Brem
Brem
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Brem padat adalah salah satu makanan hasil fermentasi yang banyak
diusahakan di Jawa Timur (Madiun), dapat bermanfaat untuk kesehatan kulit, sebagai
makanan suplemen alternatif, dapat menghangatkan badan dan meningkatkan nafsu
makan. Bahan baku yang umumnya digunakan dalam pembuatan brem padat adalah
ketan putih. Hal ini akan meningkatkan permintaan terhadap ketan putih, sedangkan
persediaan terbatas. Ketan hitam merupakan salah satu bahan baku yang sangat
potensial sebagai bahan pengganti dalam pembuatan brem padat, karena ketan hitam
mempunyai kandungan pati mirip ketan putih. Selama ini penggunaan ketan hitam
sebagai bahan makanan belum seluas ketan putih, dengan dijadikannya ketan hitam
sebagai bahan subtsitusi brem padat, maka diharapkan dapat meningkatkan
pemanfaatan beras ketan hitam dan nilai ekonomisnya.
Eksistensi brem padat di Madiun telah menjadi produk unggulan yang sangat
potensial dijual dan dikembangkan dan hingga kini mampu
menyangga
perekonomian banyak elemen dan masyarakat. Hitungan selama ini brem yang
dihasilkan sekitar 600 1000 kg hari, namun perkembangan dari makanan tradisional
itu stagnan. Produk brem padat selama ini belum mengalami perkembangan yang
berarti, baik dari rasa, bentuk maupun kemasan, sehingga pengembangan produk
brem padat dirasakan perlu. Pengembangan produk brem padat dapat dilakukan
dengan membuat brem padat aneka rasa, apalagi pengembangan produk pangan
berbagai rasa saat ini sedang menjadi trend. Pembuatan brem padat berbagai rasa
dapat dilakukan dengan menambahkan flavor buah. Flavor adalah suatu zat atau
komponen yang dapatmemberikan rasa dan aroma tertentu pada bahan makanan.
: Bpk Sudjijo
Alamat
Produknya hanya brem asli, tanpa pewarna atau tambahan rasa karena akan
mengurangiumur brem dalam ketahanlamaan
Bak 3 buah, bak 1 untuk pencucian ketan putih, bak 2 dan 3 untuk tempat
fermentasi
Tungku memasak
Meja peragian, 2m x 4m
Bahan dalam pembuatan brem hanya membutuhakan ketan putih, ragi NKL, obat
kue.
7. Penuangan
Penuangan bertujuan untuk membentuk hasil yang diinginkan. Hasil cairan
pengadukan tersebut, dituangkan didalam meja yang sudah di design untuk cetakan.
Proses ini memerlukan perataan permukaan selama 1 jam. Agar inti kristal tersebut
rata dan tidak ada yang keropos.
8. Penjemuran
Proses penjemuran bertujuan untuk mendapatkan pengerasan yang sempurna
dengan bantuan panas matahari selama 4 jam
9. Pengemalan
Maksud dari pengemalan adalah membuat garis ukuran untuk pemotongan
panjang brem yang dipasarkan. Tiap industri mempunyai ukuran masing masing
Jumlah Jangka
Harga satuan
Biaya
Bak
Dandang Kukus
3 buah
1 buah
(Bulan)
12
Rp. 10.000,48
Rp. 400.000,-
Meja Peragian
1 buah
48
Rp. 270.000,-
Rp.
270.000,-
Kipas angin
1 buah
24
Rp. 185.000,-
Rp.
185.000,-
Tungku
1 buah
48
Rp.
40.000,-
Rp.
40.000,-
1 buah
48
Rp.
90.000,-
Rp.
90.000,-
Panci 20 liter
1 buah
36
Rp.
20.000,-
Rp.
20.000,-
Mixer
1 buah
60
Rp. 560.000,-
Rp.
560.000,-
Mesin pengaduk
1 buah
60
Rp.1.940.000,-
Rp. 1.940.000,-
Meja tuang
3 buah
48
Rp. 440.000,-
Rp. 1.320.000,-
Mal Kayu
2 buah
24
Rp.
Rp.
Total Biaya
5.000,-
Rp.
Rp.
30.000,400.000,-
10.000,-
Rp. 4.865.000,-
Bahan
Ketan Putih
Ragi NKL
Obat kue
Total Biaya
Jumlah
30 kg
14 butir
1 ons
Harga satuan
Rp. 8.000,Rp.
150,Rp. 2.000,-
Biaya
Rp. 240.000,Rp.
2.100,Rp.
2.000,Rp. 244.100,-
2.5 Kendala
Didalam sebuah usaha selalu ada kendala. Begitu juga dengan brem, kendala
yang sering dialami ketika musim penghujan. Panas matahari jarang muncul dan
mendung terasa gelap menjadikan kendala dalam proses penjemuran. Brem akan
menjadi lama mengeras. Kendala lain jika ketan putih dalam keadaan langka, hal ini
membuat bahan baku susah dicari dan menjadi mahal. Air sendiri bisa jadi kendala
untuk brem yang sudah jadi. Percikan air bisa membuat tekstur brem menjadi
berlubang lubang dan keropos. Dan terakhir pada kecurangan bahan baku ketan putih
yang dicampur dengan beras, beras sendiri tidak bisa menghasilkan cairan tape
sehingga mengurangi hasil produksi.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Brem adalah sebuah makanan khas peninggalan nenek moyang orang madiun.
Produksi ini sudah berlangsung turun menurun. Bahan baku hanya ketan putih yang
diolah sesuai aturan dan membutuhkan waktu yang lama. Pembuatan brem
sebenarnya mudah tapi diperlukan pengalaman karena komposisi yang tepat tidak
bisa dipastikan. Dari segi biaya juga tidak terlalu besar dan keuntungannya sangat
besar. Dapat dilihat pada break event point, modal dapat dicapai dalam jangka waktu
5 bulan.
3.2 Saran
Dizaman sekarang sudah tidak asing lagi dengan kecurangan, usaha brem juga
ada kecurangan, yaitu pada bahan baku yang dicampur dengan beras. Perlu penemuan
tenteng pemisahan beras dan ketan putih sebelum pembuatan.
Dalam pemasakan diatas tungku terjadi 2 kali, ini salah satu yang membuat banyak
bahan bakar. Seharusnya tungku dibuat 2 lubang, lubang pertama untuk pengukusan
dan lubang kedua untuk pemekatan.
Demikian makalah yang telah disusun, semoga sedikit informasi ini dapat
bermanfaat untuk kemajuan industri, perkembangan IPTEK dan menjadi inspirasi
dalam berbagai hal