Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN HASIL DISKUSI

PROBLEM-BASED LEARNING
PBL Blok Intermonev Community
SKENARIO 3
Minggu Ke-10
Tanggal 20-26 November 2015

Grup D
Ayu Yolandha
Lions Artha Wahana Laos
Sylvia Winnie Melinda
Moh. Wahid Hidayat
Armeida Pratiwi
Anisah Fitriana R
Balgies Devi Fortuna
Dini Ratnasari
Rechta Bintang Nagari
Erfi Fauziya Rahmah
Arviana Bella Pratami
Irmita Prameswari Wijayanti
Ganis Rosita Wismandiri
Yuni Dwi Kartika

1350703011110
38
1350703011110
39
1350703011110
40
1350703011110
41
1350703011110
42
1350703011110
43
1350703011110
44
1350703011110
03
1350703011110
04
1350703011110
05
1350703011110
06
1350703011110
07
1350703011110
08
1350703011110
09

Desiana Firdaus
Marta Cendana Putu Suwarna

1350703011110
10
1350703011110
11

Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran


Universitas Brawijaya
Malang
2015

DAFTAR ISI

COVER

..................................................................................................

...............................

DAFTAR

ISI

......................................................................................................................
...........

ii

ISI
A KOMPETENSI

YANG

AKAN

DICAPAI

.......................................................................................... 3
B SKENARIO
..................................................................................................
...............................
C DAFTAR

3
UNCLEAR

TERM

.......................................................................................................
D DAFTAR

3
CUES

....................................................................................................................
E

5
DAFTAR

.......................................................................................... 5
HASIL
BRAINSTORMING

LEARNING

OBJECTIVE

...................................................................................................... 6
G HIPOTESIS
.............................................................................................
............................... 9
H PEMBAHASAN

LEARNING

OBJECTIVE .....................................................................................
KESIMPULAN

DAN

11

REKOMENDASI

.......................................................................................... 31
DAFTAR

PUSTAKA

....................................................................................................................
34
TIM PENYUSUN
...................................................................................................................
36

ISI
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
1. Mengetahui penyebab dan dampak KEK pada ibu hamil
2. Mengetahui nilai PHI dalam KEK dan masalah yang terjadi dalam skenario
3. Mengetahui cara penyusunan intervensi di komunitas
4. Mengetahui indikator yang tepat untuk monitoring dan evaluasi pada ibu
hamil dengan status gizi KEK
5. Mampu mengkaji status gizi populasi dan atau kelompok di masyarakat
6. Berpartisipasi dalam penyusunan kebijakan Pemerintah dalam bidang,
ketahanan pangan, gizi, dan pelayanan kesehatan
B. SKENARIO
Bumilku Sayang
Prevalensi ibu hamil risiko KEK (Kurang Energi Kronis) di Kota X tahun 2014
sebesar 21,6% menggunakan indikator LILA (Lingkar Lengan Atas). Hasil data
kemudian dibandingkan dengan public health indicator (PHI). Intervensi yang
tepat dengan penyebab masalah gizi harus segera dilaksanakan dengan
mengacu pada pohon masalah, menganalisa alternatif usulan intervensi serta
melibatkan

pihak

terkait.

Monitoring

dan

evaluasi

intervensi

harus

menggunakan indikator yyang sesuai.


C. DAFTAR UNCLEAR TERMS
No
.
1

Istilah
Pohon masalah

Pengertian

Sebuah pendekatan/ metode yang digunakan


untuk identifikasi penyebab suatu masalah.
Pohon

masalah

memiliki

bagian

yaitu

batang (menggambarkan masalah utama),


akar

(menggambarkan

penyebab

masalah

inti), dan cabang pohon (menggambarkan

dampak). (Azizah, 2014)


Diagram yang menggambarkan
sebab,

dan

masyarakat

akibat.

Ini

menyusun

masalah,

dilakukan
prioritas

setelah
masalah.

(Departemen Kelautan dan Perikanan, 2006)


Salah satu metode perencanaan yang
digunakan

untuk

terjadinya

masalah

menganalisis
dan

penyebab

membentuk

pola

hubungan yang mengikuti bentuk sebuah


3

KEK

pohon. (USAID,2014)
Suatu keadaan kekurangan makanan dalam
waktu yang lama sehingga menyebabkan ukuran
Indeks Massa Tubuhnya (IMT) di bawah normal
(kurang dari 18,5 untuk dewasa). (Kamus Gizi,

Ibu Hamil

2010)
Keadaan mengandung embrio atau fetus di
dalam tubuh, setelah penyatuan sel telur

PHI

dengan spermatozoa (Dorland, 2012)


Suatu indikator yang menunjukkan suatu
permaslahan kesehatan termasuk dalam
kategori masalah kesehatan dalam

masyarakat (Flower, 2005)


suatu indicator untuk mengukur besaran
suatu masalah kesehatan yang terjadi di

masyarakat (ECHI, 2005)


Variabel
yang
membantu
perubahan

kesehatan

mengukur

masyarakat

secara

langsung maupun tidak langsung dan menilai


sejauh mana tujuan dan sasaran program
5

LILA

telah tercapai (Gruskin, 2009)


Cara untuk menentukan status gizi yang praktis
dengan mengukur lingkaran lengan kiri atas
pada bagian tengah antara ujung bahu dan
ujung siku. Pengukuran dilakukan dengan
posisi lengan kiri tidak ditekuk tetapi lurus ke
bawah. Pada wanita usia subur dan ibu hamil
batas LILA kurang dari 23,5 cm
mengindikasikan risiko kurang energi kronis

Monitoring

(KEK). (Kamus Gizi, 2010)


Melihat dan mengecek sesuatu yang
berkelanjutan untuk melihat suati

Evaluasi

perkembangan. (Oxford)
Memeriksa keadaan atau fenomena tertentu

secara teratur. (Dorland, 2012)


Menentukan
nilainya
(Kamus
4

Bahasa

Indonesia)
Pnilaian/ pengukuran (Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia Masa Kini)

D. DAFTAR CUES
1. Ahli Gizi mampu merencanakan dan melakukan intervensi gizi berdasar
pohon masalah, menganalisis alternatif ususlan intervensi dan keterlibatan
pihak terkait serta melakukan monev dengan indikator yang sesuai
2. Ahli Gizi mampu mengintervensi penyebab gizi dengan mengacu pada pohon
masalah menganalisa usulan intervensi serta monev dengan indikator yang
sesuai
3. Ahli Gizi mampu menentukan besaran masalah KEK menggunakan PHI,
merencanakan dan melakukan intervensi gizi berdasar pohon masalah,
menganalisis alternatif usulan intervensi dan keterlibatan pihak terkait serta
melakukan monev dengan indikator yang sesuai
4. Ahli Gizi mampu melaksanakan intervensi penyebab masalah gizi dengan
mengacu pada pohon maslah dan mengananlisa alternatif usulan intervensi
serta melibatkan pihak terkait, dan menggunakan indikator sesuai monev
Kesimpulan: Ahli Gizi mampu menentukan besaran masalah resiko KEK pada
bumil menggunakan PHI, merencanakan dan melakukan intervensi gizi berdasar
pohon masalah, menganalisis alternatif ususlan intervensi dan keterlibatan
pihak terkait serta melakukan monev dengan indikator yang sesuai
E. DAFTAR PROBLEM IDENTIFICATION
1. Apa saja penyebab dan dampak KEK pada ibu hamil?
2. Berapa nilai PHI KEK dan apakah prevalensi KEK dalam skenario termasuk
bermasalah, mengapa menggunakan indikator LILA untuk menentukan KEK
dan berapa nilai cut-off LILA, dan program apakah yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mengatasi KEK pada ibu hamil?
3. Bagaimana langkah-langkah penyusunan intervensi komunitas?
4. Bagaimana cara menentukan pihak terkait (analisis partisipan)?
5. Bagaimana langkah-langkah membuat pohon masalah?
6. Bagaimana langkah-langkah menyusun objective tree?
7. Apa yang dimaksud dengan alternatif analisis dan bagaimana langkahlangkahnya?
8. Bagaimana langkah-langkah pembuatan PPM?
9. Apa saja indikator yang sesuai untuk monev KEK pada ibu hamil di
komunitas?
F. HASIL BRAINSTOARMING
1. Apa saja penyebab dan dampak KEK pada ibu hamil?
5

Penyebab:
a. Makanan yang dikonsumsi kurang atau belum mencukupi kebutuhan
b. Pola makan yang kurang baik
c. Food taboo
d. Pengaruh lingkungan terhadap asupan makanan
e. Penyakit infeksi
f. Pengetahuan yang kurang
g. Kondisi psikologis
h. Morning sickness
i. Status ekonomi
j. Hyygiene sanitasi
k. Dukungan sosial orang tua dan suami
l. Akses untuk mendapatkan bahan makanan kurang
m. Akses terhadap pelayanan kesehatan kurang
n. Lokasi tempat tinggal
Dampak:
a. Melahirkan bayi dengan BBLR
b. Menyebabkan kurang gizi sebagai akibat dari BBLR
c. Produktivitas rendah
d. Bayi berisiko KEK
e. Asupan makanannya kurang oleh karena food taboo
f. Berisiko terkena penyakit infeksi meningkat
g. Berisiko melahirkan bayi prematur yang rentan terkena penyakit
2. Berapa nilai PHI KEK dan apakah prevalensi KEK dalam skenario termasuk
bermasalah, mengapa menggunakan indikator LILA untuk menentukan KEK
dan berapa nilai cut-off LILA, dan program apakah yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mengatasi KEK pada ibu hamil?
PHI: Nilai PHI masuk LO. Cara menentukan PHI yaitu dengan survei oleh suatu
badan statistik
Alasan menggunakan indikator LILA:
a. Karena lemak dan otot pada lengan lebih sedikit
b. LILA sensitif terhadap KEK
c. Dalam komunitas, LILA sederhana digunakan
Cut-off KEK pada ibu hamil menggunakan LILA: <23,5
Program pemerintah:
a. Pemberian suplementasi Fe 90 tablet selama hamil untuk mencegah
defisiensi zat besi
b. Memberikan kelas untuk ibu hamil, namun wanita usia subur jyga boleh
datang
c. Pemberian biskuit/ makanan tambahan yang tinggi energi, zat gizi makro
dan mikro pada ibu hamil
6

3. Bagaimana langkah-langkah penyusunan intervensi komunitas?


Format NCP komunitas:
Assessmen: situasional analisis (analisis partisipan)
Diagnosa: problem tree dan objective tree
Intervensi: alternatif analisis (goal, penyebab langsung dipilih yang besar
menjadi PPM)
Monev
Kesimpulan:
a. Analisis partisipan
b. Problem tree
c. Objective tree
d. Alternative analysis
e. Project Planing Matrix
f. Monev
4. Bagaimana cara menentukan pihak terkait (analisis partisipan)?
a. Orang yang dekat dengan ibu hamil (suami)
b. Orang yyang bisa menjawab masalah KEK pada ibu hamil
c. Terdapat 6 kolom untuk menentukan partisipan yaitu: subjek, kategori,
karakteristik, beneficiaris, interest atau ekspektasi, kelebihan dan
kekurangan, implikasi
d. Menganilisis semua orang terkait masalah yang dihadapi, mulai dari
keluarga dan tokoh masyarakat, kemudian mengidentifikasi peran dan
interestnya
5. Bagaimana langkah membuat pohon masalah?
a. Ahli gizi melakukan FGD pada masyarakat
b. Ahli gizi memberikan pengarahan dan menyamakan persepsi kepada
masyarakat
c. Ahli gizi memberikan kertas pada masyarakat kemudian dituliskan
masalah gizi yang sedang terjadi di lingkungannya dan penyebabnya
d. Ahli gizi menyusun tulisan dalam kertas pada sebuah papan
e. Memetakan 1 kartu 1 masalah
f. Statement berisi kalimat negatif
g. Penyebab langsung dan tidak langsung sejajar
h. Dibaca dari bawah ke atas
6. Bagaimana langkah-langkah menyusun objective tree?
a. Sama seperti problem tree, tetapi menggunakan statement positif
b. Melakukan klarifikasi dengan jika atau maka
c. Jika klarifikasi belum sesuai, maka perlu mengecek ulang problem tree
7. Apa yang dimaksud dengan alternatif analisis dan bagaimana langkahlangkahnya?
Alternatif analisis merupakan berkaitan dengan tujuan dari setiap tingkatan
masalah.

Terdapat

di

penyebab

tidak

langsung.

Dilihat

kemampuan

feasibilitynya, sumber daya, sosial fisik, dan sustainability. Kemudian

dilakukan skor dan di prioritaskan. Kemudian dipilih nilai yang paling tinggi
berdasar FGD
8. Bagaimana langkah-langkah pembuatan PPM?
Terdapat kolom-kolom yang berisi objective, OVI, mean of verification, dan
asumsi (faktor yang tidak bisa dikendalikan/ tak terduga). Kolom objective
berisi sebagi berikut:
a. Menentukan Goal yang berisi tujuan utama dan tujuan khusus
b. Project purpose: merupakan penyebab langsung yang dipilih
c. Menentukan activity (memperhatikan apakah bisa dicapai atau tidak)
d. Result
9. Apa saja indikator yang sesuai untuk monev KEK pada ibu hamil di
komunitas?
a. menggunakan indikator asupan makanan dan antopometri (LILA)
b. waktu yang digunakan saat wawancara

G. HIPOTESIS
HIPOTESIS SEMENTARA

Penyebab:
Status Ekonomi
Lingkungan
Demografi
Kesediaan
pangan
Yankes
Dampak :
BBLR
Prematur

KEK pada Bumil

Cut
Off
PHI

Analisis Partisipan

Program
pemerintah

Pembuatan
Problem Tree

Cara
Menentukan

Objective
Tree
Analisis
Alternatif
PPM
Objective
Goal
Project Purpose
Result
Activity
OVI
8
MOV
Assumption

Cara
Menentukan

Cara
Penyusunan

Monev
Indikator

Cara

HIPOTESIS AKHIR
Prevalensi Ibu Hamil

PHI

Risiko KEK di Kota X


21,6%

10%
bermasalah

Faktor Penyebab

Ketidakseimbang
an zat gizi
Penyakit infeksi
Kondisi ekonomi
keluarga/pendap
atan keluarga
rendah
Tingkat
pendidikan
rendah
Umur menikah
dan umur
kehamilan
pertama yang

Dampak

Indikator

Bayi:

Ibu:
KEP
Anemia
Produksi
ASI
Persalinan
sulit dan
lama
Perdarahan
Angka
kesakitan

Keguguran
BBLR
Kematian
bayi
Cacat
bawaan
Anemia
pada bayi

Intervensi:

Analisis partisipan
Analisis masalah
Analisis tujuan
Analisis alternatif
Project9planning
matrix

Cut-off <23,5

Cara menentukan
indikator

Indikator yang sesuai

Monev
% cakupan suplementasi besi
spesifik, measurable,
folat, % ibu hamil
attainable, relevant,
mengkonsumsi <70% AKG, %
timely, dan
cakupan akses terhadap air
bersih, %sanitasi yang baik,
Meningkatnya pengetahuan
pada ibu hamil terhadap
perilaku hidup bersih dan
sehat, Menurunnya resiko
H. HASIL LEARNING OBJECTIVE
1.Apa saja penyebab dan dampak KEK pada ibu hamil?
Penyebab KEK pada ibu hamil diantaranya yaitu:
a. Menurut Susanti (2013) fakor penyebab terjadinya status gizi kurang atau
KEK pada Ibu hamil diantaranya yaitu ketika ketidakseimbangan asupan zatzat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorbsi, dan penyakit infeksi
b. Menurut Sophia (2009) dalam Mayasari (2014)
Faktor-faktor predisposisi yang menyebabkan KEK pada Ibu hamil yaitu :
Faktor ekonomi sosial (pendapatan keluarga, pendidikan)
Faktor biologi (usia hamil, jarak kehamilan)
Faktor pola konsumsi
Faktor perilaku
c. Menurut Mahirawati (2014)
Kondisi ekonomi keluarga/pendapatan keluarga rendah
Tingkat pendidikan masih rendah
Umur menikah dan umur kehamilan pertama yang terlalu muda (<20
tahun)
Paritas tinggi, paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang
ibu
Kadar Haemoglobin (Hb) rendah
Anemia walaupun sudah mengonsumsi pil besi (Fe) setiap hari
Konsumsi makanan bergizi yang kurang baik dari segi kualitas dan
kuantitas
d. Menurut Halim (2006)
Hasil dari penelitiannya, terdapat hubungan terjadinya KEK dikarenakan

beban kerja ibu.


Dan penjelasan dari hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat
Marge Koblinsky dalam bukunya berjudul Kesehatan Wanita bahwa
beban kerja yang berat meningkatkan kebutuhan makanan wanita.

10

Terdapat hubungan terjadinya KEK dengan pendapatan keluarga dan


hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat Suhadjo bahwa jika
tingkat pendapatan naik, maka jumlah makanan yang dimakan
cenderung baik. Secara tidak langsung zat gizi tubuh akan terpenuhi dan

akan meningkatkan status gizi.


e. Menurut Rahmaniar (2013)
Faktor budaya : Food taboo (pantangan makanan) yang mengakibatkan
asupan makanan pada ibu hamil kurang
Umur kehamilan trimester II dan trimester III yang menyebabkan
f.

kebutuhan energi dan protein meningkat drastis


Menurut Supariasa dalam Agustian (2010)
Jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dan jumlah anak yang terlalu

banyak
g. Menurut Pratiwi (2012)
kurang gizi kronis pada saat masih remaja dengan atau tanpa penyakit
yang berulang
Dampak KEK pada ibu hamil diantaranya yaitu:
a. Menurut Purwitasari (2009) dalam Mayasari (2014)
Kematian Ibu mendadak
Meningkatkan angka kematian bayi
Melahirkan bayi BBLR
Anemia pada Ibu dan bayi
Produksi ASI berkurag
Persalinan sulit dan lama
Keguguran
Cacat bawaan
b. Menurut Arisman (2008)
Jika KEK terjadi selama trimester pertama kehamilan akan berdampak
pada bayi yang dilahirkan cenderung menderita kerusakan otak dan
sumsum tulang. Hal ni diakibatkan karena pertumbuhan sistem saraf

pusat sangat peka pada awal kehamilan


Jika keaddaan KEK berlanjut hingga trimester akhir maka akan berisiko
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah lebih besar karena

jaringan lemak banyak ditimbun oleh janin pada trimester ketiga


c. Menurut Nugrahini (2014)
Perdarahan, pemulihan paska persalinan semakin lama karena kondisi
yag semakin lemah
Mudah mengalamiganguan kesehatan
d. Menurut Kartikasari (2013)
Menurut Depkes RI yang dikutip Zulhaida (2008), bila ibu mengalami
kekurangan gizi pada trimester III akan menimbulkan masalah terhadap ibu
11

dan persalinannya, yaitu dapat menyebabkan resiko dan komplikasi antara


lain anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal,
terkena penyakit infeksi, persalinan sulit dan lama, bayi lahir prematur dan
adanya gangguan kesehatan
e. Menurut Soetjiningsih, 2009 dalam Pratiwi, 2012
Kenaikan berat badan ibu, selama kehamilan trisemester 1 mempunyai
peranan yang sangat penting, karena periode ini janin dan plasenta dibentuk.
Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trisemester 1 dan 2 akan
meningkatkan

bayi

BBLR.

Hal

ini

disebabkan

adanya

KEK

yang

mengakibatkan ukuran plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-zat makanan


ke janin. Bayi BBLR mempunyai risiko kematian lebih tinggi daripada bayi
cukup bulan. Kekurangan zat gizi pada ibu lebih cenderung mengakibatkan
BBLR atau kelainan yang bersifat umum daripada menyebabkan kelainan
anatomik yang spesifik. Kekurangan zat gizi pada ibu yang lama dan
berkelanjutan selama masa kehamilan akan berakibat lebih buruk pada janin
daripada malnutrisi akut. Akibat lain dari KEK adalah kerusakan struktur SSP
terutama pada tahap pertama pertumbuhan otak (hiperplasia) yang terjadi
selama dalam kandungan. Dikatakan bahwa masa rawan pertumbuhan selsel saraf adalah adalah trisemester 3 kehamilan sampai sekitar 2 tahun
setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini perkembangan otak akan
meghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya adalah berkurangnya
pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang berukuran normal.
Dampaknya akan terlihat pada struktur dan fungsi otak pada masa kehidupan
mendatang,

sehingga

berpengaruh

pada

intelektual

anak.

Pemberian

suplementasi makanan kepada ibu hamil akan mengurangi kematian


perinatal dan kenaikan berat badan bayi.
f.

Menurut Purwitasari (2009) dalam Mayasari dan Humune


Dampak Kurang Energi Kronis (KEK) pada saat kehamilan dapat berakibat
pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya.
Pengaruh KEK pada ibu:

Terjadi KKP (Kurang Kalori Protein)


Anemia
Produksi ASI berkurang
Mengakibatkan persalinan sulit dan lama
12

Persalinan sebelum waktunya (premature)


Perdarahan
persalinan operasi Sectio Caesaria dimana masa penyembuhannya cukup
lama dan pada persalinan berikutnya cenderung akan melahirkan secara
Sectio Caesaria lagi.
Pengaruh KEK pada janin:
Keguguran/abortus
Bayi lahir mati
Kematian neonatal
Cacat bawaan
Anemia pada bayi
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
2. Berapa nilai PHI KEK dan apakah prevalensi KEK dalam skenario termasuk
bermasalah, mengapa menggunakan indikator LILA untuk menentukan KEK dan
berapa nilai cut-off LILA?
a. Nilai PHI KEK dan interpretasinya sesuai dengan skenario
PHI KEK Bumil menjadi masalah kesehatan masyarakat yaitu 10% (Rahmi,
2012). Sehingga prevalensi KEK pada skenario (21,6% ) termasuk

bermasalah karena lebih dari 10%.


