tegas
Kuning
Tidak ada
2/3
0,3
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
N
Tidak dilakukan
Tidak ada
Tidak ada
N
Tidak dilakukan
Normal
Normal
VI.
Resume
Telah diperiksa pasien perempuan berusia 34 tahun dengan keluhan utama mata kiri
merah sejak 2 bulan SMRS. Selain itu pasien juga mengeluh mata kirinya sakit dan
juga terasa panas.
Riwayat HT (-), DM (-), aleri (-), asma (-).
Pemeriksaan fisik sistem lain dalam batas normal.
Pada pemeriksaan ophtalmologis :
OD
OS
Visus
6/7,5 PH: -
6/15 PH: -
(-)
Ada
Injeksi Siliar
(-)
Ada
Scleral Bulging
(-)
Ada
Infiltrat
(-)
Ada
Pemeriksaan Penunjang :
- Pemeriksaan darah lengkap dan LED
- Faktor rheumatoid dalam serum
- Serum asam urat
- Kerokan kornea-usapan Giemsa, Sabaroud, KOH, Gram
VII. Diagnosis
Diagnosis kerja
Diagnosis banding
: Sclero Keratitis OS
: Keratokonjungtivitis, uveitis anterior
VIII. Penatalaksanaan
Non-medika Mentosa
- Pemeriksaan rutin pada dokter spesialis mata setiap 1 bulan
Medika Mentosa
- Prednisolone ED 6 gtt 1
-
KIE
-
IX.
Prognosis
OD
OS
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam
Bonam
dubia ad Bonam
dubia ad Bonam
Bonam
dubia ad Bonam
dubia ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Keratitis Sklerotikans (Sklerokeratitis)
Keadaan dimana terjadi peradangan sklera dan kornea, biasanya unilateral, disertai dengan
infiltrasi sel radang menahun pada sebagian sklera dan kornea. Keratitis sklerotikans akan
memberi gejala berupa kekeruhan kornea lokal berbentuk segi tiga dengan puncak mengarah
ke kornea bagian sentral. Apabila proses peradangan berulang,
kekeruhan dapat
mengenai seluruh kornea. Perkembangan kekeruhan kornea ini biasanya terjadi akibat proses
yang berulang-ulang yang selalu memberikan sisa-sisa baru sehungga defek makin luas
bahkan dapat mengenai seluruh kornea.1, 2, 3
Etiologi
1. Autoimun3,4
Penyakit jaringan ikat dan kondisi peradangan lainnya, antara lain:
Rheumatoid arthritis
Ankylosing spondylitis
Gouty arthritis
Sjgren syndrome
Tuberkulosis
Sifilis
Sarkoidosis
Toksoplasmosis
Herpes simpleks
Herpes zoster
Infeksi Pseudomonas
Infeksi Streptokokus
Infeksi Stafilokokus
Diagnosa
Pemeriksaan fisik
Secara Subjektif, penderita mengeluh sakit, fotofobia tetapi tidak ada sekret. Secara objektif,
kekeruhan kornea yang terlokalisasi dan berbatas tegas, unilateral, kornea terlihat putih
menyerupai sklera, serta dapat disertai iritis non granulomatosa.
Seperti semua keluhan pada mata, pemeriksaan diawali dengan pemeriksaan tajam
penglihatan.
Pemeriksaan umum pada kulit, sendi, jantung dan paru paru dapat dilakukan apabila
dicurigai adanya penyakit sistemik.4,5,6
Pemeriksaan Sklera1-4
Sklera tampak difus, merah kebiru biruan dan setelah beberapa peradangan, akan
terlihat daerah penipisan sklera dan menimbulkan uvea gelap.
Area berwarna hitam, abuabu, atau coklat yang dikelilingi oleh peradangan aktif
menandakan proses nekrosis. Apabila proses berlanjut, maka area tersebut akan
menjadi avaskular dan menghasilkan sequestrum berwarna putih di tengah, dan di
kelilingi oleh lingkaran berwarna hitam atau coklat gelap
Pada skleritis, kongesti maksimum terdapat dalam jaringan episkleral bagian dalam
dan beberapa pada jaringan episkleral superfisial. Sudut posterior dan anterior dari
sinar slit lamp terdorong maju karena adanya edema pada sklera dan episklera.
Pemberian topikal 2.5% atau 10% phenylephrine hanya akan menandai jaringan
episklera superfisial, tidak sampai bagian dalam dari jaringan episklera.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mencari etiologi dari sklerokeratitis. Beberapa
pemeriksaan laboratorium dan radiologi yang dapat dilakukan yaitu:
Diagnosis banding
i.
Keratokonjungtivitis
ii.
Uveitis anterior
Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan yang spesifik Pemberian kortikosteroid dan anti randang
non steroid ditujukan terhadap skleritisnya, apabila terdapat iritis, selain kortikosteroid
dapat diberikan tetes mata atropin.1,2,4,6
i.
ii.
Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakuti dari
kornea
dan
endophtalmitis
lain diantaranya:
Gangguan refraksi
akhirnya
sklerokeratitis
adalah
penipisan
Ulkus kornea
Perforasi kornea
Glaukoma sekunder
Uveitis anterior
Ablasio retina
Prognosis
Individu dengan sklerokeratitis ringan biasanya tidak akan mengalami kerusakan penglihatan
yang
permanen.
mengakibatkan
Hasil
keratitis
akhir
skleritikans.
Necrotizing scleritis
penyakit penyerta
umumnya
yang
mengakibatkan
Kesimpulan
Keratitis
sklerotikans
(sklerokeratitis)
keadaan dimana terjadi peradangan sclera dan kornea, biasanya unilateral, disertai dengan
infiltrasi sel radang menahun pada sebagian sklera dan kornea. Keratitis sklerotikans akan
memberi gejala berupa kekeruhan kornea lokal berbentuk segi tiga dengan puncak mengarah
ke kornea bagian sentral. Apabila proses peradangan berulang,
kekeruhan dapat
mengenai seluruh kornea. Sklerokeratitis dapat disertai dengan penyakit penyerta atau fokal
infeksi yang menjadi dasar dari keluhan dan gejalanya seperti penyakit autoimun, infeksi dan
lain-lain.
Penderita dengan sklerokeratitis biasanya mengeluh sakit, fotofobia tetapi tidak ada sekret.
Secara objektif, kekeruhan kornea yang terlokalisasi dan berbatas tegas, unilateral,
kornea
terlihat
putih
granulomatosa.
Daftar Pustaka
1. American Academy of Ophthalmology. External Eye Disease and Cornea. SanFransis
o 2008-2009. p. 179-902.
2. Roderick B. Kornea. In: Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum Edisi 17. Jakarta
:EGC. 2009. p. 125-49.
3. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata edisi2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2002. p.113 116
4. Thill M, Richard G. Giant pigment epithelial tear and retinal detachment in apatient
with scleritis. Retina. Jul-Aug 2005;25(5):667-8.
5. Patel, Sayjal J, Diane C Lundy. Ocular Manifestations of AutoimmuneDisease.
Journal of American Family Physician. 2002 Sep 15;66(6):991-998.
6. Reed, KK. 2007. Thygeson's SPK photos. Nova Southeastern University College
of Optometry 3200 South University Drive Ft. Lauderdale, Florida. Available at:
http://www.fechter.com/Thygesons.htm.(accessed: February 2013)