Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KATUP EKSPANSI
Mata Kuliah :Sistem AC
Dosen pengampu :Hadromi, MT

Disusun oleh :
Mahfud Fauzi

(5202414026)

Fajar Wijianto

(5202414027)

Azhar Permana Alam (5202414028)


Faiz Afifudin

(5202414029)

Muhammad Andhi I. (5202414030)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF, S1


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas tuntunan dan
rahmat-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Populasi
kendaraan di dunia pada beberapa tahun ini meningkat dengan drastis. Karenanya banyak
terjadi populasi udara sehingga menjadi salah satu penyebab temperatur global naik (global
warming). Hal ini berdampak pada kenyamanan saat berkendara, udara menjadi panas. Saat
ini kita mengenal adanya sistem AC (air conditioning) yang sederhananya menjamin
kesejukan saat berkendara. Sistem ini terdiri dari beberapa komponen, salah satunya katup
expansi (expansion valve). Komponen ini memiliki peran yang penting pada sistem AC.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran kepada
pembaca mengenai katup expansi pada sistem AC. Mencangkup pengertian, fungsi, jenis, cara
kerja, serta trouble shooting katup expansi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik
dan saran sangat kami harapkan demi kelengkapan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, 13 Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Cover....................................................................................................................

Kata Pengantar ....................................................................................................................

ii

Daftar Isi..............................................................................................................................

iii

Daftar Gambar.....................................................................................................................

iv

BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................

1.2 Ruang Lingkup..............................................................................................................

1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................................

1.4 Tujuan............................................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN....................................................................................................

2.1 Pengertian Katup Expansi.............................................................................................

2.2. Jenis-jenis Katup Expansi.............................................................................................

2.3 Kerusakan pada Komponen Katup Expansi..................................................................

12

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................

14

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................

14

3.2 Saran..............................................................................................................................

14

Daftar Pustaka......................................................................................................................

15

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Katup ekspansi...................................................................................................

Gambar 2. Pipa kapiler........................................................................................................

Gambar 3. Rangkaian thermostatic ekspansion valve.........................................................

Gambar 4. Thermostatic ekspansion valve..........................................................................

Gambar 5. Prinsip kerja thermostatic ekspansion valve......................................................

Gambar 6. Automatic expansion valve................................................................................

Gambar 7. Katup expansi dengan kontrol temperatur.........................................................

Gambar 8. Katup expansi dengan kontrol tekan dan temperatur.........................................

Gambar 9. Cara kerja katup expansi dengan kontrol tekan dan temperatur........................

10

Gambar 10. Katup expansi bentuk blok..............................................................................

11

Gambar 11. Katup ekspansi bentuk orifice..........................................................................

12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Refrigerasi adalah proses di mana dilakukan usaha untuk memindahkan panas dari
satu lokasi ke lokasi lain, dengan cara penarikan atau penyerapan panas dari lokasi yang
menjadi tujuan pendinginan. Jika proses pendinginan menggunakan bantuan mesin atau alat,
dinamakan refrigerasi mekanik. Refrigerasi memiliki banyak aplikasi, termasuk: kulkas
rumah tangga, gudang beku, cryogenics, penyejuk udara.
Refrigerasi memanfaatkan sifat-sifat panas (thermal) dari bahan refrigerasi sewaktu
bahan itu berubah keadaan dari bentuk cairan menjadi bentuk gas atau uap dan sebaliknya
dari gas kembali menjadi cairan.
Refrigeran yang dikenal secara umum adalah ammonia dan freon. Perubahan bentuk
ammonia dari keadaan cair menjadi uap dan sebaliknya, melibatkan sejumlah tertentu tenaga
panas. Pada suatu sistem refrigerasi, bahan refrigerant ammonia itu berada dan bersirkulasi di
dalam suatu rangkaian wadah yang terdiri atas beberapa komponen alat yang disambungkan
oleh pipa-pipa logam yang secara keseluruhan merupakan suatu siklus tertutup.
Komponen alat penyusun sistem refrigrasi yaitu kondensor, kompresor, evaporator dan
katup ekspansi.
1.2 Ruang lingkup
Makalah ini hanya akan membahas mengenai katup expansi pada sistem AC, yaitu
mengenai pengertiannya, jenis-jenisnya, cara kerjanya, fungsinya, dan trouble shooting-nya.
1.3 Rumusan masalah
Berdasarkan ruang lingkup tersebut maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam makalah
ini adalah:
-

Apakah perngertian katup expansi?

Apakah fungsi katup expansi?

Bagaimanakah cara kerja katup expansi?

Apa saja jenis-jenis katup expansi?

Bagaimana cara trouble shooting katup expansi?

1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
-

Mengetahui pengertian katup expansi.

Mengetahui fungsi dari katup ekspansi.

Mengetahui cara kerja katup expansi.

Mengetahui jenis-jenis katup expansi.

Mengetahui cara troble shooting katup expansi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Katup Expansi

Gambar 1. Katup ekspansi


Katup ekspansi merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menurunkan tekanan
cairan refrigeran sebelum masuk ke evaporator, sehingga akan memudahkan refrigeran
menguap di evaporator dan menyerap kalor (panas) dari media yang didinginkan. Pada pipa
ekspansi ini terdapat 3 buah katup pengontrol, tujuan dilakukannya cara ini agar cairan
refrigeran tersebut terkontrol, stabil dan mencegah terjadinya perubahan fase refrigeran pada
tabung, kemudian cairan refrigeran akan masuk ke piranti ekspansi dan akan mengalami
ekspansi sehingga terjadi perubahan fase uap cair yang menjadi campuran uap basah. Suhu
dan tekanannya-pun akan menurun setelah proses ekspansi.
Pipa kapiler digunakan untuk menurunkan tekanan dan mengatur jumlah cairan
refrigeran yang mengalir. Diameter pipa kapiler tergantung dari kapasitas mesin
pendinginnya. Pada umumnya pengontrol refrigerant pada domestic refrigerator adalah pipa
kapiler, penggunaan pipa kapiler pada mesin pendingin akan mempermudah pada waktu start.
Karena dengan menggunakan pipa kapiler pada saat sistem tidak bekerja tekanan pada
kondensor dan evaporator cendrung sama, hal ini dapat mempermudah tugas kompresor pada
waktu start.

2.2 Jenis-Jenis Katup Expansi


Macam-macam katup ekspansi dari jenis umum, antara lain :
1. Pipa Kapiler
Pipa kapiler melayani hampir semua sistem refrigerasi yang berukuran kecil, dan
penggunaannya meluas hingga pada kapasitas refrigerasi 10 kW. Pipa kapiler umumnya
mempunyai ukuran panjang 1 hingga 6 m, dengan diameter dalam 0,5 hingga 2 mm. Cairan
refrigeran memasuki pipa kapiler tersebut dan mengalir sehingga tekanannya berkurang
disebabkan oleh gesekan dan percepatan refrigeran. Sejumlah cairan berubah menjadi uap
ketika refrigeran mengalir melalui pipa ini.

Gambar 2. Pipa kapiler

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Pipa kapiler hendaknya tidak dipergunakan pada unit kondensor dengan
pendinginan air. Karena jumlah refrigeran, temperatur air pendingin dapat
berubah-ubah.

2. Tekanan pengembunannya hendaknya tidak terlampau tinggi, karena dalam


keadaan tersebut laju aliran refrigeran akan bertambah besar dan kondisi operasi
cair kembali (liquid back) tak dapat dihindarkan.
3. Jumlah refrigeran yang ada didalam mesin harus diusahakan sedikit saja untuk
mencegah operasi berat untuk jangka waktu yang panjang. Jumlah refrigeran di
dalam bagian tekanan rendah mencapai maximum pada waktu kompresor bekerja.
4. Maka hendaknya dipergunakan pipa kapiler yang sesuai degan mesin refrigrasi.
Jadi apabila tekanan pipa kapiler terlalu rendah (diameter dalam terlalu besar atau
terlalu pendek), maka akan terjadi aliran refrigeran menjadi terlalu besar sehingga
terjadi cair kembali (liquid back) dan kapasitas refrigrasinya berkurang.
Sebaliknya apabila tahanan pipa kapilernya terlampau tinggi (diameter dalam
terlampau kecil atau terlampau panjang), boleh dikatakan tidak mungkin
mengalirkan refrigeran sesuai dengan yang diperlakukan sehingga kapasitas
refrigrasi dari mesin akan berkurang.
5. Oleh karena pipa kapiler merupakan pipa halus berdiameter kecil dan uniform
hendaknya diperlukan hati hati jangan sampai rusak dan tersumbat kotoran.

2. Thermostatic Expansion Valve (Katup Ekspansi Termostatik)


Katup ekspansi termostatik digunakan pada sistem pendinginan majemuk. Dengan
menggunakan sistem ini memungkinkan sistem majemuk untuk dapat memberikan suhu yang
berbeda-beda pada beberapa kabinet. Katup sistem ini juga biasanya digunakan pada
penyegaran udara.
Terdiri atas elemen (sensor) bola kecil yang diisi cairan khusus dengan ukuran yang
tepat, elemen tersebut dihubungkan ke bodi melakukan pipa kapiler, bodi dibuat dari
kuningan, menjadi tempat pertemuan pipa cairan dan pipa evaporator. Jarum dan dudukannya
(seat) terletak dalam bodi. Jarum di hubungkan dengan belon metal yang fleksibel atau
diafragma. Belon tersebut pada gilirannya bergerak oleh batang yang dihubungkan pada belon
yang di berikan seat atau diafragma (elemen power) yang di hubungkan dengan bola sensor
melalui pipa kapiler. Jika beban bertambah, maka cairan refrigerasi di evaporator akan banyak
menguap sehingga besar suhu panas lanjut di evaporator akan menigkat. Pada akhir
evaporator terletakkan tabung sensor suhu (sensing bulb) dari katup ekspansi termostatik

tersebut. Peningkatam suhu dari evaporator akan menyebabkan uap cairan yang terdapat pada
tabung sensor. Akibatnya suhu panas lanjut di evaporator kembali pada keadaan normal,
dengan kata lain suhu panas lanjut di evaporator dijaga tetap konstan pada segala keadaan
beban.
Katup ini bekerja berdasarkan derajat superheated yang keluar dari evaporator. Katup
ini mengatur laju refrigeran cair sebanding dengan laju penguapan di dalam evaporator, atau
dengan kata lain akan membuka lebih besar bila beban bertambah atau sebaliknya.

Gambar 3. Rangkaian Thermostatic Ekspansion Valve

Gambar 4. Thermostatic Ekspansion Valve

Gambar 5. Prinsip kerja thermostatic ekspansion valve


Alat ekspansi ini menggunakan bola perasa yang ditempelkan pada saluran keluaran
evaporator, sehingga suhu bola dan fluida yang ada di dalam bola (fluida power) sangat dekat
dengan suhu gas hisap (suction gas). Tekanan dari fluida ini memberikan dorongan kesisi atas
diafragma, sedangkan tekanan evaporator menekan dari bawah, disamping itu juga terdapat
sebuah pegas yang memberikan gaya ke atas. Untuk dapat membuka katup, maka tekanan
diatas diafragma harus lebih besar dari jumlah tekanan pegas dan tekanan evaporator.
Cara kerja katup ekspansi tekanan konstan adalah sebagai berikut :
1. Pada waktu mesin refrigeran distart, katup dalam kondisi tertutup karena tekanan
dalam evaporator lebih besar dari tekanan pegas yang ditetapkan.
2. Setelah mesin refrigasi bekerja, uap refrigeran yang ada di dalam evaporator terhisap
kedalam kompresor, sehingga tekanan di dalam evaporator lambat laun akan
berkurang. Katup masih dalam keadaan sampai tekanan dalam evaporator mencapai
tekanan yang sama dengan tekanan pegas.
3. Selanjutnya apabila penguapan didalam evaporator lebih rendah daripada tekanan
pegas, tekanan pada bagian bawah bola menjadi lebih rendah daripada tekanan pegas,

sehingga pegas akan menekan ke bawah dan katup jarum akan membuka lubang
salurannya.
4. Apabila penguapan refrigeran di dalam evaporator sudah terjadi dengan baik, maka
pembukaan katup kira-kira konstan sesuai dengan tekanan penguapan yang ditetapkan.
5. Jika tekanan evaporator naik, maka katup akan menutup sedikit untuk mengurangi
jumlah aliran refrigeran masuk kedalam evaporator.
6. Apabila tekanan evaporator turun katup akan membuka sedikit sehingga memperbesar
aliran refrigeran masuk kedalam evaporator.
7. Apabila mesin berhenti berkerja, tekanan akan naik maka katup akan menutup dengan
sempurna.

3. Automatic Expansion Valve


Automatic expansion valve (AXV) adalah katup ekspansi yang dapat mempertahankan
tekanan evaporator tetap konstan, walaupun beban pendinginan berubah-ubah, katup ini
mengindera tekanan evaporator. Bila tekanan evaporator turun akibat adanya penurunan
beban, maka katup akan membuka lebih besar sampai tekanan evaporator sama dengan
tekanan kendali AXV. Sebaliknya bila tekanan evaporator naik, maka katup akan menutup
sebagian. Pengaturan pembukaan katup ini dilakukan oleh suatu control pengatur tekanan.

Gambar 6. Automatic Expansion Valve


Cara kerja Automatic Expansion Valve
Pada katup ini refrigeran mengalir masuk melalui lubang masuk(1) dan keluar melalui
lubang keluar(3), melalui katup jarum(2). Ruang luar dari diafragma(5) dihubungkan dengan
lubang keluar dari evaporator melalui pipa penyama tekanan(8) oleh paking internal(11),
maka difragma(4) menerima seksi keluar dari evaporator. Oleh karena tabung sensor termal
ditempelkan dekat seksi keluar evaporator, tekanan dari uap refrigeran jenuh yang ada
didalamnya akan menjadi tekanan jenuh yang sesuai dengan temperatur (temperatur
penguapan + derajat super panas) dari evaporator. Maka tekanan dari dalam ruangan dalam
diafragma(6) dihubungkan dengan tabung sensor termal adalah sama dengan tekanan jenuh
tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, pembukaan katup ekspansi tergantung dari
perbedaan gaya (tekanan ruangan dalam dari diafragma(6) x luas efektif diafragma) dan
(tekanan ruangan luar diafragma(5) x luas efektif diafragma). Oleh karena itu, perbedaan
kedua gaya tersebut adalah sama dengan gaya pegas. Hal tersebut berarti bahwa jika
perbedaan antara tekanan didalam tabung sensor termal dan tekanan didalam evaporator
berubah, maka derajat super panas yang berkaitan dengan perbedaan tekanan tersebut akan
berubah pula.
Derajat super panas yang diinginkan dapat diatur dengan memutar sekrup
pengatur(13). Apabila sekrup pengatur diputar ke kanan (searah putaran jarum jam), maka
pegas(12) akan tertekan dan derajat super panas akan bertambah besar. Jadi, putarlah sekrup
pengatur ke kanan untuk mengurangi jumlah refrigeran yang masuk kedalam evaporator.

10

Apabila sekrup pengatur diputar ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam) maka pegas(12)
akan mengendor, sehingga derajat super panas akan berkurang (jumlah aliran refrigeran yang
masuk kedalam evaporator akan bertambah besar). Dengan cara penyetelan diatas derajat
super panas harus dapat dipertahankan dalam batas tertentu.
a. Katup ekspansi bentuk siku dengan kontrol temperatur

Gambar 7. Katup expansi dengan kontrol temperatur


Tabung kontrol, pipa kapiler dan ruangan di atas membran diisi dengan cairan khusus
yang sensitif terhadap perubahan temperatur, tabung kontrol dan pipa kapiler ini didempetkan
dengan pipa keluar evaporator. Bila temperatur evaporator rendah, tekanan cairan di atas
membran tidak mampu melawan tekanan pegas, katup jarum menutup saluran masuk ke
evaporator, penguapan zat pendingin terhenti temperatur evaporator naik kembali.
Sebaliknya pada saat temperatur evaporator naik, tekanan cairan di atas membran akan
naik pula, sampai melebihi tekanan pegas, katup terdorong ke bawah, saluran terbuka. Suhu
evaporator turun kembali, demikian seterusnya.
b. Katup ekspansi dengan kontrol tekan dan temperatur

Gambar 8. Katup expansi dengan kontrol tekan dan temperatur


Keterangan:

11

Pt = Tekanan cairan di atas membran (kontrol temperatur)


Pp = Tekanan pegas
Pe = Tekanan zat pendingin yang keluar dari evaporator
Supaya pengaturan menutup dan membuka disesuaikan dengan tekanan yang ada, maka dapat
ditulis persamaan :
Pt = Pp + Pe

Gambar 9. Cara kerja katup expansi dengan kontrol tekan dan temperatur
Kontrol temperatur tetap seperti sebelumnya, tekanan di atas membran tergantung dari
suhu pipa keluar evaporator. Pada waktu tekanan pipa keluar evaporator turun, tekanan di atas
membran akan mendorong batang dan katup sampai membuka saluran. Zat pendingin
mengalir ke evaporator. Bila tekanan evaporator naik, Pe juga naik, Pt turun (lihat
persamaan), Pp akan mendorong katup ke atas kembali sampai menutup saluran. Zat
pendingin tidak mengalir ke evaporator. Suhu evaporator naik kembali dan tekanannya akan
turun katup akan bekerja seperti semula, demikian seterusnya.
Kesimpulan : Katup membuka dan menutup sesuai/tergantung dari suhu dan tekanan
pada pipa keluar evaporator.
Katup akan selalu membuka karena tekanan diatas membran selalu lebih besar dari
tekanan pegas. Pada waktu AC tidak dipakai katup juga akan tetap membuka.

c. Katup ekspansi bentuk blok (dengan kontrol temperatur dan tekanan)

12

Gambar 10. Katup expansi bentuk blok


Bagian di atas membran adalah cairan yang mengontrol dengan temperatur pipa keluar
evaporator. Di bawah membran pengontrolan dengan tekanan zat pendingin pada pipa keluar
evaporator. Membuka dan menutupnya katup diatur oleh tekanan pegas, tekanan diatas dan
dibawah membran miring tanpa garis bawah.
Prinsip Kerja : Temperatur di sekeliling soket evaporator berubah tergantung dari beban
pendinginan.

Jika beban pendinginan kecil, temperatur di sekeliling soket evaporator menurun dan
temperatur yang ditransmisikan dari batang pendeteksi panas ke gas dalam diafragma
juga ikut turun. Menyebabkan gas berkonstraksi, akibatnya jarum katup tertekan oleh
soket tekanan pendingin dari evaporator dan pegas tekanan menekan dan bergerak ke
kanan. Penutupan katup akan menurunkan jumlah aliran pendingin dan menurunkan
kemampuan pendinginan.

Jika beban pendinginan besar, temperatur sekeliling soket evaporator meningkat dan
menyebabkan gas menyebar. Akibatnya jarum katup bergerak ke kiri, menekan pegas
penekan. Pembukaan katup akan meningkatkan jumlah sirkulasi pendingin dan
membuat kemampuan pendinginan naik.

d. Katup ekspansi bentuk orifice


Berbeda dengan katup ekspansi termostatik, katup ekspansi pipa orifice hanya
berfungsi menurunkan tekanan refrigeran dan tidak mengatur jumlah aliran refrigeran ke
evaporator. Oleh karena itu, pada sistem AC yang menggunakan katup jenis ini, di saluran
sebelum masuk evaporator di pasang akumulator yang berfungsi untuk menampung
sementara refrigeran sebelum masuk evaporator.

13

Pada katup ekspansi pipa orifice terdapat sebuah lubang kecil yang berdiameter tetap
sebagai media untuk menurunkan tekanan refrigeran dan kasa penyaring (filter screen) di sisi
masuk dan keluar untuk menyaring kontaminan yang terbawa oleh refrigeran. Namun, katup
pipa orifice jarang sekali digunakan pada unit AC mobil di Indonesia. Biasanya digunakan
pada mobil-mobil keluaran Eropa atau Amerika.

Gambar 11. Katup ekspansi bentuk orifice

2.3 Kerusakan pada Komponen Katup Ekspansi


Dilihat dari fungsinya, katup ekspansi merupakan alat pengkabut cairan refrigeran dari
kondensor. Dengan tekanan yang sangat tinggi refrigeran disemprotkan oleh katup ekspansi
sehingga menurunkan tekanan dan temperatur refrigeran pun menjadi dingin. Banyaknya
cairan refrigeran yang dikabutkan oleh katup ekspansi tergantung dari sensor (bulb) yang
berada di dalam evaporator, sehingga cairan yang dikabutkan selalu dalam kondisi standar
sesuai kebutuhan pendinginan evaporator. Adapun masalah-masalah yang sering terjadi pada
katup ekspansi sebagai berikut:

Sensor (bulb) terlepas dari dudukannya, sehingga kerja katup ekspansi tidak normal
dan kemampuan pendinginan AC mobil berkurang.

Lubang penyemprotan katup ekspansi terlalu renggang, sehingga cairan refrigeran


yang dikabutkan terlalu banyak dan mengakibatkan tekanan refrigeran pada
evaporator terlalu tinggi. Akibatnya kemampuan pendinginan AC mobil menjadi
berkurang. Untuk mengatasinya, sebaiknya ganti katup ekspansi.

Gas pada pipa sensor (capillary bulb) katup ekspansi bocor, sehingga sensor tidak
dapat bekerja. Hal ini dapat mengakibatkan refrigeran yang dikabutkan ke evaporator
menjadi berkurang, tekanan refrigeran di evaporator menjadi sangat rendah, dan

14

menyebabkan kemampuan pendinginan AC mobil berkurang. Agar kembali normal,


sebaiknya ganti katup ekspansi.

Lubang penyemprotan katup ekspansi yang berfungsi mengkabutkan refrigeran


tersumbat, sehingga refrigeran tersumbat, sehingga refrigeran yang berhasil di
kabutkan hanya sedikit. Ini akan berpengaruh terhadap kemampuan pendinginan.
Selain itu, dapat menimbulkan bunga es (frozen) pada pipa cairan refrigeran sebelum
masuk ke evaporator. Untuk mengatasinya, bersihkan katup ekspansi.

15

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Katup ekspansi merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menurunkan tekanan dari
cairan refrigeran sebelum masuk ke evaporator, sehingga akan memudahkan refrigeran
menguap di evaporator dan menyerap kalor (panas) dari media yang didinginkan.
Macam-macam katup ekspansi dari jenis umum, antara lain :
1. Pipa kapiler
2. Thermostatic Expansion Valve (Katup Ekspansi Termostatik)
3. Automatic Expansion Valve
4. Katup ekspansi bentuk siku
5. Katup ekspansi bentuk blok
6. Katup ekspansi bentuk orifice
Adapun masalah-masalah yang sering terjadi pada katup ekspansi sebagai berikut:
1. Sensor (bulb) terlepas dari dudukannya.
2. Lubang penyemprotan katup ekspansi terlalu renggang.
3. Gas pada pipa sensor (capillary bulb) katup ekspansi bocor.
4. Lubang penyemprotan katup ekspansi yang berfungsi mengkabutkan refrigeran tersumbat.

3.2 Saran
Dalam makalah ini hanya dibahas mengenai katup expansi pada sistem AC. Penulis
mengambil rujukan dari beberapa sumber seperti buku, blog, dan pengetahuan penulis sendiri.
Oleh karena itu masih banyak hal yang perlu dilengkapi demi kesempurnaan makalah ini.

16

DAFTAR PUSTAKA
Direktoral Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2008. Diunduh pada tanggal 21
Desember 2012 dari http://dc271.4shared.com/doc/1k9wH6L4/preview.html
Edeck,

Adi.

2012.

Diunduh

pada

tanggal

21

Desember

2012

dari

http://otogembel.wordpress.com/2012/09/22/komponen-ac-mobil/
Sekawan. 2012. Diunduh tanggal 21 Desember 2012 dari http://sekawan-servispendingin.blogspot.com/2011/04/evaporator-katup-expansi.html

Anda mungkin juga menyukai