Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan
rahmat-Nya, laporan kegiatan praktek TBM ini dapat terselesaikan.
Selama penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, dan kerja sama
dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1; Drs. SH. Hasibuan selaku Tutor Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Universitas Terbuka

UBJJ-UT Pekanbaru
2. Amri sebagai Kepala Desa Kabun yang telah memberikan dukungan dan tempat praktek
TBM
4.

Seluruh warga belajar yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah turut
berperan serta dalam mengikuti program taman bacaan masyarakat
Mudah-mudahan segala bantuan, dukungan serta motivasi yang diberikan, diterima Allah

SWT sebagai catatan amal kebaikan di sisi-Nya. Saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan dan perbaikan laporan ini.
Kabun, 26 Oktober 2015
Mahasiswi

NINGSIH SUSANTI
NIM. 823886777

i
BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Di era globalisasi ini, eksistensi dan kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh

penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Pengusaaan IPTEK mutlak diperlukan,
sebab setiap titik aktivitas dalam dunia global adalah sangat tergantung dengan hal tersebut. Jepang
yang kini kita kenal sebagai Macan Asia dengan pencapaian kemajuan yang luar biasa, pada
tahun 1945 adalah negara yang porak poranda akibat pemboman yang dilakukan oleh Amerika.
Pada saat itu Jepang sangat banyak kehilangan aset, baik fisik maupun non fisik bahkan sumber
daya manusia pun sangat banyak yang menjadi korban. Namun, dalam kurun waktu tidak lebih dari
10 tahun Jepang telah bangkit dan berkembang menjadi negara maju. Apakah kunci dibalik
kesuksesan yang telah dicapai oleh bangsa Jepang tersebut? Perlu diketahui, ternyata kunci
kesuksesan tersebut adalah pendidikan. Ada cerita menarik pasca-pengeboman Hiroshima dan
Nagasaki. Ketika itu, Kaisar Hirohito langsung memerintahkan untuk menghitung berapa guru yang
tersisa. Ini membuktikan bahwa ternyata pembangunan bidang pendidikan memegang peranan
penting dalam kemajuan suatu bangsa.
Suyanto menyatakan bahwa pendidikan merupakan instrumen yang sangat penting bagi
setiap bangsa untuk meningkatkan daya saingnya dalam tatanan masyarakat dunia global. Banyak
negara maju yang selalu membangun dunia pendidikannya tanpa henti. Amerika Serikat, misalnya
selama bertahun-tahun sangat gencar memikirkan peningkatan kualitas pendidikan. Negara adidaya
ini sadar bahwa kualitas pendidikan sangat menentukan masa depan bangsanya (Kompas, 2 Maret
2003).

1
Salah satu program pendidikan sebagai tindak lanjut dan implementasi program pemerintah
yang turut mendukung keberhasilan pembangunan dunia pendidikan adalah adanya pengembangan

Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Pengembangan program pendidikan berupa program


Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah salah satu program pemerintah yang
mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 26 ayat (4), tercantum bahwa satuan pendidikan non formal terdiri
atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat,
majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Dengan Program kegiatan TBM ini diharapkan nantinya dapat mewujudkan masyarakat
gemar belajar (learning society) dengan salah satu indikatornya berupa masyarakat gemar membaca
(reading society).
Selain itu, dengan kegiatan TBM ini diharapkan pula dapat meningkatkan kemampuan,
pengetahuan, keterampilan, dan memperluas wawasan bagi mereka yang telah melek aksara, serta
bagi mereka yang putus sekolah atau tamat sekolah tetapi tidak melanjutkan sebagai bekal untuk
mengembangkan diri, bekerja atau berusaha secara mandiri dalam setiap aktivitas mereka dalam
kehidupan di masyarakat.

B.

Rumusan dan Pemecahan Masalah


Berdasarkan uraian tentang pentingnya pembangunan TBM sebagai salah satu pilar program

pembangunan pemerintah di bidang pendidikan yang telah dijelaskan pada latar belakang tersebut
di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah dengan implementasi program
kegiatan TBM ini dapat mewujudkan masyarakat yang gemar belajar (learning society) dengan
salah satu indikatornya berupa masyarakat yang gemar membaca (reading society)?

2
Adapun pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah bahwa dengan implementasi program
kegiatan TBM ini di lingkungan desa tempat tinggal peneliti diharapkan nantinya dapat

mewujudkan masyarakat yang gemar belajar (learning society) dengan salah satu indikatornya
berupa masyarakat gemar membaca (reading society).

C. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1; Mewujudkan masyarakat yang gemar belajar (learning society).
2; Mewujudkan masyarakat yang gemar membaca (reading society).

D.

Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat-manfaat dari kegiatan TBM bagi masyrakat adalah sebagai berikut:
a.

Dapat menumbuhkan minat, kecintaan, dan kegemaran membaca.

b.

Memperkaya pengalaman belajar dan pengetahuan bagi masyarakat.

c.

Menumbuhhkan kegiatan belajar mandiri.

d.

Membantu pengembangan kecakapan membaca.

e.

Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

f.

Meningkatkan pemberdayaan masayarakat.

BAB II
TEMPAT dan PELAKSANAAN KEGIATAN

A.

Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan TBM ini dilaksanakan di jalan MT. HARYONO No.007 RT. 007 RW. 014 , yaitu
rumah milik peneliti. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini diberi nama Margo Utomo.
Berasal dari bahasa jawa yang secara harfiah makna dari Margo Utomo adalah Margo yang
artinya jalan (sebab), utomo artinya utama atau keutamaan sehingga jika dirangkai dalam satu
kalimat maknanya adalah jalan menuju keutamaan. Dengan nama yang demikian mendalam arti
dan maknanya, diharapkan nantinya benar-benar TBM ini bisa menjadi salah satu motor
penggerak dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa baik secara material maupun mental spiritual khususnya di lingkungan desa kabunt.
Adapun waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan selama 2 minggu, dimulai pada minggu kedua
bulan Oktober 2015 sampai dengan minggu terakhir pada bulan Oktober 2015.

B.

Strategi dan Deskripsi Jalannya Kegiatan


Strategi yang dilakukan dalam program kegiatan ini yaitu membaca menyenangkan
Quantum reading. Jeannette Vos menyatakan bahwa pembelajaran akan berkembang dengan
cepat dan mudah dengan melalui penjelajahan dan kesenangan, diantaranya meliputi kegiatan:
1; Mengkonsentrasikan lingkungan.
2; Menyiapkan suasana yang kondusif dan mencuri perhatian peserta belajar.

4
3; Memainkan musik atau menyiapkan kegiatan yang kreatif dan inovatif yang dapat menarik

minat peserta belajar agar lebih intensif dalam mengikuti kegiatan belajar dan pembelajaran.
4; Pencanangan tujuan pribadi dan hasil belajar.

Hal ini selaras dengan pernyataan Bobbi De Porter, bahwa tingkat partisipasi anda di dunia
sesungguhnya dapat menentukan kemampuan anda untuk belajar dengan kemudahan serta
adanya lingkungan yang memperkaya menghasilkan pelajar-pelajar yang lebih baik dalam

situasi yang memerlukan pemecahan masalah sementara lingkungan yang melemahkan


menghasilkan pelajar-pelajar yang tidak mempunyai minat.
Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam setiap proses belajar dan
pembelajaran tentang setting kegiatan, suasana, kondisi lingkungan pembelajaran melalui
penjelajahan dan kesenangan yang kreatif, inovatif dan dapat menarik minat peserta belajar
beserta indikator yang memenuhinya sebagai sebuah proses yang ideal adalah sangat penting
dalam membantu menghasilkan subyek pebelajar yang handal.

Deskripsi Jalannya Kegiatan TBM Margo Utomo


Langkah Pertama dalam usaha penyusunan program kegiatan TBM ini adalah mencari
informasi dari kepala desa untuk mencari data tentang 7 warga belajar yang masih melek baca,
kemudian mendokumentasikan calon peserta yang akan menjadi sasaran kegiatan berdasarkan data
yang diperoleh dari desa, langkah berikutnya menyusun daftar calon peserta yang akan dijadikan
sasaran kegiatan, selanjutnya melaksanakan sosialisasi tentang pentingnya kegiatan TBM, serta
pengenalan bahan bacaan dan sosialisasi tentang orientasi program ke depan yang akan dilakukan
dalam TBM Margo Utomo.

Pada tahap pelaksanaan program TBM meliputi kegiatan:


a; Memilih bacaan mulai yang sederhana dan tidak terlalu tebal, banyak gambar, serta sesuai

dengan kebutuhan kerja warga.


b; Menarik minat baca warga belajar dengan memberi contoh membaca terlebih dahulu
kemudian meminta kepada warga belajar lain untuk meneruskan bacaan yang telah kita baca
tersebut.

c; Apabila ada warga yang mengalami kesulitan mengenal kata, kita bantu dengan

menyuruhnya untuk memperkirakan dengan kalimat sendiri lanjutan dari kalimat yang
terpotong tersebut atau memintanya untuk meneruskan bacaan tersebut.
d; Untuk membuat suasana belajar makin menyenangkan kegiatan membaca ini diselingi
dengan kegiatan-kegiatan lain berupa kegiatan bernyanyi bersama dan berbagi informasi
aktual lainnya yang bermanfaat untuk diketahui warga belajar gemar baca atau diselingi
dengan senam kebugaran jasmani.
e; Tempat untuk melakukan kegiatan gemar baca tidak selalu berada di dalam ruangan, namun
kadang-kadang dilakukan di tempat-tempat rekreasi seperti di alam terbuka dan lapangan
SD LKMD Kabun.

