PENYUSUN : KELOMPOK 1
NOVITA FAHRIANTI PUTRI
105070507111012
105070504111001
105070500111036
ERITA RAHMANI
105070500111017
105070500111009
FIRMAN MULYO W
105070500111007
105070500111013
YITANIA SARI
105070500111014
ERLINA YULIANTI
105070504111002
ISNAVIRA MARINA Y
105070500111038
105070504111003
No
.
1.
2.
Uraian
Tablet Ibuprofen 400 mg
Tujuan Praktikum :
-
Mahasiswa memahami evaluasi yang perlu dilakukan untuk tablet granulasi basah
Teori singkat :
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung. Mengandung satu jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi
sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang
cocok (Depkes RI, 1979; hal. 6).
Granulasi Basah merupakan salah satu metode pembuatan tablet, metode ini memproses
campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan
menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang
dapat digranulasi. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan
larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa
basah tersebut digranulasi (Ansel,2005)
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu
perekat/pengikat sebagai pengganti pengompakan, teknik ini membutuhkan larutan, suspensi
atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau
dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan
terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair
yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat sampai titik optimal
bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat dalam jumlah yang optimal. Gaya tegangan
permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah
ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan
pengikat sudah bekerja. Jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan
pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya
agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi
lebih cepat. Setelah pengeringan, granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat
penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat(Ansel,2005).
Keuntungan metode granulasi basah (Anief, M., 2005) :
Meningkatkan kompresibilitas
Mengontrol pelepasan
Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara
ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air
Untuk membuat tablet diperlukan zat tambahan berupa:
Methylcellulosum 5%)
Zat penghancur (disintegrant) dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam
perut. Biasanya yang digunakan adalah Amylum Manihot kering, gelatinum, agar-agar,
natrium alginate.
Zat pelican (lubricant) dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan
(matrys). Biasanya digunakan talcum 5%, Magnesii Stearas, Acidum Stearicum.
Syarat syarat tablet (Anief, M., 2005):
Pemerian : serbuk hablur , putih hingga hampir putih, bau khas lemah.
Nama lain : -
Struktur kimia:
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air , sangat mudah larut dalam etanol, dalam aseton.
Dalam methanol dan dalam kloroform ; sukar larut dalam etil asetat.
Stabilitas : -
Inkompatibilitas : -
Konsentrasi : 400 mg
Pemerian : tidak berbau dan berasa halus, berwarna putih. Serbuk terdiri butiran bulat
Struktur kimia :
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan ethanol (95%). Starch instan mengembang pada
air sebanyak 510% at 378C.
Inkompatibilitas : -
Struktur kimia :
H-O-H
Inkompatibilitas : jika bereaksi dengan obat dan eksipien lain memungkinkan terjadinya
hidrolisis.
Sifat khusus yang penting untuk formulasi : air stabil pada semua kondisi fisik ( beku, cair
dan uap)
Konsentrasi : -
4. Talk
Pemerian : serbuk hablur, sangat halus, putih, atau putih kelabu.Berkilat mudah melekat pada
kulit dan bebas dari butiran.
Nama lain : magnesium silikat hidrat, talcum.
Struktur kimia : -
Fungsi : Glidant
5. Magnesium Stearat
Fungsi : Lubricant
6. Laktosa
Struktur kimia :
Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam
ethanol (95%) P, Praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P
Ph larutan dan Ph stabilita : 4,0 6,0 larutan 10%
Stabilitas : -
Konsentrasi : -
Pemerian : Serbuk putih atau putih kekuningan , berbau lemah atau tidak berbau,
higroskopis
Nama Lain : Povidon
Nama Kimia : 1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer
Struktur Kimia :
tergantung dari bobot molekul rata-rata; praktis tidak larut dalam ether.
pH larutan : 3,0 7,0
pH stabil : Titik didih : Titik leleh : 150C
Stabilitas : PVP menjadi gelap dengan pemanasan 150C, dengan pengurangan kelarutan
berair. Stabil pada siklus yang pendek dengan paparan panas sekitar 100-130C .
Inkompatibilitas : Povidon kompatibel pada larutan dengan range yang luas dari garam
inorganic, natural, dan resin sintetik dan senyawa kimia lain. Membentuk Molekul adducts
pada larutan dengan sulfathiazole, sodium salicylate, salicylic acid, phenobarbital,tannin,
and senyawa lain. Efikasi dari beberapa pengawet misal thimerosal dapat di pengaruhi
4.
Formula
Formula Utama (Bobot Total tablet 610 mg)
Fase Dalam (92%)
Ibu Profen
400 mg
Starch
15%
qs
1%
Starch
5%
Talk
2%
Formula Alternatif
Fase dalam 92%
Ibuprofen
400 mg
PVP
2% bobot total
Etanol
qs
Starch
15%
Laktosa
qs
1%
Starch
5%
Talk
2%
Perhitungan
Zat aktif ibuprofen 400mg
Direncanakan bobot tablet 610mg, dibuat 1000 tablet
A. Fase Dalam (92 %)
Ibuprofen
Starch
Mucilago Amylum
Laktosa
Total Fase Dalam
= 400g
= 15% x 610g = 91,5g
= 10 % x (1/3 x 561,2g) = 18,7 g
= 561,2g (400+91,5+18,7)
= 561,2 510,2 = 51 g
= 561,2 g
Permisalan
Bobot Granul Fase Dalam yang Diperoleh
= 0.98 x 500g
= 490 g
= 490/561,2 x 1000tablet
= 873 tablet
1%
= 1/92 x 500g = 5, 43 g
Talk
2%
Starch
5%
= 543 mg
Penimbangan
Fase Dalam
Fase Luar
7.
Nama Bahan
Ibu Profen
Starch
Mucilage amilum
Laktosa
Mg Stearat
Talk
Starch
Starch
Ditimbang sebanyak 91,5 g
Water
Ditambahkan pada starch qs ad terbentuk mucilage
Mucilago amili
-
Pembuatan tablet
Ibuprofen
Ditimbang sebanyak 400 g
Starch
Ditimbang sebanyak 27,17 g
Dicampurkan dengan ibuprofen
Diaduk ad homogen
Laktosa
Ditimbang sebanyak 51 g
Dicampurkan dengan ibuprofen+starch
Diaduk ad homogen
Mucilago amili
Ditimbang sebanyak 18,7 g
Dimasukkan kedalam campuran ibuprofen+starch+laktosa
Massa basah
Diayak
Dikeringkan dalam oven dengan suhu 40-50 C
Massa kering
Diayak
Mg stearat
Ditambahkan kedalam massa kering
Diaduk ad homogeny
Talk
Ditambahkan kedalam massa kering+mg stearat
Dicetak pada alat pencetak tablet
Tablet ibuprofen
8.
5. Friabilitas
Prosedur : Diambil 20 tablet atau 40 tablet secara acak. Dibersihkan tablet satu persatu
dengan sikat halus. Ditimbang. Dimasukkan semua tablet ke dalam friabilitas. Diputar
sebanyak 100 putaran. Dibersihkan kembali masing-masing tablet. Ditimbang kembali.
Ditentukan friabilitasnya
6. Keseragaman kandungan
Prosedur : Diambil 20 tablet secara acak. Ditentukan kadar dari 10 tablet,satu persatu
dengan metode yang sesuai. Ditentukan 20 tablet sisanya. Dibandingkan dengan syarat atau
ketentuan keseragaman tablet
7. Waktu hancur
Prosedur : lima tablet dimasukkan ke dalam keranjang dan diturun naikkan secara teratur 30
kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur, jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas
kasa, kecuali fragmen dari zat penyalut. Bila tidak dinyatakan waktu untuk menghancurkan
kelima tablet tidaklebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60
menit untuk tablet bersalut gula atau selaput. Jika tidak memenuhi syarat, pengujian diulang
dengan menggunakan tablet satu per satu, kemudian diulangi lagi menggunakan 5 tablet
dengan cakram tertentu dan tablet harus memenuhi syarat di atas.
8. Uji disolusi
Prosedur : Pembuatan medium disolusi. Pembuata larutan zat aktif. Ditentukan lamda
menggunakan spektrofotometri. Pembuatan kurva baku. Diuji dengan metode paddle
9.
Daftar Pustaka
Anief, M,1997, Ilmu Meracik Obat, UGM Press, Yogyakarta
Anonim ,2009,British Pharmacopoea Vol 3,The Departement Of Health , London
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ansel, H.C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta. UI Press
Depkes RI.1995. Farmakope Indonesia: Edisi IV . Jakarta : Departemen Kesehatan
Lieberman, H.A., Lachman, L.,1981, Pharmaceutical Dosage Forms, Marcel Dekker, Inc., USA
Niazi, Sarfaraz K.,2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Second
Editions : Compressed Solid Products , Informa Healthcare , New York , USA
Rowe, Rayman C., et al , 2009 , Handbook of Pharmaceutical Excipients 6 th Edition ,
Pharmaceutical & American Pharmacist Association, London , UK.
Voigt, Rudolf, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM Press , Yogyakarta