Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi sekarang ini, sangat dibutuhkan generasi muda yang
berintelektual. Dengan maraknya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
menyebabkan kita dengan secara tidak langsung ikut serta dalam pengembangan
negara untuk menjadikan negara yang lebih maju atau negara berkembang. Maka
dari itu, kita harus meningkatka generasi muda yang cinta akan membaca buku.
Dengan begitu dapat meningkatkan pengetahuan, sehingga terciptanya generasi
yang berintelek.
Salah satu solusi dalam hal ini adalah meningkatkan minat baca generasi
dengan adanya pembuatan ikhtisar maupun rangkuman dan ringkasan dari sebuah
buku atau karya ilmiah lainnya. Dengan adanya ikhtisar dan ringkasan mereka
akan tertarik untuk membuat buku tanpa harus membaca terlebih dahulu isi dari
kesimpulan buku atau karya ilmiah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.
5.

Apa yang dimaksud dengan ikhtisar dan ringkasan?


Apa tujuan dari ikhtisar dan meringkas suatu tulisan maupun buku?
Bagaimana tata cara ikhtisar dan meringkas dengan baik?
Apa saja persamaan dan perbedaan antara ikhtisar dan ringkasan?
Contoh ikhtisar dan ringkasan?

1.3 Tujuan Pembahasan


Penulisan makalah dengan judul Membuat Rangkuman ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, tim penyusun
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam membuat ikhtisar dan
ringkasan sesuai kaidah yang berlaku.

BAB II
PEMBAHASAN
1

2.1 Pengertian Ringkasan dan Ikhtisar


Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan (Precis
yang berarti memotong atau memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk
menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk singkat. Sedangkan
menurut Asmi (2004), Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu
karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara
proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.
Ringkasan berasal dari bentuk dasar ringkas yang berarti singkat,
pendek dari bentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk
karangan panjang yang dihadirkan dalam jumlah singkat. Suatu ringkasan
disajikan dalam bentuk yang lebih pendek dari tulisan aslinya dengan berpedoman
pada keutuhan topik dan gagasan yang ada di dalam tulisan aslinya yang panjang
itu.
Ikhtisar merupakan hasil kegiatan merangkum. Ikhtisar dapat diartikan
sebagai suatu hasil merangkum suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu
uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian
yang dirangkum dengan ikhtisarnya (Djuharni, 2001). Ikhtisar dapat pula
diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan
atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja.
Seorang yang membuat ikhtisar dan ringkasan menulis dengan
menggunakan kata yang dibuatnya sendiri. Jadi, ia tidak boleh memulai
ringkasannya dengan kalimat seperti: Dalam alinea/Dalam karangan ini
pengarang berkata . . . dsb. Ia harus langsung saja memulainya dengan meringkas
kalimat-kalimat, alinea-alinea, bagian-bagian dan seterusnya.

2.2 Tujuan Membuat Ringkasan dan Ikhtisar


Ringkasan dan ikhtisar dibuat untuk memendekkan sebuah karangan yang
panjang. Seseorang yang akan membuat ringkasan dan ikhtisar harus memilah2

milah mana gagasan utama dan gagasan tambahan. Karena tujuan ringkasan dan
ikhtisar adalah memahami dan mengetahui isi dari sebuah buku, sehingga
diperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar dapat membaca
karangan dengan cepat. Jadi salah satu tujuan dari membuat ringkasan dan ikhtisar
yaitu untuk membantu seseorang agar bisa membaca sebuah buku dalam waktu
singkat dan menghemat waktu.
Seorang penulis ringkasan dan ikhtisar tidak akan membuat ringkasan dan
ikhtisar yang baik bila ia kurang teliti dalam membaca dan tidak dapat membedabedakan gagasan utama dan gagasan tambahan. Kemampuan dalam membedakan
tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya untuk mengasah kemampuan
dalam gaya bahasa, dan menghindari pemakaian uraian panjang lebar yang
mungkin masuk di dalam karangan tersebut.

2.3 Cara Membuat Ringkasan dan Ikhtisar


Bagi mereka yang sudah terbiasa dalam membuat ringkasan dan ikhtisar,
biasanya tahu cara membuat ringkasan dan ikhtisar yang baik. Tetapi disamping
itu perlu untuk memberikan beberapa patokan sebagai pegangan, khususnya bagi
mereka yang belum pernah melakukan itu atau baru untuk memulainya. Setelah
terbiasa, mungkin beberapa patokan itu juga tidak akan diperlukan lagi.
Hal yang harus diperhatikan di dalam membuat ikhtisar adalah penggunaan
bahasa yang digunakan di dalam ikhtisar. Bahasa ikhtisar harus berbeda dengan

bahasa asli penulis buku yang dirangkum. Akan tetapi, bahasa ikhtisar yang dibuat
bertolak dari ide pokok pengarang yang tertuang dalam setiap paragraf atau
bacaan. Dengan demikian, jika akan merangkum uraian pengarang dari suatu
paragraf, penulis terlebih dahulu perlu menemukan ide pokok yang terdapat di
dalam paragraf tersebut, kemudian diungkap ulang dengan menggunakan bahasa
yang berbeda dan singkat. Agar hasil ikhtisar itu tidak menyimpang dari uraian
aslinya, ide-ide pokok setiap paragraf jangan diabaikan.
Beberapa pegangan yang digunakan untuk membuat ringkasan
rangkuman (ikhtisar) yang baik dan benar antara lain :
3

dan

1.

Membaca Naskah Asli


Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis
ringkasan

dan ikhtisar harus membaca naskah asli satu atau dua kali,

bahkan dapat diulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara
menyeluruh mengenai isi dari naskah tersebut. Penulis juga perlu
mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang pengarang.
Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan
daftar isi dapat menjadi acuan dalam karangan itu. Perincian daftar isi
memiliki hubungan erat dengan judul sebuah karangan. Dan juga, alineaalinea dalam karangan menunjang pokok-pokok yang terkandung dalam
daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya memahami dengan baik daftar isi
dari sebuah karangan sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kesan
umum, maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang yang terdapat
dalam karangan.
2.

Mencatat Gagasan Utama


Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut
pandang

pengarang,

maka

sekarang

ia

harus

memperdalam

dan

mempertegas semua hal itu. Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah
memahami kembali karangan bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil
mencatat gagasan-gagasan penting yang tersirat dalam bagian atau alinea
itu.
Tujuan dari pencatatan itu ada dua, yang pertama untuk tujuan
pengamatan agar memudahkan

penulis pada waktu meneliti kembali

apakah poko-pokok yang dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan itu
menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya. Yang terpenting tujuan dari
pencatatan ini adalah agar tanpa adanya ikatan teks asli penulis mulai
menulis kembali untuk meyusun sebuah ringkasan dan ikhtisar dengan
menggunakan pokok-pokok yang telah dicatat.

Sama halnya langkah pertama yang menggunakan judul dan daftar


isi sebagai pegangan, maka dalam pencatatan gagasan ini judul-judul bab,
judul anak bab, dan alenia yang harus dijadikan sasaran pencatatan, bahkan
kalau perlu catat juga gagasan bawahan alenia yang betul-betul esensil
untuk memperjelas gagasan utama tadi. Karena sifatnya hanya sebagai
ilustrasi atau deskripsi untuk mejelaskan gagasan utama yang ada dalam
alinea pertama maka perlu diperhatikan bahwa ada alinea yang dapat
dihilangkan atau dihilangkan. Itu semua terjadi karena ada sebuah alinea
kedudukannya lebih penting daripada alinea yang mendahuluinya. Dalam
hal ini gagasan utama yang diambil dari rangkaian alinea terdapat dalam
alinea utama, sedangkan alinea-alinea tambahan lainnya bisa diabaikan atau
dirangkai menjadi satu kalimat.
3.

Mengadakan Reproduksi
Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas dan
catatan-catatan yang diperoleh dari langkah kedua diatas, maka seorang
penulis sudah siap untuk memulai membuat ikhtisar dan ringkasan yang
dimaksud. Dalam ringkasan urutan isi disesuaikan dengan urutan naskah
asli dan harus menggunakan bahasa penulis karangan dan harus diurut.
Sedangkan dalam ikhtisar diperbolehkan untuk menggunakan bahasa
sendiri, tetapi kalimat tersebut masih berhubungan dengan gagasan-gagasan
pokok dalam karangan asli.
Apabila terdapat gagasan-gagasan di antara gagasan-gagasan yang
telah dicatat masih terdapat gagasan yang kabur, maka penulis dapat melihat
kembali isi naskah yang asli. Tetapi dalam membuat ikhtisar sebaiknya kita
tidak mempergunakan teks aslinya agar kita tidak tertarik memakai kalimat
penulis dari naskah yang asli. Sebab kalimat dalam naskah asli hanya boleh
digunakan apabila kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah,
kesimpulan, atau perumusan yang padat.

4.

Ketentuan Tambahan

Dengan membuat reproduksi, belum tentu pengarang sudah


mengerjakan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Adapun bebrapa hal
yang perlu diperhatikan agar ikhtisar dan ringkasan dapat ditulis dengan
baik, diantaranya:
a) Sebaiknya dalam menyusun ringkasan dan ikhtisar mempergunakan
dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk. Kalimat majemuk
menunjukkan bahwa ada dua gagasan atau lebih yang bersifat paralel.
Bila ada kalimat majemuk telitilah kembali apakah tidak mungkin
dijadikan kalimat tunggal.
b) Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata. Begitu pula
jika rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu
gagasan sentral saja. Tidak berarti cara kerja ringkasan hanya
merupakan ikhtisar dan ringkasan kalimat-kalimat saja.
c) Besarnya ikhtisar dan ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik
utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang
mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan,
kecuali yang dianggap penting. Semua alinea semacam itu yang akan
dipertahankan karena dianggap penting, harus pula dipersingkat atau
digeneralisasi.
d) Jika memungkinkan buanglah semua keterangan atau kata sifat yang
ada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih
dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam
rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam
naskah.
e) Pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya. Tetapi yang
sudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali
dalam kalimat ringkasan dan ikhtisar yang dibuat oleh penulis. Jagalah
juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran penulis yang
dimasukkan kedalam ringkasan ikhtisar.
f) Agar dapat membedakan ikhtisar dan ringkasan sebuah tulisan biasa
(bahasa tidak langsung) dan sebuah pidato atau ceramah (bahasa
langsung) yang menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal
atau jamak, maka ringkasan pidato atau ceramah itu harus ditulis
6

dengan sudut pandang orang ketiga. Bila diminta membuat ikhtisar dan
ringkasan atas suatu karangan yang mengandung dialog maka dialog
itu harus diringkaskan juga dalam bentuk bahasa tak langsung.
g) Dalam sebuah ikhtisar dan ringkasan ditentukan pula panjangnya,
maka dari itu anda harus membuat seperti apa yang diminta bila
diminta membuat ringkasan dan ikhtisar menjadi seperatus dari
karangan asli anda harus membuat seperti itu. Agar memastikan
apakah ringkasan dan yang dibuat sudah seperti yang diminta silahkan
hitung jumlah seluruh kata dalam karangan kemudian bagilah dengan
serarus. Hasil dari pembagian itulah yang merupakan panjang
karangan yang harus ditulis. Perhitungan jumlah kata ini bukan berarti
seseorang menghitung secara riil jumlah kata yang ada. Tapihanya
suatu perkiraan yang dianggap mendekati kenyataan.
Misalnya, anda diharuskan meringkas suatu buku yang tebalnya 250
halaman menjdi sepersepuluhnya, maka perhitungan yang harus anda
lakukan sebagai berikut.
1) Panjang karangan asli (berupa kata) adalah: jumlah halaman x
jumlah baris per halaman x jumlah kata per baris = 250 x 35 x 9
kata = 78.750 kata.
2) Panjang ikhtisar dan ringkasan berupa jumlah kata adalah: 78.750 :
10 = 7.785 kata. Panjang ringkasan berupa jumlah halaman ketikan
adalah: jika kertas yang dipergunakan berukuran kuarto, jarak antar
baris dua spasi, tiap baris rata-rata sembilan kata, pada halaman
kertas kuarto dapat diketik 25 baris dengan jarak dua spasi, maka:
jumlah kata per halaman adalah: 25 x 9 kata = 225. Jumlah
halaman yang diperlukan adalah 7.875 : 225 = 35 halaman.

2.4 Persamaan dan Perbedaan antara Ikhtisar dan Ringkasan


Ringkasan sebaiknya dibedakan dari istilah-istilah lain yang pengertiannya
tumpang-tindih yaitu ikhtisar, yang merupakan suatu bentuk penyajian yang
singkat dari bentuk aslinya. Meskipun dalam kenyataannya ringkasan dan ikhtisar,
masih dianggap sama tetapi secara teknis ketiga istilah itu sebaiknya dibedakan
7

maknanya. Selanjutnya akan kami bahas secara rinci yang dimaksud dengan
ikhtisar.
Ikhtisar menurut Juhara (2003) adalah penulisan pokok masalah yang
penulisnya tidak harus berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa
pembuat ikhtisar tanpa mengubah tema sebuah wacana. Ikhtisar berfungsi sebagai
garis besar masalah dalam sebuah wacana yang berukuran pendek atau sedang.
Berikut ini adalah cara membuat ikhtisar:
1. Membaca naskah asli beberapa kali
2. Membaca kerangka bacaan dengan menuliskan pikiran utama atau pikiran
pokok yang terdapat dalam naskah.
3. Menulis rangkuman (ikhtisar).
Persamaan Ikhtisar dan ringkasan.
Persamaan antara ikhtisar dan ringkasan adalah sebagai berikut:
1) Keduanya memiliki persamaan dalam membuat cerita atau bacaan dengan
cara mengambil intisari atau ide pokok dari karangan yang kita baca
menjadi lebih ringkas, jelas, padat, mudah dimengerti, dan dipahami oleh
pembacanya.
2) Dalam mencari topik atau kalimat utama atau gagasan utama dari suatu
bacaan pada sebuah buku.
3) Dalam menyampaikann keindahan gaya bahasa, ilustrasi, serta penjelasanpenjelasan yang terperinci.
4) Mempunyai langkah-langkah atau metodologi yang sama, yaitu:
a. Bacalah naskah dua sampai beberapa kali
Cacatlah semua judul, semua topik.
Cocokkan catatan Anda dengan naskah asli
b. Susunlah draf sementara dengan mempergunakan catatan diatas
(jangan memakai naskah asli).

Periksa gaya, tata bahasa dan tanda baca.

Tulis kembali denagn rapi, mulai dari judul sampai


dengan topik.

Periksa kembali apakah ada kesalahan.

Cocokkanlah jumlah kata dan selesaikanlah.


5) Keduanya juga memiliki tujuan. Penulis sebaiknya mengerti dan
mengetahui isi buku atau karangan dan mampu mengambil intisarinya.

6) Keduanya memiliki definisi yang tidak jauh berbeda yaitu merupakan


ringkasan pendek dalam suatu cerita (cerita pendek, novel, roman, dan
karya-karya sastra yang lainnya) atau karangan.
7) Hubungan antara ketiganya sama halnya dengan hubungan antara sebuah
kalimat topik dengan sebuah alinea.
Perbedaan Ikhtisar dan Ringkasan
Perbedaan ikhtisar dan ringkasan sebagai berikut:
Ringkasan:

Disusun secara proporsional dengan jumlah halaman yang diringkas.

Disusun secara urut dan sistematis.

Menggunakan gaya penulis buku yang diringkas.

Tanpa disisipi opini penulis ringkasan.

Ikhtisar
Disusun hanya yang dianggap penting tanpa mempedulikan proporsional.
Menggunakan gaya penulis ikhtisar.
Sering disisipi opini penulis ikhtisar atau wawasan lain.
Tulisan menggunakan gaya bahasa penulis .
Biasa diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli.