Nilai PHI KEK menurut LILA < 23,5 cm yaitu 19% sehingga prevalensi

dalam skenario merupakan bermasalah (Kalsum, 2014)


b. Alasan menggunakan indikator LILA untuk menentukan status gizi KEK pada
ibu hamil
LILA merupakan indikator yang baik untuk menilai KEK berat sehingga

bermanfaat untuk mengetahui resiko KEK pada awal kehamilan


Murah dibeli serta perawatannya juga
Mudah digunakan, hanya butuh latihan sederhana
Menggambarkan status gizi ibu hamil dan mengidentifikasi wanita hamil

dengan risiko hasil kelahiran yang buruk


(Ariyani, 2012)
LILA merupakan indikator yang baik untuk mengetahui cadangan protein

tubuh
Cukup

sensitif

terhadap

perubahan

yang

terjadi

selama

periode

kehamilan
Mudah untuk diukur dan hanya untuk menggunakan satu kali pengukuran
(Verves et al, 2013)
Pengukuran LILA merupakan deteksi dini yang mudah dilakukan dan
dapat dilakukan oleh masyarakat awam untuk mengetahui kelompok
umur yang beresiko KEK
(Depkes RI, dalam Pratiwi, 2012)
13

LiLA adalah alat yang sederhana dan praktis yang telah digunakan di

lapangan untuk mengukur resiko KEK


(Sadjaja, 2009)
LILA berfungsi untuk emantau perubahan status gizi dalam jangka

panjang
(Supariasa, 2002 dalam Pratiwi 2012)
LILA merupakan cara yang sederhana yang mudah dikerjakan oleh siapa
saja misalnya petugas kesehatan di lapangan, kader kesehatan, maupun

masyarakat sendiri
(Saimin, 2006 dalam Hanifah 2009)
LILA dibandingkan dengan IMT dan Rasio LILA dan panjang lengan atas

memiliki spesifisitas yang baik namun memiliki sensitifitas rendah


(Kalsum, 2014)
c. Cut-off LILA
Ambang batas LILA wanita usia subur dengan risiko KEK di Indonesia
adalah 23,5 cm. apabila ukuran LILA <23,5 cm atau dibagian merah pita
LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK. Jika 23,5 cm berarti
tidak berisiko KEK (Supariasa, 2013)
3. Apa saja proram yang dilakukan oleh pemerintah untuk menangani ibu hamil
dengan status gizi KEK?
Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di

semua fasilitas kesehatan.


Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten

diarahkan ke fasilitas kesehatan.


Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua

fasilitas kesehatan
Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua

fasilitas kesehatan
Peningkatan deteksi dini faktor resiko dan kompikasi kebidanan dan

neonatus oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat


Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara

adekuat dan pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan


Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di

semua fasilitas kesehatan


Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di

semua fasilitas kesehatan


Peningkatan pelayanan KB sesuai standar
(Kemenkes RI, 2010)
program penundaan kehamilan (HO, 2006)

14

Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui promosi gizi, advokasi, dan


sosialisasi tentang makanan sehat dan bergizi seimbang dan pola hidup

bersih dan sehat (Tim Field Lab FK UNS, 2013)


Peningkatan kesehatan Ibu
Melalui peningkatan penetahuan dan ketrampilan ibu dengan dilakukan
kegiatan kelas ibu hamil
(Kemenkes, 2009)
UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga)
Kegiatan yang berintikan pendidikan gizi melalui pemberdayaan
keluarga dan masyarakat yang didukung oleh kegiatan lintas sektoral. Pada
1985 UPGK diintregasikan dalam kegiatan posyandu.
Kelebihan : didukung oleh kegiatan lintas sektoral
Kekurangan : posyandu kurang efektif, di beberapa daerah UPGK tidak

berjalan lancar
(Dinkes Kabupaten Bantul, 2015)
PMT (pemberian makanan tambahan)
Program

perbaikan

gizi

masyarakat

yang

dilakukan

untuk

meningkatkan status gizi pada ibu hamil. Tambahan yang dibutuhkan ibu
selama hamil adalah energi 300 kkal dan 17 gram protein setiap harinya.
Persyaratan PMT :
- Dapat diterima
- Mudah dibuat
- Memenuhi kebutuhan zat gizi
- Terjangkau
- Mudah didapat
- Aman
(Kemenkes RI 2010 dalam Nurmadinisia 2012)
Strategi PMT untuk bumil adalah sebagai berikut ini :
- cukup kandungan gizi
- gizi seimbang dan beraneka ragam
- porsi kecil namun sering
- cukup asupan lemak esensial
- cukup kandungan serat
- sesuai selera dan daya beli
- cukup cairan
- cegah lambung kosong
(Nurmadinisia, 2012).

15

Terdapat penelitian di daerah Depok mengenai PMT yang tidak ada


proses monitoring evaluasinya. Sehingga pada program PMT ini tidak

diketahui data mengenai kesuksesan program PMT (Rahmi,2012)


Suplementasi Fe
Suplementasi Fe diberikan pada ibu hamil selama 90 hari. Untuk
pemberian Fe dapat disesuaikan dengan usia kehamilan, yaitu :
- Trimester I : kebutuhan zat besi 1 mg/hari (kehilangan basal 0,8 g/hari)
-

ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah


Trimester II : kebutuhan zat besi 5 mg/hari (kehilangan basal 0,8
g/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115

mg
Trimester III : kebutuhan zat besi 5 mg/hari (kehilangan basal 0,8 g/hari)

ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan conceptus 223 mg.
(Susiloningtyas, 2012)
4.Bagaimana langkah-langkah penyusunan intervensi komunitas?
a. Menurut GTZ
Analisis partisipasi
Analisis masalah
- Identifikasi inti masalah
- Analisis penyebab dan dampak inti masalah
Analisis objective
Diskusi alternatif
Identikasi solusi alternatif
PPM
- Membuat deskripsi project
- Menentukan assumption
- Menyusun indikator
- Menentukan Means of Verification (MOV)
- Analisis relevansi asumsi
- Memeriksa apakah manajemen project bisa mendapatkan results
Menentukan spesifikasi kuantitas dari masing-masing aktivitas
b. Menurut Australian Government (2005)
Menganalisis situasi ( analysing the situational), terdiri dari:
- Analisis pemangku kepentingan (stakeholder analysis)
Problem analysis
Objective analysis
Alternative analysis
Project planning matrix (intervensi gizi dan monev)
c. Menurut Lakhoua dan Jouida (2010)
Melakukan analisis partisipasi
Analisis masalah; identifikasi masalah
Analisis masalah; analisis sebab akibat dari masalah
Analisis objektif
Diskusi alternatif
16

Pembuatan project planning matrix


5.Bagaimana cara menentukan pihak terkait (analisis partisipan)? Tujuan dan
langkah
Stakeholder didefinisikan sebagai perorangan, kelompok orang, lembaga atau
perusahaan yang

mungkin

memiliki kepentingan

yang

signifikan dalam

keberhasilan atau kegagalan proyek (baik sebagai pelaksana, fasilitator,


penerima manfaat atau lawan). Analisis stakeholder memiliki premis dasar yaitu
bahwa kelompok yang berbeda memiliki keprihatinan yang berbeda, kapasitas
dan kepentingan sehingga secara eksplisit dipahami dan diakui dalam proses
identifikasi

masalah,

penetuan

tujuan

dan

pemilihan

stategi

(European

Integration Office, 2011)


Tujuan:
a. Memberikan gambaran mengenai semua lembaga dan kelompok yang
berkaitan dengan proyek
b. Menyidik kepentingan / prioritas pihak-pihak terkait
c. Menelaah konsekuensi dan implikasi yang harus dipertimbangkan dalam
penyusunan rencana proyek
(GTZ, 2012)
Langkah-langkah penyusunan :
Mengidentifikasi stakeholder utama (dapat di berbagai tingkatan: lokal,
regional, nasional)
Menyelidiki peran, kepentingan (interest), kekuasaan relatif dan kapasitas
untuk berpartisipasi
Mengidentifikasi sejauh mana kerjasama atau konflik dalam hubungan
antara stakeholder
Menafsirkan temuan dari analisis dan menentukan bagaimana hal ini
harus dimasukkan ke dalam desain aktivitas
(AusAID, 2005)
Pertanyaan kunci dari analisis stakeholder adalah
Masalahnya siapa atau peluang apa yang kita analisa?
Siapa yang akan mendapatkan keuntungan atau kehilangan/keluar dan
bagaimana intervensi proyek yang diusulkan?
(European Integration Office, 2011)

17

Person/
Grup

Categoriz
ed

Characteris
tics

Interest

Pihak
yang
terlibat
dalam
melakuka
n
kegiatan

Peran dari
pelaku
yang
terlibat

Karakteristi
k dan sifat
dari pelaku

Ketertarik
an dari
pelaku
terkait
masalah
yang di
teliti

Potential
(Strength/
Weakness
Kekuatan
dan
kelemaha
n dari
masingmasing
pelaku
terkait
pelaksana
an
kegiatan

Implication
Keterlibata
n pelaku
dalam
memudahk
an proses
dan tujuan
kegiatan

(IFRC, 2010)
6. Bagaimana langkah-langkah membuat pohon masalah?
Tujuan:
a. Menurut GTZ (2012)
menyediki masalah utama yang terkait dengan suatu keadan yg ingin
diperbaiki
menelti sebab-sebab dan akibat dari masalah tersebut (ZOPP,2012)
b. Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan (2006)
Mengidentifikasi inti masalah, penyebab dan akibatnya
Membantu untuk merumuskan pemecahan masalah
c. Menurut Australia Guideline (2003)
membuat distribusi dan pembagian peran sosial yang merata dalam

proyek, program, dan kebijakan


mengidentifikasi konflik kepentingan dan faktor yang berpengaruh

terhadap pemilihan strategi


d. Menurut AusAID (2005)
Mengidentifikasi dan membuat daftar masalah utama
- Menjelaskan tujuan latihan dan konteks dimana hal itu terjadi, misal:
-

persiapan dari kegiatan perawatan kesehatan primer


Menjelaskan metode pohon masalah dan masukan yang diharapkan

dari peserta
Menjelaskan dan memberikan contoh hubungan sebab-akibat
Menekankan pentingnya mengidentifikasi akar penyebab
Menggunakan kontribusi grup, mendaftar semua laporan negative
tentang situasi yang sedang dianalisa, hal ini dapat dilakukan sebagai

sesi brainstorming
Mencetak setiap pernyataan masalah dalam bahasa yang jelas pada

kartu
Mengidentifikasi masalah inti/utama (core problems)
18

Melalui diskusi mengidentifikasi satu masalah inti yang paling

negative
Mencetak definisi yang tepat dari masalah inti pada kartu
Menempel/menampilkan kartu di dinding/lantai sehingga seluruh

anggota kelompok dapat melihat dengan jelas


Mengidentifikasi sebab dan akibat
- Mulai mendistribusikan kartu pernyataan negative menurut apakah
hal itu penyebab yang mengarah ke masalah inti, atau efek yaitu
-

akibat dari masalah inti


Setelah menempelkan kartu untuk setiap hubungan, tinjau kembali

pohon masalah
Checking the logic
- Pada setiap tahap harus melibatkan peserta untuk memindahkan
kartu, yaitu menyarankan atau memberikan hipotesis hubungan
-

lainnya
Meninjau kembali struktur untuk memastikan bahwa aliran terkait

sebab dan akibat yang dekat satu sama lain pada pohon masalah
Menggambarkan diagram pohon masalah
- Hubungan garis vertical untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat
dan hubungan garis horizontal untuk menunjukkan hubungan

penyebab dan efek gabungan


Berkaitan dengan kendala keseluruhan
- Masalah pembangunan menyeluruh yang diidentifikasi selama
analisis, tetapi tidak bisa ditangani langsung oleh intervensi
berdasarkan aktivitas maka harus diambil masalah utama diagram
pohon masalah dan dianggap sebagai kendala keseluruhan

Manfaat:

membentuk kelompok atau tim kerja organisasi untuk merumuskan

persoalan utama atau masalah prioritas yang dihadapi


membantu analisis secara rinci dalam mengeksplorasi

penyebab

munculnya persoalan dengan menggunakan metode five why. Metode ini


digunakan untuk menggali penyebab persoalan dengan cara bertanya
mengapa sampai lima tingkat atau level

19

membantu menganalisis pengaruh persoalan utama terhadap kinerja

atau hasil atau dampak bagi organisasi atau stakeholder lain


membantu mengilustrasikan hubungan antara masalah utama, penyebab
masalah, dan dampak dari masalah utama dalam suatu gambar atau

grafik
membantu kelompok mencari solusi atas persoalan utama yang dihadapi
(duffy, 2012 dalam Asmoko, 2012)

Langkah-langkah penyusunan:
a. Menurut International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies
(2010)
Brainstorming masalah yang menurut partisipan perlu diprioritaskan
Dari berbagai masalah yang dimunculkan dari brain storming, tentukan

masalah utamanya
Analisis sebab-akibat
- Identifikasi penyebab masalah utama
- Identifikasi akibat dari masalah utama
Hubungan masalah dengan panah sebab-akibat untuk menunjukkan

hubungan yang jelas


Review diagram, cek problem tree apakah tiap problem sudah logis
Konsolidasi problem atau perkuat bahwa masalah memang perlu

diselesaikan
Buat salinan dari diagram
b. Menurut MDF (2005)
Verifikasi subjek analisis
Mengidenetifikasi masalah yang berkaitan dengan subjek
Pembentukan sebab akibat antara masalah
Visualisasi hubungan sebab akibat dalam sebuah diagram

7.Bagaimana langkah-langkah menyusun objective tree?


Tujuan:
a. Menurut GTZ (2005)
Menyediakan cara untuk membuat susunan tujuan dalam struktur yang

hierarki
menjadi panduan rasional untuk evaluasi dan desain
menyediakan data untuk digunakan pada tahap alternative analysis dan
project planning matrix

Fungsi:
20

memberikan gambaran situasi di masa depan jika semua masalah yang


diidentifikasi dapat diatasi.
Menggambarkan sebab-akibat melalui hubungan antar diagram
Membantu menetapkan prioritas dengan :
- Menilai seberapa realistis pencapaian dari tujuan yang akan dilakukan
- Mengidentifikasi sarana tambahan yang mungkin diperlukan untuk

mencapai hasil yang diharapkan


Membantu menunjukkan bagaimana sub-tujuan memberikan kontribusi

terhadap pencapaian tujuan yang lebih tinggi


Identikasi kriteria dalam melakukan evaluasi alternatif serta membantu
untuk menilai dampak atau ruang lingkup program
(AusAID, 2005) (Interntional Federation of Red Cross and Red Crescent
Societies, 2010)

Langkah-langkah penyusunan:
a. Membuat struktur objective tree sama dengan problem tree
b. Mengubah problem statement (negative) pada problem tree menjadi
objective statement (positive)
c. Tidak semua negative statement diubah menjadi positive statement
d. Ada means-end relationship
e. Periksa ketika mengubah negative statement menjadi positive statement
Kejelasan statement
Logis atau tidaknya statement
Statement tambahan
Adanya resiko
Kejelasan objective tree
(Australian AID, 2005)
8.Apa yang dimaksud dengan alternatif analisis dan bagaimana langkahlangkahnya?
Pengertian:
a. Suatu alat atau tatacara untuk melihat beberapa kemungkinan pilihan atau
beberapa alternatif hubungan tindakan, hasil dari analisis tujuan yang
mengarah kepada suatu keadaan, menilai masing-masing alternatif untuk
mengetahui apakah rangkaian tujuan tersebut dapat digunakan sebagai
dasar untuk mengembangkan strategi, memilih salah satu rangkaian tujuan
(GTZ Jerman)
b. Cara menganalisis pandangan tenatang manfaat potensial atau kesulitan
atau resikoterkait intervensi dari stakeholder sebelum project dilakukan
(Australian AID, 2005)
Tujuan:
21

a. Melakukan identifikasi kemungkinan alternatif pilihan/strategi untuk menilai


kelayakan dan menyetujui strategi dari project yang akan dilakukan
(EU Integration Office, 2011)
b. Melihat bbrp alternatif pilihan hubungan tindkan hasil dari analisis tujuan
yang mengarah pada suatu keadaan tertentu yang diinginkan
c. Menilai masing-masing alternative unutk mengetahui apakah rangkaian
tujuan tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan
strategi proyek.
d. Memilih salah satu rangkaian tujuan
(GTZ. 2012)
Langkah-langkah penyusunan:
a. Menurut International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies
(2010)
Tentukan potential solutions
- Lihat dari objective, manakah yang secara langsung terhubung sebab

akibat.
Pilih solusi yang paling mungkin dilakukan
- Tuliskan poin kemungkinan / prioritas tiap solusi dengan tabel :
Which
combination
of
objectives will address most
effectively the needs of the
target populations ?

1. Which
objectives
are
compatible
with
the
organizations fundamental
priciples, mandate and
policies ?
2. Which
combination
of
objectives
does
the
organization and team
have the capacity to
address effectively ?
3. Are other organizations
already
addressing
this
problem?
4. Constraints and risks :
How
vulnerable
is
the
intervention
to
external
factors ?
5. How can local ownership
22

Soluti
on A

Soluti
on B

Soluti
on C

Solution
C
(combin
e
solution
s A & B)

of the project best to


supported ?
6. How can we take into
account respect for local
culture ?
7. What is / are the most costefficient options ?
Total
Skor diberikan dengan rentang 1-3, dimana skor 3 untuk the most positive
dan 1 untuk the least positive.
b. Menurut (EU Integration Office, 2011)
Identiikasi perbedaan means-end ladders, sebagai kemungkinan pilihan

atau project komponen


menghilangkan tujuan yang jelas tidak diinginkan atau tidak dapat

dicapai
menghilangkan tujuan yang dikejar olah proyek lain
diskusikan implikasi bagi kelompok yang terkena dampak dari proyek

yang nantinya terplih


membuat penilaian kelayaka alternatif yang berbeda
memilih salah satu alternatif sebagai project yang akan dijalankan
jika kesepakatan tidak dapat langsung tercapai, maka perkenalkan
kriteria

tambahan

atau

mengubah

pilihan

dengan

mengubah

(memasukan atau mengurangi) elemen dari objective tree


kriteria utama dalam pemilihan strategi :
a. strategi : kontribusi yang diharapkan unuk mencapai tujuan utama
b. social/distributional : distribusi biaya dan manfaat untuk kelompok target,
termasuk gender issue, kendala sosial budaya, keterlibatan masyarakat lokal
dan motivasi
c. economic: economic return, cost benefit, cost effectiveness
d. institusional: kontribusi untuk pegembangan, kapasitas dan kemampuan
untuk menyerap bantuan teknis.
e. financial : modal dan implikasi biaya operasi, keberlanjutan keuangan da
f.

kemampuan lokal untuk memenuhi biaya berulang


teknis : kelayakan , ketepatan, penggunaan sumberdaya lokal, kesesuaian

pasar, dll.
g. lingkungan: dampak terhadap lingkungan, biaya lingkungan dan manfaat.
(EU Integration Office, 2011)
Pertanyaan kunci:
23

Untuk mengidentifikasi goal yang digunakan dengan mempertimbangkan


beberapa pertanyaan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Apakah semua masalah harus diselesaikan


Kombinasi intervensi apa yang memberi hasil yang menguntungkan
Intervensi apa yang realistis untuk dilakukaan
Apa strategi yang dibuat didukung oleh kedua gender
Apa strategi yang dibuat didukung oleeh institusi lain
Bagaimana caramengurangi efek negatif yang muncul
(Australian AID, 2005)
9.Bagaimana langkah-langkah pembuatan PPM?
Tujuan:
a. mengembangkan rencana proyek yang taat azas dalam suatu kerangka logis
(GTZ, 2012)
b. mengembangkan rencana project
c. memberikan suatu ringkasan tentang :
mengapa project tersebut dilakukan
apa yang diharapkan dari project yang dilakukan
bagaimana project tersebut dilakukan untuk mencapai hasil
faktor krusial yang dapat menghambat project
cara untuk menilai keberhasilan project
menemukan data yang sesuai untuk menilai keberhasian project
biaya yang diperlukan
(EU Integration Office, 2011)
Langkah-langkah penyusunan:
a. Menurut GTZ (2012)
Membuat kolom 4 x 4 seperti dibawah ini :
Objective

Indicator/OVI

Sourch

of

Assumption

verification
Goal
Project Purpose
Result / Output
Activities
Merumuskan tujuan dan kegiatan proyek
Menyusun asumsi
Menetapkan idikator yang dapat dibuktikan secara objektif sekaligus
dengan sumber pembuktiannya
Menelaah sarana dan biaya proyek yang diperlukan
b. Menurut AusGuide (2003)
Membuat kolom 4 x 4 seperti dibawah ini :
Objective

Indicator/OVI

Sourch
verification
24

of

Assumption

Goal
Project Purpose
Result / Output
Activities
Menulis tujuan yang ingin dicapai di kolom objective, indikator yang kan

dibandingkan untuk monev, dan sumber verifikasi


Menulis strategi terpilih di project purpose dan dilanjutkan seperti

sebelumnya
Menulis underlyng course (hal yang harus dicapai dahulu jika ingin

mencapai project purpose)


Menulis kegiatan atau activities yang bisa dilakukan mengacu pada result
Di kolom objective, semua kolom di bawahnya berkesinambungan
Menulis assumption (suatu faktor yang sangat mempengaruhi

keberhasilan tujuan yang telah kita tetapkan namun tidak dapat dikontrol)
Rencana yang dibuat siap diterapkan

c. Menurut GTZ (1983) dan Serbia (2011)


Project purpose merupakan project purpose yang terpilih dari alternative
analisis, asumption adalah faktor yang tidak bisa dikontrol, activities berisi
kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai goal (mengacu pada
result), result berisikan tujuan (yang dapat mengacu pada objective tree), OVI
berisi indikator yg bisa diukur (berisi berapa % penurunan atau dalam jangka
waktu tertentu), means of verification atau source of verification tentang
sumber data atau cara mendapatkan data
Interention logic, digunakan untuk mengecek atau memverifikasi logic dari
objectives. Menggunakan kalimat jika dan maka kearah vertikal dari tabel PPM.
Jika tabel objectives PPM dibaca dari bawah keatas, maka :

IF
IF
IF
IF

adequate inputs are provided, THEN activities can be undertaken.


the activities are undertaken, THEN outputs can be produced.
outputs are produced, THEN the project outcome will be achieved.
the project outcome is achieved, THEN this should contribute to the

goal.
(International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, 2010)
Ruang lingkup Project Planning Matrix (PPM)
a. Mengapa proyek dilaksanakan, maksud proyek, sasaran proyek
b. Apa yang ingin dihasilkan dari proyek (hasil kerja proyek/Outputs)
c. Bagaimana proyek akan berjalan untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan
(kegiatan proyek/activities)

25

d. Manakah faktor di luar pengaruh langsung pengelola proyek yang perlu


diawasi demi keberhasilan proyek (asumsi-asumsi penting/Important
Assumptions)
e. Bagaimana keberhasilan proyek dapat dinilai secara objektif (indicatorf.

indikator objektif/Objectively Verifable Indicators)


Dari manakah kita dapat memperoleh data yang diperlukan untuk menilai

keberhasilan proyek secara objektif (sumber pembuktian/Means of Variation)


g. Berapa sarana dan biaya yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan/proyek
(ZOPP, GTZ)

10.Apa saja indikator yang sesuai untuk monev KEK pada ibu hamil di komunitas?
Indikator yang sesuai untuk monev ibu haml dengan status gizi KEK:
a. Menurut Hadiat (2015)
% cakupan suplementasi besi folat
% ibu hamil mengkonsumsi <70% AKG
% cakupan akses terhadap air bersih
%sanitasi yang baik
Meningkatnya pengetahuan pada ibu hamil terhadap perilaku hidup
bersih dan sehat
Menurunnya resiko KEK pada ibu hamil
b. Menurut Supariasa (2010)
penambahan BB ibu hamil berdasarkan BMI sebelum hamil
Kategori
Rendah
Normal
Tinggi
Obese
Kembar 2
Kembar 3

BMI
< 19,8
19,8 - 26,0
26,1 - 29,0
> 29,0
Tidak berdasar BMI
Tidak berdasar BMI

BB (kg)
12,5 - 18,0
11,5 - 16,0
7,0 - 11,5
7,0
16,0 - 20,0
23,0

c. Menurut Kemenkes RI, 2012

Indikator Spesifik
Indikator spesifik untuk menilai pencapaian intervensi gizi spesifik,
diuraikan sebagai berikut.
- % cakupan Suplementasi besi-folat
- % cakupan Supplemen ibu dengan zat gizi mikro
- % ibu hamil mengkonsumsi energi < 70% AKG)
26

% Ibu hamil terkespose asap rokok (perokok pasif)


Jumlah inisiasi Menyusui Dini dan ASI Ekslusif termasuk konseling KB

Indikator Sensitif
Indikator sensitif untuk menilai pencapaian intervensi gizi sensitif,
diuraikan pada tabel berikut.

Cara menentukan indikator:


a. Menurut AUSGuide (2003)
S (spesifik)
Indikator yang dipilih harus spesifik dan berhubungan dengan kondisi

proyek yang berubah


M (measurable)
Bisa digunakan untuk mengukur dan bersifat kuantitatif. Kuantitatif lebih
baik karena presisi
A (Attainable)
Indikator harus dicapai (implikasi yang diberikan dapat diterima)
R (Relevant)
27

Indikator tersebut harus relevan dalam menyediakan informasi karena


akan diunkan oleh orang-orang untuk mengumpulkan data (harus masuk

akal)
T (Timely)
Indikator perlu untuk dikumpulkan dan dilaporkan pada waktu yang tepat

(ketepatan waktu)
b. Menurut European Integration Office (2011)
Selain harus SMART, indikator juga harus Independent yaitu SMARTI.
indikator harus independen satu sama lain, setiap satu indikator
berhubungan dengan satu tujuan di intervention logic. Satu indikator yang
sama tidak boleh digunakan untuk lebih dari satu tujuan.
Cara melaksanakan monev:

Monitoring dan Evaluasi Indikator Proses: Identifikasi hasil dari setiap


kegiatan

yang

dikumpulkan

berdasarkan

indikator

proses

yang

ditetapkan.

Monitoring Indikator Intervensi : Dilakukan sesuai dengan mekanisme


yang ada dengan mengacu pada indikator kinerja kunci program yang
telah ditetapkan.

Monitoring Indikator Hasil : Dikumpulkan pengumpulan data melalui


supervisi, survey atau studi yang sudah ada atau dirancang khusus untuk
monitoring dan evaluasi pencapaian program.

28

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


I. KESIMPULAN
1. Penyebab KEK

pada

ibu

hamil

diantaranya

yaitu:

Kondisi

ekonomi

keluarga/pendapatan keluarga rendah, Tingkat pendidikan rendah, Umur


menikah dan umur kehamilan pertama yang terlalu muda (<20 tahun),
Paritas tinggi, Haemoglobin (Hb) rendah, Konsumsi makanan bergizi yang
kurang baik dari segi kualitas dan kuantitas. Sedangkan dampak KEK yaitu
Kematian Ibu mendadak, Meningkatkan angka kematian bayi, Melahirkan bayi
BBLR, Anemia pada Ibu dan bayi, Produksi ASI berkurag, Persalinan sulit dan
lama, Keguguran, Cacat bawaan
2. PHI KEK Bumil menjadi masalah kesehatan masyarakat yaitu 10%. Sehingga
prevalensi KEK pada skenario (21,6% ) termasuk bermasalah karena lebih
dari 10%. Alasan menggunakan indicator LILA karena merupakan indikator
yang baik untuk menilai KEK berat sehingga bermanfaat untuk mengetahui
resiko KEK pada awal kehamilan dan Cukup sensitif terhadap perubahan yang
terjadi selama periode kehamilan. Ambang batas LILA wanita usia subur
dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. apabila ukuran LILA <23,5 cm
atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko
KEK. Jika 23,5 cm berarti tidak berisiko KEK.
3. Proram yang dilakukan oleh pemerintah untuk menangani ibu hamil dengan
status gizi KEK diantaranya yaitu UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga), PMT
(pemberian makanan tambahan), dan Suplementasi Fe.
4. Penyusunan intervensi di komunitas terdiri dari Melakukan analisis partisipasi,
Analisis masalah; identifikasi masalah, Analisis masalah; analisis sebab akibat
dari masalah, Analisis objektif, Diskusi alternative, Pembuatan project
planning matrix
5. Cara menentukan pihak terkait (analisis partisipan) yaitu Mengidentifikasi
stakeholder utama (dapat di berbagai tingkatan: lokal, regional, nasional),
Menyelidiki peran, kepentingan (interest), kekuasaan relatif dan kapasitas
29

untuk berpartisipasi, Mengidentifikasi sejauh mana kerjasama atau konflik


dalam hubungan antara stakeholder, Menafsirkan temuan dari analisis dan
menentukan bagaimana hal ini harus dimasukkan ke dalam desain aktivitas
6. Problem analisis diperlukan untuk membentuk kelompok atau tim kerja
organisasi untuk merumuskan persoalan utama atau masalah prioritas yang
dihadapi. Langkah-langkahnya yaitu: Brainstorming masalah yang menurut
partisipan perlu diprioritaskan, Dari berbagai masalah yang dimunculkan dari
brain

storming,

tentukan

masalah

utamanya,

Analisis

sebab-akibat

(Identifikasi penyebab masalah utama, Identifikasi akibat dari masalah


utama), Hubungan masalah dengan panah sebab-akibat untuk menunjukkan
hubungan yang jelas, Review diagram, cek problem tree apakah tiap problem
sudah logis, Konsolidasi problem atau perkuat bahwa masalah memang perlu
diselesaikan, Buat salinan dari diagram
7. Objective tree Menyediakan cara untuk membuat susunan tujuan dalam
struktur yang hierarki. Penyusunannya yaitu: Membuat struktur objective tree
sama dengan problem tree, Mengubah problem statement (negative) pada
problem tree menjadi objective statement (positive), Tidak semua negative
statement diubah menjadi positive statement, Ada means-end relationship,
Periksa ketika mengubah negative statement menjadi positive statement
8. Analisis alternative adalah Cara menganalisis pandangan tenatang manfaat
potensial atau kesulitan atau resikoterkait intervensi dari stakeholder
sebelum project dilakukan. Cara penyusunannya yaitu: Tentukan potential
solutions, Pilih solusi yang paling mungkin dilakukan, Skor diberikan dengan
rentang 1-3, dimana skor 3 untuk the most positive dan 1 untuk the least
positive
9. Project planning matrix bertujuan untuk mengembangkan rencana project.
Langkah-langkahnya yaitu: Membuat kolom 4 x 4, Menulis tujuan yang ingin
dicapai di kolom objective, indikator yang kan dibandingkan untuk monev,
dan sumber verifikasi, Menulis strategi terpilih di project purpose dan
dilanjutkan seperti sebelumnya, Menulis underlyng course (hal yang harus
dicapai dahulu jika ingin mencapai project purpose), Menulis kegiatan atau
activities yang bisa dilakukan mengacu pada result, Di kolom objective,
semua kolom di bawahnya berkesinambungan, Menulis assumption (suatu
faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan tujuan yang telah kita
tetapkan namun tidak dapat dikontrol), Rencana yang dibuat siap diterapkan
30

10.Indikator yang sesuai untuk monev ibu haml dengan status gizi KEK: %
cakupan suplementasi besi folat, % ibu hamil mengkonsumsi <70% AKG, %
cakupan akses terhadap air bersih, %sanitasi yang baik, Meningkatnya
pengetahuan pada ibu hamil terhadap perilaku hidup bersih dan sehat,
Menurunnya resiko KEK pada ibu hamil. Indikator harus dipilih berdasar
kriteria berikut : spesifik, measurable, attainable, relevant, timely, dan
independent. Cara melaksanakan monev: Monitoring dan Evaluasi Indikator
Proses, Monitoring Indikator Intervensi, Monitoring Indikator Hasil
J. REKOMENDASI
Dalam scenario week ini, permasalahan yang dibahas adalah mengenai
besaranan masalah resiko KEK pada bumil menggunakan PHI, merencanakan
dan melakukan intervensi gizi berdasar pohon masalah, menganalisis alternatif
ususlan intervensi dan keterlibatan pihak terkait serta melakukan monev
dengan indikator yang sesuai. Skenario Komunitas pada week 10 kali ini mudah
dipahami

dan

sederhana

dalam

struktur

kalimatnya

tapi

kalimat

yang

sederhana ini mengandung banyak tantangan untuk kita agar dapat menggali
dan memecahkan masalah apa yang sebenarnya yang ada dalam skenario dan
menentukan intervensi yang tepat berdasarkan masalah skenario. Skenario
yang diberikan cukup jelas namun diperlukan kreativitas mahasiswa yang lebih
peka dalam mencari masalah dari sebuah topik yang telah disuguhkan untuk
menggali informasi yang lebih detail.

31

DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kelautan dan Perikanan. 2006. Panduan Pengambilan Data dengan
Metode Rapid Rural Appraisal (RRA) dan Participatory Rural Appraisal
2. Australian Government. 2005. The Logical Framework Approach. Commonwealth
Australia
3. Mayasari, Agustin. 2014. Kejadian KEK Pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur,
Paritas, dan Pendidikan. Surabaya : Akademi Kebidanan Griya Husada.
4. Kemenkes. 2009. Kinerja Dua Tahun. Jakarta
5. MDF. 2005. Problem Tree Analysis.
6. GTZ. 2012. Metode ZOPP (ZIEL/Tujuan, ORIENTIERTE/Berorientasi,
PROJEKT/Proyek, PLANNUNG/Perencanaan)
7. Susanti, Aisyah et al. 2013. Budaya Pantang Makan Status Ekonomi dan
Pengetahuan Zat Gizi Ibu Hamil, Pda Ibu Hamil Triester III dengan Status Gizi.
8. Hanifah, Lilik. 2009. Hubunan Antara Status Gizi Ibu Hamil dengan Berat Badan
Bayi Lahir (Studi Kasus di RB Bokasi). KTI
9. Pratiwi, Agni Hadi. 2012. Pengaruh Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan Anemia
Saat Kehamilan Terhadap Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Nilai APGAR.
10.AusGUIDElines. 2003. The Logical Framework Approach. Australia
11.Arisman. 210. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC
12.Asmoko, H. 2012. Memahami Analisis Pohon Masalah. Balai Diklat
Kepemimpinan, pp. 1 9
13.EU Integration Office. 2011. The Logical Framework Approach

32

14.Lakhoua, M. N & Jouida, T. Ben. 2010. Using the OOPP Method to Analyze
Complex Idustrial Systems, 1 (March), pp 1-6
15.Nugrahini, E,Y. Effendi J S&Herawati, D.M.D,. 2014. Asupan Energi dan Protein
Setelah Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Ibu Hamil Kurang
Energi Kronik di Puskesmas Kota Surabaya, pp. 81-87
16.International Federation of Red Cross amd Red Crescent Societies. 2010. Project/
Program Planning Guidance Manual. Pp 1-62
17.Tim Field Lab FK UNS. 2013. Keterampilan Pemantauan Status Gizi Balita dan Ibu
Hamil
18.Ververs. M T. et al . 2013. Which Anthropometric Indicator Identify a Pregnant
Woman as Actuely Malnourished and Predicted Adverse Birth Outcomes in
Humanitarian Context?
19.Kemenkes. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak. Jakarta
20.Sadjaja.2009. Resiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Indonesia.
21.Surasih,halim. 2006. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keadaan Kurang
Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Kabupaten Banjarnegara
22.Mahirawati, Kartika Vita. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan KEK
pada ibu hamil di kecamatan Kamoning Sampang Jawa Timur.
23.Agustian, E.N. 2010. Hubungan Antara Asupan Protein dengan Kurang Energi
Kronis Ibu Hamil di Kecamatan Lebres Surakarta. Surakarta: UNS
24.Ariyani, Diny Eva. 2012. Validitas Ukuran LiLA terhadap IMT dalam Mendeteksi
Risiko Kurang Energi Kronis. Depok: UI
25.Dinkes Kabupaten Bantul. 2015. Problematika Program Gizi Saat Ini.
26.Kartikasari, Bunga Widita, dkk. 2013. Hubungan Pendidikan, Paritas, dan
Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas
Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang Tahun 2011. Universitas
Muhammadiyah Semarang.
27.Nurmadinisia, Rahmi. 2012. Efektivitas Program Pemberian Makanan Tambahan
pada Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik Di Kota Depok. Universitas Islam
Negeri Jakarta.
28.Susiloningtyas, Is. 2012. Pemberian Zat Besi (Fe) dalam Kehamilan. Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
29.ECHI. 2005. Public Health Indicator for Europe : Context, Selection, Definition
30.Pratiwi, A.H. 2012. Pengaruh Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan Anemia saat
Kehamilan terhadap Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan Nilai APGAR. Jember.
Universitas Jember. Skripsi
31.Kemenkes RI. 2012. Pedoman Perencanaan Program Gerakan 1000 Hari Pertama
Kehidupan.
33

32.Mayasari dan Humune. Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil
Berdasarkan Umur, Paritas dan Pendidikan.
33.European Integration Office. 2011. Guide To The Logical Framework Approach.

TIM PENYUSUN
A. KETUA
Yuni Dwi Kartika
B. SEKRETARIS
Ganis Rosita Wismandiri
Erfi Fauziya Rahmah
C. ANGGOTA

135070301111009
135070301111008
135070301111005

1.

Ayu Yolandha

1350703011110

2.

Lions Artha Wahana Laos

38
1350703011110

Anisah Fitriana R

39
1350703011110

4.

Sylvia Winnie Melinda

43
1350703011110

5.

Balgies Devi Fortuna

40
1350703011110

6.

Dini Ratnasari

44
1350703011110

7.

Arviana Bella Pratami

03
1350703011110

8.

Irmita Prameswari Wijayanti

06
1350703011110

9.

Desiana Firdaus

07
1350703011110

Marta Cendana Putu Suwarna

10
1350703011110

10.

34

Moh. Wahid Hidayat

11
1350703011110

12.

Armeida Pratiwi

41
1350703011110

13.

Rechta Bintang Nagari

42
1350703011110

11.

04
D. FASILITATOR
Rizty Medisa
E. PROSES DISKUSI
i Kemampuan fasilitator dalam memfasilitasi
- Mampu membimbing jalannya diskusi dengan baik. Sehingga mahasiswa
-

lebih kritis dan termotivasi


Mampu menengahi serta mengarahkan saat topik yang dibicarakan

mulai keluar dari topik bahasan


- Dapat memberikan triger agar mahasiswa berpikir kritis
ii Kompetensi/ hasil belajar yang dicapai oleh anggota diskusi
- Mahasiswa mengetahui penyebab dan dampak KEK pada ibu hamil
- Mahasiswa mengetahui nilai PHI dalam KEK dan masalah yang terjadi
-

dalam skenario
Mahasiswa mengetahui cara penyusunan intervensi di komunitas
Mahasiswa mengetahui indikator yang tepat untuk monitoring dan
evaluasi pada ibu hamil dengan status gizi KEK

35

Anda mungkin juga menyukai