Oleh: Kelompok 3
Chrisandy Wardana
(131810401003)
(13181040100
(13181040101
(1318104010
(131810401042)
(131810401058)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................1
1.
Morfologi Kasuari.........................................................................................1
2.
3.
Filogeni Kasuari..........................................................................................10
4.
Perilaku Kasuari..........................................................................................13
5.
Status Konservasi........................................................................................15
6.
Metode Konservasi.....................................................................................20
7.
terestrial
berukuran
tubuh
besar,
berat
merupakan
(Sumber : arkive.com)
Kasuari memiliki kepala dan leher berbulu tipis sedangkan badan berbulu
tebal: Bulu kasuari dewasa berwarna hitam legam, kaku, pendek dan
bersifat nuptial. Artinya warna pada bulu burung akan berubah seiring
bertambahnya usia. Bulu anak kasuari berwarna coklat pucat dengan garis-garis
memanjang dari kepala ke ekor berwarna coklat gelap. Perubahan warna bulu dari
coklat bergaris menjadi coklat polos terjadi pada umur sekitar 6 bulan kemudian
dari coklat menjadi warna hitam legam setelah mencapai umur dewasa kelamin
yaitu sekitar umur 4 tahun (Latch, 2007).
tanpa
lunas
(carina).
Sayapnya mengalami
reduksi
panjangnya
35
mengalami
hanya
reduksi.
cm.
hingga
Ekor
Frugivorous
yang
berkualitas tinggi dan serangga; mencerna bagian yang lunak dan tidak mencerna
bijinya. Di alam paling sering memakan buah buni dan buah batu. Burung ini
dapat mencapai umur 40-50 tahun. Telur berwarna gelap (biru tua hingga hijau tua
dan mengkilap). Walaupun tidak dapat terbang, burung ini memiliki kemampuan
lari yang relatif cepat, sekitar 40 km/jam (Shanaz dan rudyanto, 1995).
Kasuari
gelambir
ganda (
Casuarius
casuarius )
adalah
salah
satu burung dari tiga spesies Kasuari. Burung dewasa berukuran besar, dengan
ketinggian mencapai 170cm, dan memiliki bulu berwarna hitam yang keras dan
kaku. Kulit lehernya berwarna biru dan terdapat dua buah gelambir berwarna
merah pada lehernya. Di atas kepalanya terdapat tanduk yang tinggi berwarna
kecoklatan. Burung betina serupa dengan burung jantan, dan biasanya berukuran
lebih besar dan lebih dominan. Burung Kasuari mempunyai kaki yang besar dan
kuat dengan tiga buah jari pada masing-masing kakinya. Jari-jari kaki burung ini
sangat berbahaya karena diperlengkapi dengan cakar yang sangat tajam. Seperti
umumnya spesies burung-burung yang berukuran besar, burung Kasuari
Gelambir-ganda tidak dapat terbang (Shanaz dan rudyanto, 1995).
kasuari
bergelambir
tunggal
nares. Lokasi sinus infraorbital terlihat secara eksternal dan sangat terlihat pada
salah satu lubang hidung yang di pisahkan septum (Biggs, J. 2013).
Gundukan laring menuju ke dasar
orofaring. Sepasang kartilago
mengelilingi dan melindungi pembukaan celah dari glotis, yang ditutup selama
menelan makanan dan air. Trakea terdiri dari bagian dorso ventral yang pipih
dengan cincin tulang rawan yang lengkap dan menyertai esofagus melalui daerah
leher. Bronkus primer juga terdiri dari kedua cincin lengkap dan tidak lengkap.
Memiliki kantung udara yang luas dan sangat tipis umumnya kempes, meluas ke
leher, toraks, daerah dada klavikularis dan selanjutnya meluas ke tulang rusuk.
Gerak ekspansi dan kompresi dari kantung udara pada kasuari dapat dilihat
sebelum dan setelah inisiasi vokalisasi. Paru-paru terdiri sepasang yang terletak di
dalam rongga dada yang di lindungi tulang rususk. Memiliki
kecil dalam
kaitannya dengan ukuran tubuh dan di samping tulang rusuk dada. Dalam paraparu terdapat alveolus sebagai tempat terjadinya difusi oksigen dan CO 2 selama
proses respirasi (Fowler, 1991).
Tingkat pernapasan dalam keadaan istirahat kasuari dewasa pada suhu
suhu yang rendah bervariasi 10-18 napas per menit dan meningkat saat
peningkatan aktivitas. Tingkat pernapasan dapat dipantau secara visual di
beberapa burung melalui pengamatan dari gerakan dada atau gerakan halus kulit
yang menutupi sinus infraorbital (Biggs, J. 2013)
Mekanisme pernafasan saat inspirasi terjadi ketika tulang rusuk tulang
rusuk bergerak ke depan yang menyebabkan volume rongga dada membesar dan
tekanan dalam dada mengecil. Saat tekanan dalam dada mengecil udara akan
masuk melalui saluran pernapasan. Saat inilah sebagian oksigen masuk ke paruparu dan O2 berdifusi ke dalam darah kapiler, dan sebagian udara dilanjutkan
masuk ke dalam katong-kantong udara. Ketika fase ekspirasi,
tulang rusuk
kembali ke posisi semula dan rongga dada mengecil sehingga tekanan membesar.
Pada saat ini udara dalam alveolus dan udara. Pada saat melewati alveolus, O2
diikat oleh darah kapiler alveolus, dan darah melepas CO2. Dengan demikian,
pertukaran gas CO2 dan O2 dapat berlangsung saat inspirasi dan ekspirasi
(Berger, 1956).
2. Sistem Pencernaan
adalah
pembengkakan
berbentuk
gelendong
yang
Sistem Pencernaan
Burung Kasuari
Ovarium memiliki banyak folikel yang terlihat dari ukuran yang berbeda dan
tingkat kematangan berbeda pada satu waktu (Biggs, J. 2013)
Sistem genitalia jantan memiliki dua testis yang terletak dekat ginjal.
Selama musim kawin, testis meningkat 200 sampai 300 persen dalam ukuran.
Berat testis antara kana dan kiri
memiliki organ intromittent disebut sebagai phallus yang berisi rongga yang
berfungsi untuk transportasi semen dari saluran ejakulasi di kloaka dari jantan ke
kloaka betina. Phallus tegak memiliki ukuran pendek, melengkung sedikit ke kiri
dan mengecil menuju ujung. Jenis kelamin ratites dapat di tentukan pada usia
tiga bulan (Biggs, J. 2013).
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma
masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati
kloaka.
dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur
dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Pada kasuari, pengeraman dilakukan
oleh induk jantan (Berger, 1956).
atas tulang dada saat burung itu berdiri. Brakialis vena tidak mudah diidentifikasi
di ratite lainnya
umumnya ditandai dengan batas reticula besar pada dorsal tarsometatarsus. Limpa
kasuari diratakan dan berbentuk seperti poligon yang tidak teratur (Cho et al.
1984).
Secara umum tidak ada perbedaan yang jelas fisiologi burung kasuari
antara jantan dan betina. Perbedaan utama terletak pada sistem reproduksi dan
hormonal burung jantan dan betina. Perbedaan ini terkait dengan masing-masing
proses biologis yang terjadi secara internal. Reproduksi jantan dan betina di
pengaruhi
oleh hormon
yang
berbeda
yang
memiliki
peranan dalam
: Chordata
Class
: Aves
Order
: Struthioniformes
Family
: Casuariidae
Genus
: Casuarius
Spesies
: Casuarius casuarius
Casuarius casuarius ditemukan di Papua New Guinea, Indonesia, dan
Australia bagian utara sampai timur. Hewan ini ditemukan diseluruh dataran
rendah bagian utara DAS dari Vogelkop ke Semenanjung Huon. Australia terdapat
3 subpopulasi di Queensland yaitu bagian selatan dan populasi terbesar di bagian
utara Paluma dari Townsville ke Mt Amos. Dua populasi terdapat di bagian Utara
Cape York Peninsula salah satunya di McIlwraith dan utara ke Sungai Pascoe,
yang lain di Jardine River National Park and Heathland Resources Reserve.
Indonesia terdapat di Papua dan pulau-pulau disekitarnya (Pulau Seram dan Aru).
10
http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22678108
Berdasarkan klasifikasi dalam buku J.E Webb et.al pengelompokan aves
lebih ditekankan pada filogenetiknya, tingkah laku, dan ekologinya. Pertama
perbedaan burung yang dapat terbang dan tidak dapat terbang. Kedua berdasarkan
tipe anak yang baru menetas dibedakan atas precoccial dan altricial. Precoccial
ditunjukan pada anak burung yang dapat segera meninggalkan sarang setelah
menetas untuk mencari makanan misalnya pada anak ayam atau bebek. Altricial
ditunjukan anak burung setelah menetas masih tidak berbulu, belum dapat berdiri,
tetap tinggal di dalam sarang dan makanan diperoleh dari induknya seperti pada
11
burung laut. Bagian ketiga adalah burung yang hinggap atau bertengger yang
dibedakan berdasarkan makanannya yaitu predator dan pemakan udara (aerial
feeders), kecuali Pssseriformes yasng dikelompokkan sebagai burung arboreal
(hidup di pohon) (Soesilawaty, 2015).
https://marnixbirdgallery.wordpress.com/phylogeny-of-birds-nature/
12
13
b. Predator
Burung Kasuari telah beradaptasi dengan lingkungan hidupnya tanpa perlu
untuk terbang. Predator alami dari Kasuari termasuk buaya, python, dingo dan
Quoll. Namun, efek dari hewan-hewan ini minim . Ancaman yang lain yaitu
biasanya datang dari manusia dan mamalia predator seperti anjing hutan, rubah,
dan kucing liar yang sering mengendap-ngendap mencuri telur dan merusak
sarang mereka (Bentrupperbumer 1998).
c. Kompetitor
Babi adalah masalah yang besar bagi burung Kasuari. Babi merupakan
ancaman dengan merusak sarang dan telur. Namun ancaman terburuk lain bagi
babi adalah kompetitor atau pesaing untuk makanan yang bisa menjadi bencana
besar bagi kasuari selama masa kurang pangan. Babi juga menggunakan dan
mencemari sumber air. Selain itu anjing juga merupakan risiko besar. Seekor
kasuari dewasa biasanya bisa mendapatan makanan lebih baik dari anjing tetapi
kasuari yang masih muda beresiko dikalahkan anjing dalam kompetisi makanan.
Anjing mengejar burung kasuari menjauh dari sumber makanan yang potensial di
daerah pinggiran (Bentrupperbumer 1998).
d. Perilaku sosial
Burung kasuari umumnya soliter dan biasanya menghindari interaksi
dengan burung lain.Burung jantan menjaga wilayah teritorial dan mencari makan
serta akan menantang burung lain yang datang ke daerah mereka. Burung betina
dapat bergerak melintasi wilayah jantan dan menggunakan ukuran tubuh yang
lebih besar untuk mendominasi burung jantan di luar musim kawin. Burung
jantan jarang melawan, lebih memilih untuk mencoba dan mengintimidasi musuh
mereka dengan mengangkat bulu mereka, membuat suara gemuruh yang kecil,
atau menghentakkan kaki mereka. Namun, jika gagal, mereka akan menyerang
satu sama lain, menendang dengan kedua kaki (Warsono,2002).
e. Pertahanan diri
Burung
Kasuari
beradaptasi
dengan
sempurna
untuk
kehidupan
tersembunyi dalam semak belukar lebat di hutan tropis. Tutup kepala, bulu-bulu
kasar dan sayap kerdilnya yang melengkung di bawah tubuh untuk melindungi
sisi tubuh, diciptakan sedemikian rupa untuk menghindari adanya luka saat
14
menembus vegetasi lebat. Kaki kaki yang kuat dapat membawa burung ini lari
dengan cepat (kecepatan lari yang pernah tercatat mencapai 50 km/jam). Karena
kegesitannya, bukti keberadaan mereka seringkali hanya dapat dilihat dari sisasisa
kotoran berwarna-warni (karena memakan buah) dan jejak tiga jari seperti
dinosaurus di dasar hutan yang berlumpur (Bentrupperbumer 1998).
5. Status Konservasi
15
17
tertarik ke jalan oleh orang-orang memberi mereka makan atau melempar sampah
dari kendaraan (Bentrupperbumer 1998).
Kematian di jalan cenderung memiliki dampak yang sangat signifikan
terhadap populasi burung kasuari. Sampai tahun 2001 tercatat 76 persen dari total
kematian kasuari akibat kecelakaan kendaraan. Mengingat bahwa kasuari
merupakan hewan yang reproduksinya lambat dengan perilaku parental care yang
lama dan bertahan hidup remaja yang rendah, setiap kematian jalan burung
dewasa berpotensi dapat mempengaruhi dinamika populasi dan kesehatan
reproduksi populasi (Bentrupperbumer 1998).
3. Serangan dari Anjing
Anjing tak terkendali dan liar penyebab utama kematian kasuari, terutama
di daerah dekat pembangunan perumahan. anak dan kasuari remaja yang cukup
kecil dibunuh oleh anjing. Namun, kumpulan anjing juga membunuh kasuari
dewasa, mengejar mereka sampai mereka habis, kemudian menyerang mereka.
Anjing juga secara tidak langsung mempengaruhi kasuari melalui kehadiran
mereka, mempengaruhi makan, gerakan dan perilaku umum dari burung. anjing
domestik juga dapat menyerang dan membunuh kasuari ketika mereka berjalan ke
daerah pinggiran kota mencari makanan atau air. (Bentrupperbumer ,1998).
4. Babi
Babi menyebabkan gangguan terhadap hutan hujan dan bersaing dengan
kasuari untuk buah yang jatuh. Babi memakan telur burung kasuari dan
menghancurkan sarang. kegiatan pengendalian babi juga dapat membahayakan
kasuari, terutama ketika anjing dilepaskan untuk berburu babi, dan akhirnya
menemukan dan menyerang kasuari sebagai gantinya. Babi menurunkan habitat
dan kualitas air oleh berkubang dan perakaran sekitar sungai dan rawa-rawa.
Sebagian kasuari tergantung pada air segar untuk minum sehari-hari dan mandi
perubahan
ketersediaan
air
dan
kualitas
bisa
mengancam
populasi
(Bentrupperbumer, 1998)
5. Interaksi dengan Manusia
Pemberian makanan kepada kasuari beresiko untuk kasuari dan manusia,
dan meskipun ilegal, orang masih memberi mereka makan. kasuari liar
18
menyebabkan gangguan yang cukup besar dan luas untuk habitat burung kasuari;
Topan Winifred pada tahun 1986 dan siklon Larry pada tahun 2006. Meskipun
pemulihan vegetatif hutan muncul cepat ,kebakaran dan gulma invasi di daerah
yang terganggu berpotensi menempatkan habitat pada risiko lebih lanjut dari
degradasi. Peristiwa topan akan terus mempengaruhi populasi burung kasuari.
19
Terutama populasi yang kecil dan fragmentasi populasi yang rentan terhadap
ancaman yang ditimbulkan oleh pembangunan, isolasi dan tekanan lainnya
(Webb, 1958)
Ancaman Khusus
Burung kasuari gelambir ganda (Casuarius casuarius Linn 1758) adalah
salah satu jenis satwa burung yang dapat dijumpai di kawasan hutan Papua.
Burung jenis ini hidup di lantai hutan untuk mencari makan maupun beraktifitas
lainnya. Di Indonesia dan Papua New Guinea, spesies ini sangat diburu, ditangkap
dan diperdagangkan dekat dengan daerah penduduk, menjadi nilai pentingnya
budaya, dan merupakan sumber makanan utama bagi masyarakat subsisten spesies
ini diperdagangkan di tingkat sub-nasional untuk memasok pasar di daerah yang
lebih padat penduduknya .Peningkatan populasi manusia dan penyebaran senapan
yang digunakan untuk tekanan berburu memperburuk pada spesies (Johnson et al.
2004).
Keberadaan satwa ini selalu menjadi incaran para pemburu untuk diambil
telur, daging maupun bulunya sebagai pelengkap aksesoris pakaian adat. Tidak
semua suku yang ada di Papua memanfaatkan burung sebagai pemenuhan
kebutuhan protein hewani maupun sebagai pelengkap aseksoris pakaian adat.
(Warsito dan Bismark, 2012).
6. Metode Konservasi
A. Konservasi Ex Situ
Shanaz dan Rudyanto (1995) mengatakan bahwa burung kasuari
merupakan salah satu jenis burung yang rentan kepunahan karena selalu diburu
untuk diambil bagian-bagian tubuhnya. Hal ini dipercepat lagi dengan rusaknya
habitat alami, sebagai dampak dari pembalakan liar, kebakaran hutan, bencana
alam dan konversi hutan menjadi areal untuk pemanfaatan lain seperti
perkebunan, pertambangan, transmigrasi dan pemukiman penduduk (Warsito dan
Bismark, 2012).
Nandika (2005) mengatakan bahwa laju perusakan hutan di Indonesia
dalam kurun waktu 25 tahun terakhir mencapai 0,9 juta hektar pertahun, Program
20
21
pengembangan
populasi
di
alam
agar
tidak
punah.
Kegiatan
22
23
dikebun
binatang
ataupun
dikembalikan
dihabitat
aslinya
Pemulihan
untuk
kasuari
menetapkan
tindakan
untuk
24
untuk mengembalikan habitat burung kasuari pada lahan yang dibuka, dan
menciptakan koridor antara patch yang ada habitat (
Perencanaan pemerintah daerah juga dapat digunakan untuk melindungi
habitat burung kasuari. Departemen Lingkungan dan Warisan Perlindungan telah
memetakan habitat burung kasuari itu sebagai satwa yang dilindungi. Informasi
ini kemudian dapat dipertimbangkan ketika menilai perkembangan masa depan
hewan tersebut. Sebuah metode untuk memperkirakan kelimpahan kasuari dari
materi genetik sedang dikembangkan oleh CSIRO. Karya terbaru telah
menunjukkan bahwa sel-sel dari lapisan perut dari kasuari yang pingsan di scats ,
sehingga dengan mengumpulkan scats ini, dan menganalisis sel-sel yang
ditemukan di dalamnya, dimungkinkan untuk mengidentifikasi jenis kelamin dan
kode genetik dari setiap burung. Hasil ini mungkin membantu untuk
memperkirakan ukuran populasi, serta seberapa jauh burung bergerak dan pola
peternakan mereka (
D. Perlindungan Kasuari
Setiap orang dapat membantu melindungi kasuari yang tersisa. Apabila
tinggal atau mengunjungi wilayah Kasuari, hal yang harus dilakukan adalah:
-
25
Dilakukan penangkaran
Kegiatan penangkaran dan koleksi sebagaimana diatur dalam PP 8 Tahun
1999 merupakan bagian dari upaya pemanfaatan jenis flora-fauna liar dengan
tujuan agar dapat didayagunakan secara lestari untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Pemanfaatan jenis flora-fauna liar dilakukan dengan
mengendalikan pendayagunaan jenis flora-fauna atau bagian-bagiannya serta
hasil daripadanya dengan tetap menjaga keanekaragaman jenis dan
keseimbangan ekosistem (Setio, 2000).
Pengelolaan penangkaran Casuari ini harus ditangani oleh suatu lembaga
konservasi yang tata cara dan institusinya diatur oleh pemerintah (dalam hal
ini oleh Menteri Kehutanan). Lembaga konservasi yang dimaksud dalam PP
No. 7 Tahun 1999 ini di antaranya dapat berbentuk: Kebun Binatang, Musium
Zoologi, Taman Satwa Khusus, dan Pusat Latihan Satwa Khusus (Setio,
2000).
Adanya status perlindungan. Semua jenis kasuari telah masuk dalam daftar
jenis yang dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7
tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa. Dengan status tersebut
maka setiap orang yang tidak boleh berburu, menyimpan, memiliki,
mengangkut burung kasuari dan atau bagian-bagiannya.
DAFTAR PUSTAKA
26
Species
2012:
e.T22678108A40066070.
http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.20121.RLTS.T22678108A40066070.
en [ diakses tanggal 11 Mei 2016]
Crome, F,H,J. 1993. A catalogue of important Cassowary populations in the Wet
Tropics. Unpublished report to the Wet Tropics Management Authority.
Daszak, P., Cunningham, A.A. and Hyatt, A.D. 2000. Emerging infectious
diseases of wildlife threats to biodiversity and human health. Science
287: 44349
Garnett, S. T.; Szabo, J. K.; Dutson, G. 2011. The Action Plan for Australian
Birds 2010. CSIRO Publishing, Collingwood.
Johnson, A.; Bino, R.; Igag, P. 2004. A preliminary evaluation of the sustainability
of cassowary (Aves: Casuariidae) capture and trade in Papua New
Guinea. Animal Conservation 7(2): 129-137.
27
Latch, P 2007. National recovery plan for the southern cassowary Casuarius
casuarius johnsonii.. Report to the Department of the Environment,
Water, Heritage and the Arts, Canberra.
Moore, L.A. and Moore, N. J. Pty. Ltd. 2001. The Cassowaries of Mission Beach.
Report to the Wet Tropics Management Authority.
Nandika, D. 2005. Hutan bagi ketahanan nasional. Cetakan pertama Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Oktovina Eryanan. 2006. Ekspose Hasil-Hasil Penelitian. Balai Litbang
Kehutanan Papua dan Maluku. Manokwari.
Romer, L. 1997. Cassowary Husbandry Manual, Proceedings of February 1996
Workshop. Currumbin Sanctuary, Currumbin.
Setio, P. 2000. Teknik penangkaran burung langka di Irian Jaya. Laporan Tahunan.
Tidak Diterbitkan.
Setter, M., Bradford, M., Dorney, B., Lynes, B., Mitchell, J., Setter, S. and
Westcott, D. 2002. Pond apple are the endangered cassowary and feral
pig helping this weed to invade Queenslands Wet Tropics? 13th
Australian Weeds Conference Papers and Proceedings, Fremantle, Perth.
Plant Protection Society of WA.
Shanaz, J. P. Jepson dan Rudyanto. 1995. Burung-burung terancam punah di
Indonesia. PHPA Birdlife Internasional Indonesia Programme. Bogor.
Shanaz, J. P. Jepson dan Rudyanto. 1995. Burung-burung terancam punah
di Indonesia. Bogor : PHPA Birdlife Internasional Indonesia Programme.
Soesilawaty
S.A
.2015.
Materi_pembelajaran_zoologi_vertebrata/aves.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19590401
1983032 [ diakses yanggal 11 Mei 2016 ].
28
29