2.5 Contoh Ringkasan dan Ikhtisar


Contoh ikhtisar dan ringkasan :
Perhatikan teks berikut!
Lebah Madu
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia,"
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An


Nahl, 16:68-69)
Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting
bagi tubuh manusia, tetapi sedikit sekali manusia yang menyadari sifat-sifat luar
biasa dari sang penghasilnya, yaitu lebah madu. Sebagaimana kita ketahui, sumber
makanan lebah adalah sari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai pada musim
dingin. Oleh karena itulah, lebah mencampur nektar yang mereka kumpulkan
pada musim panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka.
Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru -yaitu madu- dan
menyimpannya untuk musim dingin mendatang.
Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh
lebih banyak dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang
muncul pada benak kita adalah: mengapa lebah tidak menghentikan pembuatan
dalam jumlah berlebih ini, yang tampaknya hanya membuang-buang waktu dan
tenaga? Jawaban untuk pertanyaan ini tersembunyi dalam kata "wahyu [ilham]"
yang telah diberikan kepada lebah, seperti disebutkan dalam ayat tadi.
Lebah menghasilkan madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan
juga untuk manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan
diri untuk melayani manusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir
setiap hari kendatipun tidak membutuhkannya dan sapi yang menghasilkan susu
jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya
Contoh Ikhtisar Lebah Madu :
1. Madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia.
2. Sumber makanan lebah adalah sari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai
pada musim dingin.
3. Lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka
butuhkan.
4. Lebah menghasilkan madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga
untuk manusia.
10

Contoh Ringkasan Lebah Madu :


Lebah merupakan hewan penghasil madu yang mana sebagai sumber
makanan penting bagi tubuh manusia. Sumber makanan lebah berasal dari sari
madu bunga (nektar), yang tidak dapat dijumpai pada musim dingin. Apabila
dicermati lebah menyimpan madu tidak hanya untuk dirinya sendiri sehingga
lebah menyimpan madu lebih banyak dari yang mereka butuhkan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan
perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap
dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.
2. Tujuan dari membuat ikhtisar dan ringkasan ini agar dapat membantu
seseorang dalam membaca dan juga memahami sebuah buku dalam waktu
yang relatif singkat sehingga menghemat waktu.
3. Terdapat beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan
yang baik dan teratur diantaranya: membaca naskah asli, mencatat gagasan
4.

utama, mengadakan reproduksi, dan ketentuan tambahan.


Ikhtisar merupakan penulisan pokok masalah yang penulisnya tidak harus
berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat ikhtisar

tanpa mengubah tema sebuah wacana.


5. Antara ikhtisar dan ringkasan memiliki banyak persamaan, salah satu
diantaranya ialah dalam membuat cerita atau bacaan dengan cara mengambil

11

intisari atau ide pokok dari karangan yang kita baca menjadi lebih ringkas,
jelas, padat, mudah dimengerti, dan dipahami oleh pembacanya.
6. Dan juga diantara keduanya memiliki perbedaan, salah satu diataranya yaitu
pada ikhtisar dan ringkasan menggunakan gaya penulis buku yang diringkas.
Pada ikhtisar menggunakan gaya penulis ikhtisar, dan pada menggunakan
gaya penulis .

3.2 Saran

Sebagai seorang mahasiswa kita harus memahami betul pengertian dari

Ringkasan dan Ikhtisar .


Sebagai seorang mahasiswa kita harus mengetahui dan memahami sistematika
dari penyusunan Ringkasan dan Ikhtisar .

12

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia.
Akademika Pressindo:Jakarta.
http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/07/terampil-menulis.html
http://pelitaku.sabda.org/cara_membuat_ringkasan
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/058.htm
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Ikrar Mandiriabadi:Jakarta.
Sahara, Siti dkk. 2010.

Keterampilan Berbahasa Indonesia. FITK

UIN:Jakarta.
Tukan, Paulus. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia. Yudhistira:Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai