ANODIZING
ANODIZING
Pengertian Anodizing
Anodizing adalah sebuah proses elektrokimia yang bertujuan untuk
mempertebal atau memperkuat lapisan protektif alami pada logam.
Lapisan anodik adalah bagian dari logam yang dilapisi, namun memiliki
struktur berpori yang memberikan reaksi sekunder seperti pewarnaan.
Proses ini juga dapat mengubah permukaan logam menjadi lebih dekoratif,
andal, tahan terhadap korosi. Aluminium adalah logam yang paling sesuai
untuk anodizing. Logam non-ferrous lainnya yang dapat dipergunakan
untuk anodizing adalah magnesium dan titanium.
Berikut adalah kelebihan proses pelapisan logam dengan cara
anodizing :
Keandalan
Pada umumnya produk yang mengalami anodisasi memiliki umur pakai
yang lebih lama dan memiliki keandalan yang baik. Hal ini merupakan
implikasi positif dari sifat lapisan yang terikat dengan kuat dengan substrat
logam dasarnya.
Stabilitas warna
Warna yang diaplikasikan pada lapisan hasil anodisasi tahan terhadap sinar
pemindahan,
instalasi,
atau
bahkan
kesalahan
akibat
Estetika
Anodizing dapat menghasilkan kilap yang sangat baik dan juga pilihan
warna yang menarik. Tidak seperti proses surface treatment lainnya,
AC anodizing
AC anodizing adalah anodizing yang menggunakan arus bolakbalik (alternating current). Proses pembentukan oksida pada AC
anodizing lebih lambat daripada DC anodizing karena polaritas positif dan
negatif power supply bergantian secara cepat. Anodizing tipe ini sering
digunakan dengan tujuan memperoleh hasil pelapisan dengan kekerasan
rendah. Aplikasi anodizing tipe ini adalah pada pembuatan aluminium foil.
Apabila pembuatan aluminium foil dilakukan menggunakan DC
anodizing, maka akan diperoleh hasil anodizing dengan kekerasan tinggi
yang mengakibatkan aluminium foil akan patah jika di tekuk atau di rol.
Apabila pembuatan aluminium foil ini dilakukan dengan menggunakan
AC anodizing maka akan diperoleh aluminium foil dengan sifat tahan
tekuk dan rol.
DC anodizing
DC anodizing adalah anodizing yang menggunakan arus searah
(dirrect current). Proses pembentukan oksida pada DC anodizing lebih
cepat daripada AC anodizing karena polaritas positif power supply selalu
berada pada benda kerja. Anodizing tipe ini sering digunakan dengan
tujuan memperoleh hasil pelapisan dengan kekerasan tinggi. DC anodizing
dapat dilakukan dengan dua metode yaitu continuous anodizing dan pulse
anodizing.
a
Continuous anodizing
Continuous anodizing adalah jenis anodizing yang paling sering
dilakukan. Continuous anodizing dilakukan dengan besar arus yang
dialirkan saat proses anodizing dijaga konstan.
Pulse anodizing
Pulse anodizing adalah jenis anodizing yang dilakukan dengan rapat
arus naik turun secara periodik seperti gambar 1. Pulse anodizing ini
dilakukan dengan merubah rapat arus yang diberikan secara cepat.
Dengan demikian pada saat On Time (t1), pembentukan lapisan oksida
akan lebih banyak terjadi karena memiliki arus yang paling tinggi.
Sedangkan pada saat Off Time (t2) , tidak ada pemberian arus, untuk
mencegah panas yang ditimbulkan selama arus yang mengalir (joule
heat), panas yang terjadi akan memicu proses peluruhan yang semakin
cepat dan menyebabkan lapisan yang terbentuk porositasnya semakin
besar.
keterangan :
ip = arus puncak (A)
iav = arus rata-rata (A)
ton = waktu arus dialirkan (detik)
toff = waktu arus diputus atau arus tidak dialirkan (detik)
Perhitungan On Time dan Off Time dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan berikut :
1
t1 t 2
(1)
keterangan :
t1 = On Time (detik)
t2 = Off Time (detik)
f = frekuensi (Hz)
Maka, nilai Off Time dapat ditentukan dari nilai On Time dengan
persamaan:
t2
1 ft1
f
(2)
Misal, jika pada t1 diketahui nilai On Time adalah 0,1 detik dan
frekuensi yang digunakan adalah 6Hz, maka nilai Off Time adalah:
t2
1 ft1 1 6 x 0.1
0.07
f
6
detik
Duty cycle
Duty cycle dapat diartikan proporsi arus yang dialirkan selama satu detik
pada metode pulse.
Dapat dilihat pada rumus :
t1
t1 t 2
x 100 %
(3)
keterangan :
t1 dan t2 dalam satuan milli - detik.
Maka, nilai duty cycle untuk frekuensi 6 Hz, on time 0,1 detik dan off time
0,07 adalah 60 %.
Pada kenyataanya, proses pulse anodizing tidak dapat terjadi dengan ideal.
Ketika arus terletak pada titik paling rendah (i2) dan menuju ke titik paling tinggi
(i1), kenaikan arus tidak bisa terjadi seketika. Sedangkan penurunan arus dari i1
menuju i2 dapat turun secara drastis. Proses Pulse Anodizing aktual dapat dilihat
pada gambar 2.
Tipe-Tipe Anodizing
Terdapat 3 (tiga) tipe anodizing yang paling umum digunakan antara lain :
4 Proses Anodizing
Terdapat 6 (enam) langkah dasar dalam proses anodizing. Langkah-langkah
tertentu tidak dibutuhkan bergantung pada tipe paduan logamnya. Semakin
lama waktu anodizing, semakin dalam permukaan yang teretsa. Berikut adalah
langkah-langkah umumnya :
1
Celupkan bagian logam ke dalam larutan non-etch cleaner pada 55
2
dianodisasi
agar
diperoleh
hasil
akhir
yang
dibersihkan
tidak
boleh
disentuh
dengan
larutan asam sulfat, asam kromat atau campuran asam sulfat dan asam
oksalat.
t : tebal lapisan
yang
teroksidasi
A. Permukaan alumunium sebelum proses
oksidasi anoda
t : tebal lapisan
t : oksida 2 kali t
B. Permukaan anodisasi alumunium yang menunjukkan
lapisan oksida
Gambar 8. Perubahan Tebal Lapisan Pada Proses Anodizing
Alumunium
Selama proses oksidasi anoda permukaan alumunium dirubah
menjadi oksida alumunium. Ketebalan oksida kurang lebih dua kali
alumunium yang hilang. Lazimnya oksidasi anodik menggunakan asam
sulfat, karena selain murah mudah untuk dikontrol, dan hasil pelapisannya
mempunyai sifat astetik dan fungsional yang luas. Proses anodisasi
2
dilakukan pada suhu 21C, rapat arus 130 - 260 A/m dan tegangan antara
12 - 22 V.
Ketebalan lapisan oksidasi naik sejalan dengan lamanya
oksidasi berbalikan dengan, apabila suhu dinaikkan ketebalan menurun.
Naiknya suhu mengakibatkan porositas bertambah dan kehilangan
ketahanan abrasi. Beberapa manfaat dari oksidasi anoda alumunium antara
lain :
1. Meningkatkan ketahanan korosi.
2. Meningkatkan adhesi cat.
3. Sebagai alat untuk pelapisan lebih lanjut.
4. Memperbaiki penampilan.
5. Meningkatkan isolasi listrik.
6. Memungkinkan penggunaan lithografi dan photografi.
7. Memperbesar emisivitas.
8. Meningkatkan ketahanan abrasi.
9. Mendeteksi daerah peka retakan.
Larutan elektrolit lain yang digunakan dalam oksida anoda:
a. Asam kromat
lapisanya buram, terbatas untuk ketebalan maksimum sekitar 10 m
dan jarang digunakan untuk keperluan dekorasi. Fungsinya untuk
alas cat khususnya pada peralatan militer.
b.Asam fosfat
Biasanya digunakan sebelum lapis listrik yaitu pada proses
pengerjaan awal. Hasilnya sangat porous dan menyediakan dasar
locking mekanis untuk lapis listrik.
c. Asam oksalat
Hasil lapisan yang berwarna kuning yang kadang lebih keras dari
hasil asam sulfat, digunakan untuk anodisasi yang tebal.
d.Asam sulfonat
Kombinasi dengan asam sulfat digunakan untuk ngembangkan
anodik warna terpadu pada logam paduan. Perunggu, emas,
kelabu dan
hitam adalah warna yang dapat
diperoleh.
e. Asam borak
Digunakan dalam lapis tanggul untuk kepasifan listrik, asam sitrat
dan tartrat digunakan juga.
6
dengan
larutan elektrolit asam sulfat maka katoda akan bermuatan negatif dan
anoda akan bermuatan positif. Asam sulfat akan terurai menjadi kation H +
dan ion SO42-. Kation kation H+ akan bergerak menuju katoda dan di sisi
lain akan dinetralkan oleh elektron elektron katoda sehingga akan
terbentuk gas H2.
6H+ + 6e 3 H2(g)
Al pada anoda akan terurai menjadi ion Al3+ dan bergerak ke katoda.
2Al 2Al3+ + 6e Karena ion positif Al3+ tidak tereduksi pada katoda, reaksi yang terjadi :
3H2O + 3e- 3OH- + 3/2H2 (g)
Demikian juga pada ion SO42- tidak teroksidasi pada anoda, reaksi diganti
oleh :
3H2O 6H+ + 3O2Pada permukaan anoda (antara logam dan lapisan barier) gambar 6, terjadi
reaksi antara ion Al3+ dengan oksida atau hidroksida untuk menghasilkan
aluminium oksida (ion hidrogen akan terlepas menuju larutan dan
membentuk gas H2).
2 Al3+ + 3O2 Al2O3
2 Al3+ + 3OH Al2O3 + 3H+
Sehingga didapatkan reaksi keseluruhan:
2 Al + 3 H2O Al2O3 + 6H+ + 6e
Ketebalan lapisan oksida yang dihasilkan dari proses anodizing,
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain, jenis larutan elektrolit,
current density, durasi proses anodizing, dan lain lain. Pada gambar 10
dijelaskan tentang pengaruh current density (rapat arus) terhadap
pertumbuhan lapisan oksida dimana secara teori peningkatan ketebalan
akan terjadi secara konstan sedangkan pada kenyataannya peningkatan
ketebalan akan semakin berkurang, hal ini dipengaruhi oleh adanya
peluruhan local Joules heating
density yang terlalu besar.
Density
Gambar 11. Mekanisme Pembentukan Lapisan Oksida
dilakukan sealing.
b
Lapis listrik.
tetapi
prinsipnya
seperti
pada
lapis
listrik.
Sealant yang luas digunakan ada1ah air murni atau air distilasi yang
rendah kandungan padatan dan bebas dari fosfat, rilikat, fluorit,
dan klorit. Suhu yang digunakan untuk sealing 90-100 C Pada
suhu rendah butuh waktu sealing yang lebih lama. Waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai boehinite pada suhu dibawah 65C
sampai tak terhingga. Untuk pelayanan hidrasi pH sealing harus
5,5- 6,5 natrium asetat digunakan untuk kontrol pH. Waktu
sealing untuk tebal 2,5 um kurang lebih 10 menit, waktu bisa
mencapai 60 menit untuk ketebalan diatas 65 mikro mill. Surfactan
bisa juga digunakan agar endapan dapat halus. Beberapa macam
sealing yang lain adalah :
1. Nikel asetat.
2. Dikromat.
3. Silikat.
4. Bahan organic.
5. Teknik penguapan.
6. Sealing ganda.
9
-
Metode-metode Anodizing
Continuous Coil Anodizing
Digunakan untuk menghasilkan lapisan anodik dengan karakteristik
sebagai berikut :
o High volume
o Coiled sheet
o Foil
o Products with less severe forming
Kelebihan menggunakan metode ini adalah :
o Logam dan lapisan yang dapat digunakan lebih beragam
o Dapat dibentuk ketebalan yang lebih bervariasi
o Memerlukan lebih sedikit material handling
o Ketepatan dan keseragaman warna
o Cost effective
Kekurangan metode ini adalah :
o Bagian yang mengalami proses stamping tidak dapat terlapisi
Sheet Anodizing
Dapat digunakan untuk benda-benda yang ukurannya sangat lebar dan
besar. Atau dapat juga untuk diaplikasikan pada produk yang diproduksi
secara massal.
Kelebihan metode sheet anodizing adalah :
o Membutuhkan tahap yang lebih sedikit
o Lapisan yang terbentuk dapat lebih tebal dan tetap baik
o Dapat melapisi bagian-bagian sudut
Kekurangan metode ini adalah :
o Kurangnya variasi warna
o Membutuhkan biaya yang lebih besar
o Ketebalan yang dihasilkan tidak merata
Batch/Piece Anodizing
Dapat digunakan pada benda-benda yang diberi pengerjaan atau
pembentukan. Biasanya digunakan pada produk seperti ekstrusi dan benda
coran.
Kekurangan metode ini adalah :
o Kurangnya variasi warna
o Memerlukan penanganan material yang lebih baik
o Biaya yang lebih besar
10 Aplikasi Anodizing
Anodizing banyak digunakan pada peralatan sehari-hari. Pada
umumnya dilakukan untuk tujuan dekoratif selain untuk melindungi
logam dari degradasi. Berikut adalah contoh gambar-gambar peralatan
yang dianodisasi.
REFERENSI
Davis, Joseph R. (1993). Aluminum and Aluminum Alloys (4th ed.). T. Kyotani, L.
Tsai, and A. Tomita, Chemistry of Materials, Vol. 8, p 2109, 1996
Fontana, M. G. (1987). Corrosion Engineering. Singapura: McGraw Hilll Book
Company.
http://www.anodizing.org/Reference/reference_guide.html
http://www.defelsko.com/applications/anodizing/Anodizing.htm
https://www.scribd.com/doc/47312729/Anodizing
https://www.scribd.com/doc/11501668/Anodising-alumunium#download
http://www.wartasaranamedia.com/pengertian-anodizing-anodisasi-2/