I.
SINOPSIS
McDonalds
Corporation
McDonalds
Corporation
didirikan
oleh
Richard
dan
Maurice
McDonalds
di
US,
California
dengan
mottonya
yang
menjadikannya
Perusahaan
cepat
saji
terkemuka
di
dunia
adalah
:
Quality,
Service,
Cleanliness
and
Value.
Target
market
dari
McDonalds
adalah
orang
tua,
anak-anak,
pekerja
kantoran
atau
karyawan
maupun
remaja.
Menu
di
McDonald
biasanya
terdiri
dari
hamburger,
sandwich
ayam,
salad,
kentang
goreng
dan
minuman
soda/milkshake.
Dalam
setiap
pelayanannya,
McDonald
sudah
menerapkan
alur
kerja
nya
masing
masing.
Mulai
dari
penyimpanan
bahan
baku
sampai
proses
penjualan
(pelayanan)
kepada
pelanggan.
Proses
pelayanan
ini
menekankan
agar
setiap
makanan
dapat
tersaji
dengan
cepat
dan
berkualitas
baik.
Diawali
dengan
proses
penyimpanan
bahan
baku
mentah
di
dalam
lemari
pendingin,
sehingga
semua
bagan
yang
dibutuhkan
tersedia
di
dalam
tempat
itu,
kemudian
mereka
mulai
memrosesnya
menjadi
makanan
sesuai
dengan
pesanan
yang
dilakukan
oleh
pelanggan.
Pelanggan
yang
datang
ke
McDonald
dibagi
menjadi
dua
kategori,
yaitu
pelanggan
yang
datang
ke
counter
dan
pelanggan
yang
menggunakan
fasilitas
drive-thru.
Pada
tahun
1979,
burger
yang
diproduksi
McDonalds
menjadi
penjualan
yang
dominan
sebesar
35%
dibanding
kompetitornya
yaitu
Burger
King
(11%)
dan
Wendys
(8%).
Pada
tahun
1980
terdapat
5.951
gerai
McDonalds
yang
tersebar
di
seluruh
dunia
dengan
penjualan
dominan
yaitu
:
burger
yg
terdiri
dari
Hamburger,
Cheeseburger
dan
Big
Mac
sebesar
62.5%,
fries
regular
sebesar
32.1%
dan
soft
drink
regular
sebesar
20.6%.
Penjualan
tertinggi
ditemukan
di
hari
Jumat
sebesar
17.8%
pada
pukul
1
pm
sebesar
14.9%.
Keberhasilan
McDonalds
ini
dikarenakan
konsekuen
dan
strategi
mereka
terhadap;
design
of
goods
and
services,
quality
product
and
management,
process
and
capacity
design,
location
strategy,
layout
design
and
strategy,
job
design
and
human
resources,
supply
chain
management,
inventory
management,
scheduling
and
maintenance.
Selain
itu
McDonalds
juga
berfokus
pada
persepsi
nilai
dalam
lini
produknya,
sehingga
membutuhkan
maintain
terhadap
harga
item
menu
yang
sesuai.
Produk
yang
paling
diminati
oleh
pelanggan,
akan
dihargai
dengan
harga
yang
berbeda,
menu
nilai
yang
luas
merupakan
bagian
penting
dari
setiap
menu
makanan
cepat
saji.
Burger
King
Corporation
Burger
King
didirikan
oleh
James
McLamore
dan
David
Edgerton,
pengusaha
yang
berasal
dari
Miami,
Amerika
Serikat
pada
tahun
1954.
McLamore
dan
Edgerton
memulai
Burger
King
dengan
konsep
yang
sederhana
yaitu
dengan
menarik
keluarga
generasi
baby-boomers
yang
pada
saat
itu
sedang
berkembang
dengan
menawarkan
burger
dengan
harga
yang
relatif
murah
dan
disajikan
secara
cepat.
Sebenarnya
idenya
bisa
dikatakan
tidak
cukup
unik.
Mengapa
?
Hal
ini
dikarenakan
sudah
cukup
banyak
drive-in
yang
menawarkan
makanan
cepat
saji
di
Amerika
Serikat
pada
awal
tahun
1954.
Namun,
McLamore
dan
Edgerton
mencoba
untuk
memberikan
pelayanan
restoran
Burger
King
dengan
cara
yang
berbeda.
Burger
King
menjadi
restoran
cepat
saji
pertama
yang
menawarkan
ruang
makan
kepada
pelanggannya
(meskipun
plastik
yang
digunakan
membuat
tidak
nyaman).
Pada
tahun
1957
mereka
memperluas
menu
mereka
dengan
Whopper,
burger
dengan
saus,
keju,
selada,
acar,
dan
tomat
dengan
harga
tetap
rendah:
hamburger
dengan
biaya
18
sen
dan
Whopper
37
sen
(Harga
Burger
McDonald
pada
saat
itu
15
sen).
Pada
tahun
1958
Burger
King
mengambil
keuntungan
dari
semakin
populernya
penggunaan
televisi.
Iklan
televisi
pertama
Burger
King
muncul
di
stasiun
VHF
Miami
tahun
itu.
Pada
tahun
1954
Burger
King
berkembang
yang
awalnya
hanya
terdiri
dari
satu
buah
toko
menjadi
2.766
toko,
termasuk
136
toko
yang
terletak
diluar
US
pada
tahun
1980.
Penjualan
yang
tertinggi
ada
di
menu
Cheeseburger
sebesar
20%
untuk
spesifikasi
burger,
Chicken
sebesar
6.2%
untuk
spesifikasi
specialty,
Fries
regular
sebesar
34.9%
untuk
spesifikasi
fries
dan
soft
drink
medium
sebesar
19.9%
untuk
spesifikasi
minuman.
Value
yang
ditawarkan
oleh
Burger
King
ini
adalah
pelanggan
dapat
memesan
makanan
sesuai
dengan
kriteria
dan
keinginan
pelanggan
tersebut
(customize).
Burger
King
menjalankan
bisnisnya
dengan
sistem
waralaba
yang
memang
saat
itu
sedang
berkembang
pesat
di
Amerika
Serikat
pada
akhir
tahun
1950-an.
Sistem
waralaba
ini
sesuai
dengan
konsep
Burger
King
untuk
membawa
Burger
King
ke
pasar
yang
lebih
luas
dengan
investasi
yang
minimal.
Namun
pada
tahun
1967,
McLamore
dan
Edgerton
memutuskan
untuk
menjual
Burger
King
yang
sudah
memiliki
274
toko
kepada
Pillsbury
dengan
bayaran
sebesar
$18
juta.
II.
PERMASALAHAN
Terdapat
perbedaan
sistem
operasional
penyajian
yang
dilakukan
oleh
McDonald
dan
Burger
King,
yaitu
:
1. Burger
King
memiliki
permasalahan
sulitnya
mengatur
waktu
dalam
proses
penyajian
dikarenakan
sistem
operasionalnya
yang
memakan
waktu
lebih
lama
2. Burger
King
tidak
dapat
menekan
pengeluaran
dengan
menjaga
harga
yang
rendah
dan
penataan
proses
makanan
dalam
mengoptimalkan
keefisienan
3. Penyajian
yang
diberikan
oleh
Burger
King
masih
agak
lama
karena
kurang
kompetennya
manajer
dalam
mengatur
line
dan
staff
untuk
memenuhi
volume
order
yang
tinggi
III.
PEMBAHASAN
Dengan
adanya
perlakuan
standar
dari
tiap
menu,
McD
dapat
memprediksikan
waktu
pembuatan,
kualitas
yang
konsisten
dan
menghindari
aktivitas
yang
tumpang
tindih.
Sedangkan
Burger
King
dengan
adanya
customize
menyebabkan
waktu
yang
lebih
fleksibel
yang
tidak
dapat
diprediksi
dan
dapat
terjadi
bottleneck
atau
tumpang
tindih
aktivitas.
Support
Activity
Mc
Donalds
memiliki
4
mesin
pendingin
untuk
menyimpan
stok
bahan
baku
mentah
yang
mereka
miliki.
4
mesin
ini
membantu
McDonald
dalam
penyimpanan
bahan
baku
agar
tidak
cepat
rusak.
Ketika
pembeli
cenderung
sepi,
maka
para
pekerja
yang
berada
dalam
bagian
inventory
akan
melakukan
pekerjaan
membersihkan
ruangan
sehingga
dapat
terjaga
tetap
bersih.
Pada
saat
jam
tutup,
store
nya
juga
akan
dibersihkan
sehingga
ketika
membuka
store
semua
peralatan
sudah
bersih
dan
siap
untuk
memasak.
Sedangkan
Burger
King
hanya
memiliki
2
walk-in
freezers
dan
1
walk-in
refrigerator
yang
digunakan
untuk
menyimpan
bahan
baku
burger.
Burger
King
akan
menerima
pengiriman
bahan
baku
seminggu
sekali
dari
Distron
dan
3
sampai
4
kali
seminggu
dalam
mendapatkan
bahan
segar
dari
supplier
setempat
agar
menjaga
kesegaran
bahan
baku.
Namun
hanya
tomat
yang
dikirim
setiap
hari
guna
mendapatkan
kesegaran
tomat
yang
berkualitas
untuk
membuat
burger
nya.
Perbedaan
McD
vs
Burger
King
1.
McDonald
menggunakan
tipe
operasi
made-to-stock
sedangkan
Burger
King
McDonald hanya membuat dan menjual burger yang sesuai dengan standar yang telah
ditentukan, sehingga burger yang dihasilkan dan dijual akan sama dengan pembeli satu
sama lain.
3.
Burger King membuat inovasi dengan pelanggan dapat meng-customize burger nya
sehingga semua pesanan akan berbeda sesuai dengan keinginan pelanggan masing
masing.
4.
Proses penerimaan barang dari supplier yang dilakukan oleh McDonald adalah sekali
seminggu karena mereka memiliki 4 mesin pendingin yang besar yang cukup untuk menstok barang hingga seminggu ke depan.
5.
Burger King memiliki supplier lokal yang memasok bahan baku segar dan dikirim sekitar
3 sampai 4 kali seminggu, hal ini dikarenakan Burger King menginginkan bahan baku
nya memiliki kesegaran yang sempurna, dan Burger King memasok tomat setiap hari
agar kesegaran tomat yang disajikan merupakan kesegaran yang sempurna.
6.
McDonald mempunyai menu sarapan sehingga membuka toko lebih awal, sedangkan
Burger King tidak mempunyai menu sarapan sehingga membuka toko lebih siang,
dimana hal ini akan mempengaruhi pendapatan toko.
IV.
REKOMENDASI
Selain
itu
tetap
berfokus
pada
:
1. Design
Goods
and
services
Design
dan
ukuran
dalam
penyajian
perlu
diperhatikan
agar
sesuai
dengan
pengeluaran
dan
waktu
produksi
agar
konsumen
tidak
terlalu
lama
menunggu.
Mungkin
perlu
dilakukan
penurunan
ukuran
agar
tetap
bisa
mendapatkan
harga
yang
terjangkau
dengan
high
quality
dan
waktu
yang
relatif
cepat,
khususnya
bagi
Burger
King
karena
produknya
yang
customize.
Selain
itu,
Burger
King
juga
dapat
menambah
menu
sarapan
agar
lebih
menarik
konsumen.
2. Quality
Management
Tetap
menggunakan
metode
line
production
untuk
menjada
konsistensi
kualitas
produk
namun
tetap
memperhatikan
pengeluaran
dan
batasan
harga.
Bagi
Burger
King,
mereka
harus
lebih
meningkatkan
efisiensi
waktunya
agar
konsumen
tidak
menunggu
terlalu
lama.
3. Process
and
Capacity
Design
Proses
dan
kapasitas
dari
McD
berfokus
pada
efisiensi
dan
minimisasi
agar
dapat
terus
memenuhi
permintaan
pasar
sehingga
dapat
memaksimalkan
efisiensi
dan
kapasitas
utilisasi.
Burger
King
dapat
belajar
dari
McD
untuk
berfokus
pada
efisiensi
dan
minimisasi
agar
dapat
memaksimalkan
produksi.
4. Location
Strategy
Melakukan
survei
dengan
mencari
lokasi
yang
strategis
demi
mencapai
jangkauan
pasar
yang
maksimal
yang
terdiri
dari
pusat
perbelanjaan.
Di
beberapa
gerai
McD
juga
dibuka
store
24
hour.
Burger
King
juga
dapat
membuka
gerainya
di
beberapa
lokasi
yang
strategis
dgn
waktu
24
jam.
5. Layout
Design
and
Strategy
Disamping
memperhatikan
desain
dan
efisiensi,
McD
dapat
belajar
dari
Burger
King
yang
mengutamakan
kenyamanan
ruangannya.
Sedangkan
Burger
King
dapat
belajar
dari
McD
untuk
memaksimalkan
pemanfaatan
ruang
di
restoran.
6. Job
Design
and
Human
Resources
McD
dapat
trus
meningkatkan
training
untuk
menambah
keterampilan
saat
berproduksi.
Selain
itu
sebagai
faktor
pendukung
untuk
mengembangkan
budaya
organisasinya
sesuai
dengan
mottonya
yaitu
:
Quality,
Service,
Cleanliness
and
Value.
Begitu
pun
dengan
Burger
King,
khususnya
meningkatkan
keterampilan
bagi
pada
manajernya
untuk
dapat
lebih
mengefesiensikan
proses
produksi.
Karena
setiap
toko
bergantung
pada
keterampilan
manajernya.
7. Supply
Chain
Management
Meskipun
McD
memiliki
strategi
diversifikasi
dalam
melakukan
supply
chain,
McD
tetap
menggunakan
standar
seperti
di
bawah
ini
dalam
proses
produksi.
Terkait
hal
di
atas,
Burger
King
dapat
mencontoh
McD
dalam
supply
chainnya
agar
dapat
dilakukan
standarisasi
namun
bagi
pelanggan
yang
ingin
customize
dapat
menambah
bahan
baku
dari
makanan
yang
dipesan.
Hal
ini
bertujuan
agar
lebih
simple
hingga
tidak
memakan
banyak
waktu.
8. Inventory Management
Untuk
scheduling
dapat
disesuaikan
dengan
kondisi
dan
kebutuhan
pasar
dari
tiap
daerah.
Misalnya
memperbanyak
pekerja
pada
hari
maupun
jam
tertentu
yang
dilihat
mengalami
peningkatan
order,
baik
bagi
McD
maupun
Burger
King.
10. Maintenance
Dalam
menghasilkan
produksi
yang
maksimal
dan
kapasitas
yang
optimal,
dapat
dilakukan
improving
dan
maintenance
dari
setiap
peralatan
agar
tidak
terjadi
error
saat
berproduksi
dan
menghasilkan
waktu
yang
lebih
cepat.