Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan berkembangnya jaman, saat ini sangat banyak produk pangan
cepat saji atau istilahnya makanan instan, tentu saja hal ini dipengaruhi oleh
pola hidup masyarakat yang menginginkan segalanya berjalan dengan cepat.
Hal inilah yang menyebabkan digunakan bahan pengawet pada bahan
pangan. Memang tidak semua makanan instan menggunakan bahan pengawet
tapi paling tidak sebagai konsumen harus jeli memilih pangan yang sehat.
Belakangan ini banyak muncul berita-berita tentang bahan pengawet
makanan, seperti halnya didapat dalam minuman susu sebagaimana yang
dilansir melalui pemberitaan di berbagai Media massa. Sebut saja susu impor
dari negeri China. Bahan pengawet makanan adalah bahan yang ditambahkan
pada makanan untuk mencegah atau menghambat menjadi rusak atau
busuknya makanan. Maksud dan tujuan dari pada penggunaan bahan
pengawet makanan adalah untuk memelihara kesegaran dan mencegah
kerusakan makanan atau bahan makanan. Beberapa pengawet yang termasuk
antioksidan berfungsi mencegah makanan menjadi tengik yang disebabkan
oleh perubahan kimiawi dalam makanan tersebut.
Ada bahan pengawet yang legal karena menurut BPOM (Badan
Pengawas Obat dan Makanan) dalam kadar tertentu aman di gunakan sebagai
bahan tambahan dalam makanan. ini dapat mengganggu kesehatan tentunya
Misalnya: Benzoat, propionat, nitrit, nitrat, sorbat dan sulfit. Namun, jika
dikosumsi dalam waktu yang lama, akumulasi bahan tersebut tetap rawan
menimbulkan gangguan kesehatan. Terlebih, ada beberapa pengawet yang

statusnya masih syubhat seperti nisin dan potasium nitrat. Hal ini terkait
dengan media fermentasi dan asal bahannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari benzoat?
2. Apa sajakah makanan yang mengandung BTP benzoat?
3. Berapakah kadar BTP benzoat yang digunakan?
4. Apa sajakah dampak kesehatan penggunaan BTP benzoat pada makanan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari benzoat.
2. Mengetahui makanan yang mengandung BTP benzoat.
3. Mengetahui kadar BTP benzoat yang digunakan.
4. Mengetahui dampak kesehatan penggunaan BTP pada makanan.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
a. Menambah pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kesehatan Lingkungan.
b. Sebagai syarat tugas mata kuliah Penyehatan Makanan dan Minuman
B.
c. Melatih diri dalam menyusun dan mengerjakan makalah.
2. Bagi Pembaca/ Lembaga/ Masyarakat
a. Menambah pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat dan

Kesehatan Lingkungan.
b. Sebagai wacana bahan pengetahuan Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kesehatan Lingkungan.
c. Makalah ini diharapkan berguna bagi pembaca untuk lebih berhatihati dalam memilih makanan, terutama makanan yang mengandung

bahan

pengawet

yang

dilarang

digunakan

karena

sangat

membahayakan kesehatan.
3. Bagi Perkembangan IPTEK
a. Sebagai rujukan dalam wacana tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan Kesehatan Lingkungan.
b. Sebagai wacana untuk memahami konsep dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Benzoat
Benzoat merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa
tumbuhan dan sering digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk
mengawetkan makanan. Penambahan ini menghasilkan dalam penurunan
kapasitas buffer diet, dan setelah itu akan meningkatkan keasaman dari urin
(Mroz et al., 2000).
Asam benzoat merupakan bahan pengawet yang luas penggunaannya
dan sering digunakan pada bahan makanan yang asam. Bahan ini digunakan
untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri. Karena kelarutan
garamnya lebih besar, maka biasa digunakan dalam bentuk garamnya yaitu
natrium benzoat. Sementara itu dalam bahan makanan (yang bersifat asam),
garam benzoat akan menjadi bentuk efektifnya yakni asam benzoat.
Benzoat biasa diperdagangkan sebagai gram natrium benzoat, dengan
ciri-ciri berbentuk serbuk atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa
payau, dan pada pemanasan yang tinggi akan meleleh dan terbakar. Benzoat
juga banyak digunakan sebagai pengawet minyak goreng.
B. Jenis Makanan Yang Mengandung BTP Benzoat
Zat pengawet sangat dekat dengan kehidupan kita, penggunaannya dari
minuman dan makanan. Zat pengawet seperti benzoat yang sering digunakan
adalah untuk mengawetkan minuman ringan, kecap, sari buah, jeli, saus,
manisan, sambal, dan makanan lainnya.
C. Kadar BTP Benzoat Yang Digunakan
Pengawet seperti asam benzoat dan natrium benzoat akan efektif
apabila digunakan pada kisaran pH 2,5 4 dan menjadi kurang efektif apabila
digunakan pada pH diatas 4,5 (Rahman, 2007). Bahan pengawet benzoat
umumnya

dapat

mengendalikan

pertumbuhan

dari

ketiga

jenis

mikroorganisme baik itu yeast, mold maupun bakteri, akan tetapi dikatakan
4

oleh Frazier & Westhoff (1988), bahwa asam benzoat lebih efektif untuk
menghambat pertumbuhan yeast dan mold dibandingkan bakteri. Pengawet
benzoat dianggap GRAS dengan batasan maksimal adalah 0,1%. Asam
benzoat umumnya digunakan untuk produk pangan seperti pada jus buah,
kecap, selai, sirup buah, dll sedangkan natrium benzoat umumnya digunakan
untuk produk-produk berkarbonasi (Rahman, 2007; Frazier & Westhoff,
1988).
Menurut PerMenKes RI No.722/MenKes/Per/IX/88 batas maksimum
penggunaan asam banzoat dalam minuman ringan adalah 600 mg/kg. Dalam
tubuh terdapat mekanisme detoksifikasi terhadap asam benzoat, sehingga
tidak terjadi penumpukan asam benzoat. Asam benzoat akan bereaksi dengan
glisin menjadi asam hipurat yang akan dibuang oleh tubuh. Asam benzoat
secara alami terdapat dalam rempah-rempah seperti cengkeh dan kayu manis
(Winarno, 1992). Kadar maksimum asam benzoat dalam kecap adalah 600
g/kg, sedangkan untuk kadar maksimum asam benzoat dalam sari buah, saus
tomat, saus sambal, manisan, jem dan jelly adalah 1gr/kg.
Jumlah maksimum asam benzoat yang boleh digunakan adalah 1000
ppm atau 1 gram per kg bahan (permenkes No 722/Menkes/per/1X/1988).
Pembatasan penggunaan asam benzoat ini bertujuan agar tidak terjadi
keracunan.
D. Efek Asam Benzoat Terhadap Kesehatan
Metabolisme asam benzoat didalam tubuh meliputi dua tahap reaksi,
pertama dikatalisis oleh enzim syntetase dan pada reaksi kedua dikatalisis
oleh enzim acytransferase. Asam hipurat yang pengujiannya didalam hati,
kemudian diekspresikan melalui urin. Jadi, didalam tubuh tidak terjadi
penumpukan asam benzoat, sisa asam benzoat yang tidak dieksresi sebagai
asam

hipurat,

dihilangkan

toksisitasnya

berkonjugasi

dengan

asam

glukoronat dan dieksresi melalui urin. Pada penderita asma dan orang yang

menderita urticaria sangat sensitif terhadap asam benzoat, jika dikonsumsi


dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung (Cahyadi, 2006).

BAB III
PENUTUP
6

A. Kesimpulan
1. Benzoat merupakan bahan pengawet yang luas penggunaannya dan sering
digunakan pada bahan makanan yang asam.
2. Benzoat yang sering digunakan adalah untuk mengawetkan minuman
ringan, kecap, sari buah, jeli, saus, manisan, sambal, dan makanan lainnya.
3. Jumlah maksimum asam benzoat yang boleh digunakan adalah 1000 ppm
atau 1 gram per kg bahan (permenkes No 722/Menkes/per/1X/1988).
Pembatasan penggunaan asam benzoat ini bertujuan agar tidak terjadi
keracunan.
4. Pada penderita asma dan orang yang menderita urticaria sangat sensitif
terhadap asam benzoat, jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan
mengiritasi lambung.
B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagi seluruh masyarakat hendaknya lebih jeli dalam melihat label
kemasan makanan/ minuman yang mengandung bahan pengawet tertentu.
2. Para ahli di bidang kesehatan hendaknya selalu aktif dalam memberikan
informasi kepada masyarakat tentang adanya bahan pengawet sintetis
dalam makanan/ minuman dan bukan cenderung menutup-nutupinya.
3. Pemerintah harus berpartisipasi terkait pengawasan terhadap suatu
penelitian badan-badan yang berwenang dalam hal ini dan pemerintah juga
diharapkan mengalokasikan biaya dalam membantu suatu kegiatan
penelitian terhadap bahan-bahan pengawet yang beredar di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai