Anda di halaman 1dari 4

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


MATERIAL TEKNIK
PENGUJIAN TARIK TENSOMETER

Semester : I
TOPIK
Tanggal Praktek
Nama
NIM

2 x 50 menit

: Pengujian Tarik Tensometer


: 23 September 2011
: Raditya Nugroho
: 11504241014

A. TUJUAN
Setelah selesai praktek diharapkan mahasiswa dapat :
1. Terampil mempergunakan pesawat Tensometer untuk melakukan pengujian tarik berbagai jenis dan
bentuk spesimen
2. Menganalisis dan menafsirkan data hasil observasi pengujian tarik
B. DATA PERCOBAAN
Panjang awal
Lebar
Tebal

= 150 mm
= 20 mm
= 0,5 mm

C. ANALISIS
a. Olah Data dan Hasil
Rumus perhitungan :

F
A

Tegangan ()

Regangan ( )

L
= Lo

Elastisitas ( E )

Keterangan :
: Tegangan ( Kg/mm2 )
: Regangan ( mm )

E : Elastisitas (Kg/mm3 )
F : Gaya ( N )
A : Luas penampang ( mm2 )
L : Pertambahan panjang ( mm )
Lo : Panjang mula-mula ( mm )

Perhitungan berdasarkan pengambilan titik pada grafik


F
Tegangan ()
= A

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MATERIAL TEKNIK
PENGUJIAN TARIK TENSOMETER

Semester : I

Titik 1

F
A

Titik 4

= 280 N
20.30
= 280 N
600
= 0,46 Kg/mm2

Titik 2

F
A

Titik 3

F
A

F
A

= 480 N
20.110
= 280 N
2200
= 0,21 Kg/mm2

= 430 N
20.50
= 280 N
1000
= 0,43 Kg/mm2

2 x 50 menit

Titik 5

F
A

= 480 N
20.160
= 280 N
3200
= 0,15 Kg/mm2

= 470 N
20.80
= 280 N
1600
= 0,29 Kg/mm2

L
Regangan ( ) = Lo

Titik 1

L
Lo

Titik 4

= 150 + 30
150
= 180
150
= 1,2mm

Titik 2

L
Lo

= 150 + 50
150
= 200
150
= 1,33mm

Titik 3

L
Lo

= 150 + 80
150
= 230
150
= 1,53mm

Elastisitas ( E ) =

L
Lo

= 150 + 110
150
= 260
150
= 1,73mm

Titik 5

L
Lo

= 150 + 160
150
= 310
150
= 2,06mm

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MATERIAL TEKNIK
PENGUJIAN TARIK TENSOMETER

Semester : I

Titik 1

Titik 4

= 0,46
1,2
= 0,38Kg/mm3

Titik 2

Titik 3

= 0,21
1,73
= 0,12Kg/mm3

Titik 5

= 0,43
1,33
= 0,32Kg/mm3

2 x 50 menit

= 0,15
2,06
= 0,07Kg/mm3

= 0,29
1,53
= 0,18Kg/mm3

Tegangan ()
Regangan

Titik 1
0,46 Kg/mm2
1,2 mm

Titik 2
0,43 Kg/mm2
1,33 mm

Titik 3
0,29 Kg/mm2
1,53 mm

Titik 4
0,21 Kg/mm2
1,73 mm

Titik 5
0,15 Kg/mm2
2,06 mm

()
Elastisitas

0,38 Kg/mm3

0,32 Kg/mm3

0,18 Kg/mm3

0,12 Kg/mm3

0,07 Kg/mm3

(E)

b. Pembahasan
Kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile strength)
Merupakan tegangan maksiumum yang dapat ditanggung oleh material sebelum terjadinyaperpatahan

(fracture). Nilai kekuatan tarik maksimum uts ditentukan dari beban maksiumFmaks dibagi luas penampang
awal Ao.
UTS =

Fmaks
Ao .

Modulus elastisitas (E)


Modulus elastisitas atau modulus Young merupakan ukuran kekakuan suatu material. Semakin besar

harga modulus ini maka semakin kecil regangan elastis yang terjadi pada suatu tingkat pembebanan tertentu,
atau dapat dikatakan material tersebut semakin kaku (stiff). Pada grafik tegangan-regangan, modulus kekakuan
tersebut dapat dihitung dari slope kemiringan garis elastis yang linier, diberikan oleh:
E = / atau E = tan
dimana adalah sudut yang dibentuk oleh daerah elastis kurva tegangan-regangan. Modulus elastisitas
suatu material ditentukan oleh energi ikat antar atom-atom, sehingga besarnya nilai modulus ini tidak dapat
dirubah oleh suatu proses tanpa merubah struktur bahan.
D. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan tersebut, dapat kita ketahui bahwa benda uji ini adalah benda uji yang bersifat ulet,
karena memiliki ciri grafik :
1. Tampak jelas adanya batas elastis.

Semester : I

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MATERIAL TEKNIK
PENGUJIAN TARIK TENSOMETER

2 x 50 menit

2. Beban bertambah setelah titik luluh.


3. Terjadi penurunan beban menjelang benda uji patah.
4. Benda mengalami pertambahan panjang setelah uji tarik.
E. REFERENSI
- Akhmad Herman Yuwono. Buku Panduan Praktikum Karakterisasi Material 1 (Destructive Testing).
2009. Departemen Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai