Anda di halaman 1dari 76

DEMAM BERDARAH DENGUE

Dr.Joni Iswanto
Dinas Kesehatan Sumbar

DEMAM BERDARAH DENGUE

ADALAH SUATU PENYAKIT MENULAR


YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
DAN DITULARKAN MELALUI NYAMUK

Cara Penularan DBD


Ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit atau
menghisap darah orang yang :
Sakit DBD
Tidak sakit DBD tetapi dalam darahnya terdapat virus
dengue
Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak dan
menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjer liurnya.
Bila nyamuk tersebut menghisap/menggigit orang lain, virus
akan dipindahkan bersama air liur nyamuk.
Bila orang yang tertular itu :
tidak mempunyai kekebalan (umumnya anak-anak) virus itu
akan menyerang trombosit (sel pembeku darah) & merusak
dinding pembuluh darah kecil (kapiler) terjadi perdarahan &
kekurangan cairan yang ada dalam pembuluh darah
Bila orang mempunyai zat anti kekebalan virus tak berdaya
orang tidak sakit

Cara Penularan DBD..

Dalam darah manusia virus akan mati dengan


sendirinya dalam waktu lebih kurang 1 minggu

Tanda Dan Gejala Penyakit

Demam
Demam tinggi mendadak, terusmenerus, berlangsung 2-7 hari
Panas dapat turun pada hari ke 3 dan
kemudia naik lagi
Hari ke 6 atau ke 7 panas mendadak
turun

Gejala/Tanda

Gejala/Tanda Awal

2. Seringkali ulu hati terasa nyeri,


karena terjadi perdarahan lambung

. Mendadak panas tinggi selama


2-7 hari, tampak lemah dan lesu

3. Tampak bintik-bintik merah pada kulit


disebabkan pecahnya pembuluh kapiler

Gejala/Tanda lanjutan

1. Mungkin terjadi muntah/berak


bercampur darah

2. Kadang-kadang terjadi perdarahan


di hidung (mimisan)

3. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin berkeringat
Bila tidak segera ditolong dapat meninggal dunia

Tanda-tanda perdarahan

Rumple leede positif


Petekie
Pendarahan konyungtiva
Epistaksis
Perdarahan Gusi
Hematemesis
Melena
Hematuri

Tanda-tanda lain

Hepatomegali
Renjatan ( Syok )
Trombositopenia ( kurang dari
100.000 )
Hemokonsentrasi
Nyeri otot
Anoreksia
Lemah,Mual,Muntah,Sakit perut dll

Tersangka Demam Berdarah


Dengue

Demam tinggi mendadak tanpa sebab


yang jelas, berlangsung terus menerus
selama 2-7 hari disertai manifestasi
perdarahan
( sekurang-kurangnya uji torniquet
positif ) dan atau trombositopenia

Apa Yang Diperiksa

Anamnesis
Observasi Manifestasi perdarahan
Pemeriksaan keadaan umum
Penekanan pada ulu hati ( biasanya
nyeri)
Perabaan hati
Pemeriksaan Laboratorium
Hematokrit,Trombosit dan Serologis

Cara Melakukan Uji


Torniquet

Pasang Manset
Pompa Tensimeter untuk mendapatkan
tekanan antara sistolik dan diastolik
Biarkan selama 5 menit sampai timbul
bintik-bimtik merah
Hasil + jika terdapat 10 atau lebi bintik
merah pada seluas2,5 X 2,5 cm di
lengan bawah bagian depan dekat siku

Tata Laksana
Demam
Berdarah
Dengue

INFEKSI VIRUS
DENGUE
Infeksi virus dengue
Asimtomatik
Simtomatik

Undifferentiated
febrile illness
(Viral syndrome)

Demam Dengue

(DD)

Tanpa
perdarahan

Dengan
perdarahan

DD

Demam Berdarah
Dengue (DBD)
Perembesan plasma
Tanpa
syok

Dengan
syok

DBD

SURVEILANS KASUS
1. DEMAM DENGUE
Khas : suhu tinggi mendadak, dengan 2
atau lebih gejala berikut :

kadang-kadang menggigil, flushed face


nyeri kepala
nyeri tulang belakang
nyeri belakang bola mata
nyeri otot/sendi
Anoreksia, konstipasi, kolik, nyeri tenggorokan

Dapat disertai Perdarahan :

petekie,
Epistaksis (mimisan),
menorrhagia,
jarang terjadi perdarahan hebat.

Trombositopenia dapat terjadi

2. DEMAM BERDARAH DENGUE (Gejala


Klinis WHO)
3. SINDROM SYOK DENGUE

KRITERIA DIAGNOSIS DBD


(WHO,1997)
KLINIS

demam mendadak tinggi

Perdarahan : termasuk uji


bendung,
petekie,epistaksis,hemateme
sis dll,

Hepatomegali

Syok: nadi kecil &


cepat,tekanan nadi <20 atau
hipotensi, gelisah, dan akral
dingin
LABORATORIK

Trombositopenia ( <100000)

Hemokonsentrasi ( Ht>20%
dari normal)

BERAT PENYAKIT

Derajat I : demam + uji


bendung +

Derajat II : I + perdarahan
spontan

Derajat III : nadi cepat,lemah,


TN <20, hipotensi,akral dingin

Derajat IV : syok berat, nadi


tak teraba, TD tak teruk

Catatan: Trombositopenia +
hemokonsentrasi
membedakan DBD derajat
I/II dengan DD.

DD vs DBD
Perlu dibedakan
Tidak mungkin dibedakan pada awal
Perembesan plasma pada DBD
Pada DD lebih sering disertai gejala penyerta

(nyeri kepala, mialgia, nyeri retrobulbair, mual,


muntah, diare)
DD dapat disertai perdarahan
Prognosis DD lebih baik dp DBD

Pertolongan Pertama Di
Rumah

Tirah Baring selama demam


Antipiretik ( obat turun panas )
Kompres hangat
Minum banyak ( 1-2 liter/hari )
Bila terjadi kejang

Jaga lidah agar tidak tergigit


Kosongkan Mulut
Longgarkan Pakaian
Tidak memberi apapun lewat mulut

JIKA DALAM 2 HARI PANAS TIDAK


TURUN ATAU TIMBUL GEJALA DAN
TANDA LANJUT SEPERTI PERDARAHAN
DIKULIT
( SEPERTI BEKAS GIGITAN NYAMUK )
MUNTAH-MUNTAH, GELISAH ATAU
MIMISAN SEGERA BAWA KE UNIT
PELAYANAN TERDEKAT

TERSANGK
A DBD

TA LAKSANA DBD
Ada
kedarurata
n

Tidak ada
kedaruratan

Torniquet +

Tatalak
sana
di RS

Trombosit
<100,000

Torniquet -

Trombosit
>100,000

Rawat Inap
SEGERA
RUJUK KE RS

TANDA SYOK

Rawat jalan
Kontrol tiap
hari
Nilai tanda klinis
& jumlah
trombosit,Ht bila
masih demam
hari ke 3

Puskesmas

Penderita
Demam

RS

DIAGNOSIS :

Klinik

- Tersangka
DBD

Balai
Pengobata
n

- DBD
- SSD

Dokter
Praktek

PULANG
RUJUK
RAWAT

TERSANGK
A DBD
PULANG

RAWAT

KONTROL

KLARIFIKASI
HR 3-4 RAWAT

PENY
LAIN

TERSANGKA
DBD

DBD

SSD

SEGERA LAPORKAN

TERSANGK
A DBD
LAPORKAN
PUTUSKAN

DD

PENANGGULANGAN

PENANGANAN KASUS DI
MASYARAKAT :
PENGASAPAN :

PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI

100 M

100 M

= KASUS
= KASUS TAMBAHAN
= KASUS PANAS TANPA SEBAB

1.

ADA KASUS
TAMBAHAN DBD

2.

ADA 3 ATAU LEBIH


PENDERITA PANAS
TANPA SEBAB YANG
JELAS

3.

BANYAK
DITEMUKAN JENTIK

PENGASAPAN
DILAKUKAN 2 SIKLUS,
INTERVAL 1 MINGGU
PENGASAPAN DISERTAI
PSN 3 M PLUS

HUBUNGAN R.S DAN PUSKESMAS


RUMAH SAKIT

PUSKESMAS

Melakukan
diagnosis pasti
DBD sesuai
kriteria WHO

Melakukan
Penyelidikan
epidemiologi (PE)
di sekitar rumah
penderita dengan
radius 100 m

Melaporkan
kasus DBD ke
Puskesmas dalam

waktu <24 jam

Penanggulangan
seperlunya,
meliputi:
-Fogging focus*)
(penyemprotan)
-LARVASIDASI
-3M Plus
-Penyuluhan

1. Bila ditemukan kasus DBD lain atau 3


penderita panas tanpa sebab yang jelas, dan
2. Ditemukan jentik nyamuk DBD >5% dari
seluruh rumah yang diperiksa

EJARING PE KASUS DBD


RUMAH SAKIT
Kasus (UGD/Rawat Inap)

1.
2.
3.
4.

PUSKESMAS

Dokter Praktek SWASTA

Diagnosa Kasus DBD sesuai Kriteria yang


ditetapkan/ KRITERIA WHO
Wajib Lapor Segera ke Dinkes (melalui
Fax )
KDRS ke keluarga pasien---- PUSKESMAS
Membuat sertifikat Cause of Death ec DBD
(1 x 24 jam), wajib lapor ke Dinkes.

1.Kriteria

Diagnosa
2. Menerima laporan RS dari:
- Dinkes
- KDRS keluarga pasien
3. Melakukan PE dan tindakan fogging fokus ( sesuai kriteria)

1.
2.
3.

Diagnosa Kasus DBD sesuai Kriteria WHO


Wajib Lapor Segera ke Puskesmas
setempat (Respon Time 24 Jam)
Rujuk ke RS

DINAS KESEHATAN Kab/


Kota

1.
2.
3.
4.
5.

DINKES PROP.

Menerima laporan kasus dari RS


Menerima laporan kasus dari Puskesmas
Dokter Praktek
Rencana Penanggulangan kasus
Kajian tk Kota/Kab.
Pembiayaan penanggulangan dan
pembiayaan penderita DBD.

1. Menerima

data dari RS ATAU DINKES


2. Kajian & Pengembangan Tk Propinsi
3. Unit Cost & Pembiayaan
4. Kebijakan Pembiayaan Pasien DBD saat KLB

Form Laporan DBD

HAL YANG PENTING :

DIAGNOSIS (DD, DBD dan DSS)


PENANGGULANGAN KASUS
TIME RESPON
SHARING DATA EPIDEMIOLOGIS
KRITERIA KLB

Penetuan KLB

KRITERIA KLB
Adanya kematian di suatu desa/kelurahan
Adanya peningkatan jumlah kasus DBD disuatu

Kelurahan/Desa (atau wilayah yang lebih luas) 2 x atau lebih


dalam kurun waktu 1 minggu terakhir dibandingkan dengan
jumlah kasus DBD pada minggu sebelumnya atau dalam
kurun waktu 1 bulan terakhir dengan bulan sebelumnya.
Dengan membandingkan situasi kasus bulan saat ini dengan

bulan yang sama pada Grafik pola maksimum-minimum


(maksmin). Dalam membuat Grafik pola maksimum dan
minimum data kasus ekstrim pada saat terjadinya KLB harus
dikeluarkan terlebih dulu.
Dengan membandingkan situasi kasus bulanan saat ini

dengan grafik median. (Dinyatakan situasi KLB jika jumlah


kasus melebihi jumlah median kasus DBD plus 1 SD (standar
deviasi).

Tempat berkembang Nyamuk Aedes


aegypti

Kimia
Mekanis/fisik
Biologis

PENCEGAHAN
DEMAM BERDARAH
DENGUE

Secara Kimia

Fogging/pengasapan-Malathion
(jam aktif nyamuk, tidak ada angin/kuat,
serentak/masal/kompak)

Obat Nyamuk Bakar, semprot


atau repelent.

Abatisasi/Penaburan Bubuk abate


(1 x 3 bulan)

Fogging/Pengasapan

FOGGING HANYA MEMBUNUH NYAMUK DEWASA & TIDAK


MENYELESAIKAN MASALAH DBD

Larvasidasi

Menaburkan bubuk abate atau pembunuh


jentik lainnya ke dalam tempat
penampungan air
Menggunakan Abate Abatisasi
Cara :
Menggunakan bubuk abate 1 G (100 l + 10 gr

abate)
Menggunakan altosid 1,3 G (100 l + 2,5 gr
abate)
Menggunakan sumilarv 0,5 G (100 l + 0,25 gr
sumilarv 0,5 G)

Secara Mekanis PSN


DBD
Gerakan 3M
Menguras bak mandi, drum atau kolam,
paling tidak seminggu sekali gampang
air, sulit air abatisasi

Menutup rapat-rapat tempat penampung


air, semacam tempayan dan drum, agar
nyamuk tidak masuk dan berkembang

Mengubur barang2 bekas yang dapat


menampung air hujan

Secara Mekanis

Bersihkan lingkungan (PLUS)

Vas bunga
Wadah minum burung
Pasang kelambu
Pasang kasa pada setiap celah ventilasi
Jangan banyak gantungan baju
Jangan membiarkan ada air yang
tergenang

KEGIATAN PSN

3M

Larvasiding
Ikanisasi

Obat Nyamuk Semprot


Obat Nyamuk Gosok

plus
Pencahayaan
Ventilasi

Kasa

Secara Biologis

Predator. Air kolam diisi ikan pemakan


jentik
Memelihara Ikan yang relatif kuat dan

tahan, misalnya ikan mujair, kepala


timah/pantau

Insektisida Hayati (ekstrakTumbuhtumbuhan)


Memanfaatkan Tanaman Pengusir
Nyamuk populer

Ikan Kepala Timah

Tanaman Pengusir Nyamuk


Tanaman hidup pengusir nyamuk
adalah:
Jenis tanaman yang dalam kondisi
hidup mampu menghalau nyamuk,
artinya tanpa diolahpun mampu
mengusir nyamuk.

Lantana camera L/
Tembelekan

Selasih

Zodia (Evodiaa
suaveolens)

Geranium

Tagetes patula
Tahi Kotok/
Bunga Tahi
ayam

Lavender spp.

PEMERIKSAAN JENTIK
DAN
PENYULUHAN KESEHATAN
OLEH JUMANTIK

1. Persiapan
Pemetaan & pengumpulan data
penduduk, rumah/bangunan dan
lingkungan oleh Puskesmas.
Pertemuan/Pendekatan :

a.

b.

Pendekatan LS (RW, RT, swasta, LSM, kel


potensial lain, Toma, Toga)
Pertemuan tingkat kel/desa yg dihadiri
oleh LS
Pertemuan tingkat RT yg dihadiri oleh
warga setempat

Tentukan rumah/keluarga yg
dikunjungi/diperiksa dengan cara :

c.

Misalnya :

disuatu desa/kelurahan : 10 RW, 100 RT dgn 3.000


rmh/bangunan.
10 RT/RW dan 30 rumah/bangunan per RT

Pemeriksaan dilakukan secara berurutan


mulai dari RT 1 sampai RT 100, misalnya Hari
1 : RT 1-4 dan hari ke 2 RT 5-8, dst
Pemeriksaan cukup 10 rumah/bangunan di
masing-masing RT

Misalnya di RT itu ada 30 rumah/bangunan, maka


mulailah dari rumah yg 1, ke-4, ke-7 dst (selang 3
bangunan)

Kunjungan berikutnya (putaran ke-2) di RT


yang sama mulai dari rumah ke-2 dan
selanjutnya selang 3 rumah.
Untuk kunjungan berikutnya lagi (putaran
ke-3), mulai dari rumah ke-3 dan
selanjutnya selang 3 rumah.
Setelah seluruh rumah/bangunan
dikunjungi, mulai lg dari rumah ke-1 dan
seterusnya sperti diatas lagi.
Pada hari yang sama, lakukan cara yang
sama seperti pada RT 1, di 3 RT yg lain.
Dst.

2. Melakukan kunjungan rumah


a.
b.
c.
d.

e.
f.

Buat rencana kapan rumah/keluarga akan dikunjungi


(utk 1 bulan)
Pilih waktu yg tepat untuk berkunjung (saat santai)
Mulai pembicaraan dengan menunjukkan perhatian
thd keluarga (misal menanyakan anak)
Lanjutkan menceritakan peristiwa yang ada
kaitannya dengan demam berdarah, misalnya anak
tetangga sakit DBD, dll
Membicarakan tentang DBD, cara penularan, dll.
Gunakan gambar/peraga untuk lebih jelas.
Mengajak bersama-sama memeriksa Tempat
Penampungan air dan barang-barang yang menjadi
tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti
baik didalam maupun diluar rumah/bangunan
Jika ditemukan jentik beri penjelasan tentang tempat perkembang
biakan Aedes aegypti.
Jika tidak ditemukan beri pujian dan sarankan untuk terus menjaga agar
selalu bebas jentik.

3. Cara Melakukan Pemeriksaan


Jentik Oleh Jumantik
a.
b.

c.
d.

Periksalah bak mandi/WC, tempayan, drum dan


tempat-tempat penampungan air lainnya.
Jika tidak tampak, tunggu 0,5-1 menit, jika ada
jentik ia akan muncul kepermukaan air untuk
bernafas.
Ditempat yang gelap gunakan senter.
Periksa juga vas bunga, tempat minum burung,
kaleng-kaleng plastik, ban bekas dan lain-lain.

Tempat lain yang perlu diperiksa jumantik : talang/saluran


air yg rusak/tidak lancar, lubang-lubang pada potongan
bambu, pohon dan tempat-tempat lain yg memungkinkan
air tergenang seperti di rumah2 kosong, pemakaman
dll.Jentik-jentik yg ditemukan di tempat-tempat
penampungan air yg tidak beralaskan tanah (bak
mandi/WC, drum, tempayan, dan sampah-sampah/barangbarang yang dapat menampung air hujan)
Jentik di got/comberan/selokan, bukan jentik Aedes aegypti

4. Mencatat dan Melapor Hasil


Pemeriksaan Jentik
a.
b.
c.

d.
e.
f.

Tulis nama desa/kelurahan yang akan dilakukan


pemeriksaan jentik
Tulis nama keluarga/pengelola (petugas kebersihan)
bangunan dan alamatnya pada kolom yang tersedia.
Bila ditemukan jentik tulislah tanda (+), dan apabila
tidak ditemukan tulislah tanda (-) di kolom yang
tersedia pada formulir JPJ 1.
Tulislah hal-hal yang perlu diterangkan pada kolom
keterangan seperti rumah/kapling kosong, PAH, dll
Satu lembar formulir diisi untuk kurang lebih 30 KK
Melaporkan hasil pemeriksaan jentik (ABJ) ke
puskesmas sebulan sekali.

Formulir JPJ 1
HASIL PEMERIKSAAN JENTIK
RT/RW
:
DESA/KELURAHAN :

No

Nama KK/Pengelola
Bangunan

Alamat
(RT/RW)

Jentik
(+)

Keterangan

(-)

.,..20.
Petugas Jumantik,
(..)

5. Bimbingan Teknis dan


Evaluasi

1. Supervisor

Merupakan petugas lapangan P2M&PL/pet


pusk./pet lainnya yg telah ditunjuk ka
pusk.
Memeriksa dan mengarahkan rencana
kerja Jumantik.
Mengawasi/memberikan bintek kepada
jumantik.
Bersama jumantik membuat PWS dan
pemetaan per RW hasil pemeriksaan
jentik, setiap bulan sekali.
Melaporkan ke puskesmas dengan
menggunakan formulir JPJ2 setiap bulan

Formulir JPJ 2
HASIL PEMERIKSAAN JENTIK
RT/RW
:
DESA/KELURAHAN :

No

Tanggal
Pemeriksaan
Jentik

RT/RW Yang
Diperiksa

Jumlah
rumah/bangunan
yang diperiksa

Jumlah
rumah/bangunan
yang positif jentik

Keterangan

.,..20.
Supervisor,
(..)

2. Kepala Puskesmas

Bertanggung jawab atas pelaksanaan


kegiatan jumantik serta koordinasi
dengan pamong/pemerintah daerah
setempat.
Memberikan pelatihan kepada Jumantik
Menganalisa dan membuat laporan hasil
kegiatan untuk semua daerah kegiatan
Jumantik di wilayahnya setiap bulan
dengan menggunakan formulir JPJ 3

Formulir JPJ 3
HASIL PEMERIKSAAN JENTIK
KECAMATAN/WILAYAH KERJA PUSKESMAS :

No

Tanggal
Pemeriksaan
Jentik

Desa/Kelurahan
Yang
Diperiksa

Jumlah
rumah/bangunan
yang diperiksa

Jumlah
rumah/bangunan
yang positif jentik

ABJ*
desa/kelurahan
(%)

.,..20.
Kepala Puskesmas,
(..)

3. Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota

Memberikan bimbingan teknis kepada


puskesmas.
Menganalisa dan membuat laporan
hasil kegiatan untuk semua daerah
kegiatan pemberantasan di wilayahnya
setiap 3 bulan dengan menggunakan
form JPJ4.
Mengirimkan umpan balik ke
puskesmas.

Formulir JPJ 4
HASIL PEMERIKSAAN JENTIK
KABUPATEN/KOTA :

No

Bulan
Pemeriksaan
Jentik

Kecamatan
Yang
Diperiksa

Jumlah
rumah/bangunan
yang diperiksa

Jumlah
rumah/bangunan
yang positif jentik

ABJ*
kecamatan
(%)

.,..20.
Petugas Dinkes Kab/Kota
(..)

4. Dinas Kesehatan Propinsi

Memberikan bimbingan teknis kepada


puskesmas.
Menganalisa dan membuat laporan
hasil kegiatan pemberantasan dari
wilayah kabupaten/kota ke pusat
dengan menggunakan form JPJ5 setiap
3 bulan.
Mengirimkan umpan balik ke dinkes
kabupaten/kota.

Formulir JPJ 5
HASIL PEMERIKSAAN JENTIK
PROPINSI
:

No

Bulan
Pemeriksaan
Jentik

Kabupaten/Kota
Yang
Diperiksa

Jumlah
rumah/bangunan
yang diperiksa

Jumlah
rumah/bangunan
yang positif jentik

ABJ*
Kabupaten/Kota
(%)

.,..20.
Petugas Dinkes Propinsi,
(..)

4. Tingkat Pusat

Menganalisa laporan hasil Jumantik


dari seluruh propinsi di Indonesia dan
mengirimkan umpan balik. (Formulir JPJ
6)

Formulir JPJ 5
HASIL PEMERIKSAAN OLEH JUMANTIK INDONESIA

No

Bulan
Pemeriksaan
Jentik

Propinsi
Yang
Diperiksa

Jumlah
rumah/bangunan
yang diperiksa

Jumlah
rumah/bangunan
yang positif jentik

ABJ*
Propinsi
(%)

.,..20.
Petugas Subdit Arbovirosis,
(..)

6. Supervisi

Dilakukan di semua tingkatan mulai


dari Puskesmas sampai Pusat. Hal-hal
yang perlu disupervisi :
1. Apakah Jumantik benear-benar telah

mengerti tentang DBD dan


pencegahannya.
2. Melihat cara Jumantik melakukan
wawancara
3. Melihat kartu jentik di rumah/bangunan
4. Melihat hasil pemeriksaan jentik pada
formulir JPJ 1

7. Evaluasi

Cakupan rumah/bangunan yang diperiksa (minimal


80% dari rencana)
Parameter penilaian entomologi adalah ABJ (angka
bebas jentik) yang dibuat dalam bentuk pemetaan.
Evaluasi hasil kerja Jumantik dilakukan pusk
bersama supervisor sec periodik 6 bulan sekali.
Memantau jumlah kasus DBD di wilayahnya oleh
petugas puskesmas.
Survei khusus secara berkala (di beberapa RW
secara acak pada 100 keluarga/pengelola
bangunan) untuk mengetahui tingkat partisipasi
(proporsi) keluarga/pengelola bangunan dalam PSN
DBD.

8. Tindak Lanjut

Hasil kegiatan Jumantik dan hasil evaluasi


disampaikan pada pertemuan rutin di
tingkat kelurahan, kecamatan, kab/kota.
Mengadakan pertemuan teknis di
puskesmas untuk membahas
permasalahan yang dihadapi jumantik
dan penyelesaiannya di tingkat
kelurahan/desa yang dihadiri ketua RT,
RW, swasta, LSM, kelompok potensial
lainnya dan Toma serta Toga

TERIMAKSIHDAN
SELAMATBEKERJA

Anda mungkin juga menyukai