Langkah Kedua yaitu tahap evaluasi kegiatan berupa:


Dalam tahap ini peneliti dapat melihat perkembangan kemampuan daya baca warga belajar dan
berapa jumlah wacana yang mampu mereka baca selama dalam pembinaan dengan berpedoman
pada format evaluasi yang ada.

BAB III
EVALUASI HASIL KEGIATAN

A.

Temuan Hasil Kegiatan


Hasil penelitian ini dibuat berdasarkan data yang diperoleh selama proses kegiatan Taman

Bacaan Masyarakat (TBM) Margo Utomo berlangsung. Pada penelitian ini peneliti bertindak
sebagai pengamat sekaligus tutor pendidikan masyarakat anggota TBM.
Selama proses pelaksanaan kegiatan belajar di TBM Margo Utomo, peneliti mencatat hal-hal
penting antara lain:

a.

Pihak desa ternyata belum mempunyai data lengkap mengenai warganya yang
berkemampuan membaca sangat kurang, sehingga peneliti harus mencari dan menghubungi
sendiri untuk mencari ketujuh anggota peserta TBM.

b.

Dari ketujuh orang peserta TBM yang terpilih, mempunyai latar belakang kemampuan
membaca yang beragam, ada yang agak kurang, kurang dan sangat kurang.

c.

Pada saat pertemuan pertama yang diselenggarakan pada hari minggu pagi, ternyata tidak
seluruh peserta bisa hadir secara serentak.

d.

Peneliti dengan peserta belajar telah membuat kesepakatan, bahwasanya pertemuanpertemuan berikutnya dilaksanakan pada hari minggu pagi, dimulai jam 09.00 s/d 12.00 WIB.

e.

Buku bacaan yang tersedia telah disesuaikan dengan kebutuhan kerja peserta belajar di TBM,
namun koleksi yang ada sangat terbatas.

f.

Untuk membuat suasana belajar makin menyenangkan kegiatan membaca ini diselingi dengan
kegiatan-kegiatan lain berupa kegiatan penyuluhan tentang cara bercocok tanam yang bagus.

g.

Dari diri penulis sendiri sekaligus sebagai tutor , kendala-kendala tersebut diantaranya
yaitu: kurang mengajak peserta belajar terlibat secara aktif saat proses belajar sehingga
penguasaan kelas masih kurang dan pada saat memberikan penjelasan dan contoh bacaan
sedikit terlalu cepat sehingga agak sulit dipahami oleh peserta belajar yang kategorinya
lambat

7
h.

Tempat untuk melakukan kegiatan gemar baca tidak selalu berada di dalam ruangan, namun
kadang-kadang dilakukan di alam terbuka dan lapangan SD LKMD Kabun

Peneliti melaksanakan skenario pembelajaran pada lampiran 2 yang diberikan dengan


tahap-tahap pelaksanaan sebagai berikut yaitu: (1) Memberikan materi awal yang menyenangkan
berupa kegiatan-kegiatan yang motivatif, inovatif berupa mengenal kegiatan senam kesegaran
jasmani, kegiatan mengenal aneka flora dan fauna asli indonesia, mengenal aneka masakan dan
praktik memasak, mengenal kegiatan menjahit serta kegiatan-kegiatan yang didasarkan dari
pengalaman-pengalaman yang pernah peserta belajar lihat, dengar, dan ketahui utamanya kegiatan
ini bertujuan membuat kegiatan di TBM Margo Utomomerupakan suatu kegiatan membaca yang

benar-benar menyenangkan, untuk proses selanjutnya (2) Waktu dalam proses kegiatan belajar
mengajar dibagi menjadi 3 tahap. Kurang lebih 20 menit tahap pertama diberikan apersepsi dan
apresiasi awal berupa betapa pentingnya penguasaan akan ilmu pengetahuan dan akan pentingnya
membaca, selain itu tutor pendidikan juga melakukan tindakan penyadaran berupa penjelasan dan
memberikan cerita singkat tentang tokoh nasional yang berpengetahuan luas, misalnya KH. Agus
Salim seorang tokoh diplomat kaliber internasional andalan bangsa Indonesia pada masa Orde
Lama. Ternyata resep beliau menjadi tokoh yang terkenal tersebut adalah sangat haus akan
pengetahuan dan setiap saat selalu tersedia buku bacaan disamping beliau. 50 menit pemberian
konsepkonsep dan latihan termasuk adanya interaksi kelompok untuk mempraktikkan bacaan dari
masing-masing wacana, baik secara perorangan maupun secara berpasangan. 10 menit terakhir
digunakan untuk menjelaskan beberapa teknik membaca menyenangkan dikaitkan dengan wacana
yang telah disiapkan oleh tutor pendidikan dan memberi soal latihan untuk dikerjakan di rumah.
Sedangkan rencana pelajaran yang diberikan pada tatap muka berikutnya yaitu: (1) Melanjutkan
materi pembelajaran membaca menyenangkan (2) Waktu dalam proses belajar mengajar dibagi
menjadi 3 tahap.
8
Kurang lebih 10 menit tahap pertama dipergunakan untuk membahas PR yang dianggap
sulit, 30 menit mengadakan presentasi di depan kelas untuk mempraktikkan bentuk membaca
menyenangkan oleh beberapa anggota kelompok belajar yang telah ditunjuk sekaligus sebagai
bentuk tes evaluasi.

B.

Evaluasi Proses
Dalam pelaksanaan praktik pembinaan di TBM Margo Utomo ini penulis menemui

beberapa kendala. Dari diri penulis sendiri sekaligus sebagai tutor pendidikan, kendala-kendala
tersebut diantaranya yaitu: (1) kurang mengajak peserta belajar terlibat secara aktif saat proses
belajar sehingga penguasaan kelas masih kurang, (2) pada saat memberikan penjelasan dan contoh

bacaan sedikit terlalu cepat sehingga agak sulit dipahami oleh peserta belajar yang kategorinya
lambat, (2) masih kurangnya membimbing peserta belajar dengan cara berkeliling pada saat peserta
belajar menyelesaikan latihan dan praktik membaca secara berpasangan, sehingga tidak mengetahui
peserta belajar mana yang mengalami kesulitan.
Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mendiskusikan dengan peserta belajar dan
berkonsultasi dengan rekan kerja, serta teman se-angkatan yang menangani kegiatan serupa untuk
menentukan langkah-langkah perbaikan pada pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan hasil diskusi
dan konsultasi diketahui bahwa selama pembelajaran berlangsung masih banyak peserta belajar
yang kurang perhatian dan masih ada yang belum paham tentang cara atau teknik membaca
menyenangkan secara benar. Oleh karena, itu peran peneliti dalam membimbing dan mengajak aktif
peserta belajar dalam penanaman konsep perlu ditingkatkan. Dalam arti aktivitas tutor pendidikan
masih perlu ditingkatkan.

Media pembelajaran yang digunakan masih terbatas pada bahan bacaan yang kurang begitu
menarik bagi para peserta belajar (umumnya mereka sudah berusia setengah baya), misalnya cerita
rakyat nusantara, buku-buku sejarah nasional. Patut dimaklumi, sebab bahan bacaan tersebut adalah
koleksi penulis sendiri sebagai bahan mengajar di sekolah dasar tempat penulis bekerja. Untuk
mengatasi hal ini, kemudian penulis berusaha untuk mencari bahan bacaan yang sesuai dengan
membeli di toko buku dan meminta bantuan ke teman-teman yang mempunyai koleksi bacaan yang
relevan dengan peserta belajar untuk kemudian dihibahkan secara cuma-cuma di TBM Margo
Utomo tempat penulis mengadakan pembinaan taman bacaan masyarakat.

Dalam hal ini penulis sekaligus tutor pendidikan melakukan evaluasi dalam dua bagian,
yaitu tes sisipan yang dilakukan setelah beberapa pertemuan, dan tes akhir pada akhir praktik
pembinaan di Taman Bacaan Masyarakat Margo Utomo.
Dari hasil tes sisipan dan tes akhir diperoleh nilai yang memuaskan dari keseluruhan peserta
belajar. Perlu diketahui bahwa kedua tes ini merupakan suatu bentuk evaluasi untuk mengetahui
tingkat penguasaan bahan pada satu periode tertentu dalam beberapa pokok bahasan/bahan wacana.
Adapun dalam proses penilaian ini adalah didasarkan atas beberapa kriteria keterampilan belajar
individual diantaranya yaitu: (1) pelafalan, (2) intonasi, (3) kelancaran membaca.

10

DAFTAR PUSTAKA
Jeannette Vos. 2003. Revolusi Cara Belajar, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Johnson, David. W. 1991. Learning together and alone. Boston: University of Minnesoto.
Kompas, 2 Maret 2003. kualitas pendidikan sangat menentukan masa depan bangsa. Jakarta.
Saukah, Ali.dkk. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel,
Makalah, Laporan Penelitian). Malang: Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai