Anda di halaman 1dari 8

REFLEKSI KASUS

Susp DHF Grade I (Febris hari ke IV) dd demam Dengue

Oleh :
Made Wida Prasetya
NIM. 1170121013

Penguji :
dr. Romy W. M.Sc. Sp.A

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD SANJIWANI GIANYAR
FKIK UNIVERSITAS WARMADEWA
2016

Refleksi Kasus
Susp DHF Grade I (Febris hari ke IV) dd demam Dengue
Oleh : Made Wida Prasetya

Pasien dengan inisial IM umur 3 tahun 2 bulan dating ke IGD dengan keluhan pasienPasien
datang mengeluhkan panas sejak 3 SMRS (tanggal 18/1/16 pkl 07.00). Panas pada seluruh tubuh,
panas menetap namun turun dengan obat penurun panas yang diminum. Pada hari ketiga panas
dirasakan sedikit menurun namun pasien dikatakan lemas diseluruh badan. Panas dikatakan
meningkat lagi sejak pk. 10.00 wita, sehingga pasien menjadi rewel.
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada seluruh kepala yang dirasakan sejak 1 hari SMRS,
nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri bertambah jika panas badan meningkat. Selain itu juga
mengeluhkan nyeri pada lutut dan siku sejak 2 hari SMRS, namun nyeri masih bisa ditahan.
Pasien juga dikatakan muntah 1x berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi pasien dengan
volume 50 cc
Keluhan lain yaitu seperti gusi berdarah,mimisan,mencret, sakit perut, BAB hitam,
muntah disangkal, Makan/minum (+/+) mulai menurun sejak 1 hari SMRS, BAK (+) kuning
jernih, terakhir 2 jam SMRS dengan volume 200cc.
Riwayat penyakit terdahulu, pasien mengatakan tidak pernah mengalami keluhn demam
hingga dirawat inap di rumah sakit sebelumnya. Riwayat persalinan, dikatakan lahir spontan, UK
cukup bulan, ditolong oleh dokter, BBL/PB 320gr/50 cm. Segera menangis setelah lahir. Riwayat
penyakit keluarga, dikeluarga dikatakan tidak ada yang menderita keluhan yang sama. Riwayat
pribadi/lingkungan/sosial, Pasien merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Pasien masih
berumur 3 tahun dan dikatakan aktif bermain. Pasien kesehariannya di asuh oleh ibunya. ibu
pasien seorang ibu rumah tangga, sedangkan ayah pasien bekerja sebagai karyawan swasta.
Sanitasi lingkungan di rumah pasien dikatakan banyak ada got. Untuk di lingkungan pasien ada
sekitar 4 orang anak yang menderita DHF hingga perlu dirawat inap. Riwayat nutrisi pasien
dikatakan pemberian ASI sejak lahir hingga berumur 6 bulan, dan sejak umur 12 bulan hingga
2

sekarang pasien sudah menkonsumsi makanan dewasa. Riwayat tumbuh kembang pasien baik
sesuai umur dan status gizi pasien baik utuk sat ini. Pasie tidak memiliki riwayat alergi maupun
riwayat operasi.
Pada pemeriksaan fisik didapatka keadaan umum lemah dan kesadaran compos mentis.
Berat badan 12 kg, laju nadi 90 kali per menit, suhu aksila 37,3 OC dan laju nafas 30 kali per
menit.padapemeriksaan status general pada mata pasien konjungtiva tidak tampak pucat, dari
pemeriksaan THT tampak dalam batas normal,tidak ditemukan gusi berdarah dan epistaksis.
Kemudian dari pemeriksan thoraks dalam batas normal, pemerisaan abdomen dalam batas
normal, pada palpasi Hepar dan Lien tidak teraba, turgor kembali normal, ekstremitas teraba
hangat, CRT < 2 detik, serta dari Rumple Leed Test didapatkan hasil positif
PARAMETER HASIL

UNIT

REMARK

NILAI
NORMAL

5,1

103/L

4,0-10,0

Lym

1,4

103/L

0,8-4,0

Gran

3,1

103/L

2,0-7,0

HGB

12,3

g/dL

11,0-16,0

HCT

39,7

37,0-54,0

PLT

98

103/L

150-450

WBC

Dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan hasil pemeriksaan darah lengkap


21/01/2016, pukul 09.26 WITA pada pasien ini:

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksan penunjang pasien didiagnosis Susp.
DHF Grade I (Febris hari ke IV) dd demam Dengue + gizi baik. Penatalaksanaan pada kasus ini
dirawat inap, dengan IVFD sesuai kebutuhan cairan pasien yaitu 1.100 ml/hari ~ IVFD RL 15
tpm makro, serta observasi vital sign pasien setiap 3 jam, warning sign dan balance cairan juga
dilakukan. Dalam perjalanannya selama dirawat di rumah sakit, kondisi pasien berangsur
membaik. Pada pasien direncanakan cek darah lengkap setiap 12 jam dan pada panas hari ke 7
direncanakan uji serologi IgG dan IgM.

Pembahasan
Berdasarkan data diatas masalah yang akan dibahas saat ini yaitu Demam berdarah dengue yang
dialami oleh pasien.
Problem list
1. Pada pasien ini diagnosis yang didapat yaitu Susp. DHF Grade I (Febris hr ke IV) dd
demam Dengue + gizi baik. Diagnosis tersebut didapat dari anamnesis,pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang berupa darah lengkap.
2. Perlu diperhatikan tanda bahaya dari fase kritis yang jika tidak diawasi dapat berujung
dengan syok atau DSS, dan juga penatalaksanan pada pasien yang sesuai dengan
diagnosis.
Solusi
1. Berdasarkan literature yang tersedia diagnosa dapat ditegakkan melalui anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesa yang perlu diketahui yaitu
onset, durasi dan progeritas serta keluhan penyerta yang dialami pasien. Tanyakan juga
eberapa pertanyaan penting seperti: bagaimana asupan minum sehari-hari oleh pasien
baik dari seberapa sering dan jenis minuman, produksi urin juga perlu ditanyakan untuk
menentukan estimasi volume dan waktu terakhir buang air kecil, bagaimana keseharian
pasien selama mengalami sakit apakah masih dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,
apakah ada kehilangan cairan dengan cara lainnya seperti muntah dan diare, apakah
disekitar tempat tinggal baik dari keluarga ataupun tetangga yang memiliki keluhan yang
4

sama. Pada pasien ini dari heteroanamnes didapatkan panas mendadak pada seluruh
tubuh, panas menetap namun turun dengan obat penurun panas yang diminum. Pada hari
ketiga panas dirasakan sedikit menurun namun pasien dikatakan lemas diseluruh badan.
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada seluruh kepala yang dirasakan sejak 1 hari SMRS,
nyeri dirasakan hilang timbul. Pasien juga dikatakan muntah, keluhan lain yaitu seperti
gusi berdarah,mimisan,mencret, sakit perut, BAB hitam, muntah disangkal. Keluhan
yang dialami pasien sesuai dengan tanda dan gejala dari DBD yaitu panas yang
mendadak yan bertahan 2-7 hari dengan 2 atau lebih gejala penyerta seperti sakit kepala,
nyeri pada retro-orbital, myalgia. Namun pada kasus tidak disertai tanda perdarahan
spontan seperti gusi berdarah dan melena.
Untuk pemeriksan fisik yang sebaiknya dilakukan melihat kesadaran, status
hidrasi, kapiler refill time, pemeriksaan fisik abdomen untuk mencari pembesaran hati
atau limfa dan tourniquet test. Pada pasien didapatkan fisik didapatka keadaan umum
lemah dan kesadaran compos mentis, laju nadi 90 kali per menit, suhu aksila 37,3 OC,
pemeriksaan THT tampak dalam batas normal,tidak ditemukan gusi berdarah dan
epistaksis. Kemudian dari pemeriksan thoraks dalam batas normal, pemerisaan abdomen
dalam batas normal, pada palpasi Hepar dan Lien tidak teraba, turgor kembali normal,
ekstremitas teraba hangat, CRT < 2 detik, serta dari Rumple Leed Test didapatkan hasil
positif.
Pada kasus curiga dengan DBD perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa
cek darah lengkap. Pada kasus didapatkan WBC masih dalam batas normal, terjadi
peningkatn hematokrit dan penurunan platelet. Umumnya dalam kasus demam berdarah
dengue pada hasil pemeriksaan darah lengkap didapatkan trombositipenia dan
hemokonsentrasi (hematokrit meningkat). Berdasarkan pemeriksan diatas tersebut dapat
diduga terserang demam berdarah dengue dengan dua tanda kliniks disertai satu hasil
laboratorium atau

