NO. DOKUMEN
SOP/LANTAS/RES-GTO/01
NO. REVISI
00
TANGGAL TERBIT:
DIBUAT OLEH
KANIT LAKA
TTD
KOMANG SAPTAPRAMANA SIK
IPDA NRP 91100466
1.
HALAMAN
1-8
2016
DIPERIKSA OLEH
KASAT LANTAS
TTD
WAWAN ANDI S. SH.SIK
AKP NRP 82051524
DISAHKAN OLEH
KAPOLRES GORONTALO
TTD
HERRI RIO PRASETYO SIK.
TUJUAN
Disusunnya Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan kecelakaan lalu lintas
ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi anggota lalu lintas khususnya unit laka
lantas dalam rangka penanganan kecelakaan lalu lintas, Polri khususnya unit laka lantas
diharapkan dapat lebih meningkatkan dan memantapkan perannya dalam memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, sehingga dalam
pelaksanaan tugas dilapangan tidak ada keragu-raguan dalam melakukan penanganan laka
lantas guna terwujudnya pelayanan prima dijalan terutama pada saat terjadinya kecelakaan
lalu lintas lintas di jalan.
2
2.
3.
PEDOMAN/ACUAN
2.1
Undang-Undang No.8 tahun 1981 tentang KUHAP (pasal 221 s/d 216).
2.2
2.3
Undang- Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan angkutan jalan.
2.4
PENGERTIAN
3.1
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan
korban manusia atau kerugian harta.
3.2
Penyidikan laka lantas yaitu cepat dalam penanganan laka lantas, cepat menolong
korban dan amankan barang bukti.
3.3
Korban mati adalah korban yang dipastikan mati sebagai akibat kecelakaan lalu
lintas dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari ( Pasal 93 ayat 3 PP 43
th.1993).
3.4
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukan untuk lalu lintas jalan umum.
3.5
Jalan khusus adalah jalan selain daripada jalan umum (jalan inspeksi, pengairan,
minyak dan perkebunan,pertambangan,kehutanan, dan jl.komplek).
3.6
Ranmor adalah kendaraan yang digerakkan dengan peralatan tekhnik yang berada
pada kendaraan itu.
3.7
TKP adalah tempat dimana suatu kecelakaan lalu lintas terjadi dengan segala akibat
yang ditimbulkan serta tempat-tempat lain dimana korban atau barang bukti
sehubungan dengan kecelakaan lalu lintas diketemukan.
3.8
Penanganan TKP laka lantas adalah kegiatan dan tindakan kepolisian di TKP laka
lantas yang dilakukan oleh penyelidik atau penyidik
4.
3.9
Tindakan pertama di TKP kecelakaan lalu lintas adalah tindakan kepolisian yang
diharuskan dilakukan segera setelah terjadinya suatu kecelakaan lalu
lintas,
dalam bentuk penutupan dan pengamanan TKP untuk kepentingan penyidikan
selanjutnya dan mencegah terjadinya kemacetan ataupun kecelakaan lalu lintas lain
di TKP tersebut serta terciptanya keamanan bagi petugas,korban dan barang bukti
serta pemakai jalan lainnya.
3.10
Alat
4.1
Alat perlengkapan yang digunakan dalam penanganan TKP kecelakaan lalu lintas
4.1.1
4.1.2
4.1.3
4.1.4
4.1.5
kotak P2GD
alat tulis dan klip board untuk membuat sketsa/gambar TKP
Alata pengukur jarak (meteran) dan alat-alat untuk membuat tandatanda dipermukaan jalan.
alat pemecah kaca
alat pemotong sabuk pengaman
alat pemotong rangka kendaraan bermotor
4.1.6
4.1.7
4.1.8
4
4.1.9
4.1.10
4.1.11
4.1.12
4.1.13
4.1.14
4.1.15
4.1.16
5.
Prosedur Pelaksanaan
5.1
Tahap persiapan
5.1.1 Personil
Terdiri dari anggota Polantas minimal 2 orang dan anggota Sabhara 2 orang
serta unsur bantuan tekhnis
5.1.2 kendaraan
Persiapkan kendaraan dan alat komunikasi untuk kecepatan bertindak dan
memelihara hubungan petugas dengan markas kesatuan, selanjutnya
adakan pengecekan kembali terhadap peralatan kendaraan seperti rem,
lampu rotator, ban lampu-lampu, sirine serta pealatan lain yang dianggap
penting
5.1.3 Segera hubungi instansi terkait bilamana diperlukan seperti ambulance,
pemadam kebakaran mobil derek dll.
