A. JUDUL PENELITIAN
B. LATAR BELAKANG
banyak media massa dan elektronik yang mencoba untuk mengupasnya secara
disorders), dimana secara khas gangguan yang termasuk dalam kategori ini
mendapat perhatian yang serius dari berbagai kalangan, baik para pendidik, orang
yang lalu, akan tetapi fenomena autisme ini masih perlu mendapat perhatian dan
tetap menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut, hal ini disebabkan oleh
gangguan autisme ini dibuktikan oleh komentar-komentar para ahli yang meneliti
masalah ini, seperti yang diungkapkan oleh Frith (2003) dalam Gianjar (2007)
2
justru mengarahkannya pada fakta fakta yang lebih kompleks : “The enigma of
autism will continue to resist explanation”. Disisi lain menurut hasil penelitian
yang ada tingkat prevalensi dari autisme ini diperkirakan empat sampai lima per
10.000 anak mengalami gangguan autisme (Dawson & Castelloe, 1985 dalam
Safaria, 2005).
dengan orang lain (Sutadi, 2002 dalam Hadis, 2006). Autisme adalah istilah yang
memperlambat, atau mengganggu sinyal dari mata, telinga, dan organ sensori
berinteraksi dengan orang lain, mungkin pada aktivitas sosial atau penggunaan
pada bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial (Sutadi,
1997). Menurut Chaplin (1989) dalam Kuwanto & Natalia (2001) Autisme
merupakan cara berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau oleh diri
tertinggal dengan anak-anak yang lain dalam memahami dan menerima stimulasi
atau materi yang diberikan oleh guru disekolah, ini diakibatkan oleh ketidak
mampuan anak-anak dengan gangguan ASD ini dalam memusatkan perhatian dan
dan konsentrasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam proses penyimpanan
ingatan indera (ingatan sensori) menuju pada ingatan jangka pendek yang
konsentrasi.
Salah satu bentuk terapi yang digunakan saat ini adalah terapi musik,
karena selain musik dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, musik juga
kemauan.
Penggunaan musik dalam belajar bukanlah hal baru, musik dalam jenis
tertentu diketahui dapat merangsang otak, otak kita menjadi terbuka dan reseptif
energi dan memperbesar daya ingat, karenanya musik dapat menjadikan orang
4
yang akrab ditelinga manusia. Musik bisa mempengaruhi pikiran, perasaan, dan
pribadi kita, karena musik sanggup membuat manusia terharu, gembira, takut,
gelisa, bahkan geli. Musik tertentu dapat meredam stres dan depresi. Ketika musik
dinikmati emosi akan naik dan orang akan menjadi sensitif (Hart dalam Utomo &
Natalia, 1999).
Dalam penelitian ini peneliti memilih musik klasik karya Mozart sebagai
tinggi pada musik Mozart mampu merangsang dan memberi daya kepada daerah-
C. PERUMUSAN MASALAH
sangat berpengaruh pada proses kognitif, terlebih pada proses penyimpanan dan
Kondisi ini tentu akan menjadikan mereka terbelakang dan tertinggal jauh dari
kemampuan memori mereka. Secara teoritis musik klasik karya Mozart diketahui
kejenuhan serta dapat menciptakan suasana yang ceria dalam diri anak.
masalah pada penelitian ini adalah. Apakah penggunaan musik klasik (Mozart)
D. BATASAN ISTILAH
Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, maka dalam penelitian ini
1. Musik Klasik (Mozart) : Adalah musik yang memiliki nilai seni dan
ilmiahnya tinggi, berkadar keindahan, dan tak luntur sepanjang masa, yaitu
yang terdapat pada kaset The Mozart Effect (Music For Children) Vol. 1
yang telah diketahui, dan pengukuran ingatan dapat dilakukan dengan cara
E. TUJUAN PENELITIAN
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara teoritis
autistik.
2. Secara praktis
melakukan aktifitas.
instansi yang terkait akan penggunaan musik klasik pada memori anak
autistik.
G. KEASLIAN PENELITIAN
musik klasik ataupun memori, yaitu antara lain: Penelitian Kristiani Utomo dan
Johanna Natalia (1999) yang meneliti pengaruh musik klasik terhadap perilaku
7
emosional anak usia 5 – 6 tahun, metode yang digunakan adalah observasi yang
lebih baik dari pada nafas. Musik klasik memiliki pengaruh yang lebih baik
disbanding tanpa musik, dan musik rock mempunyai pengaruh negative terhadap
terhadap emosi bayi baru lahir. Penelitian dilakukan terhadap N=60 bayi dengan
Pada dua kelompok dilakukan observasi selama tiga hari. Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna pada denyut jantung dan pola
perbedaan berat badan dan pola tidur yang bermakna antara kedua kelompok
dengan kelompok control. Pencapaian berat badan mereka juga cenderung lebih
cepat dibandingkan kelompok control. Kesan subjektif dari para ibu bayi tersebut,
anak autistik yang berusia 2-5 tahun, mempunyai kemampuan dasar imitasi,
dan terdaftar sebagai anggota YPAA Kasih Bunda Surabaya. Subjek diperoleh
dikumpulkan data melalui observasi, tes dan in-depth interview yang dianalisis
menunjukkan bahwa terapi musik yang digabungkan dengan bentuk terapi lain
berbahasa pada anak autistik, dan terapi musik juga dapat meningkatkan interaksi
anak autistik dengan teman sebaya dan orang lain yang terkait.
departemen Psikologi mendapat nilai 8 hingga 9, angka lebih tinggi pada tes IQ
spasial (bagian dari skala Stanford Binet), setelah mendengarkan “Sonata For
1997).
Mahasiswa yang dibagi menjadi tiga kelompok. Tiga kelompok ini masing-
dilihatnya.
musik Metallica, dan yang memiliki kesalahan tertinggi adalah kelompok yang
dengan konsep teoritis yang ada dapat disebabkan oleh tidak adanya control yang
H. TINJAUAN PUSTAKA
1. GANGGUAN AUTISME
Tokoh yang sering disebut sebagai peneliti awal mengenai autisme adalah
11 anak autistik anner (dalam Happe, 1994) menemukan beberapa ciri umum,
kesamaan, kemampuan menghafal yang luar biasa, dan terbatasnya jenis aktivitas
yang dilakukan secara spontan. Pada waktu yang hampir bersamaan, yaitu pada
10
wajah yang terbatas. Ternyata deskripsinya ini mirip dengan yang dikemukakan
oleh Kanner dan keduanya juga menggunakan istilah autistic untuk menekankan
pada masalah utama anak-anak tersebut, yaitu kecenderungan menarik diri dari
lingkungan sosial, kesulitan dalam reaksi afektif, minat yang sempit, dan
timbal balik.
11
sama sekali;
dimengerti; dan
c. Pola-pola repetitif dan stereotip yang kaku pada tingkah laku, minat dan
aktivitas:
non fungsional;
bulan.
Secara lebih jelas Maulana (2007) dalam bukunya Mendidik Anak Autis
dan Gangguan Mental Lain Menuju Anak Cerdas dan Sehat memaparkan
(2), dan (3), dengan mnimal dua gejala dari (1) dan masing-masing
terfokus.
teman sebaya.
bisa meniru.
Meskipun penelitian tentang autis telah dilakukan 60 tahun yang lalu, akan
tetapi sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti faktor apa yang menjadi
penyebab gangguan ini. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan penyebab
awal yang menjelaskan autisme dari sudut pandang psikologis adalah teori
berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh pengasuhan ibu yang tidak hangat,
sehingga anak-anak utistik cenderung menarik diri dan bersibuk diri dengan
dunianya (Happe, 1994; Buten, 004; Stacey, 2003 dalam Ginanjar, 2007). Kedua:
Teori yang berpandangan kognitif atau Theory of Mind (ToM) ini dikembangkan
oleh Simon Baron- ohen, Alan Leslie, dan Uta Frith (Jordan, 1999; Frith, 2003).
hipotesis bahwa tiga kelompok gangguan tingkah laku yang tampak pada mereka
menguji ToM pada anak-anak utistik memunculkan teori baru yang lebih
Menurut Ozonoff (dalam Jordan, 1999; Frith, 2003) masalah pada anak autistik
membuat perencanaan masa depan, dan menghambat respon yang tidak tepat.
penyandang autismo lebih kecil dari pada anak normal, yaitu terutama pada lobus
15
yang dilakukan di sepuluh pusat penelitian, antara lain di Kanada, Francis dan
ternyata bertanggung jawab atas berbagai fungís penting dalam kehidupan yaitu
proses sensoris, daya ongat, berpikir, relajar brevaza, dan juga proses atensi atau
selain cerebellum juga terjadi gangguan sistem limbik pada anak autis.
Sistem limbik merupakan pusat emosi yang terletak dibagian dalam otak.
kelainan yang khas di daerah sistem limbik yang disebut hippocampus dan
amygdala. Dalam kedua organ tersebut sel-sel neuron tumbuh dengan Sangay
padat dan kecil-kecil, sehingga fungsinya menjadi kurang baik. Kelainan itu
2. MEMORI
a. Pengertian Memori
informasi yang ia terima sepanjang waktu. Oleh karena itu menurut Atkinson
(1987) para ahli Psikologi berpendapat bahwa memori inilah yang memberikan
16
kepada manusia rasa kesatuan yang menjadi tempat setiap pendapat tentang
manusia, karena pada saat itu manusia berpikir tentang apa artinya manusia.
Semua aktivitas manusia tidak akan terlepas dari penggunaan aspek kognitif ini,
Ellis dan Hunt (1993) dalam Suharnan (2005) menegaskan bahwa ingatan menjadi
sesuatu yang sangat penting didalam proses kognitif manusia, karena memori
berfungsi untuk mengingat kembali apa yang pernah dialami atau dipelajari.
b. Tahap-Tahap Memori
kata.
jika butir itu adalah kata yang terisolasi, tetapi akan lebih jelas
melupakannya.
sebagai berikut:
Secara umum, banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahli mengenai
sebagian ada yang melihat dari sudut pandang jenis tugas mengingat, lamanya
waktu mengingat, dan atau melihat dari jenis informasi yang diingat.
Menurut Atkinson (1987) tiga tahap memori tidak bekerja dalam cara yang
sama pada semua situasi. Memori tampaknya berbeda dalam situasi yang
mengharuskan kita menyimpan materi selama beberapa detik dan ada yang
mengharuskan kita materi untuk interval yang lebih panjang, dari beberapa menit
sampai tahunan. Situasi yang pertama disebut memori jangka pendek dan situasi
yang kedua disebut memori jangka panjang. Santrock (1995) mengatakan memori
dengan asumsi tidak ada latihan pengulangan sedang memori jangka panjang
adalah suatu tipe memori yang relatif tetap dan tidak terbatas dengan syarat
characteristicc). Menurut Jensen & Markowitz (2002) ada pula yang mengatakan
ingatan jangka pendek dapat menyimpan suatu informasi sampai 20 detik, atau
bisa juga lebih dari 20 detik apabila informasi tersebut diberi tanda-tanda khusus
atau diulang-ulang, dan ingatan jangka panjang dapat bertahan sampai seumur
hidup.
pada ingatan jangka pendek, dan akhirnya sampai pada penyimpanan yang lebih
dari ingatan indera (ingatan sensori) menuju pada ingatan jangka pendek menurut
jangka pendek dan jangka panjang digambarkan sebagai berikut oleh Suharnan
(2005).
Masukan informasi
Hilang dari PI
pengetahuan yang bersifat lebih konstan atau hampir tidak berubah sepanjang
(Suharnan 2005).
dipicu oleh tempat dan lingkungan. Dengan menggunakan konteks suatu peristiwa
kegiatan, perasaan, wajah, dan tempat yang terkait akan muncul dan membentuk
ingatan. Sedangkan yang termasuk ingatan semantik adalah hampir semua hal
artinya ingatan tersebut diperoleh melalui suatu maksud dan usaha tertentu,
pelatihan untuk mengingat. Sedang ingatan implisit (disebut juga non deklaratif)
21
artinya ingatan tersebut dicapai secara organis atau secara otomatis, ingatan ini
sifatnya mendasar, yang membantu manusia agar tetap selamat dan menjamin
memori yang paling dipahami adalah yang diingat secara sadar akan pengalaman
masa lalu, dimana pengingat itu dialami dan terjadi diwaktu dan tempat tertentu,
itu.
seseorang (Suharnan 2005). Infomasi akan dapat kita ingat dengan baik apabila
kualitas yang menonjol atau berbeda, asosiasi yang intens dan kebutuhan untuk
bertahan hidup (Deporter & Hernarcki 1999). Menurut Nasrun (2007) ingatan
seseorang dipengaruhi oleh tingkat perhatian, minat, daya konsentrasi, emosi dan
kelelahan. Semakin kuat minat dan atensi maka semakin melekat informasi yang
emosional, dan emosi berperan penting dalam proses belajar, dalam banyak hal,
emosi adalah kunci bagi sistem memori otak. Muatan emosi dari presentasi dapat
berpengaruh besar dalam memudahkan belajar dan menyerap informasi dan ide.
22
Senada dengan gagasan Dryden & Vos (1999) Suharnan dalam bukunya
dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang, pertama, informasi yang secara emosi
menyenangkan biasanya diproses lebih efesien dan tepat dari pada informasi yang
(Mood Congruence), yaitu ingatan menjadi lebih baik jika bahan yang dipelajari
sama dengan suasana hati yang berlangsung pada saat itu, ketiga, ketergantungan
seseorang mengingat informasi lebih baik dalam suasana hati yang sesuai dengan
suasana hati pada saat peristiwa (Suharnan 2005). Lebih jelas Jensen &
dalam rentang kondisi baik ataupun buruk, tergantung pada keadaan fisik dan
emosi.
e. Memori Anak
Ingatan sadar muncul pada usia tujuh bulan, walaupun anak-anak dan
orang dewasa memiliki atau tidak lagi ingat akan peristiwa yang dialami sebelum
usia tiga tahun (Santrock 1995). Dempster (1981) dalam Santrock (1995)
mengatakan rentang ingatan jangka pendek meningkat selama masa awal anak-
dua digit pada anak-anak berusia dua sampai dengan tiga tahun. Sampai sekitar
lima digit pada anak-anak berusia tujuh tahun, tetapi antara usia tujuh sampai
dengan tiga belas tahun rentang ingatan hanya meningkat satu setengah digit.
ingatan anak berusia enam tahun sama dengan ingatan orang-orang dewasa
----tiga proses kontrol yang penting yang terjadi pada anak-anak ialah penggunaan
bahwa pengulangan spontan meningkat terutama pada usia anak antara lima
informasi untuk diingat dibanding dengan anak-anak yang masih diusia masa
awal anak-anak. Proses kontrol yang lain yang berkembang ketika anak-anak
William & Wright dalam bukunya How Live With Autism and Asperger
Syndrome menjelaskan adanya beberapa aspek memori pada anak autis yang
(Autisme Sindrom Disorder) hidup disini dan saat ini. Jika anak
ASD bertanya pada anda suatu hal dan anda menjawabnya, mereka
24
mereka hilang dan sulit untuk mengingatnya lagi. Anak ini dapat
mengingatnya.
bahasa dan fakta bahwa imej visual tidak segera hilang, tidak
seperti suara. Imej visual tetap dan anak dapat kembali melihat
mereka.
3. MUSIK
a. Pengertian Musik
Musik bersumber dari kata muse, kata muse – muse yang kemudian
diambil alih kedalam bahasa Inggris jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
saudara perempuan ”muse” yang kemudian melahirkan lagu, puisi, seni dan
pengetahuan lahir dari perkawinan Dewa Zeus dan Dewi Ingatan. Jadi musik
adalah putra kasih sayang yang keindahan, kemegahan, dan kekuatannya memiliki
hubungan langsung dengan dunia para dewa. Musik lahir dari kecintaan manusia
pada kehidupan dan dilandasi oleh ingatan manusia akan pengalaman hidupnya
(Campbell 1997).
adalah bagian integral dari kehidupan manusia, karena musik merupakan aspek
25
vital kehidupan seseorang yang juga merupakan bahan dasar kehidupan yang
memperhatikan suara manusia atau suara alat musik dalam bentuk yang lebih
indah. Sedang dalam kamus ilmiah, musik diartikan sebagai paduan dari bunyi
dari beberapa alat atau instrumen musik yang bernada secara teratur dan
buatan yang sangat akrab ditelingan manusia, sementara Davis (1978) dalam
Natalia (2000) menjelaskan akan fungsi musik yang dapat mempengaruhi hidup
dan pikiran, perasaan kita, ia bisa mengubah pribadi kita, dan musik adalah
sebuah misteri. Nardoff & Robin (1985) dalam Natalia (2000) berpendapat musik
pengalaman manusia yang puncak dan mendalam dan berbagai perasaan. Emosi-
mengandung unsur universal, bahasa yang melintasi batas usia, jenis kelamin, ras,
agama, dan kebangsaan. Musik muncul disemua tingkat pendapatan, kelas sosial,
dan pendidikan. Musik berbicara kepada setiap orang dan kepada setiap spesies.
Sedang Bersntein & Picke (1972) dalam Utomo & Natalia (1999) menjelaskan
musik adalah suara-suara yang diorganisasikan dalam waktu, memiliki nilai seni
26
dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan ide dan emosi dari
komposer ke-pendengarnya.
b. Musik Klasik
didalamnya terangkum warna warni suara yang rentang variasinya sangat luas.
Dengan kata lain variasi bunyi pada musik klasik jauh lebih kaya dari pada variasi
bunyi musik yang lainnya. Karenanya musik klasik menyediakan variasi stimulasi
Mozart merangsang dan memberi daya pada daerah-daerha kreatif dan motivasi
dalam otak. Musik Mozart memberi rasa nyaman tidak saja ditelinga tetapi juga
keajaiban yang menyertainya. Musik klasik Mozart sesuai dengan pola sel otak
manusia. Karena musik Mozart begitu bervariasi dan kaya akan nada-nada dari
MEMORI
bentuk proses mental. Menurutnya kita mempunyai dua macam memori, yaitu
memori deklaratif yang lebih terkait dengan pikiran dan memori prosedural yang
27
proses pikiran dan tubuh menjadi satu pengalaman yang selanjutnya memudahkan
aliran impuls syaraf ke Corpus Collomus, yaitu jaringan serabut otak yang
menghubungkan kedua bagian otak itu. Karena ritme tubuh akan menyelaraskan
diri dengan tempo musik yang kita dengarkan, kita bisa melakukan banyak
pekerjaan mental sambil tetap merasa santai, dan kalau kedua bagian otak itu
berfungsi secara independen bisa bekerjasama dan berintegrasi, maka ingatan kita
dimodifikasi baik oleh suara musik maupun oleh suara yang ditimbulkan sendiri.
Kesadaran biasa terdiri dari gelombang beta yang bergetar dari 14 hingga 20
heart. Gelombang beta terjadi bila kita memusatkan perhatian dan kegiatan-
negatif yang kuat. Kesenangan dan kesadaran yang meningkat dicirikan oleh
kreatifitas, mediasi dan tidur dicirikan oleh gelombang theta, dari 4 hingga 7
heart. Dan tidur nyenyak, meditasi yang mendalam serta keadaan tak sadar
menghasilkan gelombang delta yang berkisar dari 0.5 hingga 3 heart, semakin
Menurut Webb dalam Dryden & Vos (1999) dalam kondisi alfa dan
kreatifitas dan itu semua dapat diraih dengan musik jenis tertentu yang bisa
mencapai hasil yang lebih cepat dan mudah. Jenis musik tertentu membantu
informasi baru. Kebayakan para ahli percaya bahwa dalam kondisi inilah otak
Menurut Haydn & Mozart dalam Campbell (1997) musik klasik mampu
Gardiner (1996) dalam Arini (2006) yang mengatakan seni dan musik dapat
membuat para siswa lebih pintar, karena musik dapat membantu otak berfokus
Rose (1999) dalam Dryden & Vos (1999) memberikan pendapat tentang
aspek-aspek otak yang berbeda dapat bekerja sama secara terpadu: ketika
mendengarkan musik otak kiri akan memproses syairnya dan otak kanan akan
menghafalnya dengan cepat, karena otak kiri dan kanan keduanya terlibat begitu
pula dengan emosi otak pada sistem limbik. Diperjelas oleh Dryden & Vos (1999)
yang mengatakan pusat emosi otak berhubungan erat dengan sistem penyimpanan
memori jangka panjang, itulah sebabnya kita dapat mengingat dengan mudah
informasi apapun yang memiliki muatan emosi tinggi. Musik dan syair lagu
29
mengingat ejaan, puisi dan kata-kata asing. Ortiz (tanpa tahun) mengatakan
perasaan.
(Davis 1996 dalam Kuwanto & Natalia 2001). Selain itu musik juga terbukti dapat
menunjang proses recall dan retention (Colwell, 1994 dalam Kuwanto & Natalia
I. HIPOTESIS PENELITIAN
bahwa ada pengaruh penggunaan musik klasik terhadap memori anak Autistik.
J. METODOLOGI PENELITIAN
Memori
1791) yang terdapat pada kaset The Mozart Effect (Music For
3. Subjek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak autistik dengan ciri-ciri:
b. Sudah lebih dari satu tahun berada di Cakra Autisme Terapi dan
penelitian).
4. Lokasi Penelitian
Surabaya.
5. Tipe Penelitian
(Alsa, 2007). Adapun desain eksperimen yang digunakan adalah non randomized
perlakuan dan kontrol. Dalam penelitian ini sampel ditetapkan dengan tidak
random. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut (Latipun, 2002;
Alsa, 2007).
32
Non R O1 (X) O2
Non R O3 (-) O4
belajar, juga dikarenakan sedikitnya populasi subjek dalam penelitian ini. Dalam
kondisi demikian tipe quasi experimental ini memang sering dipakai (Alsa, 2007).
diberikan.
diberikan.
nilai 1
33
nilai 2
nilai 3
nilai 4
nilai 5
recall terhadap materi terapi (pretest), baik pada kelompok kontrol maupun pada
pada akhir eksperimen akan dilakukan posttest. Pretest dan posttest menggunakan
materi identifikasi dengan acak pada Huruf A dan I, Angka 1 dan 2, Buah Jeruk
dan Apel, Binatang Ayam dan Kucing, Bentuk Bintang dan Hati, Warna Merah
dan Biru. Pemberian pretest dan posttest menggunakan media kartu bergambar.
berisi musik klasik karya Mozart yang berisi lagu Rando (3,36) Allergo (9,14)
menit. Treatment diberikan selama dua minggu, tiap hari terdiri dari dua sesi, dan
Karena jumlah sampel dalam penelitian ini sangat kecil, maka pengujian
Whitney. Analisis dilakukan dengan menggunakan SPS Sutrisno Hadi Versi BL-
2005.
DAFTAR PUSTAKA
Dryden., Gordon & Jeannete Vos, The Learning Revolution, edisi 2, (1999).
Herman., Douglas J., Daya Ingat Super, terjemahan oleh T. Zaini Dahlan (Pustaka
Dela Prasata:Jakarta1996).
Jensen., Eric & Karen Markowitz, Otak Sejuta Gygabite “The great Memory
Back), (Kaifa:Bandung, 2002).
Maliha., Siti, Studi Tentang Pengaruh Terapi Musik Terhadap Insomnia, (Skripsi
Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus, Surabaya:2003).
Marritt., Stepanie, Simfoni Otak, terjemahan oleh Lala Herawati Darma, (Kaifa:
Bandung, 1996).
Maulana., Mirza, Mendidik Anak Autis dan Gangguan Mental Lain Menuju Anak
Cerdas dan Sehat, (Kata Hati:Yogyakarta, 2007).
Natalia., Johanna, Pengaruh Musik Gamelan Terhadap Emosi Bayi Baru Lahir,
Jurnal ANIMA, (Vol. 15, 2000).
Ortiz., John M., Nurturing Your Child With Music, terjemahan oleh Yuni Prakos,
(Fist Published By Beyond Eord Publising. Inc.).
Santrock., John W., Perkembangan Masa Hidup Jilid 2. terjemahan oleh Juda
Damanika & Ach. Chusairi, (Erlangga:Jakarta, 1995).
Williams Chris & Wright Barry, How To Live With Autism and Asperger
Syndrome, terjemahan oleh Tim DR, (PT. Dian Rakyat:Jakarta, 2007).
REVIEW JURNAL
A. HIPOTESIS UMUM
Hipotesis dalam penelitian ini adalah, ada pengaruh positif penggunaan musik
B. HIPOTESIS OPERASIONAL
Perilaku emosional adalah perilaku yang didasari oleh emosi yang dapat
diukur melalui denyut nadi, yaitu jumlah denyut nadi permenit yang diukur
D. DESAIN EKSPERIMEN
37
secara bergantian, yaitu musik klasik dan musik rock. Penelitian ini termasuk
Validitas internal dalam penelitian ini dapat dipengaruhi oleh ketidak ajegan
musik rock) pada kelompok yang sama mungkin dapat menyebabkan keajegan
perlakuan, subjek keluar, pengujian dan maturasi serta histori mungkin tidak
akan terjadi dalam penelitian ini. Mengingat dalam penelitian ini tidak ada
pemberian stimulasi lain selain musik yang dapat ditiru oleh kelompok
kontrol, penelitian ini menggunakan posttest only artinya faktor pengujian dan
lebih luas (ultimate population), dengan kata lain subjek penelitian yang
sangat sulit ditemukan diluar situasi eksperimen. Ditambah lagi jumlah subjek
A. HIPOTESIS UMUM
Hipotesis dalam penelitian ini adalah, ada pengaruh positif musik gamelan
B. HIPOTESIS OPERASIONAL
Musik gamelan adalah musik gamelan yang terdapat pada kaset Klenengan
Tingkat ketenangan emosi merupakan pola reaksi emosi umum bayi yang
lingkungan.
D. DESAIN EKSPERIMEN
Desain penelitian ini adalah Randomized Two Group Design Posttest Only
atau biasa disebut dengan penelitian true experiment dengan Posttest only
EKSTERNAL
mengurangi ancaman internal validity yang dapat muncul dari faktor history,
penentuan subjek penelitian, dan subjek dalam penelitian ini (N=60) juga
40
terbatas hanya pada bayi-bayi yang ada di rumah sakit). Validitas ekologi juga
A. HIPOTESIS UMUM
pada anak-anak autistik antara sebelum dan sesudah mendapat terapi musik
atau melabel benda-benda konkrit yang ada disekitarnya melalui bicara dan
tehadap anak dan tes dengan menggunakan kartu bergambar (flash card).
C. DESAIN EKSPERIMEN
teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok, yaitu
dan regresi.
42
Pengambilan subjek yang tidak secara random juga akan mengancam validitas
A. HIPOTESIS UMUM
terhadap memori.
B. DESAIN EKSPERIMEN
posttest only design. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 60 Mahasiswa
yang diambil dari tiga kelas yang ada, ketiga kelompok yang diambil secara
dan regresi.
Pengambilan subjek yang tidak secara random juga akan mengancam validitas