Anda di halaman 1dari 44

MENINGITIS

Dosen pengampu : bapak Ns.Adi Dwi Susanto.,S.Kep., M.Kep


Kelompok 3

Sherly Putri Yulianto (20217165) Windri Ayu Wulandari (20217199)

Shinta Marta (20217167) Wiwin Sri Waningsih (20217201)

Shinta Susilowati (20217168) Wulan Noviasuci (20217202)

Sintia Febrianti (20217169) Yasa AlManysah (20217203)

Siti Khaerunnisa (20217175) Zakia Al Jahra (20217206)


Definisi Meningitis

Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh lapisan atau selaput yang disebut

meningen.Peradangan pada meningen khususnya pada bagian araknoid dan plamater

(leptomeningens) disebut meningitis.Peradang pada bagian duramater disebut

pakimeningen. Meningitis dapat disebabkan karena bakteri, virus, jamur atau karena

toksin. Namun demikian sebagian besar meningitis disebabkan bakteri.Meningitis

adalah peradangan pada meningen yaitu membrane yang melapisi otak dan medulla

spinalis (Tarwoto, 2013).


Etiolgi meningitis

Widagdo, dkk(2013), mengatakan meningitis dapat disebabkan oleh berbagai

macam organisme: Haemophilus influenza, Neisseria meningitis (Meningococus),

Diplococus pneumonia, Streptococcus group A, Pseudomonas, Staphylococcus aureus,

Escherichia coli, Klebsiella, Proteus. Paling sering klien memiliki kondisi predisposisi

seperti: fraktur tengkorak, infeksi, pembedahan otak atau spinal, dimana akan

meningkatkan terjadinya meningitis.


Meningitis bakteri
Organisme yang paling sering pada meningitis bakteri adalah:
Haemophilus influenza, Streptococcus pneumonia, Neisseria meningitides, dan
Staphylococcus aureus. Protein di dalam bakteri sebagai benda asing dan dapat
menimbulkan respon peradangan.

Meningitis virus
Tipe meningitis ini sering disebut sebagai aseptik meningitis.Meningitis ini terjadi sebagai
akibat dari berbagai macam penyakit virus yang meliputi measles, mumps, herpes simplex
dan herpes zoster.Pembentukan eskudat pada umumnya terjadi diatas korteks serebral,
substansi putih dan meningens.Kerentanan jaringan otak terhadap berbagai macam virus
tergantung pada tipe sel yang
Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi padacairan
otak,yaitu:
a.Meningitis serosa Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan
otakyang jernih.
Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa.Penyebab lainnya lues, Virus,
Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
.
b.Meningitis purulenta Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak
danmedula spinalis.
Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumonia (pneumokok),Neisseria meningitis
(meningokok), Streptococushaemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus
influenzae, Escherichiacoli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
Patofisiologi

Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh tiga lapisan meningen yaitu pada
bagian paling luar adalah duramater, bagian tengah araknoid dan bagian dalam
piamater.Cairan serebrospinalis merupakan bagian dari otak yang berada dalam ruang
subaraknoid yang dihasilkan dalam fleksus choroid yang kemudian dialirkan melalui system
ventrikal. Mikroorganisme dapat masuk ke dalam sistem saraf pusat melalui beberapa cara
misalnya hematogen (paling banyak), trauma kepala yang dapat tembus pada CSF dan
arena lingkungan. Invasi bakteri pada meningen mengakibatkan respon peradangan.
Patwhay
Tarwoto (2013) mengatakan manifestasi klinik pada meningitis bakteri diantaranya :

• Sakit kepala • Ptechialrash


• Mual muntah • Kejang (fokal, umum)
• Demam • Opistotonus
• Nistagmus
• Sakit dan nyeri secara ○ Manifestas
umum • Ptosis
• Perubahan tingkat
i Klinis • Gangguan pendengaran
kesadaran • Tanda brundzinki’s dan
• Bingung kerniq’s positif
• Perubahan pola nafas • Fotophobia
• Ataksia
• Kaku kuduk
Pemeriksaan penujang (Hudak dan Gallo, 2012)
1. Fungsi lumbal dan kultur CSS: jumlah leukosit (CBC)
meningkat, kadar glukosa darah mrenurun, protein meningkat,
glukosa serum meningkat Pemeriksaan
2. Kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab Penunjang
3. Kultur urin, untuk menetapkan organisme penyebab
4. Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi: Na+ naik dan
K + turun
5. MRI, CT-scan/ angiorafi
Penatalaksanaan
Tarwoto ( 2013), mengatakan penatalakasanaan dibagi 2 yaitu:
1) Penatalaksanaan umum
a. Pasien diisolasi
b. Pasien diistirahatkan/ bedrest
c. Kontrol hipertermi dengan kompres
d. Kontrol kejang
e. Pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi

2) Pemberian antibiotik
a. Diberikan 10-14 hari atau setidaknya 7 hari bebas panas
b. Antibiotik yang umum diberikan: Ampisilin, Gentamisin,
Kloromfenikol, Sefalosporin.
c. Jika pasien terindikasi meningitis tuberkolusis diberikan obat-obatan
TBC.
1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia
( mengingocemia )
3. Sindrome water-friderichen (septik

Kompli
syok, DIC,perdarahan adrenal
bilateral)
4. SIADH ( Syndrome Inappropriate

kasi Antidiuretic hormone )


5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10. Gangguan belajar
11. Attention deficit disorder
Genogram
PENGKAJIAN

Identitas Klien
Nama Klien : Tn. S
Jenis Kelamin : laki- laki
Alamat : Kp. Cibadak Ds. Suradita kec. Cisauk Tangerang
Umur : 30 tahun
Status perkawinan : belum menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kp. Cibadak Ds. Suradita kec. Cisauk Tangerang
Hubungan dengan klien : Ibu
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama
-
Riwayat penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD pada tanggal 10-11-20 dengan keadaan penurunan
kesadaran 3 hari SMRS, menurut keluarga sebelumnya pasien sempat mengeluh
kepala sakit, keluarga mengatakan pasien rutin kontrol ke poli bogenvile untuk
pengobatan HIV
 
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga mengatakan pasien sempat dirawat di RS. Fatmawati pada bulan
januari 2020 dengan keadaan penurunan kesadaran, dan dinyatakan HIV positif.
Pasien dinyatakan sembuh sehingga diperbolehkan pulang dan untuk
pengobatan lanjutan pasien rutin kontrol ke poli bogenvile RSU kab. Tangerang.
 
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami sakit yang
diderita oleh pasien.
 
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Berat
Kesadaran : stupor
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 98/56 mmHg
Nadi
Frekuensi : 121x/menit
Irama : teratur
Kekuatan : kuat
Pernafasan
Frekuensi : 13x/menit
Irama : bradipnea
Suhu : 36.0 0C
Pemeriksaan Head To Toe
1.Kepala
a. Bentuk dan ukuran kepala : bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
b. Pertumbuhan rambut : distribusi rambut merata, rambut tampak kotor, warna rambut
hitam
c. Kulit kepala : telihat kotor, tidak ada lesi, tidak ada benjolan

2.Muka
d. Mata
e. Kebersihan : mata bersih
f. Fungsi penglihatan : penglihatan mata sebelah kiri kurang jelas
g. Palbebral : tidak ada edema
h. Konjungtiva : tidak anemis
i. Sklera : tidak ikterik
j. Pupil : isokor
k. Diamtere ki/ka : pupil (3 mm/3 mm)
l. Reflek terhadap cahaya: baik (+/+)
m. Penggunaan alat bantu penglihatan: tidak ada
Lanjutan…
3.Hidung
a. Fungsi penghidu : tidak terkaji
b. Sekret : tidak ada
c. Nyeri sinus : tidak terkaji
d. Polip : tidak ada
e. Nafas cuping hidung : terdapat pernafasan cuping hidung

4.Mulut
f. Kemampuan bicara : tidak terkaji
g. Keadaan bibir : tampak kering, tidak ada kelainan pada bibir
h. Selaput mukosa : tampak kering
i. Warna lidah : merah muda, terdapat leukoplakia
j. Keadaan gigi : normal/ lengkap, tidak ada caries gigi
k. Bau nafas : tidak ada
l. Dahak : hanya nampak buih
Lanjutan…
5.Gigi
a. Jumlah : gigi atas 16 buah, gigi bawah 16 buah
b. Kebersihan : tampak bersih
c. Masalah : tidak ada

6.Telinga
d. Fungsi pendengaran : tidak terkaji
e. Bentuk : kedua telinga simetris
f. Kebersihan : cukup bersih
g. Serumen : tidak ada
h. Nyeri telinga : tidak ada

7.Leher
i. Bentuk : normal/simetris
j. Pembesaran tyroid : tidak ada
k. Kelenjar getah bening : tidak teraba ada pembesaran pada kelenjar getah bening
l. Nyeri waktu menelan : tidak ada
m. JVP : tidak ada peningkatan tekanan vena jugularis
Lanjutan…

8.Dada (thorax)
Paru- paru
a. Inspeksi : bentuk dada normal, simetris, tidak ada lesi, pergerakan
dada simetris, RR:13x/menit
b. Palpasi : ekspansi paru simetris
c. Perkusi : terdengar suara paru sonor
d. Auskultasi : terdapat bunyi ronchi

Jantung
e. Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak terdapat ictus
cordis
f. Palpasi : tidak terdapat kepitasi
g. Perkusi : terdengar bunyi pekak
h. Auskultasi : bunyi jantung S1-S2 regular, tidak ada bunyi
jantung tambahan
9.Abdomen
a. Inspeksi perut tampak datar, tidak ada lesi, tidak ada edema
b. Palpasi : tidak teraba masa
c. Perkusi : terdengar bunyi tympani
d. Auskultasi : terdengar suara bising usus 12x/menit
e. Genetalia : tidak ada kelainan
f. Anus dan rectum : normal, tidak terdapat hemoroid

Ekstermitas
1.Atas
g. Kekuatan otot kanan dan kiri : kanan 2/5, kiri 2/5
h. ROM kanan dan kiri : tidak ada kelainan
i. Perubahan bentuk tulang : tidak ada
j. Pergerakkan sendi bahu : normal (baik)
k. Perubahan akral : teraba hangat
l. Terpasang infus : infus ringer laktat 500ml/8jam
Lanjutan…

Bawah
a. Kekuatan otot kanan dan kiri : kanan 2/5, kiri 2/5
b. ROM kanan dan kiri : tidak ada kelainan
c. Perubahan bentuk tulang : tidak ada
d. Varises : tidak ada
e. Perabaan akral : teraba hangat
f. Pitting edema : tidak ada

Integumen : kulit tampak lembab, warna kulit sawo matang,


CRT < 3 detik, permukaan kulit teraba hangat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Analisa data
Diagnosa keperawatan

1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d hipersekresi jalan nafas


2) Pola nafas tidak efektif b.d kelemahan otot pernafasan
3) Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d hambatan aliran darah
ke otak.
Intervensi
keperawatan
Implementasi
keperawatan

Anda mungkin juga menyukai