5.1.4 Setelah persiapan selesai maka langkah selanjutnya memberikan app pada
petugas yang akan ke TKP mengenai peristiwa kecelakaan lalu lintas itu
sendiri, pembagian tugas dan lain-lain.
5.2
Tahap pelaksanaan
5.2.1 Mendatangi TKP kecelakaan lalu lintas
a.
tentukan rute yang terpendek dengan memperhatikan situasi lalu
lintas
b.
bergerak dengan cepat tetapi tetap memperhatikan keselamatan
c.
apabila situasi lalu lintas padat dan melewati persimpangan agar
menggunakan sirene dan rotator
d.
upayakan seminimal mungkin melakukan pelanggaran lalu lintas
5
e.
f.
6
b)
Daftar isi berkas perkara
c)
Resume
d)
Laporan polisi
2). Berita acara pemeriksaan di tkp
1). Surat pemberitahuan di mulainya penyidikan
2). Bap saksi
3). Bap / surat keterangan saksi / ahli
4). Berita acara penyumpahan saksi / ahli
5).
Bap tersangka
6). Surat perintah penyitaan barang bukti
7). Berita acara penyitaan barang bukti
8). Surat panggilan
9). Surat perintah penangkapan
10). Surat perintah penahanan
11). Berita acara rekontruksi
12). Berita acara penangkapan
13). Berita acara pengembalian barang bukti
14). Berita acara pembungkusan dan penegelan barang bukti
15). Surat perintah penangguhan penahanan
16). Surat perintah pengalihan jenis penahanan
17). Surat permintaan perpanjangan penahanan kepada kepala
kejaksaan negeri
18). Surat permintaan perpanjangan penahanan kepada ketua
pengadilan negeri
19). Surat permintaan perpanjangan penahanan
20). Surat permintaan ijin penetapan penyitaan barang bukti pada
ketua pengadilan negeri
(3). Kelengkapan administrasi penyidikan bentuk buku register meliputi :
1). Buku register laporan polisi
2). Buku register kejahatan / pelanggaran
3). Buku register surat panggilan
4). Buku register surat perintah penangkapan
5). Buku register surat perintah penyitaan
6). Buku register surat perintah tugas
7). Buku register tahanan
8). Buku register berkas perkara
9). Buku register barang bukti
10). Buku register pencarian orang dan kendaraan
7
11). Buku register permintaan VER
12). Jurnal kecelakaan lalu lintas
13). Daftar recidivist
6. Pengawasan dan pengendalian
1. Pengawasan
a.
b.
c.
d.
e.
2. Pengendalian
a.
b.
c.
7.
PENUTUP
1.
2.
3.
Ketentuan perubahan dan berlakunya Standard Operation Procedur ini ada pada Dit
Lantas Polda Gorontalo yang pelaksanaan dan pembinaan / bimbingan teknis
dilakukan oleh Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Gorontalo.
Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan prosedur Ur Langgar yang telah
ada dan tidak bertentangan dengan Petunjuk Pelaksanaan ini tetap berlaku
sebagaimana mestinya.
Buku Standard Operation Procedure (SOP) berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan di
Pada tanggal
:
:
Gorontalo
2016
NO. DOKUMEN
SOP/LANTAS/RES-GTO/02
NO. REVISI
00
TANGGAL TERBIT:
DIBUAT OLEH
BAUR TILANG
TTD
MAUDY SASAMU
BRIPKA NRP 85030188
1.
HALAMAN
9-16
2016
DIPERIKSA OLEH
KASAT LANTAS
TTD
WAWAN ANDI S. SH.SIK
AKP NRP 82051524
DISAHKAN OLEH
KAPOLRES GORONTALO
TTD
HERRI RIO PRASETYO SIK.
Tujuan
Disusunnya Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan pelanggaran lalu lintas
ini bertujuan untuk memberikan pedoman dalam rangka penanganan pelanggaran lalu
lintas, Polri diharapkan dapat lebih meningkatkan dan memantapkan perannya dalam
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, sehingga
dalam pelaksanaan tugas dilapangan tidak ada keragu-raguan dalam melakukan tindakan
penegakan hukum agar terwujud kepatuhan pengguna lalu lintas yang patuh terhadap
peraturan lalu lintas sehingga terwujud situasi kamseltibcarlantas di jalan..
2.
Pedoman/Acuan
2.1
Undang-Undang. No.8 tahun 1981 tentang KUHAP (pasal 221 s/d 216)
2.2
Undang-Undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2.3
Undang- Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan angkutan jalan.
10
2.4
2. Pengertian
3.1
Lalu lintas adalah gerak kendaraan dan orang dan Ruang lalu lintas dijalan.
3.2
Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang
berada pada kendaraan itu.
3.3
Pelanggaran Lalu lintas adalah perbuatan yang bertentangan dengan perundangundangan lalu lintas dan atau peraturan lalu lintas yang menimbukan kerugian jiwa
atau benda tetapi dapat mengganggu Kamseltibcar Lantas.
3.4
Quick Respon Sat Lantas adalah tindakan nyata personil lalu lintas berupa upaya,
kegiatan dan pekerjaan secara cepat, tepat, menangani kejadian atau masalah yang
berhubungan dengan kemacetan arus lalu lintas, pengawalan, kecelakaan lalu lintas,
baik yang diketahui, didengar atau dilihat langsung oleh petugas maupun laporan
masyarakat kepada petugas atau call centre dengan TPTKP, Pengaturan,
Pertolongan dan Penyelamatan, represif tahap awal serta tindakan kepolisian lain
yang tidak bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang.
3.5
3.6
Penindakan Pelanggaran Lalu lintas adalah tindakan hukum yang ditunjukan kepada
pelanggar peraturan perundang-undangan lalu lintas, yang dilakukan oleh petugas
Kepolisian Republik Indonesia baik secara Edukatif maupun Yuridis.
3.7
Tindakan Edukatif adalah bentuk tindakan yang diberikan oleh petugas Kepolisian
Republik Indonesia kepada pelanggar secara simpatik dalam bentuk
teguran/peringatan, tindakan ini hanya ditujukan terhadap pelanggaran lalu lintas
yang sifatnya ringan dan terhadap pelanggar yang masih asing dengan suatu wilayah
(pendatang baru).
3.8
Tindakan Yuridis adalah bentuk tindakan yang diberikan oleh petugas Kepolisian
Republik Indonesia kepada pelanggar secara Yuridis (Acara Pemeriksaan Cepat /
11
Tilang, Acara Pemeriksaan Singkat). Tindakan ini ditujukan kepada para pelanggar
peraturan perudang-undangan lalu lintas.
3.9
Tilang adalah bukti pelanggaran lalu lintas yang meliputi pelanggaran secara kasat
mata mudah diketahui, tidak perlu alat untuk membuktikan dan tidak perlu
keterangan ahli.
3.10
Dakgar Lantas adalah suatu tindakan yang dilaksanakan oleh Anggota Polri
khususnya personil lantas sebagai Penyidik/penyidik pembantu dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk menindak kepada semua
elemen masyarakat yang melanggar peraturan undang-undang yang telah
ditetapkan, yang bermuara menimbulkan kemacetan serta potensial menyebabkan
terjadinya laka lantas.
3.11 Tabel denda adalah kesepakatan perkiraan denda bagi jenis-jenis pelanggaran yang
ditetapkan oleh Surat Keputusan Ketua Pengadilan Negeri. Selanjutnya tabel ini
dipergunakan oleh Penyidik untuk mencantumkan besarnya denda yang harus
dibayar ke Bank.
4.
Alat
4.1
4.2
4.3
4.4
5.
Prosedur Pelaksanaan
5.1
Tahap persiapan
Untuk penindakan pelanggaran lalu lintas administrasi pendukung yang perlu
disiapkan antara lain :
5.1.1 Blangko Tilang / BAP Singkat.
Bentuk dan Administrasi Tilang
12
a.
Tilang
bentuk dan formatnya merupakan Berita Acara yang
disederhanakan sehingga dalam Tilang tercantum catatan Polisi tentang :
1). Identitas pelanggar
2). Jenis pelanggaran
3). Lokasi pelanggarannya
4). Barang bukti yang diminta
5). Waktu pelaksanaan sidang
6). Dan pada sebaliknya catatan untuk Pengadilan dan Kejaksaan
7). Data penindakan lengkap dengan tanda tangan
Tahap Pelaksanaan
5.2.1 Pelaksanaan penindakan pelanggaran lalu lintas digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Penindak bergerak / Hunting yaitu cara menindak pelanggar
sambil
melaksanakan patroli (bersifat insidentil). Sifat penindakan ofensif
terhadap pelanggaran yang tertangkap tangan ( Pasal 111 KUHAP) bagi
petugas tidak perlu dilengkapi Surat Perintah Tugas
2. Penindakan ditempat / stationer yaitu cara melaksanakan pemeriksaan
kendraan bermotor sebagaimana yang diatur dalam pasal 2 huruf a, pasal
3 (1), pasal 7, pasal 1a2, pasal 13 (1,2), pasal 14, pasal 15, pasal 18. PP
42 tahun 1993.
13
5.2.2
Kelengkapan Tugas
5.3.1 Pakaian petugas menggunakan PDL Sus Lantas lengan panjang dilengkapi
sabuk dan manshet.
5.3.2 Alkomlek yang bisa digelar ke mako dan induk / pos-pos.
5.3.3 Kendaraan bermotor secukupnya.
5.4
Tehnik Penindakan.
a. Penindakan bergerak dilaksanakan pada saat petugas sedang melakukan :
1). Patroli lalu lintas.
2). Pengaturan dan penjagaan pada PH Lantas (persimpangan, ruas jaln dll).
b. Penindakan ditempat pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1). Direncanakan terlebih dahulu.
2). Dilengkapi dengan Surat Perintah Tugas
3). Harus dipimpin oleh Perwira.
4). Lokasinya ditetapkan.
5). Sasaran diprioritaskan.
6). Dapat dilaksanakan secara gabungan dengan instansi terkait (Pemda, DLLAJ,
Jasa Raharja dll).
c. Sistem penindakan
(1). Alternatif penindakan
Pelaksanaan penindakan dengan Tilang ada 2 alternatif
14
yaitu :
(a). Alternatif I diperuntukan :
- Terhadap pelanggar yang mengakui
Kesalahannya
- Pelanggar bersedia bayar denda ke Bank dan diwakili
petugas yang ditunjuk Polri
- Formulir Tilang yang disampaikan warna biru
(b).
oleh
Alternatif II diperuntukkan :
Terhadap pelanggar yang tidak mengakui
kesalahan, menentang
petugas dengan cara tidak mau tanda tangan dan atau pelanggar
yang melakukan pelanggaran pada ruas jalan yang ditetapkan sebagai
Pilot Proyek Tertib Lalu Lintas( PPKTL ).
Polri
menindak
dengan
menggunakan
Formulir warna biru
15
-
6.
16
7.
PENUTUP
1.
2.
3.
Ketentuan perubahan dan berlakunya Standard Operation Procedur ini ada pada Dit
Lantas Polda Gorontalo yang pelaksanaan dan pembinaan / bimbingan teknis
dilakukan oleh Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Gorontalo.
Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan prosedur Ur Langgar yang telah
ada dan tidak bertentangan dengan Petunjuk Pelaksanaan ini tetap berlaku
sebagaimana mestinya.
Buku Standard Operation Procedure (SOP) berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan di
Pada tanggal
:
:
Gorontalo
2016
17
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH GORONTALO
RESOR GORONTALO
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PENGATURAN,
PENGAWALAN, PATROLI (
TURWALI ) LANTAS
NO DOKUMEN
NO REVISI
HALAMAN
SOP/LANTAS/RES-GTO/03
00
17-29
TANGGAL TERBIT :
DIBUAT OLEH
KANIT TURWALI
DIPERIKSA OLEH
KASAT LANTAS
1.
DISAHKAN OLEH
KAPOLRES GORONTALO
TTD
T TD
BAYU R. FELINDRA SIK
2016
TTD
Tujuan
Disusunnya Standar Operasional Prosedur (SOP) turjawali lantas ini bertujuan untuk
memberikan pedoman dalam rangka pelaksanaan tugas seorang polisi lalu lintas dalam
bidang pengaturan, penjagan, pengawalan dan patroil lalu lintas. Diharapkan dengan adanya
Standar
Operasional
Prosedur
turjawali
lantas
ini
dapat
lebih
meningkatkan
dan
18
memantapkan perannya dalam memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan
kepada masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan tugas di lapangan tidak ada keragu-raguan
dalam melaksanakan tugas pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli lalu lintas,
sehingga tercipta situasi kamseltibcarlantas yang baman dan kondusif.
2.
Pedoman / Acuan
2.1 Undang-Undang No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP (pasal 221 s/d 216)
2.2 Undang-Undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2.3 Undang Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan.
2.4 Undang- Undang no 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
3.
PENGERTIAN
3.1
Lalu lintas adalah gerak kendaraan dan orang dan ruang Lalu lintas di jalan
3.2
3.3
3.4
19
3.5
Patroli adalah suatu bentuk kegiatan bergerak dari suatu tempat ke tempat tertentu
yang dilakukan oleh anggota Unit Turjawali Lantas Polri guna mencegah terjadinya
tindak kriminal, memberikan rasa aman, perlindungan dan pengayoman kepada
masyarakat serta melaksanakan patroli didaerah rawan laka,langgar dan macet
3.6
4.
4.1.2
Kelengkapan perorangan
a.
b.
c.
Sabuk Lantas
d.
Rompi
e.
f.
Borgol
g.
Peluit
h.
Manset
i.
j.
b.
Blangko tilang
c.
Papan operasi
20
4.1.3
4.1.4
4.1.5
5.
PROSEDUR PELAKSANAAN
5.1. a. Tahap persiapan pengaturan
1. Menyiapkan Surat perintah tugas
2. Memperhatikan sikap tampang, rapi, bersih dan penampilan personel.
3. mengecek kelengkapan perorangan yg dimiliki anggta antara lain : tutup kepala
(pet/helm), sempritan & manset, termasuk kartu anggota.
4. mengecek kelengkapan lapangan antara lain; tongkat lantas, senter serba guna
(untuk kegiatan malam hari), rompi lantas, jas hujan.
5. Memberikan app sebelum melaksanakan tugas.
6. Setiap petugas pengaturan lantas dilengkapi buku tilang & blanko teguran.
7. Petugas pengaturan lalulintas sudah harus berada di lapangan sebelum
masyarakat melakukan aktivitas.
b. Tahap pelaksanaan
1. Petugas menempatkan diri pada tempat yg mudah dilihat oleh pemakai jalan &
terjamin keamanan dalam pelaksanaan tugas.
2. Petugas menguasai 12 sikap dasar pengaturan lalulintas.
21
3. Mengambil posisi
gerakan
pengaturan lantas
4. Petugas
yang
melaksanakan
pengaturan
lalulintas
tidak
dibenarkan
22
6. petugas menanyakan surat-surat kendaraan / pengemudi dari pelanggar,
& bila salah satu tidak ada, dapat dilakukan tilang (tidak dapat
menunjukan sim & atau stnk).
7. mengamankan barang bukti yang disita termasuk berkas tilang &
menyerahkan kepada baur tilang pada hari itu juga, bila baur tilang tidak
ada, barang bukti diserahkan kepada petugas jaga / piket pada hari itu
(petugas piket mencatat dalam buku mutasi penjagaan).
8. memberikan pelayanan kepada pengguna jalan yang perlu bantuan.
9. petugas
dapat
melakukan
tindakan
diskresi
kepolisian
terhadap
petugas.
2.
3.
23
4.
5.
6.
7.
8.
petugas dilarang terima imbalan dalam bentuk apapun yang terkait dengan
kasus pelanggaran & kecelakaan lalulintas.
9.
Menentukan jenis penjagaan, meliputi pos tetap, pos sementara, dan pos yang
diperkuat.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
24
b. Tahap pelaksanaan
1.
kegiatan penjagaan lalu lintas dengan pola jaga = 2 kelompok pengertian pola
dilaksanakan 1 hari.
2.
posisi petugas jaga aman, mudah melihat/dilihat & menghadap arah lantas
berada di luar jalan/jalur, pada kondisi tertentu dapat di badan jalan.
