Stenosis Pilorus
Stenosis Pilorus
1. DEFINISI
Stenosis pilorik adalah penyempitan di bagian ujung lubang tepat
makanan keluar menuju ke usus haluas. Akibat penyempitan tersebut, hanya
sejumlah kecil isi lubang yang bisa masuk ke usus, selebihnya akan
dimuntahkan sehingga anak mengalami penurunan berat badan. Gejala tersebut
biasanya muncul pada usia 2-6 minggu selain muntah hebat dan menyemprot,
bayi juga terus menerus merasa lapar, buang air besar tidak teratur serta
gelisah. Dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan dan bila terbukti
diagnosisnya stenosis pilorik, diperlukan tindakan bedah untuk melebarkan
daerah yang menyempit.
2. EPIDEMIOLOGI/INSDIEN KASUS
Stenosis pilorik terjadi pada usia < 2 tahun dan tampil dengan muntahmuntah refrakter setelah diberi makan. Paling sering pada anak laki-laki
pertama, dan bisa terdapat gangguan elektrolit berat tergantung pada
durasinya.
3. PENYEBAB/ETIOLOGI
Penyebab kelainan ini belum jelas diketahui. Kelainan ini biasanya baru
diketahui setelah bayi berumur 2-3 minggu
dan usus yang terjadi setelah lahir yang terpengaruh pada bayi mulai
menunjukan gejala akibat lubang antara perut dengan usus sangat thickened
bahwa perut tidak dapat lagi kososng benar.
Hal ini tidak diketahui apa yang menyebabkan bahan dari otot dari lubang
antara perut dan usus-usus ia mungkin merupakan kombinasi dari beberapa
faktor. Beberapa peneliti percaya bahwa ibu hormon yang dapat menyebabkan
kontribusi. Lain percaya bahwa bahan dari otot perut adalah tanggapan dari
beberapa jenis reaksi alergi pada tubuh.
Beberapa ilmuwan percaya bahwa bayi dengan pyloris stenosis receptors
kekurangan dalam pyloric otot mendeteksi berhubungan dengan sendawa
oksida, sebuh kimia di dalam tubuh yang memberitahu bahwa lubang antara
perut dengan usu otot untuk bersantai. Akibatnya otot dalam keadaan kontrasi
hampir terus, yang menyebabkan ia menjadi lebih besar dan lebih kental
waktu. Mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk bahan ini terjadi,
yang pyloric mengapa stenosis bayi biasanya muncul dalam beberapa minggu
setelah lahir.
5. PATOGENESIS
Obat-obatan golongan NSAID (aspirin), alcohol, garam empedu, dan obatobatan lain yang merusak lambung mengubah permeabilitas sawar epitel,
memungkinkan difusi balik asam klorida dengan akibat kerusakan jaringan
(mukosa) dan khususnya pembuluh darah. Hal ini mengakibatkan pengeluaran
histamin, histamine akan merangsang sekresi asam dan meningkatkan pepsin
dari pepsinogen. Histamine ini akan mengakibatkan juga peningkatan
vasodilatasi kapilem sehingga membrane kapiler menjadi permeable terhadap
protein, akibatnya sejumlah protein hilang dan mukosa menjadi adema.
Peningkatan asam akan merangsang syaraf kolinerik dan syaraf simpatik.
Perangsang terhadap koligenerik akan berakibat
terjadinya peningtkatan
sekitarnya,
diperirterium
dapat
termasuk
terjadi
peritoneum
perioritasi
bila
akibat
ulkus
inasi
temlah
kuman.
sampai
Obstruksi
6. GEJALA KLINIS
Gejala Pyloric stenosis biasanya mulai sekitar usia 3 bulan. Mareka adalah :
7. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dan laboratorium. Nilai status hidrasis. Cari sumber
infeksi. Pemeriksaan abdomen dan rektum untuk obstruksi atau anus
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG
1. Labotarium
Yang perlu di periksa (konsultasikan kepada dokter Anda)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Kadar gula
2. Ultrasonografi Abdomen (USG Perut), untuk melihat target sign atau donut
sign pada kasus stenosis pilorik hipertrofik, intusefsi (usus makan usus)
untuk menilai hati saluran empedu, ginjal, dan kandung kemih.
3. Foto polos abdomen, untuk menilai distribusi udara di dalam usus, untuk
melihat gambar air fluid level.
4. Endoskopi (gastrudodenoskopi). Bila dicurigai esoffagistis.
9. THERAPY/TINDAKAN PENANGANAN
Penanganan muntah pada anak tergantung penyebabnya, jangan berikan
obat antimuntah karena obat tersebut menyembuhkan penyebab muntahnya,
malahan dapat menyesatkan bila ternyata anak tengah menderita suatu
kelainan saluran pencernaan yang memerlukan upaya bedah selain itu obat
anti muntah juga menimbulkan efek samping.
10. PENATALAKSANAAN
1. Menjaga/mengembalikan kesimbangan cairan dan lektrolit.
2. Diberi obat muntah (sesuai petunjuk dokter), misal :
a. Domperidon (0,2-0,4) mg/kg berat badan tiap 4-8 jam).
b.
Metotkkloparamid.
c. Cisapride
3. Bila terdapat esofagitis, berikanlah antagonis H2
Misalnya : ianitidin (2-3 mg/kg berat badan/kali, 2x sehari)
I.
PENGKAJIAN
Identitas
Pasien :
Nama
Umur
Pendidikan
Jenis kelamin
Pekerjaan
Alamat
Lama Bekerja
Status Perkawinan
Tanggal Pengakajian
Agama
Sumber Informasi
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Penanggung
Umur
Pendidikan
Jenis kelamin
Pekerjaan
Alamat
Lama Bekerja
Status Perkawinan
Tanggal Pengakajian
Agama
Sumber Informasi
Umur
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Riwayat Penyakit
Muntah pada bayi
Bayi sehat aktif, yang minumnya normal, sewaktu waktu bisa saja secara
spontan mengeluarkan sedikit susu yang diminumnya. Hal ini biasanya disebut
gumoh , namun. Bila muntahnya banyak ini bisa disebabkan oleh reflux.
Sedangkan bayi berusia kurang dari 2 bulan yang tampak sakit muntah setiap
kali minum, ada kemungkinan mengalami stenosis pilorus. Tetapi bila muntah
yang tidak ada kaitannya dengan minum susu dan muntahnya berwarna hijau,
perlu dipikirkan kemungkina adanya sumbatan pada usus. Bila bayi demam
dan muntah-muntah disertai dengan batuk, itu hbisa saja krena bronkiolitis
atau bahkan pertusis. Sedangkan bila anak muntah disertai dengan diare,
itulah yang biasanya sebagai gastroenteritis.
Bila muntah disertai demam pada bayi berusia lebihd ari 2 bulan, harus
diperhatikan kesadarannya. Bila terjadi penurunan, kesadaran disertai dengan
kuduk kaku, kita harus mencurigai kemungkinan menigitis. Bila bayi tidak
mengalami demam dan muntahnya kehijauan, pikirkan kemungkinan adanya
sumbatan pada usus.
Muntah Pada Anak
Seperti sudah dikemukakan sebelumnya, bila muntah berwarna kehijauan
selalu pikirkan kemungkinan adanya sumbatan pada usus. Bila muntah tidak
kehijauan tetapi disertai dengan sakit perut terus-menerus 9lebih dari 6 jam),
pikirkan kemungkinan apendendistis atau radang usus buntu
Bila anak mengalami penurunan kesaran dan mempunyai riwayat trauma
kepala, maka kita harus memikirkan kemungkinan penyebabnya adalah trauma
kepala, namun bila tidak ada riwayat trauma kepala namun anak mengeluh
sakit kepala hebat, kuduk kaku, ada bintik bintik merah tidak ada hilang bila
ditekan, pikirkan kemungkinan meningitis.
Pada anak yang sudah agak besar bila selain muntah tinjanya berwarna
pucat (seperti dempul) apalagi bila diikuti dengan kuning (jaundice) maka
kemungkinan besar penyebabnya adalah hepatitis. Anak juga bisa muntah
akibat terlalu girang (exited) atau akibat berkendaraan (motion sickness). Di
lain pihak bila anak menunjukan dua atau lebih gejala berikut yaitu demam,
sakit saat berkemih, sakit perut, mengompol, pikirkan kemungkinan infeksi
saluran kemih.
II.
1)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh yang b.d muntah
proyektif yang sering
2)
3)
4)
5)
6)
III.
INTERVENSI/RENCANA KEPERAWATAN
1. Dx 1
Tujuan :
Nutrisi pasien dapat terpenuhi
Kriteria hasil :
Bayi akan mempertahankan status nutrisi yang adekuat, ditandai oleh bayi
dapat menerima makanan dan muntah berkurang
Intervensi dan Rasional :
1)
tenang
dan
nyamanan.
Sebelum
pembedahan
bayi
harus
dipuasakan selama 3-4 jam bergantung pada usia bayi dan program
dokter.
2)
3)
4)
5)
Rasional
1) Memberikan makanan dan menyendawakan bayi dengan cara ini,
mencegah aerofagia, dan memastikan bayi menerima makanan dalam
jumlah yang optimal
2) Pemberian makanan porsi sedikit dengan frekuensi yang sering
mengurangi volume cairan total do dalam lambung untuk sekali waktu,
yang dapat mengurangi resiko muntah, dan memberikan hidrasi yang
optimal, sampai dimulainya terapi intravena
3) Larutkan elektrolit menggantikan elektrolit yang hilang akibat muntah
berulang
4) Dokter dapat memprogramkan pemberian cairan intravena, untuk
menggantikan cairan dan mencegah syok.
5) Posisi tegak membantu mencegah aspirasi.
Orang tua akan mengalami penurunan rasa cemas yang ditandai oleh
ungkapan pemahaman tentang gangguan tersebut dan kebutuhna tentang uji
diagnostic dan terapi.
2.Dx 2
Tujuan :
Cairan dan elektrolit pasien seimbang
Kriteria hasil :
10
cairan intervena.
2)
jenis, dan elektrolit, nitrogen urea darah, dan kadar gas darah arteri.
3)
Timbang berat badan bayi setiap hari dan pantau asupan serta
Dinidasi
menyebabkan
peningkatan
nilai
hemoglobin
dan
11
cairan
5)
posisi
meningkatkan
mobilitas,
rasa
nyaman,
12
dan
tidak
akan
menyebabkan
bayi
merasa
tidak
mnyaman.
13
5. Dx 5
Tujuan:
Orang tua memahami penyakit bayinya, ansietas berkurang.
Intervensi
1)
3)
Berikan
orang
tua
informasi
tentang
peristiwa
pra
dan
14
4)
6. Dx 6
Tujuan :
Orang tua bisa melakukan perawatan pada bayi dirumah.
Kriteria hasil:
Orang
tua
akan
mengungkapkan
pemahaman
tentang
instruksi
perawatan di rumah
Intervensi
1) Ajarkan orang tua tentang pemberian makan pada bayi : jelaskan
juga tentang formula yang digunakan, metode persiapan, volume
makanan, dan teknik pemberian makan.
2) Ajarkan orang tua cara merawat luka bedah : jelaskan perincian
tentang menggantu balutan, teknik membersihkan dan tanda-tanda
infeksi.
3) Ajarkan orang tua tujuan dan penggunaan obat-obatan (misalnya,
klorida betanekol [dovoid]) : mencakup perincian cara pemberian,
dosis, dan reaksi efek samping yang potensial.
Rasional
1) Teknik yang
15
16
IV.
EVALUASI
17
DAFTAR PUSTAKA
1.Pusponegoro HD, Etal. (Ed). Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Edisi I. badan Penerbit IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Jakarta.
2005 : 64-68
2.Smehzer, Suzanne C, Bare, Brenda G. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah.
Edisi 8. jakarta : EGC
3.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2, EGC, Jakarta.
4.Carpenito, Lynda Juall, 1998, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC.
Jakarta
5.Price, Syivia Anda Wilson, Lorraine M, 1995, Patofisologi, BukuI, EGC,
Jakarta.
18