Trauma Dada
Trauma Dada
Ns.Sunardi.,M.Kep.,Sp.KMB
10/22/08
Ns.Sunardi
10/22/08
Ns.Sunardi
TUMPUL
- PUKULAN LANGSUNG
- KOMPRESI
- PUNTIRAN
- DESELEASI
TAJAM
-TUSUKAN
- TEMBAKAN
10/22/08
Ns.Sunardi
Ns.Sunardi
Ns.Sunardi
Emfisema subcutis
Laserasi pada larings/esophagus, dapat mengakibatkan
udara masuk ke mediastinum dan leher dan udara ini
mengalir lewat planus fasialis menimbulkan emfisema
subkutis yang luas
Laserasi pada pleura parietalis (patah iga) dengan
pneumotorak enfisema subcutis dada
Masuk ke periorbita, sehingga kelopak mata sulit dibuka,
ke bawah bisa meluas ke perineum dan skrotum
Evaluasi luasnya enfisema perlu dilakukan dengan
memberikan tanda
Bila emfisema tidak bertambah udara diserap oleh
tubuh, pada pasien dengan ventilator lakukan
dekompresi mediastinum
10/22/08
Ns.Sunardi
Trauma pleura
Pneumotoraks
Robekan pleura viseralis/parietalis udara akan masuk ke ronnga
pleura
Pneumotoraks tertutup, terbuka dan tension
Trauma tumpul patah tulang melukai pleura dan parenkin paru,
robekan trakeobronkial perlu WSD walaupun kecil
Terbuka luka terbuka dinding dada & udara kesedot ke rongga
torak (segera tutup)- WSD, tutup luka setelah pasien stabil
Tension pneumotorak, jenis tertutup dan progresif, dapat terjadi
kolap paru dan bergesernya mediastinum.
Dapat menyebabkan gangguan kardiovaskuler dan syok.
Penangganan cepat, segera, sambil menunggu pasang WSD
lakukan pungsi pleura dengan kateter vena (abokat)
Komplikasi empiema, disamping disertai hemotoraks atau
kilotorak
10/22/08
Ns.Sunardi
Hemotorak
Terjadi sering karena adanya ruptur a.interkostalis,
darah di rongga torak menekan pada paru
Kolaps/atelektasis, jantung dan mediastinun, tergantung
banyaknya volume darah.
Penanganan pasang WSD
Apabila darah keluar lebih dari 400 cc/2 jam/lebih dari
500 cc dalam 1 jam pertama setelah wsd,
bertambah /jam lakukan operasi
Empiema:
Hemotorak kronik terinfeksi atau WSD/pungsi pleura
tidak steril
Penatalaksanaan WSD dan antibiotik sistemik, bila gagal
lakukan dekortikasi
10/22/08
Ns.Sunardi
10
Jejas paru
Dapat terjadi peradangan; sebab benturan
tumpul, eksudasi inflamasi dari komponen dan
sel radang alveolar & parenkim paru
(pneumonitis)
Bila murni jejas paru dalam 1 2 hari gambaran
pada foto torak akan membaik/normal paling
lama hari 10
komplikasi; pneumonitis, abses paru &
empiema, bisa juga terjadi kista paru
(udara/darah) atau kedua2nya fokus
infeksi/hemoptisis
10/22/08
Ns.Sunardi
11
10/22/08
Ns.Sunardi
12
Pengkajian
Riwayat Trauma: kecelakaan, kejadian, jenis trauma
(tajam,tumpul,jejas,tusukan,tembakan, dsb)
Terlihat ulang menonjol keluar, luka terbuka
Keluhan: adanya nyeri, makin bertambah,
berkurang, sesak napas,frekwensi napas,
apnue,gerakan dinding dada, perubahan pola napas
Agitasi, sianosis,tanda hipoksemia
Rongga thorax > pada satu sisi, deviasi trakea
TD menurun nadi lemah & cepat, kulit dingin dan
distensi vena leher (peningkatan CVP) atau tandatanda syok
10/22/08
Ns.Sunardi
13
Pemeriksaan fisik
Inspeksi:
Gerakan dinding dada tidak simetris, tampak gerakan otot bantu
pernafasan
Adanya perdarahan, perubahan bentuk dada, edema/bengkak, jejas
dll
Adanya luka terbuka, tusukan dll.
Sianosis, pucat, tanda2 syok
Auskultasi:
Ronki basal, whessing, edema paru, krakles, suara isapan
penurunan atau suatu napas tension pneumothoraks
Palpasi:
Nyeri tekan, bunyi kripitasi (subkutis), tambah nyeri saat gerak,
deviasi traken (pergeseran mediastinal)
Perkusi:
Sonor, hiperesonon, pekak
10/22/08
Ns.Sunardi
14
Pemeriksaan penunjang
Thorak foto: tampak adanya gambaran
medistinal shif, warna putuh/bercak
merata pada semua lapang paru, Edema
paru.
Bronkoskopi, endoskopi, arteriografi
MRI, CT Scan
Laboratorium darah: lengkap, elektrolit
10/22/08
Ns.Sunardi
15
Diagnosa keperawatan
Gangguan pola napas b.d penurunan pengembangan
paru
Gangguan bersihan/kepatenan jalan napas b.d
akumulasi sekret/darah, udema jalan napas.
Gangguan pertukaran gas b.d penumpukan cairan
dialveolus, penurunan membran efektif pertukaran gas
Gangguan perfui jaringan b.d ketidaksesuaian suply dan
demand oksigen, penurunan komponen darah
Penurunan curah jantung b.d gangguan kontraktilitas
jantung, penurunan volume intravaskuler
Nyeri b.d adanya kerusakan jaringan
10/22/08
Ns.Sunardi
16
Ns.Sunardi
17