setidaknya

peningkatan hematokrit cukup menetapkan diagnosis

sementara dari DBD. Ini termasuk trombositopenia (less than 100.000) ditambah sebua
tes tourniquet yang positif (10 petekie per 2,5 cm 2). Yang dimana ini termasuk DBD
grade I karena tanpa adanya perdrahan spontan.
2. Pada pasien ini menurut literature perlu diawasi tanda bahaya dari fase kritis yaitu
terjadinya syok atau dengue shock syndrome. Yang perlu diawasi adalah nadi cepat tanpa
demam, perubahan kesadaran, perdarahan yang ditandai dengan epistaksis, melena,
5

hematemesis, hematuria, tidak bisa minum atau tidak ada pengeluaran urin lebih dari 6
jam, susah bernafas, pembesaran limfa dan hati, peningkatan tajam dari hematokrit dan
peurunan yang cepat dari platelet, akral dingin, tekanan darah menyempit 20mmHg,
contoh: 100/80 mmHg. WHO mendefinisikan DSS sebagai DBD yang disertai dengan
kegagalan sirkuasi yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat, tekanan darah yang
menyempit (20 mmHg) atau hipotensi sesuai dengan umur, pengisian kapiler yang
lambat, akral dingin. Onset dari syok ini terjadi secara akut bersamaan dengan penurunn
suhu yang terjadi, biasanya terjadi setelah 2-5 hari dari demam. Suhu biasanya
subnormal, akral dingin, dan nadi cepat dan lemah. Efusi pleura dan ascites sebagai
prediksi terjadinya DSS. Nyeri perut yang sering biasanya merupakan keluhan sebelum
terjadinya syok. Durasi dari syok ini terjadi dengan singkat. Pasien dapat meninggal pada
24 jam pertama syok atau dapat pulih secra cepat setelah pergantian cairan yang sesuai.
Pada pasien ini terapi yang diberikan baru terapi pemberian infuse ringer laktat
dimana ini sesuai dengan literature yang tersedia, namun terapi ini tidak bersifat
menyembuhkan keluhan, hanya bersifat suportif. Menerut literature penatalaksanaan dari
demam dengue pada fase febril berdasarkan gejala. Demam diatasi dengan parasetamol.
Salisilat dan antiinflamasi non steroid lainnya harus dihindari sebagaimana dapat
menyebabkan perdarahan mukosa pada anak-anak. Pada anak-anak perlu mendorong
mereka untuk meningkatkan masukkan cairan melalui oral. Sebagaimana tidak adanya
antivirus yang spesifik bagi infeksi dengue, maaka terapi cairan yang supportif yang
menjadi landasan terapi.
Pemberian cairan infuse ringer laktat dengan 7 ml/kg selama satu jam. Setelah
satu jam, jika tingkat hematokrit menurun dan tanda vital membaik, infuse cairan dapat
ditrunkan ke 5 ml/kgBB untuk jam berikutnya dan dilanjutkan 3 ml/kgBB selama 24-48
jam. Ketika pasien dalam kondisi stabil, dimana tekanan darah sudah normal dan oral
intake dan produksi urin sudah memuaskan, pasien dapat dipulangkan. Jika dalam satu
jam hematokrit meningkat dan tanda vital tidak menunjukkan peningkatan, cairan infuse
dapat dinaikkan ke 10 ml./kgBB selama jam berikutnya. Dalam kasus tanpa perbaikan di
tanda vital dan hematokrit dalam 3 jam koloid atau infuse plasma (10ml/kg) harus
diberikan. Ketika hematokrit dan tanda vital sudah membaik atau stabil infus harus
diturunkan dan dihentikan dalam 24-48 jam. Sedangkan terapi pasien ini dirawat inap,

dengan IVFD sesuai kebutuhan cairan pasien yaitu 1.100 ml/hari ~ IVFD RL 15 tpm
makro.

DAFTAR PUSTAKA
7

1. Singhi S. Kissoon N. Bansal A. Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever: Management Issues In
An

Intensive

Care

Unit.

Jornal

de

Pediatria.

2007.

Available

from

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17530136

Anda mungkin juga menyukai