3.
4.
konsolidasi & analisa selesai tugas jaga dengan laksanakan apel cek kuat
personel & perlengkapan jaga serta membuat laporan dalam buku mutasi
5.
6.
7.
melakukan TPTKP
8.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
cek air accu, angin, ban, oli mesin, rem, power stering, lampu, segitiga
pengaman, traffic cone, meteran, alat tulis, kapur, accident kit dan lain lain.
25
b. Tahap pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
pada
saat
meminta
jalan
untuk
mendahului
kendaraan
tidak
boleh
menggunakan sirine hanya dengan skala prioritas seperti pada jalur tikungan,
terjadi kepadatan & kemacetan arus lalulintas
3.
4.
26
5.4.a Tahap persiapan Patroli
1.
2.
3.
4.
5.
6.
cek air accu, angin ban, oli mesin, rem, power stering, lampu, segitiga
pengaman, traffic cone, meteran, alat tulis, kapur, accident kit ,lampu signe, dll.
b. Tahap pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
dipandang perlu minggir / berhenti & yang satu keluar kendaraan sedang
pengemudi tetap di atas kendaraan
6.
7.
8.
9.
27
dengan cara yang aman, mendahului dengan kecepatan diatas rata-rata &
mengambil tindakan sesuai prosedur.
13. mengemudi kendaraan patroli dalam kecepatan rata2 max 40 km / jam sehingg
mudah mengawasi situasi yang dilalui.
14. mencatat masalah yang menonjol, bila ada yang mencurigakan segera minta
informasi kepada kesatuan terdekat.
15. melaporkan situasi lalulintas pada pos / kesatuan polri terdekat.
16. membantu petugas gatur untuk melakukan pengaturan lantas bila terjadi
macet / semrawut lalulintas.
17. pada lokasi2 tertentu petugas patroli melakukan penerangan lalulintas dengan
menggunakan public adress.
18. bila menemukan pelanggar lalulintas segera melakukan tindakan sesuai proses
penindakan, bila dalam tindakan tersebut harus disita barang bukti agar
melakukan koordinasi dengan sat lantas pada kesatuan setempat utk
penindakan lebih lanjut (untuk patroli antar wilayah).
19. bila menemukan laka lantas & kasus kejahatan lain segera ambil tindakan
pertama di TKP & hubungi kesatuan polri setempat untuk penyelesaian proses
lanjut.
20. melihat iring-iringan pengantar jenazah, lakukan pengawalan terhadap
rombongan jenazah.
21. pada saat melaksanakan patroli melihat mobil berhenti, maka harus berhenti di
belakang mobil tersebut & menyapa pengemudi serta berikan bantuan yang
diperlukan tanpa harapkan imbalan dari masyarakat, dengan motto bisa
membantu merupakan kebahagiaan kami.
22. pada saat melaksanakan patroli posisi ranmor berada pada lajur paling kiri.
23. membuat laporan hasil pelaksanaan patroli.
28
pada saat melakukan patroli dilarang melaksanakan razia kendaraan dengan dalih
apapun kecuali atas perintah untuk menangkap pelaku kejahatan yang melarikan
diri.
6.
5.
6.
7.
8.
b.
c.
d.
Survey secara langsung kepada masyarakat dalam route yang telah ditentukan dan
menanyakan respon masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pengaturan,
penjagaan, pengawalan dan patroli lalu lintas.
29
2. Pengendalian
a.
b.
c.
2.
3.
4.
7.
PENUTUP
1. Ketentuan perubahan dan berlakunya Standard Operation Prosedur ini ada pada Dit
Lantas Polda Gorontalo yang pelaksanaan dan pembinaan / bimbingan teknis dilakukan
oleh Kasubdit Bin Ops Ditlantas Polda Gorontalo.
2. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan prosedur Unit Turjawali yang telah ada
dan tidak bertentangan dengan Petunjuk Pelaksanaan ini tetap berlaku sebagaimana
mestinya.
3. Buku Standard Operation Prosedur (SOP) berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan di
Pada tanggal
:
:
Gorontalo
2016
30
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
PELAYANAN SIM
NO. DOKUMEN
SOP/LANTAS/RES-GTO/04
NO. REVISI
00
TANGGAL TERBIT:
DIBUAT OLEH
KANIT REG IDENT
TTD
SUPOMO
IPDA NRP 77080010
1.
HALAMAN
30-46
2016
DIPERIKSA OLEH
KASAT LANTAS
TTD
WAWAN ANDI S. SH.SIK
AKP NRP 82051524
DISAHKAN OLEH
KAPOLRES GORONTALO
TTD
HERRI RIO PRASETYO SIK.
Tujuan.
Tujuan dibuatnya standar operasional prosedur pelayanan SIM ini agar dapat
digunakan sebagai pedoman bagi petugas untuk melaksanakan pelayanan publik secara
professional serta meningkatkan citra dan kepercayaan masyarakat terhadap Polri
khususnya Polantas, serta guna persamaan persepsi petugas pelaksana pelayanan publik di
SATPAS, yang sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
31
2.
3.
Dasar
2.1
Undang Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang
Indonesia;
2.2
Undang Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan;
2.3
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 2004 tentang tariff dan jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku pada POLRI;
2.4
2.5
Pengertian
Satpas adalah Satuan Penyelenggara administrasi surat ijin mengemudi (SIM) dan
merupakan satu unit / seksi organisasi di bawah Kepolisian Resor (Polres) yang dibentuk
berdasarkan peraturan Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tanggal 30 September 2010 tentang
susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Resor (Polres) dan Kepolisian
Sektor (Polsek);
3.1
32
c.
dapat
melaksanakan uji ulang, pembatalan SIM dan administrasi, pencabutan SIM oleh
Hakim serta sistem Rencana pelanggaran / Hukuman yang dijatuhkan kepada
pemegang SIM;
j.
PELAKSANAAN
4.1
33
3. Obyek Pelayanan.
Obyek pelayanan Satpas adalah pemohon yang telah memenuhi persyaratan
sesuai ketentuan yang berlaku baik permohonan SIM baru, perpanjangan,
mutasi masuk, SIM rusak dan peningkatan golongan;
4. Subyek Pelayanan.
Penerbitan SIM dilaksanakan oleh Unit pelaksana penerbitan surat ijin
mengemudi kendaraan bermotor Satuan Lalu Lintas Negara Republik
Indonesia;
4.2
Pelayanan Satpas
Mekanisme Pembuatan SIM pada Satpas Polres Limboto :
1.
Loket Bank;
2.
Permohonan Baru;
3.
Permohonan Perpanjangan;
4.
Permohonan Hilang;
5.
Permohonan Rusak;
6.
7.
Prosedur :
a.
Petugas loket BRI menerima beamin SIM dari pemohon sesuai dengan
PNBP (Baru = SIM A : Rp. 120.000, Baru SIM B = Rp. 120.000,- Baru SIM
C = Rp. 100.000,- Perpanjangan SIM A = Rp. 80.000,- Perpanjangan SIM
B = Rp. 80.000,-Perpanjangan SIM C = Rp. 75.000);
b.
Petugas mencatat pada buku register beamin SIM dan mencatat identitas
pemohon pada kwitansi pembayaran beamin SIM;
34
c.
8.
Loket Pendaftaran
a.
b.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Mengarahkan
selanjutnya;
pemohon
untuk
duduk
menunggu
panggilan
35
8)
9)
10)
Prosedur :
Petugas loket pendaftaran menerima dan memeriksa kelengkapan berkas
administrasi dari pemohon berupa :
a.
b.
Permohonan baru :
1)
Formulir permohonan;
2)
3)
4)
5)
6)
Permohonan perpanjangan :
1)
Formulir permohonan;
2)
3)
36
c.
d.
4)
5)
Bagi SIM yang telah habis masa berlakunya lebih dari 1 tahun, harus
mengikuti ujian teori dan praktek;
Peningkatan golongan
1)
Formulir permohonan;
2)
3)
4)
5)
6)
Formulir permohonan;
2)
3)
4)
Mutasi masuk;
5)
Formulir permohonan;
6)
7)
37
e.
9.
Mutasi Keluar.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
38
2) Setelah berkas dientri petugas loket entri data memilah berkas
pemohon, berkas perpanjangan dan mutasi diserahkan ke loket
produksi untuk panggilan foto, berkas baru dan perpanjangan
kadaluarsa diserahkan ke loket pendaftaran untuk dilakukan panggilan
pelaksanaan ujian teori;
3) Berkas surat pengantar mutasi atau pengingkatan golongan SIM yang
telah disiapkan diserahkan ke loket pendaftaran untuk diserahkan
kepada pemohon;
4) Loket Ujian Teori;
c. Ujian teori SIM, meliputi :
1) Permohon SIM baru;
2) Permohonan perpanjangan SIM yang habis masa berlakunya lebih dari
1 (satu) tahun;
d. Tanggung jawab petugas ujian teori terdiri dari :
1) Petugas memasukan data pemohon SIM yang akan melaksanakan ujian
teori ke dalam buku registerasi;
2) Petugas memberikan arahan kepada peserta ujian mengenai sistem
ujian;
3) Petugas mengawasi dan menilai pelaksanaan ujian teori;
4) Petugas mengumumkan hasil ujian teori;
e. Prosedur :
1) Petugas penguji teori menerima berkas dari petugas loket pendaftaran;
2) Petugas penguji teori memasukkan data peserta ujian ke dalam buku
register;
39
3) Petugas penguji teori menyiapkan lembar soal ujian teori;
4) Petugas penguji teori memberikan arahan kepada pemohon SIM
tentang system ujian yang akan dilaksanakan;
5) Petugas peguji teori melakukan pengawasan pelaksanaan ujian teori;
6) Petugas penguji teori mengoreksi hasil ujian dan mengumumkan hasil
kelulusan yang disaksikan oieh peserta ujian secara transparan;
7) Petugas penguji teori mengarahkan peserta ujian yang telah lulus untuk
menuju loket uji praktek dengan membawa tanda bukti lulus;
8) Petugas penguji teori mengarahkan peserta ujian yang tidak lulus ujian
teori untuk mengikuti ujian teori ulang, dengan waktu yang telah
ditentukan;
9) Petugas penguji teori mengarahkan peserta ujian yang tidak lulus ujian
teori 3 (tiga) kali berturut-turut, untuk mengikuti pelatihan
pengetahuan pemohon SIM (dilakukan oleh POLRI bersama
Akademisi);
f.
b)
c)
40
d)
e)
3) Prosedur :
10.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
2)
dan
contoh
41
3)
b.
c.
Tanggung jawab.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Prosedur.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
42
7)
11.
12.
Durasi Pelayanan.
a. Permohonan Baru :
1) Loket
: 5 Menit
: 5 Menit
: 30 Menit
: 10 Menit
5) Loket Produksi
: 15 Menit
: 5 Menit
: 5 Menit
43
3) Loket Produksi
:15 Menit
: 5 Menit
: 10 Menit
14.
c.
d.
Batas usia :
1)
2)
3)
44
15.
16.
e.
Syarat administratif;
f.
g.
h.
b.
SIM BI / A Umum, telah 12 (dua belas) bulan untuk SIM BII / SIM BI
Umum;
c.
SIM BII / BI Umum telah 12 (dua belas) bulan untuk SIM BII Umum;
Biaya Pelayanan.
Penerbitan SIM oleh POLRI dipungut biaya melalui Petugas BRI, besarnya
biaya untuk penerbitan SIM sejak diberlakukannya PP No. 50 tahun 2010
tentang jenis tarif PNBP yang berlaku di POLRI dan dijabarkan melalui Surat
Keputasan Kapolri No. Pol. : Skep /1008 / XII / 2004 tanggal 29 Desember
2004 tentang Petunjuk Administrasi pengelolaan PNBP dilingkungan POLRI
biaya penerbitan / pembuatan SIM :
a.
b.
c.
45
5.
46
6.
PENUTUP
a.
Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan SIM SATPAS Polres Limboto
dibuat dengan tujuan dapat dipergunakan sebagai pedoman di dalam pelaksanaan
pelayanan penerbitan SIM secara lebih profesional, proporsional, transparan dan
akuntabel sehingga dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
b.
Hal-hal yang belum diatur dalam Standar Operasional Prosedur ini akan ditentukan
kemudian.
c.
: Gororntalo
:
2016
TTD
WAWAN ANDI S. SH. SIK.
AJUN KOMISARIS POLISI NRP 82051524