Anda di halaman 1dari 12

1.

LATAR BELAKANG
Kaligrafi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari dua suku kata yaitu kalios
(calios) artinya indah dan graf (graph) yang artinya gambar atau tulisan (Abdul
Karim Husain, 1985: 1). Syeikh Syamsuddin Al Akfani secara terminologis, seperti
yang dikutip D. Sirojuddin AR., mengatakan bahwa: Kaligrafi adalah suatu ilmu
yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara
merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Atau apa-apa yang ditulis di
atas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu
ditulis; mengubah ejaan yang perlu diubah dan menentukan cara bagaimana untuk
mengubahnya (D. Sirojuddin AR, 1985: 2).
Kaligrafi merupakan bagian dari sebuah karya seni yang unik dan artistik
dengan model variasi tulisan yang bermacam-macam . Menurut ketentuan yang
sudah baku dalam seni tulisan Arabmurni (khath Arab), dapat dikenal beberapa jenis
khat, yakni Naskhi, Tsuluts, Riqah, Ijazah, Diwani, Diwani Jali, Farisi/Taliq dan
Kufi dan karya seni kaligrafi memiliki perbedaan mendasar dengan karya seni yang
lain perbedaannya terletak pada kualitas keindahan penulisannyanya.
Didalam perkembangannya kaligrafi memiliki prospek yang bagus dan mulai
diminati di dunia bisnis internasional hal ini sesuai dengan ungkapan Ilham Taufik,
Sekretaris daerah kota tebing tinggi, selasa(28/4) beliau mengatakan bahwasanya
kaligrafi menjadi komoditas bisnis yang menguntungkan karena memiliki prospek
yang bagus di kancah internasional maupun regional. Pemerintah daerah kota tebing
tinggi berusaha meningkatkan kualitas dari kaligrafer yang telah menghasilkan
karya-karya apik dan telah di ekspor di luar negeri seperti Malaysia dan Brunei
darusalam.
Berangkat dari sebuah motifasi dan peluang bisnis yang besar mahasiswa
sebagai agent of changes yang menjadi episentrum bagi perubahan berusaha untuk
mengembangkan usaha kaligrafi dengan menggunakan bahan baku lempengan
kuningan (kalkuntren) yang harapannya nanti produk tersebut akan menjadi icon
bagi daerah dan memiliki daya saing di kancah internasional.
Berangkat dari semangat itu mahasiswa yang menjadi embrio di dalam
pengembangan usaha kaligrafi kuningan yang di kemas dalam bentuk social
1

entrepreneurship yaitu melakukan pemberdayaan masyarakat yang tujuannya tidak


hanya berorientasi untuk memperoleh keuntungan (profit oriented) semata di dalam
menjalankan bisnis kaligrafi kuningan melainkan untuk memandirikan masyarakat di
suatu daerah guna untuk memandirikan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat pada konteks ini tidak hanya berpusat pada
peningkatan kebutuhan ekonomi, akan tetapi juga kebutuhan sosial dan budaya.
Penerapan pemberdayaan berbasis sosial intrepreneurship sebagai upaya untuk
memandirikan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi, sosial, dan budaya
(ekosob).
Gagasan

kreatif

yang

ingin

disampaikan

mengenai

konsep

social

entrepreneurship di dalam penerapannya yaitu Pemberdayaan Masyarakat melalui


gerakan pemuda dengan melakukan social entrepreneurship. Kewirausaan sosial
merupakan kombinasi dari semangat besar dan misi sosial dengan disiplin, inovasi,
dan keteguhan seperti yang ada dalam dunia bisnis. Social entrepreneurship meliputi
aktifitas yang tidak sepenuhnya bertujuan mencari laba, kalaupun mencari laba maka
laba yang diperoleh adalah tetap untuk tujuan sosial, atau kombinasi diantara
keduanya. Dalam menjalankan social entrepreneurship mahasiswa sebagai agent of
change berperan sebagai motor yang melakukan pemberdayaan. Mereka membentuk
komunitas, menyusun road map kegiatan pemberdayaan dan menentukan kelompok
sasaran. Mereka tidak bekerja sendiri, ada dua sasaran yang akan menjadi partner
dalam menjalankan misi mereka. Pertama, mereka akan mengajak dan memberikan
penyadaran terhadap pemuda di lingkungan masyarakat, dapat melalui organisasi
yang disebut karang taruna. Tidak harus pemuda yang berpendidikan tinggi, akan
tetapi hal ini juga dapat menjadi ladang bagi mereka yang kurang beruntung untuk
dapat mengakses keahlian dan pengalaman baru. Kedua, pemuda harus mampu
melakukan partnership (kemitraan) dengan beberapa pihak yang mampu mendukung
tujuan dari social entrepreneurship. Selain itu pemberdayaan masyarakat ini dapat
membentuk segmentasi pasar pada produk kalkuntren kami sehingga masyarakat
akan lebih mudah mengenal produk kami

2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


A. Gambaran Umum
Peta Konsep Teknis Pelaksanaan Usaha (Kalkuntren) kaligrafi kuningan entrepreneurship
Batal
Transaksi

Tidak setuju

order

Desain
Produk/
Desain sesuai
Permintaan
Konsumen

Presentasi
Desain Produk
terhadap
Konsumen

Pelunasan sisa
pembayaran

Delivery(biaya
pengiriman
sudah masuk
dalam
perjanjian

setuju

Negoisasi dan
DP sebesar
30%

Order
PO

Quality Control

Produksi

Beli Bahan
Lempengan
Kuningan
3

Gambaran Sumber Daya Manusia


Pelaksana usaha (kalkuntren) kaligrafi kuningan entrepreneurship ini
merupakan mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas

Jember yang memiliki

usaha pembuatan kaligrafi dari bahan baku lempengan kuningan. Sumber daya
manusia yang ada sangat memadai dalam pengembangan usaha dan
manajemen ekonomi serta pemasaran. Dengan demikian unit usaha kalkuntren ini
dapat memiliki kontinuitas dari tahun ke tahun.
Gambaran Umum Usaha Kaligrafi Kuningan
kaligrafi merupakan sebuah karya seni yang memiliki nilai artistik yang
tinggi dengan berbagai macam seni dan keunikan di dalam proses pembuatan dan
hasil karyanya, ada berbagai macam kaligrafi di dalam pembuatannya salah satunya
menggunakan lempengan kuningan. Pembuatan kaligrafi dengan bahan baku
lempengan kuningan akan menghasilkan output produk dengan hasil kualitas tinggi
sehingga mampu menarik minat bagi konsumen terutama masyarakat menengah dan
menengah ke atas.
Di dalam perkembangannya bisnis kaligrafi memiliki prospek yang bagus di
dalam pemasarannya, besarnya potensi pasar di indonesia hal ini di buktikan dari
data badan pusat statistka pada tahun 2010 jumlah penduduk muslem di indonesia
sebesar 259.940.857 hal ini menjadikan potensi pasar yang sangat baik dan
menjanjikan bagi pengusaha kaligrafi. Besarnya peluang usaha menjadikan iklim
usaha kaligrafi sangat diminati dan memiliki daya tarik tersendiri selain itu kaligrafi
dengan bahan baku lempengan kuningan ini memiliki karakteristik yang unik
dibandingkan dengan kaligrafi dengan bahan baku kertas maupun kayu.
Besarnya potensi pasar kaligrafi membuat pengusaha kaligrafi berjuang keras
di dalam memenuhi pesanan dari para konsumen adapun model atau strategi
pemasaran yang kami lakukan dengan menggunakan word of mouth, mengikuti
forum-forum di internet, mengiklankan di Internet via IndonetWork dan relasi dari
teman-teman kuliah, dan mengikuti pameran-pameran di pusat seni kaligrafi selain
itu sistem marketing yang dijalankan adalah dengan sistem keagenan, artinya bahwa
kami sebagai (suplier) sekaligus pengusaha kaligrafi menerima pesanan dari para
agen pemasok kaligrafi dari bahan baku lempengan kuningan. Bagi para agen yang
4

memesan pada kami akan mendapatkan diskon sebesar 20%-35% hal ini tergantung
dari prosentase pemesanan yang dilakukan oleh agen dan diskon itulah yang akan
menjadi keuntungan bagi para agen, jika agen tersebut memiliki banyak pelanggan
maka agen tersebut akan mendapatkan keuntungan yang banyak pula.
B. Visi dan Misi
Visi dari kalkuntren ini adalah Menciptakan usaha kaligrafi kuningan
berbasis social entrepreneurship(kewirausaan sosial) berskala regional maupun
internasional.
Misi dari kalkuntren ini adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan usaha kaligrafi kuningan berbasis social entrepreneurship
(kewirausaan sosial)
b. Memberikan pemberdayaan pada masyarakat suatu daerah berupa pelatihan
pembuatan kaligrafi kuningan .
c. Sebagi wadah bagi pemuda-pemuda daerah dan masyarakat yang memiliki nasib
kurang beruntung sebagai ajang untuk mengembangkan diri dan meningkatkan
pendapatannya.

C. Manfaat
Manfaat kalkuntren (kaligrafi kuningan) ini adalah sebagai berikut:
a. Memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat.
b. Menumbuhkan jiwa social entrepreneurship pada diri pemuda-pemuda (karang
taruna) dan masyarakat yang dipelopori oleh mahasiswa
c. Menciptakan pemuda dan masyarakat mandiri dan berjiwa entrepreneur

3. TUJUAN BISNIS
Tujuan dilakukan usaha (kalkuntren) kaligrafi kuningan ini adalah sebagai
berikut:
a. Memberikan wadah bagi para pemuda dan masyarakat yang kurang beruntung
dari segi ekonomi agar bisa mandiri dan berpenghasilan cukup.
b. Menjadikan Jember sebagai pusat/sentral pengrajin kaligrafi kuningan
5

c. Memberikan pembekalan pengetahuan tentang proses pembuatan (kalkuntren)


kaligrafi kuningan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat
d. Menjalankan misi sosial dalam bentuk pelatihan untuk mengurangi angka
pengangguran pada masyarakat

4. DESKRIPSI PRODUK
Kalkuntren (kaligafi kuningan entrepreneurship) merupaka sebuah karya
seni kaligrafi dengan menggunakan bahan baku lempengan kuningan dengan
tingkat ketebalan 0,2 mili dengan karakteristik keindahan tulisan yang terlihat
timbul, di dalam perkembangannya kaligrafi kuningan mengalami banyak
perubahan tetapi tetap tidak mengurangi nilai artistik dan seninya malah menambah
variasi tulisan dan desainnya, ada dua cara pembuatan kaligrafi kuningan dengan
cara manual atau dengan menggunakan cetakan. Pembuatan kaligrafi kuningan
dengan cara manual tentu harganya lebih mahal karena nilai artistik dan seninya
jauh lebih baik dan bagus dibandingkan dengan cetakan. kaligrafi yang dibuat
dengan cetakan bentuknya stagnan dan variasi tulisan dan kualitas seninya tidak
sebagus dari hasil tangan atau pembuatan secara manual, hal ini sesuai dengan
kutipan dari seorang pengusaha kaligrafi kuningan, (Syahrul Laili 2014).
Kaligrafi kuningan (kalkuntren) memiliki banyak keunggulan di bandingkan
dengan produk kligrafi dengan bahan baku kertas ataupun kayu hal ini ditunjukkan
dengan tingkat artistik dan kerumitan di dalam pembuatannya selain itu keunggulan
dari produk kaligrafi ini terletak pada harga dan kualitas seni yang memiliki daya
tahan produk lebih tahan lama dibandingkan kertas dan kayu.
Kaligrafi kuningan (kalkuntren) yang menjadi produk kami berbeda dengan
produk kaligrafi kuningan yang ada pada pasar hal ini bisa dilihat dari desain dan
proses pembuatannya, pada produk kaligrafi kami memiliki karakteristik pada
desain dan tingkat ketimbulan pada produk kaligrafi kuningan yang di buat
sehingga hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pasar dan konsumen selain itu
kaligrafi dengan bahan baku lempengan kuningan ini relatif mudah di dalam
memperoleh bahan bakunya adapun hasil dari pembuatan kaligrafi sudah jadi dan
proses pembuatannya sebagai berikut :
6

(a)
Gambar 4.1 Proses penatahan (a)
Ada beberapa cara di dalam pembuatan kaligrafi salah satunya dengan
menggunakan metode manual di dalam proses pembuatannya, pembuatan kaligrafi
dengan cara manual dapat dilakukan dengan cara pertama yaitu membuat desain
kaligrafi di atas lempengan kuningan dengan menggunakan bolpoin merah sebagai
tahapan awal pembuatannya, fungsi dari bolpoin merah itu sebagai awal pembuatan
desain ayat kaligrafi agar terlihat timbul setelah pembuatan desain selesai rekatkan
lempengan kuningan dengan ukuran 0,2 mili pada triplek yang sudah disediakan,
tahapan yang kedua proses penatahan kaligrafi tujuannya adalah agar produk
kaligrafi yang di buat bisa terlihat lebih timbul dan halus. Setelah tahapan penatahan
gunakan braso sebagai pembersih lempengan kuningan agar terlihat mengkilat dan
terakhir finishing dengan menggunakan pilox sebagai bahan penguat lempengan
kuningan agar bertahan lama, adapun hasil dari pembuatan kaligrafi dengan
menggunakan media lempengan kuningan adalah sebagai berikut :

(a)

(b)
7

Gambar 4.2 Hasil jadi setelah penatahan (a), produk kalkuntren yang sudah jadi
(b)

5. PERENCANAAN PEMASARAN
5.1 Peluang dan Segmentasi Pasar kalkuntren
Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 Indonesia merupakan negara
moslem terbesar di dunia dengan jumlah penduduk 259.940.857 besarnya penduduk
indonesia menjadi peluang bisnis yang prospektif bagi pengusaha kaligrafi, selain
itu juga usaha kaligrafi kuningan memiliki potensi besar di indonesia. Status
indonesia sebagai negara dengan komunitas muslim terbesar di dunia membuat
produk kaligrafi sangat cocok dengan budaya masyarakat indonesia, masyarakat
membutuhkan kaligrafi untuk menunjukkan identitas mereka sebagai muslim.
Besarnya peluang pada produk kaligrafi menjadikan bisnis kaligrafi sangat
menjanjikan hal ini dikarenakan minat konsumen terhadap kaligrafi yang besar.
Berawal dari situlah pengusaha kaligrafi berjuang untuk selalu membuat desain
kaligrafi yang unik, artistik, dan tidak monoton sehingga mampu menampung dan
mencukupi kebutuhan pasar yang besar, kaligrafi dengan bahan lempengan kuningan
memiliki standart harga yang cukup tinggi sehingga sasaran/ segmen yang di jadikan
target adalah masyarakat menengah dan menengah ke atas.
Pemilihan segmentasi pasar pada masyarakat menengah dan menengah
keatas menjadikan pengusaha kaligrafi akan lebih mudah di dalam melakukan
ekspansi usaha karena dengan demikian pengusaha kaligrafi akan lebih mudah di
dalam mengelompokkan standart harga sehingga tingkat keuntungan yang diperoleh
jauh lebih banyak, selain pasarnya prospektif kompetisi di bisnis kaligrafi tidak
sekompetitor di dunia bisnis furniture sehingga usaha kaligrafi dengan bahan
lempengan kuningan bisa menjadi bisnis yang menjanjikan.
5.2 Rencana Pemasaran dan teknik pemasaran
Produk : Kaligrafi Kuningan (kalkuntren)
Place : Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat
Price : Harga menengah ke atas
8

Promotion : Promosi yang dilakukan dengan menggunakan word of mouth,


mengikuti forum-forum di internet, mengiklankan di Internet via IndonetWork dan
relasi dari teman-teman kuliah, dan mengikuti pameran-pameran di pusat seni
kaligrafi seperti Jogja dan Bali
Segmentation : Masyarakat Menengah dan Menengah ke atas
Target : Masyarakat Indonesia dengan tingkat ekonomi menengah ke atas
Positioning : Sebagai spesialis pengrajin kaligrafi dari bahan baku lempengan
kuningan dengan harga khusus masyarakat dengan pendapatan ekonomi menengah
dan menengah ke atas.
Sistem marketing yang dijalani adalah dengan sistem keagenan, artinya
bahwa kami sebagai (suplier) sekaligus pengusaha kaligrafi menerima pesanan dari
para agen pemasok kaligrafi dari bahan baku lempengan kuningan. Bagi para agen
yang memesan pada kami akan mendapatkan diskon sebesar 20%-35% hal ini
tergantung dari prosentase pemesanan yang dilakukan oleh agen dan diskon itulah
yang akan menjadi keuntungan bagi para agen, jika agen tersebut memiliki banyak
pelanggan maka agen tersebut akan mendapatkan keuntungan yang banyak pula.
6. PROYEKSI KEUANGAN
6.1 Proyeksi Harga Produksi
Tabel Bahan yang di butuhkan dalam Pembuatan Kalkuntren
No

Bahan

Jumlah

Lempengan kuningan

0.2 mili

Bolpoin merah

1 biji

Brasso

1 biji

Paku baja

1 biji

Triplek

3 mili

Pilok clear

1 biji

Palu

1 biji

Lem kuning

1 biji

No Biaya
1
Biaya tidak tetap
Palu
Penggaris panjang
Chuter
Bolpen merah
Paku baja 1 ons
Jumlah

Biaya
Biaya tetap
Lempengan kuningan
Triplek 3 mili
Braso
Bingkai
Pyloc clear
Jumlah
Total Biaya Produksi

Unit

Harga(Rp)/unit

Jumlah (Rp)

5
5
5
10
5

25.000
15.000
10.000
5000
10.000

125.000
75.000
50.000
50.000
50.000
350.000

Unit

Harga(Rp)unit

Jumlah(Rp)

50
10
50
50
50

70.000
50.000
20.000
100.000
25.000

3.500.000
500.000
1.000.000
5.000.000
1.250.000
11.600.000

Dalam menentukan harga jual Kaligrafi Kuningan ini, kami melakukan dengan
cara menyesuaikan dengan biaya yang telah dikeluarkan juga dengan perbandingan
harga di pasaran. Harga produk kami akan kami jual dengan harga Rp. 300.000
(ukuran 30x30 cm)/ 700.000 (ukuran 60x60 cm) per biji untuk distributor dan
sampai di tangan konsumen seharga Rp. 400.000,- (ukuran 30x30 cm)/ 900.000,(ukuran 50x30 cm).
6.2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
6.1.2 Gambaran Ketersediaan Bahan
Biaya bahan produksi kaligrafi kuningan dialokasikan untuk pembelian bahan
pokok dan bahan penunjang. Analisis biaya bagian ini berdasarkan target luaran yang
kami harapkan yaitu dari omset penjualan.
6.1.3 Segmentasi Pemasaran
Sasaran produk kami adalah kalangan menengah, dan menengah keatas. Usaha
produksi Kaligrafi Kuningan ini berlokasi di perum tagal gede, Jl karang setra,
Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur. Wilayah pemasaran produk kami meliputi
wilayah jember dan nantinya akan kita kembangkan lebih luas lagi dan kami juga
10

sudah memiliki link di saudi arabia dan kalimantan yang nantinya produk kami akan
kami pasarkan disana.
6.1.4 Analisis penjualan selama 1 bulan
No Produk
Jumlah
1
Kaligrafi kuningan ukuran 20
2

30x30
Kaligrafi kuningan ukuran 20

Harga satuan (Rp)


300.000

Total (Rp)
6.000.000

700.000

14.000.000

60x60
20.000.000

6.1.5 Analisa keuangan


No Uraian
1
Biaya Penjualan
2
Biaya Produksi
Laba Bersih

Biaya
20.000.000
11.600.000
8.400.000

BEP = Modal awal : Laba Bersih per bulan


=

11.600.000 : 5.048.000
= 2.298

7. ANALISIS RESIKO BISNIS


Di dalam perkembangan bisnis yang sudah terbentuk maka perlu sebuah
analisis untuk mempermudah mengevaluasi kinerja perusahaan, yaitu menggunakan
analis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman,
analisi SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan
mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor
internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities
dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis
untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan
situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah.
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
11

Strengths (kekuatan) : kaligrafi kuningan memiliki keunggulan pada output


produk yang di hasilkan karena memiliki karakteristik ketahanan pada
lempengan kuningan yang cukup lama sehingga produk kaligrafi ini tidak
akan rusak meski sudah bertahun-tahun.
Weakness (kelemahan) : kelemahan pada produk kaligrafi ini terletak pada
proses pembuatan kaligrafi hal ini bisa dilihat dari desain yang cacat pada
saat terjadi kesalahan di dalam menggoreskan bolpoint diatas lempengan
kuningan, kesalahan tersebut berdampak pada nilai ekonomis kalkuntren
Opportunities (peluang) : (kalkuntren) kaligrafi kuningan memiliki potensi
daya saing yang cukup berkompeten dan memiliki peluang besar di dalam
pemasarannya terutama di indonesia dan mampu berkembang dan bersaing
dikancah regional maupun internasional hal ini di karenakan besarnya
masyarakat muslim di dunia.
Threats (ancaman): banyaknya produk imitasi/ tiruan yang menyebabkan
menurunnya daya jual produk kalkuntren

12

Anda mungkin juga menyukai